Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 7, Juli 2022

 

STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TENTANG HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER ORANG TUA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA DI SMA NEGERI1 AMURANG BARAT DAN SMA KATOLIK AQUINO AMURANG BARAT

 

Tellma Monna Tiwa

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Manado, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada siswa siswi SMA negeri dan swasta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada siswa siswi di SMA negeri dan swasta. Untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti melakukan pengambilan data menggunakan skala perilaku agresif Buss dan Perry (1992) yang diadaptasi oleh Puteri (2015), dan skala pola asuh otoriter dari Ribeiro (2009) yang diadaptasi oleh Hertanti 2014). Skala tersebut disebarkan kepada 137 siswa SMA baik negeri ataupun swasta di Amurang barat. Analisis korelasi menunjukkan nilai koefisien perilaku agresif dan pola asuh otoriter ayah sebesar r = 0,253 dengan signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) dan nilai koefisien perilaku agresif dan pola asuh otoriter ibu sebesar r = 0,259 dengan signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) sehingga hipotesis di terima

 

Kata Kunci: Perilaku Agresif, Pola Asuh Otoriter Orang Tua

 

Abstract
This study aims to determine the relationship between parental authoritarian parenting with aggressive behavior in public and private high school students. The hypothesis in this study is that there is a positive relationship between authoritarian parenting and aggressive behavior among students in public and private high schools. To test the research hypothesis, researchers took data using the Buss and Perry aggressive behavior scale (1992) which was adapted by Puteri (2015), and the authoritarian parenting scale from Ribeiro (2009) which was adapted by Hertanti 2014). The scale was distributed to 137 public and private high school students in Amurang Barat. Correlation analysis shows the coefficient of aggressive behavior and father's authoritarian parenting is r = 0.253 with a significance of p = 0.000 (p < 0.05) and the coefficient of aggressive behavior and mother's authoritarian parenting is r = 0.259 with a significance of p = 0.000 (p < 0.05) so that the hypothesis is accepted
 

Keywords: Aggressive Behavior, Authoritarian Parenting Parent

 


Pendahuluan

Bagi masyarakat perilaku agresif baik individual ataupun berkelompok bukanlah suatu hal yang mengherankan. Bahwa saat ini perilaku agresif sudah tidak dapat dikendalikan baik oleh aparat ataupun masyarakat. Dapat diketahui remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Pada suatu masyarakat, perilaku agresif adalah perilaku yang tidak disukai dan cenderung di hindari. Hal ini karena perilaku agresif dapat menyebabkan bahaya dan menimbulkan ketidaknyamanan dalam berinteraksi sosial. Hasil penelitian Lowick dan Godall (Apollo & Ancok, 2003) mengungkapkan bahwa remaja cenderung menunjukkan perilaku agresif dari pada anak-anak dan orang dewasa. Pada usia anak-anak mungkin saja tidak terlalu agresif tetapi pada usia remaja akan berkecenderungan melakukan suatu tindakan kekerasan seperti berperilaku agresif.

Perilaku agresif di kalangan remaja memang kerap terjadi. Aksi kekerasan yang dilakukan dapat terjadi dimana saja, seperti jalanan, di sekolahan, bahkan lingkungan perumahan. Perilaku tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan secara fisik (memukul, menendang dan lain-lain). Pelaku tindak kekerasan ini sering didominasi oleh para remaja atau siswa-siswa ditingkat sekolah menengah keatas (Puteri, 2015). Menurut Rachmani (2014) perilaku agresif siswa di sekolah, khusunya pelajar SMA, dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari jumlahnya maupun variasi bentuk perilaku agresif yang dimunculkan. Perilaku agresif siswa di sekolah sangat beragam dan kompleks.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku agresif pada remaja yaitu berasal dari dua faktor, antara lain faktor internal dan faktor ekstrenal. Faktor internal tersebut meliputi: frustasi, gangguan pengamatan, gangguan berpikir dan intelegency remaja, serta gangguan perasaan/emosional remaja. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, provokasi, pengaruh obat-obatan terlarang dan faktor lingkungan (Myers, 2012). Adapun faktor lain yang mempengaruhi perilaku agresif pada remaja misalnya faktor bawaan, pola asuh, lingkungan keluarga dan pendidikan (Baron & Byrne, 2003)

Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara orangtua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan (Aisyah, 2010). Pola asuh orangtua juga merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak. Keadaan kehidupan keluarga bagi seorang anak dapat dirasakan melalui sikap dari orang yang sangat dekat dan berarti baginya. Dengan kata lain, pola asuh orangtua akan mempengaruhi perilaku anaknya (Aisyah, 2010).

Berdasarkan penjelasan diatas yang telah dikemukakan, seperti banyaknya siswa-siswa yang melakukan tindakan perilaku agresif seperti tawuran antar sekolah dan perkelahian maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada remaja di Amurang.

Tujuan dari penelitian ini yaitu uentuk mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada remaja di Amurang.

 

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara pola asuh otoriter dengan perilaku agresif pada remaja. Semakin otoriter pola asuh yang diterapkan orangtua maka semakin tinggi pula pembentukan perilaku agresif pada remaja.

 

Metode Penelitian

Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

Variabel Tergantung: Perilaku Agresif

Variabel Bebas: Pola Asuh Otoriter

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2011: 80) �Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.� Pendapat di atas menjadi salah satu acuan bagi penulis untuk menentukan populasi. Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah remaja di Kecamatan amurang berjumlah 209 orang

Sampel

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin dengan keketatan 5%. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil 137,2 dibulatkan menjadi 137 sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Purposive random sampling merupakan tehnik pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang dibuat oleh peneliti.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk skala alat ukur. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini memiliki dua skala yaitu skala perilaku agresif dan skala pola asuh otoriter.

Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Alasan peneliti menggunakan analisis statistik adalah karena dengan menggunakan metode statistik maka data yang bersifat kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif sehingga memudahkan peneliti untuk menganalisis data. Dalam penelitian ini, analisis korelasi Pearson atau Spearman yang akan digunakan untuk menilai hubungan pola asuh otoriter dengan perilaku agresif pada remaja. Apabila berdasarkan uji asumsi yang dilakukan menyatakan normal, maka analisis korelasi yangdigunakan yaitu menggunakan Pearson, namun sebaliknya apabila uji asumsi yang dilakukan menyatakan tidak normal makan analisis korelasi yang digunakan yaitu menggunakan Spearman. Analisis statistik dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.

 

Hasil Dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan berusia 14-18 tahun yang masih duduk dibangku SMA. Dalam penelitian ini terdapat 137 subjek yang sudah sesuai kriteria.

Tabel 1

Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

Laki-laki

94

68,6%

Perempuan

43

31,3%

Total

137

100%

 

Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji asumsi yang telah dilakukan, terbukti bahwa variabel pola asuh otoriter orang tua dan perilaku agresif pada remaja telah memenuhi uji normalitas dan linieritas. Maka untuk selanjutnya dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis, yaitu apakah ada hubungan yang signifikan antara pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif remaja. Uji hipotesis dalam penelitian menggunakan korelasi Spearman rank (non parametrik).

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa korelasi Spearman antara pola asuh otoriter ayah denga perilaku agresif pada remaja menghasilkan nilai r sebesar = 0,253 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Sedangkan hasil korelasi Spearman antara pola asuh otoriter ibu dengan perilaku remaja menghasilkan r sebesar = 0,259 dengan p = 0,000. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada remaja. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima. Hasil uji hipotesis penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

 

Tabel 2

Hasil Uji Hipotesis

Variabel

r

r�

P

Ket

Perilaku

0,253

0,064

0,000

Signifikan

Agresif dan

 

 

 

 

Pola Asuh

 

 

 

 

Otoriter

 

 

 

 

Ayah

 

 

 

 

Perilaku

0,259

0,067

0,000

Signifikan

Agresif dan

 

 

 

 

Pola Asuh

 

 

 

 

Otoriter Ibu

 

 

 

 

 

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada remaja. Berdasarkan analisis data menunjukkan korelasi yang signifikan antara kedua variabel tersebut, dengan nilai r = 0,253 dan nilai p = 0,000 untuk pola asuh otoriter ayah dan perilaku agresif sedangkan nilai r = 0,259 dan nilai p = 0,000 untuk pola asuh otoriter ibu dan perilaku agresif. Hal tersebut menunjukkan bahwa p < 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada remaja. Hubungan pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada remaja ini menunjukkan bahwa semakin positif pola asuh otoriter orang tua, maka semakin tinggi perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya, semakin negatif pola asuh otoriter orang tua, maka akan semakin rendah perilaku agresif yang dilakukan remaja.

Hasil penelitian ini sejalan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariani (2014) bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orang tua dengan agresivitas pada remaja awal. Hal ini didukung oleh pernyataan Shochib (2010), yang mengatakan bahwa orang tua yang otoriter dan yang memberikan kebebasan penuh menjadi pendorong timbulnya agresivitas pada remaja sedangkan orang tua yang bersikap demokratis menjadi pendorong terhadap perkembangan remaja ke arah yang positif. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Maning (dalam Shochib, 2010) yang menyatakan bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap remaja untuk berprilaku agresif atau tidak.

Hasil analisis deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa pada perilaku agresif subjek penelitian terbanyak berada pada tingkat kategori sedang dengan persentase sebasar 55,5%. Kemudian dengan pola asuh otoriter ayah yang subjeknya berada pada tingkat kategori sedang dengan prosentase sebesar 48,7%. Demikian pula dengan pola asuh otoriter ibu yang subjeknya berada pada tingkat rendah dengan prosentase sebesar 43,9%. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh otoriter orang tua mempengaruhi perilaku agresif pada remaja, dimana semakin postif pola asuh otoriter orang tua makan akan semakin tinggi perilaku agresif yang dilakukan remaja, begitu pula sebaliknya. Hal ini serupa dengan hasil penenlitian yang dilakukan oleh Stejianny (Rejeki, 2015) yang mengatakan bahwa pola asuh otoriter berkorelasi pada taraf sedang dengan perilaku agresif remaja.

Hasil uji hipotesis juga menunjukkan sumbangan yang cukup dari persepsi terhadap pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada remaja. Uji hipotesis menunjukkan nilai r = 0,253 dan r� = 0,064 untuk perilaku agresif dan pola asuh otoriter ayah yang berarti sumbangan dari pola asuh otoriter ayah dengan perilaku agresif adalah sebesar 6,4 % sedangkan nilai r = 0,259 dan r� = 0,067 untuk perilaku agresif dan pola asuh ibu yang berarti sumbangan dari pola asuh otoriter ibu dengan perilaku agresif adalah sebesar 6,7 %.

Peneliti kemudian melakukan analisis lainnya yang dilakukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai aspek pola asuh otoriter yang paling berpengaruh terhadap perilaku agresif remaja. Pola asuh otoriter dilihat berdasarkan aspek-aspek yang meliputi low warmth, low communication, high maturity dan high in control. Berdasarkan hasil uji regresi pola asuh otoriter otoriter (ayah) menunjukkan bahwa high maturity diketahui memiliki prediktor yang paling kuat yaitu sebesar 9,3% sedangkan pada aspek pola asuh otoriter (ibu) menunjukkan bahwa low warmth diketahui diketahui memiliki prediktor yang paling kuat yaitu 9,5%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek pola asuh otoriter yang paling berpengaruh terhadap perilaku agresif remaja adalah high maturity dan low warmth.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif yang signifikan pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada remaja. Artinya, semakin tinggi pola asuh otoriter orang tua, maka semakin tinggi perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah pola asih otoriter orang tua, maka semakin rendah pula perilaku agresif yang dilakukan remaja.

 


 

BIBLIOGRAFI

 

Aisyah, S. (2010). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Agresivitas Anak. Jurnal Medtek. 2 (1)

 

Apollo., Ancok. D. (2003). Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Televisi Berisi Kekerasan, Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga, Jenis Kelamin, Dan Tahap Perkembangan Dengan Kecenderungan Agresivitas Remaja. Sosiohumanika. 16 (3)

 

Baron, R. A., & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.

 

Hurlock, E.B. 1998. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

 

Myers, D. G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

 

Puteri, R. D. (2015). Hubungan antara Konformitas dengan Agresifitas pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. Universitas Islam Indonesia

 

Rachmani, R. (2014). Perencanaan teknik role playing untuk mereduksi agresif siswa. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia

 

Rejeki, N.C. (2015). Hubungan antara Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Agresif pada Anggota Geng Motor Matic 17 Salatiga. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

 

Shochib, M. (2000). Pola Asuh Orangtua: Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: PT. Rineka Cipta

 

Copyright holder:

Tellma Monna Tiwa (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: