Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 8, Agustus 2022

 

PEMBUATAN APLIKASI PELAPORAN MASALAH BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN FRAMEWORK FLUTTER (STUDI KASUS: PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU DAN MALUKU UTARA)

 

Sean Alessandro Pattirane, Pratyaksa Ocsa Nugraha Saian

Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (BPDM) merupakan bank pembangunan daerah yang berbentuk badan usaha milik pemerintah daerah yang berdiri pada tanggal 25 Oktober 1961. Dalam kegiatan operasional di PT BPDM, sering kali terjadi masalah pada saat kegiatan operasional berlangsung. Masalah-masalah yang terjadi adalah seperti kerusakan pada jaringan internal perusahaan, malfungsi pada aplikasi core banking system, dan juga masalah-masalah lainnya. Akan tetapi, pegawai di PT BPDM mengalami kesulitan dalam melaporkan dan menyimpan masalah-masalah tersebut. Berdasarkan masalah yang dijelaskan, maka penelitian ini dilakukan untuk mencari solusi terkait permasalahan tersebut, yaitu dengan membuat sebuah aplikasi pelaporan masalah dengan menggunakan Framework Flutter. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian Waterfall, dengan tahapan-tahapannya yaitu Requirement and Analysis, System Design, Implementation, Testing dan Deployment. Berdasarkan user testing menggunakan skala Likert menghasilkan persentase nilai rata-rata dari nilai indeks sebesar 82,27% yang artinya aplikasi pelaporan masalah ini mendapatkan tanggapan yang baik dari calon pengguna aplikasi.

 

Kata Kunci: Flutter, Web Service, Pelaporan Masalah

 

Abstract

PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (BPDM) is a regional development bank in the form of a regional government-owned business entity that was established on October 25, 1961. In operational activities at PT BPDM, problems often occur during operational activities. The problems that occur are such as damage to the company's internal network, malfunctions in the core banking system application, and also other problems. However, employees at PT BPDM have difficulty reporting and storing these problems. Based on the problems described, so this research was conducted to find solutions to these problems, namely by creating a problem reporting application using the Flutter Framework. This research will use the Waterfall research method, with the stages, namely Requirements and Analysis, System Design, Implementation, Testing and Deployment. Based on user testing using a Likert scale, the percentage of the average value of the index value is 82.27%, which means that this problem reporting application gets a good response from potential application users.

 

Keywords: Flutter, Web Service, Problem Reporting

 

Pendahuluan

PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (BPDM) merupakan bank pembangunan daerah yang berbentuk badan usaha milik pemerintah daerah. PT BPDM berdiri pada tanggal 25 Oktober 1961. Dalam kegiatan operasional PT BPDM, sering kali terjadi masalah saat kegiatan operasional dilakukan. Masalah-masalah tersebut dilaporkan untuk dicari solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Akan tetapi, PT BPDM kesulitan dalam menerima laporan masalah yang dilaporkan dan melakukan manajemen terhadap masalah yang dilaporkan. PT BPDM juga kesulitan untuk menyimpan masalah-masalah yang dilaporkan.

Berdasarkan masalah yang dijelaskan, dapat diketahui bahwa PT BPDM membutuhkan sebuah media yang dapat digunakan untuk melaporkan masalah dan menyimpan masalah-masalah tersebut. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu dengan membangun sebuah aplikasi pelaporan masalah.

Aplikasi pelaporan masalah harus dapat digunakan dengan mudah dan cepat, sehingga aplikasi dibuat berbasis mobile. Agar pembangunan aplikasi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien, maka dibutuhkan sebuah framework untuk membantu pembangunan aplikasi. Framework yang cocok untuk pembangunan aplikasi pelaporan masalah adalah Flutter.

Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah aplikasi pelaporan masalah berbasis mobile dengan menggunakan Framework Flutter. Flutter merupakan framework pembuatan aplikasi multi-platform yang dibuat oleh Google menggunakan bahasa pemrograman Dart (Taufiq, Pratama, & Pratama, 2021); (Santoso, Suharso, & Hariyady, 2020). Flutter sebagai sebuah framework pembuatan aplikasi mempunyai kelebihan, yaitu bersifat open source, memiliki performa yang bagus dan proses development yang cepat (Andrean et al., n.d.). Penelitian ini akan menghasilkan sebuah aplikasi bernama aplikasi pelaporan masalah yang akan digunakan sebagai media pelaporan masalah pada kegiatan operasional PT BPDM.

Penelitian-penelitian yang mendukung penelitian ini antara lain adalah penelitian yang berjudul �Pengembangan Sistem Aplikasi Pelaporan Masyarakat Berbasis Web di Kabupaten Pekalongan�, menjelaskan tentang sebuah sistem yang akan menjadi wadah bagi masyarakat Pekalongan untuk melaporkan masalah, kritikan atau keluhan terhadap pemerintah kabupaten Pekalongan. Pembangunan sistem pelaporan dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan menggunakan Framework CodeIgniter (Permatasari, Priyambadha, & Arwan, 2018). Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama memiliki persamaan dalam kasus yang dibahas, yaitu terkait aplikasi pelaporan masalah. Sedangkan perbedaannya terletak pada platform dimana aplikasi akan berjalan, yaitu pada penelitian ini aplikasi akan berjalan pada platform web. Sedangkan, untuk penelitian yang akan dilakukan, aplikasi akan berjalan pada platform mobile. Selain itu, perbedaan lainnya juga terdapat pada calon pengguna aplikasi, yaitu pada penelitian ini calon pengguna aplikasi adalah masyarakat di kabupaten Pekalongan. Sedangkan, untuk penelitian yang akan dilakukan, calon pengguna aplikasi adalah pegawai di PT BPDM.

Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian berjudul �Perancangan Aplikasi Todolist Berbasis Android Menggunakan Flutter SDK dan Database Sqlite�, menjelaskan tentang sebuah aplikasi berbasis Android yang dapat digunakan oleh user untuk membuat daftar pekerjaan yang harus diselesaikan. Pembuatan aplikasi ini menggunakan Framework Flutter dan bahasa pemrograman Dart (Azmi & Rahmawati, 2021). Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang pembangunan sebuah aplikasi menggunakan Framework Flutter. Sedangkan perbedaannya terletak pada kasus yang diteliti, yaitu pada penelitian ini kasus yang dibahas adalah mengenai pembuatan Aplikasi Todolist. Sedangkan, untuk penelitian yang akan dilakukan, kasus yang dibahas adalah mengenai pembuatan aplikasi pelaporan masalah.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang membahas tentang pembuatan aplikasi untuk melaporkan masalah dan pembangunan sebuah aplikasi menggunakan Framework Flutter, maka akan dilaksanakan penelitian tentang pembuatan aplikasi pelaporan masalah berbasis mobile Menggunakan Framework Flutter.

Flutter merupakan framework pengembangan aplikasi yang menerapkan prinsip single-code based yang membuat Flutter masuk dalam jenis framework lintas platform. Single-code base memungkinkan aplikasi yang dibuat dengan Flutter dapat dijalankan pada platform yang berbeda dengan satu basis code saja (Aziz et al., 2020). Flutter dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Dart, sehingga bahasa pemrograman utama yang digunakan untuk membangun aplikasi pelaporan masalah adalah bahasa pemrograman Dart.

Dart adalah bahasa pemrograman yang dibuat oleh Google yang ditujukan untuk membangun aplikasi pada berbagai platform. Dart juga menggunakan konsep Object Oriented Programming (OOP) yang dimana pemrograman di dalamnya terdiri dari objek-objek tertentu (Wiryosukiro, 2019).

Aplikasi pelaporan masalah yang dibangun pada penelitian ini akan beroperasi pada platform mobile, yaitu Android. Android merupakan sistem operasi yang berkembang pesat pada beberapa tahun terakhir. Android bersifat gratis untuk digunakan yang dibuat untuk perangkat mobile (Nurhalimah, Suhartono, & Cahyana, 2017).

Database yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengembangan aplikasi pelaporan masalah adalah MySQL. MySQL adalah jenis database relational yang menggunakan Structured Query Language (SQL) untuk pengelolaan database. Database relational berarti pengelolaan data-data dalam database dimasukkan ke dalam tabel-tabel supaya manipulasi data dapat dilakukan dengan lebih efisien (Maulana, 2017).

Penghubung database dan aplikasi pada aplikasi pelaporan masalah menggunakan teknologi Web Service. Web Service adalah teknologi yang memungkinkan pembagian data antara perangkat lunak berbeda yang dengan menggunakan protokol HTTP. Web Service biasanya direpresentasikan dalam format JSON atau XML (Gunawan & Rahmatulloh, 2019); (Rizal & Rahmatulloh, 2019).

Web Service yang dibangun pada aplikasi pelaporan masalah menggunakan bahasa pemrograman PHP Hypertext Protocol. PHP Hypertext Protocol (PHP) merupakan bahasa pemrograman yang digunakan dalam pengembangan web. PHP bersifat gratis untuk digunakan dan hanya dijalankan prosesnya pada bagian server, tidak dijalankan pada client (Hidayat, Hartono, & Sukiman, 2017).

 

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian yang digambarkan secara sistematis yang bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Bagan metodologi penelitian pembuatan aplikasi pelaporan masalah menjadi seperti pada Gambar 1 (Edryanto, Irawan, & Effiyaldi, 2020).

 

Gambar 1

Bagan Metode Penelitian

 

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini ditampilkan pada Gambar 1 yang dijelaskan sebagai berikut: Tahap Identifikasi Masalah merupakan tahapan yang digunakan untuk mempelajari masalah yang akan diteliti. Permasalahan yang ada adalah kesulitan PT BPDM dalam melaporkan masalah dan menyimpan data-data hasil pelaporan masalah yang terjadi di PT BPDM; Tahap Studi Literatur merupakan tahapan yang digunakan untuk melakukan pengumpulan literatur review yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa literatur review yang digunakan yaitu Flutter, Dart dan MySQL; Tahap Pengumpulan Data merupakan tahapan yang digunakan untuk mencari data yang diperlukan untuk penelitian ini, yaitu data daftar kantor cabang di PT BPDM; Tahap Pengembangan Sistem merupakan tahapan dimana sistem akan dibangun, mulai dari pembuatan Unified Modelling Language (UML) yang merupakan gambaran dari desain sistem aplikasi yang akan dibuat. Selanjutnya, UML tersebut akan dijadikan patokan dalam pembuatan aplikasi. Pembuatan aplikasi dimulai dengan pembuatan fungsi-fungsi yang akan dihubungkan ke user interface. Setelah itu, ada pembuatan database dengan MySQL dan pembuatan web service dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Selanjutnya, dilakukan proses untuk menggabungkan semua sistem menjadi satu kesatuan; Tahap Pengujian Aplikasi adalah tahap dimana dilakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah dibuat, untuk mencari berapa banyak error dan bug yang ada di dalam aplikasi ini; Tahap Penyusunan Laporan merupakan tahapan terakhir dari penelitian yang dilakukan.

Aplikasi pelaporan masalah memiliki tahapan-tahapan yang teratur dalam proses pengembangannya.� Maka dari itu, Waterfall menjadi Software Development Life Cycle (SDLC) yang dipilih dalam pengembangan aplikasi pelaporan masalah. Waterfall adalah SDLC yang dimana tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan aplikasi bersifat sequence dan berkelanjutan. Berikut ini merupakan bagan Waterfall SDLC yang ditunjukkan pada Gambar 2 (Sasmito, 2017).

 

Untitled Diagram

Gambar 2

Bagan Waterfall SDLC

�����������

Tahapan yang dilakukan dalam Waterfall SDLC dalam pembangunan aplikasi pelaporan masalah adalah sebagai berikut: Tahap Requirement and Analysis yang merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan aplikasi pelaporan masalah yang sesuai dengan keinginan user. Selanjutnya tahap System Design yang dilakukan untuk membuat arsitektur sistem dan desain sistem yang akan digunakan. Gambar 3 merupakan gambar arsitektur sistem dari aplikasi pelaporan masalah.

Gambar 3

Arsitektur Sistem

 

Gambar 3 merupakan gambar arsitektur sistem dari aplikasi pelaporan masalah yang akan dibuat. Aplikasi pelaporan masalah tidak dapat melakukan akses langsung ke database. Pertama-tama, aplikasi pelaporan masalah harus mengirimkan request terlebih dahulu ke web service. Request dapat dikirimkan dengan menggunakan metode get atau post. Setelah itu, web service akan mengambil data dari database berdasarkan request yang dikirimkan. Hasil data dari database akan diubah menjadi JSON dan kemudian akan dikirimkan ke aplikasi pelaporan masalah sebagai response dari request yang dilakukan oleh aplikasi. Sedangkan, untuk desain sistem aplikasi digambarkan menggunakan Usecase, Class dan Activity Diagram yang ditampilkan pada Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6.

 

Laporan TA 2 UML-Usecase Diagram

Gambar 4

Usecase Diagram

 

Pada Gambar 4 terdapat dua aktor pada aplikasi pelaporan masalah, yaitu pelapor dan administrator. Pelapor maupun administrator harus melakukan login terlebih dahulu sebelum bisa menggunakan semua fitur yang disediakan pada aplikasi pelaporan masalah. Satu-satunya fitur yang dapat diakses sebelum melakukan login adalah sign up pelapor.

Gambar 5

Class Diagram

 

Pada Gambar 5 terdapat tiga class yang terdapat pada Class Diagram, yaitu Masalah, Pelapor dan Administrator. Setiap class terbagi atas tiga bagian, yaitu komponen atas yang berisi nama dari class, komponen tengah yang berisi atribut dari class dan komponen bawah yang berisi metode dari class. Dapat dilihat bahwa masing-masing class memiliki atribut dan metodenya masing-masing. Selain itu, terdapat hubungan asosiasi antara class Administrator dan Pelapor dengan class Masalah.

 

Gambar 6

Activity Diagram

 

Gambar 6 merupakan Activity Diagram yang menggambarkan proses pelaporan masalah yang dilakukan oleh pelapor. Pertama-tama, pengguna aplikasi harus melakukan login sebagai pelapor supaya bisa membuka menu laporkan masalah. Setelah menu laporkan masalah terbuka, pelapor harus memasukkan detail permasalahan dan menekan tombol laporkan masalah. Jika detail permasalahan belum diisi, maka akan menampilkan detail permasalahan harus diisi. Jika detail permasalahan sudah diisi, maka sistem akan menyimpan data ke dalam database dan dabatase akan mengembalikan nilai 1 atau 0 yang diterima oleh sistem. Jika nilai kembalian adalah 0, maka akan menampilkan masalah gagal dilaporkan. Jika nilai kembalian adalah 1, maka akan menampilkan masalah berhasil dilaporkan.

Setelah tahap System Design, selanjutnya dilakukan tahap Implementation yang dimana desain database, desain sistem dan arsitektur sistem yang telah dibuat, diubah menjadi sebuah aplikasi dengan melakukan proses pengkodean. Proses pengkodean aplikasi pelaporan masalah menggunakan Framework Flutter. Selanjutnya, tahap Testing akan dilakukan untuk menguji aplikasi pelaporan masalah yang telah dibuat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing dan User Testing. Setelah tahap Testing telah selesai dilakukan, maka tahapan terakhir akan dilakukan yaitu tahap Deployment. Pada tahap Deployment, aplikasi pelaporan masalah akan mulai digunakan di PT BPDM.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan sebuah aplikasi pelaporan masalah yang dibuat dengan menggunakan Framework Flutter yang berjalan pada platform mobile, yaitu Android. Berikut ini merupakan tampilan aplikasi yang telah dibuat:

 

Splash Screen

Gambar 7

Splash Screen

 

Gambar 7 adalah halaman splash screen aplikasi yang merupakan tampilan yang pertama kali muncul saat pengguna membuka aplikasi pelaporan masalah.

 

Sign Up

Gambar 8

Sign Up

 

Gambar 8 adalah halaman sign up aplikasi yang merupakan halaman untuk mendaftarkan akun dengan jenis pengguna pelapor, jika belum memiliki akun.

 

Gambar 9

Login

�����������

Gambar 9 adalah halaman login aplikasi yang merupakan halaman untuk melalukan login. Halaman ini dapat digunakan oleh pelapor maupun administrator dengan memasukkan credential login dan memilih jenis pengguna. Jika login berhasil, jenis pengguna pelapor akan diarahkan ke beranda pelapor, sedangkan jenis pengguna administrator akan diarahkan ke beranda administrator.

1653365207986

Gambar 10

Beranda Pelapor

 

Gambar 10 adalah halaman beranda pelapor. Halaman beranda pelapor berisi data statistik dari masalah yang telah dilaporkan dan penanganan masalah yang harus diselesaikan oleh pelapor.

 

Gambar 11

Halaman Laporkan Masalah

 

Gambar 11 adalah halaman laporkan masalah yang digunakan oleh pelapor untuk melaporkan masalah-masalah yang terjadi saat kegiatan operasional dilaksanakan.

Gambar 12

Halaman Daftar Masalah

�����������

Gambar 12 adalah halaman daftar masalah. Halaman ini adalah halaman yang terdapat pada jenis pengguna pelapor dan administrator. Pada administrator, halaman ini menampilkan semua masalah yang telah dilaporkan oleh pelapor. Sedangkan pada pelapor, halaman ini menampilkan masalah yang dilaporkan oleh pelapor tersebut saja.

 

Gambar 13

Halaman Cari Masalah

�����������

Gambar 13 adalah halaman cari masalah. Halaman cari masalah juga terdapat di jenis pengguna pelapor dan administrator. Halaman ini digunakan untuk mencari data masalah berdasarkan keyword yang dimasukkan. Halaman ini akan menampilkan data masalah sesuai dengan jenis pengguna.

1653368662829

Gambar 14

Halaman Daftar Penanganan

 

Gambar 14 adalah halaman daftar penanganan yang terdapat pada jenis pengguna pelapor. Halaman ini berisi daftar masalah yang harus ditangani oleh pelapor tertentu.

 

Gambar 15

Halaman Cari Penanganan

�����������

Gambar 15 adalah halaman cari penanganan pada jenis pengguna pelapor yang dapat digunakan untuk mencari data penanganan masalah yang harus ditangani oleh pelapor tertentu.

Gambar 16

Beranda Administrator

 

Gambar 16 adalah beranda administrator yang dapat diakses oleh administrator untuk melihat data statistik masalah yang telah dilaporkan oleh pelapor. Data statistik yang dapat dilihat adalah seperti statistik berdasarkan status, jenis maupun prioritas masalah.

 

Gambar 17

Halaman Buka Tiket Masalah

 

Gambar 17 adalah halaman buka tiket masalah pada jenis pengguna admin. Halaman ini digunakan untuk memproses masalah yang telah dilaporkan oleh pelapor tertentu dan masalah tersebut akan diberikan kepada pelapor lainnya untuk ditangani.

Gambar 18

Halaman Detail Penanganan

 

Gambar 18 adalah halaman detail penanganan yang dapat digunakan oleh pelapor untuk memasukkan solusi terhadap masalah tertentu yang menjadi tanggung jawab untuk ditangani.

 

Gambar 19

Halaman Detail Masalah

 

Gambar 19 adalah halaman detail masalah. Halaman ini dapat diakses oleh jenis pengguna pelapor dan administrator untuk melihat detail masalah dari suatu masalah yang telah dilaporkan.

Dalam pembuatan aplikasi pelaporan masalah, penghubung antara aplikasi dan database MySQL menggunakan web service. Web service dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Dio menjadi library yang digunakan untuk melakukan Text Box: <?php
    require("../config.php");
    $response = array();
    if($_SERVER['REQUEST_METHOD'] == 'POST'){
$kode_tiket = $_POST["kode_tiket"];
$tanggal_tiket = $_POST["tanggal_tiket"];
$cabang_pelapor = $_POST["cabang_pelapor"];
$email_pelapor = $_POST["email_pelapor"];
$detail_masalah = $_POST["detail_masalah"];
$jenis_masalah = $_POST["jenis_masalah"];
$status_masalah = $_POST["status_masalah"];
$query = "INSERT INTO masalah
		  (kode_tiket, tanggal_tiket, cabang_pelapor, 
		   email_pelapor, detail_masalah, 
		   jenis_masalah, status_masalah) 
		   VALUES 
	          ('$kode_tiket', '$tanggal_tiket', '$cabang_pelapor', 
		   '$email_pelapor', '$detail_masalah', 
		   '$jenis_masalah', '$status_masalah')";
	$exe = mysqli_query($connection, $query);
	$check = mysqli_affected_rows($connection);
	if($check > 0){
		$response["kode"] = 1;
		$response["pesan"] = "Berhasil Melaporkan Masalah";
	}else{
		$response["kode"] = 0;
$response["pesan"] = "Gagal Melaporkan Masalah";
	}
     }else{
		$response["kode"] = 0;
		$response["pesan"] = "Tidak Ada Post Data";
     }
     echo json_encode($response);
     mysqli_close($connection);
?>
request data dari aplikasi ke web service.

Kode Program 1

Kode Program untuk Laporkan Masalah pada Web Service

 

Kode Program 1 adalah kode program pada web service untuk melakukan pelaporan masalah. Kode program ini akan menerima request dari aplikasi dengan metode post. Kemudian data dari request tersebut akan dimasukkan kedalam database. Selanjutnya, kode program akan memberikan response dalam bentuk JSON, sesuai dengan berhasil atau gagalnya data dimasukkan kedalam database. Kode program ini juga akan mengembalikan response, jika metode request yang digunakan oleh aplikasi bukan menggunakan metode post.

 

 

 

 

Text Box: static Future<List> reportProblemFunction(
    kodeTiket,
    tanggalTiket,
    cabangPelapor,
    emailPelapor,
    detailMasalah,
    jenisMasalah,
    statusMasalah,
) async {
    FormData formData = FormData.fromMap({
      "kode_tiket": kodeTiket,
      "tanggal_tiket": tanggalTiket,
      "cabang_pelapor": cabangPelapor,
      "email_pelapor": emailPelapor,
      "detail_masalah": detailMasalah,
      "jenis_masalah": jenisMasalah,
      "status_masalah": statusMasalah,
    });
    var response = await dio.post(reportProblemPelaporURL, data: formData);

    int jsonKode = json.decode(response.data)["kode"];
    String jsonPesan = json.decode(response.data)["pesan"];

    List<dynamic> data = [];

    data.add(jsonKode);
    data.add(jsonPesan);

    return data;
}
Kode Program 2

Kode Program untuk Fungsi Laporkan Masalah pada Aplikasi

 

Kode Program 2 adalah kode program untuk fungsi laporkan masalah pada aplikasi. Kode program ini berupa sebuah fungsi dengan tujuh parameter. Saat melakukan request kepada web service untuk melakukan login pelapor, ketujuh parameter tersebut akan dikirimkan. Kemudian hasil response dalam bentuk JSON dari web service, akan didekode menjadi dua variabel dan ditambahkan ke dalam sebuah list. List tersebut kemudian akan menjadi kembalian dari fungsi ini.

Untuk mengetahui apakah aplikasi pelaporan masalah telah berfungsi dengan baik, maka diperlukan sebuah pengujian terlebih dahulu sebelum nanti aplikasi pelaporan masalah ini digunakan oleh PT BPDM. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mencari apakah ada bug yang dapat membuat aplikasi mengalami kerusakan. Metode pengujian yang dilakukan adalah dengan menggunakan Black Box Testing.� Black Box Testing merupakan metode pengujian yang hanya berfokus terhadap fungsional dari suatu aplikasi tanpa harus memeriksa struktur kode dari aplikasi tersebut(Aini, N., Wicaksono, S. A., & Arwani, 2019). Hasil pengujian dengan menggunakan metode Black Box Testing disajikan dalam Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3.

 

Tabel 1

Testing Fungsi Login Pelapor

Kasus dan Hasil Pengujian Benar

Skenario Pengujian

Hasil yang ingin dicapai

Pengamatan

Kesimpulan

Memasukkan dan memilih data login pelapor dengan benar

Data login pelapor cocok dengan data di database dan halaman berpindah ke beranda pelapor

Halaman berpindah ke beranda pelapor

() Diterima
() Ditolak

Kasus dan Hasil Pengujian Salah

Skenario Pengujian

Hasil yang ingin dicapai

Pengamatan

Kesimpulan

Memasukkan dan memilih data login pelapor dengan salah

Menampilkan pesan error username atau password salah

Muncul pesan error username atau password salah

() Diterima
() Ditolak

 

Tabel 1 merupakan tabel pengujian Black Box Testing untuk fungsi login pelapor. Tabel 1 membuktikan bahwa fungsi login pelapor telah sesuai dengan kebutuhan pengguna karena saat pengguna memasukkan dan memilih data login pelapor dengan benar, maka halaman aplikasi akan dialihkan ke menu beranda pelapor.� Sedangkan, jika data login pelapor dimasukkan dengan salah, maka akan muncul pesan error bahwa username atau password salah.

 

Tabel 2

Testing Menu Laporkan Masalah

Kasus dan Hasil Pengujian Benar

Skenario Pengujian

Hasil yang ingin dicapai

Pengamatan

Kesimpulan

Memasukkan detail permasalahan yang terjadi dan tekan tombol laporkan masalah

Data masalah ditambahkan ke database dan menampilkan pesan berhasil laporkan masalah

Muncul pesan berhasil laporkan masalah

() Diterima
() Ditolak

Kasus dan Hasil Pengujian Salah

Skenario Pengujian

Hasil yang ingin dicapai

Pengamatan

Kesimpulan

Tidak memasukkan detail masalah dan tekan tombol laporkan masalah

Menampilkan pesan error detail masalah harus diisi

Muncul pesan error detail masalah harus diisi

() Diterima
() Ditolak

 

Tabel 2 merupakan tabel pengujian Black Box Testing untuk menu laporkan masalah. Tabel 2 membuktikan bahwa menu laporkan masalah telah sesuai dengan kebutuhan pengguna karena saat pengguna memasukkan detail permasalahan dan tekan tombol laporkan masalah, maka akan muncul pesan berhasil melaporkan masalah.� Sedangkan, jika pengguna tidak memasukkan detail permasalahan, maka akan muncul pesan error bahwa detail permasalahan harus diisi.

 

Tabel 3

Testing Menu Buka Tiket Masalah

Kasus dan Hasil Pengujian Benar

Skenario Pengujian

Hasil yang ingin dicapai

Pengamatan

Kesimpulan

Memilih pemecah masalah dan prioritas masalah, lalu tekan tombol buka tiket

Data masalah akan di update pada database dan menampilkan pesan tiket berhasil dibuka

Muncul pesan tiket berhasil dibuka

() Diterima
() Ditolak

Kasus dan Hasil Pengujian Salah

Skenario Pengujian

Hasil yang ingin dicapai

Pengamatan

Kesimpulan

Tidak memilih pemecah masalah dan prioritas masalah, lalu tekan tombol buka tiket

Menampilkan pesan error tiket gagal dibuka

Muncul pesan error tiket gagal dibuka

() Diterima
() Ditolak

 

Tabel 3 merupakan tabel pengujian Black Box Testing untuk menu buka tiket masalah. Tabel 3 membuktikan bahwa menu buka tiket masalah telah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Karena saat pengguna memilih pemecah masalah dan prioritas masalah lalu tekan tombol laporkan masalah, maka akan muncul pesan tiket berhasil dibuka.� Sedangkan, jika pengguna tidak memilih pemecah masalah dan prioritas masalah, maka akan muncul pesan error bahwa tiket gagal dibuka.

Hasil pengujian aplikasi menggunakan metode Black Box Testing pada aplikasi pelaporan masalah menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya error atau bug yang dapat mengganggu kinerja aplikasi pelaporan masalah. Akan tetapi, sebelum aplikasi dapat digunakan oleh pengguna, diperlukan sebuah pengujian dari sisi pengguna (user testing). Pengujian user testing ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan pengguna terkait desain, kemudahan dalam mengoperasikan aplikasi dan kegunaan aplikasi untuk mengatasi permasalahan terkait pelaporan masalah di PT BPDM. Pengujian user testing ini melibatkan 25 calon pengguna aplikasi. Berikut adalah pertanyaan dan jawaban dari calon pengguna aplikasi lewat kuesioner yang telah diberikan:

 

Tabel 4

Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner

No

Pertanyaan

Jawaban

STS

TS

C

S

SS

1.

Aplikasi pelaporan masalah yang telah dibuat dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna?

-

-

5

7

13

2.

Aplikasi pelaporan masalah yang telah dibuat telah sesuai dengan kebutuhan pengguna?

-

-

6

13

6

3.

Aplikasi yang telah dibuat dapat mempermudah dan mempercepat pelaporan masalah yang terjadi?

-

-

7

4

14

4.

Aplikasi pelaporan masalah mempunyai tampilan yang baik dan menarik?

-

-

11

10

4

5.

Aplikasi pelaporan masalah dapat menyimpan masalah-masalah yang terjadi?

-

-

2

12

11

Tabel 4 adalah hasil dari kuesioner yang telah disebar pada calon pengguna. Setelah itu, peneliti melakukan pemberian skor atau bobot kepada setiap pilihan jawaban telah diberikan lewat kuesioner. Pemberian skor jawaban dapat dilihat pada Tabel 5 (Pranatawijaya, Widiatry, Priskila, & Putra, 2019).

 

Tabel 5

Skor Jawaban

Jawaban

Hasil Skor

Sangat Setuju

5

Setuju

4

Cukup

3

Tidak Setuju

2

Sangat Tidak Setuju

1

 

Setelah pemberian skor telah dilakukan, proses selanjutnya adalah menghitung skor maksimum yang akan diperlukan untuk menghitung nilai indeks. Skor maksimum dapat dihitung dengan melakukan perkalian jumlah responden terhadap skor tertinggi Likert, yaitu 25 x 5 = 125. Setelah itu, perhitungan data dilakukan yang dapat dilihat pada Tabel 6.

 

Tabel 6

Hasil Perhitungan Skala Likert

Pertanyaan

Nilai Skor

Total
Skor

Nilai Indeks
((Total Skor/ Skor Maksimum)
x 100) %

STS
(1 Skor)

TS
(2 Skor)

C
(3 Skor)

S
(4 Skor)

SS
(5 Skor)

1.

-

-

5

7

13

108

86,4%

2.

-

-

6

13

6

100

80%

3.

-

-

7

4

14

107

85,6%

4.

-

-

11

10

4

93

74,4%

5.

-

-

2

12

11

109

87,2%

 

Tabel 7

Range Penilaian

Indikator Range

Hasil

0% - 19,99%

Sangat Tidak Setuju

20% - 39,99%

Tidak Setuju

40% - 59,99%

Kurang Setuju

60% - 79,99%

Setuju

80 � 100%

Sangat Setuju

 

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari nilai indeks adalah sebesar 82,72% yang dapat dikategorikan �Sangat Setuju� jika berpatokan pada range penilaian yang terdapat pada Tabel 7. Jika melihat persentase dari rata-rata nilai indeks, dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi pelaporan masalah mendapatkan tanggapan yang baik dari calon pengguna aplikasi.

 

Kesimpulan

Penelitian ini berhasil menghasilkan sebuah solusi untuk PT BPDM dalam mengatasi permasalahan yang terkait dengan kesulitannya pegawai di PT BPDM dalam melaporkan dan menyimpan masalah-masalah yang terjadi. Solusi yang dihasilkan berupa sebuah aplikasi yang bernama aplikasi pelaporan masalah, yang dibangun dengan menggunakan Framework Flutter yang berjalan pada platform mobile, yaitu Android. Berdasarkan hasil pengujian user testing menggunakan skala Likert yang mendapatkan persentase nilai rata-rata dari nilai indeks sebesar 82,27%, dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi pelaporan masalah di PT BPDM mendapatkan tanggapan yang baik dari calon pengguna aplikasi.


 

BIBLIOGRAFI

 

Aini, N., Wicaksono, S. A., & Arwani, I. (2019). Pembangunan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web menggunakan Metode Rapid Application Development (RAD)(Studi pada: SMK Negeri 11 Malang). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 3(9), 8647�8655. Google Scholar

 

Andrean, Kenji, Informatika, Departemen, Sains, Institut, Surabaya, Terpadu, Armanto, Hendrawan, Informatika, Departemen, Sains, Institut, Surabaya, Terpadu, Pickerling, C., Informatika, Departemen, Sains, Institut, & Surabaya, Terpadu. (n.d.). Sistem Tempat Parkir Terintegrasi yang Dilengkapi dengan Aplikasi Mobile dan Mikrokontroller. 22�29.

 

Aziz, Dendy Armandiaz, Andreswari, Rachmadita, Fajar, Soni, Gumilang, Surya, Industri, Fakultas Rekayasa, & Telkom, Universitas. (2020). Perancangan Bisnis Dan Arsitektur Aplikasi Pada Aplikasi Mobile Manawa Investasi Hewan Ternak Business and Application Architecture Design in Manawa. E-Proceeding of Engineering, 7(2), 7111�7121. Google Scholar

 

Azmi, Rifky, & Rahmawati. (2021). Perancangan Aplikasi Todolist Berbasis Android Menggunakan Flutter Sdk Dan Database Sqlite. Jurnal Seminar Nasional Riset Dan Teknologi, 567�572. Google Scholar

 

Edryanto, Irawan, & Effiyaldi. (2020). Perancangan Aplikasi Augmented Reality Pengenalan Landmark Asia Tenggara Berbasis Android Pada Sdn 139/Iv Jambi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika, 2(1), 31�42. Google Scholar

 

Gunawan, Rohmat, & Rahmatulloh, Alam. (2019). JSON Web Token (JWT) untuk Authentication pada Interoperabilitas Arsitektur berbasis RESTful Web Service. Jurnal Edukasi Dan Penelitian Informatika (JEPIN), 5(1), 74. https://doi.org/10.26418/jp.v5i1.27232 Google Scholar

 

Hidayat, Harri, Hartono, & Sukiman. (2017). Pengembangan Learning Management System (LMS) Untuk Bahasa Pemrograman PHP. Jurnal Ilmiah Core IT: Community Research Information Technology, 5(1), 20�29. Google Scholar

 

Maulana, Muhammad Sahidin Rizal. (2017). Rancang Bangun Aplikasi Kasir Tiket Nonton Bola Bareng Pada X Kasir Di Suatu Lokasi X Dengan Visual Basic 2010 Dan MYSQL Ninuk. Ekp, 13(3), 1576�1580. Google Scholar

 

Nurhalimah, Septina Restu, Suhartono, Suhartono, & Cahyana, Ucu. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Android pada Materi Sifat Koligatif Larutan. JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 7(2), 160�167. https://doi.org/10.21009/jrpk.072.10 Google Scholar

 

Permatasari, Richa Amalia, Priyambadha, Bayu, & Arwan, Achmad. (2018). Pengembangan Sistem Aplikasi Pelaporan Masyarakat Berbasis Web di Kabupaten Pekalongan. J-Ptiik, 2(11), 5604�5610. Google Scholar

 

Pranatawijaya, Viktor Handrianus, Widiatry, Widiatry, Priskila, Ressa, & Putra, Putu Bagus Adidyana Anugrah. (2019). Penerapan Skala Likert dan Skala Dikotomi Pada Kuesioner Online. Jurnal Sains Dan Informatika, 5(2), 128�137. https://doi.org/10.34128/jsi.v5i2.185 Google Scholar

 

Rizal, Randi, & Rahmatulloh, Alam. (2019). RESTful Web Service untuk Integrasi Sistem Akademik dan Perpustakaan Universitas Perjuangan. (Xml). Google Scholar

 

Santoso, Hartanto, Suharso, Wildan, & Hariyady, Hariyady. (2020). Pembangunan Aplikasi Mobile Hybrid Pada M-Voting Pemilu Raya Universitas Muhammadiyah Malang. Indonesian Journal of Applied Informatics, Vol. 4, p. 127. https://doi.org/10.20961/ijai.v4i2.40870 Google Scholar

 

Sasmito, Ginanjar Wiro. (2017). Penerapan Metode Waterfall Pada Desain Sistem Informasi Geografis Industri Kabupaten Tegal. Jurnal Informatika:Jurnal Pengembangan IT (JPIT), 2(1), 6�12. Google Scholar

 

Taufiq, Arif, Pratama, M., & Pratama, Ahmad R. (2021). Rancang Bangun Aplikasi Android �Kuliah Apa?� Berbasis Flutter dan TensorFlow Lite. Automata, 2(1). Google Scholar

 

Wiryosukiro, Wagiman. (2019). Belajar Bahasa Pemrograman Dart Untuk Pemula � Part 1. Emka.Web.Id, (1), 2�5.

 

Copyright holder:

Sean Alessandro Pattirane, Pratyaksa Ocsa Nugraha Saian (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: