Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 8, Agustus 2022

 

PERAN SOFT SKILL TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN FARMASI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

 

Mexsi Mutia Rissa, Mujiyanti

Program Diploma III Farmasi, Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta, Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia Yogyakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Soft skills merupakan jenis keterampilan yang lebih banyak terkait dengan sensitivitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Dan kesiapan kerja merupakan kondisi seseorang baik dari segi fisik maupun mental untuk melakukan suatu kegiatan dengan tujuan untuk mencari nafkah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peran soft skill terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII jurusan farmasi di Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia Yogyakarta. Populasi pada penlitian ini adalah siswa kelas XII jurusan farmasi di Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia Yogyakarta. Teknik mengambilan sampel dalam penelitian ini secara simple random sampling. Analisa menggunakan SPSS versi 23.0 dengan uji chi-square untuk menguji hubungan atau pengaruh dua variabel dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel soft skill dengan variabel kesiapan kerja siswa jurusan farmasi. Hasil penelitian menunjukkan analisis statistik menggunakan chi-square diperoleh nilai Asymp.sig 0,000 yang berarti kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara peran soft skill terhadap kesiapan kerja siswa jurusan farmasi. Kesadaran akan memiliki soft skill sangat penting untuk menunjang kualitas diri sehingga siswa dapat menjadi lulusan yang siap kerja.

 

Kata Kunci: Softskill, Kesiapan kerja, Siswa jurusan farmasi

 

Abstract

Soft skills are a type of skill that is more related to the sensitivity of a person's feelings to the surrounding environment. And workpreparation is a condition of a person both physically and mentally to carry out an activity with the aim of making a living. The purpose of this study is to determine the influence of the role of soft skills on the work readiness of class XII students majoring in pharmacy at the Indonesian Vocational High School Yogyakarta. The population in this study was class XII students majoring in farmasi at Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia Yogyakarta. The technique of taking samples in this study was simple random sampling. The analysis used SPSS version 23.0 with the c hi-square test to test the relationship or influence of two variables and measure the strong relationship between variabel soft skills and the variables of work readiness of students majoring in pharmacy. The results showed that the analysis ofk statistics using chi-square obtained an Asymp.sig value of 0.000 which means less than 0.05. This shows that there is a relationship between the role of soft skills and the work readiness of students majoring in pharmacy. Awareness of having soft skills is very important to support self-quality so that students can become work-ready graduates.

 

Keywords: Soft skills, Job readiness, Students majoring in pharmacy

 

Pendahuluan

Peranan penting di Era globalisasi dalam kemajuan bangsa adalah sumber daya manusia yang berkualitas, tangguh dan terampil. Pendidikan, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu media tempat memperoleh calon tenaga kerja serta akan mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, produktif, dan mampu bersaing (Widarto, dkk, 2011). Dunia Pendidikan mempunyai peran dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat dikembangkan secara berkelanjutan guna menjalankan tantangan jaman yang terus mengalami perubahan serta untuk pembangunan di Indonesia. Adapun usaha pemerintah dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan mengembangkan sekolah kejuruan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 dimana profil lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu menguasai kompetisi program keahlian untuk memenuhi tuntunan dunia kerja maupun untuk mengikuti Pendidikan tinggi sesuai bidang sehingga menghasilkan lulusan yang siap memasuki lapangan kerja.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15 dimana Pendidikan kejuruan adalah sekolah menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja pada bidang tertentu, dimana target sekolah menengah kejuruan adalah 80% alumni dapat terserap ke dunia kerja serta 20% dapat melanjutkan berwirausaha ataupun kuliah. Adapun tuntunan relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja dapat diartikan bahwa seluruh calon tenaga kerja diwajibkan menguasai sejumlah kompetensi yang dapat didemonstrasikan saat bekerja. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan tidak hanya menguasai kemampuan akademik namun juga harus menguasai kemampuan diluar akademik sebagai pendukung agar mampu bekerja produktif dan berkualitas (Suryanto, dkk. 2013).

Sektor pendidikan menjadi salah satu pihak yang berperan aktif dalam membangun sumber daya manusia yang unggul, di era globalisasi saat ini kualitas diri merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki tenaga kerja/calon tenaga kerja dalam menghadapi tantangan dunia kerja. Tenaga kerja yang berkualitas, tercermin dari profesionalitas seseorang dalam bekerja. Sikap profesional seseorang tidak serta merta timbul sendirinya, melainkan perlu adanya pelatihan terlebih dahulu. Pengaruh softskill antara dunia kerja dengan pembelajaran dapat dilihat dari banyaknya kebutuhan softskill di dunia kerja serta kebutuhan pembelajaran softskill yang diberikan dalam system Pendidikan (Sutrisno, 2016).

Adanya ketidak sesuaian antara kebutuhan sumber daya manusia dengan penyediaan tenaga kerja dari institusi pendidikan kejuruan berkaitan dengan kesiapan mental individu salam menghadapi dunia kerja. Disaat memasuki dunia kerja dibutuhkan kesiapan mental, fisik, dan ilmu pengetahuan yang cukup. Dimana kesiapan kerja merupakan kondisi adanya keserasian antara keterampilan fisik, mental, dan ilmu pengetahuan sehingga setiap individu memiliki kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu, karena ada hubungannya dengan pekerjaan (Fitriyanto,2006).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2020) menunjukan bahwa dalam satu tahun terakhir Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2020 sebesar 7,07 persen (9,77 juta orang), meningkat sebesar 1,84 persen dibandingkan tahun 2019. Berikut ini akan disajikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan pendidikan tertinggi lulusan tahun 2019-2020.

 

Tabel 1

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Sumber: (Badan Pusat Statistik, 2020)

 

Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa daya serap angkatan kerja dari lulusan tingkat pendidikan SMK masih rendah bahkan menjadi salah satu jenjang pendidikan yang berkontribusi besar terhadap jumlah pengangguran di Indonesia. Tingginya angka pengangguran terdidik dapat diakibatkan oleh banyaknya lulusan tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh tidak semua SMK mempunyai kualitas yang sama dan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang memadai, konsep link and match belum terlaksana dengan baik dalam artian keahlian yang dimiliki lulusan SMK dengan kebutuhan lapangan kerja belum sesuai dan terbatasnya informasi lowongan kerja (Khurniawan dkk, 2019).

Berdasarkan Pusat Statistik yang dikeluarkan pada Agustus 2019, dimana PTP tertinggi berdasarkan tingkat pendidikan adalah lulusan SMK, yaitu sebesar 10,42%. SMK dengan program keahlian farmasi merupakan pengembangan dari keahlian Kesehatan dan pekerjaan sosial ke arah seluruh aspek dasar-dasar teknik pembuatan mutu produk, manajemen produk obat, teknologi pengemasan produk serta kewirausahaan di farmasi (Kementerian Pendidikan, 2017). SMK Farmasi salah satu pilihan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mensekolahkan putra-putri mereka ke jenjang pendidikan menengah kejuruan. Harapan orang tua siswa kedepannya setelah lulus dari SMK Farmasi, putra putri mereka dapat langsung siap kerja di berbagai pelayanan kefarmasian, seperti apotik, klinik, industri farmasi serta obat tradisional.

Perdana (2019) Sumber Daya Manusia merupakan suatu asset utama dalam membangun kemajuan suatu bangsa. Ketersediaan sumber daya alam (natural resources) yang melimpah dan adanya sumber daya modal serta teknologi yang semakin canggih, tidak mempunyai kontribusi yang bernilai lebih, tanpa disertai oleh adanya sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas. Dunia Pendidikan merupakan sumber utama dalam penyediaan tenaga kerja (SDM) yang kompeten di pasar tenaga kerja. Namun masih ada gap antara kebutuhan SDM di lapangan kerja dengan SDM yang dihasilkan oleh lembanga pendidikan (OECD, 2015)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi begitu pesat pada era globalisasi saat ini tentunya berimbas pada pengelolaan sumber daya manusia. Perusahaan telah menetapkan kualifikasi yang tinggi pada angkatan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Caballero & Walker (2010) berpendapat bahwa perusahaan telah memiliki kriteria penilaian pada lulusan yang siap kerja. Menurut Slameto (2015) menyatakan bahwa kesiapan merupakan keseluruhan kondisi individu yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban dengan cara tertentu terhadap respon yang diberikan, diantaraya kondisi fisik, mental dan emosional, kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang telah di pelajari..

Kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi individu yang meliputi kemantapan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan (Stevani, 2015). Menurut penelitian Afriani (2015) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara penguasaan soft skill dengan kesiapan kerja yaitu sebesar, 0,58%. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ngaini (2017) bahwa terdapat pengaruh antara penguasaan soft skills dengan kesipaan kerja. Sedangkan menurut Cahyaningrum (2018) dimana terdapat pengaruh positif dan signifikan antara penguasaan soft skills dengan kesiapan kerja sebesar 5,34%.

Kesiapan kerja suatu kemampuan siswa untuk langsung terjun ke dunia kerja setelah lulus tanpa membutuhkan waktu penyesuaian yang lama di lingkungan kerja dengan didukung oleh kematangan fisik, kematangan mental serta pengalaman belajar yang sesuai kebutuhan dunia kerja. Siswa dikatakan memiliki kesiapan kerja jika mempunyai sikap kritis, kemampuan berkomunikasi yang baik, tanggung jawab, memiliki ambisi maju dan berusaha mengikuti perkembangan bidang keahliannya terutama kefarmasian, dan sebagainya. Perusahaan menganggap dengan memiliki karyawan yang siap kerja merupakan suatu hal yang berharga karena tenaga kerja yang siap kerja akan memiliki kompetensi dan pengetahuan yang lebih untuk menghadapi era globalisasi (Tira Fatma, 2016). Berdasarkan uraian latar belakang diatas, pentingnya soft skill dalam kesiapan kerja bagi kelulusan yang berkualitas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait �Peran Soft skill Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Jurusan Farmasi di SMK Indonesia Yogyakarta�

 

 

 

Metode Penelitian

Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif serta menggunakan metode cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh soft skill terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII jurusan farmasi Sekolah Menegah Farmasi Indonesia Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2022. Variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah variabel bebas soft skill dan kesiapan kerja sebagai variabel terikat.

Soft skill merupakan perwujudan seseorang yang terlihat dari pengelolaan kepribadian seperti kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil. Perwujudan soft skill juga terlihat dari kemampuan berinteraksi dengan orang lain, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan kemampuan memecahkan masalah.

Kesiapan kerja adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja sehingga mampu untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Populasi pada penlitian ini adalah siswa kelas XII jurusan farmasi di SMK Kesehatan Indonesia Yogyakarta. Teknik mengambilan sampel dalam penelitian ini secara simple random sampling. Simple Random Sampling adalah teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa melihat dan memperhatikan kesamaan atau strata yang ada dalam populasi (Sugiono, 2016). Sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Notoatmodjo, 2012) yang menghasilkan 102 peserta didik sebagai responden.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang telah tervalidasi.

Analisa Data

Analisa menggunakan SPSS dengan uji Chi Square, dimana uji Chi Square digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh dua variabel dan mengukur kuatnya hubungan antara variable soft skill dengan variabel kesiapan kerja siswa Farmasi kelas XII di SMK Indonesia Yogyakarta.

Hasil Dan Pembahasan

Berikut adalah tabel frekuensi dari profil responden berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan sebagai berikut;

 

Tabel 2

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin

Frekuensi

Persentase (%)

Laki-laki

8

7,8

Perempuan

94

92,2

Total

102

100

 

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan sebanyak 94 orang atau 92,2% sedangkan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang atau 7,8% dari total keseluruhan. Menurut Ismail (2020) menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin lakilaki pada jurusan farmasi, dengan perbandingan 1:3. Sejalan dengan penelitian Najah (2016) mengenai pergeseran gender mahasiswa farmasi UGM dan USD yang menyebutkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah perempuan kian mendominasi dari total jumlah mahasiswa.

Dalam analisis dijelaskan distribusi data, yaitu data soft skill dalam bentuk mean atau rata-rata, modus, median, nilai terendah, dan nilai yang diperoleh siswa sebagai responden dalam menjawab kuesioner.

 

Tabel 3

Distribusi Data Soft skill

Kategori

Frekuensi

Frekuensi (%)

Rendah

33

32,35

Tinggi

69

67,65

Total

102

100

 

Berdasarkan tabet diatas data yang telah diproses menggunakan aplikasi SPSS Statistics versi 23.0 maka diperoleh sebanyak 33 responden (32,35%) mempunyai kecenderungan rendah dan sebanyak 69 responden (67,65%) mempunyai kecenderungan tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan nilai variabel soft skill berada pada kategori tinggi.

Dalam analisis dijelaskan distribusi data, yaitu data kesiapan kerja dalam bentuk mean atau rata-rata, modus, median, nilai terendah, dan nilai yang diperoleh siswa sebagai responden dalam menjawab kuesioner.

 

Tabel 4

Distribusi Data Kesiapan Kerja

Kategori

Frekuensi

Frekuensi (%)

Tidak

47

46,08

Siap

55

53,92

Total

102

100

 

Berdasarkan data kesiapan kerja pada tabet diatas telah diproses menggunakan aplikasi SPSS Statistics versi 23.0 maka diperoleh sebanyak 47 responden (46,08%) mempunyai kecenderungan tidak siap dan sebanyak 55 responden (53,92%) mempunyai kecenderungan siap menghadapi dunia kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan nilai variabel kesiapan kerja berada pada kategori siap menghadapi dunia kerja.

Uji Statistik Hubungan Peran Soft Skill Terhadap Kesiapan Kerja

Hubungan peran soft skill terhadap kesiapan kerja siswa dilakukan pengujian data dengan bantuan SPSS versi 23.0. sebelum dianalisa dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk memastikan data terdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini data diperoleh data tidak terdistribusi normal karena hasil yang didapatkan 0,000 yang artinya nilai p-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak terdistribusi normal. Analisa yang digunakan selanjutnya adalah chi-square untuk mengetahui ada tidaknya hubungan peran soft skill terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII jurusan farmasi di SMK Indonesia Yogyakarta.

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan chi-square diperoleh nilai Asymp.sig 0,000 yang berarti kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran soft skill terhadap kesiapan kerja siswa jurusan farmasi. Diketahui dari hasil uji chi-square menunjukkan bahwa semakin tingginya soft skill siswa maka semakin siap dalam menghadapi dunia kerja dan sebaliknya bahwa kurangnya soft skill siswa mengakibatkan tidak siapnya menghadapi dunia kerja, dapat dilhat dari tabel 4.

 

Tabel 5

Distribusi tabulasi soft skill terhadap kesiapan kerja siswa

 

Kesiapan

Total

Kurang

Siap

Soft skill

Rendah

25

8

33

Tinggi

22

47

69

Total

47

55

102

 

Berdasarkan tabel diatas bahwa terdapat 25 siswa yang memiliki pengetahuan soft skill rendah maka kesiapan kerja siswa tersebut sangat kurang. Dari data tersebut terbukti bahwa soft skill sangat mempengarugi siswa dalam kesiapan dalam menghadapi dunia kerja. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat pengaruh peran soft skill terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII jurusan farmasi di SMK Indonesia.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa soft skill siswa dapat mengembangkan dan memaksimalkan perilaku interpersonal maupun intrapersonal terkait kepercayaan diri, fleksibelitas, kejujuran dan integritas diri terhadap kesiapan kerja dalam pemilihan pekerjaan dan mempunyai kematangan terhadap pekerjaan yang telah direncanakan. Soft skill berkenaan dengan keterampilan psikolois yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh siswa dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja. Oleh karena itu wajib bagi siswa kelas XII jurusan farmasi SMK Indonesia Yogyakarta untuk memiliki soft skill agar kelak saat memsuki dunia kerja dapat melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irfan et al (2022) bahwa semakin baik soft skill yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi pula kesiapannya untuk memasuki dunia kerja. Demikian juga dengan hasil penelitian dari Lie (2018) yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang kuat antara soft skill terhadap kesiapan kerja mahasiswa dalam menghadapi MEA. Sementara itu, nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,446 atau 44,6% yang berarti bahwa variabel soft skill mampu memberikan kontribusi atas perubahan yang terjadi pada variabel kesiapan kerja menghadapi MEA sebesar 44,6%.

Soft skills merupakan jenis keterampilan yang lebih banyak terkait dengan sensitivitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Karena soft skill terkait dengan keterampilan psikologis, maka dampak yang diakibatkan lebih abstrak namun tetap bisa dirasakan seperti misalnya perilaku sopan, disiplin kemampuan untuk dapat bekerja sama, membantu orang lain dan sebagainya. Sekolah sebagai tempat pengembangan diri peserta didik sudah seharusnya meningkatkan atau mempertahankan penerapan soft skill dengan baik di sela-sela pembelajaran. Selain dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik tentunya soft skill juga dapat menjadi bekal peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, sewajarnya peserta didik dapat menyadari pentingnya disiplin kerja sebagai penunjang dalam salah faktor kesiapan kerja dimana fakto-faktor kesiapan kerja tersbut dapat menambah kualifikasi peserta didik untuk melamar pekerjaan.

 

Kesimpulan

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh peran soft skill terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII jurusan farmasi di SMK Indonesia Yogyakarta. Dari perolehan data juga dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh soft skill terhadap kesiapan kerja dan sebaliknya, diketahui bahwa kurangnya soft skill siswa mengakibatkan ketidak siapan dalam menghadapi dunia kerja. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari siswa didukung, didorong, dan dibina untuk dapat mempunyai soft skill yang lebih baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa soft skill sangat penting bagi siswa untuk meningkatkan kualitas diri agar menjadi lulusan yang siap kerja. Penting untuk diketahui bahwa persepsi dalam dunia kerja mengedepankan nilai nilai dari soft skill disamping mempersiapkan kompetensi pengetahuan teoritis dalam menempuh dunia kerja. Penelitian ini terbatas pada faktor-faktor yang sering terjadi dalam cakupan. Tentunya masih banyak variabel lain yang dapat diteliti serta menjadi faktor penting dalam kesiapan kerja. Evaluasi terkait kualifikasi soft skill yang dibutuhkan dilapangan kerja perlu diperhatikan sehingga dalam masa pembelajaran mempunyai serminan soft skill atau kualitas diri yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

 


BIBLIOGRAFI

 

Afriani, Riska. (2015). Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kejuruan, Penguasaan Soft skills, dan Kematangan Karir Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 2 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. Economic Education Analysis Journal Vol 4 No 2 (453-468)

 

Badan Pusat Statistik. 2020. Persentase Penduduk yang mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir, 2015-2020. https://www.bpd.go.id/. Diakses tanggal 3 Februari 2022.

 

Dikmenjur. (2017). Tata Kelola Pelaksanaan Teaching Factory. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Irfan Andi Mihammad, Amiruddin, Sahabuddin Arimansyah, Putri Alizha Novia. (2022). �Pengaruh Soft Skill dan Hard Skill Terhadap Kesiapan Kerja Sesuai Kebutuhan Industri 4.0 Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan Kota Makasar� Journal of Vocational Instruction Vol 1(1) pp. 18-26

 

Ismail Asrul. (2020). Gambaran Karakteristik Mahasiswa Dan Alumni Farmasi Fkik Uin Alauddin Makassar: Sebuah Tinjauan Berbasis Gender. Pusat Studi Gender Anak UTN Alauddin Makassar.

 

Lie, Novia Lucas Cahyadi. (2018). �Pengaruh Soft skill Terhadap Kesiapan Kerja Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean Pada Mahasiswa S1 Fakultas

 

Najah, Hakam. (2016): Analisis Gender dalam Pergeseran Komposisi Gender Mahasiswa Farmasi; Lustrum Farmasi UGM ke-XIV, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

 

Ngaini, Nurul. (2017). Pengaruh Kompetensi Kejuruan, Efikasi Diri, Bimbingan Karir dan Penguasaan Soft skills terhadap Kesiapan Kerja. Economic Education Analysis Journal Vol 3 No 1 (1-19)

 

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Cahyaningrum, Syarah. (2017). Peran Soft skills dalam Memediasi Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XIKompetensi Keahlian Akuntansi SMKNegeri 1 Purbalingga Tahun Ajaran 2016/2017. Economic Education Analysis Journal (1-10)

 

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

 

Slameto. (2015). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

 

Sugiyono (2016). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Sugiyono (2017). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

 

Suryanto, D., Kamdi, W., Sutrisno. 2013. Relevansi Soft skill Yang Dibutuhkan Dunia Usaha/Industri Dengan Yang Dibelajarkan Di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Teknologi dan Kejuruan, Vol. 36, No. 2. Halaman 107- 118.

 

Sutrisno, B. 2016. Profil Model Pembelajaran Soft skill Pada SMK Bidang Ekonomi Di Surakarta. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 26, Nomor 2, ISSN: 1412-383, Halaman 115-135.

 

Stevani. (2015). Pengaruh Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan Keterampilan Siswa terhadap Kesiapan memasuki Dunia Kerja Siswa Administrasi Perkantoran SMK N 3 Padang.� Journal of Economic and Economic Education Vol 3 No 2 (185-195).

 

Widarto, dkk. 2011. Pentingnya soft skill bagi dunia kerja. Available at: (http:/www.careersoft.wordpress.com)/ soft_skills.htm. Diakses tanggal 20 April 2022.

 

Copyright holder:

Mexsi Mutia Rissa, Mujiyanti (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: