Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 8, Agustus 2022
ANALISIS PENGGUNAAN IDOMATIS PADA MASYARAKAT MELAYU
PATANI THAILAND: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK
Ahmad Muhammad, Catur
Kepirianto
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan komponen bahasa sehari-hari dan implikasi bahasa sehari-hari yang terkandung dalam bahasa Melayu
Patani dalam wacana kelompok orang Melayu Patani di Thailand
Selatan. Objek eksplorasi
yang menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian ini adalah komponen dan implikasi bahasa sehari-hari sebagai pelaksanaan pembelajaran bahasa Melayu Patani.
Strategi pemilahan informasi
yang digunakan adalah teknik pustaka, simak, dan catat, sedangkan pemeriksaan informasi menggunakan teknik pencocokan dan strategi agih. Efek samping
dari penelitian ini menunjukkan implikasi bahasa sehari-hari dan sumber informal
yang terkandung dalam bahasa Melayu Patani
dalam wacana kelompok orang Melayu Patani di Thailand Selatan. Ada 6 (enam)
sumber peribahasa: a) Idiom
dengan Bagian Tubuh b)
Idiom dengan Nama Warna c)
Idiom dengan Nama Benda Alam
d) Idiom dengan Nama Hewan
e) Idiom dengan Bagian Tumbuhan
f) Idiom dengan Angka Kata dan akhirnya,
ada dua macam
isi penggunaan informal dalam bahasa Melayu
Patani dalam wacana kelompok masyarakat Melayu Patani di Thailand Selatan, khususnya
maksim lengkap yang menambahkan hingga lima frasa, agak menambahkan
hingga dua frasa.
Kata Kunci: idiomatic; makna kata; bahasa melayu patani thailand selatan;
sosiopragmatik
Abstract
This study aims to show that idiomatic elements and idiomatic meanings
contained in the Malayu Patani
Language in the speech of the Malayu Patani community in Southern Thailand. The object of
research that became the focus of attention in this study was the elements and
idiomatic meanings as the implementation of Malayu Patani Language learning. Data collection methods used are
library, refer, and note techniques, while data analysis techniques use the
matching method and the method of collection. The results of this study
indicate idiomatic meanings and idiomatic sources contained in the Malayu Patani Language in the
speech of the Malayu Patani
community in Southern Thailand. There are 6 (six) sources of idioms: a) Idioms
with Body Parts b) Idioms with Color Names c) Idioms with Names of Natural
Objects d) Idioms with Animal Names e) Idioms with Plant Parts f) Idioms with
Numbers and the last usage content in idiomatic in Malayu
Patani� in the speech of the Malayu Patani community in
Southern Thailand, there are two types, namely the full idiom of five idioms,
some of which are two idioms.
Keywords: idiomatic; word meaning;
melayu patani language
southern thailand; sosiopragmatik
Pendahuluan
Manusia adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri namun tetap berkomunikasi satu sama lain. Untuk alasan ini,
mereka menggunakan bahasa untuk korespondensi
serta karakter berkumpul. Agar korespondensi berjalan seperti yang diharapkan, dua penerima dan penutur bahasa harus mendominasi
bahasa.
Bahasa adalah
instrumen khusus yang terus-menerus digunakan oleh
orang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Untuk korespondensi verbal, bahasa adalah susunan gambar suara yang tidak menentu (Chaer,
2009). Oleh karena
itu, kehadiran bahasa bagi masyarakat
sangatlah penting. Bahasa adalah instrumen luar biasa yang terus digunakan individu untuk berbicara dengan orang lain. Untuk korespondensi verbal, bahasa adalah rencana
gambar suara yang tidak jelas (Chaer,
2009). Dengan
demikian, kehadiran bahasa bagi masyarakat
sangat penting. Seperti
yang kita sadari bahwa bahasa adalah
alat untuk berhubungan dengan orang yang berbeda. Jadi bahasa tidak bisa dipisahkan
dari manusia. Dengan hadirnya bahasa sehingga masyarakat sebagai warga negara dapat terhubung dengan jaringan yang berbeda yang pada akhirnya membuat korespondensi di mata publik, tidak mungkin
ada masyarakat umum tanpa bahasa
dan juga tidak terbayangkan
ada bahasa tanpa masyarakat. Bahasa mencerminkan realitas masa kini yang berasal dari reaksi bahwa
bahasa merupakan impresi manusia terhadap faktor lingkungan dan lebih jauh lagi akibat
dari pemahaman realitas masa kini. Dari wawasan muncul konseptualisasi. Dengan konseptualisasi, orang merekam perenungan dan pertemuan mereka. Jadi dua siklus ini, penegasan
dan konseptualisasi, yang mengambil
bagian penting dalam menyampaikan atribut yang mengenali bahasa dalam tatanan
sosial tertentu dari dialek dalam
tatanan sosial yang berbeda. Ini berarti
bahwa suatu perkumpulan tertentu memiliki perbedaan pemahaman dari perkumpulan yang berbeda, tidak hanya berdasarkan
apa yang ada di sekitar mereka dan latar belakang mereka tetapi juga didasarkan pada bahasa mereka. Ketika kita membahas bahasa, kita tidak akan
menolak bahwa untuk memahami sesuatu yang disampaikan bergantung pada pentingnya. Betapa pentingnya arti penting dalam bahasa,
dengan alasan bahwa tanpa bagian
dari pentingnya, apa yang disampaikan oleh pembicara kepada audiens tidak akan
bernilai, jelas bahasa dan kepentingan tidak dapat dipisahkan.
Untuk lebih
mengembangkan ulasan, ilmuwan juga menggunakan hipotesis semantik. Ada banyak spekulasi yang telah dibuat oleh para sarjana dan spesialis bahasa tentang gagasan pentingnya dan penyelidikan semantik. Pada dasarnya para ahli logika dan etimolog mempertanyakan pentingnya hubungan antara bahasa (wacana), pemikiran, dan realitas di alam. Sebuah hipotesis
kepentingan disusun yang berputar di sekitar hubungan antara tujuan, pertimbangan, dan kenyataan dalam kenyataan. Dari hipotesis yang berbeda ini muncul
berbagai macam dan hubungan kepentingan sebagai berikut, a) Berbagai implikasi denotatif, dari perspektif yang luas signifikansi ini dipandang sebagai korespondensi bahasa figur fokus. Signifikansi
denotatif adalah signifikansi terhitung, signifikansi unik, signifikansi unik, atau signifikansi asli suatu leksem.
b) Ragam implikasi sugestif, adalah nilai informatif dari artikulasi sesuai dengan apa
yang disinggung, melewati konten yang dihitung secara sederhana. Batas antara kepentingan yang dihitung dan signifikansi indikatif juga merupakan makna yang dikaburkan, namun memahami perbedaan antara dua implikasi ini
karena kontras antara 'bahasa' dan 'dunia asli itu sederhana'.
Kepentingan sugestif adalah makna yang pemanfaatannya direncanakan untuk memberikan �harga rasa� pada sebuah kata yang
terkandung dalam pesan. c) Berbagai implikasi informal. Arti penting dari kiasan adalah
bahwa satuan bahasa dapat berupa
kata, ungkapan, atau kalimat. Unit bahasa yang berbeda ini memiliki
komponen makna yang tidak dapat dispekulasikan
sehubungan dengan implikasi leksikal dan sintaksis. Pentingnya peribahasa ini secara umum tidak
terkait dengan makna leksikal atau makna linguistik,
sehingga struktur maksim ini memiliki
satuan yang beragam. memisahkan kepentingan leksikal yang juga merupakan signifikansi leksikal dari unit tersebut. d) Keterkaitan makna sinonim Sinonim menunjukkan adanya hubungan yang sangat berarti antara dua kata yang bersifat dua arah.
Dua kata yang dapat dipertukarkan tidak 100% memiliki kepentingan yang sama namun cukup
setara. Ini karena jenis kata-kata ini tidak terlalu
mirip, sehingga implikasinya juga sedikit berbeda. e) Kaitan pentingnya antonim, Verhaar dalam Chaer
(Chaer,
2009) menyatakan
bahwa secara semantik antonim adalah artikulasi (bisa berupa kata, ungkapan, atau kalimat) yang signifikansinya dipandang sebagai sesuatu yang bertentangan dengan signifikansinya. artikulasi yang berbeda. Kepentingan antonim dapat dianggap sebagai resistensi makna dari dua
artikulasi yang berbeda strukturnya. f) Keterkaitan makna yang dipertanyakan, atau disebut juga kekaburan atau kata-kata yang implikasinya banyak atau samar-samar. Implikasi yang berbeda dalam ketidakpastian berasal dari unit sintaksis yang lebih besar, menjadi ekspresi dan kalimat tertentu atau sesuatu
selain kata-kata. Di sini pencipta mengambil artikulasi dari suku Melayu Patani
(Thailand) dengan menggunakan
artikulasi informal yang sangat menarik
untuk dipelajari. Pemanfaatan bahasa pada penutur tidak dapat
dipisahkan dari pekerjaan sehari-hari. Bahasa sehari-hari digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan secara implisit,
karena dalam artikulasi ada kalanya terdapat penggunaan kata sebagai istilah yang memerlukan terjemahan yang unik.
Informal merupakan
perpaduan kata yang memiliki
berbagai pengertian makna. Sumber informasi
yang dimanfaatkan dalam eksplorasi ini adalah wacana bangsa
Melayu Patani, Thailand
Selatan, yang mengkaji kecaman
yang terjadi secara lokal. Berdasarkan penggambaran di atas, peneliti mengambil judul "Analisis Bahasa Melayu Patani tentang
Wacana Kelompok Orang Melayu Patani di Thailand
Selatan"
(Dewi
& Nisa, 2021) yang berjudul
�Pengkajian Makna Idiomatik Bahasa Melayu Batu Bara
dalam Percakapan Masyarakat
Desa Benteng�. Kajian ini berencana untuk
memutuskan kepentingan sehari-hari bahasa Melayu Batu Bara dalam diskusi Masyarakat Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara.
Strategi yang digunakan dalam
eksplorasi ini adalah teknik ekspresif
subyektif (penggambaran). Pemilahan informasi dilakukan dengan menggunakan prosedur persepsi, strategi wawancara, metode perekaman, dan prosedur dokumentasi. Bahasa sehari-hari adalah kata-kata atau kumpulan kata-kata secara eksplisit untuk mengomunikasikan suatu tujuan dengan
arti penting metaforis. Ketiadaan informasi zaman yang sedang berlangsung dan tidak adanya keinginan
untuk melindungi bahasa daerah Melayu
di Kabupaten Batu Bara, sehubungan
dengan pentingnya bahasa sehari-hari dalam sebuah diskusi
dapat memicu kebodohan yang tidak merata, di mana zaman yang sedang
berlangsung tidak memiliki petunjuk tentang pentingnya suatu frase yang dikomunikasikan oleh individu. tua. Implikasi bahasa sehari-hari yang terkandung dalam diskusi Masyarakat Desa Benteng mengandung banyak implikasi informal di Melayu Batu Bara, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara (Dewi
& Nisa, 2021).
(Sa,
Hamzah, Zakaria, & Mohamed, 2015) berjudul "Fenomena
Antara Idiom dan Kolokasi: Analisis
Struktur dan Penerjemahan Makna" Penelitian ini telah membuat
ikhtisar yang signifikan tentang konsekuensi eksplorasi dan bahasa yang telah diselesaikan, termasuk: berkaitan dengan Tafsir Arab-Melayu, Struktur Kolokasi Bahasa Arab digarap dengan percampuran leksikal yang berimplikasi normal, dapat ditangkap melalui implikasi yang eksak, tidak dibatasi oleh sintaksis tersirat dan dapat membuat perubahan
pada pentingnya kata, ketika
desain bahasa sehari-hari Arab dicirikan sebagai artikulasi yang berbeda, menjunjung unsur informal/metaforis/sosial, kepentingan tidak terlihat dari konstruksi awal kata, dan percampuran tidak boleh diubah
dengan metodologi ekuivalen Melayu.
Garis antara
ekspresi dan kolokasi bahasa Arab ditinjau dari sudut pandang
etimologis menunjukkan bahwa, kedekatan utama antara keduanya
adalah contoh yang mendasarinya, sedangkan yang penting adalah ruang lingkup pengembangan
semantik yang terbatas dan contoh leksikal dari struktur kata. Penyelidikan menemukan bahwa komponen berorientasi konteks dan ruang lingkup semantik
dari sebuah desain adalah tolok
ukur untuk pengembangan implikasi kolokasi-kiasan. Kolokasi dapat membingkai implikasi bahasa sehari-hari melalui struktur yang membantu implikasi alegoris informal dan artikulasi yang luar biasa (Ghazala (2007). Penafsiran
ke dalam bahasa Melayu harus
sesuai dengan pengaturan pertama frasa bahasa Arab jika komponen tertentu
harus diperiksa dan dilihat dengan jelas, sebelum untuk memulai siklus
pertukaran bahasa (Sa et
al., 2015).
(Baba
& Jalaluddin, 2015) berjudul
�Nilai-Nilai Melayu dalam
Bahasa Kesimpulan: Analisis Pragmatik�.
Banyak pemeriksaan tentang tujuan bahasa dalam
masyarakat Melayu telah dilakukan, namun sebagian besar pemeriksaan ini berpusat pada makna atau gagasan
sederhana. Berkonsentrasi
pada signifikansi hubungan dengan kualitas dan kontemplasi Melayu menggunakan informasi corpus belum sepenuhnya diselidiki. Penelitian yang menggunakan Relevant Theory (TR) ini
akan menggunakan informasi korpus dari novel Dream Hunter karya Saleha Hussin, karena sebagian besar akan menganggapnya
normal untuk mengisi lubang. TR telah ditampilkan untuk membantu melepaskan siklus mental yang diperlukan selama perjalanan penonton/pengguna untuk mencari arti penting dari tujuan
bahasa ini. Tinjauan tersebut menunjukkan bahwa jalur ekspansi yang ditunjuk secara khusus dan proses permintaan referensi silang (RRS) telah digunakan untuk membantu proses pencarian. Dua siklus mental ini memandu audiens untuk menyelesaikan ketidakpastian kepentingan dan makna asli dari
akhir bahasa secara efektif diperoleh oleh audiens/pemakai. Penelitian ini juga telah berhasil membuktikan bahwa penggunaan bahasa ini tidak
pandang bulu di mata orang Melayu. Selain digunakan sebagai alat untuk
mendidik, menyarankan, menasihati, bahasa metafora juga merupakan wahana untuk merangkul
pendidikan kualitas Melayu kepada orang banyak (Baba
& Jalaluddin, 2015).
(Kholifah
& Sabardila, 2020) berjudul
�Pemeriksaan Kesalahan Gaya
Bahasa di Media Sosial Instagram pada Caption dan Komentar� Pemanfaatan bahasa melalui web-based
entertainment Instagram untuk korespondensi
dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah berkomentar dan menulis subtitle. Berbagai dialek yang digunakan dalam korespondensi antara lain dialek bahasa Indonesia, dialek lokal, dialek yang berbeda, dan dialek yang tidak dikenal. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan jenis-jenis kesalahan dalam pemanfaatan bahasa Indonesia di
Instagram dan untuk menggambarkan
jenis-jenis kesalahan dalam pemanfaatan bahasa Indonesia di Instagram. Teknik eksplorasi
ini menggunakan strategi subjektif yang mencerahkan karena dalam penelitian
ini ahli bahasa membedakan blunder melalui hiburan virtual, khususnya di Instagram. Hasil review menunjukkan
ketidakcukupan penggunaan bahasa oleh klien hiburan berbasis web Instagram seperti penggunaan bahasa Indonesia (1) kesalahan ejaan (2) penggunaan otoritas lingual (3) kesalahan desain linguistik. Selain itu terdapat
pula jenis miskonsepsi dalam penggunaan bahasa Indonesia di Instagram (1) ragam
bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris (2) ragam bahasa Indonesia dengan shoptalk,
bahasa Inggris, dialek teritorial terdekat (Kholifah
& Sabardila, 2020).
(Hirobumi
& Mamah, 2020) bernama
"MELAY AND THE PATANI COMMUNITY, THAILAND" Masyarakat Nusantara di perantauan sebenarnya tidak terlalu mempersepsikan
atau salah menilai tentang kelompok etnis Melayu yang menempati pesisir Patani di Thailand selatan. Sejak beberapa waktu yang lalu, saudara-saudara Melayu di Patani telah membentuk
wilayah sosial Melayu yang makmur sambil berlatih
kemajuan Islam. Selain itu, ada juga orang-orang terdekat di tempat ini yang beragama Islam dan bukan Muslim namun sama sekali tidak
tahu bagaimana menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang dituturkan oleh klan Melayu di lokal Patani bernama bhasa Yawi (ภาษายาวี) dalam bahasa
Thailand. Usia 40 tahun ke bawah yang dapat
mengajarkan dalam bahasa Melayu semakin
berkurang karena negara bagian Thai berpusat pada sistem sekolah di seluruh negeri dalam bahasa Thai dan daerah sekitarnya akrab dengan bahasa Thai standar yang merupakan bahasa umum. Thailand (Hirobumi
& Mamah, 2020).
Berdasarkan penjelasan
di atas, penelitian ini berencana untuk
menelusuri artikulasi bahasa sehari-hari dan mengkaji struktur bahasa sehari-hari yang digunakan dalam artikulasi pada suku Melayu Patani, Thailand Selatan.
Metode Penelitian
Teknik yang digunakan
dalam pengujian ini adalah eksplorasi
subjektif yang mencerahkan.
Sedangkan tata cara pemilihan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber informasi
dalam bahasa Melayu Patani yang terkandung dalam teknik tuning in atau menyimak. Selain itu, ada prosedur
tingkat tinggi dari strategi pengumpulan informasi mendengarkan, khususnya metode mendengarkan diskusi yang bebas. Dalam metode
ini, analis tidak langsung terlibat dalam memutuskan susunan dan keberadaan informasi yang akan segera terjadi
selain sebagai saksi mata (Sudaryanto,
1993). Dari metode
menyimak yang terbebas dari diskusi, analis
tidak menggunakan prosedur yang mumpuni mengingat objek pemeriksaan tidak terkait dengan diskusi atau wacana
langsung melainkan melalui komposisi. Selain itu, metodologi
yang dicatat sebagai hard
copy makalah ini menggunakan metodologi subjektif. Eksplorasi subyektif yang berbeda mencoba untuk melihat
objek yang terkonsentrasi
di dalam dan di luar dan menumbuhkan gagasan menggenggam tentang objek pemeriksaan. Efek samping dari
memperhatikan informasi dicatat sebagai sumber informasi. Informasi yang wajib dan dicatat kemudian disusun menurut jenis bahasa sehari-harinya
untuk dibedah mengingat kepentingannya.
Hasil dan Pembahasan
Idomatik adalah
kepentingan leksikal yang dibentuk dari beberapa
kata. Kata-kata yang disusun dengan
campuran kata lain juga dapat
melahirkan berbagai implikasi (Djajasudarma,
1999:16). Jadi, informal adalah gabungan
kata yang pengertian pentingnya
tidak sama dengan arti penting kata-kata
yang menyusunnya.
1.
Batasan Makna Idiomatis
Istilah majas
berasal dari bahasa Yunani yang berarti �sendirian, tidak salah lagi, unik�. Dalam
beberapa kasus juga disebut ragam dialek,
yang biasa untuk pertemuan tertentu, bahasa sehari-hari, ucapan, tugas ganjil,
atau yang menantang untuk membuat interpretasi
secara akurat ke dalam dialek
yang berbeda. Signifikansi
yang terkandung dalam majas disebut kepentingan
sehari-hari (Suwandi,
2008). Beberapa
pengertian atau pengertian majas antara lain:
a) Konstruksi yang signifikansinya
tidak setara dengan kepentingan konsolidasi individu-individunya (Kridalaksana,
2013).
b) Biasanya sebagai
ekspresi sedangkan signifikansi tidak dapat dimaknai secara konsisten atau linguistik dengan bergantung pada pentingnya kata-kata yang menyusunnya
(Keraf,
1985).
c) Ungkapan bahasa
sebagai campuran kata (keadaan) yang implikasinya disatukan dan tidak dapat diuraikan dengan makna komponen
penyusunnya (Soedjoto,
1987: 101: KBBI, 1988: 320). Sementara itu, menurut (Chaer,
2009), bahasa
sehari-hari adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, ungkapan, atau kalimat) yang maknanya tidak dapat "diharapkan" dari kepentingan leksikal komponen dan sintaksisnya. pentingnya unit-unit ini. Sedangkan kepentingan informal adalah kebermaknaan suatu unit bahasa (baik kata, ungkapan, atau kalimat) yang �menyimpang� dari makna leksikal atau makna sintaksis
komponen-komponen penyusunnya.
Untuk mengetahui pentingnya ekspresi dari sebuah kata (ekspresi atau kalimat)
tidak ada cara alternatif kecuali menemukannya dalam referensi kata sehari-hari.
2. Bentuk Idiom
Menurut Sudaryat, dalam bahasa Indonesia, ada dua macam majas,
yaitu bahasa sehari-hari penuh dan ungkapan setengah jalan.
a) Idiom
Penuh
Full
Idiom adalah majas yang maknanya tidak dapat digambarkan dengan cara apapun
dari komponen-komponennya
yang berbeda. Dalam frasa lengkap, signifikansi digabungkan dan tidak dapat diuraikan
dengan pentingnya konstituennya. Model: kerja = kerja keras‟
b) Idiom Parsial
Beberapa kiasan
adalah ucapan yang kepentingannya masih tergambar dari salah satu komponen penyusunnya.
Dalam majas tertentu, salah satu komponen sebenarnya memiliki makna leksikal (Suwandi,
2008) Model: pakaian yang lebih besar dari rata-rata = pakaian yang menghubungkan dengan tingkat pangkat/martabat‟
3.
Sumber Idiom
Idiom adalah
jenis artikulasi bahasa. Artikulasi bahasa adalah pemberitahuan
tentang sesuatu yang dialami oleh pemakainya. Artinya, bahasa merupakan tanda kehidupan (budaya) individu yang menggunakannya. Selanjutnya maksim merupakan salah satu wujud kehidupan (budaya) individu yang menggunakannya (Sudaryat, 2008:
81). Menurut Sudaryat
(2008: 81-88), sumber pengenalan
frasa adalah pengalaman berharga dari individu yang menggunakannya yang terdiri dari 6 (enam) sumber
maksim: a) Idiom dengan
Bagian Tubuh b) Idiom dengan
Nama Warna c) Idiom dengan
Nama Benda Alam d ) Idiom dengan Nama Hewan e) Idiom dengan Bagian Tumbuhan f) Idiom dengan Angka Kata.
4.
Sumber Idiomatik
Yang Terdapat Dalam Bahasa Melayu Patani Pada Tuturan Masyarakat Melayu Patani Thailand Selatan
Dalam sumber
bahasa sehari-hari terdapat 6 (enam) mata air frase: a) Idiom dengan Bagian Tubuh b) Idiom dengan Nama Warna c) Idiom dengan Nama Benda Alam d) Idiom dengan Nama Hewan e) Idiom dengan Bagian Tumbuhan f) Idiom dengan angkaa) I
a) Diom dengan
Bagian Tubuh
Data kata dalam Bahasa Melayu |
Fonetik |
Padanan dalam Bahasa
Indonesia |
Interprestasi |
Data kata dalam Bahasa Melayu |
Kengah palo |
/kegahɁ/ /Palo/ |
Keras kepala |
Tidak mau mendengar
nasihat/arahan dari orang lain |
Sifat keras kepala Dadang telah membuatnya gagal meraih impiannya sejak kecil. |
Depe hidong |
/daɁpɛ/, /hidoɳ/ |
Depan mata |
Sudah ada di dekat kita namun
tidak� keliharan |
Sudah ada di depan tetapi tidak kelihatan |
Jaga mulot |
/jagɔ/, /muloɁ/ |
Jaga mulut |
Jaga� mulut |
Berhati-hati bila berbicara. |
Gata mulot |
/gata/, /muloɁ / |
Gatal mulut/senag menggosipkan orang lain |
Merasa gatal mulut |
Suka bercerita keburukan orang |
Mulot manih |
/muloɁ/, /manih/ |
Mulut manis |
Semua yang berbicara
enak didengar dan kelihatan baik. |
Mulut yang berasa manis |
Akat kaki |
/akaɁ/,
/kaki/ |
Angkat kaki |
Meninggalkan sesuatu tempat |
Akat kaki |
Berat mulot |
/bəɣaɁ/, /muloɁ/ |
Berat mulut |
Orang bertanya tetapi terlambat |
Berat mulot |
Burok siku |
/buɣoɁ/, /siku/ |
Buruk siku |
Mengambil balik sesuatu yang telah diberikan kepada orang lain. |
Siku yang luka sehingga menjadi buruk |
Daging darah |
/dagiɳ/, /daɣɔh/ |
Darah daging |
Anak dari keturunan sendiri. |
Isi pada manusia atau |
Muka teba |
/muka/ /Teba/ |
Tidak tahu malu |
|
Tidak malu apa
pun |
Buto huruh |
/butɔ/, /huɣuh/ |
Buta huruf |
Tidak kenal huruf
atau tidak tahu membaca dan menulis. |
Tidak pandai pembaca huruf |
Buto tuli |
/butɔ/, /tuli/ |
Buta tuli |
Tidak dapat melihat
dan |
|
Mendengar |
Terus menerus tidak ada tujuan. |
|
|
|
Jatoh saket |
/jatoh/, /sakeɁ/ |
Jatuh sakit |
Mendapat sakit |
Jatuh mendapat sakit |
Buto huruh |
/butɔ/, /huɣuh/ |
Buta huruf |
Tidak kenal huruf
atau tidak tahu membaca dan menulis. |
Tidak pandai pembaca huruf |
Buto tuli |
/butɔ/, /tuli/ |
Buta tuli |
Tidak dapat melihat
dan |
Mendengar Terus menerus tidak ada tujuan. |
Gilo iseng |
/gilɔ/, /iseɳ/ |
Gila |
Gila kerana tersalah menuntut |
|
Muroh hati |
/mugoʰ/ /Hati/ |
Baik hati |
Ibu mengajarkan untuk selalu bermurah hati kepada orang lain. |
Orang baik hati |
Buta hati |
/buta/ /hati/ |
Tidak berbelas kasih |
Sifat buta hatinya membuatnya dijauhi oleh semua warga desa. |
|
Lupa diri |
/lupo/ /diri/ |
Tidak sadar |
Pendidikan yang tinggi justru membuat pejabat itu lupa
diri. |
Pendidikan yang tinggi justru membuat pejabat itu lupa
diri. |
Cari make |
/cʰaɣi/, /makɛ/ |
Cari makan |
Bekerja atau mencari
rezeki. |
Bekerja atau mencari
rezeki. |
Hile aka |
/hilɛ/, /aka/ |
Hilang akal |
Gila |
Pikiran sudah hilang |
b) Idiom dengan
Nama Warna
Tidak ada
kalimat demi nama ragam dalam bahasa
Melayu Patani dalam wacana kelompok
orang Melayu Patani
Thailand Selatan.
c) Idiom dengan
Nama Benda-benda Alam
Data kata dalam Bahasa Melayu |
Fonetik |
Pandaan dalam Bahasa Indonesia |
Interpretasi Indonesia |
Interpretasi Melayu patani |
Gilo baye |
/gilɔ/,
/bayɛ/ |
Gila baying |
Cinta kepada seseorang yang |
Gilo baye |
|
|
|
|
|
d) Idiom dengan
Nama Binatang
Data kata dalam Bahasa Melayu |
Fonetik |
Pandaan dalam Bahasa Indonesia |
Interpretasi Indonesia |
Interpretasi Melayu patani |
Boyo |
ˈboiō |
Buaya darat |
lelaki yang suka
menipu wanita |
Anton dikenal dengan sebutan si buaya
darat karena suka mempermainkan hati wanita. |
Kaki aye |
/kaki/, /hayɛ/ |
Ceker |
Tidak memakai sepatu. |
Kaki pada ayam |
e) Idiom Dengan
Bagian Tumbuh-Tumbuhan
Tidak terdapat
kalimat Bagian Tumbuh-tumbuhan
dalam Bahasa Melayu Patani pada tuturan masyarakat Melayu Patani Thailand Selatan
f)
Idiom dengan Kata Bilangan
Data kata dalam Bahasa Melayu |
Fonetik |
Pandaan dalam Bahasa
Indonesia |
Interpretasi |
Data kata dalam Bahasa Melayu |
Habih tahun |
/habih/, /tʰahoɳ/ |
Habis tahun |
Akhir tahun. |
Tahun itu sudah tidak
ada lagi |
Habih bule |
/habih/,
/bulɛ/ |
Habis bulan |
Akhir bulan. |
Bulan itu sudah tidak ada |
Jale tegoh |
Jalɛ/ /Tegoh/ |
Jalan tegoh |
Memiliki makna keputusan yang di ambil dari dua pendapat
secaraadil, tidak memihak salah satu pendapat itu |
keputusan yang di ambil dari dua pendapat
secaraadil, tidak memihak salah satu pendapat itu |
Kaki limo |
/kaki/, /limɔ/ |
Teras Lima |
Bahagian lantai di depan kedai atau
rumah. |
Kaki yang memepunyai |
Buleh so nok duwo |
/Buleh/ /So/nok
/duwo/ |
Beleh satu mau dua |
Sudah dapat yang bagus tetapi� ingin
yang bagus lagi |
Orang yang tidak syukur dengan apa yang sudah dapat |
5.
Konten Penggunaan
Dalam Idiomatic Dalam
Bahasa Melayu Patani Pada Tuturan Masyarakat Melayu Patani Thailand Selatan
Pada penelitian
ini telah ditemukan sebanyak 7 idiom terbagi menjadi 2 idiom yaitu idiom penuh dan sebagian. berikut adalah penjelasannya.
a) Idiom Penuh
Idiom penuh
adalah pepatah yang kepentingannya tidak dapat digambarkan dengan cara apa
pun dari berbagai komponennya. Dalam ekspresi penuh, signifikansi menyatu dan tidak dapat diuraikan
dengan pentingnya konstituennya.
Model: kerja
= kerja keras‟
1) Dalam kondisi
mengais, individu yang membuat pekerjaan harus bekerja
Dalam keterangan
tersebut, maksim lengkapnya memasukkan kata mengais karena kata mencari makan jika
dilihat dari arti sebenarnya mengandung arti bekerja, namun dalam kaitannya dengan kalimat ini kata mengaduk-aduk merupakan suatu zat tunggal yang kepentingannya tidak terdapat dalam kata cari dan makan.
2) Karena keluarga
terganggu akhirnya berpisah, dapat mengakhiri tumuwe
Dalam keterangan
tersebut, majas lengkapnya termasuk kata habis tumuwe atau
dipisah karena kata habis tumuwe atau
terpisah jika dilihat dari makna
sebenarnya yang mengandung
arti habis adalah di tumuwe, namun berkenaan
dengan kalimat ini kata habis tumuwe atau terpisah
adalah unsur tunggal yang maknanya sama sekali tidak
tergambar dari kata keluar dan kata tumuwe.
3) Banyak individu
melihat, ketika individu bekerja dengan penuh semangat
maka akan jatuh bangun
Dalam keterangan
tersebut, bahasa sehari-hari lengkapnya menggabungkan kata jatuh dan bangun karena kata jatuh ke atas
bila dilihat dari arti sebenarnya mengandung arti jatuh dengan banyak tanjakan,
namun berkenaan dengan kalimat ini tinggi rendahnya
merupakan suatu solidaritas yang kepentingannya tidak terlalu penting.
'tidak dengan
peregangan digambarkan dari jatuh dan bangun.
4) Dikatakan, individu
yang padat namun tiba-tiba menjadi sakit
Pada keterangan
di atas, bahasa sehari-hari yang lengkap memasukkan kata sakit karena kata sakit jika dilihat dari
arti sebenarnya mengandung
arti jatuh lemah, namun sehubungan dengan kalimat ini kata jatuh sakit merupakan unsur tersendiri yang kepentingannya tidak oleh imajinasi apa pun yang digambarkan dari kata jatuh dan kata lemah.
5) Setelah empat
tahun upaya harmoni bertemu dengan kejutan atau kepahitan yang luar biasa
dunia tampaknya
miring untuk tidak menyalahkan Israel sebagai pihak yang bersalah. Informasi tersebut memuat peribahasa lengkap yang terdapat dalam kata hacur Hati atau sangat sengsara karena kata hacor Hati atau
sangat sengsara jika dilihat dari kepentingannya
(kakak, artikan arti patah hati, apa
itu hati. Untuk alasan apa
mungkin Hal ini dapat dijelaskan. Motivasi di balik mengapa peribahasa hacor Hati disebut
sebagai pepatah lengkap. Penjelasannya terpecah-pecah. Hal ini juga berlaku untuk semua
model) yang sebenarnya menyiratkan
perasaan sangat sakit, tetapi pada kalimat ini kata-kata "hacur Hati" atau "sangat sengsara" adalah satu kesatuan yang maknanya tidak bisa digambarkan dengan cara apapun
dari kata hacur dan kata hati.
b) Idiom Sebagian
Beberapa ungkapan
adalah ungkapan yang kepentingannya masih tergambar dari salah satu komponen penyusunnya.
Dalam bahasa sehari-hari tertentu, salah satu komponen sebenarnya
memiliki kepentingan leksikalnya
6) Ayah naik darah mendengar kakak berani menghardik
ibu.(naik
darah = emosi)
7) Pakaian kebesaran = pakaian
yang berkenaan dengan ketinggian pangkat/ martabat
Kesimpulan
Berdasarkan analisis
idiomatik pada masyarakat melayu Patani. Ditinjau dari pemeriksaan
bahasa sehari-hari kelompok orang Melayu Patani, penelitian ini menelusuri komponen bahasa sehari-hari, khususnya ungkapan penuh dan peribahasa bagian. penuh maksim (mencari
makan, habis, tumbang, jatuh pingsan, patah hati) serta menemukan
beberapa idium (darah naik, pakaian lebih besar dari
biasanya) dan dalam konsentrat ini juga ditemukan sumber informal6 (enam) mata air ucapan: ( a) Idiom dengan Bagian Tubuh Kengah palo (Depe hidong, Jaga mulot, Gata mulot,
Mulot manih, Akat kaki)( b) Idiom dengan Nama Warna tidak boleh
kalimat c) Idiom dengan
Nama Benda Alam (Gilo baye
)( d) Idiom dengan Nama Hewan
(Boyo , Kaki aye) (e) Idiom dengan Bagian Tumbuhan Tidak ada kalimat dengan
Bagian Tumbuhan (f) Idiom Berangka
Kata (Habih Tahun, Habih bule, Jale tegoh, Kaki limo, Buleh so nok duwo) yang terdapat dalam informal sesuai dengan setting kalimat investigasi penggunaan informal dalam kelompok orang Melayu Patani Thailand.
Baba, Hawiyah, & Jalaluddin, Nor
Hashimah. (2015). Nilai Melayu dalam simpulan bahasa: Analisis pragmatik. Seminar
Linguistik Kebangsaan (Slik2015)�Pelestarian Dan Perekayasaan Bahasa� Dewan
Bahasa Dan Pustaka, Kuala Lumpur, 20�21.
Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis bahasa
Indonesia: pendekatan proses. Rineka Cipta.
Dewi, Rahma, & Nisa, Khairun. (2021).
Analisis Makna Idiomatis Bahasa Melayu Batu Bara Pada Percakapan Masyarakat
Desa Benteng. Lokabasa, 12(1), 101�109.
Hirobumi, Sato, & Mamah, Manavavee.
(2020). Bahasa Melayu Dan Masyarakat Patani, Thailand.
Keraf. (1985). 109 Argumenttasi Dan
Narasi. Ende Flores: Nusa Indah.
Kholifah, Umi, & Sabardila, Atiqa.
(2020). Analisis Kesalahan Gaya Berbahasa Pada Sosial Media Instagram Dalam
Caption Dan Komentar. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 15(3),
352�364.
Kridalaksana, Harimurti. (2013). Kamus
Linguistik (edisi keempat). Gramedia Pustaka Utama.
Sa, Muhammad Luqman Ibnul Hakim Mohd,
Hamzah, Zaitul Azma Zainon, Zakaria, Muhammad Zaidi, & Mohamed, Mohd
Sollah. (2015). Fenomena Antara Idiom dan Kolokasi: Satu Analisis Terjemahan
Struktur dan Makna. Jurnal Linguistik, 19(2).
Sudaryanto. (1993). Metode dan aneka
teknik analisis bahasa: Pengantar penelitian wahana kebudayaan secara
linguistis. Duta Wacana University Press.
Suwandi, Sarwiji. (2008). Semantik:
Pengantar Kajian Makna.
Copyright holder: Ahmad Muhammad, Catur Kepirianto (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |