Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 8, Agustus 2022

 

ANALISIS DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

 

Ristina Clarisa, Mahendro Sumardjo

Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan opini audit going concern. Adapun faktor yang diteliti dalam hal ini adalah debt default, opinion shopping, ukuran perusahaan, dan company growth. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan transportasi logistic dan property real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga memperoleh sampel sebanyak 222 sampe dari 74 perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi logistic menggunakan SPSS versi 26. Hasil penelitian menunjukan bahwa opinion shopping berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern, company growth berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern, sementara debt default dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

 

Kata Kunci: Debt Default; Opinion Shopping; Ukuran Perusahaan; Company Growth; Opini Audit Going Concern.

 

Abstract

This research is a quantitative study with the aim of knowing and analyzing the factors that influence the acceptance of going concern audit opinion. The factors studied in this case are debt default, opinion shopping, company size, and company growth. The population in this study are transportation logistics companies and property real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2020. The data samples was determined using purposive sampling method and obtained a 222 samples from 74 companies. Hypothesis testing using logistic regression analysis with SPSS version 26 program. Result of this study indicate that opinion shopping has a significant positif effect on the acceptance of going concern audit opinion, company growth has a significant negative effect on the acceptance of going concern audit opinion, meanwhile debt default and company size has no significant effect on the acceptance of going concern audit opinion.

 

Keywords: Debt Default; Opinion Shopping; Company Size; Company Growt;, Going Concern Audit Opinion.

 

Pendahuluan

Dalam sebuah entitas, laporan keuangan ialah komponen utama yang dipakai oleh manajemen sebagai bentuk tanggung jawab kepada stakeholder salah satunya ialah investor. Kinerja manajemen di suatu entitas digambarkan melalui laporan keuangan. Laporan keuangan dipakai sebagai dasar penilaian dari kinerja suatu entitas untuk memberikan kepercayaan kepada stakeholder terhadap laporan keuangan yang dimiliki oleh entitas. Dalam pengambilan keputusan laporan keuangan ialah objek utama, maka dari itu entitas membutuhkan laporan keuangan yang andal. Untuk memperoleh laporan keuangan yang andal maka dari itu entitas memerlukan bantuan auditor eksternal dalam menjembatani antara stakeholder dengan manajemen entitas.

Dalam hal ini entitas memakai auditor eksternal untuk memberikan penilaian terhadap laporan keuangan yang sudah dibuat. Auditor berperan dalam menjembatani antara stakeholder dengan manajemen entitas. Tujuan dari adanya auditor atas pemberian jaminan output entitas ialah untuk melihat apakah standar akuntasi yang berlaku sudah dipakai oleh entitas sudah menampilkan laporan keuangan dan informasi yang disampaikan sudah mencerminkan kondisi sesungguhnya dari entitas tersebut (Hartono & Dewi, 2018). Maka dari itu, auditor harus bersifat terikat dalam penilaiannya mengenai keselarasan laporan keuangan entitas.

Pemberian opini yang dikeluarkan oleh auditor eksternal sangat penting untuk menetapkan sikap yang akan dikeluarkan oleh investor. Opini atas laporan keuangan yang dikeluarkan auditor ialah cerminan laporan keuangan yang akan dipakai dalam mengambil keputusan serta cerminan dari kondisi keuangan yang sesungguhnya. Namun dalam hal ini, terdapat berbagai faktor yang menetapkan auditor untuk menilai keselarasan laporan keuangan salah satunya ialah potensi keberlangsungan hidup entitas. Hal tersebut disebut dengan going concern. Dalam hal ini going concern dalam entitas akan mempengaruhi auditor terhadap opini yang akan dikeluarkan.

Dalam melaksanakan penyusunan laporan keuangan hal terpenting yang menjadi dasar penyusunan ialah ialah going concern. Keraguan mengenai kelanjutan hidup entitas ialah hal penting untuk auditor menyatakn opini audit going concern. Entitas yang dianggap akan mengalami kebangkrutan maka opini audit going concern akan diberikan oleh auditor.

Arens et al., (2017 hlm 63) auditor bertanggung jawab dalam memberikan opini terkait keberlangsungan hidup entitas bukan menetapkan kelanjutan hidup entitas tersebut. Apabila auditor menganggap terdapat keraguan yang substansial mengenai keberlangsungan hidup entitas, maka opini dengan tulisan penekanan harus dipublikasikan.

Kasus going concern lainnya yang terjadi di Indonesia ialah entitas Star Pacific Tbk. Dilansir dari Bisnis.com (2018) bahwa Star Pacific melaksanakan restrukturisasi utang bank. Diketahui bahwa Star Pasific Tbk. melaksanakan restrukturisasi kepada Bank KEB Hana yang berjenis pinjaman investasi pada tanggal 5 November 2018 yang nilainya mencapai Rp203,83 Miliar. Restrukturisasi berdampak pada besarnya cicilan bunga yang harus dibayarkan perseroan serta pokok pinjaman akan menjadi lebih ringan.

Star Pacific Enterprises mendapatkan opini audit going concern dari KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan pada tahun 2018. Hal ini disebabkan kerugian operasional konsolidasi grup sejumlah Rp. 64.894 dan arus kas konsolidasi negatif dari operasi sejumlah Rp. 40.885, sehingga terjadi defisit kumulatif sejumlah Rp. Rp 1.733.773. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan entitas untuk menghasilkan keuntungan dan arus kas positif dari kegiatan operasionalnya di masa depan, serta sinyal risiko masa depan yang dapat merusak bisnis Grup.

Berdasarkan contoh yang diberikan, dapat ditentukan bahwa opini audit going concern yang diterima entitas ialah faktor yang paling kritis. Namun, kegagalan auditor untuk mengeluarkan peringatan dini tentang kapasitas entitas untuk mempertahankan kelangsungan bisnis juga patut disalahkan. Stakeholder merasakan dampak dari opini audit going concern yang diterima oleh entitas. Stakeholder akan bersikap lebih tegas dalam mengambil keputusan sebab adanya kesalahan tersebut. Oleh sebab itu, auditor dituntut untuk lebih teliti dalam memberikan opini agar tidak mengganggu kelanjutan hidup entitas.

 

Metode Penelitian

Pengukuran Variable

Opini Audit Going Concern

Pengukuran variabel opini audit going concern dapat menggunakan variabel dummy. Dalam hal ini angka 1 diberikan kepada entitas yang mendapatkan opini audit going concern, sedangkan angka 0 diberikan kepada entitas yang tidak mendapatkan opini audit going concern.

Debt Default

Debt default mengacu pada ketidakberhasilan entitas untuk melunasi hutang pokok dan bunga sampai waktu jatuh tempo. Pengukuran variabel debt default diukur dengan menggunakan rumus Debt Equity Ratio (DER) sebagai berikut:

Opinion Shopping

Opinion shopping diukur dengan menggunakan variabel dummy Dalam hal ini angka 1 diberikan kepada entitas yang mengganti auditor independen setelah mendapatkan opini audit going concern, sedangkan angka 0 diberikan kepada entitas yang tidak mengganti auditor independen setelah mendapatkan opini audit going concern.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat menggunakan beberapa cara, contohnya kapitalisasi pasar, total asset, dan penjualan. Ukuran perusahaan diukur dengan penggunakan rumus sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Ln (total asset)

Company Growth

Company growth dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Keteranagan:

Penjualan (t)�������������� = Pejualan tahun berjalan

Penjualan (t-1) = Penjualan tahun sebelumnya

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor transportasi logistic dan property real estate yang terlisting pada (BEI) Bursa Efek Indonesia untuk kurun waktu 2018-2020 dengan teknik purposive sampling. Kriteria yang digunakan yaitu

1.     Entitas transportasi logistic dan property real estate yang sudah terdaftar di BEI kurun waktu 2018-2020

2.     Entitas tidak mengalami delisting dari BEI selama kurun waktu riset yaitu 2018-2020

3.     Entitas sudah mempublikasikan laporan keuangan yang sudah diaudit pada pada kurun waktu 2018-2020

4.     Entitas mempunyai Catatan Atas Laporan Keuangan pada kurun waktu 2018-2020

Analisis Data

Peneliti akan menggunakan analisis regresi logistic akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan analisis data dan selanjutnya data yang telah terkumpulkan akan diolah dengan bantuan alat perhitungan statistik yakni Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Tujuan dari analisis data ialah untuk mengekstrak informasi penting dari data, dengan hasil yang dipakai untuk memecahkan tantangan penelitian (Ghozali, 2018 hlm. 3). Sebab variabel independen dalam penelitian ini ialah going concern dengan pengukuran variabel dummy, maka dipakai regresi logistik. Variabel bebas di sisi lain, ialah campuran dari variabel matriks dan non-matriks. Variabel terikat dalam regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas atau uji klasik. Adapun model regresi yang terwujud yaitu

�= α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε

Keterangan:

���������� = Opini audit going concern

�������������������� = Konstanta

β1 β2 β3 β4���� = Koefisien regresi

X1������������������ = Debt default

X2������������������ = Opinion shopping

X3������������������ = Ukuran perusahaan

X4������������������ = Company growth

𝜀 �������������������� = Error item

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Penelitin ini menggunakan populasi perusahaan sektor transportasi logistic dan property real estate yang terlisting pada (BEI) Bursa Efek Indonesia untuk kurun waktu 2018-2020 dengan total sampel 74 perusahaan. �Berikut merupakan rincian kriteria sampel penelitian yang digunakan:

 

Tabel 1

�Kriteria Sampel Penelitian

No.

Kriteria

Jumlah

1

Entitas Transportasi Logistic dan Property Real Estate yang terdaftar di BEI pada periode 2018-2020

80

2

Entitas tidak mengalami delisting dari BEI selama kurun waktu riset yaitu 2018-2020

(3)

3

Entitas sudah mempublikasikan laporan keuangan yang sudah diaudit pada pada kurun waktu 2018-2020

(2)

4

Entitas mempunyai Catatan Atas Laporan Keuangan pada kurun waktu 2018-2020

(1)

 

Jumlah Sampel

74

 

Jumlah Sampel selama 3 tahun

222

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Analisis Statistik Deskriptif

 

Tabel 2

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Opini Going Concern

222

0

1

.13

.338

Debt Default

222

-10.256

21.901

.83355

2.116798

Opinion Shopping

222

0

1

.06

.244

Ukuran perusahaan

222

19.988

32.656

28.46514

1.823539

Company Growth

222

-.840

8.088

.01649

.745575

Valid N (listwise)

222

 

 

 

 

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Uji Kelayakan Model

 

Tabel 3

Hasil Uji Kelayakan Model

Hosmer and Lemeshow Test

Step

Chi-square

df

Sig.

1

5.072

8

.750

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Berdasarkan hasil uji Hosmer and Lemeshow�s �Goodness of Fit Test� menggunakan aplikasi SPSS versi 26, didapatkan hasil Chi-square sebesar 5.072 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.750. Hal tersebut menandakan bahwa hasil signifikan yaitu 0.750 > 0,05 sehingga hipotesis 0 diterima yang menunjukan bahwa model cocok dengan data yang digunakan dan data dianggap layak.

Uji Model Fit

 

Tabel 4

Hasil Uji -2 Log Likelihood Awal

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0

1

176.962

-1.477

2

172.159

-1.842

3

172.087

-1.894

4

172.087

-1.895

5

172.087

-1.895

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 172.087

c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Tabel 5

Hasil Uji -2 Log Likelihood Akhir

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Debt Default

Opinion Shopping

Ukuran perusahaan

Company Growth

Step 1

1

150.582

-.840

-.046

2.460

-.026

-.173

2

138.604

-.838

-.096

3.030

-.044

-.575

3

136.073

-.968

-.094

3.170

-.048

-1.300

4

135.880

-1.156

-.085

3.230

-.045

-1.571

5

135.879

-1.179

-.085

3.236

-.044

-1.589

6

135.879

-1.179

-.085

3.236

-.044

-1.589

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 172.087

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Berdasarkan tabel 4 yang menunjukan nilai -2 Log Likelihood awal senilai 172.087. Nilai tersebut menunjukan hasil ketika belum dimasukkan variabel independen sehingga hanya terdapat variabel dependen. Sementara nilai -2 Log Likelihood akhir ditunjukan pada tabel 5 sebesar 135.879 menunjukan nilai ketika dimasukkan variabel independen. Terjadi penurunan dari nilai -2 Log Likelihood awal (172.087) ke nilai -2 Log Likelihood akhir (135.879) sebesar 36.208. Penurunan tersebut menunjukan bahwa setelah dimasukkan variabel independen, model regresi menjadi semakin baik.

Tabel 6

Hasil Omnibus Tests of Model Coefficients

Omnibus Tests of Model Coefficients

 

Chi-square

df

Sig.

Step 1

Step

36.208

4

.000

Block

36.208

4

.000

Model

36.208

4

.000

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Berdasarkan tabel 6, hasil uji Omnibus Tests of Model Coefficients dilakukan untuk mengetahui penurunan yang signifikan antara nilai -2 Log Likelihood awal dengan nilai -2 Log Likelihood akhir dengan tingkat signifikansi 0,05. Tahap selanjutnya yaitu dengan membandingkan antara nilai chi-square tabel dengan nilai chi-square hitung. Chi-square tabel dengan degree of freedom (DF) 4 serta tingkat signifikansi 0,05 yaitu 9,49 sementara chi square hitung yang diperoleh dari tabel 25 yaitu 36,208. Hasil menunjukkan bahwa chi square hitung > chi square tabel dengan nilai 36,208 > 9,49 sehingga membuktikan bahwa setiap penambahan variabel independen yang terdiri dari debt default, opinion shopping, ukuran perusahaan, company growth mampu memperbaiki secara keseluruhan model regresi sehingga data layak untuk diinterpretasikan.

Matriks Klasifikasi

 

Tabel 7

Hasil Matriks Klasifikasi

Classification Tablea

 

Observed

Predicted

 

OGC

Percentage Correct

 

Tidak Menerima Opini Going Concern

Menerima Opini Going Concern

Step 1

OGC

Tidak Menerima Opini Going Concern

189

4

97.9

Menerima Opini Going Concern

20

9

31.0

Overall Percentage

 

 

89.2

a. The cut value is .500

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Berdasarkan hasil tabel klasifikasi pada tabel 7, dapat dilihat bahwa model regresi mampu mengestimasi entitas yang tidak mendapatkan opini audit going concern senilai 97.9% sementara kemampuan model regresi dalam mengestimasi entitas yang mendapatkan opini audit going concern sebesar 31% sehingga secara keseluruhan, model regresi mampu mengestimasi sebesar 89,2%. Hasil tabel klasifikasi tersebut menggambarkan bahwa berdasarkan model regresi yang digunakan, dari total sampel yang tidak mendapatkan opini audit going concern sejumlah 193 sampel, laporan keuangan yang diperkirakan tidak menerima opini audit going concern sejumlah 189 sampel. Sementara, berdasarkan total sampel yang menerima opini audit going concern sejumlah 29 sampel, laporan keuangan yang diperkirakan menerima opini audit going concern sejumlah 9 sampel.

Uji Multikolinearitas

 

Tabel 8

Hasil Uji Multikolinearitas

Correlation Matrix

 

Constant

Debt Default

Opinion Shopping

Ukuran perusahaan

Company Growth

Step 1

Constant

1.000

.040

.040

-.996

.079

Debt Default

.040

1.000

-.125

-.066

-.257

Opinion Shopping

.040

-.125

1.000

-.066

-.065

Ukuran Perusahaan

-.996

-.066

-.066

1.000

-.033

Company Growth

.079

-.257

-.065

-.033

1.000

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Berdasarkan tabel 8 yaitu hasil uji multikolinieritas yang disajikan pada tabel 26, menunjukan bahwa tidak ditemukannya nilai koefisien korelasi antar variabel yang lebih besar dari 0,90 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel independen atau tidak timbulnya indikasi multikolinieritas.

Uji Koefisien Determinasi

 

Tabel 9

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1

135.879a

.150

.279

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Berdasarkan tabel 9, maka diperoleh hasil uji koefisien determinasi yang diperoleh dari nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,279. Hal tersebut menunjukan bahwa variabilitas variabel terikat yang ditunjukan oleh variabel bebas sebesar 27,9% sehingga dapat dikatakan bahwa peluang atau bukan peluang kemungkinan suatu entitas menerima opini audit going concern yang dipengaruhi oleh debt default, opinion shopping, ukuran perusahaan dan company growth sebesar 0,279% sementara sisanya sebesar 72,1% merupakan peluang atau bukan peluang entitas menerima opini audit going concern yang dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini

 

Uji Wald

 

Tabel 10

Hasil Uji Wald

Variables in the Equation

 

B

S.E.

Wald

df

Sig.

Exp(B)

Step 1a

Debt Default

-.085

.117

.523

1

.470

.919

Opinion Shopping

3.236

.678

22.779

1

.000

25.436

Ukuran perusahaan

-.044

.124

.126

1

.722

.957

Company Growth

-1.589

.723

4.839

1

.028

.204

Constant

-1.179

3.545

.111

1

.739

.308

a. Variable(s) entered on step 1: Debt Default, Opinion Shopping, Ukuran perusahaan, Company Growth.

Sumber: Data diolah peneliti (2021)

 

Berdasarkan tabel 10 yang menunjukan hasil uji wald diperoleh hasil bahwa variabel debt default memiliki hasil nilai wald sebesar 0.523 dengan probabilitas 0,05 (sig) serta tingkat signifikansi 0,470. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi lebih besar dari probabilitas dengan nilai 0,470 > 0,05 maka hipotesis pertama (H1) ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa debt default tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Hasil uji wald pada variabel opinion shopping memiliki nilai 22,779 dengan probabilitas 0,05 (sig) serta tingkat signifikansi 0,000. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari probabilitas dengan nilai 0,000 < 0,05 maka hipotesis kedua (H2) ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa opinion shopping berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Hasil uji wald pada variabel ukuran perusahaan memiliki nilai 0,126 dengan probabilitas 0,05 (sig) serta tingkat signifikansi 0,722. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi lebih besar dari probabilitas dengan nilai 0,722 > 0,05, maka hipotesis ketiga (H3) ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Hasil uji wald pada variabel company growth memiliki nilai 4,839 dengan probabilitas 0,05 (sig) serta tingkat signifikansi 0,28. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikan lebih kecil dari probabilitas dengan nilai 0,028 < 0,05, maka hipotesis keempat (H4) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa company growth berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern

 

 

 

 

Pembahasan

Pengaruh Debt Default terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh debt default, diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah negatif senilai 0,085 serta nilai wald sebesar 0,523 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,470. Hasil analisis yang telah dilakukan membuktikan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,470 > 0,05, sehingga H1 ditolak. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa variabel debt default tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Menurut hasil uji statistik deskriptif yang telah dilakukan, variabel debt default dalam sampel laporan keuangan entitas transportasi logistic dan property real estate pada periode 2018-2020 memiliki nilai mean sebesar 0,83355. Pada penelitian ini terdapat total sampel sebanyak 222, diketahui sebanyak 29 sampel atau sekitar 13,1% yang menerima opini audit going concern. Sementara dari total 29 sampel tersebut diperoleh sebanyak 18 sampel atau sekitar 62,1% yang memperoleh nilai rasio debt default dibawah rata-rata. Sedangkan, 11 sampel atau sekitar 37,9% yang memperoleh nilai rasio debt default diatas rata-rata. Berdasarkan data statistik tersebut yang mendukung hasil olah data menunjukan bawa debt default tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astari & Latrini (2017), Mustika et al., (2017), Putri et al., (2019), Safitri (2017) dan Mariana et al., (2018) dimana dalam penelitiannya menyatakan bahwa debt default tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Ketika entitas memiliki jumlah hutang yang tinggi, pada umumnya entitas akan mengalokasikan seluruh kas yang dimilikinya untuk membayarkan hutang serta bunganya kepada kreditur. Tingginya nilai hutang yang dimiliki entitas belum tentu membuat auditor untuk memberikan opini audit going concern, karena biasanya auditor tidak hanya melihat nilai hutang entitas saja namun melihat kondisi keuangan entitas secara keseluruhan.

Pengaruh Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh opinion shopping, diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah positif senilai 3,236 serta nilai wald sebesar 22,779 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil analisis yang telah dilakukan membuktikan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga H2 ditolak. Berdasarkan data statistik tersebut yang mendukung hasil olah data menunjukan bahwa variabel opinion shopping berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumayanti & Widhiyani (2017), Safitri (2017), Syahputra & Yahya (2017) dan Puspaningsih & Analia (2020) dalam hal ini dijelaskan bahwa entitas yang mengganti auditor independennya pada tahun berikutnya setelah mendapatkan opini audit going concern tidak dapat dihindarkan untuk mendapatkan opini audit going concern kembali. Hasil penelitian terbukti bahwa meskipun auditor mendapatkan tekanan dari manajemen tetapi auditor akan menjaga sikap independensinya untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tanpa melihat tujuan manajemen entitas. Saat manajemen mengancam akan melakukan pergantian auditor, auditor tidak dapat terpengaruh dan akan tetap mengeluarkan opini audit going concern. Dapat disimpulkan bahwa adanya pergantian auditor tidak mempengaruhi auditor untuk memberikan opini audit going concern yang pada kenyataannya entitas tersebut sedang terdapat masalah mengenai kelangsungan hidup perusahaan

Pengaruh Ukuran perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,044 serta nilai wald sebesar 0,126 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,722. Hasil analisis yang telah dilakukan membuktikan bahwa nilai signifikansi 0,722 > 0,05, sehingga H3 ditolak. Berdasarkan data statistik tersebut yang mendukung hasil olah data menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum & Zulaikha (2019), Nariman (2017), dan Safitri (2017) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Dalam hal ini dijelaskan bahwa perusahaan dengan ukuran yang kecil belum tentu tidak dapat menjalankan kelangsungan hidup perusahaannya untuk jangka waktu yang lama. Ukuran perusahaan bukan merupakan faktor penentu suatu perusahaan menerima opini audit going concern. Kelangsungan hidup perusahaan biasanya ditentukan dari kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar tetap berkelanjutan untuk jangka waktu yang panjang. Hasil pengujian menunjukan bahwa auditor independen tidak akan terganggu mengenai ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan tidak menjadi faktor penentu seorang auditor untuk mengeluarkan opini audit going concern. Saat auditor menjalankan tugas auditnya, auditor tetap menjalankan tingkat skeptisme profesionalnya dengan tetap memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang sedang mengalami masalah kelangsungan hidup tanpa melihat ukuran perusahaan yang sedang diaudit. Maka dari itu, meskipun perusahaan tergolong kecil akan tetap mempunyai kelangsungan hidup yang panjang apabila kinerja dari manajemen entitas tersebut baik, sehingga semakin kecil juga potensi penerimaan opini audit going concern didapatkan.

Pengaruh Company Growth Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -1,589 serta nilai wald sebesar 4.839 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,028. Hasil analisis yang telah dilakukan membuktikan bahwa nilai signifikansi 0,028 < 0,05, sehingga H4 diterima. Berdasarkan data statistik tersebut yang mendukung hasil olah data menunjukan bahwa variabel company growth berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, variabel company growth dalam sampel laporan keuangan entitas transportasi logistic dan property real estate pada periode 2018-2020 memiliki nilai mean sebesar 0,01649. Pada penelitian ini terdapat total sampel sebanyak 222, diketahui sebanyak 29 sampel atau sekitar 13,1% yang menerima opini audit going concern. Sementara dari total 29 sampel tersebut diperoleh sebanyak 22 sampel atau sekitar 75,9% yang memperoleh nilai rasio pertumbuhan dibawah rata-rata. Sedangkan, 7 sampel atau sekitar 24,1% yang memperoleh nilai rasio pertumbuhan diatas rata-rata. Hal tersebut menunjukan bahwa company growth berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.

 

Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dilakukan pengujiannya serta pembahasan �Analisis Determinan Yang Memengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern� pada perusahaan transportasi logistic dan property real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018-2020, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.

Variabel debt default secara parsial tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Artinya tinggi rendahnya rasio debt default suatu perusahaan tidak memengaruhi penerimaan opini audit going concern pada suatu entitas. Variabel opinion shopping secara parsial berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Artinya semakin seringnya pergantian auditor yang dilakukan maka semakin tinggi kemungkinan entitas mendapatkan opini audit going concern. Variabel ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Artinya besar kecilnya ukuran perusahaan tidak memengaruhi penerimaan opini audit going concern pada suatu entitas. Variabel company growth secara parsial berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Artinya semakin tinggi pertumbuhan perusahaan, maka kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern semakin rendah

 

 

 


BIBLIOGRAFI

 

Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S., & Hogan, C. E. (2017). Auditing and Assurance Service: An Integrated Approach (16th ed.). Prentice Hall. Google Scholar

 

Astari, Putu Wasita, & Latrini, Made Yeni. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3(2), 2407�2438. Google Scholar

 

Hartono, Dina, & Dewi, Christine Novita. (2018). Determinan Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 14(2), 83�94. https://doi.org/10.21460/jrak.2018.142.326 Google Scholar

 

Kusumaningrum, Yesi, & Zulaikha, Zulaikha. (2019). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal of Accounting, 8(4), 1�12. Google Scholar

 

Kusumayanti, Ni Putu Evi, & Widhiyani, Ni Luh Sari. (2017). Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure Dan Reputasi KAP Pada Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18(3), 2290�2317. Google Scholar

 

Mariana, Gita, Kuncoro, M. Dwi Purbo, & Ryando, Ryando. (2018). Pengaruh Debt Default, Disclosure Level, dan Audit Lag Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013). Seminar Nasional Cendikiawan, 4, 1043�1053. Google Scholar

 

Mustika, Vita, Hardi, Hardi, & Julita, Julita. (2017). Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, Opinion Shopping, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur (Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia 2011-2015). JOM Fekon, 4(1), 1613�1627. Google Scholar

 

Nariman, Augustpaosa. (2017). Pengaruh Faktor-Faktor Perusahaan, Prediksi Kebangkrutan Dan Reputasi Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Terkait Going Concern. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 1(2), 33�45. Google Scholar

 

Puspaningsih, Abriyani, & Analia, Amanda Prima. (2020). The Effect of Debt Default, Opinion Shopping, Audit Tenure and Company�s Financial Conditions on Going-concern Audit Opinions. Review of Integrative Business and Economics Research, 9(2), 115�127. Google Scholar

 

Putri, Yudia Rosiana, Hardiwinoto, Hardiwinoto, & Alwiyah, Alwiyah. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt Default, Disclosure, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Pada Perusahaan Manufaktur Industri Dasar Dan Kimia Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017). Maksimum Media Akuntansi Universitas Muhammadiyah Semarang, 9, 63�80. Google Scholar

 

Safitri, Riza. (2017). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Opinion Shopping, Kualitas Audit, Audit Client Tenure, Debt Default dan Audit Lag Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. JOM Fekon, 4(1), 1374�1388.

 

Syahputra, Fauzan;, & Yahya, M. Rizal; (2017). Pengaruh Audit Tenure, Audit Delay, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 2(3), 2�9. Google Scholar

 

Copyright holder:

Ristina Clarisa, Mahendro Sumardjo (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: