Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7,
No.
8,
Agustus 2022
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN
PENDAMPING PASIEN DALAM MELAKUKAN PROTOKOL
KESEHATAN COVID-19 DI RUMAH SAKIT LIRBOYO KEDIRI
Agus Saifudin, Imam Sentot Suprapto
Rumah
Sakit Umum Lirboyo Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Tingginya jumlah kasus covid-19 berlangsung lumayan cepat serta telah
terjadi penyebaran antar negara. Rumah sakit merupakan salah satu tempat paling
rentan terpapar SARS- CoV- 2 sebab probabilitas kontak langsung dengan orang
terinfeksi lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi kepatuhan pendamping pasien dalam melakukan protokol
kesehatan Covid-19 di Rumah Sakit Lirboyo Kediri.Jenis penelitian ini merupakan
penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional
yaitu jenis penelitian yang mengamati data-data populasi atau sampel satu kali
saja pada saat yang sama. Pengambilan sampel dalam riset ini merupakan
Probability sampling dengan tipe Simple Random Sampling.Penelitian ini dicoba
kepada jumlah responden sebanyak 114 responden, dimana didapatkan hasil
responden dengan tingkatan kepatuhan rendah sebanyak 8 responden (7%), jenis
kepatuhan sedang sebanyak 81 responden (81%) serta jenis kepatuhan tinggi
sebanyak 25 responden (25%). Hasil penelitian menampilkan kalau sebagian besar
responden memiliki tingkat kepatuhan sedang dalam melaksanakan protokol
kesehatan covid-19. Berdasarkan hasil analisis Regresi Linear Berganda
menunjukkan bahwa dengan nilai p-value 0,000 0,05 Dengan demikian, H0 ditolak
Hi diterima yang artinya variabel pengetahuan, Motivasi diri, dukungan keluarga
dan sikap jika diuji secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap
variabel terhadap kepatuhan protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri dengan
besaran pengaruh sejumlah 62,1%.
Kata Kunci: pengetahuan, dukungan keluarga, motivasi diri,
sikap
Abstact
The high number of covid-19 cases is progressing
quite quickly and there has been a spread between countries. Hospitals are one
of the most vulnerable places to be exposed to SARS- CoV- 2 because the
probability of direct contact with infected people is greater. The purpose of
this study is to analyze the factors that affect the compliance of patient
companions in carrying out the Covid-19 health protocol at Lirboyo Kediri
Hospital.This type of research is an analytical observational study using a
cross-sectional design, which is a type of research that observes population
data or samples once at the same time. Sampling in this study was Probability
sampling with a Simple Random Sampling type.This study
was tried to the number of respondents as many as 114 respondents, where the
results of respondents with a low compliance level were obtained as many as 8
respondents (7%), medium compliance types as many as 81 respondents (81%) and
high compliance types as many as 25 respondents (25%). The results showed that
most respondents had a moderate level of compliance in implementing covid-19
health protocols. Based on the results of the Multiple Linear Regression
analysis, it shows that with a p-value of 0.000 0.05 Thus, H0 is rejected Hi is
accepted which means that the variables of knowledge, self-motivation, family
support and attitudes if tested together or simultaneously affect the variables
on compliance with health protocols at Lirboyo Kediri Hospital with an
influence of 62.1%.
Keywords: knowledge, family support, self-motivation,
attitude
Pendahuluan
Pada
awal tahun 2020, dunia diguncang dengan terdapatnya wabah virus corona covid-19
yang berawal dari Wuhan China menginfeksi nyaris segala negara di dunia. Pada 11 Maret 2020, WHO
mengumumkan bahwa covid-19 sebagai pandemi. Penyakit coronavirus pertama kali dilaporkan di
Indonesia diumumkan per
tanggal 2 Maret 2020 atau lebih kurang 4 bulan sesudah kasus yang pertama Cina.
Kasus pertama di Indonesia dalam bulan Maret 2020 sebesar dua kasus &
setelahnya tanggal 6 Maret ditemukan dua kasus. Kasus covid-19 sampai sekarang terus bertambah.
Saat awal penambahan kasus sebesar ratusan hingga sampai sekarang penambahan
kasus mencapai jutaan (Pedoman Tatalaksana Covid-19, 2020).
Tingginya
jumlah kasus covid-19 berlangsung lumayan cepat
serta telah terjadi penyebaran antar negara. Hingga dengan bertepatan pada 15 Desember 2021, dilaporkan kasus covid-19 telah menyebar ke 227 negara
di dunia, sementara di Indonesia total kasus
terkonfirmasi 4.259.439 dengan 143.960 kematian (CFR 0,034%). Hal ini membuat Indonesia berada pada urutan
ke-14 dari seluruh negara di dunia dan merupakan yang tertinggi di Asia
Tenggara. Provinsi Jawa Timur menempati urutan keempat kasus covid-19 tertinggi
di Indonesia dengan 399.728 kasus setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa
Tengah. Menurut info covid-19 provinsi Jatim, hingga 15 Desember 2021, total
kasus positif covid-19 di Kota Kediri adalah sebanyak 4.032
orang dengan status resiko penyebaran risiko rendah, kasus meninggal sebanyak
386 orang, dan kasus sembuh sebanyak 3645 orang (Kemenkes, 2021; WHO, 2021).
Petugas
kesehatan merupakan salah satu kelompok paling rentan terpapar SARS- CoV- 2
sebab probabilitas kontak langsung dengan orang terinfeksi lebih besar di
fasilitas kesehatan tempat mereka bertugas. Data dari website nakes.lapor.covid19 per tanggal 15 Desember 2021 melaporkan
2.066 jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi secara nasional. tenaga kesehatan
tersebut meliputi; dokter, perawat, bidan, ATLM, apoteker, dokter gigi, petugas
ambulan dll. Jumlah kematian tenaga kesehatan tertinggi berada di provinsi Jawa
Timur dengan 643 orang. Jumlah tersebut menampilkan tingkatan kematian tenaga
medis akibat covid-19 yang besar di Indonesia, bila dibanding dengan laporan
jumlah kematian tenaga kedokteran akibat covid-19 secara global berkisar di
angka 100 jiwa. Kasus ini bisa jadi salah satu cerminan risiko tenaga
kedokteran di Indonesia dalam menghadapi pandemi global (Mahrani, 2020).
Kebijakan
pemerintah melalui pembatasan sosial berskala tidak cukup efektif tanpa
sokongan pemberian informasi serta edukasi yang benar kepada warga. Maraknya
disinformasi (hoax) yang menyebar
bisa memunculkan kekhawatiran dan memunculkan pengambilan langkah- langkah
penanganan yang tidak bersumber pada fakta ilmiah. Pemberian data serta
informasi kepada warga harus dilaksanakan secara teratur. Pengetahuan dan
perilaku seorang tentang pandemi, serta kelengkapan protokol kesehatan cuci
tangan, pakai masker dan jaga jarak memainkan peranan penting dalam
mengembangkan perilaku yang sesuai dengan protokol kesehatan. Anjuran protokol
kesehatan ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 195: �Walaa
tulqu biaydikum ila al-tahlukah� yang
diyakini memuat sebuah anjuran untuk menjaga diri, salah satunya adalah menjaga
kesehatan jiwa dan raga dari hal-hal yang membahayakan seperti penyakit
covid-19 (Azlan dkk, 2020; FKI Asy-Syifa�, 2021).
Sejak
pandemi covid-19 terjadi di seluruh dunia termasuk negara Indonesia, semua
pihak termasuk penyedia pelayanan kesehatan terutama Rumah Sakit menjadi garda
terakhir dalam perlawanan terhadap covid-19. Pada pasien kasus sedang dan berat
yang memerlukan layanan intensif dengan adanya keterbatasan, Rumah Sakit
diharapkan dapat mengoptimalkan seluruh sumber daya kepunyaanya dalam
menghadapi pandemi covid-19 ini. Tingginya angka petugas kesehatan rumah sakit
yang terdampak dan pasien serta keluarga/pengunjung pasien Rumah Sakit yang kurang
memahami protokol serta adaptasi yang berlaku pada layanan kesehatan. Untuk itu
pemerintah perlu membuat kebijakan dengan tujuan untuk mengatasi masalah publik
(Siyoto S dan Supriyanto, 2014).
Salah
satu yang diterapkan oleh Rumah Sakit ialah pencegahan penyebaran covid-19
dengan mematuhi protokol kesehatan di rumah sakit. Kebijakan tersebut telah
ditetapkan di Rumah Sakit Lirboyo Kediri sejak awal pandemi berlangsung bagi
setiap pasien, pendamping pasien, serta petugas rumah sakit, sehingga penyebaran
covid-19 dapat diminimalisir. Dimana rumah sakit Lirboyo merupakan rumah sakit
swasta yang berada dalam kawasan Pondok Pesantren Lirboyo dengan jumlah santri
ribuan. sehingga apabila kepatuhan terhadap protokol kesehatan rendah akan
berefek pada penularan covid-19 yang semakin cepat dan meluas. Mengingat tanda
dan gejala pasien terinfeksi covid-19 bervariasi tidak hanya gejala pada
saluran pernapasan, serta tingginya risiko terpapar bagi orang-orang yang
berada di area rumah sakit (Kemenag, 2019).
Berdasarkan
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Lirboyo Kediri pada
tanggal 21 Januari 2022, terdapat pendamping pasien yang memiliki kepatuhan
rendah protokol kesehatan. Dari 10 responden didapatkan bahwa 3 (30%) responden
menyatakan tidak patuh protokol kesehatan 3M dikarenakan kurangnya fasilitas,
terutama untuk cuci tangan dan kurang tegasnya petugas untuk menegakan aturan.
Sedangkan 7 (70%) responden menyatakan patuh protokol kesehatan 3M dikarenakan
kesadaran akan protokol kesehatan dan kekhawatiran tertular penyakit covid-19
di area rumah sakit.
Banyak faktor yang mempengaruhi
terbentuknya kepatuhan seseorang, dimana Kozier (2010) menyatakan bahwa kepatuhan dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain motivasi, tingkat perubahan gaya yang dibutuhkan, persepsi
keparahan masalah kesehatan, pengetahuan, dampak dari perubahaan, budaya, dan
tingkat kepuasan serta kualitas pelayanan kesehatan yang diterima. sedangkan
Kamidah (2015) menyebutkan
faktor yang mempengaruhi kepatuhan seseorang berupa pengetahuan, motivasi, dan
dukungan keluarga. Penelitian mengenai perilaku dalam pencegahan penularan
Covid-19 juga telah dilakukan oleh Triyanto & Kusumawardani (2020), yang menyatakan bahwa
pengetahuan yang minim mengenai Covid-19 mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan
atau informasi yang diperoleh ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
masyarakat dan karakteristik wilayah.
Penelitian yang dilakukan Yanti, dkk (2020). menyatakan penerapan perilaku kesehatan erat kaitannya
dengan pengetahuan dan respons atau sikap seseorang. Pengetahuan yang baik
dalam efektivitas social distancing dan sikap atau respons yang positif akan
meningkatkan niat untuk berperilaku sesuai rekomendasi pemerintah. Sehingga
individu yang menganggap penting suatu hal maka akan akan menunjukkan sikap
yang positif dan kuat terhadap perilaku tersebut. Sikap tersebut kemudian akan
memicu perilaku patuh (Harlinisari, 2018).
Menimbang
pentingnya mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi kepatuhan masyarakat,
maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi
kepatuhan masyarakat rumah sakit (pendamping pasien) terkait protokol kesehatan
dalam pencegahan covid-19. Peneliti tertarik untuk mengkaji tentang �Analisis
Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pendamping Pasien dalam Melakukan Protokol
Kesehatan Covid-19 di Rumah Sakit Lirboyo Kediri�.
Metode Penelitian
Dalam
penelitian ini, Jenis
penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan
desain cross sectional yaitu jenis penelitian yang mengamati data-data populasi atau
sampel satu kali saja pada saat yang sama. Penelitian dimana variabel
independen dan variabel dependen dinilai hanya satu kali pada suatu saat
(Nursalam, 2013). Populasi yang ditemukan saat melakukan studi pendahuluan awal
adalah sejumlah 529 responden (Rata-rata pendamping pasien rawat inap per bulan
tahun 2021). Sampling merupakan proses penyeleksian sampel dari populasi guna
bisa mewakili populasi (Nursalam, 2008). Pengambilan sampel dalam riset ini
merupakan Probability sampling dengan
tipe Simple Random Sampling dengan
jumlah sampel 114 responden.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian
ini dicoba kepada jumlah responden sebanyak 114
responden, dimana didapatkan hasil
responden dengan tingkatan kepatuhan rendah sebanyak 8 responden (7%), jenis
kepatuhan sedang sebanyak 81 responden (81%) serta jenis kepatuhan tinggi
sebanyak 25 responden (25%). Hasil penelitian menampilkan kalau sebagian besar
responden memiliki tingkat kepatuhan sedang dalam melaksanakan protokol
kesehatan covid-19.
Tabel 1
Karakteristik Responden dengan
Kepatuhan di RSU Lirboyo Kediri yang dilaksanakan pada tanggal
1 Maret - 31 Maret 2022 dengan jumlah responden sebanyak 114 responden
|
Tingkat Kepatuhan |
Total |
||||
Kepatuhan Rendah |
Kepatuhan Sedang |
Kepatuhan Tinggi |
||||
Jenis Kelamin |
Laki-laki |
% of Total |
2.6% |
33.3% |
12.3% |
48.2% |
Perempuan |
% of Total |
4.4% |
37.7% |
9.6% |
51.8% |
|
Umur (tahun) |
12-16 |
% of Total |
1.8% |
8.8% |
3.5% |
14.0% |
17-25 |
% of Total |
5.3% |
41.2% |
12.3% |
58.8% |
|
26-35 |
% of Total |
.0% |
14.9% |
4.4% |
19.3% |
|
36-45 |
% of Total |
.0% |
.9% |
.9% |
1.8% |
|
46-55 |
% of Total |
.0% |
5.3% |
.9% |
6.1% |
|
Pendidikan terakhir |
SD |
% of Total |
1.8% |
3.5% |
.9% |
6.1% |
SMP |
% of Total |
.0% |
15.8% |
4.4% |
20.2% |
|
SMA |
% of Total |
2.6% |
16.7% |
6.1% |
25.4% |
|
PT |
% of Total |
2.6% |
35.1% |
10.5% |
48.2% |
|
Pekerjaan |
Bekerja |
% of Total |
2.6% |
16.7% |
4.4% |
23.7% |
Santri/Pelajar |
% of Total |
4.4% |
54.4% |
17.5% |
76.3% |
Tabel 2
Hasil uji statistik Regresi Linear
Berganda analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret
- 31 Maret 2022 dengan jumlah responden sebanyak 114 responden
No |
Variabel |
B |
Std. Error |
Beta |
t |
Sig |
|
(Constant) |
,822 |
,584 |
|
1,409 |
,162 |
1 |
Pengetahuan (X1) |
-,150 |
,146 |
-,178 |
-1,031 |
,305 |
2 |
Motivasi diri (X2) |
,468 |
,162 |
,495 |
2,895 |
,005 |
3 |
Dukungan Keluarga (X3) |
,237 |
,073 |
,275 |
3,257 |
,002 |
4 |
Sikap (X4) |
,287 |
,061 |
,336 |
4,707 |
,000 |
Berdasarkan hasil analisis Regresi Linear Berganda menunjukkan bahwa dengan nilai p-value 0,000 < 0,05 Dengan
demikian, H0 ditolak Hi diterima
yang artinya variabel pengetahuan, Motivasi diri, dukungan keluarga dan sikap
jika diuji secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel
terhadap kepatuhan protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri dengan besaran
pengaruh sejumlah 62,1%, sedangkan sisanya 37,9 % dipengaruhi oleh faktor
variabel lain di luar penelitian ini atau nilai error.
Pembahasan
Bila dilihat berdasarkan jenis
kelamin, ternyata responden laki-laki mempunyai tingkat kepatuhan tinggi
dibandingkan responden perempuan yaitu 12.3%
berbanding 9.6%. Hal ini menunjukkan bahwa
responden laki-laki lebih patuh dalam menerapkan protokol kesehatan dalam upaya
untuk melindungi dirinya sendiri dari paparan virus Covid-19 dan pencegahan
penyebaran Covid-19. Selain itu, jika dilihat berdasarkan kelompok usia,
terdapat kecenderungan bahwa kelompok remaja akhir (17-25
tahun) lebih tidak acuh terhadap penerapan protokol kesehatan. Responden
remaja akhir mempunyai jumlah kepatuhan tinggi lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok usia lain. Sebagaimana telah diketahui bahwa responden di RSU Lirboyo
merupakan kaum santri yang berumur remaja akhir menjadi pendamping pasien yang
paling banyak. Responden dengan usia tersebut memiliki tingkat kepatuhan tinggi
(12.3%), sehingga mereka akan lebih patuh
menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-harinya.
Bila dilihat berdasarkan tingkat
pendidikan yang ditamatkan, secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
jenjang pendidikan yang ditamatkan seseorang, maka akan mempunyai pengetahuan
informasi mengenai Covid-19 dan mempunyai kesadaran yang tinggi mengenai begitu
pentingnya menjaga diri dari penularan Covid-19. Oleh karena itu, akan semakin
tinggi pula skor tingkat kepatuhan penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan
sehari-harinya. Selanjutnya, berdasarkan pekerjaan, responden yang Santri/Pelajar mempunyai tingkat kepatuhan yang
relatif lebih tinggi dibandingkan responden yang Bekerja
(17.5%: 4.4%). Ini dimungkinkan karena
sebagian besar responden merupakan kaum santri pondok pesantren Lirboyo,
menjadi pendamping pasien yang paling banyak.
Kepatuhan atau ketaatan
(compliance/adherence) merupakan tingkat seseorang
melaksanakan kegiatan dan perilaku yang sudah disarankan atau ditetapkan (Konis, 2012). Kepatuhan adalah
suatu istilah untuk menjelaskan ketaatan atau pasrah terhadap
tujuan yang telah ditentukan.
Aspek�
aspek yang pengaruhi kepatuhan bagi Kamidah (2015) antara lain: Pengetahuan,
Motivasi diri, Dukungan keluarga dan Sikap. Bagi Taylor, kepatuhan ataupun
ketaatan seorang terhadap otoritas ataupun norma sosial bisa tercipta dengan
terdapatnya 6 aspek di antara lain (Umami, 2010): Informasi, Imbalan,
Keterampilan, Kekuasaan rujukan, Otoritas yang legal, dan Paksaan
Menurut peneliti,
kepatuhan merupakan tingkat
seseorang melaksanakan kegiatan
dan perilaku yang sudah disarankan atau ditetapkan.
Kepatuhan merupakan suatu istilah untuk menjelaskan ketaatan atau
pasrah terhadap tujuan yang telah ditentukan. Kebanyakan orang tidak patuh ketika diberikan
instruksi oleh pemerintah dikarenakan seseorang mudah menerima segala informasi yang
negatif dari pada informasi yang
positif, sehingga berita-berita tidak benar mudah sekali menyebar di masyarakat dan lebih mempercayai hal tersebut.
Sehingga akibat dari banyaknya
informasi hoax menyebabkan Responden cenderung mengabaikan dan tidak mematuhi
instruksi protokol kesehatan
dari pemerintah.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan kategori baik sebanyak 95 responden (83,3%).
Selain itu sejumlah 2 responden
(1,8%) memiliki Pengetahuan kategori ��kurang. Sedangkan sejumlah 17 responden (23,3%) memiliki pengetahuan kategori cukup.
Pengetahuan adalah kesan didalam
pikiran manusia hasil penggunaan panca indranya. Pengetahuan adalah hasil
pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra
yang dimilikinya seperti mata, hidung, telinga, dan sebagainya (Notoatmodjo,
2013).
Berdasarkan hasil analisis Regresi Linear Berganda variabel pengetahuan terhadap kepatuhan
menunjukkan bahwa nilai p-value 0,305 > 0,050, dimana Ho diterima dan Hi ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh
variabel pengetahuan terhadap kepatuhan protokol kesehatan di RSU Lirboyo
Kediri.
Dengan memandang uji hipotesis tersebut, bisa
disimpulkan kalau pengetahuan ialah salah satu aspek yang tidak mempengaruhi terhadap
tingkatan kepatuhan pendamping pasien tentang protokol kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2015),
menyatakan bahwa pengetahuan memiliki 6 tingkat pengetahuan yaitu; tahu,
memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Sehingga menurut peneliti,
tingkat pengetahuan responden belum sampai tahap aplikasi, baru sebatas tahu
yang diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
Motivasi diri kategori baik sebanyak 79 responden
(69,3%). Selain itu sejumlah 33 responden (28,9%) memiliki
Motivasi Diri kategori cukup. Sedangkan sejumlah 2 responden (1,8%) memiliki Motivasi Diri kategori kurang.
Motivasi
adalah hal yang menyebabkan dan mendukung seseorang. Menurut Maslow 1984 dalam
Sunaryo 2018, individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan apa yang
paling kuat pada dirinya pada saat tertentu. Apabila dikatakan bahwa timbulnya
perilaku seseorang pada saat tertentu ditentukan oleh kebutuhan yang memiliki
kekuatan yang tinggi maka penting bagi setiap orang untuk memiliki pengetahuan
tentang kebutuhan yang dirasakan paling penting bagi bawahannya.
Berdasarkan hasil analisis Regresi Linear Berganda variabel Motivasi diri terhadap kepatuhan
menunjukkan bahwa nilai p-value 0,005
< 0,050, dimana Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti terdapat pengaruh variabel
Motivasi diri terhadap kepatuhan protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri.
Hasil tersebut sama dengan
perenilitian dari Zulkosky (2014) bahwa Motivasi
Diri mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa, memotivasi diri sendiri dan bertindak. Motivasi
Diri berfokus pada persepsi atau keyakinan akan kemampuan
untuk bertindak sesuai tujuan tertentu
sehingga dapat melakukan
perawatan diri secara maksimal dengan hasil yang lebih baik.
Menurut peneliti beberapa
penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang
memiliki Motivasi Diri yang tinggi akan menunjukkan hasil positif dalam kepatuhan melakukan protokol kesehatan
pada masa pandemi seperti saat ini mulai dari penggunaan masker,
jaga jarak dan menghindari kerumunan. Dimana hal tersebut sesuai denga hipotesis penelitian yakni ada
pengaruh Motivasi Diri terhadap
kepatuhan Responden terhadap kepatuhan protokol kesehatan di
RSU Lirboyo Kediri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai dukungan
keluarga dalam kategori baik sebanyak 92 responden (80,7%). Sedangkan sejumlah
22 responden (19,3%)
memiliki stigma dalam
kategori cukup.
Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb dalam
Zainudin (2002) yaitu informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah
laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang dapat memberikan
keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimaannya. Dalam hal
ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa
diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya
Berdasarkan hasil analisis Regresi Linear Berganda variabel dukungan keluarga terhadap
kepatuhan menunjukkan bahwa nilai p-value
0,002 < 0,050,
dimana Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti terdapat pengaruh dukungan
keluarga terhadap kepatuhan protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri.
Dengan memandang uji hipotesis tersebut, bisa
disimpulkan kalau Dukungan keluarga ialah salah satu aspek yang mempengaruhi
terhadap tingkatan kepatuhan pendamping pasien tentang protokol kesehatan.
Dukungan keluarga merupakan upaya yang dicoba dengan mengikutkan kedudukan dan
keluarga. Mayoritas yang terdapat dimasyarakat saat ini ini keluarga sangat
berikan Dukungan penuh supaya sebisa bisa jadi keluarga yang terdapat di
sekitarnya sehat dengan senantiasa mematuhi protokol kesehatan, namun disisi
lain dari pihak individu pendamping pasien itu sendiri yang kadangkala enggan
mencermati perkata keluarga mereka sendiri.
Mayoritas individu merasa yang sudah memiliki cukup banyak dukungan dari
orang terdekatnya untuk melaksanakan protokol kesehatan. Semakin positif aksi
untuk melakukan perilaku sehat maka semakin tinggi pula kepatuhan protokol
kesehatan yang dijalani oleh masyarakat (Afro dkk, 2020).
Menurut peneliti, beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki Dukungan Keluarga yang
tinggi akan menunjukkan hasil positif dalam kepatuhan
melakukan protokol kesehatan pada masa pandemi seperti saat ini mulai dari penggunaan masker, jaga jarak dan menghindari kerumunan. Dimana hal
tersebut sesuai denga hipotesis penelitian yakni ada pengaruh Dukungan Keluarga terhadap kepatuhan
Responden terhadap kepatuhan
protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki sikap kategori positive sebanyak
65 responden (57,0%).%). Sedangkan sejumlah
49 responden (43,0%)
memiliki sikap dalam kategori negatif.
Sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Bagi Randi
dalam Imam (2011) mengatakan kalau sikap ialah suatu penilaian universal yang
terbuat manusia terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain atas respon ataupun
reaksi terhadap stimulus objek yang memunculkan perasaan yang diiringi dengan
aksi yang cocok dengan objeknya.
Berdasarkan hasil analisis Regresi Linear Berganda variabel sikap terhadap kepatuhan
menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar
0,000 < 0,050, dimana Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh variabel sikap terhadap kepatuhan protokol kesehatan di RSU Lirboyo
Kediri.
Dengan memandang uji hipotesis tersebut, bisa
disimpulkan kalau sikap ialah salah satu aspek yang mempengaruhi terhadap
tingkatan kepatuhan pendamping pasien tentang protokol kesehatan. Sikap
merupakan respon ataupun reaksi seorang yang masih tertutup terhadap sesuatu
stimulus ataupun objek. Dengan perkataan lain bisa dikatakan kalau sikap
merupakan asumsi ataupun anggapan seorang terhadap apa yang diketahuinya.
Dimana sikap seseoranglah yang memastikan sikap mereka sendiri, dimana dari
hasil penelitian ini pula dapat dilihat kalau aspek yang mempengaruhi kepatuhan
merupakan sikap.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1). Sebagian besar
responden memiliki pengetahuan kategori baik sebanyak 95 responden (83,3%). 2).
Sebagian besar responden memiliki Motivasi diri kategori baik sebanyak 79 responden (69,3%). 3). Sebagian besar
responden menilai dukungan keluarga dalam kategori baik sebanyak 92 responden
(80,7%). 4). Sebagian besar responden memiliki sikap kategori positive sebanyak
65 responden (57,0%). 5). Sebagian besar responden memiliki tingkat kepatuhan kategori
sedang sebanyak 81 responden (71,1%). 6). Tidak terdapat pengaruh
Pengetahuan terhadap kepatuhan
Responden terhadap kepatuhan
protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri.
7). Terdapat pengaruh Motivasi Diri terhadap kepatuhan Responden
terhadap kepatuhan protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri. 8). Terdapat pengaruh
Dukungan Keluarga terhadap kepatuhan
Responden terhadap kepatuhan
protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri.
9). Terdapat pengaruh Sikap terhadap kepatuhan
Responden terhadap kepatuhan
protokol kesehatan di RSU Lirboyo Kediri
BIBLIOGRAFI
Afiana, F. N., dkk. (2020).
Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi Guna Melacak Penyebaran
Covid-19. Jurnal Pengabdian Mitra
Masyarakat (JPMM) 2(2), 98�106.
Ahmadi,
Abu. (2009). Psikologi Sosial.
Jakarta: Rineka Cipta.
Alimul Hidayat A.A., (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma
Kuantitatif, Jakarta: Heath Books.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik. 2021.
Perilaku Masyarakat pada masa PPKM Darurat (Hasil Survei Perilaku Masyarakat
pada Masa Pandemi COVID-19 Periode 13-20 Juli 2021). Jakarta: BPS RI.
Budiarni, W.H. W. S. (2012).
Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi
Folat Pada Ibu Hamil. Journal of Nutrition
College, 1(1), 99�106.
Diah Krisnatuti dan Tin Herawati, N.
R. D. (2011). Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Kepatuhan dan Kemandirian
Santri Remaja. Jurnal Ilmu Keluarga Dan
Konsumen, 4(2), 148�155.
Friedman. (2002). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,
dan Praktek, Edisi kelima, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta.
Forum Kajian Islam Asy-Syifa� Mahad
Aly Lirboyo. 2021. Khazanah Fiqh
Kedokteran. Kediri: Lirboyo Press.
Gottlieb, B.H. 1983. Social Support Strategies (Guidelines for Mental
Health Practice), Sage Publications Inc., California
Indonesia.
Undang-Undang Nomor Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit. Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran RI Nomor 5072. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Kamidah. (2015). Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe Di Puskesmas Simo
Boyolali. Gaster, XII (1), 36� 45.
Kementerian Kesehatan RI. Panduan Teknis Pelayanan Rumah Sakit Pada
Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2020.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (covid-19) revisi 05.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020.
Kementerian Kesehatan RI. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/446/2021 tentang Penggunaan Rapid
Diagnostic Test Antigen dalam Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021.
Kementerian Kesehatan RI. Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan
bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). 2020.
Kementerian Kesehatan. n.d. (2020).
Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus Disease (COVID-19).
Kozier, Erb, Berman, Synder. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses & Praktik. 7th ed. Jakarta: EGC; 2010
Mahrania dkk. Kasus COVID-19 Ringan
pada Tenaga Medis. Kasus COVID-19 Ringan pada Tenaga Medis
Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis
Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku
Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmojo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam.
2008. Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Republik
Indonesia. 2020. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi Dan
Perizinan Rumah Sakit.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Rifa Juniartika, Rina Mariana, K. N.
(2012). Kepatuhan Terhadap Peraturan Sekolah Pada Siswa Di SMK XX Padang,
(973), 78�101.
Robbins, Stephen P & Judge,
Timothy A. 2013. Organizational Behavior Edition. 15. New Jersey: Pearson
Education. United States of America.
Sarbaini. 2012. Pengembangan Model Pembinaan Kepatuhan Peserta Didik Terhadap Norma
ketertiban Sebagai Upaya Menyiapkan Warga Negara Demokratis di Sekolah.
Surabaya: Universitas Pendidikan Indonesia,
Simatupang, LL dkk. Pelaksanaan
Rapid Test Antigen Covid-19 Kepada Generasi Muda Kota Medan dan Deli Serdang. Jurnal Abdi MOESTOPO ISSN: 2599-249X -
Vol. 04, No. 02 (2021), pp.73-79
Siyoto, S dan Supriyanto. 2014. Kebijakan dan Manajemen Kesehatan.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sunaryo. 2013. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta; Buku Kedokteran EGC
Sutrisno, dkk. 2021. Manifestasi Klinis Multiorgan covid-19.
Surabaya: Penerbit Airlangga University Press.
Triyanto, E., & Kusumawardani,
L. H. (2020). Analysis of Change Behavior Prevention of Covid-19 Transmission
Based on Integrated Behavior Model. Jurnal Keperawatan Soedirman, 15(2), 66�73.
Ady, Fransiskus, and Djoko Wijono.
2013. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. ‖ II(2): 101�12.
Yanti, B., Mulyadi, E., Wahiduddin,
Novika, R. G. H., Arina, Y. M. D., Martani, N. S., & Nawan. (2020).
Community Knowledge, Attitudes, And Behavior Towards Social Distancing Policy As A Means Of Preventing Transmission Of Covid-19 In Indonesia.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia,
8(1), 4� 14.
Agus
Saifudin, Imam Sentot Suprapto (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |