Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 8, Agustus 2022
PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH ADDITON H.E DALAM CAMPURAN
BETON DAPAT MENINGKATKAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON MUTU NORMAL
Mikael Wora,
Fransiskus Xaverius Ndale
Fakultas
Teknik, Universitas Flores, Ende Flores, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penggunaan bahan tambah pada campuran beton merupakan solusi yang tepat untuk mendapat beton dengan mutu
dan keawetan yang tinggi serta waktu sesuai
perencanaan. Bahan tambah� jenis Additon H.E. Jenis peneltian
experimental serta metode analisi kuantitatif. Benda uji� adalah
silinder dengan diameter 15
cm dan panjang 30 cm. Jumlah
benda uji sebanyak 108 buah (uji kuat tekan 54 buah dan uji tarik belah 54 buah) pengujian dilakukan pada beton berumur� 7, 14 dan 28
hari. Komposisi Additon H.E yang digunakan dalam campuran beton yaitu: 0 cc, 1 cc, 2 cc, 3
cc, 4 cc dan 5 cc per 1kg semen. Hasil penelitian
pada uur 28 hari sebagai acuan dasar
menunjukan bahwa penggunaan Additon H.E dari 1 cc - 5 cc ada peningkatan kuat tekan dari 28,58 Mpa ke 33,29 Mpa.
Sedangkan kuat tarik dari 4,93 Mpa,ke 5,71 Mpa.
Hasil ini menunjukan bahwa semakin banyak
menggunakan Additon H.E dalam campuran beton makan kekuatan
beton akan semakin meningkat.
Kata kunci: Beton,� Additon
H.E, Kuat Tekan, Kuat Tarik
Abstract
The use of additive in concrete mixes is the right solution to get
concrete with high quality and durability and time according to planning. Additon H.E additives. Experimental research and
quantitative analysis methods. Test object is a cylinder with a diameter of 15
cm and a length of 30 cm. The number of specimen was
108 pieces (compressive strength test 54 pieces and split tensile test 54
pieces) the test was carried out on concrete aged 7, 14 and 28 days. Additon H.E composition used in concrete mixes are: 0 cc, 1
cc, 2 cc, 3 cc, 4 cc and 5 cc per 1 kg of cement. The results of the study at
28 days as a baseline showed that the use of Additon
from 1 cc - 5 cc there was an increase in compressive strength from 28.58 Mpa to 33.29 Mpa. While the
tensile strength of 4.93 Mpa, to 5.71 Mpa. These results show that as much as using Additon H.E in concrete mixes the strength of concrete will
increase
Keywords: Concrete, Additon H.E, Compressive Strength,
Tensile Strength
Pendahuluan
Beton adalah
campuran agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil,
batu pecah atau jenis agregat lainnya)
yang dicampur dengan semen,
disatukan oleh air dalam rasio tertentu (Prayuda,
Zega, & Afriandini, 2019). Beton merupakan material struktur yang umum digunakan karena penggunaannya yang sangat luas dalam bidang kontruksi
bangunan sipil. Sebagian besar bangunan komponen utamanya terbuat dari material� beton (Supartono,
1998). Beton mutu normal kekuatan tekannya berkisar (21 � 35) Mpa.
Pada umumnya
jika ingin mendapatkan beton dengan mutu dan keawetan yang tinggi, ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan, meliputi faktor air semen (FAS), agregat (baik agregat
kasar maupun halus), dan penggunaan bahan tambah. Penggunaan
bahan additive pada campuran
beton merupakan salah satu solusi yang tepat guna mendapat
beton dengan mutu dan ke awetan
yang tinggi serta waktu sesuai dengan
perencanaan. Ada berbagai jenis bahan tambah
kimia yang telah beredar di pasaran. Salah satunya bahan tambah
yang sering digunakan yaitu� jenis Additon H.E. Additon H.E adalah bahan campuran
untuk beton atau semen yang apabila dicampurkan dengan dosis tertentu dapat mempercepat waktu pengerasan, dapat meningkatkan mutu beton, dan berfungsi sebagai beton kedap air secara permanen. Namun apabila dosis
yang digunakan berlebihan maka jenis bahan
tambah tersebut tidak berfungsi maksimal dan akan menyebabkan penurunan kuat tekan maupun
kuat tarik beton.
Adapun permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitian yaitu: Seberapa� besar
pengaruh bahan tambah Additon H.E terhadap kuat tekan
maupun kuat tarik beton, Seberapa
besar persentase bahan Additon H.E yang optimum untuk menghasilkan beton mencapai kekuatan maksimum.
Beton adalah
bahan komposit (campuran) dari beberapa bahan, yang komponen utamanya dicampur dalam proporsi tertentu dari semen, agregat halus, agregat kasar, air dan atau tanpa bahan tambahan
lainnya. Karena beton merupakan material komposit, maka kualitas beton
sebenarnya tergantung dari kualitas masing-masing
material cetakan (Tjokrodimulyo,
2007).
Agar dapat menghasilkan kuat tekan beton sesuai
dengan yang direncanakan, diperlukan suatu rancangan campuran (mix design) untuk menentukan jumlah kebutuhan setiap komponen beton yang diinginkan. Campuran beton harus diuji dalam
keadaan homogen penuh dengan kemampuan
kerja tertentu untuk menghindari segregasi. Semakin kecil rongga yang tercipta dalam campuran beton maka semakin tinggi
kuat tekan beton yang dihasilkan. Persyaratan yang paling penting untuk membuat beton
adalah: beton segar harus dapat dibangun
atau dituangkan, beton yang dibangun harus cukup kuat
untuk menahan beban yang direncanakan, dan beton harus diproduksi
secara ekonomis.
Pengaruh Bahan Tambah (Additive)
Bahan tambah adalah
bahan yang ditambahkan ke dalam campuran
beton selain komponen dasar beton (air, semen, dan pasir). Tujuannya adalah untuk mengubah satu atau lebih
sifat beton setelah segar atau mengeras. Aditif hanya berguna jika
efek aditif pada beton telah dievaluasi
dengan cermat, terutama jika beton
diharapkan digunakan untuk waktu kerja
yang terbatas. Bahan tambah
ini biasanya ditambahkan dalam jumlah yang relatif sedikit dan harus diawasi dengan ketat agar penambahan yang berlebihan tidak justru memperburuk kinerja beton. Sifat-sifat beton yang diperbaiki meliputi laju hidrasi (setting time), kemudahan pengerjaan dan ketahanan terhadap air. Bahan tambahan kimia dapat dibedakan menjadi 5 (lima) jenis (SK SNI
S-18-1990-03), yaitu:
1. Bahan tambah
kimia untuk mengurangi jumlah air yang di pakai.
2. Bahan tambah
kimia untuk memperlambat proses ikatan beton.
3. Bahan tambah
kimia untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton.
4. Bahan tambah
kimia berfungsi ganda, yaitu untuk
mengurangi air dan memperlambat
proses ikatan.
5. Bahan� kimia� berfungsi� ganda,� yaitu� untuk� mengurangi� air�
dan mempercepat proses ikatan
dan pengerasan beton.
Bahan tambah dibagi menjadi
tujuh tipe (Mulyono, 2005),
yaitu :
1. Tipe A �Water-ReducingAdmixture� adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang� diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu.
2. Tipe B �Retarding Admixtures� adalah bahan tambah
yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton.�
3. Tipe C �Accelerating
admixture� adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.
4. Tipe D �Water Reducingand Retarding Admixture�dalah
bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.
5. Tipe E �Water Reducingand Accelerating Admixture� adalah
bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal.Bahan ini
digunakan untuk menambah kekuatan beton.
6. Tipe F �Water Reducing, High
Range Admixture� adalah bahan
tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang� diperlukan
untuk menghasilkan� beton� dengan� konsistensi tertentu, sebanyak� 12% atau lebih.
7. Tipe G �Water Reducing, High
Range Retarding Admixture� adalah bahan
tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan� beton� dengan� konsistensi tertentu, sebanyak� 12% atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton.
Bahan-bahan Pembentuk Beton
Beton dibentuk dengan mencampurkan
material batuan yang diikat dengan pengikat semen. Bahan batuan penyusun beton
umumnya dibagi menjadi agregat kasar (kerikil/batu pecah) dan agregat halus
(pasir). Agregat halus dan agregat kasar secara kolektif disebut sebagai
agregat campuran dan merupakan komponen utama beton.
Secara umum jumlah agregat yang
digunakan dalam campuran beton mencapai �70%-75% dari seluruh beton. Nilai
kekuatan dan daya tahan (durability) beton tergantung pada banyak faktor,
antara lain nilai perbandingan campuran dan kualitas bahan susun, metode
persiapan campuran beton, suhu dan kondisi perlakuan pengerasan. Beton memiliki
nilai kuat tekan yang lebih tinggi dari pada kuat tariknya dan merupakan bahan
yang getas. Nilai kuat tarik antara 9%-15% dari kuat tekannya, bila digunakan
sebagai komponen struktur suatu bangunan, biasanya beton merupakan bahan yang
diperkuat dengan batang baja yang saling bekerja sama dan dapat membantu titik
lemahnya terutama pada bagian di bawah tekanan. (Viet, Behdani, & Bloemhof, 2018).
a.
Semen
Portland
Semen portland
adalah bubuk halus yang diperoleh dengan menggiling klinker (diperoleh dari
pembakaran kapur dan campuran bahan yang baik dan homogen yang mengandung
silika, alumina dan oksida besi) dengan bahan tambahan gipsum dalam jumlah yang
cukup. Campuran yang terbentuk dari pencampuran semen dengan air disebut bubur
semen, campuran yang terbentuk dari pencampuran dengan agregat halus (pasir)
dan air disebut mortar, dan campuran yang dibentuk dengan menambahkan agregat
kasar (kerikil) biasanya disebut beton. Dalam campuran beton, semen dan air berperan
sebagai gugus aktif, sedangkan pasir dan kerikil sebagai gugus pasif merupakan
gugus yang berperan sebagai pengisi (Tjokrodimulyo, 2007),
b.
Air
Air merupakan
faktor penting dalam pembuatan beton karena dapat bereaksi dengan semen
membentuk pasta yang mengikat agregat. Air juga mempengaruhi kuat tekan beton,
karena kelebihan air dapat menyebabkan beton itu sendiri mengalami penurunan
kekuatan. Selain itu, terlalu banyak air dapat menyebabkan beton merembes,
yaitu air dan semen dapat berpindah ke permukaan campuran beton segar yang baru
saja dituang. Air yang digunakan untuk pembuatan beton sekurang-kurangnya
memenuhi persyaratan air minum yaitu segar, tidak berbau, dan udara yang
dihembuskan tidak keruh dan lain-lain, tetapi bukan berarti air yang digunakan
untuk pembuatan beton harus memenuhi persyaratan air minum.
c.
Agregat
Agregat adalah
butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi alami batu-batuan atau juga
berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah batu alami. Agregat merupakan
salah satu bahan pengisi pada beton, namun demikian peranan agregat pada beton
sangatlah penting. Kandungan agregat dalam beton kira-kira mencapai 70%-75%
dari volume beton. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton,
sehingga� pemilihan� agregat merupakan suatu bagian penting dalam
pembuatan beton. Kekasaran pasir di bagi menjadi empat� kelompok�
menurut� gradasinya, yaitu� pasir�
halus,� agak� halus,�
agak kasar dan kasar (SNI-03-1970-1990).
Pasir yang digunakan dalam adukan beton
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Pasir
harus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.
2. �Butirnya harus bersifat kekal.
3. �Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
5% dari berat kering pasir, lumpur yang ada akan menghalangi ikatan antara
pasir dan pasta semen, jika� konsentrasi� lumpur �tinggi��
maka� beton� yang��
di hasilkan� akan berkualitas
rendah.
4. Pasir
tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak.
5. Gradasinya
harus memenuhi syarat Gradasi Butiran (Pasir kasar, Pasir agak kasar, pasir
halus, dan pasir agak halus).
Agregat halus adalah pasir alam sebagai
disintegrasi alami dari batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah
batu dan mempunyai ukuran terbesar 4,8 mm. Pasir alam dapat di golongkan
menjadi 3 (tiga) macam (Tjokrodimulyo, 2007), yaitu:
1. Pasir galian.
Pasir ini di
peroleh langsung dari permukaan tanah atau dengan cara menggali. Bentuk pasir
ini biasanya tajam, bersudut, berpori dan bebas dari kandungan garam walaupun
biasanya harus di bersihkan dari kotoran tanah dengan jalan di cuci terlebih
dahulu.
2. Pasir sungai.
Pasir ini
diperoleh langsung� dari dasar sungai,
yang� pada umumnya berbutir halus,
bulat-bulat akibat proses gesekan. Daya�
lekatan� antar butiran agak kurang
karena bentuk butiran yang bulat.
3. Pasir laut.
Pasir laut
adalah pasir yang diambil dari pantai. Butir-butirnya halus dan bulat karena
gesekan. Pasir ini merupakan pasir yang jelek karena mengandung banyak garam.
Garam ini menyerap kandungan air dari udara dan mengakibatkan pasir selalu agak
basah serta menyebabkan pengembangan volume bila dipakai pada bangunan. Selain
dari garam ini mengakibatkan korosi terhadap struktur beton, oleh karena itu
pasir laut sebaiknya tidak dipakai.
Agregat kasar berupa pecahan batu,
pecahan kerikil atau kerikil alami dengan ukuran butiran minimal 5 mm dan
ukuran butiran maksimal 40 mm. Ukuran maksimum dari agregat kasar dalam beton
bertulang diatur berdasarkan kebutuhan bahwa agregat tersebut harus dengan
mudah dapat mengisi cetakan dan lolos dari celah-celah yang� terdapat di antara batang-batang baja
tulangan.
Berdasarkan berat jenisnya, agregat
kasar� dibedakan menjadi 3 (tiga)
golongan (Tjokrodimulyo, 2007),yaitu:
1. Agregat normal
Agregat normal
adalah agregat yang berat jenisnya antara (2,5-2,7) gr/cm3. Agregat ini
biasanya berasal dari agregat basalt, granit, kuarsa dan sebagainya. Beton yang
di hasilkan mempunyai berat jenis sekitar 2,3 gr/cm3.
2. Agregat berat
Agregat berat
adalah agregat yang mempunyai berat jenis lebih dari 2,8 gr/cm3, misalnya
magnetik (FeO4) atau serbukbesi. Beton yang di hasilkan mempunyai berat jenis
tinggi sampai 5 gr/ cm3. Penggunaannya dipakai sebagai pelindung dari radiasi.
3. Agregat ringan
Agregat ringan
adalah agregat yang mempunyai berat jenis kurang dari 2,0 gr/ cm3� yang�
biasanya dibuat untuk beton non struktural atau dinding beton.
Kebaikannya adalah berat sendiri yang rendah�
sehingga strukturnya ringan dan pondasinya lebih ringan.
Additon H.E
Additon H.E, High Early Streght
Platicizer (ASTM, C � 494 Type A) adalah bahan campuran untuk beton atau semen
yang apabila dicampurkan dengan dosis tertentu dapat mempercepat waktu
pengerasan, membuat beton bermutu tinggi, dan menbuat beton kedap air secara
permanen.
Membuat Beton Bermutu Tinggi dengan
dosis kecil 80 cc per zak/50 kg semen; 1. Dapat meningkatkan kekuatan awal dan
kekuatan akhir akhir beton lebih dari 25% denan kemampuan mengurangi air adukan
sampai 15%, untuk nilai slump dan kelacakan yang sama. 2. Menambahkan kelacakan
beton segar tanpa menambah air adukan sehingga Mencegah beton keropos dan
sarang kerikil. 3. Membuat permukaan beton menjadi lebih halus dan tahan
gesekan.4. Memudahkan pengerjaan dan penuangan beton segar pada pembesian yang
rapat. 5. Mengurangi terjadinya bleeding air sehingga permukaan beton menjadi
tidak porous dan tahan terhadap pengaruh agresif yang dapat menimbulkan karat pada
penulangan.
Mempercepat Waktu Pengerasan dengan
dosis 120 cc per zak/50 kg semen; 1. Membuat beton umur 7 hari mempunyai
kekuatan tekan yan setara dengan beton biasa umur 28 hari. 2. Plus
keuntunan-keuntunan pemakaian dosis kecil 80 cc per zak / 50 kg semen, yaitu
membuat beton bermutu tinggi.
Membuat Beton Kedap Air dengan dosis
besar 200 cc per zak/50 kg semen; Mencegah terciptanya gaya � gaya kapiler, dan
membuat beton padat mampat kedap air secara permanen.
Kuat Tekan Beton
Sifat yang paling penting dari beton
adalah kuat tekan beton. Kuat tekan beton biasanya berhubungan dengan
sifat-sifat lain, maksudnya apabila kuat tekan beton tinggi, sifat-sifat
lainnya juga baik (Tjokrodimulyo, 2007). Kekuatan tekan beton dapat dicapai
sampai 1000 kg/ cm2� atau lebih,
tergantung pada jenis campuran, sifat-sifat agregat, serta kualitas perawatan.
Kekuatan tekan beton yang� paling� umum digunakan adalah sekitar 200kg/ cm2
sampai 500 kg/ cm2. Nilai kuat tekan beton di dapatkan� melalui�
tata cara� pengujian standar,� menggunakan mesin uji dengan cara memberikan
beban tekan bertingkat dengan kecepatan peningkatan beban tertentu dengan benda
uji berupa silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
Selanjutnya benda uji ditekan dengan mesin tekan sampai pecah. Beban tekan
maksimum pada saat benda uji pecah dibagi luas penampang benda uji merupakan
nilai kuat desak beton yang dinyatakan dalam satuan MPa atau kg/ cm2.
Tata cara
pengujian yang umum di pakai adalah standar ASTM C39 (SNI 03-1974-1990). Rumus
yang di gunakan untuk perhitungan kuat tekan beton adalah:
f^' ct=P/A� ��..����...���
(1)
Keterangan simbol; f�c adalah kuat desak
beton satuan MPa, P adalah beban maksimum satuan Newton, dan A adalah luas penampang
benda uji satuan mm2.
Kekuatan Tarik Belah
Pengujian tarik bertujuan untuk
mengetahui tegangan, regangan, modulus elastisitas bahan dengan cara menarik
spesimen sampai putus. Pengujian tarik dilakukan dengan mesin uji tarik atau
dengan universal testing standar, (Standar ASTM D 638-02) dalam (SNI
03-2491-1990).
Gaya terbesar P
dicatat dan tegangan tarik silinder dihitung dengan rumus:
f^'
ct=2P/πdl� ��..����...��� (2)
Keterangan simbol; f�ct adalah kekuatan Tarik belah beton satuan
kg/cm2, P adalah gaya terbesar satuan kN, l adalah tinggi silinder satuan
satuan cm, dan d adalah diameter silinder�
satuan cm.
Hal-hal yang
mempengaruhi kekuatan tarik komposit antara lain:
� Temperatur : Apabila temperatur naik, maka
kekuatan tariknya akan turun
� Kelembaban
: Pengaruh kelembaban ini akan mengakibatkan bertambahnya absorbsi air,
akibatnya akan menaikkan regangan patah, sedangkan tegangan patah dan modulus
elastisitasnya menurun.
�� Laju
Tegangan, apabila laju tegangan kecil, maka perpanjangan bertambah dan
mengakibatkan kurva tegangan-regangan menjadi landai, modulus elastisitasnya
rendah. Sedangkan kalau laju tegangan tinggi, maka beban patah dan modulus
elastisitasnya meningkat tetapi regangannya mengecil.
Faktor Air Semen
Faktor air semen (FAS) adalah
perbandingan berat air dan berat semen yang digunakan dalam adukan beton.
Faktor air semen yang tinggi dapat menyebabkan beton yang dihasilkan mempunyai
kuat tekan yang rendah dan semakin rendah faktor air semen kuat tekan beton
semakin tinggi. Namun demikian, nilai faktor air semen yang semakin rendah
tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Nilai faktor air
semen yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yaitu kesulitan
dalam pelaksanaan pemadatan yang akhirnya akan menyebabkan mutu beton menurun.
Oleh sebab itu ada suatu nilai faktor air semen optimum� yang menghasilkan kuat desak maksimum.
Umumnya nilai faktor air semen minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan
maksimum 0,65 (Mulyono, 2005).
Workability
Workability
sulit untuk didefinisikan dengan tepat, namun sering di artikan sebagai tingkat
kemudahan pengerjaan campuran beton untuk diaduk, dituang, diangkut dan
dipadatkan. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan dikerjakan antara
lain (Tjokrodimulyo, 2007).
Metode Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium
Teknologi Bahan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Flores. Bahan-bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Air yang digunakan
berasal dari air PDAM Kabupaten Ende. Semen yang dipakai adalah Semen PC merk Semen Kupang Type II dengan kemasan 40 kg.
�Agregrat yang dipakai adalah agregrat
halus (pasir) Quarry Kaki Gunung Ia, Kecamatan
Ende Selatan, serta agregat
kasar (batu pecah) Quarry
Samba, Kecamatan Ende Utara Kabupaten
Ende. Additon H.E beli di
Toko Bangunan di kota Ende.
Adapun tahapan-tahapan penelitian meliputi hal-hal berikut ini : Pemeriksaan agregrat kasar meliputi: analisa saringan, kadar air, kadar lumpur, berat jenis
dan penyerapan air, berat isi dan keausan. Pemeriksaan agregrat halus meliputi: analisa saringan, kadar air, kadar lumpur, berat jenis,
penyerapan air dan berat isi.
Menggunakan Benda uji silinder diameter 15 cm dan panjang
30 cm. Perencanaan campuran
beton (mixdesign) dilakukan dengan menggunakan metode ACI 211-4R-93
(SK SNI T-15-1990-03). Jenis beton mutu normal dengan kuat tekan rencana
fc� = 25 Mpa, enam (6) perilaku sesuai komposisi penggunaan Bahan Additon H.E mulai dari (0 cc, 1 cc, 2 cc, 3 cc, 4 cc dan 5 cc) per 1 kg
semen.
Cetak Benda uji per perilaku
masing-masing 18 sampel sehingga
total sampel sebanyak 108 sampel ( 54 sampel
untuk tes kuat tekan dan 54 sampel untuk tes
kuat tarik belah). Pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah
beton pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
��������������������� ������������������
���������������������������������������������������������
Gambar 1. Bagan alir Peneltian
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil eksperimen yang di lakukan di laboratorium yaitu material agregat kasar (kerikil) dari Quarry Samba dan agregat halus (pasir) dari Quarry Kaki Gunung Ia. Adapun pengujian
Sifat-sifat material yang dilakukan
antara lain : modulus halus butir, berat
jenis relatif, kelembaban, kadar lumpur, berat isi
padat kering, kadar air resapan, berat jenis, berat
volume, bulking dan ukuran agregat
seperti pada tabel 1
Tabel 1
Rekapitulasi hasil pengujian sifat-sifat Agregat halus dan Kasar
No |
Jenis Pengujian |
Hasil Penelitian (Pasir) |
Hasil Penelitian (Batu Pecah) |
1 |
Kelembaban |
2,40 % |
0,90 % |
2 |
Kadar Air Resapan |
5,4 % |
2,46 % |
3 |
Berat Volume |
1,61 Gram/ Cm�. |
1,13 Gram/Cm3 |
4 |
Bulking |
10,32 % |
- |
5 |
Kadar Lumpur |
3,73 % |
0,59 % |
6 |
Berat Jenis |
2,50 |
2,64 |
7 |
Modulus Kehalusan |
2,66 |
- |
8 |
Zona Gradasi |
2 |
(4.80 � 40) Mm |
Tabel 2
Rekapitulasi hasil Job Mix Design
Beton fc� = 25 Mpa
No |
Uraian |
Nilai |
Satua |
Nilai |
Satuan |
|
|
Kebutuhan Bahan-Bahan Campuran Beton/ 1 M� |
Kebutuhan Bahan Campuran Untuk 1 Kali Adukan : (6 Buah Selinder) |
||
1 |
Air |
184 |
Kg |
5,9 |
Kg |
2 |
Semen |
335 |
Kg |
10,7 |
Kg |
3 |
Agregat Halus (Pasir) |
817 |
Kg |
26 |
Kg |
4 |
Agregat Kasar (Kerikil) |
903 |
Kg |
28,7 |
Kg |
|
Jumlah |
2239 |
Kg |
71,2 |
Kg |
Tabel 3
Komposisi Additon H.E.
Kebutuhan Bahan Campuran Untuk 1 Kali Adukan : (6 Buah Selinder) |
|||
1 |
Sampel A. Additon 0 Cc/ 1 Kg Semen |
0 |
Cc |
2 |
Sampel B. Additon 1 Cc/ 1 Kg Semen |
10,7 |
Cc |
3 |
Sampel C. Additon 2 Cc/ 1 Kg Semen |
21,3 |
Cc |
4 |
Sampel D. Additon 3 Cc/ 1 Kg Semen |
32 |
Cc |
5 |
Sampel E. Additon 4 Cc/ 1 Kg Semen |
42,5 |
Cc |
6 |
Sampel F. Additon 5 Cc/ 1 Kg Semen |
53,3 |
Cc |
Slump Test
Hasil slump test
yang diperoleh sebagai berikut: komposisi Additon H.E 0 cc slump sebesar� 6 cm, Additon H.E 1 cc slump sebesar� 6,5 cm, Additon H.E 2 cc slump sebesar� 7 cm, Additon H.E 3 cc slump sebesar 7,5 cm,
Additon H.E 4 cc slump sebesar 8 cm, dan Additon H.E 5 cc slump sebesar� 9 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin
banyak Additon H.E campuran semakin encer.
Analisa
Kuat Tekan Beton
Hasil
yang di peroleh melalui pengujian kuat tekan beton seperti pada grafik-grafik
dibawah ini
�����������������������
������������������������������ �
Gambar 2
Grafik hubungan antara kuat tekan
terhadap kadar Additon H.E pada beton berumur 7 hari, 14 hari dan 28 hari
Berdasarkan Gambar 2. dapat menunjukkan bahwa:
kekuatan beton pada umur 7 hari yang dicapai antara lain: Additon H.E sebesar 0
cc hasil kuat tekan 17,17 Mpa,� Additon
H.E sebesar 1 cc hasil kuat tekan 18,01 Mpa, Additon H.E sebesar 2 cc hasil
kuat tekan 19,15 Mpa, Additon H.E sebesar 3 cc hasil kuat tekan 19,71 Mpa,
Additon H.E sebesar 4 cc hasil kuat tekan 20,09 Mpa, Additon H.E sebesar 5 cc
hasil kuat tekan 20,94 Mpa. Pada umur 14 hari yang dicapai antara lain: Additon
H.E sebesar 0 cc hasil kuat tekan 22,64 Mpa, Additon H.E sebesar 1 cc hasil kuat
tekan 24,33 Mpa, Additon H.E sebesar 2 cc hasil kuat tekan 25,37 Mpa, Additon
H.E sebesar 3 cc hasil kuat tekan 26,03 Mpa, Additon H.E sebesar 4 cc hasil
kuat tekan 26,50 Mpa, Additon H.E sebesar 5 cc hasil kuat tekan 27,07 Mpa. Pada
umur 28 hari yang dicapai antara lain: Additon H.E sebesar 0 cc hasil kuat
tekan 26,03 Mpa, Additon H.E sebesar 1 cc hasil kuat tekan 28,58 Mpa, Addition
H.E sebesar 2 cc hasil kuat tekan 31,12 Mpa, Addition H.E sebesar 3 cc hasil
kuat tekan 31,97 Mpa, Additon H.E sebesar 4 cc hasil kuat tekan 32,54 Mpa,
Additon H.E sebesar 5 cc hasil kuat tekan 33,29 Mpa. Hal ini juga menunjukkan
bahwa semakin banyak penggunaan bahan Additon H.E maka semakin meningkat pula
kekuatan tekan betonnya.
Analisa Kuat Tarik Beton
Hasil yang di peroleh melalui pengujian
kuat tarik beton seperti pada grafik-grafik dibawah ini.
���������� ���������������������
Gambar 3
Grafik hubungan antara kuat tarik
terhadap kadar Additon H.E. pada beton berumur 7 hari, 14 hari dan 28 hari
Berdasarkan Gambar
3. dapat menunjukkan bahwa kekuatan tarik beton pada umur 7 hari yang dicapai
antara lain: Additon H.E sebesar 0 cc hasil kuat tarik 3,86 Mpa, Additon H.E
sebesar 1 cc hasil kuat tarik 4,06 Mpa, Additon H.E sebesar 2 cc hasil kuat
tarik 4,38 Mpa, Additon H.E sebesar 3 cc hasil kuat tarik 4,44 Mpa, Additon H.E
sebesar 4 cc hasil kuat tarik 4,52 Mpa, Additon H.E sebesar 5 cc hasil kuat
tarik 4,72 Mpa. Pada umur 14 hari yang dicapai antara lain: Additon H.E sebesar
0 cc hasil kuat tarik 5,94 Mpa, Additon H.E sebesar 1 cc hasil kuat tarik 6,22
Mpa, Additon H.E sebesar 2 cc hasil kuat tarik 6,64 Mpa, Additon H.E sebesar 3
cc hasil kuat tarik 6,84 Mpa, Additon H.E sebesar 4 cc hasil kuat tarik 6,94
Mpa, Additon H.E sebesar 5 cc hasil kuat tarik 7,16 Mpa. Pada umur 28 hari yang
dicapai antara lain: Additon H.E sebesar 0 cc hasil kuat tarik 8,78 Mpa, Additon
H.E sebesar 1 cc hasil kuat tarik 9,86 Mpa, Additon H.E sebesar 2 cc hasil kuat
tarik 10,56 Mpa, Addition H.E sebesar 3 cc hasil kuat tarik 10,84 Mpa, Addition
H.E sebesar 4 cc hasil kuat tarik 11,08 Mpa, Additon H.E sebesar 5 cc hasil
kuat tarik 11,42 Mpa. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan
bahan Additon H.e maka semakin meningkat pula kekuatan tarik betonnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
peneltian dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Menunjukkan
bahwa dengan penggunaan bahan Additon H.E mulai dari 1 cc s/d 5 cc per 1 kg
semen memperoleh hasil kekuatan tekan maupun kekuatan tarik beton semakin
menigkat dari campuran beton tanpa bahan Additon H.E.
2. Hasil
Kuat tekan pada beton berumur 28 hari yaitu : Additon H.E sebesar 0 cc hasil
kuat tekan 26,03 Mpa, Additon H.E sebesar 1 cc hasil kuat tekan 28,58 Mpa,
Additon H.E sebesar 2 cc hasil kuat tekan 31,12 Mpa, Additon H.E sebesar 3 cc
hasil kuat tekan 31,97 Mpa, Additon H.E sebesar 4 cc hasil kuat tekan 32,54
Mpa, Additon H.E sebesar 5 cc hasil kuat tekan 33,29 Mpa. Sedangkan hasil Kuat
tarik pada beton berumur 28 hari yang dicapai antara lain: Additon H.E sebesar
0 cc hasil kuat tarik 8,78 Mpa, Additon H.E sebesar 1 cc hasil kuat tarik 9,86
Mpa, Additon H.E sebesar 2 cc hasil kuat tarik 10,56 Mpa, Additon H.E sebesar 3
cc hasil kuat tarik 10,84 Mpa, Additon H.E sebesar 4 cc hasil kuat tarik 11,08
Mpa, Additon H.E sebesar 5 cc hasil kuat tarik 11,42 Mpa. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan bahan Additon H.E maka semakin
meningkat pula nilai kekuatannya, yaitu kuat tekan maupun kuat tarik beton
BIBLIOGRAFI
Mulyono, Tri. (2005). Teknologi Beton,
Yogyakarta. Penerbit Andi.
Prayuda, Hakas, Zega, Berkat Cipta, &
Afriandini, Besty. (2019). Kuat Tekan Beton dan Nilai Penyerapan dengan Variasi
Perawatan Perendaman Air Laut dan Air Sungai. Semesta Teknika, 22(2),
112�122.
Supartono, F. X. (1998). Beton
berkinerja tinggi, keunggulan dan permasalahannya. Jakarta.
Tjokrodimulyo, Kardiyono. (2007). Teknologi
Beton (Edisi Pert). Yogyakarta: Biro PenerbitKMTS FT UGM.
Viet, Nguyen Quoc, Behdani, Behzad, &
Bloemhof, Jacqueline. (2018). The value of information in supply chain
decisions: A review of the literature and research agenda. Computers &
Industrial Engineering, 120, 68�82.
https://doi.org/10.1016/j.cie.2018.04.034
Copyright holder: Mikael Wora, Fransiskus
Xaverius Ndale (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |