Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, Spessial Issue,
No. 2, Februari 2022������������������������������������
PERAN
ORANG TUA DALAM MEMILIH TAYANGAN UNTUK ANAK DI KECAMATAN TATOARENG, KEPULAUAN
SANGIHE, SULAWESI UTARA
Tellma Monna Tiwa
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Manado
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran orangtua dalam keputusan memilih tayangan untuk anak dan seberapa besar pengaruh tayangan pilihan orangtua terhadap anak. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei,
dengan data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar kepada 75 orang responden. Penelitian menunjukkan nilai 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g yang diperoleh sebesar 5,081 lebih besar dibanding
nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,993, hal ini menyatakan
jika 𝐻𝑎 diterima
bahwa terdapat pengaruh antara peran orangtua terhadap keputusan memilih tayangan untuk anak dengan
nilai korelasi 0,511 yang berarti hubungan antar kedua variabel
sedang, dengan nilai koefisien determinasi yang menandakan sebesar 26,11% variabel keputusan memilih tayangan untuk anak adalah kontribusi
dari variabel peran orangtua.
Kata Kunci: Interpersonal
Communication, Parent
Role, TV
Show, Children
Abstract
The purpose of this study was to find out how
much role parents play in the decision to choose shows for children and how
much influence the impressions of parental choices have on children. The
approach in this study is quantitative. The method used is a survey method, with
data obtained through questionnaires distributed to 75 respondents. Research
shows that the value of thitung obtained is 5.081
greater than the ttable value of 1.993� , this states that if Ha is accepted that
there is an influence between the role of parents on the decision to choose
impressions for children with a correlation value of 0.511 which means the
relationship between the two variables is moderate, with the value of the
coefficient of determination indicating 26.11% of the decision variables choosing
impressions� for the child is the
contribution of the variable parental role.
Keywords: Interpersonal Communication, Parent Role,
TV Show,
Children
Pendahuluan
Televisi merupakan salah satu bentuk media yang paling mudah dalam penyebaran informasi. Menurut Skomis dalam Television and
Society: An Incuest and Agenda (1985), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah,
buku, dan lain sebagainya),
televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Ia merupakan
gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga
unsur diatas. Televisi menciptakan suasana tertentu dimana para pemirsanya duduk dengan santai tanpa
kesengajaan untuk mengikutinya. Penyampaian isi atau pesan
juga seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara, pembaca berita, artis) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat jelas secara visual (Kuswandi, 1996).
Kontribusi televisi dalam memajukan pengetahuan masyarakat sangat besar. Tidak bijaksana juga apabila anak-anak sama sekali tidak
boleh menonton televisi karena banyak juga tayangan yang bersifat ilmu pengetahuan,
hiburan, pelajaran untuk anak-anak, dan informasi-informasi penting lainnya. Namun, tidak dapat dipungkiri
kontribusinya dalam kemerosotan nilai-nilai dan norma- norma kehidupan
juga tidak bisa diabaikan. Hasil studi Iriantara (2006) menunjukkan beberapa kekhawatiran warga masyarakat terhadap dampak televisi. Kekhawatiran itu bukan hanya
terhadap dirinya sendiri melainkan juga terhadap anggota keluarganya, terutama anak-anak. Munculnya kekhawatiran tersebut menunjukkan satu hal yaitu, adanya
pengalaman mengonsumsi isi media massa yang dirasakan oleh orangtua. Pengalaman itu dapat menjadi landasan
untuk mengembangkan kemampuan literasi media orangtua terhadap anak. Literasi media atau melek media bertujuan agar anak-anak dan remaja dapat secara
kritis melihat dan membedakan apa yang baik dan apa yang buruk dari media (Halloran dan
Jones, dalam Hobbs, 1999).
Faktor kekhawatiran diatas menjadi dasar bagi
orangtua dalam memilih tayangan untuk anak mereka.
Kegiatan ini berguna dalam pemberdayaan
anak sebagai khalayak media melalui pendampingan orangtua. Sebagai kegiatan pendampingan, pada dasarnya anak didorong untuk
mengambil keputusan sendiri namun orangtua
memberikan pandangan-pandangannya
berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman sehingga anak akan memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan saat menghadapi persoalan yang sama saat dia mengonsumsi
tayangan televisi.
Pada
awal tahun 2014, Komnas Anak mencatat 21.686.797 kasus pelanggaran anak yang ditemukan di Indonesia.
Angka ini tersebar di 34 provinsi, dan berada di 179 kabupaten/kota. Salah satu kasus anak
yang berkaitan dengan peniruan dari media televisi terjadi di tahun 2009, dimana seorang anak laki-laki
ditemukan tergantung di ranjangnya (Vivanews, Selasa 15 Desember 2009). Heri Setyawan, yang berusia 12 tahun, ditemukan tergantung di ranjangnya dengan kedua tangan dan kakinya terikat. Sementara, mulutnya pun dalam kondisi tersumpal
dan hanya diketahui bahwa Heri memiliki
kegemaran meniru atraksi seorang pesulap yang sering muncul di televisi yang tidak pernah terlewatkan
jam penayangan olehnya. Setiap selesai menonton acara �Limbad The Master� Heri akan mempraktekan adegan itu dengan
mengikat kaki dan tangannya.
Penonton
anak sangat rentan dan beresiko dalam menyerap apa yang ditayangkan oleh televisi, sehingga dipandang perlu pendampingan dari orang dewasa yang paham akan efek
dari televisi. Akan tetapi, sekedar mendampingi anak menonton televisi
saja juga jelas tidak cukup, sebab yang diperlukan adalah memberikan pemahaman dan pandangan terhadap anak untuk
mempersiapkan mereka sebagai khalayak media. Anak tidak perlu di dampingi selama 24 jam per hari, tetapi justru diberi kebebasan, setelah melalui serangkaian stimulasi dan dialog,
memilah aspek positif dan negatif dari sebuah tayangan
televisi yang ditonton oleh
anak. sehingga ketika dihadapi oleh permasalahan yang sama anak dapat mengatasinya.
Berdasarkan
fenomena yang telah dipaparkan maka peneliti tertari untuk melihat Peran Orangtua Terhadap Keputusan Memilih Tayangan Untuk Anak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah �Seberapa
Besar Peran Orangtua Terhadap Keputusan Memilih Tayangan Untuk Anak�. Tujuan Penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui seberapa besar peran orangtua
terhadap keputusan memilih tayangan untuk anak. Penelitian
ini bermanfaat �dalam
pengembangan keilmuan, hasil dari penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan di bidang psikologi. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dengan menjadi bahan informasi
tambahan bagi pembaca dan memberi masukan kepada siapa saja mengenai
peranan orangtua terhadap keputusan memilih tayangan untuk anak, atau
masyarakat umum dalam memecahkan masalah yang terkait dengan efek tayangan
televisi terhadap anak.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
perumusan masalah yang sudah dibahas sebelumnya, maka didapatkan dua hipotesis sebagai berikut:
Ho
����� : Tidak
ada hubungan yang signifikan antara peran orangtua dengan keputusan memilih tayangan untuk anak.
Ha
����� : Terdapat
hubungan yang signifikan antara peran orangtua
dengan keputusan memilih tayangan untuk anak.
Metode Penelitian
Pendekatan Metode Penelitian
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pengertian kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis, peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset
dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.
Uji
hipotesis yang digunakan adalah uji korelasi Dimana dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peranan orangtua sebagai variabel independen (X), keputusan memilih tayangan sebagai variabel dependen (Y), dan objek dalam penelitian
ini adalah orangtua di Kampung
Para, Kecamatan Tatoareng
yang memiliki anak dengan usia 6-12 tahun. Secara singkat hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Teknik
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden, yang bertujuan mencari informasi lengkap mengenai suatu masalah dari responden, tanpa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan
dalam pengisian daftar pertanyaan.
Kuesioner
yang akan dibuat oleh peneliti berisi pertanyaan dan pernyataan sesuai dengan objek penelitian yang akan disebarkan kepada responden yang telah ditentukan. Kuesioner ini dibuat berdasarkan kerangka operasional. Pertanyaan atau pernyataan pada penelitian ini berkaitan dengan variabel X yaitu peranan orangtua dan variabel Y yaitu keputusan memilih tayangan. Data
primer ini diperoleh peneliti berdasaran dari pengisian kuesioner pada orangtua di Kampung Para, Kecamatan
Tatoareng yang berupa kuesioner tertutup. Kuesioner tersebut diberikan kepada individu-individu dan diminta memberikan tanggapan tentang masalah penelitian.
Setiap responden diminta menjawab atau mengisi pernyataan
dalam kuesioner yang mengacu pada pengukuran skala likert. Pada skala likert umumnya menggunakan 5 pilihan jawaban yang terdiri dari �sangat setuju�,
�setuju�, �ragu-ragu�, �tidak setuju� dan �sangat setuju�. Namun, dalam
penelitian ini peneliti hanya menggunakan 4 pilihan jawaban untuk menghindari keragu-raguan dari responden bila disediakan jawaban ditengah Disediakan jawaban di tengah-tengah akan menghilangkan banyaknya data dalam riset, sehingga data yang diperlukan banyak yang hilang..
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ilmiah adalah istilah untuk menyebutkan �serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah jumlah orangtua di Kecamatan Tatoareng yang memiliki anak dengan usia 6-12 tahun yang menonton televisi, dengan jumlah keseluruhan orangtua �(ayah atau ibu, salah satunya) sebanyak 92 orang.
Sampel
adalah suatu bagian dari populasi
yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Sampel secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari populasi
yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian, dengan kata lain sampel adalah bagian dari
populasi yang mewakili seluruh populasi. Karena jumlah populasi yang cukup besar tersebut, maka ditentukan jumlah sample yang akan diteliti syaratnya
adalah orangtua yang memiliki anak dengan usia 6-12 tahun yang menonton televisi.
Dalam penelitian ini karena sampel bersifat heterogen yaitu karakteristik populasi yang kita miliki bervariasi, dengan tingkat latar belakang pendidikan orangtua yang berbeda beda, maka
sampelnya bersifat stratified random sampling atau teknik acak terlapis.
Berdasarkan jumlah populasi yang ada maka, dilakukan penarikan sampel dengan rumus Taro Yamane dengan presisi tingkat kesalahan 5%. Berikut ini adalah perhitungan dengan menggunakan rumus Taro Yamane:
Berdasarkan sumber data jumlah penelitian pada orangtua di Kecamatan Tatoareng, yang memiliki anak usia 6-12 tahun berjumlah 92 orang dan berdasarkan rumus di atas, maka sampel dalam penelitian adalah 75 orang (�dibulatkan menjadi 75).
Teknik Analisis Data
Uji t-test adalah salah
satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol atau nihil (𝐻𝑜 ) yang
menyatakan bahwa diantara sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Pengujian hipotesis juga dapat
dilakukan dengan rumus t ditunjukan pada rumus:
Uji t ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
pengaruh dua variabel yang berpasangan, dengan pengambilan keputusan, sebagai berikut:
1.
Menentukan tabel pada taraf signifikasi 5%
a.
Jika angka signifikansi penelitian <0,05
maka 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima
b.
Jika angka signifikansi penelitian >0,05
maka 𝐻𝑜 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak
2.
Pengujian hipotesis dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Hipotesis diterima, apabila 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
b. Hipotesis ditolak, apabila 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Hasil
dan Pembahasan
Hasil
Penelitian
Pada
penelitian ini, peneliti mengambil data dari 75 responden yang berasal dari orangtua yang memiliki anak usia 6-12 tahun sampel menggunakan teknik stratified
random sampling yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen.
Dari 75 responden yang berpatisipasi dalam penelitian ini, jumlah responden
perempuan lebih banyak dari pada jumlah responden laki-laki. Dengan komposisi jumlah responden laki-laki berjumlah 37 orang atau 49,3% dan
responden perempuan berjumlah�� 38 orang atau
50,7%.
Dalam
penelitian ini untuk menguji hipotesis,
peneliti menggunakan uji t untuk melihat ada tidaknya
pengaruh dua variabel yang berpasangan yaitu antara variabel X dan variabel Y. Dengan pengambilan keputusan:
1.
Menentukan tabel pada taraf signifikasi 5%
a. Jika angka signifikansi penelitian <0,05 maka 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima
b. Jika angka signifikansi penelitian >0,05
maka 𝐻𝑜 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak
Berdasarkan tabel 4.32 diperoleh angka signifikansi sebesar 0,000.
Hal ini menunjukkan jika nilai signifikansi 0,000 > 0,05 artinya 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima. Artinya ada hubungan linear
(searah) antara variabel X dan variabel Y.
2.
Pengujian hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Hipotesis diterima, apabila 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g
> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝐻𝑎:� �terdapat� pengaruh antara Peran Orangtua terhadap Keputusan
Memilih Tayangan Untuk Anak
b. Hipotesis ditolak, apabila 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝐻: tidak terdapat pengaruh antara Peran Orangtua terhadap Keputusan
Memilih Tayangan Untuk Anak
Berdasarkan perhitungan diatas
diperolah nilai 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g sebesar 5,081 sedangkan besar nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
adalah 1,993 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. 5,081 > 1,993 penjabaran tersebut menyatakan jika 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima. Artinya terdapat
hubungan atau terdapat pengaruh antara Peranan Orangtua terhadap Keputusan Memilih Tayangan Untuk Anak.
Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat peran orangtua khususnya �orangtua di Kampung Para, Kecamatan
Tatoareng yang memiliki anak dengan usia 6-12 tahun dalam keputusan memilih tayangan untuk
anak. Dalam peran orangtua terdapat
elemen-elemen yang harus diperhatikan oleh orangtua dalam menjalankan peranannya yaitu Intensitas peranan
(Pengarahan, Mengulas, Membimbing,
Membuat aturan, Memberi Nasihat, dan Memberi peringatan), dan Kualitas
peranan (Mendampingi anak dan Membahas
tayangan bersama). Sedangkan dalam keputusan memilih,
yang harus diperhatikan yaitu Kategori program hiburan dan pendidikan (Game show, Quiz show, Program
musik, Pertunjukan, Program
drama, Dokumenter televisi,
serta Tayangan Anak) dan Pengaruh tayangan pilihan
orangtua (Kognitif, Peniruan,
Perilaku). Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat seberapa
besar peran orangtua
dalam keputusan memilih
tayangan untuk anak dan seberapa
besar dampak pilihan
tayangan orangtua terhadapa
anak.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Role Theory dan didukung oleh Uses and Gratifications Theory. Menurut Role
Theory atau teori peran posisi aktor dalam teater (sandiwara) dianalogikan
dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana halnya dalam teater,
posisi orang dalam masyarakat sama dengan posisi aktor dalam teater, yaitu
bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan
selalu berada dalam kaitannya dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan
dengan orang atau aktor tersebut108. Menurut Cooley (1902) dan Mead (1934)
menyatakan bahwa hubungan aktor-target adalah untuk membentuk identitas aktor
(person, self, ego) yang dalam hal ini dipengaruhi oleh penilaian atau sikap anak
(target) yang telah digeneralisir oleh orangtua (aktor). Peran orangtua tidak
hanya menentukan perilaku, tetapi juga keyakinan dan sikap. Sikap orangtua
sejalan dengan harapan- harapan mereka sehingga akan menentukan peran mereka.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, hasil dari peranan
warisan sifat-sifat serta bakat orangtua dan lingkungan dimana dia berada akan
memberikan pengaruh yang mendalam terhadap landasan perilakunya. Keluarga
sebagai lingkungan awal akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan
dasar anak, baik intelektual maupun sosial. Sikap, pandangan dan pendapat
orangtua atau keluarga langsung dijadikan model oleh anak dan ini kemudian
menjadi sebagian dari tingkah laku anak itu sendiri. Di penelitian ini, peranan
orangtua dalam memberikan pendampingan kepada anak dalam keputusan pemilihan
tayangan untuk anak, akan berpengaruh terhadap landasan dasar perilaku anak
nantinya. Oleh sebab begitu besarnya pengaruh media televisi terhadap pola
pikir dan perkembangan anak, maka kedudukan peranan orangtua amat sangat
penting.
Sedangkan menurut Uses and Gratifications Theory
menjelaskan, bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media tersebut. Artinya, teori Uses and Gratification mengasumsikan
bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Studi
dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (Uses) media untuk
mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Teori Uses and
Gratification sejalan dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti,
karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar peran orangtua terhadap
keputusan memilih tayangan untuk anak. Dengan melihat bagaimana orangtua
menyeleksi berbagai program dan memanfaatkan televisi sebagai pemenuhan
kebutuhan unsur hiburan, pendidikan dan informasi bagi anak. Yang dimaksud Uses
disini adalah pengunaan suatu media, dimana media yang dimaksud adalah
televisi. Sedangkan Gratification adalah kepuasan orangtua terhadap tayangan di
media televisi dalam pemenuhan kebutuhan unsur hiburan, pendidikan dan
informasi bagi anak.
Nilai koefisien korelasi diperoleh� sebesar 0,511.� Hal ini menunjukkan� bahwa hubungan antar kedua variabel bernilai
sedang, karena berada pada interval korelasi 0,40 - 0,599. Koefisien korelasi
pada penelitian ini menunjukkan angka yang positif, maka kedua variabel
mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel Peran Orangtua tinggi,
maka nilai variabel Keputusan Memilih Tayangan Untuk Anak akan tinggi pula.
Sementara angka probabilitas hubungan antara variabel �Peran Orangtua� dengan
�Keputusan Memilih Tayangan Untuk Anak� adalah sebesar 0,000 angka probabilitas
antar variabel tersebut < (lebih kecil dari) 0,05 sehingga bisa dikatakan
bahwa hubungan antara kedua variabel dinilai signifikan.
Penghitungan koefisein
determinasi dengan nilai korelasi sebesar 0,511 dihasilkan pengaruh sebesar
26,11%. Hal ini berarti 26,11% variabel �Keputusan Memilih Tayangan Untuk Anak�
adalah kontribusi dari variabel �Peran Orangtua�. Sedangkan sisanya yaitu
sebesar 73,89% (100%-26,11%) dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain, seperti
faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah bisa
dikarenakan oleh keluarga, teman- teman, lingkungan yang ada di sekitar responden.
Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi adalah dari dalam diri responden
itu sendiri. Diri sendiri menjadi penentu apakah tayangan tersebut layak untuk
dipilih dan dikonsumsi oleh anak, seperti apa yang ada di dalam teori Uses and
Gratifications dan teori peran.
Dari uji regresi linear sederhana didapat persamaan y = 25,126 + 0,409X atau dengan kata lain apabila tidak ada pengaruh Peran Orangtua, maka besar Keputusan Memilih Tayangan Untuk Anak yang dihasilkan adalah 0,409. Nilai b adalah positif, ini berarti jika x naik nilainya sebesar satu satuan, maka y akan bertambah nilainya sebesar 0,409. Hal ini dapat dikatakan adanya pengaruh antara Peran Orangtua terhadap Keputusan Memilih Tayangan Untuk Anak.
Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran pembahasan dan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya mengenai peran orangtua terhadap keputusan memilih tayangan untuk anak yang peneliti kaji menggunakan
teori peran (role theory)
dan uses and gratification theory, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1). Peran orangtua yang dijadikan sebagai variabel X dengan indikator Intensitas peranan (Pengarahan, Mengulas, Membimbing, Membuat aturan, Memberi Nasihat, dan Memberi peringatan), dan Kualitas peranan (Mendampingi anak dan Membahas tayangan bersama) memiliki nilai presentase sebesar 95,35% artinya bahwa peran
orangtua dikategorikan
sangat besar dalam peranan mereka dalam keputusan memilih tayangan untuk anak. 2). Keputusan memilih tayangan untuk anak dengan
indikator kategori program hiburan dan pendidikan (Game
show, Quiz show, Program musik, Pertunjukan,
Program drama, Dokumenter televisi,
serta Tayangan anak) dan Pengaruh tayangan pilihan orangtua (Kognitif, Peniruan, Perilaku) memiliki nilai presentase sebesar 94,45% artinya bahwa keputusan
memilih tayangan untuk anak dan pengaruh tayangan pilihan orangtua terhadap kognitif, peniruan, dan perilaku anak sangat baik.
BIBLIOGRAFI
Anzizhan, Syafaruddin. 2004. Sistem Pengambilan Keputusan
Pendidikan. Jakarta. Grasindo.
Ardianto, Elvinaro.
Lukiati Komala. Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama
Media.
Arum, Tri Sari. Literasi
media televisi pada orangtua dan implikasinya terhadap perilaku menonton anak.
Unversitas Brawijaya.
Ayuningtyas, Maulina. 2014.
Pola pendampingan orangtua dalam memandu anak menonton televisi. Universitas
Gadjah Mada.
Azkar, Vera Carolina. 2012.
Komunikasi antarpribadi orangtua terhadap pola perilaku anak dalam menonton
televisi di perumahan taman setia budi indah. Universitas Sumatera Utara
Borders, and Beyond. Communication Modernity & History. Jakarta.
STIKOM The London School Of Public Relations.
Budyatna, Muhammad. Dr. Leila Mona Ganiem. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group.Bungin, Burhan. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana.
Desti, Sri. 2005. Dampak tayangan film di televisi terhadap perilaku anak.
Universitas Indonusa Esa Unggul. Vol. 2, No. 1Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Effendy, Onong
Uchjana. 2003. Ilmu, teori dan filsafat
komunikasi. Bandung. PT. Citra
Aditya Bakti.
Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta. Kanisius.
Hawadi, Reni Akbar. 2002. Psikologi Perkembangan Anak, Mengenal Sifat,
Bakat dan Kemampuan Anak. Jakarta.� Grasindo.
Iriantara, Yosal.
2009. �Literasi Media,
Apa, Mengapa, Bagaimana. Bandung. Simbiosa Rekatama
Media.
Kriyantono, Rachmat.
2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta.
Kencana Prenada Media Group.
Kuswandi, Wawan.
1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta. Rineka Cipta.
M.A, Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi mengelola Radio
dan Televisi. Jakarta.
Prenada Media Grup.
Mulyana, Deddy. 2013. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT. �Remaja
Rosdakarya.
Prasetyo, Bambang. Lina Miftahul
Jannah. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Rajawali
Pers.
Rohim, Syaiful.
2009. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.
Tellma Monna Tiwa
(2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article
is licensed under: |