Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 8, Agustus 2022
Mediana Surya, Tantri Yanuar
Rahmat Syah, Dimas Angga Negoro, Edi Hamdi
Universitas Esa Unggul, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
dan menganalisis pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan risiko bisnis terhadap leverage. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2016-2018 di perusahaan
pertanian. Perhitungan
total sampel yang diperoleh
adalah 45 sampel data perusahaan (selama 3 tahun). Penelitian ini menggunakan program SPSS dan eviews untuk menghitung
hasilnya. Secara umum, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis bukanlah
leverage yang berpengaruh, tetapi
pertumbuhan perusahaan pada
leverage terbukti.
Kata Kunci:�� profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis, leverage, Bursa Efek
Indonesia, BEI
Abstract
The purpose of this study is to test and
analyze the effect of profitability, firm size, firm growth and business risk
on leverage. This research was conducted in Indonesia Stock Exchange (IDX)
period 2016-2018 at agricultural companies. The calculation of total samples
obtained is 45 sample of company data (for 3 years). This research used SPSS
and eviews program to calculating the result. In
general, the result of this study show that profitability, firm size, and
business risk are not effect leverage, but firm growth�s on leverage are
proven.
Keywords:� profitability,
firm size, firm growth, business risk, leverage, Indonesia Stock Exchange, IDX
Persaingan
yang meningkat menuntut perusahaan agar mampu menyesuaikan dengan keadaan. Perusahaan membutuhkan
dana untuk menjalankan bisnisnya, apapun bentuk bidang usaha
yang dijalankan oleh perusahaan
tersebut, agar kegiatan operasionalnya dapat berjalan perusahaan membutuhkan dana. Selain itu, untuk dapat
bersaing perusahaan membutuhkan modal yang cukup besar. Hal inilah salah satu hal yang menyebabkan
perusahaan go public. Hampir
seluruh sumber dana yang dimiliki perusahaan berasal dari modal dan hutang (Sutomo,
2019).
Maka dari itu, Dzafic
(2019)
kebijakan pendanaan dalam sebuah perusahaan
sangat penting agar perusahaan
mengambil keputusan pendanaan yang tepat. Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas pendanaan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, firm growth.
Jika perusahaan menggunakan pinjaman atau sumber dana eksternal maka akan muncul hutang
kepada eksternal, maka resiko finansial
pun juga akan meningkat.
Perusahaan yang mempunyai ketergantungan
pendanaan dari eksternal memiliki resiko yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang sumber dananya berasal dari internal. Resiko yang besar cenderung membuat investor enggan berinvestasi (Dzafic,
2019).
Maka dari itu, perusahaan perlu memperlihatkan kemampuannya untuk menghasilkan return berupa aset atau pertumbuhan
perusahaan dengan menunjukan leverage yang baik.����
Penelitian
sebelumnya menganalisa bagaimana faktor-faktor seperti profitabilitas, firm
growth, firm size (ukuran perusahaan),
investasi, dan business risk mempengaruhi
aktivitas pendanaan
(leverage) pada perusahaan manufaktur
di Indonesia (Sutomo,
2019).
Namun penelitian ini akan meneliti
bagaimana beberapa faktor tersebut mempengaruhi leverage pada perusahaan
agriculture di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah beberapa faktor tersebut akan berpengaruh
pada leverage di perusahaan sektor
agriculture Indonesia, karena Indonesia adalah negara agraris yang mana seharusnya perusahaan sektor agriculture lebih
profitable dibanding sektor
lainnya.
Pecking Order Theory
Perubahan
struktur modal dapat terjadi apabila perusahaan membutuhkan pendanaan jangka panjang. Pendanaan tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Perubahan yang akan terjadi ini
dapat memberikan efek bagi harga
saham perusahaan baik itu efek
positif atau negatif. Pecking Order Theory adalah
salah satu teori yang membahas tentang struktur modal perusahaan (Berzkalne
& Zelgalve et al, 2018).
����������� Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih mencari sumber pendanaan yang minim resiko, terutama resiko turunnya nilai perusahaan dan harga saham. Maka
dari itu perusahaan lebih menyukai pendanaan yang berasal dari internal perusahaan. Menurut Pecking order
theory perusahaan mengutamakan
pendanaan yang tidak beresiko, minim resiko dan beresiko tinggi (Chang,
Chi, & Jargalsaikhan, 2019).
Dimana pertama, perusahaan akan mengusahakan mendapatkan dana yang tidak beresiko seperti retained earning, namun jika tidak dapat
diperoleh maka perusahaan akan memilih pendanaan minim resiko yaitu utang dan jika tidak perusahaan
baru akan beralih ke pendanaan
dari ekuitas atau saham baru
(Berzkalne
& Zelgalve et al, 2018).
Leverage
Penggunaan
aset dan sumber dana yang dimiliki perusahaan dinamakan leverage. Leverage adalah
suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva atau dana perusahaan baik itu yang berasal dari internal atau eksternal perusahaan dengan tujuan untuk
meningkatkan keuntungan (Nurlinda
& Bertuah, 2019).
Leverage merupakan kebijakan pendanaan yang berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam membiayai perusahaan, rasio leverage akan menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial dari perusahaan tersebut apabila terjadi likuidasi.
Profitabilitas
����������� Tingkat keuntungan bersih yang dimiliki perusahaan pada saat menjalankan operasinya disebut dengan profitabilitas. Menurut, profitabilitas adalah tingkat efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Investor akan memperhatikan kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan
laba bersih (Shibutse,
Kalunda, & Achoki, 2019).
Firm Growth
Pertumbuhan
perusahaan merupakan salah satu indikator atau pengukuran perkembangan perusahaan pada periode tertentu. Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu tujuan yang diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan karena dianggap akan membawa pengaruh
yang baik terhadap perusahaan dan investor (Dzafic,
2019).
Firm Size
Firm size atau ukuran perusahaan merupakan cerminan nilai aset yang dimiliki satu perusahaan.
Perusahaan dikategorikan menjadi
perusahaan berskala kecil dan perusahaan berskala besar. Ukuran perusahaan ini dapat terlihat
dari total aset yang dimiliki perusahaan, ukuran perusahaan yang besar mencerminkan bahwa perusahaan tersebut sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang baik. Semakin besar ukuran
perusahaan maka akan semakin besar
aset yang dimiliki perusahaan tersebut (Chang
et al., 2019).
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi penilaian investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi.
Business Risk
Resiko adalah prospek tidak baik dari
apa yang telah dilakukan .
Pengertian business risk sendiri
adalah resiko ketidakpastian tingkat profit
yang akan diperoleh , atau ketidakpastian yang melekat dalam proyeksi
tingkat pengembalian aktiva dari suatu
perusahaan di masa mendatang
(Sutomo,
2019).
Populasi
dari penelitian ini adalah perusahaan
sektor agrikultur yang terdaftar di Indonesia Stock Exchange (IDX) di tahun 2016 sampai 2018. Dimana kriteria pengambilan sample adalah perusahaan yang secara rutin mempublikasi
laporan keuangannya di 31 Desember pada tahun 2016 sampai 2018. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 45 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Berikut adalah metode pengukuran
variabel menurut (Sutomo,
2019);
A. Profitability
Pengukuran
tingkat return dari total ekuitas yang dimiliki perusahaan, dimana pengukurannya adalah profit after
tax dibagi dengan total
asset perusahaan
B. Risk
Pengukuran
relative diversities yang dikenal dengan
Coeficient of Variation dari
EBIT perusahaan �
C. Firm
Growth
Pengukuran
pertumbuhan perusahaan melalui total aset dan nilai penjualan perusahaan tersebut
D. Leverage
Pengukuran
seberapa besar utang yang digunakan untuk aktivitas investasi perusahaan, yaitu dengan membagi antara total debt dengan total
asset
E. Firm
Size
Pengukuran
kekayaan perusahaan dengan natural
logarithm of total asset.
Model Penelitian
Penelitian ini
menggunakan model regresi Common Effect Model, dimana dalam penelitian
ini tidak ditemukan multikolinaritas, autokorelasi, dan heterokedastisitas.
LEV
=+
Risk
+ ROA
+ Firm
Size+ Firm
Growth+it
Hasil dari penelitan dengan menggunakan model CEM menunjukan bahwa Risk
tidak berpengaruh terhadap Leverage dengan nilai probability 0.0000, hal ini
mengartikan bahwa besar atau tidaknya resiko bisnis, tidak akan mempengaruhi
tingkat leverage perusahaan. Berbeda dari penelitian Shibutse et al (2019) yang menunjukan bahwa business risk dan ROA berpengaruh
terhadap leverage sedangkan ROA dalam peneitian ini tidak
berpengaruh terhadap
Leverage dengan nilai
probability 0.0006, Firm Size tidak
berpengaruh terhadap
Leverage dengan nilai
probability 0.0000. Besar kecilnya perusahaan tidak mempengaruhi tingkat
leverage perusahaan (Firnanti, 2019). Sedangkan
Firm Growth memiliki pengaruh
terhadap Leverage dengan nilai probability 0.1068.
Pada perusahaan agrikultural, risk, profitabilitas
dan firm size tidak mempengaruhi
tingkat leverage perusahaan.
Hal ini dikarenakan memang diperusahaan agrikultural memiliki resiko yang sama dengan perusahaan di sektor tersebut. Sedangkan perusahaan yang sedang bertumbuh (growth) tentu membutuhkan sumber dana untuk memperbesar perusahaan dan mengembangkan bisnisnya. Sesuai dengan penelitian
(Dzafic,
2019),
maka dari itu growth perusahaan tentu akan mempengaruhi
leverage perusahaan. (Dzafic,
2019) juga mengatakan bahwa beberapa perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi bahkan juga memiliki kebijakan leverage yang tinggi, dan
beberapa perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah namun memiliki
kebijakan leverage yang rendah pula. Sehingga kebijakan struktur modal sendiri
tidak dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya profitabilitas. Penelitian ini
hanya terbatas pada sektor agrikultual saja dan pengambilan sampel pun
dilakukan di tahun 2016-2018, maka diharapkan untuk penelitian berikutnya dapat
melakukan penelitian di sektor lain ataupun menambah variabel penelitiannya.
BIBLIOGRAFI
Berzkalne, I., & Zelgalve, E. (n.d.). Trade-Off Theory
Vs . Pecking Order Theory � Empirical Evidence From The Baltic Countries 1.
83�94. Google Scholar
Chang, C., Chi, N., & Jargalsaikhan, M. (2019). Relationship
Between Capital Structure And Profitability : Evidence From Four. 22(2),
54�65. Google Scholar
Dzafic, J. (2019). Eurasian Journal Of Business And E
Vidence From B Osnia & H Erzegovina. 7(1), 65�73. https://doi.org/10.15604/ejbm.2019.07.01.006 Google Scholar
Firnanti, F. (2019). The Influence of Dividend Policy and
Income Tax on Income Smoothing. 4(1), 15�20.
Google Scholar
Info, A., On, R., On, R., On, A., Print, I., & Online, I.
(2019). Determinants of financing decision : empirical evidence on
manufacturing firms in Indonesia.
https://doi.org/10.21511/imfi.16(2).2019.14
Nurlinda, R. A., & Bertuah, E. (2019). Financial
Performance Information As Forming Corporate Failure Model In. 23(1),
1�10. Google Scholar
On, R., On, R., On, A., Print, I., & Online, I. (2019). systematic
risk : evidence from Indonesian Stock Exchange � On the Causality
Analysis of the Correlation between Financial Leverage and Systematic
Risk : Evidence from Indonesian Stock Exchange.
https://doi.org/10.21511/imfi.14(4).2017.08
Shibutse, R., Kalunda, E., & Achoki, G. (2019). Research
in Business & Social Science Effect of leverage and firm size on financial
performance of deposit taking savings and credit cooperatives in Kenya. 8(5),
182�193. Google Scholar
Copyright holder: Mediana Surya, Tantri Yanuar
Rahmat Syah, Dimas Angga Negoro, Edi Hamdi (2022) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |