Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 8, Agustus 2022
ANALISIS
STABILITAS LERENG DI LOKASI PEMBANGUNAN GEREJA NANGANESA, KECAMATAN NDONA, KABUPATEN ENDE
Veronika Miana Radja, Yohanes Laka Suku, Marselinus
Y. Nisanson, Romoaldus Sony
Universitas Flores, NTT, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Pembukaan lahan baru di daerah lereng perbukitan untuk mendirikan bangunan gedung perlu dilakukan kajian akan stabilitas
tanah bagian lerengnya. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui
kondisi fisik dan mekanik tanah di Lokasi Pembangunan Gereja Nanganesa
Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende. Pengambilan data sampel tanah dilakukan dengan
cara boring dan pengujian laboratorium meliputi analisa gradasi butiran,
konsistensi tanah, specific
gravity, volumetric dan gravimetry, koefisien permeabilitas dan kekuatan geser tanah. Selanjutnya dicari besarnya faktor
keamanan lereng
dengan menggunakan bantuan software Geo-Studio. Hasil pengujian
menunjukan secara fisik kondisi tanah di lokasi Pembangunan Gereja Nanganesa
Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende merupakan tanah pasir yang
berlanau atau berlempung. Berdasarkan analisis stabilitas lereng dengan program slope/W diperoleh nilai factor keamanan untuk masing-masing lereng lebih besar
dari 1,2, jadi dinyatakan aman terhadap berat tanahnya sendiri. Berdasarkan hasil simulasi juga terlihat bahwa
keruntuhan
lereng di lokasi pembangunan Gereja Nanganesa Kecamatan Ndona,� Kabupaten Ende, termasuk tipe keruntuhan
puncak lereng.
Kata kunci: stabilitas lereng,
nanganesa, angka keamanan, kuat geser
Abstract
The opening of new land
in hillside areas to construct buildings requires a study of the stability of
the soil on the slopes. Therefore, it is necessary to know the physical and
mechanical conditions of the soil at the Nanganesa
Church Construction Site, Ndona District, Ende
Regency. Soil sample data collection was carried out by boring and laboratory
testing including analysis of grain gradation, soil consistency, specific
gravity, volumetric and gravimetry, permeability coefficient and soil shear
strength. Next, look for the magnitude of the slope safety factor using the
help of Geostudio software. The test results show
that physically the soil condition at the construction site of the Nanganesa Church, Ndona District,
Ende Regency is silty or loamy sandy soil. Based on the slope stability
analysis with the slope/W program, the value of the safety factor for each
slope is greater than 1.2, so it is declared safe for the weight of the soil itself.
Based on the simulation results, it can also be seen that the slope failure at
the construction site of the Nanganesa Church, Ndona District, Ende Regency, includes the type of slope
top collapse.
Keywords: slope stability, handling, safety factor, shear strength
Pendahuluan
Perkembangan suatu
wilayah akan meningkatkan kebutuhan lahan sebagai tempat tinggal dan beraktifitas ekonomi (Putranadi,
Insyan, & Amirud, 2021). Seperti terlihat
di Desa Nanganesa penduduk terpaksa menjadikan lokasi lereng sebagai tempat pemukiman. Sebelumnya dilokasi ini merupakan hutan
lindung, diiringi berjalannya waktu sehingga masyarakat di desa ini mengubah
lereng tersebut menjadi lahan pertanian.
Sekarang di wilayah tersebut
penuh dengan bangunan rumah penduduk dan rencana akan mendirikan bangunan gedung Gereja. untuk itu
diperlukan kegiatan investigasi tanah sebagai data awal perencanaan desain tembok penahan dan pondasi bangunan.
Gerakan tanah
adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru
akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat
ulah manusia, (Isnaini, 2019). Gerakan tanah
akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang
menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng
tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi
longsor lereng akan seimbang atau stabil Kembali (Sandi, Rasyidi, & Fikruddin, 2020).
Pada prinsipnya
tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada
gaya penahan (Ulfa, Pauzi, & Warsito, 2016). Gaya penahan
umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya
pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air hujan, getaran, beban,
serta berat jenis tanah batuan (Malik
& Ayusari, 2021)
Geometri lereng
juga merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dalam meninjau kestabilan
suatu lereng (Wardani, Nuciterani, & Aulady, 2019). Geometri lereng
didefinisikan sebagai hubungan antara sudut lereng dan tinggi lereng (SALIM, 2019). Tingkat
kemiringan tanah di Kabupaten Ende dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1
Kemiringan tanah
di Kabupaten Ende
Kemiringan (o) |
Luas (Ha) |
|
% |
% |
|
0-3 |
6180,3 |
3,02 |
> 3-12 |
11972,61 |
5.85 |
> 12-40 |
40092,89 |
19.59 |
> 40 |
146403,00 |
71,54 |
Sumber: Potensi Geohazartd Kab. Ende
Banyaknya air
yang masuk ke dalam tanah menimbulkan tambahan pembebanan pada lereng (Rajagukguk, Turangan, & Monintja, 2014). Selain itu,
dengan terbentuknya bidang batas antara daerah resapan dan daerah di bawahnya,
berpotensi menjadi bidang gelinciran tanah longsor (Slamet, Pratiknyo, & Premonowati, 2017).
Metode Bishop
yang disederhanakan merupakan metode sangat populer dalam analisis kestabilan
lereng dikarenakan perhitungannya yang sederhana, cepat dan memberikan hasil
perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti (Marini,
Anaperta, & Saldy, 2019). Metode ini sangat cocok digunakan untuk pencarian
secara otomatis bidang runtuh kritis yang berbentuk busur lingkaran untuk
mencari faktor keamanan minimum. Kriteria kestabilan lereng
dalam analisis kesetimbangan ditetapkan sebagai berikut: nilai Fs ≤ 1
menunjukan lereng dalam kondisi tidak stabil, sedangkan nilai FS > 1 menunjukan
lereng dalam kondisi stabil, (Cahyono, 2022). Lebih lanjut,
nilai 1 < FS <1,2 menunjukan lereng dalam kondisi kritis� dan nilai FS ≥ 1,2 menunjukan lereng dalam
kondisi aman (Iswan & Ahmad Zakaria, 2021).
Selain
perhitungan manual, setabilitas
lereng dapat juga dianalisis menggunakan software.
Geo Slope adalah suatu
software yang membantu insinyur
dalam menyelesaikan suatu permasalahan terutama yang berhubungan dengan tanah(Sepriadi & Prastowo, 2019).
Slope/w, software
dengan kemampuan untuk mengetahui kestabilan lereng akibat beban luar,
angker atau perkuatan tanah dengan geotekstil. Menghitung faktor keamanan lereng yang bertanah
heterogen diatas tanah keras, dengan
lapisan lempung(Arifin, 2015).
Metode Penelitian
Benda uji berupa tanah di wilayah lereng di Lokasi Pembangunan Gereja Nanganesa, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende dalam kondisi tidak
terganggu (undisturbed) dan terganggu
(disturbed). Penelitian yang
dilakukan di laboratorium yakni uji sifat fisik dan mekanik tanah antara lain
gradasi butiran, konsistensi tanah, specific gravity, volumetric gravimetri,
permeabilitas dan kuat geser tanah. Kemudian dilakukan analisa simulasi
kestabilan lereng dengan program bantu Geo-Slope. Adapun lokasi kegiatan seperti
terlihat pada Gambar 1.
U
�Peta
Lokasi Pengambilan Sampel
Sumber :
Google Earth
Simulasi
lereng disesuaikan dengan kondisi lereng di lokasi yang ditinjau ada 3 titik yakni 1)bagian Utara, 2)bagian
Timur, 3)bagian Selatan, dimana
masing-masingnya seperti terlihat pada Gambar 2.
������������������������� 6 m���������������������������������������������������������������������
Lokasi 1 (bagian Utara)
��������������������������� 8 m
������������� ���������������������������������������������75o
Lokasi 2 (Bagian Timur)
���������������� ���������8 m��������������������������� ������������������������90o
Lokasi 3 (Bagian Selatan)
Gambar 2
Model simulasi lereng
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian laboratorium�
mengenai� karakteristik� tanah asli pada Lokasi pembangunan Gereja
Nanganesa Kecamatan Ndona Kabupaten Ende (Lingkungan Gereja bagian Selatan,
Lingkungan Gereja bagian Utara, dan Lingkungan Gereja bagian Timur). Meliputi
pengujian daya dukung, gravimetric � volumetric, pengujian batas � batas
Atterberg, pengujian analisa distribusi�
butiran, dan rembesan.
Data hasil pengujian seperti terlihat dalam Tabel 2 berupa
rekapan.
Tabel 2
Rekapan Hasil
Pengujian Sifat Fisik dan Sifat Mekanis Tanah
|
Lokasi 1 Utara |
Lokasi 2 Timur |
Lokasi 3 Selatan |
||
Kadar Air (ω) |
13,58 |
12,25 |
10.51 |
||
Berat Spesifik (Gs) |
2,370 |
2,257 |
2,317 |
||
Batas Cair�
(LL) |
19,8 |
21,2 |
24,1 |
||
Batas Plastis (PL) |
18,73 |
18,22 |
23,55 |
||
Indeks Plastisitas (IP) |
|
|
|
||
USCS |
SM |
SM |
SM |
||
Tanah pasir bersih mengandung butiran halus |
|||||
AASHTO |
Kelompok A - 2 - 4 |
Kelompok A - 2 - 4 |
Kelompok A - 2 � 4 |
||
Kerikil dan pasir mengandung lanau dan lempung |
|||||
Koef permeabilitas (k) |
3,4x10-2 |
3,2x10-2 |
1,2x10-2 |
||
Pasir campuran lempung atau lanau |
|||||
Berat volume (γt) |
1,70 |
1,83 |
1,76 |
|
|
Kohesi (C) |
2,005 |
1,442 |
3,132 |
||
Sudut Geser (�) |
82,114 |
80,102 |
55,647 |
||
Pasir padat |
|||||
Salah satu
aplikasi untuk menghitung stabilitas lereng yaitu menggunakan program
Geo-Studio. Data-data (input) yang
diperlukan berupa nilai kohesi, sudut geser dan berat volume tanah. Hasil analisis stabilitas masing-masing model kemiringan lereng
dapat dilihat pada tabel 4.2. dan gambar
model bidang longsor seperti terlihat pada Gambar 1, 2
dan 3.
Tabel 3
Rekapitulasi Output Aplikasi Geo-Slope
Model lereng |
Lokasi lereng |
Tinggi Lereng |
Kemirngan Lereng |
Faktor Keamanan (fs) |
1 |
Utara |
6 m |
50� |
1,932 |
2 |
Timur |
8 m |
75� |
1,819 |
3 |
Selatan |
8 m |
90� |
1,621 |
Gambar 2
Simulasi keruntuhan Lereng bagian Utar
Gambar 4.1 menunjukan kedalaman bidang longsor untuk lereng
dengan kemiringan 50o
dan tinggi 6 m yang
ditunjukan oleh bagian yang diarsir. Hasil running
aplikasi Geo-Slope diperoleh faktor keamanan Fs = 1,932
Gambar 3
�Simulasi
Keruntuhan Lereng bagian Timur
Gambar 3 menunjukan kedalaman bidang longsor untuk lereng
dengan kemiringan 90o
dan tinggi 8 m yang
ditunjukan oleh bagian yang diarsir. Hasil running aplikasi Geo-Slope diperoleh faktor keamanan Fs = 1,819.
Gambar 4
�Simulasi
Keruntuhan Lereng bagian
Selatan
Gambar 4.3 menunjukan
kedalaman bidang longsor untuk lereng
dengan kemiringan
90o dan tinggi 8
m yang ditunjukan oleh bagian yang
diarsir. Hasil running aplikasi Geo-Slope diperoleh faktor keamanan Fs = 1,621.
Nilai
faktor kemanan untuk masing-masing model terlihat
bahwa lebih besar dari 1,2 (Priest dan Brown 1983) jadi dinyatakan masih aman terhadap
berat tanahnya. Namun untuk menghindari
penggerusan tanah akibat adanya hujan
dan adanya beban bangunan di atasnya, maka perlu didesain
dinding penahan tanah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan di laboratorium, maka dapat disimpulkan
beberapa hal antara lain : Berdasarkan hasil uji laboratorium terlihat bahwa jenis tanah yang ada di lokasi pembangunan
Gereja Nanganesa adalah tanah pasir
dengan mengandung butiran halus. Berdasarkan analisis stabilitas lereng dengan
program slope/W diperoleh nilai
factor keamanan untuk
masing-masing lereng lebih besar dari 1,2, jadi dinyatakan aman terhadap berat
tanahnya sendiri. Berdasarkan hasil simulasi juga terlihat bahwa keruntuhan lereng di lokasi pembangunan Gereja Nanganesa
Kecamatan Ndona,� Kabupaten Ende, termasuk
tipe keruntuhan puncak lereng.
Arifin, Nur. (2015). Analisis Faktor Keamanan (Safety
Factor) Stabilitas Lereng Menggunakan Geo-Slope W 2012. Program Studi Teknik
Sipil. Fakultas Teknik Universitas Majalengka. Majalengka.
Cahyono, Yudho Dwi Galih. (2022). Analisis
Kestabilan Lereng Highwall Berdasarkan Tingkat Kejenuhan Dengan Metode
Probabilitas Pada Tambang Batubara Pt. X Kalimantan Timur. Jurnal Geomine,
9(3), 229�238.
Isnaini, Rizkyah. (2019). Analisis Bencana
Tanah Longsor Di Wilayah Jawa Tengah. Islamic Management And Empowerment
Journal, 1(2).
Iswan, Iswan, & Ahmad Zakaria, Ahmad
Zakaria. (2021). Studi Kasus Pada Ruas Jalan Kecamatan Batu Ketulis Lampung
Barat Dengan Menggunakan Analisis Komputasi Dan Metode Penanganannya. Jrsdd,
9(3), 397�410.
Malik, Dian Pratiwi, & Ayusari,
Ayusari. (2021). Penentuan Nilai Indeks Kerentanan Seismik Daerah Rawan Longsor
Metode Mikrotremor Di Kecamatan Tombolopao Kabupatengowa. Tolis Ilmiah:
Jurnal Penelitian, 3(1).
Marini, Ade Elsa, Anaperta, Yoszi Mingsi,
& Saldy, Tri Gamela. (2019). Analisis Kestabilan Lereng Area Highwall
Section B Tambang Batubara Pt. Manggala Usaha Manunggal Jobsite Pt. Banjarsari
Pribumi, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Bina
Tambang, 4(4), 80�89.
Putranadi, Agus, Insyan, Osy, & Amirud,
Maulana Gofir. (2021). Mitigasi Kawasan Permukiman Di Daerah Rawan Bencana
Longsor Berbasis Kesesuaian Lahan. Prosiding Seminar Nasional Planoearth,
2, 11�16.
Rajagukguk, Octovian C. P., Turangan, Arens
E., & Monintja, Sartje. (2014). Analisis Kestabilan Lereng Dengan Metode
Bishop (Studi Kasus: Kawasan Citraland Sta. 1000m). Jurnal Sipil Statik,
2(3).
Salim, Agus. (2019). Analisis Balik
Kestabilan Lereng Di Area Quarry Tambang Blok Mliwang Timur Pt. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Tuban, Jawa Timur. Universitas Narotama Surabaya.
Sandi, Reski, Rasyidi, Emil Salim, &
Fikruddin, Muhammad. (2020). Landslide Of Karalloe Dam Site Gowa Regency, South
Sulawesi Province. Jurnal Ilmiah Ecosystem, 20(1), 34�40.
Sepriadi, Sepriadi, & Prastowo, Andre
Muhid. (2019). A Analisis Kestabilan Lereng Dengan Metode Kesetimbangan Batas
Pada Lereng High Wall Pit 1 Utara Tambang Banko Barat Menggunakan Software
Geostudio Slope/W 2018 Di Pt Bukit Asam, Tbk. Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Jurnal
Teknik Patra Akademika, 10(01), 58�75.
Slamet, Agustina, Pratiknyo, Puji, &
Premonowati, Premonowati. (2017). Pengaruh Infiltrasi Air Hujan Terhadap
Tingkat Kestabilan Lereng Daerah Sidomulyo Dan Sekitarnya, Kec. Pengasih, Kab.
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ulfa, Shintha Yunia, Pauzi, Gurum Ahmad,
& Warsito, W. (2016). Desain Dan Realisasi Alat Pendeteksi Perubahan
Tingkat Kemiringan Tanah Sebagai Penyebab Tanah Longsor Menggunakan Sensor
Potensio Linier Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal Teori Dan
Aplikasi Fisika, 4(1).
Wardani, Mila Kusuma, Nuciterani, Felicia
Tria, & Aulady, M. Ferdaus N. (2019). Evaluasi Potensi Kelongsoran Pada
Lereng Alam Akibat Perubahan Sudut Kemiringan Menggunakan Metode Fellenius. Jurnal
Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, 3.
�����������
Copyright holder: Veronika Miana Radja, Yohanes Laka Suku, Marselinus
Y. Nisanson, Romoaldus
Sony (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |