Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 11, November
2022
APLIKASI BASIC LOCAL ALIGNMENT
SEARCH TOOL (BLAST) NCBI PADA PENELITIAN MOLEKULER SALMONELLA SPP
Mahdalena Anwar, Siti Nurjanah*, Winiati P. Rahayu*
Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) merupakan tool pada website NCBI yang banyak digunakan pada penelitian mikrobiologi molekuler. Tujuan penelitian ini adalah melakukan review sistematik dari fungsi program BLAST dan menentukan parameter penting yang diaplikasikan pada penelitian Salmonella asal produk pangan. Salmonella spp. menjadi fokus karena bakteri ini terdiri dari banyak serovar yang memiliki variasi dalam mekanisme virulensi, perbedaan patogenitas dan adaptasi Salmonella terhadap inangnya. Pencarian artikel dilakukan dengan menggunakan mesin pencari PUBMED dan Google Scholar, dengan penentuan kriteria artikel dengan menggunakan metode PICO (problem/population, intervention, comparation, outcome), dan penyeleksian artikel dengan menggunakan metode PRISMA. Hasil penelitian terseleksi 30 artikel yang masuk dalam kriteria. Fungsi BLAST diaplikasikan pada 4 fungsi yaitu: (1) mengidentifikasi sekuens, (2) menemukan DNA target dengan efisien, (3) menyimpulkan fungsi gen dan menduga domain architecture dari struktur proteinnya, serta (4) merancang primer. BLAST NCBI yang digunakan adalah BLASTn, BLASTp serta PRIMER BLAST. Aplikasi tersebut dapat digunakan dengan memperhatikan parameter penting pada empat fungsi tersebut.
Kata kunci: NCBI, BLAST, Salmonella, BLASTn, BLASTp , PrimerBLAST
Abstract
The Basic
Local Alignment Search Tool (BLAST) is a tool from NCBI that is widely used in
molecular microbiology research. The objective of this study was to conduct a
systematical review of the BLAST’s functions and determine the important
parameters that applied to Salmonella spp. research obtained food products. Salmonella
spp. become the focus of this study because it consists of many serovars that
have variations in virulence mechanisms, differences in pathogenicity and
adaptation of Salmonella to its host. Article searches are carried out using
PUBMED and Google Scholar search engines by determining criteria using the PICO
(problem / population, intervention, comparation, outcome) method, and article
selection using the PRISMA method. The results of the study were selected 30
articles that fulfilled the criteria. The BLAST functions were applied into 4
functions, namely: (1) identifying sequences, (2) finding target DNA
efficiently, (3) inferring gene function and estimating the domain architecture
of its protein structure, and (4) designing primers. Blast NCBI used were BLASTn, BLASTP
and PRIMER BLAST. The application can be used by paying attention to the
critical parameters of the four functions.
Keywords:
NCBI, BLAST, Salmonella, BLASTn, BLASTp, Primer-BLAST
Pendahuluan
Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) banyak digunakan pada tahapan penelitian molekuler (Achyar, Atifah, & Putri, 2021). Hal ini dikarenakan BLAST dapat memberikan informasi biologis hingga ketingkat serovar dari sekuens yang diamati. Fungsi BLAST antara lain dapat mengidentifikasi sekuens, menemukan DNA target dengan efisien, menyimpulkan fungsi gen dan menduga domain architecture dan struktur proteinnya, serta merancang primer (Akinola, Mwanza, & Ateba, 2019). Salmonella enterica memiliki
lebih dari 2600 serovar (Issenhunt-Jean et al.
2019). Perbedaan serovar Salmonella memungkinkan adanya perbedaan pada mekanisme virulensi, perbedaan patogenitas dan adaptasi Salmonella
terhadap inangnya (Alarjani, Elkhadragy, Al-Masoud, & Yehia, 2021). Produk pangan yang dilaporkan paling sering terkontaminasi Salmonella
adalah produk peternakan dan rantai pengolahan produk pangan (Álvarez-Fernández, 2013). Nucleotide BLAST (BLASTn)
merupakan tool
yang berfungsi membandingkan
suatu sekuen nukleotida (query
sequence) yang dimiliki dengan
database sekuen
nukleotida, BLASTn banyak digunakan pada penelitian yang menggunakan sekuens nukelotida sebagai raw datanya. Protein
BLAST (BLASTp) dapat membandingkan suatu sekuen asam amino yang menyusun protein yang ingin diamati dengan database (Arunima et al., 2020).
Primer BLAST digunakan untuk
mendesain primer spesifik
target. Primer menjadi faktor
penting dalam proses pengamplifikasi DNA (PCR). Primer akan
menemukan target gen spesifik
sehingga dapat diamplifikasi dan diidentifikasi.
Salah satu karakteristik
primer yang harus diperhatikan
adalah spesifisitas primer terhadap target. primer yang optimal adalah
primer yang hanya akan mengamplifikasi target gen yang dituju
(Bano et al., 2020). Primer-BLAST digunakan
untuk menemukan region dari antar sekuens
yang memiliki kemiripan dengan mengkalkulasikan sekens yang cocok secara statistic (Bejerano, Seldin, Margalit, & Tishby, 2001). Penelitian ini bertujuan melakukan ulasan sistematik aplikasi tools analyze BLAST NCBI berdasarkan empat fungsi BLAST menurut Ladunga (2017) pada penelitian Salmonella
di produk pangan dan menyusun parameter penting pada aplikasi 4 fungsi BLAST tersebut
(Bell, Jarvis, Ottesen, McFarland, & Brown, 2016).
Metode Penelitian
Analisis dilakukan melalui tiga tahapan
yaitu (1) penentuan kriteria artikel
dengan menggunakan metode PICO (problem/population,
intervention, comparation, outcome) (2) penyeleksian
artikel dengan menggunakan metode PRISMA, (3) melakukan review aplikasi BLAST dan mengelompokkan
berdasarkan tujuan penelitian atau fungsi BLAST, serta menentukan parameter penting yang menjadi unsur utama dalam
aplikasi. Pencarian artikel dilakukan dengan mesin pencari
PUBMED dan Google Scholar (Boratyn
et al., 2013).
Penentuan kriteria
artikel dengan menggunakan metode PICO
Pemilihan artikel mengikuti kriteria inklusi dan ekslusi metode PICO
(problem/population, intervention, comparation, outcome/hasil)
(Pollock dan Berger et al. 2017) (Tabel 1).
Tabel 1. Inklusi dan ekslusi PICO
Kriteria |
Inklusi |
Ekslusi |
Problem/population |
Jurnal terakreditasi yang
berhubungan dengan topik penelitian aplikasi BLAST NCBI pada penelitian
Salmonella pada pangan |
Jurnal tidak berhubungan dengan topik penelitian aplikasi BLAST NCBI pada penelitian
Salmonella pada pangan |
Intervention |
Termasuk yang menggunakan intervensi ataupun tidak |
Tidak ada ekslusi |
Comparation |
Termasuk yang menggunakan faktor pembanding ataupun tidak |
Tidak ada ekslusi |
Outcome |
Adanya data aplikasi BLAST
NCBI berdasarkan 4 fungsi
pada penelitian Salmonella pada bidang pangan |
Tidak adanya data aplikasi BLAST NCBI berdasarkan
4 fungsi pada penelitian Salmonella
pada bidang pangan |
Tahun Terbit |
Jurnal atau artikel yang terbit 10 tahun terakhir (2012) |
Jurnal atau artikel yang terbit dibawah 10 tahun terakhir (2012) |
Bahasa |
Bahasa Inggris
dan Bahasa Indonesia |
Selain Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia |
Seleksi Artikel dengan Metode PRISMA
Seleksi dilakukan dengan menggunakan metode PRISMA (Identification, Screening, Eligibility (Bustin & Huggett, 2017), Inclusion and Exclusion) (Cha et al., 2020). Artikel diperoleh dari sumber terakreditasi (PUBMED dan Google Scholar) dengan kata kunci : ‘BLAST’ , ‘Salmonella’ kemudian disesuaikan dengan topik berdasarkan 4 fungsi BLAST menurut Ladunga (2017) dan pangan yang paling banyak ditemukan cemaran Salmonella menurut Gast dan Porter jr. (2020) (Chen, Zhong, Luo, Zhang, & Huang, 2019). Tahapan ini mengumpulkan 30 artikel yang memenuhi kriteria (Tabel 2)
Tabel 2. Seleksi Artikel Dengan Metode PRISMA
PRISMA |
PUBMED |
SCHOLAR |
Total |
Pencarian
artikel berdasarkan keyword “BLAST”, Salmonella pada 10 tahun terakhir |
32 |
26200 |
26232 |
Seleksi berdasarkan
topik penelitian |
2 |
66 |
68 |
Seleksi berdasarkan
judul, abstrak dan full paper |
2 |
28 |
30 |
Total
Inklusi |
|
|
30 |
Total
Ekslusi |
|
|
26202 |
Review
artikel dan Penentuan
Parameter penting
Ulasan artikel dilakukan dengan menganalisis kebutuhan data dengan melakukan ekstraksi informasi untuk dilakukan identifikasi dan melakukan evaluasi terhadap suatu permasalahan (Cheng, Eade, & Wiedmann, 2019) yang sesuai dengan pembahasan 4 fungsi BLAST berdasarkan Ladunga (2017) dan aplikasi BLAST pada penelitian Salmonella pada produk pangan serta menyusun parameter penting dari fungsi tersebut (Choudhury et al., 2016).
Hasil
dan Pembahasan
Hasil
penelusuran menggunakan
kata kunci Salmonella
dan BLAST, mesin
pencarian jurnal Google Scholar dan PUBMED menemukan sebanyak
masing-masing 26200 dan 32 artikel (Gambar 1)
Gambar 1. Penelusuran kata kunci Salmonella dan BLAST pada Google Scholar dan PUBMED
Hasil seleksi artikel secara bertahap Google Scholar dan PUBMED didapatkan
30 jurnal penelitian yang memanfaatkan fungsi BLAST (Tabel
2).
Tabel 2.
Daftar Jurnal Sesuai Dengan Pemanfaatan BLAST
Literatur |
Jumlah |
|
Identifikasi, deteksi sekuens
dengan menggunakan tool
NCBI BLASTn |
Mkangara 2020) (Bano et al,
2020) (Rosniawati et al. 2020) (Akinola et al.
2019) (Alarjani et al. 2021) (Can et al. 2014)
(Teti et al. 2019) (Pal et al. 2017) (Samantha et al. 2013) |
8 |
Menemukan sekuens DNA/ RNA target dengan tool
NCBI BLASTn |
Elabed et al. 2016) (Su
et al. 2018) (Hennebery et al. 2012)
(Cha et al. (2020) (Li et al. 2013) ( Zhai et al. 2014) (Rehman et al. 2017)
(Sallam et al. 2014) Uddin et al. (2021)
(Sarjit et al. 2022) |
10 |
Menyimpulkan fungsi exon dan domain architechture |
Arunima et al. (2021) |
1 |
Merancang desain primer dengan Primer
BLAST |
(Melati et al. 2022) (Achyar
et al. 2020) (Zhai et al. 2018) (Sahu et al. 2019) (Muhsinin et
al. 2018) (Gong et al. 2016) (Gao et al. 2017) ( Nurjanah et al. 2018) (Singh et al. 2014) (Choudury et al. 2016) (Tomar et
al. 2014) |
11 |
Total |
|
30 |
Fungsi 1
Pencarian sekuens homolog menjadi langkah informatif pada analisis identifikasi organism (Elabed, Merghni, Hamza, Bakhrouf, & Gaddour,
2016). BLAST melakukan
pencarian sekuens homolog dengan cara menyaring
data sesuai dengan filter yang ditentukan
untuk menemukan kemiripan sekuens pada database (Forslund, Pekkari, & Sonnhammer, 2011). Dalam identifikasi sekuens,
pemilihan urutan sekuens target, pemilihan lokasi dan anotasi sekuens yang tepat akan memberikan prediksi yang lebih akurat untuk mengidentifikasi
suatu sekuens organisme (Gao et al., 2018)
Fungsi BLAST
banyak diaplikasikan pada penelitian Salmonella
yang berasosiasi dengan kontaminasinya pada pangan (Gast & Porter Jr, 2020). Penggunaan BLAST dalam penelitian pada fungsi 1 ini banyak
digunakan untuk melakukan deteksi dan identifikasi serovar Salmonella
berdasarkan sekuens pada pangan. Analisis identifikasi bakteri dapat menggunakan
fitur BLASTn pada program BLAST
NCBI (Gong et al., 2016). BLASTn merupakan fitur pada BLAST yang dapat
membandingkan suatu query
sequence yang diinginkan dengan
database sekuen nukleotida
yang ada pada database
NCBI (Hennebry et al., 2012). Penelitian yang mengaplikasikan fungsi ini antara
lain dilakukan oleh Mkangara
et al. (2020) menggunakan
BLASTn untuk mengidentifikasi informasi
serovar pada isolat ayam
kampung, hasil BLAST
menunjukkan isolat merupakan Salmonella
enterica serovar Typhimurium strain 14028 dan Salmonella enterica subspecies enterica serovar Typhimurium strain
14028. Bano et
al (Hung & Weng, 2016).
(2020) menggunakan BLAST untuk mendeteksi
keberadaan bakteri pathogen
pada raw milk. Hasil BLAST menunjukkan
adanya keberadaan S. aureus dan Salmonella sp. Rosniawati et al (Issenhuth-Jeanjean et al., 2014).
(2020) menggunakan BLAST dalam penelitiannya
untuk mendeteksi Salmonella pada sampel
ayam goreng. Hasil BLAST menunjukkan bahwa
sampel terdeteksi Salmonella Typhimurium strain FORC_030,
S. Bergen strain ST350, S. Enteritidis strain FORC_052, S. Enteritidis strain
GD1011, S. Typhi strain 541, dan S (Kumar & Chordia, 2015). Typhi
strain 3N4 dengan tingkat percent coverage sebesar
99%. Alarjani et
al. (2021) melaporkan berdasarkan
hasil BLAST terdeteksi cemaran Salmonella
Enterica subs in the enterica ser
Typhimurium dan Salmonella Spp (Ladunga,
2009).
Samantha et al.
(2013) melaporkan hasil BLAST pada keseluruhan 8 isolat Salmonella terdapat
dua Salmonella yaitu 6 sampel Salmonella Enteritidis dan 2 sampel Salmonella Typhimurium
pada backyard poultry. Akinola et
al (Baoguang
Li & Chen, 2013). (2019) mengidentifikasi
banyak serovar Salmonella
pada isi perut ayam. Pal et al.
(2017) Hasil BLAST menunjukkan sekuens isolat memiliki kemiripan yang tinggi dengan serovar poultry lainnya
pada database yaitu
Salmonella enterica serovar Gallinarum strain 9184 (accession no. CP019035.1) dan Salmonella Enteritidis strain OLF 00D
98987-1 (accession no. CP011942.1) (Ruichao Li et al., 2013)
Aplikasi fungsi 1 pada penelitian Salmonella memiliki parameter penting yang mempengaruhi hasil BLAST diantaranya yaitu menentukan gen target berdasarkan dugaan serovar (Madden, 2013), data query sequence, reference sequence. Langkah awal yang dibutuhkan dalam menentukan gen target adalah memilih urutan basa spesifik yang banyak ditemukan pada spesies tersebut dan tidak ada pada bakteri lain. Gen 16S rRNA merupakan gen target yang digunakan dalam identifikasi mikroorganisme prokariot. Penentuan gen target dipilih wilayah urutan basa yang disebut hypervariable region yang menjadi ciri khas dari bakteri tersebut (Mahram & Herbordt, 2010). Gen target yang banyak digunakan pada penelitian deteksi dan identifikasi adalah gen invasif InvA (Melati, Nurjanah, & Rahayu, 2022). Penggunaan gen ini sebagai target potensial adalah karena gen ini ditemukan spesifik pada strain Salmonella (Mkangara, Mbega, & Chacha, 2020). Selain menggunakan gen invA Penggunaan gen target lain dilakukan Nurjanah et al. (2018) dengan menggunakan gen STM dan plasmid virulen Prot6E spesifik untuk Salmonella Typhimurium dan Salmonella Enteritidis dan tidak mendeteksi serovar lain (Muhsinin, Sulastri, & Supriadi, 2019). Pemilihan region yang tepat juga merupakan faktor paling penting dalam melakukan konfirmasi deteksi dan identifikasi strain Salmonella dengan menggunakan BLAST. Region yang dipilih harus merupakan conserved sequence pada strain tersebut Hal ini menunjukkan bahwa faktor pemilihan region atau conserved sequence pada deteksi merupakan faktor yang penting. Buehler et al. (2018) (Nurjanah, Rahayu, & Mutaqin, 2018).
Parameter penting lainnya adalah data query sequence. Data ini didapatkan dari hasil analisis sekuensing, query sequence harus memiliki Panjang sequence yang tidak terlalu sedikit, query sequence juga harus mengandung gen target spesifik untuk identifikasi (Pal et al., 2017)
Sequence reference merupakan referensi sekuens yang ada pada database NCBI. Untuk mendapatkan sequence reference¸ query sequence dianalisis dengan BLAST. Pemilihan query sequence dipilih berdasarkan beberapa parameter yaitu percent coverage, Percent coverage didapatkan dari penghitungan jumlah basa yang identik dibagi dengan Panjang alignment, hasil persentasi semakin mendekati 100% maka akan semakin akurat juga hasilnya (Pearson, 2013). Algoritma BLAST juga akan melihat expect value (e-value) sebagai pertimbangan analisisnya (Pollock & Berge, 2018).
Fungsi 2 BLAST:
Berdasarkan jurnal yang telah
di review, aplikasi penggunaan
BLAST pada Salmonella dengan memanfaatkan
fungsi BLAST
yaitu menemukan DNA target dengan efisien dapat diaplikasikan untuk berbagai macam tujuan, seperti
untuk mengembangkan metode deteksi Salmonella dengan
menggunakan gen target spesifik
(Rehman, Yin, Persaud-Lachhman, & Diarra, 2017), untuk
menemukan gen yang bertanggung
jawab (overexpression)
pada Salmonella dengan
kondisi lingkungan tertentu atau terpapar
faktor stress untuk menemukan gen pada Salmonella
yang memiliki karakteristik
tertentu seperti ketahanan terhadap antimikroba atau antibiotic (Rinanda, 2011).
Elabed et al. (2016) melaporkan hasil BLAST bahwa
gen yang bertanggung jawab
pada kondisi stress kekurangan
makanan dan salinitas tinggi pada Salmonella
Typhimurium adalah gen sopA,
ssaD, yhhK, gmK, cspC, uspA,
ompR, phoP, stcC, fimA, acrA,
andyehZ. Hennebry et al (Rosniawati,
Rahayu, Kusumaningrum, Indrotristanto, & Nikastri, 2020). 2012) Hasil BLAST menunjukkan bahwa
gen TLP (Transthyretin-Like Protein) merupakan gen yang peran dalam survival
pada kondisi urea tinggi
pada Salmonella Typhimurium pada kondisi urea tinggi (pada fecal ayam). Zhai
et al (Sahu et al., 2019).
(2014) juga melaporkan pada penelitiannya
bahwa BLAST menemukan 16 gen target spesifik untuk deteksi Salmonella Paratyphi
B. Pengerucutan gen target dapat
dilakukan dengan metode lab (Sallam, Mohammed, Hassan, & Tamura, 2014).
Li et al. (2013) melaporkan bahwa hasil BLAST menunjukkan keberadaan 5 grup gen resisten, dfrA12–aadA2 dfrA1–aadA1, dfrA1, blaPSE dan dfrA1/aadA2 pada isolate Salmonella yang berasal dari babi (Samanta et al., 2014), bebek dan ayam di Sichuan, China. Su et al. (2018) melaporkan hasil BLAST menunjukkan keberadaan gen PMQR and mcr-1 pada isolat Salmonella yang berasal dari babi yang terkena diare.(Sarjit, Ravensdale, Coorey, Fegan, & Dykes, 2021). (2019) melaporkan hasil BLAST menunjukkan keberadaan gen yang merespon pemberian kondisi stress heatshock fadA, rpoH, rpoE, rpoD, rpoS, fkpA, cpxP, ibpA htrA, htpG, cypD, gyrA, ompC, dnaJ, dnaK, yggX, grpE, rdgB, pspA, groEL dan gen yang merespon kondisi kekeringan yaitu gen rpoS, otsB, hilA, dnaK, grpE, proV, sseD, sopD, STM1494 pada Salmonella yang berasal dari daging merah (Selçuk, 2019).
Fungsi BLAST untuk menemukan DNA target yang memiliki karakteristik seperti resisten antimikroba atau antibiotic pada Salmonella dilakukan oleh Cha et al. (2020) hasil BLAST menunjukkan sekuens nukleotida dari mcr-9 transconjugant TrECJ53-KUFSESAL043 yang diisolasi memiliki 100% kemiripan dengan data sekuens gen mcr-9 pada database.(Sheridan & Venkataraghavan, 1992). (2017) melaporkan BLAST memberikan konfirmasi keberadaan gen baru resisten Fosfomycin (fosA7) pada Salmonella enterica serovar Heidelberg yang ada pada ayam broiler. Uddin et al. (2021) melaporkan BLAST menkonfirmasi keberadaan gen mcr-1 pada empat isolat Salmonella enterica subsp. enterica serovar Typhimurium dalam penelitian deteksi gen mcr-1 dan multidrug antimicrobial resistance. (Nicholas A Stover & Cavalcanti, 2014). (2014) melaporkan BLAST mengidentifikasi keberadaan gen stn (enterotoksin) penyebab diare pada 272 isolat Salmonella (Naomi A Stover & Cavalcanti, 2017)a.
Parameter penting yang perlu diperhatikan pada aplikasi fungsi 2 pada penelitian Salmonella pada pangan antara lain pengkondisian kultur (treatment) untuk gen target. Faktor ini akan berperan dalam memunculkan ekspresi gen atau gen yang merespon kondisi tersebut. Toleransi bakteri terhadap faktor stress tergantung pada pengkondisian faktor lingkungan (Su et al., 2018), selanjutnya adalah Query Sequence. Sekuens yang diperoleh dari hasil sekuensing ini merupakan sekuens untuk melakukan pencarian DNA target dengan cara dibandingkan dengan Sequence Reference. BLAST memberikan pilihan banyak database dimana yang paling banyak digunakan adalah database nr (nukleotida dan protein redundant yang tersimpan di GenBank, EMBL dan DDBJ (Farida & Agustini, 2019) Pemilihan hasil BLAST yang menunjukkan daftar possible gen dapat melihat pada skor maksimal semakin tinggi semakin baik yang dihitung dari akumulasi perhitungan e-value jika hasilnya semakin kecil semakin baik (Tomar, Jyoti, Mishra, Shrivastava, & Kaushik, 2014). Pada BLAST terdapat percent coverage yaitu persentase dari panjang urutan sekuens yang masuk ke alignment atau persentase kecocokan urutan basa subjek semakin tinggi persentase maka hasilnya akan makin valid yaitu 99-100%. False positive dapat disebabkan oleh adanya beberapa kemiripan region antara gen target dan gen lain pada BLAST selain wilayah dari 1000-1200 bp, sehingga ukuran base pair tersebut merupakan ukuran yang paling optimal untuk deteksi Salmonella (Uddin et al., 2021).
Fungsi 3: Menyimpulkan
Fungsi Gen dan Menduga Domain
Architecture Dari Struktur Proteinnya
Domain Architechture memberikan peran penting dalam kompleksitas protein fungsional. Domain architechture merupakan kombinasi dari sekuens protein yang memiliki fungsi yang setara (Wahyuni, Saraswati, & Dewi, 2020)a Aplikasi fungsi 3 ini dapat menggunakan BLASTp yaitu fitur yang menganalisis sekuens protein. Penggunaan BLASTp dalam analisis domain architechture dilakukan (Ye et al., 2012) mengungkapkan bahwa hasil BLAST menunjukkan ortholog pada Salmonella enterica serovar Enteritidis strain P125109 (WT) (nomor aksesi CAR33115.1) dengan sequence reference urutan protein YdeI dari Salmonella enterica serovar Typhimurium strain SL1344 (nomor aksesi HAD6491983.1) ortholog pada dengan kesamaan urutan sebesar 100% (Yu et al., 2019).
Parameter penting yang perlu diperhatikan pada aplikasi fungsi 3 adalah sekuens protein, sekuens protein reference. Pada hasil BLASTp hasil BLAST antara sekuens protein dibandingkan dengan sekuens protein reference terbaik adalah hasil protein yang memiliki nilai e-value yang rendah dan percent identity yang tinggi (Engki, n.d.) pemilihan sequence protein untuk analisis domain architechture harus memiliki setidaknya satu domain signature. Domain signature merupakan domain yang menbawa fungsi biologis spesifik (Schneider et al., 2005). Sekuens domain signature merupakan pola dari asam amino dengan panjang residu 1050 dan diasosiasikan dengan struktur fungsional protein (Zhai et al., 2014)
Fungsi 4: Merancang
Primer
BLAST juga dapat digunakan untuk merancang primer. Penggunaan BLAST NCBI (Primer BLAST) sebagai program untuk memfasilitasi desain primer banyak digunakan secara luas untuk merancang primer untuk metode pendeteksian mikroba, (Ladunga, 2017).
Berdasarkan jurnal yang telah
di review, aplikasi
penggunaan BLAST
pada Salmonella digunakan
untuk merancang primer atau untuk menganalisis
spesifitas primer secara in silico untuk
deteksi Salmonella
dengan menggunakan PCR, untuk mendapatkan hasil
yang tepat dibutuhkan spesifitas dan sensitivitas
primer pada mikroba. Sensitivas
dan spesifitas yang baik akan ditentukan oleh berbagai faktor krusial seperti suhu annealing (tm) dan G/C content yang seimbang. Primer yang baik juga harus menghindari terjadinya self-complementary dan struktur
hairpin dan primer yang baik tidak
boleh ada primer dimer (Ye et al. 2012).
Analisis primer secara in silico dilakukan
untuk memberikan prediksi suatu hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan bioinformatik, sehingga dapat memberikan efisiensi pada penelitian. Prinsip kerja dari desain
primer pada analisis in silico yaitu menentukan
target identifikasi dengan melakukan pengumpulan informasi sebanyak-banyaknya dari data sekuens target., karena memiliki target amfilifikasi yang jelas sangat penting untuk keberhasilan
primer, (database mining) . Pengumpulan informasi data sekuens mengasumsikan kekerabatan sekuens dengan nomenklaturnya serta perlu memastikan tidak pengujian tidak memperbanyak pseudogen, kemudian tahapan selanjutnya mendefinisikan properti pengujian sebagai integrasi antara anplikon dan krakteristik primer
(Bustin dan Huggit 2017).
Melati et al.
(2022) merancang primer gen virulensi
invA untuk identifikasi dan sekuensing Salmonella pada sampel
karkas ayam dengan menggunakan Primer BLAST dengan
sampel uji Salmonella
Typhimurium (ATCC 14028) dan Salmonella
spp. pada karkas ayam. Sekuens gen Salmonella
invA diambil dari GenBank ( Salmonella Typhimurium dengan nomor aksesi
M90846.1) , lalu atur
parameter, lalu pilih kemudian dilakukan klik ‘get primer’
dan didapatkan hasil sebanyak 22 primer kemudian diseleksi lagi hingga didapatkan primer dengan urutan forward GCCGGTGAAATTATCGCCAC dan reverse CTCGTAATTCGCCGCCATTG memiliki panjang amplikon 1486. hasil pengujian spesifitas Primer BLAST dapat diketahui bahwa primer tersebut spesifik pada 110 jenis serovar
Salmonella tidak dapat mendeteksi sekuen bakteri yang memiliki kemiripan sekuen DNA yang tinggi dengan invA pada Salmonella spp. ( Klebsiella, Citrobacter
sp., Serratia sp., Hafnia sp. , E. coli).
Dalam merancang primer, mengetahui bahwa primer yang kita miliki memiliki
spesifitas terhadap mikrooragnisme target merupakan suatu hal yang diperlukan agar mendapatkan hasil dan mendapatkan mikroba target dengan tepat. Peneliti yang merancang desain dapat melakukan analisis untuk mengetahui spesifitas primer dengan cara in silico dan dengan analisis
lab. Analisis spesifitas dengan primer, menggunakan alat bionformatika, salah satunya yang paling banyak digunakan adalah dengan menggunakan BLAST. Muhsinin
et al. (2018) menggunakan
primer BLAST untuk
merancang primer pada penelitiannya
untuk mendeteksi gen invA pada Salmonella dengan
metode PCRm. Tomar et al. (2014) Menggunakan
Primer-BLAST untuk
merancang primer dan menganalisis
spesifitas primer untuk digunakan pada deteksi Salmonellae dan E. coli yang berasal dari
air dengan menggunakan RT
PCR dengan SYBR
Green secara in
silico hasil primer yang didapatkan
adalah primer invA Forward GAGGGCCTGGACGATAACAG
dan reverse AGGACACGACTTCATCGGAA dengan Panjang amplicon 20 bp , tm sebesar
58,75-59,89 C dan GC% sebesar 60 dan 50 dengan spesifitas yang baik terhadap Salmonellae.Analisis in silico spesifitas primer dilakukan oleh Achyar et al.
(2020) pada penelitian pengembangan
metode deteksi bakteri pantogen pada sampel air minum isi ulang. Tahapan
pengujian spesifitas primer
secara in
silico dilakukan untuk melakukan prediksi keberhasilan primer dalam mendeteksi bakteri pathogen pada sampel air minum, sehingga dapat memberikan efisiensi penggunaan bahan dan waktu pada penelitian. Tahapan pengujian spesifitas primer dengan Primer-BLAST, menunjukkan
hasil bahwa primer pair dapat
mengamflifikasi gen 16s RNA dari
E. coli, Salmonella dan Shigella dengan
ukuran produk 825 bp. (Gambar
2)
Gambar 2. Detailed primer reports (Achyar et al.
2020)
Analisis spesifitas dengan tool NCBI BLAST dilakukan dengan cara memasukkan sekuens DNA primer yang diperoleh ke dalam tool Primer-BLAST pada kolom ‘use my own forward/reverse primer’, kemudian melakukan klik ‘Get primer’ dan diperoleh hasil pada gambar yang menunjukkan karakteristik primer dan target product template yang dapat terdeteksi. Zhai et al. (2018) melakukan analisis spesifitas primer pada penelitian pengembangan metode amplifikasi real time sekuens asam nukleat untuk deteksi secara cepat Salmonella spp. dari pangan. Peneliti menggunakan Primer-BLAST untuk melakukan analisis spesifitas primer dengan hasil primer spesifik pada strain target (Salmonella) tanpa ada bakteri non-Salmonella.
Sahu et al. (2019) melakukan analisis spesifitas primer dengan tool BLAST dalam penelitiannya untuk mendeteksi secara cepat kontaminasi Salmonella pada makanan laut dengan multiplex PCR. Analisis NCBI-BLAST dari urutan nukleotida yang diperoleh dari amplikon PCR set primer C (Aksesi GenBank No. AY593967.1) menunjukkan homologi 100% dengan semua serovar genus Salmonella dan 0% dengan semua strain non-Salmonella. Analisis in silico ini (data tidak diberikan) menyimpulkan bahwa set primer C yang dirancang dalam penelitian ini dapat mendeteksi adanya anggota genus Salmonella. Gong et al. (2016) menggunakan Primer BLAST untuk melakukan analisis spesifitas primer yang akan digunakan untuk mendeteksi gen sefA pada Salmonella Enteritidis dan Salmonella Gallinarum pada ayam dengan menggunakan PCR. Singh et al. (2014) juga menggunakan primer BLAST untuk analisis spesifitas primer yang dimiliki pada penelitian pengembangan metode deteksi Salmonellae pada air dengan SYBR Green RT PCR.
Gao et al. (2017) merancang primer dalam penelitian untuk amplifikasi polimerase rekombinase dikombinasikan dengan aliran lateral dipstick untuk deteksi Salmonella
dalam kerang. Penggunaan Primer-BLAST
ada pada tahapan perancangan desain primer dan
probe dengan berdasarkan
target gen invA.
Choudhury et al. 2016) menggunakan Primer-BLAST
untuk melakukan analisis spesifitas primer hasil analisis menunjukkan bahwa primer memiliki spefisitas yang baik pada berbagai serovar Salmonella enterica dari berbagai
sumber mulai dari hewan ternak,
burung dan manusia.
Menurut Nurjanah et al. (2018) yang melakukan
analisis spesifitas dengan mengkombinasikan tool
primer-BLAST, tool MEGA software, dan analisis
menggunakan RT-PCR
serta menggunakan tiga gen target yaitu InvA, STM, dan Prot6E,
pasangan primer yang baik ditandai dengan nilai Ct yang lebih rendah pada hasil RT-PCR, kemudian InvA menunjukkan sensitivitas tertinggi. Efisiensi PCR yang baik diperoleh dari gen STM dan Prot6E
yang ditargetkan. Sehingga menunjukkan bahwa metode ini dapat
diterapkan untuk mendeteksi Salmonella
sp. Hasil dari analisis
Primer BLAST dan MEGA menunjukkan bahwa semua primer memiliki spesifisitas yang tinggi untuk target serovar.
Berdasarkan pembahasan diatas, merancang primer merupakan tahapan penting pada penelitian dengan menggunakan RT-PCR untuk berbagai tujuan seperti melakukan deteksi, mengetahui prevalensi dan lain sebagainya,
tool pada NCBI yang digunakan dalam merancang primer adalah dengan menggunakan tool Primer-BLAST dan menganalisa
spesifitas primer dengan menggunakan primer-BLAST
dan BLASTn.
Primer ideal dipilih dengan
melihat pada 3 komponen utama seperti suhu
melting, GC % content dan self
complimentary sequences.
Gen target dapat dipilih dengan menggunakan conserved domain pada Salmonella seperti
invA, STM, Prot6E, hilA
yang dapat diperoleh melalui pencarian sekuens di database
NCBI atau berasal dari hasil sekuensing
sendiri. Kemudian dapat dilakukan perancangan primer dengan menggunakan tool NCBI
Primer-BLAST.
Menurut Chen et
al. (2018) False positive dapat terjadi karena
adanya beberapa kemiripan region antara invA dan gen lain
pada BLAST selain
wilayah dari 1000-1200 bp, sehingga
merupakan ukuran bp optimal
untuk deteksi gen invA pada Salmonella. Primer spesifik
berfungsi sebagai penanda dan pembatas untuk proses amplifikasi sekuen DNA saat proses PCR. Keberhasilan
primer pada proses amplifikasi ditandai
dengan ketepatan primer menempel pada DNA cetakan. Desain
primer secara in
silico merupakan teknik
baru untuk menghasilkan kandidat primer spesifik dengan alat komputasi. Hasil dari desain primer in silico dapat
digunakan untuk mendeteksi sekuen DNA dan melihat spesifisitas amplifikasi sekuen DNA target. merancang primer spesifik secara in silico adalah untuk melakukan
prediksi pada primer untuk mengamplifikasi DNA target sebelum
dilakukan pengujian secara in vitro sehingga dapat melakukan penelitian dengan efisien (Wahyuni et al. 2020).
Parameter penting yang perlu diperhatikan
dalam analisis fungsi 4 ini antara
lain sekuens reference gen target, melting
temperature, GC Content%, suhu annealing, dan panjang primer, kemudian untuk analisis spesifitas adalah sekuens primer forward
dan primer reverse. Dalam pemilihan
sekuens reference target pemilihan
gen target sesuai dengan
gen penyandi yang yang ingin dideteksi. Sekuens yang didapat dianalisis berdasarkan start kodon dan stop kodon pada sekuens gen yang dicari kemudian melting temperature pemilihan
primer yang tepat akan membuat primer forward
dan reverse memisah
dengan baik. Pemilihan primer ada baiknya dipilih primer yang memiliki suhu melting yang tidak terlalu jauh
biasanya berkisar 55-65 C. kemudian GC Content sekitar
40-60%, dan self complementary. Semakin
kecil makan hasilnya semakin baik (Álvarez-Fernández 2013).
Pada hasil primer-BLAST akan menampilkan beberapa kandidat primer, lalu untuk pemilihan primer yang paling ideal adalah dengan memperhatikan suhu Tm (Melting temperature) dari primer forward dan reverse. Tm harus sama atau hanya memiliki sedikit perbedaan suhu (tidak lebih dari 1o celcius). Kemudian hal yang harus diperhatikan adalah komposisi GC % content. GC % content yang ideal adalah harus pada kisaran 40-60%, lalu melihat pada Self complimentary dari primer, makin kecil angka self complimentary lebih baik karena semakin kecil kemungkinan primer membentuk hairpin ataupun primer dimer dan pilih dengan amplicon terpanjang (Hung dan Weng 2016).
Tabel 3. Parameter penting
dari aplikasi 4 fungsi BLAST
Fungsi |
Menu BLAST |
Parameter penting |
Persyaratan yang baik dari parameter |
Fungsi 1 |
BLASTn |
1. Gen target berdasarkan dugaan serovar |
-Memiliki spesifitas yang baik/ tidak dapat
mendeteksi bakteri
non Salmonella dan Gen target yang dipilih adalah daerah yang menjadi ciri spesifik dari dugaan serovar atau (Hypervariable region) |
|
|
2. Data query
sequence |
Sekuens memiliki kemurnian yang baik dan tidak ada kontaminasi protein, mengandung wilayah/ urutan basa gen target spesifik,= dan memiliki panjang sekuens yang sesuai |
|
|
3. Reference sequence |
Sekuens memiliki skor percent
identity yang tinggi (99-100%), memiliki skor e-value yang rendah |
Fungsi 2 |
BLASTn |
1. Pengkondisian
kultur (treatment) |
Pemberian perlakuan
lingkungan atau treatment pada isolate untuk
mendapatkan ekspresi dari gen target |
|
|
2. Gen target |
Merupakan gen yang menjadi ciri spesifik/unik dari serovar tersebut |
|
|
3. Data query
sequence |
Sekuens memiliki kemurnian yang baik dan tidak ada kontaminasi protein, mengandung wilayah/ urutan basa gen target spesifik, panjang sekuens cukup |
|
|
4. Reference
sequence |
Sekuens memiliki skor percent
identity yang tinggi (99-100%) dan memiliki skor e-value yang rendah |
Fungsi 3 |
BLASTp |
1. Query
Sequence |
Sekuens memiliki kemurnian yang baik atau tidak
ada kontaminasi, memiliki minimal 1 domain signature |
|
|
2.Sekuens protein
reference |
Sekuens memiliki skor percent
identity yang tinggi (99-100%), sekuens memiliki skor e-value yang rendah |
Fungsi 4 |
Primer-BLAST |
1. Reference gen
target |
Sekuens merupakan gen spesifik/ unik yang ada pada bakteri target deteksi |
|
|
2. Sequence Primer
|
Sekuens memiliki melting temperature yang sama atau tidak
jauh berbeda (tidak lebih dari
1o C), memiliki GC content % antara 40-60%, memiliki skor e-value rendah (self complementary) |
Dan karakteristiknya (panjang
primer, tm, GC content%, dan suhu annealing |
(minim
terjadi struktur hairpin
dan primer dimer), Memiliki amplicon terpanjang dan suhu annealing yang
berdasarkan perhitungan (tmo-5o) |
Kesimpulan
Jumlah artikel yang masuk
dalam kriteria diperoleh sebanyak 30 artikel. Fungsi BLAST diaplikasikan
pada 4 fungsi yaitu: (1) mengidentifikasi sekuens, (2) menemukan DNA target dengan efisien, (3) menyimpulkan fungsi gen dan menduga domain architecture dari
struktur proteinnya, serta (4) merancang primer. BLAST NCBI yang digunakan adalah BLASTn, BLASTp serta PRIMER BLAST. Aplikasi
tersebut dapat digunakan dengan memperhatikan parameter penting pada empat fungsi
tersebut. Parameter penting tersebut adalah
gen target berdasarkan dugaan
serovar, data query sequence, reference
sequence (fungsi 1), pengkondisian kultur (treatment), gen target, data query sequence, reference sequence (fungsi 2), sekuens protein dan sekuens protein reference
(fungsi 3), reference gen
target serta karakteristik
dari sekuens primer yaitu panjang primer, melting temperature, GC Content%, suhu
annealing (fungsi 4).
BIBLIOGRAFI
Achyar, A.,
Atifah, Y., & Putri, D. H. (2021). In silico study of developing a method
for detecting pathogenic bacteria in refillable drinking water samples. Journal
of Physics: Conference Series, 1940(1), 12061. IOP Publishing.
Akinola,
Stephen Abiola, Mwanza, Mulunda, & Ateba, Collins Njie. (2019). Occurrence,
genetic diversities and antibiotic resistance profiles of Salmonella serovars
isolated from chickens. Infection and Drug Resistance, 12, 3327.
Alarjani,
Khaloud M., Elkhadragy, Manal F., Al-Masoud, Abdulrahman H., & Yehia, Hany
M. (2021). Detection of Campylobacter jejuni and Salmonella typhimurium in
chicken using PCR for virulence factor hipO and invA genes (Saudi Arabia). Bioscience
Reports, 41(9).
Álvarez-Fernández,
Rubén. (2013). Explanatory chapter: PCR primer design. In Methods in
enzymology (Vol. 529, pp. 1–21). Elsevier.
Arunima,
Aryashree, Swain, Sunil Kumar, Patra, Saumya Darshana, Das, Susmita, Mohakud,
Nirmal Kumar, Misra, Namrata, & Suar, Mrutyunjay. (2020). Role of OB-fold
protein ydei in stress response and virulence of salmonella enterica serovar
enteritidis. Journal of Bacteriology, 203(1), e00237-20.
Bano,
Syeda Asma, Hayat, Munazza, Samreen, Tayyaba, Asif, Mohammad, Habiba, Ume,
& Uzair, Bushra. (2020). Detection of pathogenic bacteria Staphylococcus
aureus and Salmonella sp. from raw milk samples of different cities of
Pakistan. Natural Science, 12(05), 295.
Bejerano,
Gill, Seldin, Yevgeny, Margalit, Hanah, & Tishby, Naftali. (2001). Extraction
of Protein Domains and Signatures through Unsupervised Statistical Sequence
Segmentation.
Bell,
Rebecca L., Jarvis, Karen G., Ottesen, Andrea R., McFarland, Melinda A., &
Brown, Eric W. (2016). Recent and emerging innovations in Salmonella detection:
a food and environmental perspective. Microbial Biotechnology, 9(3),
279–292.
Boratyn,
Grzegorz M., Camacho, Christiam, Cooper, Peter S., Coulouris, George, Fong,
Amelia, Ma, Ning, Madden, Thomas L., Matten, Wayne T., McGinnis, Scott D.,
& Merezhuk, Yuri. (2013). BLAST: a more efficient report with usability
improvements. Nucleic Acids Research, 41(W1), W29–W33.
Bustin,
Stephen, & Huggett, Jim. (2017). qPCR primer design revisited. Biomolecular
Detection and Quantification, 14, 19–28.
Cha,
Min Hyeok, Woo, Gun Jo, Lee, Woojung, Kim, Seok Hwan, Woo, Jung Ha, Kim,
Junyoung, Ryu, Jae Gee, Kwak, Hyo Sun, & Chi, Young Min. (2020). Emergence
of transferable mcr-9 gene-carrying colistin-resistant Salmonella enterica
Dessau ST14 isolated from retail chicken meat in Korea. Foodborne Pathogens
and Disease, 17(11), 720–727.
Chen,
Zhi guang, Zhong, Hai xia, Luo, Huan, Zhang, Ren yu, & Huang, Jun rong.
(2019). Recombinase polymerase amplification combined with unmodified gold
nanoparticles for Salmonella detection in milk. Food Analytical Methods,
12(1), 190–197.
Cheng,
Rachel A., Eade, Colleen R., & Wiedmann, Martin. (2019). Embracing
diversity: differences in virulence mechanisms, disease severity, and host
adaptations contribute to the success of nontyphoidal Salmonella as a foodborne
pathogen. Frontiers in Microbiology, 10, 1368.
Choudhury,
Mridusmita, Borah, Probodh, Sarma, Hridip Kumar, Barkalita, Luit Moni, Deka,
Naba Kumar, Hussain, Isfaqul, & Hussain, Md Iftikar. (2016). Multiplex-PCR
assay for detection of some major virulence genes of Salmonella enterica
serovars from diverse sources. Current Science, 1252–1258.
Elabed,
Hamouda, Merghni, Abderrahmen, Hamza, Rim, Bakhrouf, Amina, & Gaddour,
Kamel. (2016). Molecular analysis of the adaptive response in Salmonella
Typhimurium after starvation in salty conditions. The Journal of Infection
in Developing Countries, 10(01), 74–81.
Engki,
Zelpina. (n.d.). Similarity-Non-Thypoid Salmonella Causes Food-borne
Diseases Causing: Prevention and Control.
Farida,
Muthia, & Agustini, Dian. (2019). Sistem Informasi Data Akademik Sekolah
Pada Mts. Al–Furqon Banjarmasin. Technologia: Jurnal Ilmiah, 10(2),
64–67.
Forslund,
Kristoffer, Pekkari, Isabella, & Sonnhammer, Erik L. L. (2011). Domain
architecture conservation in orthologs. BMC Bioinformatics, 12(1),
1–14.
Gao,
Weifang, Huang, Hailong, Zhu, Peng, Yan, Xiaojun, Fan, Jianzhong, Jiang, Jinpo,
& Xu, Jilin. (2018). Recombinase polymerase amplification combined with
lateral flow dipstick for equipment-free detection of Salmonella in shellfish. Bioprocess
and Biosystems Engineering, 41(5), 603–611.
Gast,
Richard K., & Porter Jr, Robert E. (2020). Salmonella infections. Diseases
of Poultry, 717–753.
Gong,
Jiansen, Zhuang, Linlin, Zhu, Chunhong, Shi, Shourong, Zhang, Di, Zhang, Linji,
Yu, Yan, Dou, Xinhong, Xu, Bu, & Wang, Chengming. (2016). Loop-mediated
isothermal amplification of the sefA gene for rapid detection of Salmonella
Enteritidis and Salmonella Gallinarum in chickens. Foodborne Pathogens and
Disease, 13(4), 177–181.
Hennebry,
Sarah C., Sait, Leanne C., Mantena, Raju, Humphrey, Thomas J., Yang, Ji, Scott,
Timothy, Kupz, Andreas, Richardson, Samantha J., & Strugnell, Richard A.
(2012). Salmonella typhimurium’s transthyretin-like protein is a host-specific
factor important in fecal survival in chickens. PLoS One, 7(12),
e46675.
Hung,
Jui Hung, & Weng, Zhiping. (2016). Designing polymerase chain reaction
primers using Primer3Plus. Cold Spring Harbor Protocols, 2016(9),
pdb-prot093096.
Issenhuth-Jeanjean,
Sylvie, Roggentin, Peter, Mikoleit, Matthew, Guibourdenche, Martine, De Pinna,
Elizabeth, Nair, Satheesh, Fields, Patricia I., & Weill, François Xavier.
(2014). Supplement 2008–2010 (no. 48) to the white–Kauffmann–Le minor scheme. Research
in Microbiology, 165(7), 526–530.
Kumar,
Anil, & Chordia, Nikita. (2015). In silico PCR primer designing and
validation. In PCR primer design (pp. 143–151). Springer.
Ladunga,
Istvan. (2009). Finding homologs in amino acid sequences using network BLAST
searches. Current Protocols in Bioinformatics, 25(1), 3–4.
Li,
Baoguang, & Chen, Jin Qiang. (2013). Development of a sensitive and
specific qPCR assay in conjunction with propidium monoazide for enhanced
detection of live Salmonellaspp. in food. BMC Microbiology, 13(1),
1–13.
Li,
Ruichao, Lai, Jing, Wang, Yang, Liu, Shuliang, Li, Yun, Liu, Kunyao, Shen,
Jianzhong, & Wu, Congming. (2013). Prevalence and characterization of
Salmonella species isolated from pigs, ducks and chickens in Sichuan Province,
China. International Journal of Food Microbiology, 163(1), 14–18.
Madden,
Thomas. (2013). The BLAST sequence analysis tool. In The NCBI Handbook
[Internet]. 2nd edition. National Center for Biotechnology Information
(US).
Mahram,
Atabak, & Herbordt, Martin C. (2010). Fast and accurate NCBI BLASTP:
Acceleration with multiphase FPGA-based prefiltering. Proceedings of the
24th ACM International Conference on Supercomputing, 73–82.
Melati,
R. P., Nurjanah, S., & Rahayu, W. P. (2022). Desain Primer Gen Virulensi
invA untuk Identifikasi dan Sekuensing Salmonella pada Sampel Karkas Ayam. Jurnal
Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 10(2), 91–97.
Mkangara,
Mwanaisha, Mbega, Ernest R., & Chacha, Musa. (2020). Molecular
identification of Salmonella Typhimurium from village chickens based on invA
and spvC genes. Veterinary World, 13(4), 764.
Muhsinin,
Soni, Sulastri, Maria Martina, & Supriadi, Dadih. (2019). Deteksi Cepat Gen
InvA pada Salmonella spp. Dengan Metode PCR. Jurnal Sains Farmasi &
Klinis, 5(3), 191–200.
Nurjanah,
Siti, Rahayu, Winiati P., & Mutaqin, L. S. (2018). Detection method for
Salmonella typhimurium and Salmonella enteritidis using Real-Time Polymerase
Chain Reaction. Intl J Eng Technol, 7, 302–306.
Pal,
Susmita, Dey, Samir, Batabyal, Kunal, Banerjee, Abhiroop, Joardar, Siddhartha
Narayan, Samanta, Indranil, & Isore, Devi Prasad. (2017). Characterization
of Salmonella Gallinarum isolates from backyard poultry by polymerase chain
reaction detection of invasion (invA) and Salmonella plasmid virulence (spvC)
genes. Veterinary World, 10(7), 814.
Pearson,
William R. (2013). An introduction to sequence similarity (“homology”)
searching. Current Protocols in Bioinformatics, 42(1), 1–3.
Pollock,
Alex, & Berge, Eivind. (2018). How to do a systematic review. International
Journal of Stroke, 13(2), 138–156.
Rehman,
Muhammad A., Yin, Xianhua, Persaud-Lachhman, Marissa G., & Diarra, Moussa
S. (2017). First detection of a fosfomycin resistance gene, fosA7, in
Salmonella enterica serovar Heidelberg isolated from broiler chickens. Antimicrobial
Agents and Chemotherapy, 61(8), e00410-17.
Rinanda,
Tristia. (2011). Analisis sekuensing 16S rRNA di bidang mikrobiologi. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala, 11(3), 172–177.
Rosniawati,
Teti, Rahayu, Winiati Pudji, Kusumaningrum, Harsi Dewantari, Indrotristanto,
Nugroho, & Nikastri, Eva. (2020). Prevalence and level of Salmonella spp.
Contamination on selected pathways of preparation and cooking of fried chicken
at the household level. Food Science and Technology, 41, 41–46.
Sahu,
Brundaban, Singh, Shiva D., Behera, Bijay Kumar, Panda, Satyen Kumar, Das,
Abhishek, & Parida, Pranaya Kumar. (2019). Rapid detection of Salmonella
contamination in seafoods using multiplex PCR. Brazilian Journal of
Microbiology, 50(3), 807–816.
Sallam,
Khalid Ibrahim, Mohammed, Mahmoud Ahmed, Hassan, Mohammed Ahmed, & Tamura,
Tomohiro. (2014). Prevalence, molecular identification and antimicrobial
resistance profile of Salmonella serovars isolated from retail beef products in
Mansoura, Egypt. Food Control, 38, 209–214.
Samanta,
I., Joardar, S. N., Das, P. K., Sar, T. K., Bandyopadhyay, S., Dutta, T. K.,
& Sarkar, U. (2014). Prevalence and antibiotic resistance profiles
ofSalmonella serotypes isolated from backyard poultry flocks in West Bengal,
India. Journal of Applied Poultry Research, 23(3), 536–545.
Sarjit,
Amreeta, Ravensdale, Joshua T., Coorey, Ranil, Fegan, Narelle, & Dykes,
Gary A. (2021). Survival of Salmonella on red meat in response to dry heat. Journal
of Food Protection, 84(3), 372–380.
Schneider,
Petra, Wolters, Liselotte, Schoone, Gerard, Schallig, Henk, Sillekens, Peter,
Hermsen, Rob, & Sauerwein, Robert. (2005). Real-time nucleic acid
sequence-based amplification is more convenient than real-time PCR for
quantification of Plasmodium falciparum. Journal of Clinical Microbiology,
43(1), 402–405.
Selçuk,
Ayşe Adin. (2019). A guide for systematic reviews: PRISMA. Turkish Archives
of Otorhinolaryngology, 57(1), 57.
Sheridan,
Robert P., & Venkataraghavan, R. (1992). A systematic search for protein
signature sequences. Proteins: Structure, Function, and Bioinformatics, 14(1),
16–28.
Stover,
Naomi A, & Cavalcanti, Andre R. O. (2017). Using NCBI BLAST. Current
Protocols Essential Laboratory Techniques, 14(1), 11.
Stover,
Nicholas A, & Cavalcanti, Andre R. O. (2014). Using NCBI BLAST. Current
Protocols Essential Laboratory Techniques, 8(1), 11.
Su,
Jin Hui, Zhu, Yao Hong, Ren, Tian Yi, Guo, Liang, Yang, Gui Yan, Jiao, Lian
Guo, & Wang, Jiu Feng. (2018). Distribution and antimicrobial resistance of
Salmonella isolated from pigs with diarrhea in China. Microorganisms, 6(4),
117.
Tomar,
RAJESH SINGH, Jyoti, ANURAG, Mishra, RAGHVENDRA K., Shrivastava, VIKAS, &
Kaushik, SHUCHI. (2014). In-silico designing of SYBR Green based Real-Time PCR
array for the quantification of Salmonellae and Enterotoxigenic Escherichia
coli in water. Eur. Acad. Res, 1, 5945–5958.
Uddin,
Md Bashir, Hossain, S. M. Bayejed, Hasan, Mahmudul, Alam, Mohammad Nurul,
Debnath, Mita, Begum, Ruhena, Roy, Sawrab, Harun-Al-Rashid, Ahmed, Chowdhury,
Md Shahidur Rahman, & Rahman, Md Mahfujur. (2021). Multidrug antimicrobial
resistance and molecular detection of MCR-1 gene in Salmonella species isolated
from chicken. Animals, 11(1), 206.
Wahyuni,
Febriana Dwi, Saraswati, Henny, & Dewi, Kartika Sari. (2020). In-Silico
Analysis for cryI gene amplification from Bacillus thuringiensis. BIOEDUKASI,
8–14.
Ye,
Jian, Coulouris, George, Zaretskaya, Irena, Cutcutache, Ioana, Rozen, Steve,
& Madden, Thomas L. (2012). Primer-BLAST: a tool to design target-specific
primers for polymerase chain reaction. BMC Bioinformatics, 13(1),
1–11.
Yu,
Lijia, Tanwar, Deepak Kumar, Penha, Emanuel Diego S., Wolf, Yuri I., Koonin,
Eugene V, & Basu, Malay Kumar. (2019). Grammar of protein domain
architectures. Proceedings of the National Academy of Sciences, 116(9),
3636–3645.
Zhai,
Ligong, Yu, Qian, Bie, Xiaomei, Lu, Zhaoxin, Lv, Fengxia, Zhang, Chong, Kong,
Xiaohan, & Zhao, Haizhen. (2014). Development of a PCR test system for
specific detection of Salmonella Paratyphi B in foods. FEMS Microbiology
Letters, 355(1), 83–89.
Copyright holder: Nama Author (Tahun Terbit) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |