Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 8,
Agustus 2022
PELANGGARAN PRINSIP
KESANTUNAN PADA SINETRON SAMUDRA CINTA EPISODE SATU SAMPAI LIMA DAN
IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN TEKS DRAMA DI KELAS XI KAJIAN PRAGMATIK
Fakultas Ilmu Keguruan
dan Pendidikan Universitas Pekalongan,
Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
kajian pragmatik khususnya pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat pada sinetron �Samudra Cinta� serta implikasinya terhadap pembelajaran teks drama kelas XI SMA. Data
pada penelitian ini berupa penggalan tuturan dalam sinetron
�Samudra Cinta� karya Gita Djun. Sumber data penelitian ini berupa tuturan dialog tokoh sinetron �Samudra Cinta yang diklasifikan dalam bentuk Pelanggaran
prinsip kesantunan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif. Deskriptif kualitatif yakni mengumpulkan
informasi berupa data empiris atau dapat dibuktikan kebenarannya sesuai fakta. Langkah-langkah yang
digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut, (a) teknik simak untuk mendapatkan
data yang faktual, (b) teknik
catat yakni mencatat semua tuturan tokoh, (c) mengelompokkan data temuan berdasarkan kategori jenis pelanggaran prinsip kesantunan, (d) menganalisis data yang telah diklasifikasikan berdasarkan tuturan tokoh dan mendeskripsikan implikasinya terhadap pembelajaran teks drama di kelas XI SMA. Peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis. Hasil analisis dari kategori
jenis pelanggaran prinsip kesantunan, yaitu terdapat sebanyak 25 data : a) bidal ketimbangrasaan
sebanyak empat data, bidal kemurahhatian sebanyak satu
data, bidal keperkenaan sebanyak sembilan data, bidal kerendahhatian sebanyak
dua data, bidal kesetujuan sebanyak delapan data, bidal kesimpatian sebanyak
satu data. Jenis bidal yang paling sering ditemukan yaitu keperkenaan dan yang
jarang ditemukan yaitu bidal kesimpatian
Kata Kunci: pragmatik, prinsip kesantunan, pelanggaran, sinetron �
Abstract
The aim of the
research is to describe pragmatic studies, specifically violations of
politeness principles in the soap opera �Samudra Cinta� and their implications
for learning drama text for class XI SMA. The date in this study are excerpts
from Gita Djun�s soap opera �Samudra Cinta�. This study�s data source
is the dialogue of the soap opera character�Samudra
Cinta�which is classified as a violation of the politeness principle. The
descriptive ualitative method was usd. Qualitative descriptive that is
gathering information in the form of empirical data or that can be proven true
based on facts. The following steps were used in data collection: (a) listening
techniue to obtain factual data, (b) note tacking technique, namely recording
all the off the characters,speeches, (c) classifying the findings based on the
type of violation of the politeness principle, (d) analyzing data that has been
classified based on the character's speech and describing its implications for
learning drama texts in class XI SMA. The analysis results are used by
researchers to draw conclusions. There are up to 25 data points in the analysis
from the category of types of violations of the politeness principle: a) the
thimble of feeling up to four data points, the thimble of generosity up to one
data point, the thimble of kindness up to nine data points, the thimble of
humility up to two data points, the thimble of agreement up to eight data
points, and the thimble of sympathy up to one data point. The most common type
of thimble is affection, while sympathy thimble is less common.
Keywords: pragmatics, the politeness principle,
violations,� soap operas
Pendahuluan
Pragmatik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks luar bahasa dan maksud tuturan melalui penafsiran terhadap situasi penuturannya. Ragam bahasa dalam komunikasi dilakukan dengan dua cara yaitu dengan bahasa tulis dan lisan. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi penggunaan bahasa lisan adalah etika, sopan santun atau kesantunan. Kesantunan berbahasa sangat erat kaitannya dengan etika dalam pergaulan dan berkomunikasi di masyarakat. �Tuturan yang digunakan dalam sinetron �Samudra Cinta� menarik untuk diteliti, karena banyak terdapat tuturan yang melanggar prinsip kesantunan. Penelitian ini dapat diimplikasikan pada pembelajaran drama kelas XI SMA. Pendapat ini dikuatkan oleh Sudaryat (dalam Ika 2020:3) mengemukakan bahwa menelaah hubungan tindak bahasa dengan konteks tempat, waktu, keadaan pemakainya dan hubungan makna dengan aneka situasi ujaran pragmatik merupakan telaah mengenai kondisi-kondisi umum penggunaan komunikasi.
Peneliti memilih judul Pelanggaran Prinsip Kesantunan pada sinetron �Samudra Cinta� episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama di kelas XI karena tuturan atau percakapan pada dialog tokoh sinetron karya Gita Djun karena dalam sinetron ini para pemain melanggar kesantunan berbahasa, sehingga menimbulkan ketersinggungan, konflik, bahkan sampai terjadi perkelahian terhadap lawan pemainnya.. Alasan berikutnya peneliti mengambil judul tersebut karena penelitian terhadap sinetron �Samudra Cinta� belum pernah dilakukan sebelumnya. Sama halnya penelitian ini juga mengunakan beberapa Penelitian terdahulu, diantaranya sebagai berikut.
Purwati, Rasna, Wisudariani (2017) melakukan penelitian artikel jurnal nasional �Prinsip Kesantunan pada Talk show Rumpi (No Secret) di Trans TV�. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 50 tuturan yang mematuhi prinsip kesantunan dan 21 tuturan yang melanggar prinsip kesantunan. Pematuhan prinsip kesantuanan meliputi maksim penerimaan (19 tuturan), maksim kecocokan (15 tuturan), maksim kerendahan hati (9 tuturan), maksim kebijaksanaan (7 tuturan), maksim kesimpatian (4 tuturan), dan maksim kemurahan hati (1 tuturan). Pelanggaran maksim melitupi, maksim kecocokan (11 tuturan), maksim penerimaan (3 tuturan), maksim kerendahan hati (3 tuturan), maksim kesimpatian (2 tuturan), maksim kebijaksanaan (1 tuturan), dan maksim kemurahan hati (1 tuturan). Relevensi penelitian Purwati, Rasna, Wisudariani dengan penelitian ini sama sama mengkaji prinsip kesantunan.
Penelitian relevan lainnya dilakukan Nashruddin (2018) dengan judul artikel jurnal internasional �politeness principle and its implication in EFL classroom in Indonesia� Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip kesantunan menciptakan kebersamaan antara guru dan siswa, membangun perilaku menghormati siswa, membantu siswa memiliki sikap positif terhadap pelajaran, dan memotivasi untuk berpartisipasi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Relevensi penelitian Nasrudin dengan penelitian ini sama sama mengkaji prinsip kesantunan.
Menurut (Rustono dalam Arifianti 2008:14) pragmatik adalah bagian dari
ilmu tanda atau semiotik, kekhususan bidang ini pada relasi antara tanda dan objek yang diacunya. Pragmatik adalah (1) kajian mengenai hubungan antara tanda (lambang) dan
penafsirannya, (2) kajian mengenai penggunaan bahasa, (3) kajian bahasa dari
perseptif fungsi dalam arti bahwa kajian ini mencoba menjelaskan aspek-aspek
struktur linguistis dengan mengacu pada pengaruh-pengaruh dan sebab-sebab di
luar kebahasaan (4) kajian mengenai hubungan-hubungan diantara bahasa dan
konteks, (5) berkaitan dengan topik mengenai aspek-aspek makna ujaran yang
tidak dapat dijelaskan dengan mengacu langsung pada persyaratan kebenaran
(truth condition) dan kalimat yang diujarkan.
Zamzani, (2010:2) kesantunan (politeness) merupakan
perilaku yang diekspresikan
dengan cara yang baik atau beretika.
Kesantunan merupakan hal yang bersifat relatif di dalam masyarakat. Ujaran tertentu bisa dikatakan
santun di dalam suatu kelompok masyarakat, namun di kelompok masyarakat lain belum tentu dianggap
santun. Leech (1993:206-207) mengemukakan
prinsip kesantunan berdasarkan bidal atau kaidah, yang meliputi enam bidal
yaitu, (1) Bidal ketimbangrasaan (Tact
Maxim), (2) Bidal kemurahatian
(generosity maxim), (3) Bidal keperkenanan (approbation maxim), (4) Bidal kerendahhatian (modesty maxim), (5) Bidal
kesetujuan (agreement
maxim), dan (6) Bidal kesimpatian
(simpathy maxim).
Rumusan masalah pada penelitian ini ada dua, yaitu (1) bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam Sinetron Samudra Cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama kelas XI. (2) bagaimanakah implikasi hasil analisis prinsip kesantunan dalam sinetron samudera cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama kelas XI. Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam Sinetron Samudra Cinta episode satu sampai dengan lima dan mendeskripsikan implikasi hasil analisis prinsip kesantunan dalam sinetron samudera cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama kelas XI. Manfaat penelitian ini ada dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah wawasan baru mengenai analisis bahasa (Linguistik) umumnya, dan untuk kajian pragmatik khususnya tentang bentuk prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta. Manfaat praktis bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kajian pragmatik tentang bentuk prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta, dan bagi peneliti lain dapat memberikan referensi baru, dalam kajian pragmatik tentang bentuk prinsip kesantunan dalam sinetron.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah jenis penelitian
mengumpulkan data yang empiris
dan dapat dibuktikan kebenarannya sesuai fakta. Dalam kajiannya, penelitian
kualitatif menggunakan metode deskriptif. Sudaryanto (2015:7) menerangkan istilah deskriptif berarti penelitian yang dilakukan semata-mata hanya didasarkan pada fakta atau fenomena yang ada, sehingga hasilnya
adalah varian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan apa adanya. Metode
deskriptif menjelaskan data
atau objek secara natural (alamiah), objektif (keadaan yang sebenarnya tanpa disertai anggapan), dan faktual (apa adanya).
Data-data yang berwujud
penggalan tuturan pelanggaran atas prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta episode satu sampai dengan lima, dicatat dengan teliti dan cermat sehingga metode ini bersifat deskriptif.
Hal ini yang mendasari
penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan hasil analisis berkaitan dengan prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta episode satu sampai dengan
lima dan implikasinya pada pembelajaran
teks drama di kelas XI.
Langkah-langkah yang digunakan peneliti pada
tahap� pengumpulan data adalah sebagai berikut,
(a) tahap awal yang dilakukan adalah teknik simak untuk mendapatkan data yang
faktual harus melewati tahap ini dengan cara menyimak sinetron �Samudra Cinta�
pada setiap tuturan tokoh dari awal hingga akhir, (b) tahap kedua yaitu teknik
catat. Pada tahap ini setelah menyimak sinetron �Samudra Cinta� langkah
berikutnya yaitu mencatat semua tuturan tokoh untuk mempermudah peneliti
melakukan pengumpulan data, (c) tahap ketiga yaitu mengelompokkan indikator
yang telah disiapkan dengan mengklasifikasikan bentuk pelanggaran prinsip
kesantunan pada sinetron �Samudra Cinta�, (d) tahap terakhir yaitu menganalisis
data yang telah diklasifikasikan berdasarkan tuturan tokoh sesuai bentuk pelanggaran
Prinsip Kesantunan pada sinetron �Samudra Cinta�. Teknik analisis data pada
penelitian ini berfokus pada Bogdan (dalam Diarti 2020:36) menyatakan bahwa
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga
dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan.
Hasil Dan Pembahasan
Hasil penelitian ini berupa jenis pelanggaran prinsip kesantunan pada sinetron�Ssamudra Cinta� karya �Gita Djun�. Jenis
pelanggaran prinsip kesantunan ada 25 temuan
Tabel 1
Hasil Penelitian
No |
Jenis Pelanggaran
Prinsip Kesantunan |
Jumlah data |
1 |
Pelanggaran bidal ketimbangrasaan |
4 |
2 |
Pelanggaran bidal kemurahhatian |
1 |
3 |
Pelanggaran bidal keperkenaan |
9 |
4 |
Pelanggaran bidal kerendahhatian |
2 |
5 |
Pelanggaran bidal kesetujuan |
8 |
6 |
Pelanggaran bidal
kesimpatian |
1 |
A.
Pelanggaran Prinsip Kesantunan
1.
Pelanggaran bidal ketimbangrasaan,
terdapat pada penggalan wacana (1) berikut.
KONTEKS: PAPAH� RUSDI,� MAMAH�
NOVI,� DAN� KELUARGA SEDANG BERKUMPUL NGOBROL DIRUANG
TAMU, DISERTAI TURUN HUJAN YANG SANGAT LEBAT
Lila���� :
�Nama anak ini Cinta, tolong kamu
rawat dan besarkan, dia adalah anak
kamu �
Mamah Novi: �Apa-apaan ini, perempuan nggak jelas berani-beraninya kamu ngaku suami
saya bapaknya bayi kamu, perempuan
nggak waras kamu ya!! �
Lila���� : �Maaf mba tapi
anak itu memang darah daging
dari suami mba�
����������������������������������������������������������������������������������������������������������� (Data 1)
Penggalan wacana yang diucapkan mamah Novi pada data
(1) �Apa-apaan
ini, perempuan nggak jelas berani-beraninya
kamu ngaku suami saya bapaknya
bayi kamu, perempuan nggak waras kamu ya!!�
merupakan tuturan kategori
pelanggaran bidal ketimbangrasaan yaitu bidal kesantunan yang berisi nasihat agar peserta tutur dapat meminimalkan kerugian pada
pihak lain dan memaksimalkan
keuntungan pada pihak lain.
Penggalan tuturan Mamah Novi adalah bentuk tuturan
yang maksimalkan kerugian
pada pihak lain dan minimalkan
keuntungan kepada pihak lain, sehingga
bertentangan atau melanggar bidal ketimbangrasaan Hal ini dituturkan karena mamah Novi tersentak kaget dan akhirnya marah mendengar tuturan Lila bahwa papah Rusdi mempunyai
anak yang bernama Cinta hasil hubungan
gelap wanita lain yaitu� Lila.
2.
Pelanggaran bidal kemurahatian
pada penggalan wacana (2) berikut.
KONTEKS��� : �WENING
MEMBAYANGKAN MASA LALUNYA DENGAN FERITANOTO
Wening���������� : �Ya ampun maaas�,
ya ampun mas.�
Feritanoto������ : �Lilaaa-lila�, akhirya kamu peduli sama
aku, Lilaa� kamu satu-satunya wanita yang aku cintai. Aku sadar kalau aku tidak
bisa melupakan kamu Lila, aku tidak bisa mencintai
Wening, Lila.�
Wening���������� : �Lepasin mas!!�
����������������������������������������������������������������������������������������� (data 30)
Penggalan tuturan Wening pada data (30) �Lepasin mas!!� merupakan tuturan
kategori pelanggaran bidal kemurahatian yaitu bidal kesantunan yang berisi nasihat agar peserta tutur dapat meminimalkan keuntungan kepada diri sendiri dan memaksimalkan keuntungan
kepada pihak lain.
Penggalan tuturan Wening
memaksimalkan kerugian pada
pihak lain dan meminimalkan
keuntungan kepada pihak lain, sehingga
melanggar atau bertentangan dengan bidal kemurahatian yaitu diucapkan dengan nada keras tanpa kesantunan
dan tidak menjaga perasaan kepada pihak lain.
3.
Pelanggaran bidal keperkenaan
pada penggalan wacana (3) berikut
KONTEKS��� : LILA PERGI
DENGAN KEADAAN KEHUJANAN
Papah Rusdi��� : �Sabar Mah�.�
Mamah Novi�� : �Berani-beraninya
kamu suruh saya sabar, mana perempuan itu haaa�
mana perempuan itu! Mas cepet kembali'in, Mas kembali'in bayi itu, saya nggak
mau ngurus bayi ini �
Papah Rusdi��� : �Kasihan Mah, bayi ini
tidak berdosa �
(Data 2)
Penggalan tuturan Mamah Novi pada data (2) �Berani-beraninya kamu
suruh saya sabar, mana perempuan itu haaa� mana perempuan itu! Mas cepet kembali'in, Mas kembali'in bayi itu, saya nggak
mau ngurus bayi ini � merupakan tuturan dalam kategori pelanggaran bidal
keperkenaan yaitu bidal kesantunan yang berisi nasihat agar peserta tutur dapat
meminimalkan �penjelekan �kepada �pihak �lain �dan �memaksimalkan �pujian �kepada pihak lain.
Penggalan tuturan mamah Novi adalah bentuk tuturan yang memaksimalkan penjelekan pada pihak lain dan meminimalkan pujian kepada pihak lain,
sehingga melanggar atau bertentangan dengan bidal kekeperkenaan Tuturan yang diucapkan dengan nada tinggi tanpa kesantunan sehingga pihak lain
tidak berkenan, karena tidak sabar lagi agar bayi
hasil selingkuh antara papah Rusdi dengan Lila segera dikembalikan ke Lila.�
4.
Pelanggaran bidal kerendahatian
pada penggalan wacana (4) berikut
KONTEKS��� : CINTA MENUDUH SAMUDRA SEBAGAI
PENCOPETNYA
Cinta : �Eh jangan-jangan elo lagi yang mau nyopet
gue �
Samudra��������� : �Mba denger ya, mba
udah saya tolongin, nggak terima kasih malah
nuduh saya, itu udah kebangeten
namanya�
Cinta� : �Eeh�
elo udah salah ngeyel, bohong, ngotot nggak mau
ngaku itu juga kebangeten�
����������������������������������������������������������������������������������������� (Data 14)
Penggalan wacana yang diucapkan Cinta pada (data 14) �Eeh� elo udah salah ngeyel, bohong, ngotot nggak mau
ngaku itu juga kebangeten� merupakan tuturan yang mengandung pelanggaran bidal keperkenaan, yaitu bidal kesantunan
yang berisi nasihat agar peserta tutur minimalkan
pujian kepada diri sendiri dan maksimalkan pujian kepada pihak lain. Penggalan wacana yang diucapkan oleh Cinta memaksimalkan penjelekkan kepada pihak lain sehingga termasuk pelanggaran bidal kerendahatian.
5.
Pelanggaran bidal kesetujuan
pada penggalan wacana (5) berikut.
KONTEKS��� : SAMUDRA MAU MENCARI
PAPAHNYA
Wening ��������� : �Membayangkan masa lalunya bersama suaminya�
Samudra��������� : �Sam mau Papah bantu kita.�
Wening���������� : �Apa�? Maksud kamu apa?
Mamah khan sudah bilang sama kamu,
Papah kamu itu sudah���
(Data 25)
Penggalan wacana yang diucapkan Wening pada (data 25) �Apa�? Maksud kamu apa?
Mamah khan sudah bilang sama kamu,
Papah kamu itu sudah��� merupakan tuturan yang mengandung pelanggaran bidal kesetujuan, yaitu bidal yang meminimalkan ketidaksetujuan antar diri sendiri
dengan pihak lain dan memaksimalkan kesetujuan antara diri sediri
dengan pihak lain. Penggalan wacana yang diucapkan Wening memaksimalkan ketidaksetujuannya dengan rencana Samudra yang akan mencari ayahnya.
6.
Pelanggaran bidal kesimpatian
pada penggalan wacana (6) berikut.
KONTEKS��� : SAMUDRA BERGEGAS PERGI MENINGGALKAN CINTA
DIPINGGIR JALAN
Cinta�� : �Eh� eh�,
tunggu-tunggu� bantuin gue ini gara-gara
lo, semua jadi berantakan. Bantuin�
Samudra��������� :
�Masih untung gue tolongin.�
Cinta�� : �Woy� tanggung jawab, iiih� dasar
copet� nyebelin. Udah tahu salah gak mau ngaku salah, gak mau bantuin lagi,
gue harus beresin sendiri. Emang keras kepala�
berantakan semua.�
(Data 25)
Penggalan wacana yang diucapkan Cinta pada (data 25) �Woy� tanggung jawab, iiih� dasar
copet� nyebelin. Udah tahu salah gak mau ngaku salah, gak mau bantuin lagi,
gue harus beresin sendiri. Emang keras kepala�
berantakan semua.� merupakan bentuk pelanggaran bidal kesimpatian yaitu bidal yang berisi nasihat minimalkan antipasti anatar diri sendiri
dengan pihak lain dan memaksimalkan simpati antara diri sendiri
engan pihak lain. Penggalan wacana yang diucapkan Cinta menandakan kekesalannya karena barang-barangnya berantakan gara-gara Samudra, padahal Samudra yang menolong Cinta dari pencopet.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis pelanggaran prinsip kesantunan pada sinetron
Samudra Cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks
drama di kelas XI �yang ditemukan sebanyak 25 temuan. Analisis pelanggaran prinsip kesantunan pada sinetron samudra cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada
pembelajaran teks drama kelas XI bermanfaat sebagai tambahan sumber referensi atau pengetahuan pelanggaran prinsip kesantunan pada
sinetron samudra cinta. Berdasarkan
hasil penelitian pada pelanggaran prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta episode satu
sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama di kelas XI cukup banyak teridentifikasi
dalam tuturan penutur berupa kalimat atau kata. Harapannya setelah adanya penelitian ini, ketika disajikan
film yang mengandung unsur pelanggaran prinsip kesantunan kita sudah terbiasa menafsirkan arti dan makna tuturan dalam
sinetron dengan maksimal. Hasil analisis dari kategori jenis
pelanggaran prinsip kesantunan, yaitu terdapat sebanyak 25 data yang meliputi: a) bidal ketimbangrasaan sebanyak
empat data, bidal ada dua data,
bidal kesetujuan ada delapan data,
dan bidal kesimpatian ada satu data. Jenis bidal yang paling sering
ditemukan yaitu bidal keperkenaan dan yang jarang ditemukan
yaitu bidal kesimpatian
BIBLIOGRAFI
Arifianti, Ika.
2020. Buku Ajar Pragmatik Teori dan Analisis. Semarang:
CV Pilar Nusantara.
Leech, Geoffrey. 1993. Principle of Pragmatics. (Terjemahan ke Dalam Bahasa Indonesia oleh M.
D. D. Oka). 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik.
Jakarta: UI
Sudaryanto. 2015.� Metode dan Aneka
Teknik dan Bahasa: Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan Secara Linguistik�.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Zamzani. dkk.
2010. Kajian Sosiopragmatik.
Yogyakarta: Cipta Pustaka
Nashruddin.
2018. �politeness
principle and its implication in EFL classroom in Indonesia�. Jurnal Bahasa. Semarang:
Unnes. 11 (4), 90-112.
Purwati, Ni Made Anggun, I Wayan Rasna, Ni Made
Rai Wisudariani 2017 �Prinsip
Kesantunan pada Talk show Rumpi
(No Secret) di Trans TV�. Jurnal. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha. 6 (1): 1-10.
Arifianti. (2008). Jenis Tuturan,
Implikatur, dan Kesantunan dalam Wacana Rubrik Konsultasi Seks dan Kejiwaan Pada Tabloid Nyata Edisi Maret s/d Agustus 2006. Tesis.
Diarti. (2020). Tindak Tutur Ilokusi Pada Dialog Tokoh Film
Guru-guru Gokil Karya Sammaria Simanjutak dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Teks Anekdot Kelas X di SMA . Skripsi
Elynda Yustika, Ika Arifianti (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |