Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 7, Juli 2022
STRATEGI
PEMBUATAN KONTEN KREATIF INSTAGRAM YAUMI INDONESIA SEBAGAI SARANA DAKWAH
Hananindya Karina Sari
Pertiwi, Agus Aprianti
Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas
Telkom Bandung, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Berdakwah menjadi hal yang akan selalu dilakukan
oleh umat muslim khususnya da�i atau pendakwah. Melihat perkembangan teknologi yang semakin pesat, berdakwah tidak hanya melalui
datang ke kajian dan tatap muka, tapi juga bisa melalui media yang ada salah satunya media sosial instagram. Yaumi Indonesia melakukan perencanaan strategi pembuatan konten kreatif di instagram sebagai sarana dakwah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai strategi pembuatan konten kreatif instagram @yaumi.indonesia sebagai sarana dakwah, dan tahapan pembuatan konten dakwah kreatifnya. Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kualitatif deskriptif dan didukung oleh paradigma konstruktivis untuk mengetahui perspektif informan mengenai ranah sosial mereka dalam
pembuatan konten kreatif sebagai sarana dakwah. Penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara, sumber buku, dan dokumentasi. Konsep strategi dakwah dari Al Bayanuni dan strategi
model media sosial SOME dari
Regina Luttrel digunakan sebagai acuan dari
pembuatan strategi konten kreatif di instagram sebagai sarana dakwah. Penelitian ini menemukan bahwa
terdapat strategi dakwah dengan membangkitkan aspek perasaan (membuat konten dengan topik tertentu
yang relevan dengan target dakwah), rasional (membuat konten berupa isu atau
fenomena dan dibahas dalam perspektif islam), dan indriawi (dakwah agar bisa diterima dengan baik melalui panca
indra) target dakwahnya,
dan juga strategi media sosial dalam
mempublikasikan konten, mengoptimalkan penyebaran konten dakwah dengan
memaksimalkan penggunaan fitur instagram, mengatur agar semuanya dapat berjalan lancar, dan keterlibatan akun instagram dengan followersnya.
Kata Kunci: strategi konten kreatif, dakwah, media sosial, instagram.
Abstract
Da�wah become a
thing that will always be done by muslim especially da�I or preacher. Take a look at the increasingly rapid
development of technology, Da�wah in this era, not just come to the place, but
now da�I can share about islam
from media, and one of them is instagram. Yaumi Indonesia do make plan about the strategy of making
creative content in @yaumi.indonesia�s instagram for da�wah meaning, and the steps of making
content in Yaumi Indonesia. This research using metodologhy descriptive approach and supported by constructivis paradigm to knowing the informan
perspective about their social realm in� the making of creative content as a
tool of da�wah.� This research, collect
data from interview, books, and documentation. The concept of da�wah strategy
from Al Bayanuni and the concept of social media
model strategy from Luttrel. The two of the concept become the reference or matrix in the making of creative
content strategy for dakwah in instagram.
This research finds that there is da�wah strategy that can evoke feelings (make
content with the spesific topic), rational (make
content about issue or phenomenon), and indriawi
(da�wah that can be accepted by looking or hearing). There also social media
strategy in publishing the content, optimize dakwah content
distribution with maximization the usage of the feature in instagram,
controlling that everything run smoothly, and the involvement between the instagram account and the followers.
Keywords: Creative content strategy, da�wah, social media,
instagram.
Seiring berkembangnya zaman, teknologi
media informasi dan komunikasi
terus mengalami perkembangan dan perubahan pesat. Dengan berkembangnya
teknologi, hal tersebut berdampak kepada keseharian masyarakat, seperti penggunaan media sosial sebagai sumber informasi dan wadah publikasi informasi. Sehubungan dengan hal tersebut, instagram
saat ini juga banyak digunakan sebagai media dakwah oleh para da�i, di mana instagram dijadikan tempat publikasi ajaran-ajaran Islam. Berikut adalah beberapa contoh data akun instagram dakwah yang ada di Kota Bandung.
Nama Komunitas |
Nama Akun Dakwah |
Pemuda Hijrah |
Shiftmedia.id |
Al-Fath |
Alfath_telu |
Reklamasa ITB |
Reklamasa |
Masjid Salman ITB |
Salmanitb |
One Ummah |
Oneummahmovement |
Rumah Zakat |
Rumahzakat |
Yayasan Percikan
Iman |
Percikaniman |
Berdasarkan hal tersebut, dapat
dikatakan bahwa saat ini berdakwah
tidak hanya diselenggarakan secara tatap muka seperti
datang ke masjid untuk mendengarkan kajian yang disampaikan oleh da�i atau pendakwah.
Namun saat ini, melihat masyarakat
yang aktif di media sosial,
dan dengan adanya Pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk berkegiatan di rumah, tak heran jika
masyarakat lebih sering menggunakan media sosial, dan membuat da�i harus merumuskan
strategi baru agar nilai
dan ajaran agama Islam dapat
disebarkan meskipun tanpa tatap muka
dengan da�i. Karena itu, salah satu metodenya adalah dengan mempelajari strategi berdakwah melalui media sosial.�
Dalam mempelajari strategi dakwah di media
sosial, peneliti memilih akun Instagram @yaumi.indonesia karena merupakan akun Instagram dakwah yang memiliki cukup banyak pengikut
yaitu sekitar tiga puluh ribu
pengikut. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti karena ada banyak
orang yang tertarik untuk mengikuti akun ini. Yaumi Indonesia juga memiliki ciri khas,
dari desain, warna, konten, dan umpan klik atau
clickbait yang menarik. Yaumi
Indonesia berfokus menyajikan
konten yang cocok untuk usia dewasa
muda, karena bentuk penyampaian nilai islamnya bercirikan edukatif, informatif, dan sekaligus menghibur dengan konten visualnya. Peneliti telah melakukan pengamatan terhadap akun instagram
sejenis yang menjadi pembanding. Akun pembanding ini memiliki kesamaan dengan Yaumi Indonesia. Umma
Indonesia juga merupakan aplikasi
seperti Yaumi Indonesia dan
sama-sama mengunggah konten dakwah. Islamic Ikigai
juga merupakan akun dakwah yang kontennya dapat dikatakan mirip dengan Yaumi
Indonesia, yaitu banyak mengunggah konten mengenai produktivitas. Berikut adalah tabel perbandingan akun instagram Yaumi Indonesia dengan akun sejenis lainnya.
a. Yaumi
Indonesia
Engagement
Rate |
0,85% (Diketahui dengan menggunakan website instrack) |
Jumlah unggahan/feeds |
1205
(data diambil pada tanggal
6 Mei 2022) |
Frekuensi mengunggah |
3-4
unggahan dalam satu minggu |
Pengemasan konten |
- Meme -
Ilustrasi -
Tips -
This or That -
Rekomendasi -
Membalut
konten utama dengan trend yang sedang
populer saat ini. -
Konten
mengenai pengembangan diri |
Ciri khas
visual |
- Menampilkan Ilustrasi
2D dengan warna dan gaya ciri khas
Yaumi - Menggunakan grafis
dengan ciri khas Yaumi - Menggunakan video, audio, dan gambar |
Rata-rata
likers |
322
(Diketahui dengan menggunakan website instrack) Data
diambil pada tanggal 6
Mei 2022) |
b. Umma
Indonesia
Engagement
Rate |
0,11%
(Diketahui dengan menggunakan website instrack) |
Jumlah unggahan/feeds |
1290
(data diambil pada tanggal
6 Meil 2022) |
Frekuensi mengunggah |
5-7
unggahan dalam satu minggu |
Pengemasan konten |
-
Tips -
Rekomendasi doa yang dibaca sehari-hari -
Cara
dan tips -
Fakta-fakta seputar Islam -
Reminder -
Postingan berupa carousel
dan teks -
Postingan berupa acara kegiatan -
Gaya
bahasa yang lebih formal |
Ciri khas
visual |
-
Menggunakan foto asli
(orang, benda asli) sebagai visual utama -
Menggunakan grafis yang menjadi ciri khas dari setiap
unggahan -
Berupa
tulisan dan gambar berupa
benda asli |
Rata-rata
likers |
197 (Diketahui dengan menggunakan website instrack) Data
diambil pada tanggal 6
Mei 2022) |
c. Islamic
Ikigai
Engagement
Rate |
0,55% (Diketahui dengan menggunakan website instrack) |
Jumlah unggahan/feeds |
376
(data diambil pada tanggal
6 Mei 2022) |
Frekuensi mengunggah |
5-6
unggahan dalam satu minggu |
Pengemasan konten |
-
Konten
berupa produktifitas ala seorang muslim -
Meme -
Tips -
Berita
terbaru seputar Islam -
|
Ciri khas
visual |
-
Menggunakan foto orang/benda asli -
Menggunakan ilustrasi-ilustrasi di sebagian unggahannya |
Rata-rata
likers |
128 (Diketahui dengan menggunakan website instrack) Data
diambil pada tanggal 6
Mei 2022 |
Berdasarkan perbandingan yang ada di tabel tersebut, peneliti memilih Yaumi Indonesia karena dilihat dari Engagement Rate
yang tinggi, rata-rata likers yang lebih tinggi, dan pengemasan konten yang variatif.
Menurut (Aziz, 2019)
dakwah adalah memanggil, berdoa, mengundang, dan mengajak manusia secara halus yang bersifat persuasif tanpa kekerasan dan paksaan untuk taat kepada
Tuhannya. Dalam pengertian lain, dakwah juga merupakan proses menyampaikan ajaran Islam yang wajib dilakukan oleh umat islam dengan
sungguh-sungguh. Dakwah sendiri pasti memiliki
target dakwah atau sasaran dakwahnya (mad�u). Prosesnya mencakup pelaku dakwah, pesan dakwah,
dan sasaran dakwah. Dengan adanya target dakwah, maka orang yang menyampaikan dakwah harus bisa menyesuaikan
gaya komunikasi dari penerima dakwah
agar nilai-nilai islam dapat diterima dengan baik oleh penerima dakwah. Dalam menyampaikan dakwah tentu memiliki
media yang bervariasi. Bisa melalui
tatap muka langsung, atau bisa melalui internet seperti media sosial. Media sosial merupakan salah satu media yang bisa digunakan untuk berdakwah, salah satunya
Instagram. Media sosial adalah
media yang di dalamnya berupa
wadah untuk kerjasama di antara pengguna atau pembuat
konten menurut Madinbergh (dalam Zahra et al., 2016).
Berkaitan dengan hal tersebut, media sosial juga dapat digunakan oleh pembuat konten yang variatif sebagai wadah untuk
menyampaikan nilai-nilai islam kepada khalayak
luas melalui media sosial. Tak hanya
itu, kita juga bisa mendapatkan informasi dari seluruh penjuru dunia secara langsung dan dapat dibagikan kepada masyarakat luas (Roosaryatama, 2019)
yang berarti saat ini media sosial juga dapat digunakan sebagai sumber informasi dan berbagai macam hiburan. Dengan adanya berbagai
informasi yang ada di media
sosial, seperti berita, bahkan hiburan, maka pendakwah
harus membuat konten dakwah kreatif
yang semenarik mungkin dengan pengemasan dan kontrol yang bagus agar bisa bersaing dengan
konten-konten lainnya, sehingga penyampaian nilai islam melalui
media sosial dapat tersampaikan dengan baik.
Berdasarkan
Kata Data yang merupakan perusahaan
riset media online (Annur, 2021),
hasil suvei Katadata Insight Center (KIC) dan
Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia mengakses informasi melalui media sosial. Hal ini ditunjukkan dengan persentasenya yang mencapai 73%. Masyarakat lebih memilih media sosial sebagai sumber informasi dibandingkan dengan televisi, berita online, media cetak,
dan media lainnya. Hal ini bisa terjadi karena
lebih mudah dan praktis dalam mengakses
informasi, yakni bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, juga masyarakat dapat mengkonsumsi informasi yang bervatiatif sesuai dengan keinginan
masing-masing individu.
Gambar 1
Sumber Informasi Yang Paling Banyak Diakses
Masyarakat Indonesia DI Tahun 2021
Sumber: Kata Data tahun 2021
Saat ini media sosial telah mengalami peningkatan pengguna di setiap harinya. Berdasarkan Hootsuite : we are social yang merupakan alat bantu pengelolaan media sosial, pengguna aktif media sosial di Indonesia
pada tahun 2021 ini terhitung sebanyak 170 juta pengguna (Hootsuite, 2021).
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan 10 juta pengguna media sosial dari tahun
lalu yang masih berada di angka 160 juta pengguna. Lebih spesifik mengenai Instagram, Instagram mengalami
kenaikan pengguna sebesar 7,6 persen dari tahun 2020 mengalahkan Facebook. Ini menyebabkan Instagram menjadi
media sosial dengan pengguna ke tiga
tertinggi setelah Whatsapp. Hal ini lah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk memilih Instagram sebagai media yang akan diteliti, karena Instagram merupakan media yang sedang marak-maraknya untuk diakses.
Gambar 2
Total pengguna
media sosial di Indonesia menurut
Hootsuite
Sumber: We Are Social
Hootsuite tahun 2021
Gambar 3
Data media sosial
yang paling banyak digunakan
di Indonesia menurut Hootsuite tahun
2021
Sumber: We Are Social
Hootsuite tahun 2021
Gambar 4
Data media sosial
yang paling banyak digunakan
di Indonesia menurut Hootsuite tahun
2020
Sumber: We Are Social
Hootsuite tahun 2020
Dengan adanya berbagai macam pengguna instagram yang terus meningkat, maka topik konten yang diminati pengguna instagram pun bermacam-macam. Karena
itu jika memiliki sebuah akun instagram, diperlukan untuk mengetahui topik konten yang diminati oleh target audiensnya. Dalam membuat dan mempublikasikan konten, harus dengan
konten yang berhubungan dengan target audiensnya
(Luttrell (2018:108)). Hal ini bertujuan
agar sebuah konten yang dibuat relevan dengan targetnya. Konten yang dibuat juga memiliki nilai-nilai tertentu yang akan disampaikan, seperti contoh yang dilakukan oleh Yaumi Indonesia yaitu menyampaikan nilai-nilai islam dalam kontennya.
Berdakwah melalui
media sosial saat ini juga banyak dilakukan oleh orang banyak. Berkaitan dengan hal tersebut, dakwah
media sosial sudah menjadi efektif karena masyarakat telah terintegrasi dengan perkembangan teknologi media sosial (Karim, 2016).
Hal tersebut menandakan bahwa penggunaan media sosial juga sudah menjadi rutinitas keseharian masyarakat. Untuk tetap menjadikan
nilai-nilai islam agar selalu tersampaikan ke dalam rutinitas
kese harian masyarakat, strategi pembuatan konten dakwah menjadi
penting untuk diketahui agar bisa diaplikasikan terhadap pembuatan konten dakwah. Berbeda dengan beberapa waktu sebelumnya di mana dakwah dilaksanakan secara langsung atau tatap muka
di masjid. Namun saat ini, dengan melihat
kondisi yang ada seperti penggunaan media sosial sebagai rutinitas keseharian dan adanya pandemi Covid-19, dakwah dapat dilakukan
di mana saja dan kapan saja tanpa terbatas
ruang dan waktu. Karena itulah peneliti tertarik dalam melakukan penelitian mengenai �Strategi Pembuatan Konten Kreatif Instagram Yaumi Indonesia Sebagai Sarana Dakwah� diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai referensi pembuatan strategi dakwah bagi siapapun
yang ingin berdakwah melalui media sosial, dan bagi peneliti selanjutnya
yang ingin mengkaji mengenai strategi dakwah untuk masa yang akan datang.
Literatur Skripsi
1 |
|
Judul |
Efektivitas Strategi Dakwah
Menggunakan Media Sosial Instagram Melalui Akun @dakwah_sibujang dalam Syiar Islam |
Peneliti |
Nida Khairunnisa |
Sumber |
|
Lokasi, Tahun |
Kudus, 2020 |
Hasil Penelitian |
Hasil penelitian tersebut adalah 1.
Strategi
dakwah di instagram dengan menampilkan judul yang menarik perhatian audiens 2.
Membuat
konten yang memuat tema mengenai semangat beramal 3.
Menampilkan gambar yang relevan dengan isi pesan dakwah 4.
Efektivitas strategi dakwah yang digunakan cukup efektif berdasarkan like pada unggahan pesan dakwah di Instagram, keaktifan followers,
dan penerapan pesan dakwah oleh followersnya. |
Perbedaan |
Perbedaan penelitian
terletak pada kajian yang
dilakukan. Penelitian ini tidak hanya
berfokus pada strategi dakwah
dalam syiar Islam, tetapi juga berfokus pada keefektivitasan isi pesan dakwahnya. |
Persamaan |
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai strategi dakwah di media sosial Instagram |
Tabel 1 Penelitian Terdahulu 1
Literatur Skripsi
2 |
|
Judul |
Pemanfaatan Instagram Sebagai
Media Dakwah (Studi Akun @fuadbakh) |
Peneliti |
Anwar Sidiq |
Sumber |
http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/2201 |
Lokasi, Tahun |
Bandar Lampung, 2017 |
Hasil Penelitian |
Hasil penelitian
tersebut adalah akun instagram @fuadbakh menggunakan fitur video, gambar, captions, mentions, hashtag, comments dalam memanfaatkan Instagram sebagai media penyebaran pesan Islam secara efektif, juga tema isi pesannya dominan mengenai cinta dan hal-hal yang sedang menjadi trend� di kalangan masyarakat dalam perspektif Islam. |
Perbedaan |
Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan fitur-fitur media Instagram sebagai
media dakwah dan befokus
pada pemilihan tema utama dalam konten-kontennya. |
Persamaan |
Persamaan dari penelitian ini adalah mengenai penggunaan fitur-fitur instagram yang ada. |
Tabel 2
Penelitian Terdahulu 2
Literatur Skripsi
3 |
|
Judul |
Strategi Content
Creator Pada Dakwah di Media Sosial (Studi Kasus pada Akun Instagram @pejuang.mahar) |
Peneliti |
Mega Silvia |
Sumber |
|
Lokasi, Tahun |
Bandung, 2019 |
Hasil Penelitian |
Hasil penelitiannya adalah content
creator @pejuang.mahar membuat
konten Instagram dengan mengikuti perkembangan zaman
yang bergaya milenial, menggunakan warna benuansa romantis, menggunakan gambar yang menarik, dan menggunakan
kata-kata yang mudah diterima
dan dipahami anak muda. Yang di mana content creator tersebut berfokus pada strategi
pemasaran untuk menarik audiensnya agar tetap mengikuti akun tersebut. |
Perbedaan |
Penelitian ini berfokus pada strategi yang dilakukan
content creator @pejuang.mahar menggunakan
strategi komunikasi pemasaran
dalam pembuatan konten dakwah di Instagram agar
audiensnya tetap mengikuti akun tersebut. |
Persamaan |
Persamaan dari penelitian ini adalah fokusnya sama yaitu meneliti
mengenai strategi yang diaplikasikan
dalam pembuatan konten dakwah pada instagram. |
Tabel 3
Penelitian Terdahulu 3
Literatur Skripsi
4 |
|
Judul |
Strategi Konten Dakwah Media Sosial (Analisis deskriptif pada akun media sosial @Xkwavers) |
Peneliti |
Faradis Zahra Alfajri |
Sumber |
|
Lokasi, tahun |
Bandung, 2021 |
Hasil Penelitian |
Dakwah dilakukan
sesuai dengan zaman dan efektif karena pengaplikasian strategi komunikasi
dan strategi dakwah, juga segmentasi
dakwah @Xkwavers yang jelas
menghasilkan kesesuaian dengan target dakwahnya. |
Perbedaan |
Penelitian ini mempunyai target audiens khusus dalam konten instagramnya yaitu muslim yang tertarik dengan hallyu (Korean
Waves). Selain itu, penelitian ini tidak hanya berfokus
pada strategi dakwahnya, tapi
juga strategi komunikasinya |
Persamaan |
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai strategi dakwah yang digunakan untuk penyampaian dakwah di media sosial menyesuaikan dengan target dakwahnya. |
Paradigma
yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis, yaitu memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action, yang di dalamnya dilakukan pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/mengelola dunia sosial mereka (menurut Hidayat dalam Umanailo, 2017).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena penulis ingin mengetahui dan mengamati strategi pembuatan konten kreatif instagram yang dilakukan oleh Yaumi Indonesia. Penelitian mengenai strategi tersebut termasuk pada pengamatan terhadap pelaku sosial yang mengelola dunia sosial mereka. Pelaku sosial di sini adalah pembuat
konten kreatif dan audiensnya, lalu dunia sosial di sini adalah dunia media sosial instagram yang digunakan sebagai sarana dakwah.
Dalam penelitian ini, diperlukan sumber data yang sesuai. Berikut adalah beberapa teknik dalam mengumpulkan
data untuk penelitian
a.
Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan kepada seseorang yang menjadi narasumber. Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka
(langsung), dan juga bisa dilakukan melalui telepon (tidak langsung) karena perkembangan teknologi ini.
b.
Observasi
Non-Partisipasi
Dalam penelitian ini, digunakan observasi Non-Partisipasi yang artinya memanfaatkan akses terhadap komunitas digital tertentu untuk mencatat dan memantau interaksi suatu komunitas tanpa perlu untuk
berinteraksi dengan mereka. Lalu dengan metode ini, pengelolaan
data akan lebih mudah untuk dilakukan
karena format digital yang memungkinkan
penyimpanan data yang mudah
(Menurut Given dalam Rachmawati, 2017: 18). Observasi dilakukan terhadap akun Instagram @yaumi.indonesia untuk melakukan verifikasi antara jawaban dari informan utama
dengan konten yang telah diunggah di Instagram.
c.
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pengumpulan beberapa dokumen yang dibutuhkan sebagai bahan informasi
berupa data yang berkaitan dengan masalah penelitian, seperti data statistik, peta, nama pegawai, grafik,
gambar, foto, surat-surat, akte, dsb. (Menurut Endang
Danial dalam (Arikunto, n.d. : 43).
Dalam penelitian ini, peneliti mempelajari
dan mengamati dokumentasi
yang telah dikumpulkan bersumber dari subjek yakni konten
unggahan akun instagram @yaumi.indonesia berupa foto, desain,
video, dan carousell untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan
dan mempelajari strategi konten
kreatif yang telah diunggah oleh @yaumi.indonesia.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
model analisis data kualitatif
Miles dan Huberman sebagai berikut
(dalam Rijali, 2018:81-95).
Proses Analisis Data Penelitian Kualitatif
Sumber: Analisis Data Kualitatif (Jurnal Ilmu Dakwah
� Alhadharah)
1) Reduksi
Data
Reduksi
data adalah proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,
dan data kasar yang muncul dari catatan tertulis
di lapangan. Hal tersebut meliputi peringkasan data ke dalam bagian-bagian
tertentu. Pada bagian ini, akan disortir
data-data yang digunakan, yaitu
akan dikumpulkan mengenai data yang dibutuhkan seperti poin-poin penting yang dapat diambil dari hasil
wawancara berupa garis besar pembuatan dan pengelolaan strategi konten dakwah kreatif, observasi, dan studi dokumentasi.
2) Penyajian
Data
Penyajian
data adalah kegiatan penyusunan sekumpulan informasi, sehingga memungkinkan untuk ditariknya kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk-bentuk data yang disajikan
pada penelitian kualitatif bisa berupa teks
naratif, matriks, catatan lapangan, grafik, dan bagan. Penggabungan informasi berguna untuk melihat
apa yang sedang terjadi. Data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk teks
naratif karena akan berupa penjelasan
secara deskriptif, dan juga
dalam bentuk catatan lapangan yang dapat diamati dari
instagram @yaumi.indonesia.
3) Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
Dalam penarikan kesimpulan, peneliti akan menarik
kesimpulan dalam setiap kegiatannya, mulai dari mencatat
keteraturan pola-pola, penjelasan, dan alur sebab akibat. Adapun dalam penelitian ini, kesimpulan akan diverifikasi dengan cara memikirkan
ulang selama penulisan dan meninjau ulang catatan lapangan.
Teknik keabsahan
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.
Triangulasi dapat dijelaskan sebagai pengecekkan data dari beragam sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Winarni, 2021).
Triangulasi terbagi ke dalam triangulasi
sumber, teknik, dan waktu. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik, yang artinya menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.
Data penelitian diperoleh melalui wawancara, lalu dicek dengan
observasi dan dokumentasi. Pengobservasian dilakukan dengan mengamati kesesuaian pernyataan sumber dari wawancara,
dengan dokumentasi berupa konten yang telah diunggah di instagram @yaumi.indonesia. Peneliti menggunakan triangulasi teknik karena data yang didapatkan berasal dari sumber
utama perlu dicek kesesuaianya dengan konten yang telah diunggah.
Hasil
Penelitian Dan Pembahasan
Hasil
Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan
menjabarkan hasil dari pengumpulan data dan informasi berdasarkan wawancara pada informan kunci dan informan pendukung, observasi, dan studi dokumentasi yang telah dilakukan. Data dan informasi yang didapat memaparkan mengenai strategi dan tahapan yang dilakukan oleh Yaumi Indonesia dalam pembuatan konten dakwah kreatif di platform media sosial Instagram sebagai sarana dakwah.
a. Strategi
pembuatan konten dakwah kreatif akun instagram @yaumi.indonesia dalam mensyiarkan Islam
Strategi dakwah
dan strategi media sosial menjadi
bagian penting yang dilakukan untuk merumuskan strategi pembuatan konten dakwah kreatif
di media sosial khususnya instagram. Strategi dakwah diaplikasikan pada pembuatan konten dakwah agar tujuan dakwah bisa
tercapai. Namun, agar penyampaian konten dakwah di media sosial lebih maksimal, maka digunakanlah strategi media sosial agar dakwah bisa tersampaikan dengan baik, khususnya
di Instagram. Strategi media sosial harus dipahami dikarenakan platform berdakwah Yaumi adalah melalui
media sosial yaitu instagram. Yaumi Indonesia menggunakan Strategi dakwah dan
strategi media sosial dalam
penyampaian dakwahnya. Berikut adalah penjelasannya.
Adapun tujuan
dari dibentuknya instagram Yaumi Indonesia sebagai media penyalur konten dakwah untuk
khalayak. Instagram Yaumi dibuat dengan tujuan
ingin membantu orang produktif dengan pendekatan Islam. Langkah-langkah
tersebut dilakukan dengan menyampaikannya kepada publik, yaitu dengan cara
mengunggah konten-konten melalui instagram. Instagramlah yang dianggap menjadi media yang efektif untuk menyampaikan konten dakwah tersebut.
Seperti yang disampaikan
oleh CEO dari Yaumi
Indonesia:
�Kita pengen
bantu pemuda muslim untuk bisa ngasih
manfaat dengan cara kita ngasih
layanan edukasi. Sekarang ada Yaumi
Digital School, itu turunan
dari Yaumi Indonesia. Terus
dengan konten-konten yang kita bikin, kita
pengen orang tuh engage dan
tau, atau bagian dari syiar islam,
biar dia tahu kalau menjadi
manusia yang bermanfaat itu adalah suatu
hal yang paling penting
yang harus dilakuin selama di dunia. Kita punya mission, kita
pengen bantu orang produktif, tapi kita harus sampaikan
ke publik, caranya gimana sih? Channelnya apa? Kita lihat channel yang
paling efektif adalah instagram untuk bisa menyampaikan itu.�
Dalam berdakwah,
Yaumi Indonesia menggunakan
strategi agar dakwah bisa tersampaikan dengan baik. Yang pertama, Yaumi Indonesia membangkitkan aspek hati dan perasaan batin target dakwahnya. Yaumi Indonesia mengetahui terlebih dulu keadaan target dakwahnya. Caranya� adalah
dengan mengetahui latar belakang target dakwah, dan mengetahui masalah atau pain yang dirasakan oleh target dakwah Yaumi Indonesia. Masalah atau pain yang telah diketahui, akan dijadikan konten dakwah yang menjawab masalah-masalah target dakwahnya.
Dengan menjawab masalah yang dirasakan target dakwah atau followersnya,
konten akan semakin berhubungan, engage,
dan lebih diterima oleh
target dakwahnya. Karena keterhubungan
konten yang engage dengan
target dakwahnya, bisa membangkitkan aspek perasaan dan hati target dakwahnya. Seperti hasil wawancara dengan Yasmin selaku Content
Strategist Yaumi Indonesia:
�Pertama kita perlu
kenal sama audiens kita, umurnya berapa, latar belakangnya gimana. Kalau Yaumi
kan insyaAllah audiensnya yang udah paham agama ya rata-rata. Terus dari mahasiswa, fresh graduate, sampai dewasa awal.
Nah kita tau dulu nih background audiens kita. Nah kita perlu cari tau lagi, berangkat dari pain-pain mereka, keresahan, kendala, kesulitan, apa yang biasanya dialami sama orang seusia audiens Yaumi. Itu yang diperhatikan sebelum masuk ke
topik yang biasa kita handle. Lalu pain itu kita angkat jadi
sebuah konten.�
Adapun
masalah atau pain dari target dakwah Yaumi Indonesia, meliputi topik mengenai keresahan, kegelisahan, kesedihan, dan sedang mengalami banyak masalah atau ujian.
Topik-topik tersebutlah
yang dialami oleh target dakwah
Yaumi Indonesia. Di sini Yaumi membuat konten
yang menjawab keresahan mereka dengan memaparkan
ayat Al-Quran dan Hadis sebagai
jawaban dan solusi. Seperti dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan Yasmin:
�Kalau rata-rata biasanya ada topik konten
yang cukup diminati. Pertama mungkin contohnya tentang keresahan, gelisah, galau, lagi banyak
masalah atau ujian, kesedihan. Nanti diarahinnya ke solusi, berangkat dari Al Quran dan
Hadis. Contohnya ada postingan yang banyak masalah, ini solusinya.
Sebenernya apapun masalahnya kalau kita mengacu ke
Al Quran dan Hadis itu udah
ada jawaban dan petunjuknya gitu.�
Untuk poin utama dalam penulisan
kontennya, rata-rata Yaumi menyampaikan dalam kontennya bahwa apapun masalah, kesedihan, atau ujian yang dihadapi, jawaban dan petunjuknya sudah ada di Al-Quran dan Hadis. Konten dakwah tersebut
biasanya mencantumkan
tulisan konten mengenai kegelisahan yang di akhirnya diberikan solusi dari ayat Al-Quran dan Hadis.
Adapun topik-topik lainnya
yang diangkat untuk mengangkat aspek perasaan dan hati dan dirasakan oleh banyak orang. Seperti mengenai quarter life
crisis, kebingungan orang-orang di usia target dakwah Yaumi, dan konten mengenai jodoh. Seperti yang dikatakan oleh Yasmin:
�Contohnya ada postingan
yang banyak masalah, ini solusinya. Sebenernya apapun masalahnya kalau kita mengacu ke
Al Quran dan Hadis itu udah
ada jawaban dan petunjuknya gitu. Jadi waktu itu ngangkat
itu, berawal dari kita ngambil
tentang copywriting misal
tentang kegelisahan atau galau, nggak
kuat dengan ujian, �kok aku
harus nanggung beban seperti ini�.
Terus nanti ujungnya
baru dikasih solusinya buat menenangkan,
�oh ini loh jawabannya� atas kegelisahan orang orang, jawabannya ada di Al-Quran, dari hadis juga ada. Kalau tadi
berangkat dari keresahan, terus juga bisa ngangkat permasalahan
secara umum atau permasalahan banyak orang, terus juga bisa ngangkat topik
tentang quarter life crisis, kebingungan orang-orang di usia audiens yaumi, itu juga berangkat dari kegelisahan quarter life
crisis, kayak konten nikah-nikah juga rame. Ya itu
sih tiga itu�
Gambar
4
�Contoh konten dengan topik yang diminati oleh
followers Yaumi
Dalam pengaplikasian
isi kontennya, agar lebih mengangkat tentang aspek perasaan
dan hati target dakwahnya, Yaumi Indonesia mengkombinasikan Judul konten yang menarik, ilustrasi yang sesuai dengan judul
dan isi konten, terkadang menggunakan lagu atau instrumen,
juga terkadang menggunakan
video dan animasi ilustrasi.
Seperti yang dikatakan oleh
Yasmin:
�Tapi sebagian besar itu memang
gambar dan copywriting, ilustrasi
gitu, tapi ada juga yang bentuknya video, lebih ke animasi
ilustrasi, tapi ada juga yang pake free footage
video buat konten. Kalau
untuk yg menarik buat perasaan itu� judulnya, judul yang pas gitu dengan konten yang mau dibuat, dengan persoalan dan kegelisahan orang-orang yang lagi
ngerasain, kasih contoh kayak konten
yang 7 ayat Al Quran supaya
ikhlas menerima takdir. Terus ilustrasinya itu orang ditinggal nikah, terus ada copywriting lagu armada yang galau gitu. Dari cover itu udah menarik, ilustrasi
dan isi konten menarik, dan akhirnya lumayan jadi salah satu konten terbaik
sih.�
Gambar 5
Contoh Konten Yang Membangkitkan Aspek Perasaan Target Dakwah
Yang
kedua, Yaumi Indonesia juga
membangkitkan aspek rasional dalam kontennya. Yaumi Indonesia juga memiliki cara untuk
mengajak target dakwahnya untuk berpikir, mengambil pelajaran, dan merenungkan suatu hal, seperti dalam
tujuan strategi rasional. Pengetahuan Yaumi Indonesia atas pain atau masalah mereka, atau bahkan tentang
suatu isu dan tren, menjadi hal
yang penting juga untuk Yaumi ketahui. Adapun cara untuk membangkitkan
aspek rasional dengan memuat topik-topik
tertentu seperti produktivitas, prokrastinasi, isu-isu tertentu seperti penyimpangan FWB (Friends
with benefit: bangga mengumbar
aib/maksiat di media sosial), dan demo. Seperti yang dikatakan oleh Yasmin:
�Beberapa konten yaumi itu mengajak
untuk produktif, kayak balik lagi ke pain-pain masalah mereka, misal kayak suka nunda-nunda, prokrastinasi. Ada juga yang masalah
sempet rame tentang FWB itu, ada orang yang bangga untuk mengumbar aib dan maksiat di media sosial. Jadi bikin konten yang menyinggung tentang itu, jadi
bikin quote-quote yang nyentil
tentang fenomena yang lagi rame gitu.�
Adapun
tujuan menyebarkan konten mengenai isu-isu tersebut agar khalayak paham akan suatu isu
atau fenomena. Fenomena tersebut dibahas dari sudut
pandang Islam. Apakah fenomena tersebut baik untuk ditiru
atau tidak. Jika ada isu atau
konten yang kurang baik, Yaumi Indonesia membuat suatu kalimat
atau tulisan yang sedikit menyinggung mengenai fenomena tersebut. Dengan mencantumkan kalimat pendapat, atau tulisan tersebut, diharapkan bisa memancing orang untuk berpikir dan mempertimbangkan,
mana hal yang benar dan
mana yang salah. Dalam menyinggung
suatu isu yang tidak baik di masyarakat,
Yaumi juga mencantumkan hadis di dalam caption untuk memberikan nasihat kepada orang-orang yang menganggap isu tersebut lumrah. Seperti yang dikatakan oleh
Yasmin:
�Jadi
bikin konten yang menyinggung tentang itu, jadi bikin quote-quote yang nyentil tentang fenomena yang lagi rame gitu.
Sebenernya lebih ke untuk nyentil
aja sih karena
kan mirisnya belakangan yang kemaren-kemaren sering banget video muncul membeberkan masalah FWB dan mengumbarkannya, ibaratnya berbuat maksiat aja dishare
di media sosial, kenapa berbuat kebaikan harus ditahan dan malu.�
Gambar
6
Contoh
Konten Yang Membangkitkan Aspek Rasional Target Dakwah
Yang
ketiga, Yaumi juga membangkitkan aspek yang berorientasi pada panca indra dan berpegang pada hasil penelitian, percobaan, dengan bentuk praktik keagamaan dan keteladanan. Dalam hal ini,
panca indra digunakan sebagai cara sebagai penerima
dakwah. Dakwah bisa diterima melalui
panca indra. Seperti adanya cara langsung atau
tutorial dalam praktik
keagamaan. Dalam menyampaikan dakwah indriawi, Yaumi memiliki konten dengan topik seperti
tata cara dalam beribadah.
Gambar
7 Contoh konten tutorial praktik keagamaan
yang
sesuai dengan strategi indriawi
Yaumi Indonesia sendiri
memiliki ciri khas konten dengan
ilustrasi. Sehingga fokusnya lebih ke dakwah melalui
penglihatan. Adapun konten
yang menggunakan audio visual, yang melibatkan penglihatan dan pendengaran seperti video reels
dan video animasi ilustrasi,
namun tidak dominan. Jika kontennya merupakan tata cara ibadah tertentu, akan dibuat ilustrasinya sesuai dengan copywriting
yang telah dibuat. Tata cara, tulisan, beserta ilustrasi dibuat dengan bentuk poster carousel
atau unggahan konten yang mencakup beberapa slide konten. Seperti yang dikatakan oleh
Yasmin:
�Kalo Yaumi kan ciri khasnya
lebih ke ilustrasi ya, bukan video. Persentase
yang lebih banyak itu poster carousel aja dibandingkan video. Cuman sekarang
agak banyak video kayak
reels, karena video sekarang
banyak diminati juga.
Paling kayak video-video, misal tentang
reels ngangkat isu palestina. Ini kan lebih enak
gitu dilihatnya, ada animasinya, lagu ngebakar semangat.
Terus kadang kan bikin konten tentang
isu palestina itu kadang ga terlalu
diminatin gitu. Nggak se-booming kalau bikin konten yang lain. Tujuannya juga untuk meningkatkan awareness dengan penyampaian yang enak.�
Strategi
media sosial juga diperlukan
untuk mengatur dan memaksimalkan penyebaran konten dakwah kreatif
di media sosial, khususnya instagram. Di sini, instagram dijadikan sebagai media penyampaian dakwah oleh Yaumi Indonesia.
Adapun beberapa poin penting dari strategi media sosial, mencakup poin Share, Optimize, Manage, dan Engage.
Yaumi Indonesia memiliki
tujuan dalam mengunggah konten dakwah di instagram, yaitu menciptakan konten kebaikan dengan cara kreatif,
tidak menggurui, dan menyesuaikan dengan followersnya. Juga bertujuan
untuk menyebarkan awareness
bahwa menjadi manusia harus bisa
bermanfaat bagi sekitarnya. Seperti yang dikatakan oleh Wahyu dan Yasmin:
�Terus
dengan konten-konten yang kita bikin, kita
pengen orang tuh engage dan
tau, kalau menjadi manusia yang bermanfaat itu adalah suatu
hal yang paling penting
yang harus dilakuin selama di dunia, nah Yaumi
Indonesia pengen bantu itu.� (Wawancara dengan Wahyu)
�Nah tujuannya
itu awalnya untuk alat marketing/promosi aplikasi walaupun ga cuman itu aja tapi
ada konten-konten lainnya, terus sekarang akhirnya instagram dijadikan
Influencer dakwah difokuskannya
karena sekarang aplikasinya sudah tidak ada. Jadi udah fokus di situ aja, followersnya udah banyak, dan ibaratnya fansnya juga udah banyak. Sayang
daripada nggak di maintain instagramnya akhirnya fokus di bikin konten-konten baik, karena kan sebelumnya
kita bikin kelas kayak How to be a dakwah
content creator, itu juga cukup
banyak pendaftarnya, akhirnya melahirkan kreator konten yang lain, dan membentuk komunitasnya sendiri, punya lingkaran kebaikan. Jadi kalau disimpulkan tujuannya adalah gimana menciptakan
konten kebaikan dengan cara kreatif,
nggak menggurui, tapi anak muda
banget.� (Wawancara dengan Yasmin).
Sesuai dengan poin pembahasan �Share�, Yaumi Indonesia memiliki tujuan dalam membuat
konten di instagram. Tujuannya pun termasuk dalam mempublikasikan konten dakwah yang bermanfaat bagi khalayak luas. Yaitu konten dakwah
yang selalu mengingatkan
pada kebaikan dan ajaran
agama Islam. Adapun konten-konten dakwahnya
dibuat berdasarkan target dakwahnya. Lebih jelasnya, konten dibuat menyesuaikan dengan followers Yaumi yaitu dari usia
18 hingga 34 tahun. Seperti yang dikatakan oleh
Yasmin:
�Kalau untuk menentukannya, sebenernya kan aku masuk nggak
dari awal pembuatan instagram/aplikasinya, kalau misal dilihat dari
insight instagram Yaumi itu, dia hampir
rata range dari usia 18-24,
dan 25-30an. Kalau sekarang
banyaknya di 25-34, kalau
dulu banyak 18-24. 18-24 itu 40%, yang 25-34 itu 47%, jadi sebenernya untuk target audiens itu bertumbuh, ibaratnya kayak tumbuh bareng. Kalau dulu targetnya memang untuk rata-rata mahasiswa, freshgraduate, dan dewasa awal, nah sekarang lebih banyak 25-34. Tentang ditentukannya target audiens kayaknya nggak ada statement khusus, kita targetnya dari usia sekian
hingga sekian. Kalau bisa dibilang ya audiensnya
ya anak-anak muda sesuai dengan
tagline kami #YouthMuslimPartner.�
Survei pun dilakukan
dengan tujuan untuk mengenal target dakwahnya. Survei dilakukan dengan cara open question di instagram
dan dari direct message yang masuk. Poin-poin yang diketahui adalah minat, keresahan, dan topik yang diminati oleh followersnya. Mengetahui minat dan keresahan dari target dakwah akan membantu Content
Strategist dalam pembuatan
konten dakwah di instagram. Hal ini menjadikan konten yang dibuat, sesuai dengan target dakwahnya. Seperti yang dikatakan oleh Yasmin:
�Untuk beberapa mungkin iya ya,
survei di instagram dulu pernah ya
beberapa kali untuk keperluan pembuatan kelas online. Jadi kayak misal kita ngasih beberapa
topik. Nanti setelah udah tau topik kelas onlinenya
apa, baru bikin konten-konten bridging yang
mengarah ke kelas online tersebut. Juga pernah survei lainnya
tapi dengan simpel, buka open
question di instagram, lalu
dm-dm yang masuk di instagram
terus dikumpulin lalu dijadiin konten
di feeds.�
Setelah pengunggahan
konten dilakukan. Yaumi Indonesia melakukan interaksi dan komunikasi dengan followersnya. Membalas komentar dan membalas direct message followers di postingan, menjadi cara yang dilakukan oleh Yaumi untuk menjaga
komunikasi dengan followersnya. Interaksi
juga dilakukan dengan menggunakan fitur yang telah disediakan oleh instagram yaitu instagram stories.
�
Gambar 8 penggunaan instagram story
dan fitur polling untuk berinteraksi dengan followers Yaumi
Seperti yang dikatakan
oleh Yasmin:
�Sebenernya yang ideal itu sebisa mungkin bales komentar followers di postingan, balesin dm-dm, walaupun nyatanya nggak selalu terbalas, karena nggak kepegang
kalau balas semuanya. Selain itu juga interaksi di story kayak
open polling atau pake fitur-fitur di instagram stories,
biasanya lebih banyak yang ngelihat storynya. Juga bikin konten yang interaktif, seperti minta rekomendasi
pada followers yang nantinya
akan dijadikan konten�.
Seperti hasil wawancara dengan Rauf selaku content creator dakwah
dan followers dari Yaumi
Indonesia: �Yang pertama sih
dari cara interaksi dengan audiens, di igstorynya aktif, dia ada
polling, dsb, dan ada strateginya, dan itu bagus buat dicontoh. Biasanya di ig story dengan polling atau dengan QnA, atau dengan Quiz, lebih ke ig
story. Tapi kalau di postingan nggak begitu sering.�
Gambar 9 Interaksi admin Yaumi
Indonesia dalam membalas komentar-komentar followersnya
Pembahasan
Pada Sub bab ini akan
dibahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori strategi dakwah menurut Al Bayanuni dan strategi
media sosial dari Regina Luttrel. Hasil penelitian yang telah diuraikan di atas merupakan wawancara dengan informan kunci dan pendukung mengenai strategi pembuatan konten kreatif instagram @yaumi.indonesia sebagai sarana dakwah. Menyelaraskan dengan kerangka berpikir yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menjelaskan mengenai strategi dan tahapan pembuatan konten dakwah kreatif yang dilakukan oleh instagram Yaumi Indonesia.
Yaumi
Indonesia menggunakan strategi dakwah
dan strategi model media sosial dalam
berdakwah melalui media sosial. Dalam menganalisis
hasil penelitian, peneliti akan mengaitkan
dengan teori yang telah dicantumkan pada bab dua. Strategi dakwah menurut Al Bayanuni terdiri dari strategi sentimentil yaitu fokus pada membangkitkan aspek perasaan target dakwah, strategi rasional yaitu fokus pada mendorong target dakwah untuk berpikir,
mempertimbangkan, dan mengambil
pelajaran. Dan yang ketiga adalah strategi indriawi, yaitu strategi yang fokus pada panca indra, dan hasil penelitian. (Al Bayanuni dalam Aziz, 2019:
301-302). Yaumi Indonesia menggunakan
ketiga strategi dakwah tersebut.
Dalam mengelola
strategi dakwah dengan
strategi sentimentil (perasaan),
Yaumi mencari tahu mengenai latar
belakang dan ciri khas dari target dakwahnya. Seperti pain atau masalah yang sering dialami target dakwah atau followersnya.
Di dalam kontennya, Yaumi menjawab permasalahan mereka dengan topik-topik atau tema konten
yang sesuai dengan masalah atau keresahan
mereka. Topik yang diangkat biasanya mengenai keresahan kegelisahan, ujian, quarter
life crisis, dan jodoh. Sehingga
dengan diketahuinya permasalahan target dakwahnya, Yaumi Indonesia memberikan solusi dengan konten
dakwahnya berupa Al-Quran
dan Hadis, dan juga tips-tips. Dalam konten-konten Yaumi, dapat dikatakan bahwa jawaban atas
permasalahan-permasalahan sudah
ada di Al-Quran. Selain itu, Yaumi Indonesia juga mengaplikasikan judul konten yang menarik, ilustrasi konten yang sesuai dengan isi
kontennya, dan terkadang menggunakan video dan animasi ilustrasi.
Dalam strategi rasional,
Yaumi Indonesia secara
garis besar juga mengetahui
pain atau masalah yang dialami oleh target dakwahnya. Penting untuk Content Strategist mengetahui isu-isu atau fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Adapun topik-topik
yang bisa mendorong target dakwahnya untuk berpikir, mempertimbangkan, mengambil pelajaran adalah topik konten
mengenai produktivitas, prokrastinasi, dan isu tertentu seperti isu penyimpangan. Dengan pemaparan isu atau fenomena
tersebut bertujuan agar ada pembahasan suatu fenomena dari sisi islam.
Apakah fenomena tersebut boleh dilakukan atau tidak. Dengan topik-topik
tersebutlah target dakwah diajak untuk berpikir.
Di akhir konten terkadang Yaumi juga menambahkan ayat Al-Quran dan Hadis yang berkaitan dengan topik tersebut.
Dalam strategi indriawi,
Yaumi indonesia membuat konten yang sekiranya bisa diterima oleh pancaindra. Seperti tutorial ibadah atau praktik keagamaan. Konten Yaumi berfokus
pada ilustrasi dan tulisan, tutorial atau praktik keagamaan
berfokus pada pencantuman
tulisan konten berupa tips,
tutorial lalu ditambahkan dengan ilustrasi yang sesuai dengan tahap-tahap
tutorial ibadahnya. Tahap-tahap
ibadah tersebut berupa carousel
atau postingan instagram yang bisa di geser atau slide. Karena itu, Yaumi berfokus
pada pancaindra penglihatan,
walaupun ada konten-konten lainnya yang menggunakan pancaindra pendengaran namun tidak dominan. Dikarenakan suara yang digunakan dominan mengenai instrumen untuk animasi konten
saja.
Selanjutnya peneliti akan membahas mengenai
pembuatan konten dakwah yang dikaitkan dengan strategi model media sosial
SOME (share, optimize, manage, dan engage) yang dikemukakan oleh Luttrell (2018:108). Dari hasil wawancara yang dilakukan, peneliti mengetahui bahwa strategi yang dilakukan oleh Yaumi Indonesia dalam bermedia sosial, sejalan dengan strategi model media sosial
SOME. Adapun tahapan yang dilakukan
oleh Yaumi Indonesia dalam pembuatan konten dan memaksimalkan akun instagramnya dalam berdakwah di instagram.
Tahap pertama adalah Share. Jaringan
yang digunakan dalam menyebarkan dakwah Yaumi adalah fokus
dengan menggunakan media instagram. Instagram dianggap menjadi media yang efektif untuk pengunggahan konten dakwah sesuai
target dakwahnya. Alasan membangun konten dakwah di instagram pun untuk mengajak target dakwahnya kepada kebaikan. Yaumi juga membagikan konten yang memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan dari followersnya dengan cara pembuatan
konten yang mengikuti tren terkini dan sesuai dengan masalah
yang dihadapi followersnya
sehingga followers akan
berasa ada keterhubungan dan timbulnya hubungan baik dengan
followersnya.
Tahap kedua adalah Optimize, mempertimbangkan
tipe konten yang akan diunggah. Yaumi Indonesia melakukan survei terlebih dulu untuk mengetahui
tipe konten yang diminati oleh target dakwahnya sehingga dapat mengoptimalkan konten dakwah agar dapat diterima oleh target dakwahnya. Tipe konten yang dipublikasikan adalah mengenai keresahan, pain,
dan masalah dari target dakwahnya. Lalu dibuat kontennya untuk menjawab keresahan target dakwahnya dengan menggunakan ilustrasi, postingan berupa carousel,
dan di akhirnya dipaparkan ayat Al-Quran dan Hadis untuk menjawab keresahan-keresahan
target dakwahnya. Untuk mengoptimalkan konten-konten dakwah, Yaumi juga bekerjasama dengan akun dakwah lain menggunakan fitur kolaborasi di instagram sehingga postingannya dapat tersebar lebih luas lagi.
Selain fitur kolaborasi, Yaumi juga memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia di instagram seperti poster, reels, postingan kolaborasi, dan fitur-fitur yang ada dalam instastory
untuk mempublikasikan konten-konten dakwahnya.
Tahap ketiga adalah Manage. Pada tahap ini dilakukan monitoring media sosial. Monitoring ini dilakukan untuk mengetahui interaksi yang terukur dengan followersnya. Tools yang digunakan
adalah untuk mengetahui engagement rate dan tema
konten yang disukai. Adapun
tema konten yang disukai diketahui dari tools media sosial beberapa di antaranya adalah mengenai produktivitas, quarter life crisis, keresahan, dan jodoh.
Tahap keempat adalah Engage. Tahap ini berkaitan dengan
keterlibatan akun Yaumi dengan followersnya.
Yaumi Indonesia melibatkan akun dengan followers dengan cara menggunakan
fitur QnA dan polling di instastory, juga membalas komentar followers di postingan
dan di direct message. Beberapa hal ini dilakukan
agar follower tetap memantau
dan berminat terhadap konten Yaumi. Dengan
adanya feedback berupa
balasan komentar kepada followers oleh akun
Yaumi, akan meningkatkan keterlibatan followersnya dalam konten-konten yang dibuat, sehingga akan meningkatkan
engagement rate akun instagram.
Pada
pembahasan selanjutnya, peneliti akan membahas
mengenai tahapan dalam pembuatan konten kreatif instagram Yaumi Indonesia dari tahap awal
hingga akhir.
Pada tahap pertama yaitu pembuatan
content planning atau perencanaan
konten dengan membuat rencana konten selama satu
minggu dengan menggunakan tabel spreadsheet.
Pada tahap ini Content
Strategist diperlukan untuk
brainstorming ide dan mencari referensi
konten. Selain itu juga Content Strategist diperlukan
untuk paham akan kebutuhan target dakwah atau followersnya.
Pada tahap kedua yaitu mengumpulkan bahan-bahan atau riset. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
bahan-bahan konten. Riset dilakukan dengan riset ide konten dan riset materi. Riset ide konten bisa didapatkan
dengan mencari atau update dengan hal-hal trending atau topik yang sedang ramai dibicarakan di media sosial. Riset materi
bisa didapat dari sumber materi
yang kredibel seperti buku, website kredibel (rumaysho, konsultasisyariah),
Al-Quran dan Hadis, juga berita terkini.
Pada tahap ketiga adalah pengolahan bahan-bahan hasil riset menjadi draft konten. Bahan-bahan tersebut dirumuskan menjadi sebuah tulisan yang nanti akan dibuat
desainnya. Pada tahap keempat yaitu draft
tulisan yang dibuat oleh Content Strategist, dibuat desainnya oleh Graphic
Designer. Desain atau ilustrasi
harus dibuat menyesuaikan dengan isi tulisan. Terkadang meme
juga dipakai sebagai bahan desain dan ilustrasi. Tahap yang kelima adalah tahap
pengecekan setelah desain jadi dibuat,
pengecekan dilihat dari segi layout, tulisan,
ayat Al-Quran dan gambar harus sesuai, dan tidak ada yang salah. Jika tidak ada yang direvisi, maka konten akan siap
dipublish menggunakan Facebook
Creator Studio pada tahap ke
enam. Di tahap ini dapat menjadwalkan
kapan konten akan diunggah di instagram, juga dicantumkan caption
yang sesuai dengan kontennya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai strategi dakwah, strategi media sosial,
dan tahapan pembuatan konten dakwah kreatif
di instagram Yaumi
Indonesia, dapat disimpulkan
bahwa dalam pembuatan konten kreatif dakwah di instagram, Yaumi Indonesia melakukan pengaplikasian strategi
dakwah dan strategi media sosial.
Cara yang pertama
pada strategi pembuatan konten
dakwah kreatif di instagram Yaumi Indonesia adalah dengan mengetahui
latar belakang, minat, dan permasalahan target dakwah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui topik konten yang diminati sehingga sesuai dan menjawab permasalahan target dakwah dan dapat membuat keterhubungan antara target dakwah dengan konten. Cara kedua adalah mengetahui isu atau fenomena yang terjadi di masyarakat, lalu dibuat kontennya
dari sudut pandang islam sehingga
membuat target dakwah berpikir dari segi
cara pandang agama islam. Cara ketiga adalah dengan membuat
konten dakwah berupa postingan berupa carousel, yang fokus
pada ilustrasi dan tulisan. Ilustrasi
yang sesuai ditambahkan
agar membuat konten tulisan
lebih menarik. Cara keempat adalah dengan memfokuskan penggunaan instagram sebagai media dakwah Yaumi dengan cara
memanfaatkan fitur-fitur yang
tersedia pada instagram seperti poster, reels, dan instastory.
Cara kelima adalah dengan mempertimbangkan topik konten yang akan diunggah dan mengakhiri konten dengan penjabaran ayat Al-Quran dan Hadis sebagai
inti dari konten. Topik konten juga dapat dibuat dengan
kolaborasi dengan content
dakwah creator lain. Cara ke enam adalah
dengan menggunakan tools
media sosial untuk memantau engagement akun dengan followers. Cara ketujuh
adalah dengan menjalin keterhubungan dan komunikasi dengan followersnya dalam konten-konten yang telah diunggah seperti membalas komentar followers,
direct message, dan menggunakan fitur interaksi yang ada dalam instastory
seperti polling dan QnA.
Adapun kesimpulan
tahapan dalam pembuatan konten dakwah kreatif di instagram Yaumi Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan
content planning selama satu
minggu.
2. Melakukan riset atau bahan-bahan
yang diperlukan dalam pembuatan konten. Di dalamnya termasuk pada riset materi dan riset ide konten
3. Mengolah bahan yang telah dikumpulkan menjadi suatu tulisan atau draft konten
4. Pembuatan desain dan ilustrasi konten oleh Graphic Designer. Desain dibuat menyesuaikan dengan tulisan yang telah dibuat.
5. Pengecekan setelah desain dibuat
6. Pengunggahan konten yang telah dibuat ke instagram
melalui Facebook Creator Studio.
����
Aminudin, A. (2018). Media Dakwah. Al Munzir. 9(2).
192-210. Google Scholar
Annazilli,
H. (2018). Relasi Antara Agama dan Media Baru. Jurnal Ilmiah Syi'ar, 18(2),
26-44. Google Scholar
Annur,
C. M. (2021). Survei KIC: Mayoritas Masyarakat Indonesia Mengakses Informasi
di Media Sosial. Databoks/Katadata. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/20/survei-kic-mayoritas-masyarakat-indonesia-mengakses-informasi-di-media-sosial
Google Scholar
Arikunto,
S. (n.d.). Metode Penelitian.
Aziz,
M. A. (2019). Ilmu Dakwah: Edisi Revisi. Prenada Media. Google Scholar
Hootsuite.
(2021). Data pengguna internet dan media sosial di Indonesia.
Hootsuite : We Are Social. https://www.slideshare.net/DataReportal/digital-2021-indonesia-january-2021-v01
Husna,
Z. Z., & Muhid, A. (2021). Perkembangan Dakwah Melalui Media Sosial
Instagram (Literature Review). 05(02), 197�208. Google Scholar
Ismayani,
M. (2013). Kreativitas dalam Pembelajaran Literasi Teks Sastra. Jurnal
Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(2),
67�86. Google Scholar
Karim,
A. (STAIN K. (2016). Dakwah Melalui Media: Sebuah Tantangan Dan Peluang. At-Tabsyir,
4(1,Juni), 157�172. Google Scholar
Kurniawati,
E. (n.d.). Literasi Media Baru Mahasiswa Tuli. 71�92. Google Scholar
Kutanto,
H. (2017). Strategi Programming dalam pengemasan program �Hafiz Indonesia
2015� RCTI untuk memperoleh rating share tinggi. Google Scholar
Luttrell,
R. (2018). Social Media : How to engage, share, and connect.
Rowman & Littlefield. Google Scholar
Mulyana,
D. (2013). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya.
Google Scholar
Nasrullah,
R. (2015). Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi. Simbiosa Rekatama Media. Google Scholar
Nurasikin,
A. (n.d.). Hadis Tujuan Dakwah. 9. Google Scholar
Permana,
R. (2013). Strategi Komunikasi Dakwah Band Wali dalam Lagu Cari Berkah. Jurnal
Komunikasi Islam, 03(01), 119�136.
http://jki.uinsby.ac.id/index.php/jki/article/view/17 Google Scholar
Prajarini,
D. (2020). Media Sosial Periklanan - Instagram. Deepublish. Google Scholar
Qudratullah,
S., & Wandi, S. (n.d.). Dakwah dan Komunikasi : Konsep dan
Perkembangan. Penerbit Lakeisha. Google Scholar
Rachmawati,
T. (2017). Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif. UNPAR Press,
1, 1�29. Google Scholar
Rijali,
A. (2018). Analisis Data Kualitatif Ahmad Rijali UIN Antasari Banjarmasin.
17(33), 81�95. Google Scholar
Roosaryatama,
G. (2019). Penggunaan Media Sosial sebagai Sumber Informasi dalam Berita
bagi Jurnalis Media Online (Studi Kasus pada Media Online Tribunnews. com)
(Doctoral dissertation, Universitas Multimedia Nusantara). Google Scholar
Salam,
O. D. (2020). Personal Branding Digital Natives di Era Komunikasi Media Baru
(Analisis Personal Branding di Media Sosial Instagram). Business Economic,
Communication, and Social Sciences (BECOSS) Journal, 2(1), 19�30.
https://doi.org/10.21512/becossjournal.v2i1.6070 Google Scholar
Suhandang,
K. (2013). Ilmu Dakwah. Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Suhandang,
K. (2014). Strategi Dakwah. PT Remaja Rosdakarya.
Umanailo,
C. B. (2017). Sosiologi Hukum.
Winarni,
E. (2021). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R
& D. Bumi Aksara. Google Scholar
Zahra,
U. F., Sarbini, A., & Shodiqin, A. (2016). Media Sosial Instagram
sebagai Media Dakwah. Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Google Scholar
Hananindya Karina Sari Pertiwi, Agus Aprianti (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |