Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 8, Agustus 2022

 

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN PADA SINETRON SAMUDRA CINTA EPISODE SATU SAMPAI LIMA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN TEKS DRAMA DI KELAS XI KAJIAN PRAGMATIK

 

Elynda Yustika, Ika Arifianti

Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Pekalongan, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kajian pragmatik khususnya pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat pada sinetronSamudra Cinta serta implikasinya terhadap pembelajaran teks drama kelas XI SMA. Data pada penelitian ini berupa penggalan tuturan dalam sinetron �Samudra Cintakarya Gita Djun. Sumber data penelitian ini berupa tuturan dialog tokoh sinetron �Samudra Cinta yang diklasifikan dalam bentuk Pelanggaran prinsip kesantunan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif. Deskriptif kualitatif yakni mengumpulkan informasi berupa data empiris atau dapat dibuktikan kebenarannya sesuai fakta. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut, (a) teknik simak untuk mendapatkan data yang faktual, (b) teknik catat yakni mencatat semua tuturan tokoh, (c) mengelompokkan data temuan berdasarkan kategori jenis pelanggaran prinsip kesantunan, (d) menganalisis data yang telah diklasifikasikan berdasarkan tuturan tokoh dan mendeskripsikan implikasinya terhadap pembelajaran teks drama di kelas XI SMA. Peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis. Hasil analisis dari kategori jenis pelanggaran prinsip kesantunan, yaitu terdapat sebanyak 25 data : a) bidal ketimbangrasaan sebanyak empat data, bidal kemurahhatian sebanyak satu data, bidal keperkenaan sebanyak sembilan data, bidal kerendahhatian sebanyak dua data, bidal kesetujuan sebanyak delapan data, bidal kesimpatian sebanyak satu data. Jenis bidal yang paling sering ditemukan yaitu keperkenaan dan yang jarang ditemukan yaitu bidal kesimpatian

 

Kata Kunci: pragmatik, prinsip kesantunan, pelanggaran, sinetron

 

Abstract

The aim of the research is to describe pragmatic studies, specifically violations of politeness principles in the soap opera �Samudra Cinta� and their implications for learning drama text for class XI SMA. The date in this study are excerpts from Gita Djun�s soap opera �Samudra Cinta�. This study�s data source is the dialogue of the soap opera character�Samudra Cinta�which is classified as a violation of the politeness principle. The descriptive ualitative method was usd. Qualitative descriptive that is gathering information in the form of empirical data or that can be proven true based on facts. The following steps were used in data collection: (a) listening techniue to obtain factual data, (b) note tacking technique, namely recording all the off the characters,speeches, (c) classifying the findings based on the type of violation of the politeness principle, (d) analyzing data that has been classified based on the character's speech and describing its implications for learning drama texts in class XI SMA. The analysis results are used by researchers to draw conclusions. There are up to 25 data points in the analysis from the category of types of violations of the politeness principle: a) the thimble of feeling up to four data points, the thimble of generosity up to one data point, the thimble of kindness up to nine data points, the thimble of humility up to two data points, the thimble of agreement up to eight data points, and the thimble of sympathy up to one data point. The most common type of thimble is affection, while sympathy thimble is less common.

 

Keywords: pragmatics, the politeness principle, violations,soap operas

 

Pendahuluan

Pragmatik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks luar bahasa dan maksud tuturan melalui penafsiran terhadap situasi penuturannya. Ragam bahasa dalam komunikasi dilakukan dengan dua cara yaitu dengan bahasa tulis dan lisan. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi penggunaan bahasa lisan adalah etika, sopan santun atau kesantunan. Kesantunan berbahasa sangat erat kaitannya dengan etika dalam pergaulan dan berkomunikasi di masyarakat. Tuturan yang digunakan dalam sinetron �Samudra Cintamenarik untuk diteliti, karena banyak terdapat tuturan yang melanggar prinsip kesantunan. Penelitian ini dapat diimplikasikan pada pembelajaran drama kelas XI SMA. Pendapat ini dikuatkan oleh Sudaryat (dalam Ika 2020:3) mengemukakan bahwa menelaah hubungan tindak bahasa dengan konteks tempat, waktu, keadaan pemakainya dan hubungan makna dengan aneka situasi ujaran pragmatik merupakan telaah mengenai kondisi-kondisi umum penggunaan komunikasi.

Peneliti memilih judul Pelanggaran Prinsip Kesantunan pada sinetron �Samudra Cinta� episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama di kelas XI karena tuturan atau percakapan pada dialog tokoh sinetron karya Gita Djun karena dalam sinetron ini para pemain melanggar kesantunan berbahasa, sehingga menimbulkan ketersinggungan, konflik, bahkan sampai terjadi perkelahian terhadap lawan pemainnya.. Alasan berikutnya peneliti mengambil judul tersebut karena penelitian terhadap sinetronSamudra Cinta� belum pernah dilakukan sebelumnya. Sama halnya penelitian ini juga mengunakan beberapa Penelitian terdahulu, diantaranya sebagai berikut.

Purwati, Rasna, Wisudariani (2017) melakukan penelitian artikel jurnal nasionalPrinsip Kesantunan pada Talk show Rumpi (No Secret) di Trans TV�. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 50 tuturan yang mematuhi prinsip kesantunan dan 21 tuturan yang melanggar prinsip kesantunan. Pematuhan prinsip kesantuanan meliputi maksim penerimaan (19 tuturan), maksim kecocokan (15 tuturan), maksim kerendahan hati (9 tuturan), maksim kebijaksanaan (7 tuturan), maksim kesimpatian (4 tuturan), dan maksim kemurahan hati (1 tuturan). Pelanggaran maksim melitupi, maksim kecocokan (11 tuturan), maksim penerimaan (3 tuturan), maksim kerendahan hati (3 tuturan), maksim kesimpatian (2 tuturan), maksim kebijaksanaan (1 tuturan), dan maksim kemurahan hati (1 tuturan). Relevensi penelitian Purwati, Rasna, Wisudariani dengan penelitian ini sama sama mengkaji prinsip kesantunan.

Penelitian relevan lainnya dilakukan Nashruddin (2018) dengan judul artikel jurnal internasional �politeness principle and its implication in EFL classroom in Indonesia� Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip kesantunan menciptakan kebersamaan antara guru dan siswa, membangun perilaku menghormati siswa, membantu siswa memiliki sikap positif terhadap pelajaran, dan memotivasi untuk berpartisipasi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Relevensi penelitian Nasrudin dengan penelitian ini sama sama mengkaji prinsip kesantunan.

Menurut (Rustono dalam Arifianti 2008:14) pragmatik adalah bagian dari ilmu tanda atau semiotik, kekhususan bidang ini pada relasi antara tanda dan objek yang diacunya. Pragmatik adalah (1) kajian mengenai hubungan antara tanda (lambang) dan penafsirannya, (2) kajian mengenai penggunaan bahasa, (3) kajian bahasa dari perseptif fungsi dalam arti bahwa kajian ini mencoba menjelaskan aspek-aspek struktur linguistis dengan mengacu pada pengaruh-pengaruh dan sebab-sebab di luar kebahasaan (4) kajian mengenai hubungan-hubungan diantara bahasa dan konteks, (5) berkaitan dengan topik mengenai aspek-aspek makna ujaran yang tidak dapat dijelaskan dengan mengacu langsung pada persyaratan kebenaran (truth condition) dan kalimat yang diujarkan.

Zamzani, (2010:2) kesantunan (politeness) merupakan perilaku yang diekspresikan dengan cara yang baik atau beretika. Kesantunan merupakan hal yang bersifat relatif di dalam masyarakat. Ujaran tertentu bisa dikatakan santun di dalam suatu kelompok masyarakat, namun di kelompok masyarakat lain belum tentu dianggap santun. Leech (1993:206-207) mengemukakan prinsip kesantunan berdasarkan bidal atau kaidah, yang meliputi enam bidal yaitu, (1) Bidal ketimbangrasaan (Tact Maxim), (2) Bidal kemurahatian (generosity maxim), (3) Bidal keperkenanan (approbation maxim), (4) Bidal kerendahhatian (modesty maxim), (5) Bidal kesetujuan (agreement maxim), dan (6) Bidal kesimpatian (simpathy maxim).

Rumusan masalah pada penelitian ini ada dua, yaitu (1) bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam Sinetron Samudra Cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama kelas XI. (2) bagaimanakah implikasi hasil analisis prinsip kesantunan dalam sinetron samudera cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama kelas XI. Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam Sinetron Samudra Cinta episode satu sampai dengan lima dan mendeskripsikan implikasi hasil analisis prinsip kesantunan dalam sinetron samudera cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama kelas XI. Manfaat penelitian ini ada dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah wawasan baru mengenai analisis bahasa (Linguistik) umumnya, dan untuk kajian pragmatik khususnya tentang bentuk prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta. Manfaat praktis bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kajian pragmatik tentang bentuk prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta, dan bagi peneliti lain dapat memberikan referensi baru, dalam kajian pragmatik tentang bentuk prinsip kesantunan dalam sinetron.

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah jenis penelitian mengumpulkan data yang empiris dan dapat dibuktikan kebenarannya sesuai fakta. Dalam kajiannya, penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif. Sudaryanto (2015:7) menerangkan istilah deskriptif berarti penelitian yang dilakukan semata-mata hanya didasarkan pada fakta atau fenomena yang ada, sehingga hasilnya adalah varian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan apa adanya. Metode deskriptif menjelaskan data atau objek secara natural (alamiah), objektif (keadaan yang sebenarnya tanpa disertai anggapan), dan faktual (apa adanya).

Data-data yang berwujud penggalan tuturan pelanggaran atas prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta episode satu sampai dengan lima, dicatat dengan teliti dan cermat sehingga metode ini bersifat deskriptif. Hal ini yang mendasari penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan hasil analisis berkaitan dengan prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta episode satu sampai dengan lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama di kelas XI.

Langkah-langkah yang digunakan peneliti pada tahappengumpulan data adalah sebagai berikut, (a) tahap awal yang dilakukan adalah teknik simak untuk mendapatkan data yang faktual harus melewati tahap ini dengan cara menyimak sinetron �Samudra Cinta� pada setiap tuturan tokoh dari awal hingga akhir, (b) tahap kedua yaitu teknik catat. Pada tahap ini setelah menyimak sinetron �Samudra Cinta� langkah berikutnya yaitu mencatat semua tuturan tokoh untuk mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data, (c) tahap ketiga yaitu mengelompokkan indikator yang telah disiapkan dengan mengklasifikasikan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan pada sinetron �Samudra Cinta�, (d) tahap terakhir yaitu menganalisis data yang telah diklasifikasikan berdasarkan tuturan tokoh sesuai bentuk pelanggaran Prinsip Kesantunan pada sinetron �Samudra Cinta�. Teknik analisis data pada penelitian ini berfokus pada Bogdan (dalam Diarti 2020:36) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan.

 

Hasil Dan Pembahasan

Hasil penelitian ini berupa jenis pelanggaran prinsip kesantunan pada sinetron�Ssamudra Cinta� karya �Gita Djun�. Jenis pelanggaran prinsip kesantunan ada 25 temuan

 

 

Tabel 1

Hasil Penelitian

No

Jenis Pelanggaran Prinsip Kesantunan

Jumlah data

1

Pelanggaran bidal ketimbangrasaan

4

2

Pelanggaran bidal kemurahhatian

1

3

Pelanggaran bidal keperkenaan

9

4

Pelanggaran bidal kerendahhatian

2

5

Pelanggaran bidal kesetujuan

8

6

Pelanggaran bidal kesimpatian

1

 

A.    Pelanggaran Prinsip Kesantunan

1.     Pelanggaran bidal ketimbangrasaan, terdapat pada penggalan wacana (1) berikut.

KONTEKS: PAPAHRUSDI,MAMAHNOVI,DANKELUARGA SEDANG BERKUMPUL NGOBROL DIRUANG TAMU, DISERTAI TURUN HUJAN YANG SANGAT LEBAT

Lila���� : �Nama anak ini Cinta, tolong kamu rawat dan besarkan, dia adalah anak kamu

Mamah Novi: Apa-apaan ini, perempuan nggak jelas berani-beraninya kamu ngaku suami saya bapaknya bayi kamu, perempuan nggak waras kamu ya!! �

Lila���� : �Maaf mba tapi anak itu memang darah daging dari suami mba

����������������������������������������������������������������������������������������������������������� (Data 1)

Penggalan wacana yang diucapkan mamah Novi pada data (1) Apa-apaan ini, perempuan nggak jelas berani-beraninya kamu ngaku suami saya bapaknya bayi kamu, perempuan nggak waras kamu ya!!� merupakan tuturan kategori pelanggaran bidal ketimbangrasaan yaitu bidal kesantunan yang berisi nasihat agar peserta tutur dapat meminimalkan kerugian pada pihak lain dan memaksimalkan keuntungan pada pihak lain.

Penggalan tuturan Mamah Novi adalah bentuk tuturan yang maksimalkan kerugian pada pihak lain dan minimalkan keuntungan kepada pihak lain, sehingga bertentangan atau melanggar bidal ketimbangrasaan Hal ini dituturkan karena mamah Novi tersentak kaget dan akhirnya marah mendengar tuturan Lila bahwa papah Rusdi mempunyai anak yang bernama Cinta hasil hubungan gelap wanita lain yaituLila.

2.     Pelanggaran bidal kemurahatian pada penggalan wacana (2) berikut.

KONTEKS��� : WENING MEMBAYANGKAN MASA LALUNYA DENGAN FERITANOTO

Wening���������� : �Ya ampun maaas�, ya ampun mas.�

Feritanoto������ : �Lilaaa-lila�, akhirya kamu peduli sama aku, Lilaakamu satu-satunya wanita yang aku cintai. Aku sadar kalau aku tidak bisa melupakan kamu Lila, aku tidak bisa mencintai Wening, Lila.�

Wening���������� : Lepasin mas!!�

����������������������������������������������������������������������������������������� (data 30)

Penggalan tuturan Wening pada data (30) Lepasin mas!!� merupakan tuturan kategori pelanggaran bidal kemurahatian yaitu bidal kesantunan yang berisi nasihat agar peserta tutur dapat meminimalkan keuntungan kepada diri sendiri dan memaksimalkan keuntungan kepada pihak lain.

Penggalan tuturan Wening memaksimalkan kerugian pada pihak lain dan meminimalkan keuntungan kepada pihak lain, sehingga melanggar atau bertentangan dengan bidal kemurahatian yaitu diucapkan dengan nada keras tanpa kesantunan dan tidak menjaga perasaan kepada pihak lain.

3.     Pelanggaran bidal keperkenaan pada penggalan wacana (3) berikut

KONTEKS��� : LILA PERGI DENGAN KEADAAN KEHUJANAN

Papah Rusdi��� : �Sabar Mah�.�

Mamah Novi�� : Berani-beraninya kamu suruh saya sabar, mana perempuan itu haaa� mana perempuan itu! Mas cepet kembali'in, Mas kembali'in bayi itu, saya nggak mau ngurus bayi ini

Papah Rusdi��� : �Kasihan Mah, bayi ini tidak berdosa

(Data 2)

Penggalan tuturan Mamah Novi pada data (2) Berani-beraninya kamu suruh saya sabar, mana perempuan itu haaa� mana perempuan itu! Mas cepet kembali'in, Mas kembali'in bayi itu, saya nggak mau ngurus bayi ini merupakan tuturan dalam kategori pelanggaran bidal keperkenaan yaitu bidal kesantunan yang berisi nasihat agar peserta tutur dapat meminimalkan penjelekan kepada pihak lain dan memaksimalkan pujian kepada pihak lain.

Penggalan tuturan mamah Novi adalah bentuk tuturan yang memaksimalkan penjelekan pada pihak lain dan meminimalkan pujian kepada pihak lain, sehingga melanggar atau bertentangan dengan bidal kekeperkenaan Tuturan yang diucapkan dengan nada tinggi tanpa kesantunan sehingga pihak lain tidak berkenan, karena tidak sabar lagi agar bayi hasil selingkuh antara papah Rusdi dengan Lila segera dikembalikan ke Lila.

4.     Pelanggaran bidal kerendahatian pada penggalan wacana (4) berikut

KONTEKS��� : CINTA MENUDUH SAMUDRA SEBAGAI PENCOPETNYA

Cinta : �Eh jangan-jangan elo lagi yang mau nyopet gue

Samudra��������� : �Mba denger ya, mba udah saya tolongin, nggak terima kasih malah nuduh saya, itu udah kebangeten namanya

Cinta : Eehelo udah salah ngeyel, bohong, ngotot nggak mau ngaku itu juga kebangeten

����������������������������������������������������������������������������������������� (Data 14)

Penggalan wacana yang diucapkan Cinta pada (data 14) Eehelo udah salah ngeyel, bohong, ngotot nggak mau ngaku itu juga kebangetenmerupakan tuturan yang mengandung pelanggaran bidal keperkenaan, yaitu bidal kesantunan yang berisi nasihat agar peserta tutur minimalkan pujian kepada diri sendiri dan maksimalkan pujian kepada pihak lain. Penggalan wacana yang diucapkan oleh Cinta memaksimalkan penjelekkan kepada pihak lain sehingga termasuk pelanggaran bidal kerendahatian.

5.     Pelanggaran bidal kesetujuan pada penggalan wacana (5) berikut.

KONTEKS��� : SAMUDRA MAU MENCARI PAPAHNYA

Wening ��������� : �Membayangkan masa lalunya bersama suaminya

Samudra��������� : �Sam mau Papah bantu kita.�

Wening���������� : Apa�? Maksud kamu apa? Mamah khan sudah bilang sama kamu, Papah kamu itu sudah���

(Data 25)

Penggalan wacana yang diucapkan Wening pada (data 25) Apa�? Maksud kamu apa? Mamah khan sudah bilang sama kamu, Papah kamu itu sudah��� merupakan tuturan yang mengandung pelanggaran bidal kesetujuan, yaitu bidal yang meminimalkan ketidaksetujuan antar diri sendiri dengan pihak lain dan memaksimalkan kesetujuan antara diri sediri dengan pihak lain. Penggalan wacana yang diucapkan Wening memaksimalkan ketidaksetujuannya dengan rencana Samudra yang akan mencari ayahnya.

6.     Pelanggaran bidal kesimpatian pada penggalan wacana (6) berikut.

KONTEKS��� : SAMUDRA BERGEGAS PERGI MENINGGALKAN CINTA DIPINGGIR JALAN

Cinta�� : �Eh� eh�, tunggu-tunggubantuin gue ini gara-gara lo, semua jadi berantakan. Bantuin

Samudra��������� : �Masih untung gue tolongin.�

Cinta�� : �Woy� tanggung jawab, iiihdasar copetnyebelin. Udah tahu salah gak mau ngaku salah, gak mau bantuin lagi, gue harus beresin sendiri. Emang keras kepalaberantakan semua.�

(Data 25)

Penggalan wacana yang diucapkan Cinta pada (data 25) �Woy� tanggung jawab, iiihdasar copetnyebelin. Udah tahu salah gak mau ngaku salah, gak mau bantuin lagi, gue harus beresin sendiri. Emang keras kepalaberantakan semua.� merupakan bentuk pelanggaran bidal kesimpatian yaitu bidal yang berisi nasihat minimalkan antipasti anatar diri sendiri dengan pihak lain dan memaksimalkan simpati antara diri sendiri engan pihak lain. Penggalan wacana yang diucapkan Cinta menandakan kekesalannya karena barang-barangnya berantakan gara-gara Samudra, padahal Samudra yang menolong Cinta dari pencopet.

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis pelanggaran prinsip kesantunan pada sinetron Samudra Cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama di kelas XI yang ditemukan sebanyak 25 temuan. Analisis pelanggaran prinsip kesantunan pada sinetron samudra cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama kelas XI bermanfaat sebagai tambahan sumber referensi atau pengetahuan pelanggaran prinsip kesantunan pada sinetron samudra cinta. Berdasarkan hasil penelitian pada pelanggaran prinsip kesantunan dalam sinetron Samudra Cinta episode satu sampai lima dan implikasinya pada pembelajaran teks drama di kelas XI cukup banyak teridentifikasi dalam tuturan penutur berupa kalimat atau kata. Harapannya setelah adanya penelitian ini, ketika disajikan film yang mengandung unsur pelanggaran prinsip kesantunan kita sudah terbiasa menafsirkan arti dan makna tuturan dalam sinetron dengan maksimal. Hasil analisis dari kategori jenis pelanggaran prinsip kesantunan, yaitu terdapat sebanyak 25 data yang meliputi: a) bidal ketimbangrasaan sebanyak empat data, bidal ada dua data, bidal kesetujuan ada delapan data, dan bidal kesimpatian ada satu data. Jenis bidal yang paling sering ditemukan yaitu bidal keperkenaan dan yang jarang ditemukan yaitu bidal kesimpatian

 


BIBLIOGRAFI

 

Arifianti, Ika. 2020. Buku Ajar Pragmatik Teori dan Analisis. Semarang: CV Pilar Nusantara.

 

Leech, Geoffrey. 1993. Principle of Pragmatics. (Terjemahan ke Dalam Bahasa Indonesia oleh M. D. D. Oka). 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: UI

 

Sudaryanto. 2015.� Metode dan Aneka Teknik dan Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik�. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

 

Zamzani. dkk. 2010. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta: Cipta Pustaka

 

Nashruddin. 2018. �politeness principle and its implication in EFL classroom in Indonesia�. Jurnal Bahasa. Semarang: Unnes. 11 (4), 90-112.

 

Purwati, Ni Made Anggun, I Wayan Rasna, Ni Made Rai Wisudariani 2017 �Prinsip Kesantunan pada Talk show Rumpi (No Secret) di Trans TV�. Jurnal. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. 6 (1): 1-10.

 

Arifianti. (2008). Jenis Tuturan, Implikatur, dan Kesantunan dalam Wacana Rubrik Konsultasi Seks dan Kejiwaan Pada Tabloid Nyata Edisi Maret s/d Agustus 2006. Tesis.

 

Diarti. (2020). Tindak Tutur Ilokusi Pada Dialog Tokoh Film Guru-guru Gokil Karya Sammaria Simanjutak dan Implikasinya dalam Pembelajaran Teks Anekdot Kelas X di SMA . Skripsi

 

Copyright holder:

Elynda Yustika, Ika Arifianti (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: