Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 7, Juli 2022
ANALISA PENERIMAAN
APLIKASI MOBILE DAPURQ PADA PT XYZ
Emil Robert Kaburuan, Achmad Riesky Abrorry
Information Systems Management, Bina Nusantara University, Department, Binus Graduate Program, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Asbtrak
DapurQ adalah sebuah aplikasi mobile food commerce social media yang didirikan oleh PT XYZ yang dapat membantu menghubungkan pemiliki usaha kecil dan industri rumahan dengan para pembeli untuk melakukan sharing dan transaksi jual beli makanan. DapurQ sebagai mobile food commerce social media yang diincar oleh para penggunanya untuk memenuhi kebutuhan mencari, sharing, dan transaksi jual beli makanan secara online. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan aplikasi mobile DapurQ dengan menggunakan model TAM. Variabel yang digunakan Informastion Quality, System Quality, Service Quality, Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Behavioral Intention, dan Actual System Use. Jumlah sampel yang diambil sebnayak 205 responden. Metode statistik yang digunakan dengan SmartPLS. Hasil analisis empiris menunjukkan bahwa variabel Information Quality tidak memiliki pengaruh terhadap Perceived Usefullness dan Perceived Ease of Use. Sedangkan variabel Service Quality memiliki pengaruh terhadap Perceived Usefullness dan �Perceived Ease of Use, variabel System Quality memiliki pengaruh terhadap Perceived Usefullness �dan �Perceived Ease of Use dan variable �Perceived Ease of Use memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention, dan variabel Behavioral Intention memiliki pengaruh terhadap Actual System Use.
Kata Kunci: e-business, mobile food commerce, TAM, actual system use
Abstract
DAPURQ is a mobile communication commute social media application application designed by PT XYZ, and its small-scale
enterprise owner and housekeeping can be connected to the buyer to share food
and sell. DAPURQ as a mobile food commerce share and buys food online as social
media requested to meet the needs of search. The purpose of this study is to analyze� factors that affect the acceptance of
DAPURQ Mobile applications using� TAM
models. The variables used are information quality, system quality, quality of
service, recognized utility, recognized ease of use, behavior
intention, and actual system usage. The number of samples recorded is 205
respondents. Statistical method used by SmartPLS. The
results of� empirical
analysis show that the fluctuating quality of information does not affect the
perceived usefulness and perceived ease of use. Service quality variables
affect perceived usefulness and perceived usability, while system quality
variables affect perceived usefulness and perceived usability, and perceived usage.
Ease variables affect behavioral intent. Behavioral intent variables affect actual system use.
Keywords: e-business, e-commerce, m-commerce, UTAUT, use behavior.
Pendahuluan
Kemajuan dunia Internet dan Teknologi Informasi beserta inovasinya berkembang sangat signifikan sehingga dapat dapat dimanfaatkan
pada seluruh aktivitas kehidupan yang bertujuan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Setiap orgnaisasi dan instatnsi di dunia harus menggunakan kemajuan Teknlogi sebagai modal untuk bisa memperkuat
posisi dalam persaingan bisnis, karena dengan penggunaan
dan pemanfaatan teknologi perusahaan dapat mengelola dan mendapatkan data �
data yang dapat digunakan untuk melakukan inovasi dan pengambilan keputusan yang tepat dan akurat. Produk teknologi yang sering digunakan adalah mobile smart
phone. Dengan adanya teknologi mobile smartphone yang sudah� maju seperti saat ini
dapat memberikan kemudahan untuk saling bertukar dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
PT. XYZ� adalah sebuah perusahaan yang memberikan layanan aplikasi berbasis IT untuk menghubungkan pemilik usaha kecil dan industri rumahan dengan para pembeli yang mana dapat memudahkan para pengguna aplikasi ini yang tak lain adalah para pembeli untuk dapat membeli makanan dari dapur manapun dengan mudah hanya dengan menggunakan smartphone mereka. Layanan ini berupa aplikasi mobile yang diberi nama DapurQ. Semenjak rilis aplikasi mobile DapurQ mendapatkan komplain dari para penggunanya. Berikut data komplain dari pengguna aplikasi mobile DapurQ :
��������
Data Komplain Aplikasi DapurQ
Sumber : PT XYZ
Gambar 2
Data Jumlah Transaksi
Sumber : PT XYZ
Gambar 3
�Data Komplain Aplikasi berdasarkan kategori
Sumber : PT XYZ
Berdasarkan gambar 1, gambar
2, dan gambar 3 diatas, dapat dijelaskan bahwa kondisi dilapangan
mengalami komplain dari para penggunanya yang dapat dikategorikan menjadi 4 faktor utama yaitu Information, Service, System, dan actual system use.
Kondisi factual tentang implementasi aplikasi mobile DapurQ
PT XYZ sebagaimana disebutkan
diatas, sekaligus merupakan tantangan dalam meningkatkan kualitas informasi serta kualitas layanan, kualitas system dan actual system use aplikasi mobile DapurQ. Kondisi tersebut digunakan sebagai titik angkat
dan landasan empiris yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut tentang
penerimaan aplikasi mobile DapurQ
oleh para penggunanya. Dengan
adanya penelitian ini maka diharapkan
aplikasi mobile DapurQ dapat
meningkatkan kualitas informasi, layanan, dan sistemnya.
Berdasarkan data � data komplian diatas
untuk melakukan analisa lebih lanjut
maka model Technology
Acceptance Model TAM dapat menjadi
acuan untuk penelitian ini. TAM sendiri dikembangkan dari teori psikologi,
menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan
pada kepercayaan, sikap, keinginan, dan hubungan perilaku pengguna (Agustian & Syafari, 2014).
TAM bertujuan untuk menjelaskan faktor � faktor utama dari
perilaku pengguna terhadap penerimaan teknologi.
Dimensi lain yang digunakan untuk
pengukuran model penerimaan
sistem informasi adalah information quality, system quality, dan service
quality �yang dimiliki
oleh model DeLone dan McLean (DeLone
& McLean, 2003). ��
Secara detil
menjelaskan penerimaan aplikasi mobile DapurQ dengan dimensi-dimensi
tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya aplikasi mobile DapurQ oleh pengguna.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunaka model TAM (Technology Acceptance Model) untuk mencari tahu
bagaimana penerimaan aplikasi mobile DapurQ serta sumber permasalahan
dari setiap masalah yang sudah di jelaskan dan dijabarkan pada bab 1. Model TAM menjelaskan bahwa keinginan untuk menggunakan sebuah aplikasi mobile tertnetu dapat dilakukan pengukuran menggunakan empat dimensi pengukuran model TAM yaitu :
perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEOU),� attitude towards usage of the new
technology� (AT) dan intention toward
usage of the new technology. Banyak studi yang menggunakan model TAM untuk mencari tahu sejauh
mana tingkat penerimaan dan
pemakaian teknologi baru dan digunakan juga untuk menemukan masalah utama pada teknologi baru tersebut.
Variabel -variabel
yang dapat mempengaruhi penggunaan aplikasi mobile DapurQ yang akan diteliti dan dijelaskan pada penelitian ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada landasan teori yaitu dengan menggunakan
referensi model TAM. Penelitian-penelitian
sebelumnya sudah banyak membuktikan penerimaan sebuah teknologi baru di sebuah perusahaan, organisasi, dan daerah dengan memilki factor-faktor eksternal yang dapat memberikan manfaat dan kemudahan bagi pengguna yang akan membuat pengguna
ingin menggunakan teknologi tersebut
Hasil dan Pembahasan
Populasi penelitian ini adalah seluruh pengguna aplikasi dengan jumlah 411 pengguna. Jumlah sample pada penelitian ini menggunakan rumus slovin dengan n adalah jumlah sample
yang dicari N adalah jumlah populasi, dan
e adalah �margin error yang ditoleransi sebesar 5%.
n =
n =
n =
n =
n =
n =
202,71
Sehingga didapatkan ukuran
sampel yang harus diperoleh minimal sebesar 202,71,
atau sebesar 203 orang.
Kuisioner yang disebarkan melalui
google form, di tarik
menjadi bentuk excel. Pada file excel ini, terlihat hasil
dari setiap respon kuisioner yang didapatkan. Kuisioner ini ditargetkan kepada para pengguna apliaksi mobile DapurQ �yang
dimiliki oleh PT XYZ. Total responden
dari kuisoner yang sudah disebarkan, memiliki jumlah total 205 responden.
Responden dalam penelitian
ini merupakan pengguna apliaksi �mobile DapurQ �yang dimiliki oleh
PT XYZ. Berdasarkan kuesioner
yang telah dikumpulkan menggunakan google
form didapatkan
karakteristik responden seperti umur, jenis
kelamin, pendidikan terakhir. Secara rinci akan diulas, yaitu:
a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, responden dibagi dua menjadi laki-laki dan perempuan. Dengan hasil 66,829% adalah laki-laki dan 33,171% adalah perempuan.
Gambar 1
Demografi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
��������
b. Karakteristik responden berdasarkan usia
Berdasarkan Umur responden diberikan kebebasan dalam mengisi umurnya
tanpa ada di gruping. Dengan hasil yang berumur 10-20 tahun, ada 11 orang atau 4,39 %. Yang berumur 21-30 tahun ada 64 orang atau 31,220%. Yang berumur 31-40 tahun ada 90 orang atau 40,902%. Yang berumur ada 40 ke atas ada
40 orang atau 19,512%.
Gambar 2
Demografi Responden Berdasarkan
Usia
c. Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan
terakhir
Berdasarkan tingkat pendidikan, responden dibagi empat grup yaitu SMA/Sederajat, D3/Sederajat, Sarjana/S1 dan Magister/S2. Dengan hasil 4,39% atau 9 koresponden adalah SD. Sebesar 8,78% atau 18 koresponden adalah SMP. Sebesar 40,98% atau 84 koresponden adalah SMA. Sebesar 9,27% atau 19 koresponden adalah D3. Sebesar 5,37% atau 11 koresponden adalah D4. Sebesar 27,80% atau 57 koresponden adalah S1. Sebesar 2,93% atau 6 koresponden adalah S2. Sebesar 0,49% atau 1 koresponden adalah S3.
Gambar 3
Demografi Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
Sebelum hasil kuisioner
yang disebarkan digunakan untuk uji hipotesis, dilakukan terlebih
dahulu uji validity
dan realibilty.
Kedua pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan applikasi SmartPLS.
Dalam menentukan hasil pengujian nilai
loading factor pada aplikasi SmartPLS. Jika indikator pertanyaan memiliki nilai
loading factor dibawah 0,7 maka indikator tersebut dinilai tidak valid, dan
jika nilai loading factor diatas 0,7
maka indikator pertanyaan dianggap valid. Pada uji validitas ini menggunakan
nilai loading factor yang dijalankan
pada aplikasi SmartPLS untuk menguji setiap butir pertanyaan pada masing-masing
variabel. Berikut adalah hasil uji validitas pada aplikasi SmartPLS.
Hasil Pengujian Convergent Validity
Variabel |
Indikator |
Loading Factor |
Information Quality |
INQ1 |
0,569 |
INQ2 |
0,854 |
|
INQ3 |
0,771 |
|
System Quality � |
SYQ1 |
0,746 |
SYQ2 |
0,634 |
|
SYQ3 |
0,705 |
|
Service Quality |
SEQ1 |
0,704 |
SEQ2 |
0,648 |
|
SEQ3 |
0,682 |
|
SEQ4 |
0,692 |
|
Perceived Usefulness |
PUS1 |
0,514 |
PUS2 |
0,704 |
|
PUS3 |
0,524 |
|
PUS4 |
0,735 |
|
Perceived Ease of Use |
PEU1 |
0,669 |
PEU2 |
0,785 |
|
PEU3 |
0,544 |
|
Behavioral Intention |
BI1 |
0,726 |
|
BI2 |
0,615 |
|
BI3 |
0,776 |
Actual System Use |
SU1 |
0,741 |
SU2 |
0,529 |
|
SU3 |
0,627 |
Berdasarkan hasil uji validitas
pada aplikasi SmartPLS, dapat dilihat bahwa
12 buah pernyataan yang diajukan untuk penelitian ini memiliki loading
factor diatas 0,7. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa 12 pernyataan adalah valid sebagai instrumen pengukur dalam penelitian ini.
Tabel 2
Hasil Pengujian Discriminant
Validity
Indikator |
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
Y1 |
Y2 |
Y3 |
Syarat |
Keterangan |
INQ1 |
0,569 |
|
|
|
|
|
|
> 0.7 |
Not
Valid |
INQ2 |
0,854 |
|
|
|
|
|
|
> 0.7 |
Valid |
INQ3 |
0,771 |
|
|
|
|
|
|
> 0.7 |
Valid |
SYQ1 |
|
0,746 |
|
|
|
|
|
> 0.7 |
Valid |
SYQ2 |
|
0,634 |
|
|
|
|
|
> 0.7 |
Not
Valid |
SYQ3 |
|
0,705 |
|
|
|
|
|
> 0.7 |
Valid |
SEQ1 |
|
|
0,704 |
|
|
|
|
> 0.7 |
Valid |
SEQ2 |
|
|
0,648 |
|
|
|
|
> 0.7 |
Not
Valid |
SEQ3 |
|
|
0,682 |
|
|
|
|
> 0.7 |
Not
Valid |
SEQ4 |
|
|
0,692 |
|
|
|
|
> 0.7 |
Not
Valid |
PUS1 |
|
|
|
0,514 |
|
|
|
> 0.7 |
Not
Valid |
PUS2 |
|
|
|
0,704 |
|
|
|
> 0.7 |
Valid |
PUS3 |
|
|
|
0,524 |
|
|
|
> 0.7 |
Not
Valid |
PUS4 |
|
|
|
0,735 |
|
|
|
> 0.7 |
Valid |
PEU1 |
|
|
|
|
0,669 |
|
|
|
Valid |
PEU2 |
|
|
|
|
0,785 |
|
|
|
Valid |
PEU3 |
|
|
|
|
0,544 |
|
|
|
Not
Valid |
BI1 |
|
|
|
|
|
0,726 |
|
> 0.7 |
Valid |
BI2 |
|
|
|
|
|
0,615 |
|
> 0.7 |
Not
Valid |
BI3 |
|
|
|
|
|
0,776 |
|
> 0.7 |
Valid |
SU1 |
|
|
|
|
|
|
0,741 |
> 0.7 |
Valid |
SU2 |
|
|
|
|
|
|
0,529 |
> 0.7 |
Not
Valid |
SU3 |
|
|
|
|
|
|
0,627 |
> 0.7 |
Not
Valid |
Uji Reliability dilakukan
dengan menggunakan
Cronbach�s Alpha dengan tujuan
untuk menguji tingakat reliability atau konsistensi dari seluruh indikator
yang digunakan pada kuisioner.
Uji reliability pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SmartPLS dan jika nilai Cronbach�s
alpha ≥ 0, 6.
Table 3
Hasil Pengujian Reliability (Cronbach's Alpha)
|
Cronbach�s Alpha |
Batas
Minimum Cronbach�s Alpha |
Keterangan |
Information Quality |
0,564 |
0.6 |
Not Reliable |
System Quality |
0,349 |
0.6 |
Not Reliable |
Service Quality |
1,000 |
0.6 |
Reliable |
Perceived Usefulness |
0,470 |
0.6 |
Not Reliable |
Perceived Ease of Use |
1,000 |
0.6 |
Reliable |
Behavioral Intention |
0,507 |
0.6 |
Not Reliable |
Actual System Use |
1,000 |
0.6 |
Reliable |
Gambar 4
� Cronboach's Alpha
Berdasarkan hasil uji reliability
menggunakan Cronbach�s
Alpha terhadap tujuh variabel yang digunakan pada penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa tiga variabel
yang digunakan adalah reliable karena
nilai Cronbach�s
Alpha � nya bernilai lebih besar atau
di atas 0,6.
Selain menggunakan
nilai Cronbach�s
Alpha, pengujian reliability juga dilakukan dengan melihat nilai Composite� Realibility atau yang disebut juga dengan Construct reliability. Nilai minimum
yang di gunakan dalam penelitian ini agar variabel dinyatakan reliable adalah
≥ 0,6.
Table
4
Hasil
Pengujian Reliability
(Composite Realibility)
|
Composite Realibility |
Batas Minimum Composite
Realibility |
Keterangan |
Information
Quality |
0,817 |
0.6 |
Sangat Reliabel |
System
Quality |
0,754 |
0.6 |
Reliabel |
Service
Quality |
1,000 |
0.6 |
Sangat Reliabel |
Perceived Usefulness |
0,790 |
0.6 |
Reliabel |
Perceived
Ease of Use |
1,000 |
0.6 |
Sangat Reliabel |
Behavioral Intention |
0,801 |
0.6 |
Reliabel |
Actual
System Use |
1,000 |
0.6 |
Sangat Reliabel |
Gambar 5
Composite Reliability
Berdasarkan hasil
uji reliability menggunakan
Composite Reliability, dapat dinyatakan bahwa ketujuh variabel
yang digunakan reliable
karena nilai composite reliability yang dihasilkan berada di atas atau lebih
besar dari 0,6.
Tahapan selanjutnya adalah pengujian inner model untuk
mengetahui kontribusi dari variabel-variabel independen pada penelitian ini terhadap variabel
dependen (Y). Kriteria-kriteria
yang harus dipenuhi dalam pengujian model struktural (inner
model) ini meliputi nilai koefisien determinasi (R2), serta
rangkaian pengujian yang meliputi predictive
relevance (Q2).
Analisis Koefisien Determinasi (R�) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variable dependen.
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Dependent Variable |
R Square |
R Square Adjusted |
Perceived Usefulness (Y1) |
0,130 |
0,117 |
Perceived
Ease of Use (Y2) |
0,160 |
0,147 |
Behavioral Intention (Y3) |
0,199 |
0,191 |
Actual System
Use (Y4) |
0,056 |
0,051 |
Berdasarkan hasil pengujian
koefisien determinasi yang disajikan pada Tabel 4.10, dapat diketahui nilai R-Square untuk variabel Perceived Usefulness (Y1) adalah
sebesar 0,130
�atau sebesar 13%, nilai
R-Square untuk
variabel Perceived Ease of Use (Y2) adalah sebesar 0,160
atau sebesar 16%. nilai R-Square untuk
variabel Behavioral Intention (Y3) adalah sebesar 0,199
atau sebesar 19,9%. nilai R-Square untuk
variabel Actual System Use (Y4) adalah sebesar 0,056 atau sebesar 5,6%.
Hasil pengujian ini menunjukkan model secara keseluruhan fit dengan data atau mampu mencerminkan realitas dan fenomena yang ada dilapangan. Sehingga hasil penelitian ini dapat dinyatakan valid dan reliabel.
Nilai Path Coefficient
Keterangan variable :
X1 : Information Quality������������ Y1 : Perceived Usefulness�������������� Y4 : Actual System Use
X2� :
System Quality������������������ Y2 : Perceived
Ease of Use
X3 : Service Quality������������������� Y3 : Behavioral Intention
Hipotesis |
Variabel |
T-Statistics |
P-Values |
Keterangan |
H1 |
Information Quality (X1) - Perceived Usefulness (Y1) |
1,378 |
0,084 |
H1 ditolak |
H2 |
Information�
Quality (X1) - Perceived Ease of Use (Y2) |
0,738 |
0,230 |
H2 ditolak |
H3 |
Service� Quality
(X3) - Perceived Usefulness (Y1) |
2,534 |
0,006 |
H3 diterima |
H4 |
Service Quality (X3) - Perceived Ease of Use (Y2) |
4,151 |
0,000 |
H4 diterima |
H5 |
System� Quality
(X2) � Perceived
�Usefulness (Y1) |
3,098 |
0,001 |
H5 diterima |
H6 |
System� Quality
(X2)
- Perceived
Ease of Use (Y2) |
2,440 |
0,008 |
H6
diterima |
H7 |
Perceived Usefulness (Y1) � Behavioral Intention (Y3) |
5,224 |
0,000 |
H7
diterima |
H8 |
Perceived Ease of Use (Y2) � Behavioral Intention (Y3) |
2,851 |
0,002 |
H8
diterima |
H9 |
Behavioral Intention (Y3) - Actual
System Use (Y4) |
3,526 |
0,000 |
H9
diterima |
Berikut ini adalah tabel hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan data yang diperoleh.
Gambar 7
Hasil Output Bootstrapping
Keterangan variable :
X1 : Information Quality������������ Y1 : Perceived Usefulness�������������� Y4 : Actual System Use
X2� :
System Quality������������������ Y2 : Perceived
Ease of Use
X3 : Service Quality������������������� Y3 : Behavioral Intention
Untuk menunjukan bahwa
Hipotesis yang sebelumnya
di tuliskan pada Bab 3 dapat
di terima atau tidak, maka dilakukan
perbandingan nilai P�Value.
Nilai ini didaptkan dari hasil perhitungan
SmartPLS, agar sebuah hipotesis dapat diterima adalah jika nilai P-Valuenya
berada di bawah 0,5.
H1. Information Quality �tidak memiliki pengaruh terhadap Perceived Usefullness.
H2. Information
Quality tidak
memiliki
pengaruh terhadap Perceived Ease of Use
H3. System Quality memiliki pengaruh terhadap� Perceived Usefulness.
H4. Service Quality memiliki pengaruh terhadap Perceived
Ease of Use.
H5. System Quality memiliki pengaruh terhadap �Perceived Usefulness.
H6. Service Quality memiliki pengaruh terhadap Perceived
Ease of Use.
H7. Perceived Usefulness memiliki pengaruh terhadap Behavioral
Intention.
H8. Perceived Ease of Use memiliki pengaruh terhadap Behavioral
Intention.
H9. Behavioral Intention memiliki pengaruh terhadap Actual
System Use.
Analisis masing�masing hipotesa dan nilai p�valuenya, adalah sebagai berikut:
H1 pada penelitian ini menyatakan bahwa Information Quality tidak berpengaruh terhadap Perceived Usefulness. Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai P � Value antara variabel INQ (Information Quality) dan PUS (Perceived Usefulness) adalah 0,084 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,084 > 0,05) sehingga hipotesis ini dapat ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa� �Information quality pada model Technology� Acceptance Model� (TAM) tidak berpengaruh terhadap Perceived Usefulness �aplikasi mobile food commerce DapurQ.
H2 pada
penelitian ini menyatakan bahwa Information Quality tidak berpengaruh terhadap Perceive
Ease of Use. Pada tabel 4.6 dapat
dilihat bahwa nilai P � Value antara variabel IQ (Information Quality)
dan PEU (Perceive Ease of Use) adalah 0,23 dimana nilai ini lebih
besar dari 0,05 (0,23 >
0,05) sehingga hipotesis ini dapat ditolak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa� �Information quality pada model Technology� Acceptance
Model� (TAM) tidak
berpengaruh terhadap Perceive
Ease of Use aplikasi mobile food commerce DapurQ.
H3 pada
penelitian ini menyatakan bahwa System Quality berpengaruh terhadap Perceived Usefulness. Pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai
P � Value antara variabel
SYQ (System Quality) dan PUS (Perceived Usefulness) adalah 0,006 dimana nilai ini lebih
kecil dari 0,05 (0,006 <
0,05) sehingga hipotesis ini dapat diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa� �System Quality pada model Technology� Acceptance
Model� (TAM) berpengaruh
positif terhadap Perceived
Usefulness aplikasi mobile food commerce DapurQ.
H4 pada
penelitian ini menyatakan bahwa Service Quality berpengaruh
terhadap Perceive
Ease of Use. Pada tabel 4.6 dapat
dilihat bahwa nilai P � Value antara variabel SQ (Service Quality)
dan PEU (Perceive Ease of Use) adalah 0, dimana nilai ini lebih
kecil dari 0,05 (0 <
0,05) sehingga hipotesis ini dapat diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa� �Service Quality pada model Technology� Acceptance
Model� (TAM) berpengaruh
positif terhadap Perceive
Ease of Use aplikasi mobile food commerce DapurQ.
H5 pada penelitian ini menyatakan bahwa System Quality berpengaruh terhadap Perceived Usefulness. Pada tabel 4.6 dapat
dilihat bahwa nilai P � Value antara variabel SQ (System Quality) dan PUS
(Perceived Usefulness) adalah 0,001 dimana nilai ini lebih
kecil dari 0,05 (0,001
≤ 0,05) sehingga hipotesis
ini dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa� �System Quality pada model Technology� Acceptance
Model� (TAM) berpengaruh
positif terhadap Perceived
Usefulness aplikasi mobile food commerce DapurQ.
H6 pada penelitian ini menyatakan bahwa System Quality berpengaruh terhadap Perceive Ease of Use. Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa
nilai P � Value antara variabel SQ (System� Quality) dan PEU (Perceive Ease of
Use) adalah 0,008 dimana
nilai ini lebih kecil dari
0,05 (0,008 ≤ 0,05) sehingga hipotesis ini dapat
diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa� �System Quality pada model Technology� Acceptance
Model� (TAM) berpengaruh
positif terhadap Perceive
Ease of Use aplikasi mobile food commerce DapurQ.
H7 pada penelitian ini menyatakan bahwa Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Behavioral Intention. Pada tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai
P � Value antara variabel
PUS (Perceived Usefulness) dan BEI (Behavioral Intention) adalah 0,000 dimana nilai ini lebih
kecil dari 0,05 (0,000
≤ 0,05) sehingga hipotesis
ini dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa� �Perceived Usefulness�pada model Technology� Acceptance
Model� (TAM) berpengaruh
positif terhadap Behavioral Intention aplikasi
mobile food commerce DapurQ.
H8 pada
penelitian ini menyatakan bahwa Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Behavioral Intention. Pada tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai
P � Value antara variabel
PEU (Perceived Ease of Use) dan BEI (Behavioral Intention) adalah 0,002 dimana nilai ini
lebih kecil dari 0,05 (0,002 ≤ 0,05). Sehingga hipotesis
ini dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa� �Perceived Ease of Use�pada model Technology� Acceptance
Model� (TAM) berpengaruh
positif terhadap Behavioral Intention aplikasi
mobile food commerce DapurQ.
H9 pada penelitian ini menyatakan bahwa Behavioral Intention berpengaruhterhadap Actual
System Use. Pada tabel 13 dapat
dilihat bahwa nilai P � Value antara variabel BEI (Behavioral
Intention) dan ASU (Actual System Use)
adalah 0,000 dimana nilai ini lebih
kecil dari 0,05 (0,000
≤ 0,05) sehingga hipotesis
ini dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa� �Behavioral Intention�pada model Technology� Acceptance
Model� (TAM) berpengaruh
positif terhadap Actual System Use aplikasi
mobile food commerce DapurQ.
Kesimpulan dari
hasil uji hipotesis yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Table 7
Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Hipotesis |
Deskripsi |
P�Value |
Keterangan |
H1 |
Information Quality tidak memiliki pengaruh terhadap Perceived Usefullness. |
0,084 |
Ditolak |
H2 |
Information Quality (X1) �tidak memiliki pengaruh Perceived Ease of Use (Y2) |
0,230 |
Ditolak |
H3 |
Service� Quality (X3) memiliki pengaruh terhadap Perceived Usefulness (Y1) |
0,006 |
Diterima |
H4 |
Service� Quality (X3) memiliki
pengaruh terhadap Perceived Ease of Use (Y2) |
0,000 |
Diterima |
H5 |
System Quality (X1) memiliki pengaruh terhadap Perceived Usefulness (Y2) |
0,001 |
Diterima |
H6 |
System� Quality (X2) memiliki pengaruh terhadap Perceived Ease of Use (Y2) |
0,008 |
Diterima |
H7 |
Perceived Usefulness (Y1) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (Y3) |
0,000 |
Diterima |
H8 |
Perceived Ease of Use (Y2) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (Y3) |
0,002 |
Diterima |
H9 |
Behavioral Intention (Y3) memiliki pengaruh terhadap Actual System Use (Y4) |
0,000 |
Diterima |
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama disimpulkan bahwa Information Quality tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perceived Usefullness, hasil ini
tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Mousa Jaradat & Al Rababaa,
2013) & (Sair & Danish, 2018) terlihat pada nilai p-value sebesar
0,084.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua disimpulkan bahwa Information Quality tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perceived Ease of Use, dapat dilihat pada nilai
p-value 0,230. Hasil ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mousa Jaradat
& Al Rababaa, 2013) & (Abrah�o et al., 2016),
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga disimpulkan bahwa Service� Quality memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Perceived Usefulness,
hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Mousa Jaradat & Al Rababaa,
2013), (Abrah�o
et al., 2016) & (Z. Lin & Theingi, 2019) dapat dilihat pada nilai p-value 0,006.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat disimpulkan bahwa Service Quality� memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Perceived Ease of Use, dapat dilihat
pada nilai p-value
0,000.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima disimpulkan bahwa System Quality memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Perceived Usefulness, dapat
dilihat pada nilai p-value 0,001.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam disimpulkan bahwa System� Quality memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Perceived Ease of Use, dapat
dilihat pada nilai p-value 0,008.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketujuh disimpulkan bahwa Perceived Usefulness memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Behavioral Intention, dapat dilihat
pada nilai p-value
0,000.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedelapan disimpulkan bahwa Perceived Ease of Use �memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Behavioral Intention, dapat dilihat
pada nilai p-value
0,002.
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis kesembilan disimpulkan
bahwa Behavioral Intention memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Actual System Use, dapat dilihat pada nilai p-value 0,000.
Kesimpulan
Dari hasil pengumpulan
data berupa kuesioner yang disebarkan 411 orang, dan diseleksi
terdapat 205 orang yang menggunakan
aplikasi DapurQ, sehingga penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Model penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini menggabungkan 7 variabel yang terdiri dari information quality,
system quality, service quality, perceived usefulness, perceived ease of use,
behavioral intention,dan
actual system use.
2. Terdapat 9 hipotesis
yang diuji, 7 diterima dan
2 ditolak, diuraikan sebagai berikut:
a. H1, Information Quality berpengaruh negatif terhadap Perceived Usefullness pengguna aplikasi DapurQ. Hasil uji statistik menunjukan nilai signifikansi (p-value) sebesar
0,084 yang bernilai lebih besar dari α = 0.05, yang artinya variabel Information
Quality berpengaruh negatif
terhadap Perceived Usefullness,
sehingga hipotesis H1 ditolak.
b. H2, Information Quality berpengaruh negatif terhadap Perceived Ease of Use pengguna
DapurQ. Hasil uji statistik
menunjukan nilai signifikansi (p-value) sebesar
0,23 yang bernilai lebih besar dari α = 0.05, yang artinya variabel Information
Quality berpengaruh negatif
terhadap Perceived Ease of Use, sehingga
hipotesis H2 ditolak.
c. H3, Service Quality berpengaruh positif terhadap Perceived Usefulness pengguna
aplikasi DapurQ. Hasil uji statistik menunjukan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,006 yang bernilai lebih kecil dari
α = 0.05, yang artinya variabel
Service Quality berpengaruh positif
terhadap Perceived Usefulness, sehingga
hipotesis H3 dapat diterima.
d. H4, Service Quality berpengaruh poitif terhadap Perceived Ease of Use pengguna
aplikasi DapurQ. Hasil uji statistik menunjukan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,000 yang bernilai lebih kecil dari
α = 0.05, yang artinya variabel
Service Quality berpengaruh positif
terhadap Perceived Ease of Use sehingga
hipotesis H4 dapat diterima.
e. H5, System Quality berpengaruh poitif terhadap Perceived Usefulness pengguna
aplikasi DapurQ. Hasil uji statistik menunjukan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,001 yang bernilai lebih kecil dari
α = 0.05, yang artinya variabel
System Quality berpengaruh positif
terhadap Perceived Usefulness, sehingga
hipotesis H5 bisa diterima.
f. H6, System Quality berpengaruh positif terhadap Perceived Ease of Use pengguna
aplikasi DapurQ. Hasil uji statistik menunjukan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,001 yang bernilai lebih kecil dari
α = 0.05, yang artinya variabel
System Quality berpengaruh positif
terhadap Perceived Ease of Use, sehingga
hipotesis H6 bisa diterima.
g. H7, Perceived Usefulness berpengaruh poitif terhadap Behavioral Intention pengguna
aplikasi DapurQ. Hasil uji statistik menunjukan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,001 yang bernilai lebih kecil dari
α = 0.05, yang artinya variabel
Perceived Usefulness berpengaruh positif
terhadap Behavioral Intention, sehingga
hipotesis H7 bisa diterima.
h. H8, Perceived Ease of Use berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention pengguna
aplikasi DapurQ. Hasil uji statistik menunjukan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,001 yang bernilai lebih kecil dari
α = 0.05, yang artinya variabel
Perceived Ease of Use berpengaruh positif
terhadap Behavioral Intention, sehingga
hipotesis H8 bisa diterima.
i. H9, Behavioral Intention berpengaruh positif terhadap Actual System Use pengguna
aplikasi DapurQ. Hasil uji statistik menunjukan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,001 yang bernilai lebih kecil dari
α = 0.05, yang artinya variabel
Behavioral Intention berpengaruh positif
terhadap Actual System Use, sehingga
hipotesis H9 bisa diterima.
DeLone, W. H., & McLean, E. R. (2003). The DeLone
and McLean model of information systems success: A ten-year update. Journal of
Management Information Systems, 19(4), 9�30.
https://doi.org/10.1080/07421222.2003.11045748
�
Aditia, E., Nengah Tela, I., Saleh, N., &
Ilona, D. (n.d.). Understanding the Behavioral Intention to Use a University
Web-Portal. https://doi.org/10.1051/matecconf/2018248050
Agustian, W., & Syafari, R. (2014). Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) Untuk Mengidentifikasi Pemanfaatan Internet Usaha Kecil dan Menengah
Sumatera Selatan.
Akroush, M. N., Dawood, S. A., & Affara, I. B.
(2015). Service quality, customer satisfaction and loyalty in the Yemeni mobile
service market. International Journal of Services, Economics and Management,
7(1), 53�73. https://doi.org/10.1504/IJSEM.2015.076323
Akuntansi Universitas Muria Kudus, J., Jl Lkr Utara, K., Kulon, K., Bae, K., & Kudus, K. (2020). Izza Ashsifa (Vol. 3, Issue 1).
Alharbi, S.,
& Drew, S. (2014). Using the Technology Acceptance Model in Understanding
Academics� Behavioural Intention to Use Learning
Management Systems. International Journal of Advanced Computer Science and
Applications, 5(1). https://doi.org/10.14569/ijacsa.2014.050120
Appiah, B., Kretchy, I. A., Yoshikawa, A., Asamoah-Akuoko,
L., & France, C. R. (2021). Perceptions of a mobile phone-based approach to
promote medication adherence: A cross-sectional application of the technology
acceptance model. Exploratory Research in Clinical and Social Pharmacy, 1,
100005. https://doi.org/10.1016/j.rcsop.2021.100005
Badrick, T. (2008). The Quality Control System Validation study on ME/CFS +
projects on Pathology Quality and Efficacy View project Measurement Uncertainty
View project The Quality Control System. In Clin Biochem
Rev (Vol. 29). https://www.researchgate.net/publication/23317903
Bakar, K. A.
A., Supriyati, Y., & Hanafi, I. (2019). The
Evaluation of Admission Student Policy based on Zoning Sys-tem
for Acceleration Education Quality in Indonesia. Journal of Management Info,
6(2), 19�24. https://doi.org/10.31580/jmi.v6i2.883
Boell, S. K., & Cecez-Kecmanovic, D. (2015).
What is an information system? Proceedings of the Annual Hawaii International
Conference on System Sciences, 2015-March, 4959�4968.
https://doi.org/10.1109/HICSS.2015.587
Chang, C. C.
(2015). Exploring mobile application customer loyalty: The moderating effect of
use contexts. Telecommunications Policy, 39(8), 678�690. https://doi.org/10.1016/j.telpol.2015.07.008
Davis, F. D.
(1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of
information technology. MIS Quarterly: Management Information Systems, 13(3),
319�339. https://doi.org/10.2307/249008
Ferdira, B. G., Gulo, A. P. N., Nugroho, Y. I. D., & Andry, J. F. (2019).
ANALISIS PERILAKU PENGGUNA APLIKASI MOBILE MATAHARIMALL.COM MENGGUNAKAN
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM). Jurnal SITECH : Sistem Informasi Dan Teknologi, 1(2),
107�116. https://doi.org/10.24176/sitech.v1i2.2790
Hanaysha, J. (2016). Improving employee productivity through work engagement:
Evidence from higher education sector. Management Science Letters, 61�70.
https://doi.org/10.5267/j.msl.2015.11.006
Hasan, Y., Al-Mamary, S., ﺣﺴﻦ,
اﻟﻤﻌﻤﺮي, د, ﻳﺎﺳﺮ, Shamsuddin, A., Aziati, A. H. N., Al-Mamary, Y.
H., & Aziati, N. (2014). The Relationship between
System Quality, Information Quality, and Organizational Performance Cloud
Computing Services for Higher Education: Architecture ,
Strategy and Recommendations for Effective Adaptation. View project An
Investigation Study of Current Practices And Barriers
Of Industry 4.0 Implementation In Manufacturing Firms Of Malaysia View project
The Relationship between System Quality, Information Quality, and Organizational
Performance. International Journal of Knowledge and Research in Management
& E-Commerce, 4. https://www.researchgate.net/publication/269463861
Hayes, D.,
Cappa, F., & Le-Khac, N. A. (2020). An effective
approach to mobile device management: Security and privacy issues associated
with mobile applications. Digital Business, 1(1), 100001.
https://doi.org/10.1016/j.digbus.2020.100001
Karabeg, D., Rudan, S., & Lachica,
R. (2008). Quality, relevance and importance in information retrieval with
fuzzy semantic networks. https://www.researchgate.net/publication/228524888
Khidzir, K. A. M., Ismail, N. Z., & Abdullah, A. R. (2018). Validity and
River. International Journal of Development and Sustainability, 7(3),
1026�1037. www.isdsnet.com/ijds
Kurnia Rahayu, S., Widilestariningtyas,
O., & Rachmanto, A. (n.d.). Survey pada Pemerintah Daerah Kotawaringin
Barat Kalimantan Tengah. In Majalah Ilmiah UNIKOM (Vol. 13, Issue 1).
Lai, P.
(2017). THE LITERATURE REVIEW OF TECHNOLOGY ADOPTION MODELS AND THEORIES FOR
THE NOVELTY TECHNOLOGY. Journal of Information Systems and Technology
Management, 14(1). https://doi.org/10.4301/S1807-17752017000100002
Lee, Y., Kozar, K. A., & Larsen, K. R. T. (2003). The Technology
Acceptance Model: Past, Present, and Future. Communications of the Association
for Information Systems, 12. https://doi.org/10.17705/1cais.01250
Lew, S., Tan,
G. W. H., Loh, X. M., Hew, J. J., & Ooi, K. B. (2020). The disruptive mobile wallet in the
hospitality industry: An extended mobile technology acceptance model.
Technology in Society, 63. https://doi.org/10.1016/j.techsoc.2020.101430
Ma, Y. J.,
Gam, H. J., & Banning, J. (2017). Perceived ease of use and usefulness of
sustainability labels on apparel products: application of the technology
acceptance model. Fashion and Textiles, 4(1).
https://doi.org/10.1186/s40691-017-0093-1
Made, N.,
Putri, K. I., Wayan, N., & Suprapti, S. (2016).
APLIKASI MODEL TAM DALAM MENJELASKAN NIAT MENGGUNAKAN MOBILE COMMERCE DI KOTA
DENPASAR. 5(4), 2341�2368.
Mohd, F. B., & Rosli, M. H. (2016). Social
commerce (S-Commerce): Towards the future of retailing market industry.
https://www.researchgate.net/publication/302225487
Naik, C. N. K.
(2010). Service Quality (Servqual) and its Effect on
Customer Satisfaction in Retailing. In European Journal of Social Sciences
(Vol. 16, Issue 2).
Napitupulu, D., Simarmata, J., Andretti Abdillah, L., Ikhsan Setiawan,
M., Saleh Ahmar, A., Rahim, R., Nurdiyanto, H., Albra, W., Abdullah, D., Hidayat,
R., & Ita Erliana, C.
(2018). Analysis of Technology Acceptance Model (TAM) on E-Learning System.
https://doi.org/10.2991/icedutech-17.2018.49
OBrien_Introduction_to_Information_Syste. (n.d.).
Prakasha, A., & Mohanty, R. P. (2013). Understanding service quality.
Production Planning and Control, 24(12), 1050�1065.
https://doi.org/10.1080/09537287.2011.643929
Rafique, H., Almagrabi, A. O., Shamim, A., Anwar, F., & Bashir, A.
K. (2020). Investigating the Acceptance of Mobile Library Applications with an
Extended Technology Acceptance Model (TAM). Computers and Education, 145.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2019.103732
Rahayu, A. T., Woro, O., Handayani,
K., & Setyawati, H. (2020). Effect of Exercise
Variations Against Kick Accuracy Into Hurdles
(Shooting): Game Football Extracurricular Male Students of SMA Negeri 1 Kampar
Kiri.
Rahayu, F. S., Budiyanto, D., & Palyama, D. (2017). Analisis Penerimaan E-Learning Menggunakan
Technology Acceptance Model (Tam) (Studi Kasus: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta). Jurnal Terapan
Teknologi Informasi, 1(2),
87�98. Https://Doi.Org/10.21460/Jutei.2017.12.20
Ramayah, T. (2006). Interface Characteristics, Perceived Ease of Use and
Intention to Use an Online Library in Malaysia. Information Development, 22(2),
123�133. https://doi.org/10.1177/0266666906065575
Setiyawati, H., & Doktoralina, C. M. (2019). The
importance of quality accounting information management in regional governments
in Indonesia. Management Science Letters, 9(12), 2083�2092.
https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.6.025
Shulhan, F., & Oetama, R. S. (2019). Analysis
of Actual System Use from Bukareksa Mutual Fund
Feature Using Technology Acceptance Model. Proceedings of 2019 International
Conference on Information Management and Technology, ICIMTech
2019, 186�191. https://doi.org/10.1109/ICIMTech.2019.8843752
Singaraj, M. A. A., Phil, M., Awasthi, D. K., India, U. P., Bhoi, T., Ramya, M. N., & Dharanipriya,
K. (2019). SERVICE QUALITY AND ITS DIMENSIONS Chief Editor Editor
EDITORIAL ADVISORS SERVICE QUALITY AND ITS DIMENSIONS A Kowsalya
2. https://www.researchgate.net/publication/333058377
Yang, L., Bian, Y., Zhao, X., Liu, X., & Yao, X. (2021). Drivers�
acceptance of mobile navigation applications: An extended technology acceptance
model considering drivers� sense of direction, navigation application affinity
and distraction perception. International Journal of Human Computer Studies,
145. https://doi.org/10.1016/j.ijhcs.2020.102507
Copyright holder: Emil Robert Kaburuan, Achmad Riesky Abrorry (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |