Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 8, Agustus 2022
ANALISIS
LAGU HARI MERDEKA KARYA H. MUTAHAR ARANSEMEN SINGGIH SANJAYA DALAM GUBAHAN
PADUAN
Nursilah, Tengku Ritawati
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau (UIR), Pekanbaru, Riau, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]����
��
Abstrak
Penelitian ini didasari oleh keinginan peneliti untuk menganalisis bentuk dan struktur lagu serta elemen-elemen musik Lagu Hari Merdeka Ciptaan H. Mutahar aransemen Singgih Sanjaya dalam gubahan paduan suara, dimana syairnya menceritakan sejarah Hari Kemerdekaan RI yang mengisyaratkan pesan �semangat patriotik, cinta tanah air dan kesetiaan dalam mempertahankan kemerdekaan. Aransemen yang cukup menarik oleh Singgih Sanjaya menjadikan lagu ini mendapat kehormatan untuk dinyanyikan pada upacara hari Kemerdekaan RI di Istana Negara oleh paduan suara Gita Bahana Nusantara. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan analisis Lagu Hari Merdeka Ciptaan H. Mutahar aransemen Singgih Sanjaya dalam gubahan paduan suara. Penelitian ini menggunakan teori Prier (1996) yang melihat dari aspek bentuk dan struktur musik serta Schneck dan Berger (2006) yang menyatakan elemen-elemen musik terdiri dari ritme, melodi, harmoni, timbre, dinamika dan bentuk. Metode penelitian deskriptif analisis dengan data kualitatif. Data yang diperoleh diolah dengan teknik analisis data melalui prosedur mencari dan menyusun hasil observasi, dokumentasi, wawancara dan studi Pustaka yang dilakukan secara sistematis. Narasumber penelitian adalah Singgih Sanjaya selaku arranger Lagu Hari Merdeka sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lagu Hari Merdeka terdiri dari 85 birama merupakan lagu bentuk 2 bagian A (a x) dan B (a� y y�). �Aransemen lagu dalam tangganada D Mayor yang dinyanyikan dengan satu suara (unisono) kemudian modulasi ke tangganada F Mayor dengan harmoni empat suara (SATB). Tanda sukat (time signature) 4/4, dengan tempo satu satuan menit, 120 nada seperempatan atau not 1 ketuk. Lagu menggunakan gaya Marcia Spiritoso. Teknik permainan dinamika, forte, fortesimo dan fortesisimo. Struktur harmoni empat Suara (SATB) secara keseluruhan mengalir secara vertikal yakni membentuk akord.
Kata Kunci: analisis, lagu Hari
Merdeka, Singgih Sanjaya, aransemen,
paduan suara.
Abstract
This research is based on the researcher's desire to analyze the form and
structure of the song as well as the musical elements of the Hari Merdeka song
created by H. Mutahar, the arrangement of Singgih
Sanjaya in a choral composition, where the poem tells the history of Indonesian
Independence Day which implies a message of patriotic spirit, love for the
homeland and loyalty. in defending independence. An interesting arrangement by Singgih Sanjaya made this song the honor to be sung at the
Indonesian Independence Day ceremony at the State Palace by the Gita Bahana Nusantara choir. This study aims to describe the
analysis of the song Hari Merdeka by H. Mutahar, the arrangement of Singgih Sanjaya in a choral composition. This study uses
the theory of Prier (1996) which looks at the aspects of the form and structure
of music and Schneck and Berger (2006) which states
that the elements of music consist of rhythm, melody, harmony, timbre, dynamics
and form. The research method is descriptive analysis with qualitative data.
The data obtained were processed by data analysis techniques through procedures
for finding and compiling the results of observations, documentation,
interviews and library studies which were carried out systematically. The
research resource person is Singgih Sanjaya as the
arranger for Hari Merdeka as the research subject. The results showed that the
song Hari Merdeka consists of 85 bars which are songs in the form of 2 parts A
(a x ) and B (a' y y'). Arrangement of songs in the D
Major scale which is sung in one voice (unisono) then modulated to the F Major
scale with four voice harmony (SATB). 4/4 time
signature, with a tempo of one minute, 120 quarter notes or 1 beat notes. The
song uses the style of Marcia Spiritoso. The technique of playing dynamics,
forte, fortesimo and fortesimo.
The four-voice harmony structure (SATB) as a whole flows
vertically, forming a chord.
Keywords: analysis, independence
Day Song, Singgih Sanjaya, arrangement, choir
Pendahuluan
Musik adalah suatu hasil
karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan� penciptanya melalui
unsur-unsur pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur
lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan (Jamalus, 1988). Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa musik merupakan seni yang timbul
dari perasaan atau pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi diri,
yang� diolah dalam suatu nada-nada atau
suara-suara yang harmonis.
Musik dapat dikelompokkan
dalam tiga bagian, yakni musik vokal, instrumental dan gabungan antara
keduanya. Musik vokal merupakan musik yang dihasilkan dari suara manusia, musik
instrumental adalah komposisi musik tanpa syair sedangkan musik gabungan yakni
kolaborasi antara vokal dan instrumen. Khusus�
dalam penyajian,� musik vokal
dapat dilakukan secara solo, duet, trio ataupun kwartet. Disamping itu,
penyajian vokal juga dapat� dilakukan
secara besar yang disebut� dengan paduan
suara.
Paduan suara atau dalam
bahasa Belanda koor merupakan istilah yang merujuk kepada ansambel musik
yang terdiri atas penyanyi-penyanyi maupun musik yang dibawakan oleh ansambel
tersebut (Soeharto dalam Arsila, 2016). Paduan suara telah tumbuh menjadi genre
yang cukup penting di Indonesia, yang ditandai dengan munculnya grup-grup
paduan suara� seperti Small Choir
maupun Mixed Choir yang tersebar di seluruh Indonesia.
Salah satu paduan suara
Nasional yang cukup dikenal di Indonesia ialah paduan suara Nasional Gita
Bahana Nusantara yang dibentuk pada tahun 2003, beranggotakan putera-puteri
Bangsa yang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Adapun tujuan
pembentukannya adalah dalam upaya untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan meningkatkan
apresiasi seni suara dikalangan generasi muda. Disamping itu, melalui Gita
Bahana Nusantara diharapkan akan� tumbuh
kembali kecintaan terhadap lagu-lagu wajib Nasional sebagai upaya pelestarian yang
sarat akan semangat Patriotisme dan penghargaan�
terhadap jasa para pahlawan.
Lagu-lagu Nasional yang
dipersembahkan dalam hal ini telah diaransemen oleh seorang arranger yang
terpilih dan terpercaya diantaranya ialah Singgih Sanjaya. Singgih Sanjaya diberi kepercayaan menjadi kondaktor utama pada 2010-2013, sekaligus arranger untuk Orkestra Nasional Gita
Bahana Nusantara dari tahun 2003-2017 dalam acara kenegaraan
pada Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI di Istana Negara. Selain itu, ia juga menjadi arranger, kondaktor dan komposer Light Keroncong Orchestra pada Solo Keroncong Festival-Surakarta,
dan masih banyak prestasi lainnya.
Pengalaman
dan profesionalitas Singgih Sanjaya sudah tidak
dapat diragukan lagi. Dengan tangan
dinginnya, beliau banyak menghasilkan karya-karya musik yang gemilang salah
satu diantaranya ialah aransemen
lagu Hari Merdeka ciptaan. H
Mutahar. H. Mutahar adalah sosok yang dikenal sebagai komponis lagu-lagu
Kebangsaan dan anak-anak yang cukup populer hingga saat ini. (diperoleh dari
http://style.tribunnews.com diunduh pada 20 November 2017).
Lagu
Hari Merdeka diciptakan pada tahun 1964. Dalam lirik lagu Hari
Merdeka menggambarkan suatu
semangat patriotik dan keteguhan sikap, ketetapan hati untuk membaktikan diri demi Nusa dan Bangsa. Pesan yang tersirat dalam lagu perjuangan
ini adalah kewajiban kita sebagai bangsa Indonesia untuk mencintai Tanah Air, mempertahankan Kedaulatan Negara,
dan juga mensyukuri rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa dengan Kemerdekaan yang telah diperjuangkan.
Penelitian ini didasari
oleh keinginan untuk memahami Lagu Hari Merdeka dalam gubahan paduan suara oleh
Singgih Sanjaya, yang mengandung konsep-konsep musikal� komposisi yang unik dan menarik. Pada lagu
Hari Merdeka versi asli dinyanyikan dalam��
tangganada Es Mayor (Es=do), tanpa ada pengulangan lagu dan modulasi.
Singgih Sanjaya mengaransemen lagu tersebut dalam� tangganada D Mayor yang dinyanyikan dengan
satu suara, kemudian modulasi ke tangganada F Mayor dengan harmoni 4 suara.
Struktur harmoni yang di dalamnya terdapat teknik-teknik yang digunakan untuk
suatu komposisi. Misalnya dalam menangani akord, banyak menggunakan akord
balikan. Dengan tempo Marcia-spiritoso, lagu ini terdengar hikmat walaupun
bertempo cepat. Alur melodi terdapat teknik permainan dinamika seperti� forte, fortesimo dan fortesisimo.
Berdasarkan alasan
diatas,� penulis tertarik untuk melakukan
studi analisis lagu Hari Merdeka karya H. Mutahar yang diaransemen oleh Singgih
Sanjaya dalam gubahan paduan suara dengan cara menganalisis karya tersebut
meliputi bagian-bagian musik� yang� mencakup penguraian bagian-bagian sebuah lagu
seperti, motif, frase, kalimat lagu atau periode lagu, bentuk lagu dan lain
sebagainya.
Analisis musik dianggap
penting karena kita dapat mengetahui bagaimana bentuk, struktur lagu, struktur
harmoni dan interpretasi dari sebuah karya musik, dalam hal ini lagu Hari
Merdeka,
yang� belum pernah diteliti
sebelumnya.� Ditambah lagi teks atau
lirik lagu yang terkandung memiliki nuansa semangat patriotisme yang tentunya
memiliki pengaruh penting bagi bangsa Indonesia guna memupuk rasa cinta Tanah
Air dan� rasa Nasionalisme.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu merupakan metode
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan akurat
mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat tertentu yang terdapat dalam� objek penelitian (Iskandar, 2008).
Dalam penelitian ini
penulis mengunakan pendekatan analisis data kualitatif. Sebagai implementasi pendekatan ini penelitian telah
dimulakan dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan tulisan� yang cukup signifikan sebagai rujukan
terutama untuk pembahasan kajian analisis lagu Hari Merdeka ciptaan H.Mutahar
aransemen Singgih Sanjaya dalam� gubahan
paduan suara. Data yang diperoleh diolah dengan teknik
analisis data� melalui prosedur mencari
dan menyusun hasil observasi, dokumentasi, wawancara dan studi Pustaka yang
dilakukan secara sistematis guna
menjawab persoalan kajian yang ada. Narasumber penelitian
adalah Singgih Sanjaya selaku arranger Lagu Hari Merdeka sebagai subjek
penelitian. Dapatan kajian
akhir memberi kepastian apakah kesimpulan-kesimpulan tersebut sesuai dengan
tujuan penelitian yang diharapkan.
Hasil dan Pembahasan
Lagu Hari Merdeka Ciptaan H. Mutahar
Lagu Hari Merdeka karya H. Mutahar yang diciptakan tahun 1946. Lagu ini telah menjadi lagu wajib nasional Bangsa Indonesia yang menjadi lambang negara dan menjadi simbol persatuan dan kebangsaan masyarakat Indonesia. Sesuai dengan namanya, masyarakat Indonesia wajib untuk menyanyikannya disetiap hari kebangsaan (https://idkuu.com/apa-tujuan-pencipta-lagu-nasional).
H. Mutahar merupakan sosok komponis pencipta lagu kebangsaan dan anak-anak. Teks atau lirik lagu Hari Merdeka �membawa pesan sejarah Hari Kemerdekaan RI yang mengisyaratkan pesan� semangat patriotik, keteguhan sikap, cinta tanah air, nasionalisme dan kesetiaan dalam mempertahankan kedaulatan negara serta mensyukuri rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa dengan Kemerdekaan yang telah diperjuangkan.
Pada lagu �Hari Merdeka �karya H. Mutahar dinyanyikan dalam� tangganada Es Mayor (Es =
do), tanda sukat 2/4, terdiri dari� 41 birama dan gaya yang
digunakan ialah Con Brio (semangat, berapi-api) seperti yang terlihat pada karya H. Mutahar di bawah ini:
Notasi 1: Fullscore Lagu Hari Merdeka Versi Asli
(Sumber: Diktat Herwin Yogo Wicaksono)
Analisis Bentuk
Lagu Hari Merdeka Ciptaan
H. Mutahar Aransemen Singgih Sanjaya dalam Gubahan
paduan suara
Dalam kajian ini, fokus
penelitian adalah menganalisis partitur lagu Hari Merdeka aransemen Singgih Sanjaya dalam gubahan paduan suara. Lagu Hari
Merdeka merupakan lagu yang
cukup populer yang selalu dinyanyikan pada upacara memperingati hari kemerdekaan RI oleh paduan suara Gita Bahana Nusantara di Istana Negara. �Lagu ini terdiri dari
85 birama, yang �dibuat dengan tanda sukat
4/4 �dalam tangganada D Mayor� dinyanyikan dengan satu suara (unisono) kemudian modulasi ke tangganada F Mayor dalam harmoni 4 suara (Sopran, Alto, Tenor dan Bas).
Disamping itu, terdapat sedikit bagian lagu yang
menjadikan suara Alto, Tenor dan Bas dibagi menjadi dua yaitu Alto 1 dan Alto 2, Tenor 1
dan Tenor 2, Bas 1 dan Bas 2. Tanda tempo satu satuan menit, terdapat 120 nada seperempatan atau not 1 ketuk, dengan
gaya Marcia-spiritoso yang berarti: Marcia (mars) lagu untuk berbaris, sedangkan Spiritoso berarti dengan penuh semangat.
Alur melodi terdapat teknik permainan dinamika seperti forte, fortesimo dan fortesisimo. Lagu Hari Merdeka aransemen
Singgih Sanjaya terdiri dari dua bagian
yaitu: bagian A (a x) memiliki 11 motif dan bagian B (a�
y y�) memiliki 12 motif.
Struktur harmoni 4 Suara
lagu Hari Merdeka aransemen
Singgih Sanjaya secara keseluruhan mengalir secara vertikal yakni membentuk akor. Hal ini dapat
terlihat jelas� �dimana sopran, alto, tenor dan
Bas sama-sama berfungsi sebagai pembawa melodi. Namun demikian
juga terdapat beberapa bagian struktur harmoni lagu ini
mengalir secara horizontal yakni membentuk melodi sesuai progresi
akor.� Urutan bagian pada tangganada F Mayor yakni A (a x) � B (a� y y�) � B (y y�) � Coda.
Kalimat A (a x)
Kalimat A sepanjang
10 birama dimulai pada ketukan ke 3 birama
12 hingga birama 21 dengan frase tanya� (anteseden) empat setengah birama dan Frase� jawab (konsekwen) lima setengah birama. Perhatikan notasi dibawah ini.
�����������
Notasi 2: Kalimat
A (a x) pada lagu Hari Merdeka Birama
12-21
Frase anteseden
dan konsekwen pada kalimat
A diatas terdiri dari potongan-potongan motif yang
berkaitan menjadi kesatuan. Prier (1996:27) mengatakan
motif muncul sebagai unsur yang terus menerus dikembangkan, dimainkan dan diolah. Terdapat tujuh cara pengolahan motif, yaitu ulangan Harafiah,
ulangan pada tingkat lain, pembesaran dan pemerkecilan
interval, pembesaran dan pemerkecilan
nada serta pembalika.
Pada kalimat A lagu Hari Merdeka ditemukan 11 motif yang diilustrasikan
dengan huruf dan angka yakni: motif asli (m), m1, m2, m3, m4, m5, m6, m7, m8, m9, m10. Pada bagian ini vokal
dinyanyikan dengan indah secara unisono. Perhatikan motif dibawah ini.
Notasi 3: Motif pada Kalimat A (a x), birama 12-21.
Kalimat B (a� y y�)
Kalimat B terdiri
dari 12 birama dimulai pada ketukan pertama birama 22 hingga birama 33, dengan frase tanya
tiga setengah birama dan frase jawab empat setengah birama (y) kemudian diulang kembali (y�). Perhatikan notasi dibawah ini.
Notasi 4: Kalimat
B (a� y y�) pada lagu Hari Merdeka Birama 22-33
Frase anteseden
dan konsekwen pada kalimat
B diatas terdiri dari potongan-potongan motif yang
berkaitan menjadi kesatuan. Pada kalimat B lagu Hari Merdeka ditemukan 13
motif yang diilustrasikan dengan
huruf dan angka yaitu: m1, m2, m3, m4, m5, m6, m7, m8, m9, m10, m11, m12
dan m13. Pada bagian ini vokal dinyanyikan dengan indah secara
unisono. Perhatikan motif dibawah
Notasi 5: Motif Kalimat B (a� y y�) birama 22-33
Kadens
Hanna Sri Mudjilah (2010;72) menyatakan secara umum Kadens dibagi dalam 2 jenis yaitu Kadens Authentic (Authentic Cadence) dan Kadens Plagal (Plagal Cadence). Jika dilihat dari notasi, maka kadens pada kalimat A SATB unisono yaitu kadens plagal tidak sempurna (imperfect plagal cadence): IV � I. Mengingat kedua triad (IV dan I), sudah dalam posisi dasar (root potition), tetapi terts dari triad terakhir (I), di suara sopran. Selanjutnya yaitu kadens setengah yaitu� Supertonika - Dominan (II � V) pada frase jawab. (Untuk lebih jelas dapat dilihat pada notasi 2, diatas).
Demikian juga pada �kalimat A SATB� empat suara yaitu kadens autentik tidak sempurna (imperfect authentic cadence) :� V � I. pada kadens autentik tidak sempurna, kedua triad (V dan I) dalam posisi dasar, yaitu pada akord V = C7 nada dasar Bas adalah C, dan pada akord I = F nada dasar Bas adalah F. Kuint dari triad terakhir (I), di suara sopran. Selanjutnya yaitu kadens setengah yaitu Supertonika-Dominan (II � V) pada frase jawab.
Pada kalimat B �yaitu pada kalimat tanya (a�) ialah Kadens autentik sempurna (V � I)� karena kedua triad (V dan I), dalam posisi dasar, dan tonika dari triad terakhir (I), di suara sopran. Pada frase jawab (y), ialah kadens autentik setengah (IV � V). Frase jawab (y�) terdapat kadens autentik sempurna (V � I)� karena kedua triad (V dan I), dalam posisi dasar, dan tonika dari triad terakhir (I), di suara sopran. (Untuk lebih jelas dapat dilihat pada notasi� 4, diaatas).
Pada kalimat B SATB harmoni empat suara yaitu pada kalimat tanya (a�) menggunakan Kadens autentik sempurna (perfect authentic cadence) : V - I� Pada kadens autentik sempurna, kedua triad (V dan I), dalam posisi dasar, dan tonika dari triad terakhir (I), di suara sopran.
Selanjutnya kadens pada jawaban (y) yaitu Kadens autentik setengah (authentic half cadence) : IV � V. Pada kadens autentik setengah, kedua triad dalam posisi dasar. Kadens Setengah (Dominan): IV � V, II � V, I � V. Sedangkan kadens pada jawaban (y�) ialah Kadens autentik sempurna (perfect authentic cadence) : V - I� Pada kadens autentik sempurna, kedua triad (V dan I), dalam posisi dasar, dan tonika dari triad terakhir (I), di suara sopran.
�����������
Rhythm (Ritme)
Schneck dan Berger (2006:34-35), menyatakan bahwa rhythm (ritme)
merupakan kombinasi kompleks dari tiga
sifat yang berbeda dan bekerja secara serentak, yaitu: pulse, pace
(kecepatan) dan Patern
(pola).
Pulse (nadi dalam musik), yaitu komponen
musik yang kompleks berupa �beat�. sering juga disebut
dengan ketukan. Perhatikan pulse pada notasi kalimat A SATB Unisono birama 12 sampai 21 dibawah ini.
Notasi 6: Pulse kalimat A pada Birama
12-21 suara SATB Unisono.
Perhatikan pulse kalimat B pada Birama
22-25 dibawah ini.
Notasi 7: Pulse kalimat B pada
Birama 22-25 suara SATB Unisono.
Pada lagu Hari Merdeka ditemukan pulse pada kalimat A dan kalimat B SATB dalam harmoni empat suara, hampir sama dengan pulse pada SATB unisono. Hanya sedikit perbedaan pada suara Tenor dan Bas pada birama 60-62. �sedangkan Pace (kecepatan) lagu� adalah 120 "tik" per menit, dengan gaya Marcia-Spiritoso.
Patern (pola) pada kalimat A dapat diamati pada notasi dibawah ini.
Notasi 8: Patern kalimat A pada Birama
12-21.
�
Patern (Pola) pada kalimat B Lagu Hari Merdeka aransemen Singgih Sanjaya dapat dilihat
dibawah ini.
Notasi 9: Patern pada kalimat tanya B (a�) SATB Unisono
Pola ritme kalimat tanya B (a�) SATB Unisono dari birama 22 sampai 25 terdapat tiga pola (pattern). Pada SATB Harmoni empat suara, pola ritme masih tetap sama tanpa ada perubahan, baik sopran, alto, tenor maupun bas.
Notasi 10: Patern pada kalimat Jawab B (y y�) SATB Unisono
Pola ritme kalimat jawab B (y
y�) SATB Unisono dari birama 25
sampai 33 terdapat lima pola (pattern).
Pada SATB Harmoni empat suara, pola ritme masih tetap sama untuk sopran dan
alto tanpa ada perubahan, namun terdapat sedikit perbedaan pola untuk suara tenor
dan Bas. Sedikit perbedaan pola tersebut terdapat pada SATB empat suara (Tenor
dan Bas) tepat pada birama 60 sampai 62. Perhatikan perbedaan notasi dibawah
ini.
Notasi 11: Patern pada Birama 60-62 suara Tenor dan Bas SATB empat
suara
Melodi
Schneck dan Berger (2006:166) menyatakan bahwa �Melody is the sequential linking of one pitch to another, and another...� yang artinya Melodi adalah sekuensial menghubungkan satu nada ke yang lain, dan yang lainnya ...�. Unsur melodi mewujudkan empat karakteristik yang saling terkait (empat kata �P�), yaitu meliputi Pitch, Prosody, Phrase, dan Profil (Kontur Melodi).
Pitch (nada) kalimat A (a x), SATB unisono berada pada birama 12 - 21, Sedangkan Kalimat B (a� y y�) birama 22-33 memiliki). Nada-nada yang digunakan �dalam lagu ini adalah D, E, Fis, G, A, B dan Cis dengan variasi not bernilai � ketuk (beat), � ketuk, 1 ketuk, 2 ketuk dan 4 ketuk.
Pada kalimat A (a x)� SATB empat suara� birama 43-52 dan kalimat B (a� y y�) birama 53-64 pada suara Sopran tidak terdapat perbedaan interval maupun nilai nada, hanya saja perpindahan tangganada dari D = do, menjadi F = d, untuk itu solmisasi tetap sama. Sedangkan �nada yang digunakan pada bagian suara Alto, Tenor dan Bas diaransemen secara harmoni. �Nada-nada yang digunakan F, G, A, Bb, B, C, D dan E dengan variasi not bernilai � ketuk (beat), � ketuk, 1 ketuk dan 2 ketuk.
Prosody menyampaikan pola ritmik, kecepatan dan fitur lain yang menjadi suatu ciri emosi yang melekat dalam serangkaian nada. Artinya, hubungan antara nada-nada, irama dengan lirik, atau sering dikatakan �perkawinan antara lirik dengan nada�. Misalnya lirik yang mengandung makna lebih dalam apakah bernada tinggi atau rendah.
Berdasarkan pengertian diatas prosidy �notasi kalimat A dapat diilustrasikan seperti dibawah ini.
Notasi 12: Prosody Kalimat A
SATB Unisono Birama
12-21.
Jika di hubungkan dengan liriknya, ini sangat sesuai prosodynya, karena lirik pada kalimat A rangkaian melodi tersebut ialah �itulah hari kemerdekaan kita �. dalam lirik tersebut komposer terlihat sangat ingin meyakinkan bahwa itulah hari yang agung. Selanjutnya coba perhatikan interval nada terakhir dari birama 16 menuju ke nada awal birama 17, tepatnya pada lirik �Hari Merdeka �, terdapat interval sekst besar yang memberi kesan rasa gembira. Selain itu, jika kita perhatikan tanda gaya yang digunakan ialah Marcia � spiritoso. Gaya spiritoso artinya dengan semangat.
Prosidy kalimat B diilustrasikan sebagai berikut.
Notasi 13: Prosodyalimat B SATB Unisono Birama 22-33
Penulis akan menganalisis pada bagian lirik-lirik yang dirasa menunjukkan makna yang lebih dalam saja. Pada birama 23, potongan lirik merdeka lirik �de-ka� nada yang memenuhi ialah berinterval oktaf sehingga terdapat kesan meyakinkan, agung dan megah. Tentu artinya terdapat prosody yang tepat. Kemudian coba perhatikan interval nada pada lirik � se-tia� menunjukkan interval kwint yang memberi kesan seperti terts, yakni kuat dan meyakinkan. Jika di hubungkan dengan liriknya, ini sangat sesuai prosodinya, karena lirik pada rangkaian melodi tersebut ialah � setia � melambangkan suatu keharusan sikap setia terhadap bangsa Indonesia. Akan tetapi pada lirik �se-dia� menunjukkan interval terts kecil, sedangkan menurut Prier bahwa kesan dari interval terts kecil ialah sedih, padahal lirik disini sama sekali tidak melambangkan kesedihan. Namun walaupun begitu, dikarenakan penggunaan akord mayor G-B-D sehingga lagu tersebut tetap terdengar gembira dan meyakinkan.
Selanjutnya coba perhatikan interval nada terakhir dari birama 28 dan 32 tepat pada lirik �mem-per-ta-han-kan� dan �mem-be=la� terdapat interval sekst besar yang memberi kesan rasa gembira. Dapat kita simpulkan bahwa interval yang digunakan memang benar sesuai dengan nada yang digunakan, hanya terdapat beberapa yang tidak sesuai, akan tetapi masih dapat ditutupi dengan akord mayor, karena kita tahu bahwa lagu Hari Merdeka ini memiliki kesan gembira.
Profil (kontur melodi) pada kalimat A dan kalimat B dapat dicermati bahwa kontur melodi sopran sama seperti kontur melodi pada kalimat SATB Unisono, sementara kontur melodi bagian suara Alto, Tenor dan Bas �mengalir membentuk jalannya lagu dengan gerakan melangkah dan melompat. Sebagai �salah satu contoh dapat dilihat notasi dibawah ini.
Kontur melodi Kalimat tanya A (a) SATB Unisono/Sopran
Gambar 1: Kontur Melodi Kalimat Tanya A (a)
SATB Unisono Birama 12 sampai 21
Kontur Melodi Kalimat Tanya B (a�) SATB Unisono/Sopran:
Gambar 2: Kontur melodi
kalimat jawab B (y) SATB Unisono
Harmoni �
Prier (2006) menjelaskan dalam tatanan paduan suara format paduan empat suara yakni suara wanita dan suara pria adalah merupakan harmoni yang paling lengkap atau paling baik. Pada kalimat A dan B, suara yang menjadi nada dasar triad itu sendiri ialah Bas, sedangkan pembawa melodi utama tetap suara sopran, sehingga alto, tenor dan Bas membentuk akord dengan susunan empat suara. Pada SATB unisono, nada-nada yang dibunyikan secara horizontal tidak banyak membentuk akord, namun secara vertikal suara SATB hanya seperti pelengkap akor, sebab SATB hanya pada satu nada saja. Sedangkan notasi SATB� kalimat� A dan B empat suara jelas bahwa secara vertikal SATB benar-benar membentuk akord dengan empat suara,
Prier (2001: 12) menyatakan bahwa nada terendah atau nada Bas harus sama dengan nada dasar atau akord yang bersangkutan. Namun dapat terjadi bila akord yang sama berulang kali dipakai dapat membosankan jika terus diulang (musiknya menjadi mati). Maka, sebagai variasi pertama dalam mewujudkan akord, yakni dengan membalikkan akordnya seperti nada terts menjadi Bas, nada kwint menjadi Bas, maupun nada septim menjadi Bas. Skema progresi akord pada kaliamt A dan B adalah sebagai berikut:
Kalimat A SATB unisono:
// D - / D - A - / D - - - / D - G - /
�/ D - - - / �G - A - / D - - - / D - E9 - /
/ A - A - / A - A - /
Kalimat B� SATB unisono:
// D - A - / D - - - / D - A - / D - - - /��
����������� �/ D - A - / D - G - / D - - - / G - A - /
������������ / D - A - / D - G - / D - A - / D - - - /
����������� Kalimat A SATB empat suara:
����������� // F - / F - C - / F - - - / F � C7 - /
�/ F - - - / Bb - C
- / F - - - / F - G9 - /
/ C - C - / C7
- C - /
���������
��������� Kalimat B SATB empat suara:
��������� // F -
C - / F - - - / F - C - / F - - - /
��������� �/ F - C - / F - Bb - / F - - - / C7
- C - /
��������� �/ F - C - / F - Bb - / F - - - / C7
- F - /
Timbre
Timbre atau tekstur suara pada lagu Hari merdeka Kalimat A �dan kalimat B
ialah suara Sopran. suara Alto, suara Tenor dan� Bas. Secara keseluruhan volume
suara yang berimbang dalam arti kwantitas, merupakan hasil, dimana semua kelompok
menyanyi dalam �dynamic level� (takaran
dinamik) yang sama.
�Dinamika
Tanda dinamika pada Kalimat A (a x) SATB unisono maupun SATB empat suara terdapat pada awal masuk lirik lagu yaitu
forte yang berarti
keras. Pada lirik �Mer-de-ka� terdapat simbol dibagian atas yang merupakan bagian dari phrasering dan
artikulasi, yakni simbol aksen �yang menunjukkan
bahwa nada tersebut mendapat tekanan. Accent juga dapat berbentuk
simbol (> ) yang terletak tepat diatas sebuah nada.
Pada Kalimat B (a� y y�) SATB unisono tidak terdapat tanda dinamika, hanya terdapat teknik artikulasi pada birama 25, yakni molto accent. Hanna Sri Mudjilah
(2010:85) menyatakan bahwa molto accent merupakan bagian
dari phrasering dan artikulasi. Sedangkan
pada SATB empat suara terdapat dinamikan fortesisimo (sangat keras)
yaitu pada birama 63.
Modulasi
Prier (2001: 60), menyatakan bahwa Modulasi berarti akord pusat (Tonika) ditinggalkan dan diganti dengan akord pusat yang baru (Tonika yang baru). Pada lagu Hari Merdeka aransemen Singgih Sanjaya, terdapat modulasi tetap, yakni dari D = do, menjadi F = do. Untuk menuju ke tanda kunci yang baru (F Mayor), terdapat jembatan berupa akord-akord perantara. Perhatikan notasi dibawah ini, terdapat akord jembatan yakni akord IIm7 dan V7 (dari tanda kunci tujuan), yakni akord Gm7, dan C7. Kemudian perhatikan melodi pada violin, pergerakan melodi pada tanda kunci baru menyesuaikan melodi pada sebelum modulasi.
Notasi 14: Modulasi pada Lagu Hari
Merdeka aransemen Singgih Sanjaya
Coda
Menurut Prier (1996: 23), �Coda� adalah suatu tambahan singkat pada akhir lagu misalnya untuk menutup sebuah lagu instrumental atau karya besar untuk paduan suara. Pada lagu Hari Merdeka aransemen Singgih Sanjaya dalam gubahan paduan suara, terdapat Coda pada akhir lagu. Perhatikan notasi dibawah ini.
Notasi 15: Coda
pada Lagu Hari Merdeka Aransemen
Singgih Sanjaya
Pada birama 78, terdapat perintah kembali mengulang ke bagian H, yakni
bagian kalimat jawab B. Pengulangan kalimat jawab (y�), pada lirik �tetap setia..
mem...� berhenti sampai
disitu disambung dengan Coda. Coda disini merupakan pengulangan akhir kalimat jawab
B (y�). Namun, pengulangan
pada Coda terdapat
sedikit perubahan nada, dengan ritme yang sama.
Perhatikan harmoni pada Coda dibawah
ini.
��
Notasi 16: Harmoni Coda pada Lagu Hari Merdeka Aransemen Singgih Sanjaya
Pada Coda terdapat simbol accent , artinya artikulasinya diberi tekanan tepat pada birama terakhir Coda. Kemudian setelah lagu selesai, terdapat perintah �Teriak�� dengan mengucakan kata �MERDEKA� yang berdinamika fff� (fortesisimo) sangat keras.
Kesimpulan
Pada lagu
Hari Merdeka versi asli dinyayikan dalam tangganada Es Mayor ( Es = do), tanda sukat 2/4, dan gaya yang digunakan ialah Con Brio (semangat, berapi-api). Singgih Sanjaya mengaransemen lagu tersebut dalam tangganada D Mayor yang dinyanyikan
dengan satu suara (unisono) kemudian modulasi ke tangganada
F Mayor dengan harmoni 4 suara. Tanda sukat (time
signature) yang digunakan ialah
4/4. Dengan tanda tempo satu satuan menit,
terdapat 120 nada seperempatan
atau not 1 ketuk. Pada partitur Lagu hari
merdeka aransemen Singgih Sanjaya menggunakan gaya Marcia-spiritoso. Marcia, yang berarti mars, lagu untuk berbaris. Sedangkan Spiritoso berarti
dengan penuh semangat. Teknik permainan dinamika, forte, fortesimo dan
fortesisimo. Struktur harmoni empat Suara
(SATB) secara keseluruhan mengalir secara vertikal yakni membentuk akord.
Lagu Hari Merdeka terdiri
atas 2 bagian A (a x), dan
B (a y y�). Aransemen paduan
suara dengan harmoni empat suara
dimulai setelah modulasi dari D Mayor menjadi F Mayor.�� Struktur harmoni 4 Suara lagu �Hari Merdeka� yang telah diaransemen Singgih Sanjaya secara keseluruhan mengalir secara Vertikal yakni membentuk Akord. Urutan bagian
pada tangganada F Mayor yakni
A (a x) � B (a� y y�) � B (y y�) � Coda.
Kadens pada kalimat
A yaitu Kadens plagal tidak sempurna (imperfect
plagal cadence) sedangkan Kadens
pada kalimat B yaitu pada kalimat tanya (a�) ialah Kadens autentik
sempurna (V � I). Pada frase
jawab (y), ialah kadens autentik setengah (IV � V). Frase jawab (y�) terdapat kadens autentik sempurna (V � I).�
Pada SATB harmoni empat
suara, terdapat perbedaan kadens yang digunakan.
Kadens pada kalimat
B SATB empat suara yaitu pada kalimat tanya (a�) menggunakan Kadens autentik sempurna (perfect authentic cadence). Selanjutnya kadens pada jawaban (y) yaitu Kadens autentik setengah (authentic half cadence) Kadens Setengah (Dominan). Sedangkan kadens pada jawaban (y�) ialah Kadens autentik
sempurna (perfect authentic cadence).
Pada lagu
Hari Merdeka aransemen Singgih
Sanjaya, terdapat modulasi tetap, yakni dari
D = do, menjadi F = do. Untuk
menuju ke tanda kunci yang baru (F Mayor), terdapat jembatan berupa akord-akord perantara. Pada lagu Hari Merdeka aransemen Singgih Sanjaya dalam gubahan paduan suara, juga terdapat Coda pada akhir lagu. y�), pada lirik �tetap setia.. mem...� berhenti sampai disitu disambung dengan Coda. Coda disini merupakan pengulangan akhir kalimat jawab
B (y�). Namun, pengulangan
pada Coda terdapat sedikit perubahan nada, dengan ritme yang sama.
BIBLIOGRAFI
Florentina, Yohanna, I. (2016). Sosok Multitalenta Bagi Indonesia. Diperoleh dari http://style.tribunnews.com/2016/08/16/hut-kemerdekaan-ri-mengenal-h-mutahar-pencipta-lagu-hari-merdeka-dan-bapak-paskibraka pada 7 November 2017 (10.13).
https://idkuu.com/apa-tujuan-pencipta-lagu-nasional).
Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta Pusat: PT Dunia Pustaka Jaya
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. (2013). Gita Bahana Nusantara. Jakarta.
Kumpulan Lagu Karya H. Mutahar. Diperoleh dari https://studinusantara.com/indeks/h-mutahar/ pada 7 November 2017 (pukul 21.50)
Makna Lagu Hari Merdeka. Diperoleh dari� http://www.empetilu.top/2016/07/apa-makna-yang-terkandung-pada-lagu-hari-merdeka.html pada 7 November 2017 (pukul 19:45).
Mudjilah, Hanna Sri. (2010). Teori Musik 1. Bahan Ajar. Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Paz, Farhan Reza. (2015). Analisis Musik Medley �The
Phantom Of The Opera� Untuk
Paduan Suara Karya Andrew
Lloyd Webber Aransemen Ed Lojeski. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.http://repository.upi.edu/16875. 12 Oktober 2017 (15.23).
Prier SJ, Karl Edmund. (1994). Ilmu Melodi. Pusat Musik Liturgi Yogyakarta.
Prier SJ, Karl Edmund. (1996). Ilmu Bentuk Musik. Pusat Musik Liturgi Yogyakarta.
Prier SJ, Karl Edmund. (2001). Ilmu Harmoni. Cetakan keduabelas. Pusat Musik Liturgi. Yogyakarta.
Sanjaya, Ade. (2015). Pengertian Lagu dan Musik. Diperoleh dari http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-lagu-musik-definisi.html?m=1 pada 2 November 2017 (20.00).
Sari, Dian Arsila. (2016). Teknik Vokal Paduan Suara pada Lagu Ku Bahagia di Gereja HKBP Beringin Indah Pekanbaru Provinsi Riau. Skripsi. Universitas Islam Riau.Pekanbaru
Schneck, DJ & Berger, DS. (2006). The Music Effect: Music Physiology And Clinical Appkications. London: Jessica Kingsley Publisher
�
Sinaga, T. (2014). Teknik Menyanyi Dalam Paduan Suara. Jurnal Generasi Kampus. Universitas
Negeri Medan.
Singgih Sanjaya Arranger Sederhana dengan Segudang Prestasi. Diperoleh dari https://posfilm.com/singgih-sanjaya-arranger-sederhana-dengan-segudang-prestasi/ pada 20 Oktober 2017 (pukul 14.50)
Nursilah, Tengku
Ritawati (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |