Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 8, Agustus 2022
POLA
PENGGUNAAN DAN EFEKTIVITAS OBAT PRAZIQUANTEL PADA PENDERITA SCHISTOSOMIASIS
Yunita Rahmawati
Magister Farmasi Klinis, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Schistosomiasis
adalah infeksi parasit akut dan kronis yang disebabkan oleh cacing trematoda
dari genus Schistosoma. Penularan di laporkan pada 78 negara dan 52 diantaranya
merupakan negara dengan tingkat endemisitas sedang-tinggi. Di Indonesia,
schistosomiasis hanya ditemukan di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Dataran
Tinggi Napu dan Dataran Tinggi Bada, Kabupaten Poso serta Dataran Tinggi Lindu,
Kabupaten Sigi. Schistosomiasis di Indonesia sendiri disebabkan oleh cacing
trematoda jenis Schistosoma japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania
hupensis lindoensis. Penularan tidak hanya pada usia dewasa bahkan anak-anak
mejadi resiko terjadi penularan. Schistosoma sp. sangat sulit dieliminasi
karena transmisinya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kebiasaan,
parasitik, vektor dan host. Selain factor lingkungan yang menjadi penting,
pemberian obat praziquantel sangat diharapkan untuk menurunkan angka
mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk meringkas pola pengobatan dan
efektivitas pada obat praziquantel. Penelusuran literatur dilakukan dengan
menggunakan database PubMed, dengan hasil screening didapatkan dua jurnal yang
memenuhi kriteria inklusi dan empat jurnal dalam database Google Scholar. Dalam
analisis review jurnal, ditemukan literatur ilmiah yang menegaskan pola
pengobatan praziquantel dan efektivitas pada penderita schistosomiasis.
Kata Kunci: Praziquantel, Pola Pengobatan,
Efektivitas
Abstract
Schistosomiasis is an acute and chronic parasitic infection
caused by trematode worms of the genus Schistosoma. Transmission was reported
in 78 countries and 52 of them were countries with medium-high endemicity
levels. In Indonesia, schistosomiasis is only found in Central Sulawesi
Province, namely the Napu Highlands and Bada Highlands, Poso Regency and Lindu
Highlands, Sigi Regency. Schistosomiasis in Indonesia itself is caused by a
trematode worm of the type Schistosoma japonicum with the intermediate host of
the snail Oncomelania hupensis lindoensis. Transmission is not only in adults,
even children are the risk of transmission. Schistosoma sp. very difficult to
eliminate because its transmission is strongly influenced by environmental
factors, habits, parasites, vectors and hosts. In addition to environmental
factors that are important, the administration of praziquantel is expected to
reduce mortality. This study aims to summarize the treatment pattern and
effectiveness of praziquantel. The literature search was carried out using the
PubMed database, with the screening results obtained two journals that met the
inclusion criteria and four journals in the Google Scholar database. In an
analysis of journal reviews, scientific literature was found that confirmed the
pattern of praziquantel treatment and its effectiveness in patients with
schistosomiasis.
Keywords: Praziquantel, Medication Pattern, Effectiveness
Pendahuluan
Schistosomiasis merupakan penyakit endemic di
negara-negara tropis dan sub-tropis,
terutama yang memiliki sifat geografis dataran tinggi, dan banyak mengandung danau atau sungai
air tawar. Schistosomiasis merupakan
penyakit parasite akibat cacing trematoda Schistosoma (Colley et al., 2014). Data dari WHO menginformasikan bahwa, pada tahun 2014, 258 juta orang di dunia telah mendapatkan pengobatan pencegahan terhadap
schistosomiasis dan 61,6 juta orang yang menderita penyakit ini telah mendapatkan
pengobatan (Diseases, n.d.). Dari seluruh kasus schistosomatis,
diperkirakan 90% terjadi di
benua Afrika. Terdapat 70 juta anak usia
sekolah dan usia dewasa sebanyak 18 juta yang terinfeksi
schistosomiasis di Afrika (Schistosomiasis, n.d.).
�Prevalensi
schistosomiasis di Indonesia adalah 5,68%, sedangkan WHO memperkirakan kasus ini harus
di bawah 1%. Di Indonesia, schistosomiasis hanya dapat ditemukan
di Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya
di Kabupaten Poso dan Sigi (Erlan et al., 2014). Infeksi pada schistosomiasis terjadi
akibat larva yang berhasil menembus kulit pejamu dan melakukan siklus hidup di dalamnya sebelum melakukan pembiakan (Ningsi, 2016). Spesies schistosomiasis terdapat tiga jenis yang menginfeksi pada manusia, Salah satunya Indonesia berupa spesies S.japonicum yang bersifat endemis di Sulawesi Tengah, tepatnya
di Lemabh Lindu dan Danau Lindu, serta
Lembah Napu (Donggala, 2014).
Pada umumnya penderita schistosomiasi adalah mereka yang selalu mempunyai kebiasaan yang tidak terpisahkan dari air. Sehingga seringnya kontak dengan perairan yang terinfeksi parasite Schistosomiasis
yang menyebabkan meningkatnya
penderita di masyarakat sekitar (Veridiana & Chadijah, 2013). Hubungan antra pekerjaan dengan perilaku masyarakat dalam mencegah penularan Schistosomiasis seperti
kebiasaan membuang air besar, tempat mandi, tempat mencuci dan sumber air yang digunakan. Perilaku masyarakat dengan tidak menggunakan
alat pelindung diri dan kurangnya menjaga kebersihan lingkungan merupakan factor risiko terjadinya penularan penyakit Schistosomiasis (M. Nur Ali Ramadhan, 2013).
Pemerintah telah berupaya mengatasi
schistosomiasis baik secara
preventif maupun kuratif (Syam et al., 2018). Pengobatan yang dikeluarkan oleh
Sub Direktorat Filiriasis
dan Shistosomiasis Direktorat
P2B2 Ditjen PPM dan PLP Departemen
Kesehatan RI menggunakan praziquantel. Praziquantel bekerja dengan cara mengobati semua bentuk schistosomiasis dan infeksi schistosomiasis. Praziquantel sendiri
mudah diabsorbsi pada pemberian oral dan tersebar sampai cairan serebospinal.
Kadar yang tinggi dapat dijumpai dalam empedu. Obat dimetabolisme
secara oksidatif dengan sempurna menyebabkan waktu paruh menajdi pendek.
Metabolit tidak aktif dan dikeluarkan melalui urin dan empedu (Mark Kester, Kelly D. Karpa, 2007).
Praziquantel sangat efektif terhadap semua bentuk shistosomiasis,
baik dalam fase akut dan kronik
maupun yang sudah mengalami spelenomegali atau yang mengalami komplikasi lain. Obat tersebut memiliki
efektivitas yang aman dan mempunyai efek samping yang ringan sehingga diperlukan I dosis yaitu 60mg/KgBB yang dibagi dua dan diminum dalam tenggang waktu 4-6 jam (Edition, n.d.).
Pengobatan schistosomiasis pada dasarnya adalah mengurangi dan mencegah kesakitan dan mengurangi sumber penularan. Pola pengobatan praziquantel dilakukan
dengan cara memberikan obat kepada pasien sesuai
dosis yang sudah ditentukan sesuai dengan berat badan. Sasaran penduduk yang diberi pengobatan adalah penduduk yang positif telur cacing
schistosoma (penderita), dengan gejala klinis
postif serta tinja positif pada pemeriksaan sebelumnya, anggota keluarga yang positif telur cacing
schistosoma (Tandi, 2018).
Pada laporan kasus tahun
2018 telah dilakukan mengenai informasi lisan dan tercatat tentang pola penggunaan
obat praziquantel pada pengobatan
shistosomiasis telah mengikuti peraturan petunjuk dari Sub Direktorat Filiaris dan
Schistosomiasis. Sehingga upaya
dan tindakan pencegahan
pada pengobatan schistosomiasis dapat
optimal dan efektivitas aman
dengan efek samping yang ringan.
Metode
Penelitian
Strategi
Pencarian dan Pemilihan Kriteria
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic literature review (SLR). SLR adalah proses yang memungkinkan untuk mengumpulkan
bukti yang relevan pada topik tertentu
yang sesuai dengan kriteria kelayakan
yang telah ditentukan dan memiliki jawaban
atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Dalam studi ini peneliti
meringkas saat ini informasi
tentang pola pengobatan praziquantel dan efektivitas terhadap penderita shistosomiasis
(Mengist et al., 2020). Penelitian dilakukan dengan menggunakan
pedoman PRISMA untuk melakukan SLR. Referensi
yang dipilih berasal
dari database PubMed dan Google Scholar
yang menggunakan pencarian
yang berisi kombinasi praziquantel
DAN pola pengobatan. Penjelasan lengkap tentang strategi & kriteria pencarian yang digunakan dalam manufaktur dapat dilihat pada (Gambar 1)
Pencarian dilakukan pada dua
database dengan rentang
waktu 5 tahun
(2016-2021) Pubmed (n = 2) Kata kunci: praziquantel DAN pola pengobatan Google
scholar (n = 73) Kata kunci : praziquantel DAN pola pengobatan DAN efektivitas DAN schistosomiasis Penelitian (RCT) yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah
(n = 4) Pubmed� (2) Google Scholar (2)
Gambar 1.
Diagram alur PRISMA. Strategi Pencarian
& Kriteria Pencantuman Jurnal yang Digunakan.
Hasil Dan Pembahasan
Pola pengobatan praziquantel
pada penderita schistosomiasis saat
ini efektivitasnya terhadap toksisitas dan efek samping sangat ringan. Berdasarkan
hasil pencarian, ada empat uji coba
yang relevan untuk dibahas.
Hasil dari empat percobaan
menunjukkan bahwa pola pengobatan dan efektivitas praziquantel pada penderita
schistosomiasis memiliki efek
mencegah dan mengurangi kesakitan serta mengurangi sumber penularan.
Menurut
Colt et al. (2022) penelitian RCT peserta 361 diantaranya anak-anak yang lahir dari ibu
hamil yang terdaftar
dalam double blind PZQ versus plasebo
yang diberikan pada usia kehamilan 12-16 minggu, menunjukkan Pengobatan praziquantel �ibu hamil untuk S. japonicum tidak memiliki
dampak signifikan pada kemungkinan infeksi atau kadar sitokin
serum keturunan mereka (Colt et al., 2021).
Berdasarkan
riset Coulibaly et al., 2018 penelitian RCT �(randomised controlled
trial) single-blind dimana diberikan
dosis secara acak di PSAC (2-5 tahun) dan sebagai pembanding SAC (6-15 tahun) yang terinfeksi S.hematobium sebanyak 186 PSAC dan 195 SAC secara
acak diberikan dosis 20, 40 atau 60 mg/kg
praziquantel atau placebo. Menunjukkan
Praziquantel menunjukkan tingkat
respons yang tinggi pada
PSAC dan SAC yang terinfeksi S.hematobium, dengan
kemanjuran tinggi yang diamati pada 20 mg/kg (Coulibaly et al., 2018).
Penelitan� Mnkugwe et al., 2020 secara RCT
(randomised controlled trial) pada 639
anak-anak dengan Schistosoma
mansoni terinfeksi
diacak untuk menerima dosis praziquantel saja atau praziquantel ditambah kombinasi dihydroartemisinin-piperaquine. Hasilnya� Pada 3 minggu
pasca perawatan, angka kesembuhan adalah 88,3% (263/298, 95% CI = 84,1%�91,4%) dan 81,2%
(277/341, 95% CI = 76,7%� 85,0%) untuk terapi kombinasi dan praziquantel
sendiri, masing-masing (P < 0,01, rasio odds (OR) =
1,74, 95% CI dari OR = 1,11 to 2.69). Pada minggu ke 8, terjadi
penurunan angka kesembuhan yang signifikan pada kelompok praziquantel saja menjadi 63,9% (218/341), 95% CI = 58,7%- 68,8%) dibandingkan dengan 81,9%
(244/298, 95% CI =77,1% � 85,8%) pada kelompok terapi kombinasi (P < 0,0001, OR = 2,55, 95%CI dari OR = 1,75 hingga 3,69) (Mnkugwe et al., 2020).
Berdasarkan penelitian
Coulibaly et al., 2017 secara RCT dimana
pada preschool-aged children (PSAC) sebanyak 143 anak yang berumur 2-5 tahun dan school-aged children (SAC) sebanyak 174 anak dengan umur 6-15 tahun pemberian obat praziquantel dengan dosis 20 mg/kg, 40 mg/kg dan 60 mg/kg �kdibandingkan dengan
placebo. Hasil yang diperoleh tidak
ada efek samping yang berat (Coulibaly et al., 2017). Rangkuman tinjauan pustaka tentang pola pengobatan
dan efektivitas pada obat
praziquantel pada pengobatan schistosoma
disajikan
pada lampiran (Tabel 1).
Kesimpulan
Berdasarkan
empat uji RCT dapat disimpulkan bahwa secara statistik memiliki peran dalam
pola pengobatan praziquantel secara efektivitas dapat memberikan efektivitas
dan efek samping yang aman bagi penderita dengan pasein anak dan dewasa.
BIBLIOGRAFI
Colley, D. G., Bustinduy, A. L., Secor, W. E., & King, C.
H. (2014). Human schistosomiasis. The Lancet, 383(9936),
2253�2264. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)61949-2 Google Scholar
Colt, S., Jarilla, B., Baltazar, P.,
Tallo, V., Acosta, L. P., Wu, H. W., Barry, C. V., Kurtis, J. D., Olveda, R.
M., Friedman, J. F., & Jiz, M. A. (2021). Effect of maternal praziquantel
treatment for schistosoma japonicum infection on the offspring susceptibility
and immunologic response to infection at age six, a cohort study. PLoS
Neglected Tropical Diseases, 15(4), 1�15.
https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0009328 Google Scholar
Coulibaly, J. T., Panic, G., Silu�,
K. D., Kovač, J., Hattendorf, J., & Keiser, J. (2017). Efficacy and
safety of praziquantel in preschool-aged and school-aged children infected with
Schistosoma mansoni: a randomised controlled, parallel-group, dose-ranging,
phase 2 trial. The Lancet Global Health, 5(7), e688�e698.
https://doi.org/10.1016/S2214-109X(17)30187-0 Google Scholar
Coulibaly, J. T., Panic, G., Yapi, R.
B., Kovač, J., Barda, B., N�Gbesso, Y. K., Hattendorf, J., & Keiser,
J. (2018). Efficacy and safety of ascending doses of praziquantel against
Schistosoma haematobium infection in preschool-aged and school-aged children: A
single-blind randomised controlled trial. BMC Medicine, 16(1),
1�10. https://doi.org/10.1186/s12916-018-1066-y Google Scholar
Diseases, N. T. (n.d.). Who |
neglected tropical diseases.
Donggala, B. P. dan P. P. P. B. B.
(2014). Pedoman Pengendalian Schistosomiasis. Paper Knowledge . Toward a
Media History of Documents, 7(2), 107�115.
Edition, S. (n.d.). Adverse Drug.
Erlan, A., Junaidi, M., Veridiana, N.
N., Puryadi, P., & Octaviani, O. (2014). Studi Kebijakan Pengendalian
Schistosomiasis Di Kabupaten Poso Dan Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2012. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 24(1),
42�49. https://doi.org/10.22435/mpk.v24i1.3486.42-49 Google Scholar
M. Nur Ali Ramadhan. (2013). Faktor
Risiko Kejadian Schistosomiasis di Dataran Tinggi Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi
Tengah. X, 1�21. Google Scholar
Mark Kester, Kelly D. Karpa, K. E. V.
(2007). Pharmacology Elsevier � S Integrated Review Pharmacology. Google Scholar
Mengist, W., Soromessa, T., & Legese,
G. (2020). Method for conducting systematic literature review and meta-analysis
for environmental science research. MethodsX, 7, 100777.
https://doi.org/10.1016/j.mex.2019.100777 Google Scholar
Mnkugwe, R. H., Minzi, O., Kinung�hi,
S., Kamuhabwa, A., & Aklillu, E. (2020). Efficacy and safety of
praziquantel and dihydroartemisinin piperaquine combination for treatment and
control of intestinal schistosomiasis: A randomized, non-inferiority clinical
trial. PLoS Neglected Tropical Diseases, 14(9), 1�18.
https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0008619 Google Scholar
Ningsi, R. J. (2016). Faktor Risiko
Kejadian Schistosomiasis Di Dataran Tinggi Bada Kabupaten Poso Sulawesi Tengah
Schistosomiasis Incidence Risk Factors in Bada Highland. Vektora, 8(1),
1�6.
Schistosomiasis. (n.d.).
Syam, D. M., Bungawati, A., &
Faisal, E. (2018). Hubungan Upaya Pengendalian Terhadap Kasus Schistosomiasis
di Dataran Tinggi Lindu Kabupaten Sigi. HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan,
4(1), 54�61. Google Scholar
Tandi, J. (2018). Pola Pengobatan
Penderita Schistosomiasis (Penyakit Demam Keong) Di Desa Kaduwaa Kecamatan Lore
Utara Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Sains Dan Kesehatan,
1(9), 456�464. https://doi.org/10.25026/jsk.v1i9.74 Google Scholar
Veridiana, N. N., & Chadijah, S.
(2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Penularan Schistosomiasis di Dua
Desa di Dataran Tinggi Napu Kapupaten Poso ,. Media Litbang, 23(3),
130�136. Google Scholar
Copyright holder: Yunita Rahmawati (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |