Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 7, Juli 2022
PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN STAKEHOLDER
TERHADAP STAKEHOLDER
ENGAGEMENT PADA PROGRAM CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDONESIA COMNETS PLUS (ICON+)
Fakultas Komunikasi Bisnis, Universitas ������������Telkom, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Penelitian ini memiliki fokus penelitian untuk dapat
mengetahui pengaruh implementasi strategi manajemen
stakeholder terhadap stakeholder
engagement pada program
corporate social responsibility
CSR PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa pengaruh yang terjadi pada manajemen stakeholder pada
stakeholder engagement. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode
kuantitatif, dengan Teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. Sampel yang
diambil dengan teknik random sampling dengan jumlah
keseluruhan responden sebanyak 100 orang stakeholder. Selanjutnya, teknik
analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear sederhana. Sehingga berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis uji T adalah
pengaruh variabel X yaitu manajemen
stakeholder. Sedangkan
variabel Y yaitu stakeholder
engagement. Hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa implementasi
strategi manajemen stakeholder dapat
meningkan stakeholder engagement
�perusahaan.
Kata Kunci:�� manajemen stakeholder, stakeholder engagement, corporate social responsibility
Abstract
This study has a research
focus to be able to determine the effect of the implementation of stakeholder management strategies on stakeholder engagement in the corporate social
responsibility CSR program
of PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+). The purpose of this study is to describe some of the effects that occur on stakeholder management on stakeholder engagement. This research is a research
that uses quantitative methods, with the data analysis
technique used in this research
is descriptive analysis.
Samples were taken by random sampling technique with
a total number of respondents as many as 100
stakeholders. Furthermore, the data analysis
technique used in this study
is simple linear
regression. So based on the test results
of the T test hypothesis is the influence
of variable X, namely stakeholder management. While the Y variable
is stakeholder engagement.
Keywords: Stakeholder Management, Stakeholder Engagement,
Corporate Social Responsibility
Perkembangan zaman yang terus berkembang mempengaruhi lingkungan, masyarakat dan pemanasan global. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk memberikan rasa peduli terhadap lingkungan dan masyarakat dalam mengatasi masalah tersebut. Seperti yang dikatakan oleh (Lako, 2018) perusahaan didorong untukmengartikulasikan serta mengintegrasikan visi, tujuan, sasaran dan lingkungan mereka secara berkelanjutan. Tanggung jawab ini dimasukkan dan diimplementasikan dalam tanggung jawab social perusahaan (CSR). Praktik CSR yang baik dapat membantu perusahaan melakukan peningkatan reputasi, citra dan nilai perusahaan, meningkatkankemakmuran sosial, serta melakukan pelestarian lingkungan tempat perusahaan beroperasional.
Menurut Hartman (Widenta, 2011), CSR adalah tanggung jawab industri terhadap para pihak yang mempunyai kepentingan (stakeholder) dan terlibat dalam kegiatannya. Sehingga, industri harus melaksanakan identifikasi stakeholder mereka serta mengintegrasikan keperluan maupun kepentingan mereka ke dalam proses untuk mengambil keputusan strategis perusahaan. Sehingga CSR harus menjadi bagian dari strategi perusahaan berdasarkan pada harapan mereka dan program CSR akan diterima oleh para stakeholder dan akan berdampak positif pada operasi perusahaan. Maka perlu adanya strategi manajemen dalam pendekatan stakeholder. Istilah manajemen stakeholder mulai dikenal setelah diterbitkannya buku Strategic Management: A Stakeholder Approach (1984), Freeman (1984) yang merupakan inovasi dalam membuat artikel untuk mulai berkembang secara ilmiah. Menurut Freeman, dkk (2010)mengatakan bahwa manajemen stakeholder merupakan pendekatan stakeholder terhadap strategi manajemen telah mempengaruhi pemikiran di bidangnya, tetapi ada banyak cara untuk memahaminya dan tidak diakui oleh para ahli di bidangnya bahwa strategi manajemen telah diterima secara tradisional diterima.
Implementasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan didasarkan pada unsurunsur standar ISO 26000 bagi stakeholder. Oleh karena itu, pelaksanaan CSR tidak lepas dari peran stakeholder dalam pelaksanaannya. Freeman (1984), teori stakeholder ini adalah teori yang menjelaskan bagian mana dari perusahaan yang bertanggung jawab. Stakeholder yaitu seluruh pihak, dari internal atau pihak dalam dan juga pihak luar atau eksternal, yang berhubungan langsung dan tidak dengan suatu industri.
Stakeholder merupakan suatu kesatuan individu maupun kelompok yang dapat mempengaruhi keputusan di dalamnya terhadap pelaksanaannya. Sehingga tidak adanya peran stakeholder maka organisasi tidak dapat mengambil keputusan. Oleh sebab itu, pelaksanaan program CSR tidak terlepas dari peran stakeholder yang merupakan bagian dari perusahaan. Selain itu, Lubis (2018) untuk menciptakan systemyang konsisten, achievable, namun relevan dan mendukung pencapaian tujuan perusahaan, perusahaan memahami dan mengelola hubungan dengan stakeholder sertamengoptimalkan masukan stakeholder.
Kaur dan Lodhia (dalam Lasmaria, 2014) menjelaskan bahwa stakeholder engagement menjadi hal yang penting dengan adanya stakeholder engagement dapat memfasilitasi identifikasi dan pemahaman mengenai isu-isu keberlanjutan termasuk masalah, perhatian, kebutuhan dan harapan dari para stakeholder. Kinanti (2017) juga menjelaskan bahwa pentingnya bagi perusahaan memahami dan mengelola hubungan stakeholder dan mengoptimalkan kontribusi stakeholder untuk menciptakan hubungan yang dapat dicapai di antara mereka tetapi juga untuk terlibat dan mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Adapun indikator keberhasilan stakeholder engagement dalam program CSR adalah Social License to Operate (SLO). Thomson dan Boutilier (2011) menjelaskan bahwa SLO adalah keyakinan, pendapat masyarakat sekitar dan stakeholder lainnya yang dapat mempengaruhi perusahaan. Adapun pentingnya SLO bagi bisnis perusahaan yang pertama, SLO dapat berubah dari waktu ke waktu berdasarkankeyakinan, persepsi, pendapat masyarakat sekitar dan stakeholder lainnya. Kedua, menurut Smith, dkk (2016) dengan adanya debat public dan penentangan terhadap praktik bisnis tidak dapat dihindari di era demokrasi yang menghargai kebebasan berekspresi dan berpendapat. Ketiga, menurut Mclntyre, dkk (2015) menyatakan bahwa suatu oposisi tidak terbentuk dan terdidik dengan baik di negara maju.
Sehingga penelitian berfokus pada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR,
khususnya PT. Indonesia
Comnets Plus (ICON+). PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa telekomunikasi dan anak perusahaan dari PT. PLN (Persero). Kegiatan yang dilakukan oleh PT.
Indonesia Comnets Plus (ICON+) menghubungkan lingkungan dan masyarakat adalah penyedia
jaringan komunikasi serat optic untuk PLN dan masyarakat. Bekerja
pada instalasi perusahaan tersebut
sering terkendala dengan tindakan kriminal yang dilakukan oleh karyawan lapangan termasuk pungutan
liar oleh warga,
kerusakan kabel dan pencuriankabel. Untuk
mengatasi kendala tersebut,
pihak perusahaan memiliki
tujuan untuk membangun
hubungan dengan masyarakat sekitar seperti menciptakan aktivitas yang
bisa memberi peningkatan kualitas
relasi diantara industri dengan warga. Aktivitas yang dilakukan pun sebagai suatu bentuk pelibatan atau
engagement masyarakat kepada perusahaan yang dikenal dengan CSR.
Salah satu program CSR adalah charity. Program ini tidak untuk kepentingan terbaik bagi lingkungan dan stakeholder di sekitarnya. Sebagian warga mengatakan bahwa pelaksanaan program tersebut dipandang sebagai program sumbangsih sosial yang tidak memperhitungkan kebutuhan masyarakat, tetapi penyalurannya dipercayakan kepada lembaga maupun pemerintah dan tidak diserahkan kepada masyarakat. Menurut masyarakat, program-program charity dianggap tidak sejalan dengan tujuan dan kepentingan masyarakat. Sehingga PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) perlu melakukan pengukuran stakeholder engagement secara komprehensif oleh PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+).
Penelitian ini mempergunakan paradigma positivis berdasarkan pendapat Sugiyono (2017) yaitu metode ilmiah karena mengikuti prinsip-prinsip ilmiah yang konkrit atau empiris yang terukur, sistematis, objektif dan rasional. Positivisme juga disebut konfirmasi karena modelnya bisa berupa pembuktian atau konfirmasi. Pandangan- pandangan yang muncul dari paradigma ini berdasarkan hukum dan prosedur yang baku dan ilmiah dianggap deduktif, dari umum ke khusus, dari yang abstrak ke yang konkrit dan spesifik. Kegiatan meneliti ini mempergunakan metode kuantitatif.
Pendapat oleh Sugiyono (2019), metode kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan guna mempelajari sampel ataupun populasi, mengumpulkan data yang mempergunakan alatpenelitian untuk mengumpulkan data serta analisis data kuantitatif guna melakukan pengujian hipotesis yang diajukan atau definitif. Metode penelitian kuantitatif menurutSekaran (2017) adalah studi struktural, kritis, sistematis dan ilmiah terhadap masalah tertentu, yang bertujuan agar mendapatkan jawaban ataupun solusi mengenai permasalahan itu.
Tingkat
keterlibatan penelitian menurut
Indrawati (2015), peneliti
memanipulasi (intervensi) data
dan peneliti tidak memanipulasi (intervensi) data. Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian di mana peneliti
tidak memanipulasi data. Unit analisis yang peneliti analisis adalah
unit analisis individu. Berdasarkan lama waktu
pencarian, penelitian ini tergolong penelitian cross section.
Tabel 1
No. |
Dimensi |
Skor Total |
Rata- Rata |
1 |
Inclusivity |
335 |
83,75% |
2 |
Materiality |
667 |
83,37% |
3 4 5 6 |
Responsiveness Accountability Dialogue Organization |
653 639 677 658 |
81,62% 79,87% 84,62% 82,25% |
7 |
Sustainable Development |
726 |
90,75% |
Total |
|
4355 |
83,75% |
(Sumber : Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan hasil data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa total skor yang tertinggi dimiliki pada sub variabel sustainable development dengan jumlah total skor 726 dan yang terendah dimiliki pada sub variabel inclusivity dengan jumlah total skor 335.
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Social Licence
Operate
No. |
Dimensi |
Skor Total |
Rata- Rata |
1 |
Legitimasi
Ekonomi |
1135 |
94,5% |
2 |
Legitimasi
Sosial 2 (a) |
736 |
92% |
3 4 |
Legitimasi
Sosial 2 (b) Kepercayaan Konstitusional |
737 1087 |
92,12% 90,5% |
Total |
|
3695 |
92,25% |
(Sumber : Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan hasil data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa total skor yang tertinggi dimiliki pada sub variabel legitimasi ekonomi dengan jumlah total skor 1135 dan yang terendah dimiliki pada sub variabel legitimasi social 2(b) dengan jumlah total skor 737.
Menurut Ghozali (2018) menjelaskan bahwa uji normalitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi, indikator pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini menggunakan Test Normality Kolmogorov Smirnov. Menurut (2018), Alpha (α) merupakan suatu batas kesalahan yang maksimal yang dijadikan sebuah patokan oleh peneliti. Sehingga peneliti menetapkan alpha (α) sebesar 0,05 dengan keputusan jika signifikan > 0,05 maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.
Hasil Uji Normalitas
(Sumber : Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan sehingga dapat diketahui nilai signifikan sebesar 0,200. Memiliki nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dapat terdistribusi dengan normal.
Tabel 4
(Sumber : Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana sebagai berikut :
Y = 9.427 + 0.517 X
Y : Social Licence Operate
X : Manajemen Stakeholder
Dari hasil pengelolaan data, nilai konstanta
dapat di artikan
bahwa manajemen stakeholder
(X) bernilai nol atau social licence
operate (Y) Tidak dipengaruh oleh penggunaan
media sosial. Sehingga hasil dari social
licence operate sebesar 9.427. Sedangkan hasil dari koefisien
regresi b mempunyai
arti jika variabel
manajemen stakeholder (X) sebesar
0.517 yang dapat ditandai sebagai
positif yang memiliki
arti jika manajemen stakeholder meningkat. Sehingga pemenuhan social licence operate akan meningkat sebesar
0.517 satuan. Dapat disimpulkan bahwa
semakin kuat dari manajemen stakeholder sehingga semakin meningkat social
licence operate.
Tabel 5
(Sumber : Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan hasil dari pengolahan dan pengujian pada penelitian ini mengenai pengaruh manajemen stakeholder terhadap social licence operate sehingga didapatkan nilai t hitung sebesar 5,919 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Selanjutnya, jika dibandingkan hasil ttabel dengan probabilitas 5% serta df=200-2=198. Maka didapatkan t tabel sebesar 1.972. Oleh karena itu hasil dari thitung>ttabel (12.931 >1.972) serta nilai signifikansi 0,000 < 0,005.
Hasil dari Uji T dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.
Sehingga terdapat pengaruh
signifikan dalam manajemen stakeholder terhadap social
licence operate.
Pengaruh Manajemen Stakeholder Terhadap Stakeholder Engagement
Menjalankan suatu kegiatan CSR harus memberikan unsur sustainable development yang memiliki tujuan sebagai keberlanjutan perusahaan dalam menyusun sebuah kegiatan yang bekerja sama dengan stakeholder didalamnya. Seperti kegiatan yang sudah dilakukan oleh PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) dengan mengacu pada CSR berbasis ISO 26000 namun belum adanya pengukuran terhadap ISO tersebut. Sehingga penelitian ini untuk menunjukkan tidak adanya pengaruh manajemen stakeholder terhadap stakeholder engagement yang menjalin kerja sama oleh pihak perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh hasil dari uji regresi linear berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y).
Menurut Ghozali (2011), jika nilai Sig. < 0,05 maka dapat diartikan variabel independent secara berpengaruh terhadap variabel dependent (Y). Maka berdasarkan diperoleh variabel manajemen stakeholder dengan nilai Sig. 0,000 yang dimana 0,000 < 0,05 mengartikan bahwa variabel X berpengaruh terhadap variabel Y. Selain hal itu, pada uji variabel manajemen stakeholder (X) terhadap variabel stakeholder engagement (Y) adalah sebesar 12.931 >1.972, sehingga dapat dipahami bahwa H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh X terhadap Y. Sehingga konsep manajemen stakeholder perlu diperhatikan dan diterapkan dengan baik oleh perusahaan terhadap stakeholder.
Menciptakan kepercayaan konstitusional stakeholder, PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) perlu melakukan hubungan yang baik dengan stakeholder. Memberikan perhatian, dukungan dan partisipasi pada program-program yang diberikan untuk stakeholder. Salah satu program yang dilaksanakan oleh PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) yaitu program CSR. Pengajuan program CSR melalui sebuah proposal bantuan CSR dari pemerintah maupun investor untuk program charity dengan kebutuhan biaya yang besar namun programnya layak.
Setelah dilakukan pengecekan dan penilaian dengan hasil PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) membutuhkan hubungan baik dengan pemerintah maupun investor dalam hal penggunaan internet dengan baik untuk masyarakat sekitar yang artinya cukup tinggi pengaruh pemerintah maupun investor dengan PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+).
Sehingga pelaksanaan program tersebut mampu diterapkan bagi yang membutuhkan akses internet. Program tersebut diharapkan hasilnya mampu dilihat oleh pemerintah daerah untuk memajukan sebuah daerah yang sesuai dengan visi maupun misi pemerintah daerah tersebut.
Kepercayaan stakeholder terhadap PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) menjadi salah satu faktor utama yang menjadi terciptanya proses kerja sama yang baik. Kelebihan untuk stakeholder yang memiliki pengaruh tinggi terhadap proses kerja sama perusahaan tersebut, seperti lembaga pemerintahan, LSM dan juga media.
Berdasarkan hasil data yang telah
peneliti lakukan mengenai pengaruh implementasi strategi manajemen stakeholder terhadap stakeholder engagement pada program corporate social responsibility CSR PT. Indonesia
Comnets Plus (ICON+)
dengan menggunakan analisis
deskriptif. Sehingga dapat disimpulkan dengan menjawab permasalahan tersebut diantaranya hasil pengujian pada data yang telah diperoleh
terdapat pengaruh antara manajemen stakeholder
terhadap stakeholder engagement hal tersebut dilihat dari hasil penelitian
yang diperoleh variabel X manajemen stakeholder dengan nilai sig 0,000 < 0,005
mengartikan bahwa variabel X berpengaruh terhadap variabel Y. Hal tersebut menunjukan bahwa konsep manajemen
stakeholder perlu diperhatikan
dan diterapkan dengan baik oleh perusahaan terhadap stakeholder karena variabel tersebut
menjadi salah satu yang turut dalam pembentukan stakeholder engagement.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini saran akademik, diharapkan penelitian selanjutnya dapat difokuskan pada pengukuran seberapa pentingnya strategi yang diimplementasikan pada manajemen stakeholder terhadap stakeholder engagement. Saran praktis, perusahaan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruhnya dari implementasi program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) melalui pengukuran social licence operate.
Annual Report ICON+. (2019). Unlocking Digital Value. Diambil dari: http://www.iconpln.co.id/wp-content/uploads/2021/03/Annual-Report-
Icon2019-final.pdf (Akses : 14 Januari 2022).
Brundtland, G. H. (1987).
Our Common Future. Oxford: Oxford
University Press.
Dachi, C. S., &
Djakman, C. D. (2020). Penerapan Stakeholder
Engagement dalam Corporate Social Responsibility: Studi
Kasus Pada Rumah Sakit Mata X. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 8(2), 291-306.
Diambil dari: https://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK/article/view/21535/12712 (Akses: 14
Januari 2022).
Dewi, S. C. K., & Davianti, A. (2019). Stakeholder Engagement Sebagai Praktik CSR dan
Pengungkapannya pada Kelompok Usaha Lippo Group. International Journal of Social Science
and Business, 3(4), 444-455.
Diambil dari: http://dx.doi.org/10.23887/ijssb.v3i4.21506 (Akses : 14 Januari 2022).
Freeman, R. E.
(2010). Strategic management: A
stakeholder approach. Cambridge university press.
Freeman, R. E., & Dmytriyev, S. (2017). Corporate Social Responsibility and Stakeholder Theory : Learning From Each Other *. Symphonya Emerging Issues in
Management, 2, 7�15. Retrieved from symphonya.unimib.it
Ganesha, I., & Hartanti, D. (2019). Analisis Stakeholders Management PT ABC
Terkait Kasus
Kebakaran Lahan. Jurnal Riset Akuntansi
dan Keuangan, 7(2), 229-240. Diambil dari : https://doi.org/10.17509/jrak.v7i2.17430 (Akses : 14 Januari
2022).
Ihugba, B. U. (2012). CSR stakeholder engagement and Nigerian tobacco manufacturing sub-sector. African Journal of Economic and Management Studies, 3(1),������������ 42� 63. Diambil��������������������������������� dari :https://doi.org/10.1108/20400701211197276� ���(Akses: 14
Januari 2022).
Kaur, A., & Lodhia, S. K. (2017). The extent of stakeholder engagement in sustainability accounting and reporting: does empowerment of stakeholders really exist? In Modern Organisational Governance. Emerald Publishing Limited. Diambil dari: https://doi.org/10.1108/S2043-052320170000012007 (Akses : 14 Januari 2022).
Kinanthi, E. S. (2017). Analisis Penerapan Stakeholder Engagement Melalui Stakeholder Mapping: Studi Kasus pada Spare Part Division Perusahaan Otomotif. Universitas Indonesia.
Kusumawardani, N., Soerachman, R., Laksono, A. D., Indrawati, L., Hidayangsih, P. S., & Paramita, A. (2015). Penelitian kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakarta: PT Kanisius.
Lako, A. (2018). Akuntansi Hijau: Isu, Teori, dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat. Lasmaria, K. (2014). Pengaruh Stakeholder Engagement Terhadap Pengungkapan
Sustainability Report (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). Universitas Diponegoro.
Lubis, A. N. (2018). Corporate Social Responsibility In Health Sector: A Case Study In The Government Hospitals In Medan, Indonesia. Business: Theory and Practice, 19, 25�36. Diambil dari : https://doi.org/10.3846/btp.2018.04 (Akses : 14 Januari 2022).
Muslim. (2016). Varian-Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi. Wahana, 1, No.10(10), 77�85. Diambil dari: https://journal.unpak.ac.id/index.php/wahana/article/view/654 (Akses : 14 Januari 2022).
Prayogo, D. (2011). Evaluasi program corporate social responsibility
dan community development pada industri tambang
dan migas. Makara Human Behavior Studies
in Asia,�������������������� 15(1),
43-58. Diambil���������� dari:
https://doi.org/10.7454/mssh.v15i1.893 (Akses : 14 Januari 2022)
Qisthi, F., & Fitri, M. (2020). Pengaruh
Keterlibatan Pemangku Kepentingan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Berdasarkan Global Reporting
Initiative
(GRI) G4. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 5(4). Diambil dari : https://doi.org/10.24815/jimeka.v5i4.16042 (Akses : 14 Januari
2022).
Santoso, M. B., & Raharjo, S. T. (2014). Corporate social responsibility (CSR) dari sudut pandang perusahaan. Share: Social Work Journal, 4(1). Diambil dari : https://doi.org/10.24198/share.v4i1.13045 (Akses : 14 Januari 2022)
Sekaran, U., & Bougie, R. (2017). Metode Penelitian Untuk Bisnis Pendekatan Pengembangan Keahlian Buku 2. Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Thomson, I. & Boutilier, R. G. (2011). Social license to operate. In P.Darling (Ed.), SME Mining Engineering Handbook (pp. 1779-1796). Littleton, CO: Society for Mining, Metallurgy and Exploration.
Totok, M. (2014). Corporate Social Responsibility (Tanggung
Jawab Sosial Korporasi). Bandung:
Alfabeta. Peraturan Menteri BUMN Republik Indonesia Nomor PER, 5.
Widenta, Y. P. (2012). Analisis implementasi corporate social responsibility pt. indosat tbk.� tahun��� 2007-2011����������� berdasarkan�������������� global����������� reporting�� initiative. Jurnal Ilmiah�������� Mahasiswa������������������� FEB,��������� 1(1).��������� Diambil��������� dari���� : https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/484 (Akses : 14 Januari 2022).
Copyright
holder: Alifa Qisthy
Ainayya, Choiria Anggraini (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |