Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7,
No. 8, Agustus 2022
PEMBUATAN
APLIKASI PELAPORAN MASALAH BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN FRAMEWORK FLUTTER (STUDI KASUS: PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU DAN MALUKU UTARA)
Sean Alessandro Pattirane,
Pratyaksa Ocsa Nugraha Saian
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (BPDM) merupakan bank
pembangunan daerah yang berbentuk badan usaha milik pemerintah daerah yang
berdiri pada tanggal 25 Oktober 1961. Dalam kegiatan operasional di PT BPDM, sering
kali terjadi masalah pada saat kegiatan operasional berlangsung. Masalah-masalah
yang terjadi adalah seperti kerusakan pada jaringan internal perusahaan,
malfungsi pada aplikasi core banking
system, dan juga masalah-masalah lainnya. Akan tetapi, pegawai di PT BPDM
mengalami kesulitan dalam melaporkan dan menyimpan masalah-masalah tersebut. Berdasarkan
masalah yang dijelaskan, maka penelitian ini
dilakukan untuk mencari solusi terkait permasalahan tersebut, yaitu dengan membuat sebuah aplikasi pelaporan masalah dengan menggunakan Framework Flutter. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian Waterfall, dengan tahapan-tahapannya yaitu Requirement and Analysis, System Design, Implementation, Testing dan
Deployment. Berdasarkan user testing menggunakan skala Likert
menghasilkan persentase nilai rata-rata dari nilai indeks sebesar 82,27% yang
artinya aplikasi pelaporan masalah ini mendapatkan tanggapan yang baik dari
calon pengguna aplikasi.
Kata Kunci: Flutter, Web Service, Pelaporan Masalah
Abstract
PT
Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (BPDM) is a regional
development bank in the form of a regional government-owned business entity
that was established on October 25, 1961. In operational activities at PT BPDM,
problems often occur during operational activities. The problems that occur are
such as damage to the company's internal network, malfunctions in the core
banking system application, and also other problems. However, employees at PT
BPDM have difficulty reporting and storing these problems. Based on the
problems described, so this research was conducted to find solutions to these
problems, namely by creating a problem reporting application using the Flutter
Framework. This research will use the Waterfall research method, with the
stages, namely Requirements and Analysis, System Design, Implementation,
Testing and Deployment. Based on user testing using a Likert scale, the
percentage of the average value of the index value is 82.27%, which means that
this problem reporting application gets a good response from potential
application users.
Keywords: Flutter, Web Service, Problem
Reporting
Pendahuluan
PT Bank
Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (BPDM) merupakan bank pembangunan
daerah yang berbentuk badan usaha milik pemerintah
daerah. PT BPDM berdiri pada tanggal 25 Oktober 1961. Dalam kegiatan
operasional PT BPDM, sering kali terjadi masalah saat kegiatan operasional
dilakukan. Masalah-masalah tersebut dilaporkan untuk dicari solusi yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Akan tetapi, PT BPDM
kesulitan dalam menerima laporan masalah yang dilaporkan dan melakukan
manajemen terhadap masalah yang dilaporkan. PT BPDM juga kesulitan untuk
menyimpan masalah-masalah yang dilaporkan.
Berdasarkan
masalah yang dijelaskan, dapat diketahui bahwa PT BPDM membutuhkan sebuah media
yang dapat digunakan untuk melaporkan masalah dan menyimpan masalah-masalah
tersebut. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari solusi yang
dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu dengan membangun sebuah
aplikasi pelaporan masalah.
Aplikasi
pelaporan masalah harus dapat digunakan dengan mudah dan cepat, sehingga aplikasi
dibuat berbasis mobile. Agar
pembangunan aplikasi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien, maka
dibutuhkan sebuah framework untuk
membantu pembangunan aplikasi. Framework yang
cocok untuk pembangunan aplikasi pelaporan masalah adalah Flutter.
Oleh karena itu,
perlu dibuat sebuah aplikasi pelaporan masalah berbasis mobile dengan
menggunakan Framework Flutter. Flutter merupakan framework pembuatan
aplikasi multi-platform yang dibuat oleh Google menggunakan bahasa
pemrograman Dart (Taufiq, Pratama, & Pratama, 2021);
(Santoso, Suharso, & Hariyady, 2020).
Flutter sebagai sebuah framework pembuatan aplikasi mempunyai kelebihan, yaitu
bersifat open source, memiliki performa yang bagus dan proses
development yang cepat (Andrean et al., n.d.).
Penelitian ini akan menghasilkan sebuah aplikasi bernama aplikasi pelaporan
masalah yang akan digunakan sebagai media pelaporan masalah pada kegiatan operasional
PT BPDM.
Penelitian-penelitian
yang mendukung penelitian ini antara lain adalah penelitian yang berjudul
�Pengembangan Sistem Aplikasi Pelaporan Masyarakat Berbasis Web di Kabupaten
Pekalongan�, menjelaskan tentang sebuah sistem yang akan menjadi wadah bagi
masyarakat Pekalongan untuk melaporkan masalah, kritikan atau keluhan terhadap
pemerintah kabupaten Pekalongan. Pembangunan sistem pelaporan dibuat
menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan menggunakan Framework CodeIgniter
(Permatasari, Priyambadha, &
Arwan, 2018). Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah sama-sama memiliki persamaan dalam kasus yang dibahas, yaitu
terkait aplikasi pelaporan masalah. Sedangkan perbedaannya terletak pada platform dimana aplikasi akan berjalan,
yaitu pada penelitian ini aplikasi akan berjalan pada platform web. Sedangkan, untuk penelitian yang akan dilakukan, aplikasi
akan berjalan pada platform mobile.
Selain itu, perbedaan lainnya juga terdapat pada calon pengguna aplikasi, yaitu
pada penelitian ini calon pengguna aplikasi adalah masyarakat di kabupaten
Pekalongan. Sedangkan, untuk penelitian yang akan dilakukan, calon pengguna
aplikasi adalah pegawai di PT BPDM.
Penelitian lain
yang mendukung penelitian ini adalah penelitian berjudul �Perancangan Aplikasi
Todolist Berbasis Android Menggunakan Flutter SDK dan Database Sqlite�,
menjelaskan tentang sebuah aplikasi berbasis Android yang dapat digunakan oleh user
untuk membuat daftar pekerjaan yang harus diselesaikan. Pembuatan aplikasi ini
menggunakan Framework Flutter dan bahasa pemrograman Dart
(Azmi & Rahmawati, 2021). Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah sama-sama membahas tentang pembangunan sebuah aplikasi
menggunakan Framework Flutter.
Sedangkan perbedaannya terletak pada kasus yang diteliti, yaitu pada penelitian
ini kasus yang dibahas adalah mengenai pembuatan Aplikasi Todolist. Sedangkan, untuk
penelitian yang akan dilakukan, kasus yang dibahas adalah mengenai pembuatan
aplikasi pelaporan masalah.
Berdasarkan penelitian-penelitian
terdahulu yang membahas tentang pembuatan aplikasi untuk melaporkan masalah dan
pembangunan sebuah aplikasi menggunakan Framework
Flutter, maka akan dilaksanakan penelitian tentang pembuatan aplikasi
pelaporan masalah berbasis mobile
Menggunakan Framework Flutter.
Flutter merupakan framework
pengembangan aplikasi yang menerapkan prinsip single-code based yang
membuat Flutter masuk dalam jenis framework lintas platform.
Single-code base memungkinkan aplikasi yang dibuat dengan Flutter
dapat dijalankan pada platform yang berbeda dengan satu basis code
saja (Aziz et al., 2020). Flutter dikembangkan
menggunakan bahasa pemrograman Dart,
sehingga bahasa pemrograman utama yang digunakan untuk membangun aplikasi
pelaporan masalah adalah bahasa pemrograman Dart.
Dart
adalah bahasa pemrograman yang dibuat oleh Google yang ditujukan untuk
membangun aplikasi pada berbagai platform. Dart juga menggunakan
konsep Object Oriented Programming (OOP) yang dimana pemrograman di
dalamnya terdiri dari objek-objek tertentu (Wiryosukiro, 2019).
Aplikasi
pelaporan masalah yang dibangun pada penelitian ini akan beroperasi pada platform mobile, yaitu Android. Android merupakan sistem operasi yang berkembang pesat pada
beberapa tahun terakhir. Android bersifat gratis untuk digunakan yang
dibuat untuk perangkat mobile (Nurhalimah, Suhartono, &
Cahyana, 2017).
Database yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengembangan aplikasi
pelaporan masalah adalah MySQL. MySQL adalah jenis database
relational yang menggunakan Structured Query Language (SQL) untuk
pengelolaan database. Database relational berarti pengelolaan
data-data dalam database dimasukkan ke dalam tabel-tabel supaya
manipulasi data dapat dilakukan dengan lebih efisien (Maulana, 2017).
Penghubung database dan aplikasi pada aplikasi pelaporan masalah menggunakan teknologi
Web Service. Web Service adalah
teknologi yang memungkinkan pembagian data antara perangkat lunak berbeda yang
dengan menggunakan protokol HTTP. Web Service biasanya direpresentasikan
dalam format JSON atau XML (Gunawan & Rahmatulloh, 2019); (Rizal & Rahmatulloh, 2019).
Web Service yang dibangun pada aplikasi
pelaporan masalah menggunakan bahasa pemrograman PHP Hypertext Protocol. PHP Hypertext Protocol (PHP)
merupakan bahasa pemrograman yang digunakan dalam pengembangan web. PHP
bersifat gratis untuk digunakan dan hanya dijalankan prosesnya pada bagian
server, tidak dijalankan pada client (Hidayat, Hartono, & Sukiman,
2017).
Metode
Penelitian
Metode
penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian yang
digambarkan secara sistematis yang bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitian. Bagan metodologi penelitian pembuatan aplikasi pelaporan
masalah menjadi seperti pada Gambar
1 (Edryanto, Irawan, & Effiyaldi,
2020).
Gambar 1
Bagan Metode Penelitian
Tahapan-tahapan
yang dilakukan pada penelitian ini ditampilkan pada Gambar 1 yang dijelaskan sebagai berikut: Tahap Identifikasi Masalah
merupakan tahapan yang digunakan untuk mempelajari masalah yang akan diteliti.
Permasalahan yang ada adalah kesulitan PT BPDM dalam melaporkan masalah dan
menyimpan data-data hasil pelaporan masalah yang terjadi di PT BPDM; Tahap
Studi Literatur merupakan tahapan yang digunakan untuk melakukan pengumpulan
literatur review yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa literatur review
yang digunakan yaitu Flutter, Dart dan MySQL; Tahap
Pengumpulan Data merupakan tahapan yang digunakan untuk mencari data yang
diperlukan untuk penelitian ini, yaitu data daftar kantor cabang di PT BPDM; Tahap
Pengembangan Sistem merupakan tahapan dimana sistem akan dibangun, mulai dari
pembuatan Unified Modelling Language (UML) yang merupakan gambaran dari desain
sistem aplikasi yang akan dibuat. Selanjutnya, UML tersebut akan dijadikan
patokan dalam pembuatan aplikasi. Pembuatan aplikasi dimulai dengan pembuatan
fungsi-fungsi yang akan dihubungkan ke user interface. Setelah itu, ada
pembuatan database dengan MySQL dan pembuatan web service
dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Selanjutnya, dilakukan proses untuk
menggabungkan semua sistem menjadi satu kesatuan; Tahap Pengujian Aplikasi
adalah tahap dimana dilakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah dibuat,
untuk mencari berapa banyak error dan bug yang ada di dalam
aplikasi ini; Tahap Penyusunan Laporan merupakan tahapan terakhir dari
penelitian yang dilakukan.
Aplikasi
pelaporan masalah memiliki tahapan-tahapan yang teratur dalam proses
pengembangannya.� Maka dari itu, Waterfall menjadi Software Development Life Cycle (SDLC) yang dipilih dalam
pengembangan aplikasi pelaporan masalah. Waterfall
adalah SDLC yang dimana tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan
aplikasi bersifat sequence dan
berkelanjutan. Berikut ini merupakan bagan Waterfall
SDLC yang ditunjukkan pada Gambar 2 (Sasmito, 2017).
Gambar 2
Bagan Waterfall SDLC
�����������
Tahapan yang dilakukan dalam Waterfall
SDLC dalam pembangunan aplikasi pelaporan masalah adalah sebagai berikut: Tahap
Requirement and Analysis yang
merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan
aplikasi pelaporan masalah yang sesuai dengan keinginan user. Selanjutnya tahap System
Design yang dilakukan untuk membuat arsitektur sistem dan desain sistem yang
akan digunakan. Gambar 3 merupakan gambar arsitektur sistem dari
aplikasi pelaporan masalah.
Gambar 3
Arsitektur Sistem
Gambar 3 merupakan
gambar arsitektur sistem dari aplikasi pelaporan masalah yang akan dibuat.
Aplikasi pelaporan masalah tidak dapat melakukan akses langsung ke database. Pertama-tama, aplikasi
pelaporan masalah harus mengirimkan request
terlebih dahulu ke web service. Request dapat dikirimkan dengan
menggunakan metode get atau post. Setelah itu, web service akan mengambil data dari database berdasarkan request yang
dikirimkan. Hasil data dari database
akan diubah menjadi JSON dan kemudian akan dikirimkan ke aplikasi pelaporan
masalah sebagai response dari request yang dilakukan oleh aplikasi.
Sedangkan, untuk desain sistem aplikasi digambarkan menggunakan Usecase, Class dan Activity Diagram yang ditampilkan pada Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar
6.
Gambar 4
Usecase Diagram
Pada
Gambar 4 terdapat dua aktor pada
aplikasi pelaporan masalah, yaitu pelapor dan administrator. Pelapor maupun
administrator harus melakukan login terlebih
dahulu sebelum bisa menggunakan semua fitur yang disediakan pada aplikasi
pelaporan masalah. Satu-satunya fitur yang dapat diakses sebelum melakukan login adalah sign up pelapor.
Gambar 5
Class Diagram
Pada Gambar 5 terdapat tiga class
yang terdapat pada Class Diagram,
yaitu Masalah, Pelapor dan Administrator. Setiap class terbagi atas tiga bagian, yaitu komponen atas yang berisi
nama dari class, komponen tengah yang
berisi atribut dari class dan komponen
bawah yang berisi metode dari class.
Dapat dilihat bahwa masing-masing class
memiliki atribut dan metodenya masing-masing. Selain itu, terdapat hubungan
asosiasi antara class Administrator
dan Pelapor dengan class Masalah.
Gambar 6
Activity Diagram
Gambar 6 merupakan
Activity Diagram yang menggambarkan proses pelaporan masalah yang
dilakukan oleh pelapor. Pertama-tama, pengguna aplikasi harus melakukan login sebagai pelapor supaya bisa
membuka menu laporkan masalah. Setelah menu laporkan masalah terbuka, pelapor
harus memasukkan detail permasalahan dan menekan tombol laporkan masalah. Jika
detail permasalahan belum diisi, maka akan menampilkan detail permasalahan
harus diisi. Jika detail permasalahan sudah diisi, maka sistem akan menyimpan
data ke dalam database dan dabatase akan mengembalikan nilai 1 atau
0 yang diterima oleh sistem. Jika nilai kembalian adalah 0, maka akan
menampilkan masalah gagal dilaporkan. Jika nilai kembalian adalah 1, maka akan
menampilkan masalah berhasil dilaporkan.
Setelah tahap System Design, selanjutnya dilakukan
tahap Implementation yang dimana
desain database, desain sistem dan
arsitektur sistem yang telah dibuat, diubah menjadi sebuah aplikasi dengan
melakukan proses pengkodean. Proses pengkodean aplikasi pelaporan masalah
menggunakan Framework Flutter. Selanjutnya,
tahap Testing akan dilakukan untuk
menguji aplikasi pelaporan masalah yang telah dibuat. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan metode Black Box
Testing dan User Testing. Setelah
tahap Testing telah selesai
dilakukan, maka tahapan terakhir akan dilakukan yaitu tahap Deployment. Pada tahap Deployment, aplikasi pelaporan masalah
akan mulai digunakan di PT BPDM.
Hasil
dan Pembahasan
Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti menghasilkan sebuah aplikasi pelaporan masalah yang
dibuat dengan menggunakan Framework
Flutter yang berjalan pada platform
mobile, yaitu Android. Berikut ini merupakan tampilan aplikasi yang telah dibuat:
Gambar 7
Splash Screen
Gambar 7 adalah halaman splash
screen aplikasi yang merupakan tampilan yang pertama kali muncul saat
pengguna membuka aplikasi pelaporan masalah.
Gambar 8
Sign Up
Gambar 8 adalah halaman sign
up aplikasi yang merupakan halaman untuk mendaftarkan akun dengan jenis pengguna
pelapor, jika belum memiliki akun.
Gambar 9
Login
�����������
Gambar 9 adalah halaman login
aplikasi yang merupakan halaman untuk melalukan login. Halaman ini dapat digunakan oleh pelapor maupun
administrator dengan memasukkan credential
login dan memilih jenis pengguna. Jika login
berhasil, jenis pengguna pelapor akan diarahkan ke beranda pelapor, sedangkan
jenis pengguna administrator akan diarahkan ke beranda administrator.
Gambar 10
Beranda Pelapor
Gambar 10 adalah halaman beranda pelapor. Halaman beranda pelapor
berisi data statistik dari masalah yang telah dilaporkan dan penanganan masalah
yang harus diselesaikan oleh pelapor.
Gambar 11
Halaman Laporkan Masalah
Gambar 11 adalah halaman laporkan masalah
yang digunakan oleh pelapor untuk melaporkan masalah-masalah yang terjadi saat
kegiatan operasional dilaksanakan.
Gambar 12
Halaman Daftar Masalah
�����������
Gambar 12 adalah halaman daftar masalah.
Halaman ini adalah halaman yang terdapat pada jenis pengguna pelapor dan
administrator. Pada administrator, halaman ini menampilkan semua masalah yang
telah dilaporkan oleh pelapor. Sedangkan pada pelapor, halaman ini menampilkan
masalah yang dilaporkan oleh pelapor tersebut saja.
Gambar 13
Halaman Cari Masalah
�����������
Gambar 13 adalah halaman cari masalah.
Halaman cari masalah juga terdapat di jenis pengguna pelapor dan administrator.
Halaman ini digunakan untuk mencari data masalah berdasarkan keyword yang dimasukkan. Halaman ini
akan menampilkan data masalah sesuai dengan jenis pengguna.
Gambar 14
Halaman Daftar Penanganan
Gambar 14 adalah
halaman daftar penanganan yang terdapat pada jenis pengguna pelapor. Halaman
ini berisi daftar masalah yang harus ditangani oleh pelapor tertentu.
Gambar 15
Halaman Cari Penanganan
�����������
Gambar 15 adalah halaman cari penanganan
pada jenis pengguna pelapor yang dapat digunakan untuk mencari data penanganan
masalah yang harus ditangani oleh pelapor tertentu.
Gambar 16
Beranda Administrator
Gambar 16 adalah beranda administrator
yang dapat diakses oleh administrator untuk melihat data statistik masalah yang
telah dilaporkan oleh pelapor. Data statistik yang dapat dilihat adalah seperti
statistik berdasarkan status, jenis maupun prioritas masalah.
Gambar 17
Halaman Buka Tiket Masalah
Gambar 17 adalah halaman buka tiket
masalah pada jenis pengguna admin. Halaman ini digunakan untuk memproses
masalah yang telah dilaporkan oleh pelapor tertentu dan masalah tersebut akan
diberikan kepada pelapor lainnya untuk ditangani.
Gambar 18
Halaman Detail Penanganan
Gambar 18 adalah halaman detail
penanganan yang dapat digunakan oleh pelapor untuk memasukkan solusi terhadap
masalah tertentu yang menjadi tanggung jawab untuk ditangani.
Gambar 19
Halaman Detail Masalah
Gambar 19
adalah halaman detail masalah. Halaman ini dapat diakses oleh jenis pengguna
pelapor dan administrator untuk melihat detail masalah dari suatu masalah yang
telah dilaporkan.
Dalam pembuatan
aplikasi pelaporan masalah, penghubung antara aplikasi dan database MySQL
menggunakan web service. Web service dibuat dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP. Dio menjadi library yang digunakan untuk melakukan request
data dari aplikasi ke web service.
Kode Program 1
Kode Program untuk Laporkan Masalah pada Web Service
Kode Program 1 adalah kode program pada web service untuk melakukan pelaporan
masalah. Kode program ini akan menerima request
dari aplikasi dengan metode post.
Kemudian data dari request tersebut akan
dimasukkan kedalam database.
Selanjutnya, kode program akan memberikan response
dalam bentuk JSON, sesuai dengan berhasil atau gagalnya data dimasukkan kedalam
database. Kode program ini juga akan
mengembalikan response, jika metode request yang digunakan oleh aplikasi
bukan menggunakan metode post.
Kode Program 2
Kode Program untuk Fungsi Laporkan Masalah pada Aplikasi
Kode Program 2 adalah kode program untuk
fungsi laporkan masalah pada aplikasi. Kode program ini berupa sebuah fungsi
dengan tujuh parameter. Saat melakukan request
kepada web service untuk melakukan login
pelapor, ketujuh parameter tersebut akan dikirimkan. Kemudian hasil response dalam bentuk JSON dari web service, akan didekode menjadi dua
variabel dan ditambahkan ke
dalam sebuah list. List tersebut kemudian akan menjadi kembalian dari fungsi ini.
Untuk mengetahui apakah aplikasi pelaporan masalah telah berfungsi dengan
baik, maka diperlukan sebuah pengujian terlebih dahulu sebelum nanti aplikasi
pelaporan masalah ini digunakan oleh PT BPDM. Tujuan dari pengujian ini adalah
untuk mencari apakah ada bug yang
dapat membuat aplikasi mengalami kerusakan. Metode pengujian yang dilakukan
adalah dengan menggunakan Black Box Testing.� Black
Box Testing merupakan metode pengujian yang hanya berfokus terhadap
fungsional dari suatu aplikasi tanpa harus memeriksa struktur kode dari
aplikasi tersebut(Aini,
N., Wicaksono, S. A., & Arwani, 2019). Hasil pengujian dengan
menggunakan metode Black Box Testing
disajikan dalam Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 1
Testing Fungsi Login Pelapor
Kasus
dan Hasil Pengujian Benar |
|||
Skenario
Pengujian |
Hasil
yang ingin dicapai |
Pengamatan |
Kesimpulan |
Memasukkan dan memilih
data login pelapor dengan benar |
Data login pelapor
cocok dengan data di database dan halaman berpindah ke beranda pelapor
|
Halaman berpindah ke
beranda pelapor |
(✔) Diterima |
Kasus
dan Hasil Pengujian Salah |
|||
Skenario
Pengujian |
Hasil
yang ingin dicapai |
Pengamatan |
Kesimpulan |
Memasukkan dan memilih
data login pelapor dengan salah |
Menampilkan pesan error username atau password
salah |
Muncul pesan error username atau password
salah |
(✔) Diterima |
Tabel 1 merupakan tabel
pengujian Black Box Testing untuk
fungsi login pelapor. Tabel 1
membuktikan bahwa fungsi login
pelapor telah sesuai dengan kebutuhan pengguna karena saat pengguna memasukkan
dan memilih data login pelapor dengan
benar, maka halaman aplikasi akan dialihkan ke menu beranda pelapor.� Sedangkan, jika data login pelapor dimasukkan dengan salah, maka akan muncul pesan error bahwa username atau password
salah.
Tabel 2
Testing Menu Laporkan Masalah
Kasus
dan Hasil Pengujian Benar |
|||
Skenario
Pengujian |
Hasil
yang ingin dicapai |
Pengamatan |
Kesimpulan |
Memasukkan detail
permasalahan yang terjadi dan tekan tombol laporkan masalah |
Data masalah ditambahkan ke database
dan menampilkan pesan berhasil laporkan masalah |
Muncul pesan berhasil
laporkan masalah |
(✔) Diterima |
Kasus
dan Hasil Pengujian Salah |
|||
Skenario
Pengujian |
Hasil
yang ingin dicapai |
Pengamatan |
Kesimpulan |
Tidak memasukkan detail
masalah dan tekan tombol laporkan masalah |
Menampilkan pesan error detail masalah harus diisi |
Muncul pesan error detail masalah harus diisi |
(✔) Diterima |
Tabel 2 merupakan tabel
pengujian Black Box Testing untuk
menu laporkan masalah. Tabel 2 membuktikan bahwa menu laporkan masalah
telah sesuai dengan kebutuhan pengguna karena saat pengguna memasukkan detail
permasalahan dan tekan tombol laporkan masalah, maka akan muncul pesan berhasil
melaporkan masalah.� Sedangkan, jika
pengguna tidak memasukkan detail permasalahan, maka akan muncul pesan error bahwa detail permasalahan harus
diisi.
Tabel 3
Testing Menu Buka Tiket Masalah
Kasus
dan Hasil Pengujian Benar |
|||
Skenario
Pengujian |
Hasil
yang ingin dicapai |
Pengamatan |
Kesimpulan |
Memilih pemecah masalah
dan prioritas masalah, lalu tekan tombol buka tiket |
Data masalah akan di update pada database
dan menampilkan pesan tiket berhasil dibuka |
Muncul pesan tiket
berhasil dibuka |
(✔) Diterima |
Kasus
dan Hasil Pengujian Salah |
|||
Skenario
Pengujian |
Hasil
yang ingin dicapai |
Pengamatan |
Kesimpulan |
Tidak memilih pemecah
masalah dan prioritas masalah, lalu tekan tombol buka tiket |
Menampilkan pesan error tiket gagal dibuka |
Muncul pesan error tiket gagal dibuka |
(✔) Diterima |
Tabel 3 merupakan tabel
pengujian Black Box Testing untuk menu buka tiket masalah.
Tabel 3 membuktikan bahwa menu buka tiket masalah telah sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Karena saat pengguna memilih pemecah masalah dan prioritas
masalah lalu tekan tombol laporkan masalah, maka akan muncul pesan tiket berhasil
dibuka.� Sedangkan, jika pengguna tidak
memilih pemecah masalah dan prioritas masalah, maka akan muncul pesan error bahwa tiket gagal dibuka.
Hasil pengujian aplikasi menggunakan metode Black Box Testing pada aplikasi pelaporan masalah menunjukkan bahwa
tidak ditemukan adanya error atau bug yang dapat mengganggu kinerja
aplikasi pelaporan masalah. Akan tetapi, sebelum aplikasi dapat digunakan oleh
pengguna, diperlukan sebuah pengujian dari sisi pengguna (user testing). Pengujian user
testing ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan pengguna terkait desain,
kemudahan dalam mengoperasikan aplikasi dan kegunaan aplikasi untuk mengatasi
permasalahan terkait pelaporan masalah di PT BPDM. Pengujian user testing ini melibatkan 25 calon
pengguna aplikasi. Berikut adalah pertanyaan dan jawaban dari calon pengguna
aplikasi lewat kuesioner yang telah diberikan:
Tabel 4
Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner
No |
Pertanyaan |
Jawaban |
||||
STS |
TS |
C |
S |
SS |
||
1. |
Aplikasi pelaporan masalah yang telah
dibuat dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna? |
- |
- |
5 |
7 |
13 |
2. |
Aplikasi pelaporan masalah yang telah
dibuat telah sesuai dengan kebutuhan pengguna? |
- |
- |
6 |
13 |
6 |
3. |
Aplikasi yang telah dibuat dapat
mempermudah dan mempercepat pelaporan masalah yang terjadi? |
- |
- |
7 |
4 |
14 |
4. |
Aplikasi pelaporan masalah mempunyai
tampilan yang baik dan menarik? |
- |
- |
11 |
10 |
4 |
5. |
Aplikasi pelaporan masalah dapat
menyimpan masalah-masalah yang terjadi? |
- |
- |
2 |
12 |
11 |
Tabel 4 adalah hasil dari
kuesioner yang telah disebar pada calon pengguna. Setelah itu, peneliti
melakukan pemberian skor atau bobot kepada setiap pilihan jawaban telah
diberikan lewat kuesioner. Pemberian skor jawaban dapat dilihat pada Tabel 5
(Pranatawijaya,
Widiatry, Priskila, & Putra, 2019).
Tabel 5
Skor Jawaban
Jawaban |
Hasil
Skor |
Sangat Setuju |
5 |
Setuju |
4 |
Cukup |
3 |
Tidak Setuju |
2 |
Sangat Tidak Setuju |
1 |
Setelah pemberian skor telah dilakukan, proses selanjutnya adalah
menghitung skor maksimum yang akan diperlukan untuk menghitung nilai indeks.
Skor maksimum dapat dihitung dengan melakukan perkalian jumlah responden
terhadap skor tertinggi Likert, yaitu 25 x 5 = 125. Setelah itu, perhitungan data dilakukan yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Hasil Perhitungan
Skala Likert
Pertanyaan |
Nilai
Skor |
Total |
Nilai
Indeks |
||||
STS |
TS |
C |
S |
SS |
|||
1. |
- |
- |
5 |
7 |
13 |
108 |
86,4% |
2. |
- |
- |
6 |
13 |
6 |
100 |
80% |
3. |
- |
- |
7 |
4 |
14 |
107 |
85,6% |
4. |
- |
- |
11 |
10 |
4 |
93 |
74,4% |
5. |
- |
- |
2 |
12 |
11 |
109 |
87,2% |
Tabel 7
Range Penilaian
Indikator
Range |
Hasil |
0% - 19,99% |
Sangat Tidak Setuju |
20% - 39,99% |
Tidak Setuju |
40% - 59,99% |
Kurang Setuju |
60% - 79,99% |
Setuju |
80 � 100% |
Sangat Setuju |
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata dari nilai indeks adalah sebesar 82,72% yang dapat dikategorikan
�Sangat Setuju� jika berpatokan pada range
penilaian yang terdapat pada Tabel 7. Jika melihat persentase dari
rata-rata nilai indeks, dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi pelaporan
masalah mendapatkan tanggapan yang baik dari calon pengguna aplikasi.
Kesimpulan
Penelitian ini
berhasil menghasilkan sebuah solusi untuk PT BPDM dalam mengatasi permasalahan
yang terkait dengan kesulitannya pegawai di PT BPDM dalam melaporkan dan
menyimpan masalah-masalah yang terjadi. Solusi yang dihasilkan berupa sebuah
aplikasi yang bernama aplikasi pelaporan masalah, yang dibangun dengan
menggunakan Framework Flutter yang
berjalan pada platform mobile, yaitu Android. Berdasarkan hasil pengujian user
testing menggunakan skala Likert yang mendapatkan persentase nilai
rata-rata dari nilai indeks sebesar 82,27%, dapat diambil kesimpulan bahwa
aplikasi pelaporan masalah di PT BPDM mendapatkan tanggapan yang baik dari
calon pengguna aplikasi.
Aini, N., Wicaksono, S. A., & Arwani, I. (2019).
Pembangunan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web menggunakan Metode Rapid
Application Development (RAD)(Studi pada: SMK Negeri 11 Malang). Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 3(9), 8647�8655.
Google Scholar
Andrean, Kenji, Informatika, Departemen, Sains, Institut,
Surabaya, Terpadu, Armanto, Hendrawan, Informatika, Departemen, Sains,
Institut, Surabaya, Terpadu, Pickerling, C., Informatika, Departemen, Sains,
Institut, & Surabaya, Terpadu. (n.d.). Sistem Tempat Parkir Terintegrasi
yang Dilengkapi dengan Aplikasi Mobile dan Mikrokontroller. 22�29.
Aziz, Dendy Armandiaz, Andreswari, Rachmadita, Fajar, Soni,
Gumilang, Surya, Industri, Fakultas Rekayasa, & Telkom, Universitas.
(2020). Perancangan Bisnis Dan Arsitektur Aplikasi Pada Aplikasi Mobile Manawa
Investasi Hewan Ternak Business and Application Architecture Design in Manawa. E-Proceeding
of Engineering, 7(2), 7111�7121. Google Scholar
Azmi, Rifky, & Rahmawati. (2021). Perancangan Aplikasi
Todolist Berbasis Android Menggunakan Flutter Sdk Dan Database Sqlite. Jurnal
Seminar Nasional Riset Dan Teknologi, 567�572. Google Scholar
Edryanto, Irawan, & Effiyaldi. (2020). Perancangan
Aplikasi Augmented Reality Pengenalan Landmark Asia Tenggara Berbasis Android
Pada Sdn 139/Iv Jambi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika, 2(1),
31�42. Google Scholar
Gunawan, Rohmat, & Rahmatulloh, Alam. (2019). JSON Web
Token (JWT) untuk Authentication pada Interoperabilitas Arsitektur berbasis
RESTful Web Service. Jurnal Edukasi Dan Penelitian Informatika (JEPIN), 5(1),
74. https://doi.org/10.26418/jp.v5i1.27232 Google Scholar
Hidayat, Harri, Hartono, & Sukiman. (2017). Pengembangan
Learning Management System (LMS) Untuk Bahasa Pemrograman PHP. Jurnal Ilmiah
Core IT: Community Research Information Technology, 5(1), 20�29. Google Scholar
Maulana, Muhammad Sahidin Rizal. (2017). Rancang Bangun
Aplikasi Kasir Tiket Nonton Bola Bareng Pada X Kasir Di Suatu Lokasi X Dengan
Visual Basic 2010 Dan MYSQL Ninuk. Ekp, 13(3), 1576�1580. Google Scholar
Nurhalimah, Septina Restu, Suhartono, Suhartono, &
Cahyana, Ucu. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis
Android pada Materi Sifat Koligatif Larutan. JRPK: Jurnal Riset Pendidikan
Kimia, 7(2), 160�167. https://doi.org/10.21009/jrpk.072.10 Google Scholar
Permatasari, Richa Amalia, Priyambadha, Bayu, & Arwan, Achmad.
(2018). Pengembangan Sistem Aplikasi Pelaporan Masyarakat Berbasis Web di
Kabupaten Pekalongan. J-Ptiik, 2(11), 5604�5610. Google Scholar
Pranatawijaya, Viktor Handrianus, Widiatry, Widiatry,
Priskila, Ressa, & Putra, Putu Bagus Adidyana Anugrah. (2019). Penerapan Skala
Likert dan Skala Dikotomi Pada Kuesioner Online. Jurnal Sains Dan
Informatika, 5(2), 128�137. https://doi.org/10.34128/jsi.v5i2.185 Google Scholar
Rizal, Randi, & Rahmatulloh, Alam. (2019). RESTful Web
Service untuk Integrasi Sistem Akademik dan Perpustakaan Universitas Perjuangan.
(Xml). Google Scholar
Santoso, Hartanto, Suharso, Wildan, & Hariyady, Hariyady.
(2020). Pembangunan Aplikasi Mobile Hybrid Pada M-Voting Pemilu Raya
Universitas Muhammadiyah Malang. Indonesian Journal of Applied Informatics,
Vol. 4, p. 127. https://doi.org/10.20961/ijai.v4i2.40870 Google Scholar
Sasmito, Ginanjar Wiro. (2017). Penerapan Metode Waterfall
Pada Desain Sistem Informasi Geografis Industri Kabupaten Tegal. Jurnal
Informatika:Jurnal Pengembangan IT (JPIT), 2(1), 6�12. Google Scholar
Taufiq, Arif, Pratama, M., & Pratama, Ahmad R. (2021).
Rancang Bangun Aplikasi Android �Kuliah Apa?� Berbasis Flutter dan TensorFlow
Lite. Automata, 2(1). Google Scholar
Wiryosukiro, Wagiman. (2019). Belajar Bahasa Pemrograman Dart
Untuk Pemula � Part 1. Emka.Web.Id, (1), 2�5.
Sean
Alessandro Pattirane, Pratyaksa
Ocsa Nugraha Saian (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |