Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 8, Agustus
2022
ANALISIS
DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
Ristina Clarisa, Mahendro Sumardjo
Universitas Pembangunan Nasional
(UPN) Veteran Jakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan opini audit going concern. Adapun faktor yang diteliti dalam hal ini adalah debt default, opinion shopping, ukuran perusahaan, dan company growth. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan transportasi logistic dan property real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga memperoleh sampel sebanyak 222 sampe dari 74 perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi logistic menggunakan SPSS versi 26. Hasil penelitian menunjukan bahwa opinion shopping berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern, company growth berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern, sementara debt default dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Kata Kunci: Debt Default; Opinion Shopping; Ukuran Perusahaan; Company Growth; Opini Audit Going
Concern.
Abstract
This
research is a quantitative study with the aim of knowing and analyzing the
factors that influence the acceptance of going concern audit opinion. The
factors studied in this case are debt default, opinion shopping, company size,
and company growth. The population in this study are transportation logistics
companies and property real estate companies listed on the Indonesia Stock
Exchange in 2018-2020. The data samples was determined
using purposive sampling method and obtained a 222 samples from 74 companies.
Hypothesis testing using logistic regression analysis with SPSS version 26
program. Result of this study indicate that opinion shopping has a significant positif effect on the acceptance of going concern audit
opinion, company growth has a significant negative effect on the acceptance of
going concern audit opinion, meanwhile debt default and company size has no significant effect
on the acceptance of going concern audit opinion.
Keywords: Debt
Default; Opinion Shopping; Company Size; Company Growt;, Going Concern Audit
Opinion.
Dalam sebuah entitas, laporan keuangan ialah komponen utama yang dipakai oleh manajemen sebagai bentuk tanggung jawab kepada stakeholder salah satunya ialah investor. Kinerja manajemen di suatu entitas digambarkan melalui laporan keuangan. Laporan keuangan dipakai sebagai dasar penilaian dari kinerja suatu entitas untuk memberikan kepercayaan kepada stakeholder terhadap laporan keuangan yang dimiliki oleh entitas. Dalam pengambilan keputusan laporan keuangan ialah objek utama, maka dari itu entitas membutuhkan laporan keuangan yang andal. Untuk memperoleh laporan keuangan yang andal maka dari itu entitas memerlukan bantuan auditor eksternal dalam menjembatani antara stakeholder dengan manajemen entitas.
Dalam hal ini entitas memakai auditor eksternal untuk memberikan penilaian terhadap laporan keuangan yang sudah dibuat. Auditor berperan dalam menjembatani antara stakeholder dengan manajemen entitas. Tujuan dari adanya auditor atas pemberian jaminan output entitas ialah untuk melihat apakah standar akuntasi yang berlaku sudah dipakai oleh entitas sudah menampilkan laporan keuangan dan informasi yang disampaikan sudah mencerminkan kondisi sesungguhnya dari entitas tersebut (Hartono & Dewi, 2018). Maka dari itu, auditor harus bersifat terikat dalam penilaiannya mengenai keselarasan laporan keuangan entitas.
Pemberian opini yang dikeluarkan oleh auditor eksternal sangat penting untuk menetapkan sikap yang akan dikeluarkan oleh investor. Opini atas laporan keuangan yang dikeluarkan auditor ialah cerminan laporan keuangan yang akan dipakai dalam mengambil keputusan serta cerminan dari kondisi keuangan yang sesungguhnya. Namun dalam hal ini, terdapat berbagai faktor yang menetapkan auditor untuk menilai keselarasan laporan keuangan salah satunya ialah potensi keberlangsungan hidup entitas. Hal tersebut disebut dengan going concern. Dalam hal ini going concern dalam entitas akan mempengaruhi auditor terhadap opini yang akan dikeluarkan.
Dalam melaksanakan penyusunan laporan
keuangan hal terpenting yang menjadi dasar penyusunan ialah ialah going concern. Keraguan mengenai
kelanjutan hidup entitas ialah hal penting untuk auditor menyatakn opini audit going concern. Entitas yang dianggap
akan mengalami kebangkrutan maka opini audit going concern akan diberikan oleh auditor.
Arens et al., (2017 hlm 63)
auditor bertanggung jawab dalam memberikan opini terkait keberlangsungan hidup entitas
bukan menetapkan kelanjutan hidup entitas tersebut. Apabila auditor menganggap
terdapat keraguan yang substansial mengenai keberlangsungan hidup entitas, maka
opini dengan tulisan penekanan harus dipublikasikan.
Kasus going concern lainnya yang terjadi di Indonesia ialah entitas Star
Pacific Tbk. Dilansir dari Bisnis.com (2018) bahwa Star Pacific melaksanakan
restrukturisasi utang bank. Diketahui bahwa Star Pasific Tbk. melaksanakan
restrukturisasi kepada Bank KEB Hana yang berjenis pinjaman investasi pada
tanggal 5 November 2018 yang nilainya mencapai Rp203,83 Miliar. Restrukturisasi
berdampak pada besarnya cicilan bunga yang harus dibayarkan perseroan serta
pokok pinjaman akan menjadi lebih ringan.
Star Pacific Enterprises mendapatkan
opini audit going concern dari KAP
Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan pada tahun 2018. Hal ini disebabkan
kerugian operasional konsolidasi grup sejumlah Rp. 64.894 dan arus kas
konsolidasi negatif dari operasi sejumlah Rp. 40.885, sehingga terjadi defisit
kumulatif sejumlah Rp. Rp 1.733.773. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran
tentang kemampuan entitas untuk menghasilkan keuntungan dan arus kas positif
dari kegiatan operasionalnya di masa depan, serta sinyal risiko masa depan yang
dapat merusak bisnis Grup.
Berdasarkan contoh yang diberikan,
dapat ditentukan bahwa opini audit going
concern yang diterima entitas ialah faktor yang paling kritis. Namun,
kegagalan auditor untuk mengeluarkan peringatan dini tentang kapasitas entitas
untuk mempertahankan kelangsungan bisnis juga patut disalahkan. Stakeholder merasakan dampak dari opini
audit going concern yang diterima
oleh entitas. Stakeholder akan
bersikap lebih tegas dalam mengambil keputusan sebab adanya kesalahan tersebut.
Oleh sebab itu, auditor dituntut untuk lebih teliti dalam memberikan opini agar
tidak mengganggu kelanjutan hidup entitas.
Metode Penelitian
Pengukuran Variable
Opini Audit Going Concern
Pengukuran variabel opini audit going concern dapat
menggunakan variabel dummy. Dalam hal ini angka
1 diberikan kepada entitas yang mendapatkan opini audit going
concern, sedangkan angka
0 diberikan kepada entitas yang tidak mendapatkan opini audit going concern.
Debt Default
Debt default mengacu pada ketidakberhasilan entitas untuk melunasi hutang pokok dan bunga sampai waktu jatuh tempo. Pengukuran variabel debt default diukur dengan menggunakan rumus Debt Equity Ratio (DER) sebagai berikut:
Opinion Shopping
Opinion shopping diukur dengan menggunakan variabel dummy Dalam
hal ini angka 1 diberikan kepada entitas yang mengganti auditor independen setelah mendapatkan opini audit going concern, sedangkan angka 0
diberikan kepada entitas yang tidak mengganti auditor independen setelah mendapatkan opini audit going
concern.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat menggunakan beberapa
cara, contohnya kapitalisasi pasar, total asset, dan penjualan. Ukuran perusahaan
diukur dengan penggunakan rumus sebagai berikut:
Ukuran
Perusahaan = Ln (total asset)
Company Growth
Company growth dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
Keteranagan:
Penjualan (t)�������������� = Pejualan tahun berjalan
Penjualan (t-1) = Penjualan tahun sebelumnya
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor transportasi logistic dan property real estate yang terlisting pada (BEI) Bursa Efek Indonesia untuk kurun waktu 2018-2020 dengan teknik purposive sampling. Kriteria yang digunakan yaitu
1. Entitas
transportasi logistic dan property real estate yang sudah terdaftar di BEI kurun waktu 2018-2020
2. Entitas
tidak mengalami delisting dari BEI
selama kurun waktu riset yaitu 2018-2020
3. Entitas
sudah mempublikasikan laporan keuangan yang sudah diaudit pada pada kurun waktu
2018-2020
4. Entitas
mempunyai Catatan Atas Laporan Keuangan pada kurun waktu 2018-2020
Analisis Data
Peneliti akan menggunakan analisis regresi logistic akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan analisis data dan selanjutnya data yang telah terkumpulkan akan diolah dengan bantuan alat perhitungan statistik yakni Statistical Product and Service Solution (SPSS).
Tujuan dari analisis data ialah untuk mengekstrak informasi penting dari data, dengan hasil yang dipakai untuk memecahkan tantangan penelitian (Ghozali, 2018 hlm. 3). Sebab variabel independen dalam penelitian ini ialah going concern dengan pengukuran variabel dummy, maka dipakai regresi logistik. Variabel bebas di sisi lain, ialah campuran dari variabel matriks dan non-matriks. Variabel terikat dalam regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas atau uji klasik. Adapun model regresi yang terwujud yaitu
�= α + β1 X1 + β2 X2 + β3
X3 + β4 X4 + ε
Keterangan:
���������� = Opini audit going
concern
�������������������� = Konstanta
β1 β2 β3
β4���� = Koefisien regresi
X1������������������ = Debt
default
X2������������������ = Opinion
shopping
X3������������������ = Ukuran perusahaan
X4������������������ = Company
growth
𝜀 �������������������� = Error item
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Penelitin ini menggunakan populasi perusahaan sektor transportasi logistic dan property real estate yang terlisting pada (BEI) Bursa Efek Indonesia untuk kurun waktu 2018-2020 dengan total sampel 74 perusahaan. �Berikut merupakan rincian kriteria sampel penelitian yang digunakan:
Tabel 1
�Kriteria Sampel Penelitian
No. |
Kriteria |
Jumlah |
1 |
Entitas
Transportasi Logistic dan Property Real
Estate yang terdaftar di BEI pada
periode 2018-2020 |
80 |
2 |
Entitas
tidak mengalami delisting dari BEI
selama kurun waktu riset yaitu 2018-2020 |
(3) |
3 |
Entitas
sudah mempublikasikan laporan keuangan yang sudah diaudit pada pada kurun
waktu 2018-2020 |
(2) |
4 |
Entitas
mempunyai Catatan Atas Laporan Keuangan pada kurun waktu 2018-2020 |
(1) |
|
Jumlah
Sampel |
74 |
|
Jumlah
Sampel selama 3 tahun |
222 |
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Analisis Statistik
Deskriptif
Tabel 2
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Opini
Going Concern |
222 |
0 |
1 |
.13 |
.338 |
Debt
Default |
222 |
-10.256 |
21.901 |
.83355 |
2.116798 |
Opinion
Shopping |
222 |
0 |
1 |
.06 |
.244 |
Ukuran
perusahaan |
222 |
19.988 |
32.656 |
28.46514 |
1.823539 |
Company
Growth |
222 |
-.840 |
8.088 |
.01649 |
.745575 |
Valid
N (listwise) |
222 |
|
|
|
|
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Uji Kelayakan
Model
Tabel 3
Hasil Uji Kelayakan Model
Hosmer and Lemeshow Test |
|||
Step |
Chi-square |
df |
Sig. |
1 |
5.072 |
8 |
.750 |
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Berdasarkan hasil uji Hosmer and Lemeshow�s �Goodness of Fit Test� menggunakan aplikasi SPSS versi 26, didapatkan hasil Chi-square sebesar 5.072 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.750. Hal tersebut menandakan bahwa hasil signifikan yaitu 0.750 > 0,05 sehingga hipotesis 0 diterima yang menunjukan bahwa model cocok dengan data yang digunakan dan data dianggap layak.
Uji Model Fit
Tabel 4
Hasil Uji -2 Log Likelihood Awal
Iteration Historya,b,c |
|||
Iteration |
-2 Log likelihood |
Coefficients |
|
Constant |
|||
Step
0 |
1 |
176.962 |
-1.477 |
2 |
172.159 |
-1.842 |
|
3 |
172.087 |
-1.894 |
|
4 |
172.087 |
-1.895 |
|
5 |
172.087 |
-1.895 |
|
a.
Constant is included in the model. |
|||
b.
Initial -2 Log Likelihood: 172.087 |
|||
c.
Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001. |
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Tabel 5
Hasil Uji -2 Log Likelihood Akhir
Iteration Historya,b,c,d |
|||||||
Iteration |
-2 Log likelihood |
Coefficients |
|||||
Constant |
Debt Default |
Opinion Shopping |
Ukuran perusahaan |
Company Growth |
|||
Step
1 |
1 |
150.582 |
-.840 |
-.046 |
2.460 |
-.026 |
-.173 |
2 |
138.604 |
-.838 |
-.096 |
3.030 |
-.044 |
-.575 |
|
3 |
136.073 |
-.968 |
-.094 |
3.170 |
-.048 |
-1.300 |
|
4 |
135.880 |
-1.156 |
-.085 |
3.230 |
-.045 |
-1.571 |
|
5 |
135.879 |
-1.179 |
-.085 |
3.236 |
-.044 |
-1.589 |
|
6 |
135.879 |
-1.179 |
-.085 |
3.236 |
-.044 |
-1.589 |
|
a.
Method: Enter |
|||||||
b.
Constant is included in the model. |
|||||||
c.
Initial -2 Log Likelihood: 172.087 |
|||||||
d.
Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates
changed by less than .001. |
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Berdasarkan tabel 4 yang menunjukan
nilai -2 Log Likelihood awal senilai 172.087. Nilai tersebut menunjukan hasil
ketika belum dimasukkan variabel independen sehingga hanya terdapat variabel
dependen. Sementara nilai -2 Log Likelihood akhir ditunjukan pada tabel 5
sebesar 135.879 menunjukan nilai ketika dimasukkan variabel independen. Terjadi
penurunan dari nilai -2 Log Likelihood awal (172.087) ke nilai -2 Log
Likelihood akhir (135.879) sebesar 36.208. Penurunan tersebut menunjukan bahwa
setelah dimasukkan variabel independen, model regresi menjadi semakin baik.
Tabel 6
Hasil Omnibus Tests of Model Coefficients
Omnibus Tests of Model
Coefficients |
||||
|
Chi-square |
df |
Sig. |
|
Step
1 |
Step |
36.208 |
4 |
.000 |
Block |
36.208 |
4 |
.000 |
|
Model |
36.208 |
4 |
.000 |
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Berdasarkan tabel 6, hasil uji Omnibus Tests of Model Coefficients dilakukan untuk mengetahui penurunan yang signifikan antara nilai -2 Log Likelihood awal dengan nilai -2 Log Likelihood akhir dengan tingkat signifikansi 0,05. Tahap selanjutnya yaitu dengan membandingkan antara nilai chi-square tabel dengan nilai chi-square hitung. Chi-square tabel dengan degree of freedom (DF) 4 serta tingkat signifikansi 0,05 yaitu 9,49 sementara chi square hitung yang diperoleh dari tabel 25 yaitu 36,208. Hasil menunjukkan bahwa chi square hitung > chi square tabel dengan nilai 36,208 > 9,49 sehingga membuktikan bahwa setiap penambahan variabel independen yang terdiri dari debt default, opinion shopping, ukuran perusahaan, company growth mampu memperbaiki secara keseluruhan model regresi sehingga data layak untuk diinterpretasikan.
Matriks Klasifikasi
Tabel 7
Hasil Matriks Klasifikasi
Classification Tablea |
|||||
|
Observed |
Predicted |
|||
|
OGC |
Percentage Correct |
|||
|
Tidak Menerima Opini Going
Concern |
Menerima Opini Going Concern |
|||
Step
1 |
OGC |
Tidak
Menerima Opini Going Concern |
189 |
4 |
97.9 |
Menerima
Opini Going Concern |
20 |
9 |
31.0 |
||
Overall
Percentage |
|
|
89.2 |
||
a.
The cut value is .500 |
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Berdasarkan hasil tabel klasifikasi
pada tabel 7, dapat dilihat bahwa model regresi mampu mengestimasi
entitas yang tidak mendapatkan opini audit going concern senilai
97.9% sementara kemampuan
model regresi dalam mengestimasi entitas yang mendapatkan opini audit going concern sebesar
31% sehingga secara keseluruhan, model regresi mampu mengestimasi sebesar 89,2%. Hasil tabel klasifikasi tersebut menggambarkan bahwa berdasarkan model regresi yang digunakan, dari total sampel yang tidak mendapatkan opini audit going concern sejumlah
193 sampel, laporan keuangan yang diperkirakan tidak menerima opini audit going
concern sejumlah 189 sampel.
Sementara, berdasarkan
total sampel yang menerima opini audit going
concern sejumlah 29 sampel,
laporan keuangan yang diperkirakan menerima opini audit going
concern sejumlah 9 sampel.
Uji Multikolinearitas
Tabel 8
Hasil Uji Multikolinearitas
Correlation Matrix |
||||||
|
Constant |
Debt Default |
Opinion Shopping |
Ukuran perusahaan |
Company Growth |
|
Step
1 |
Constant |
1.000 |
.040 |
.040 |
-.996 |
.079 |
Debt
Default |
.040 |
1.000 |
-.125 |
-.066 |
-.257 |
|
Opinion
Shopping |
.040 |
-.125 |
1.000 |
-.066 |
-.065 |
|
Ukuran
Perusahaan |
-.996 |
-.066 |
-.066 |
1.000 |
-.033 |
|
Company
Growth |
.079 |
-.257 |
-.065 |
-.033 |
1.000 |
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Berdasarkan tabel 8 yaitu hasil
uji
multikolinieritas yang disajikan pada tabel 26, menunjukan bahwa tidak
ditemukannya nilai koefisien korelasi antar variabel yang lebih besar dari 0,90
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel
independen atau tidak timbulnya indikasi multikolinieritas.
Uji Koefisien
Determinasi
Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary |
|||
Step |
-2 Log likelihood |
Cox & Snell R Square |
Nagelkerke R Square |
1 |
135.879a |
.150 |
.279 |
a.
Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates
changed by less than .001. |
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Berdasarkan tabel 9, maka diperoleh hasil uji koefisien determinasi yang diperoleh dari nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,279. Hal tersebut menunjukan bahwa variabilitas variabel terikat yang ditunjukan oleh variabel bebas sebesar 27,9% sehingga dapat dikatakan bahwa peluang atau bukan peluang kemungkinan suatu entitas menerima opini audit going concern yang dipengaruhi oleh debt default, opinion shopping, ukuran perusahaan dan company growth sebesar 0,279% sementara sisanya sebesar 72,1% merupakan peluang atau bukan peluang entitas menerima opini audit going concern yang dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini
Uji Wald
Tabel 10
Hasil Uji Wald
Variables in the Equation |
|||||||
|
B |
S.E. |
Wald |
df |
Sig. |
Exp(B) |
|
Step
1a |
Debt Default |
-.085 |
.117 |
.523 |
1 |
.470 |
.919 |
Opinion Shopping |
3.236 |
.678 |
22.779 |
1 |
.000 |
25.436 |
|
Ukuran perusahaan |
-.044 |
.124 |
.126 |
1 |
.722 |
.957 |
|
Company Growth |
-1.589 |
.723 |
4.839 |
1 |
.028 |
.204 |
|
Constant |
-1.179 |
3.545 |
.111 |
1 |
.739 |
.308 |
|
a.
Variable(s) entered on step 1: Debt Default, Opinion Shopping, Ukuran
perusahaan, Company Growth. |
Sumber: Data diolah
peneliti (2021)
Berdasarkan
tabel 10
yang menunjukan hasil uji wald diperoleh
hasil bahwa variabel debt default memiliki
hasil nilai wald sebesar 0.523 dengan probabilitas 0,05 (sig) serta tingkat
signifikansi 0,470. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi lebih
besar dari probabilitas dengan nilai 0,470 > 0,05 maka hipotesis pertama (H1)
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa debt
default tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hasil
uji wald pada variabel opinion shopping memiliki nilai 22,779
dengan probabilitas 0,05 (sig) serta tingkat signifikansi 0,000. Hasil tersebut
menunjukan bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari probabilitas dengan
nilai 0,000 < 0,05 maka hipotesis kedua (H2) ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa opinion shopping berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Hasil
uji wald pada variabel ukuran
perusahaan memiliki nilai 0,126 dengan probabilitas 0,05 (sig) serta tingkat
signifikansi 0,722. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi lebih
besar dari probabilitas dengan nilai 0,722 > 0,05, maka hipotesis ketiga (H3)
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Hasil uji wald pada variabel
company growth memiliki
nilai 4,839 dengan probabilitas 0,05 (sig) serta tingkat signifikansi 0,28. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikan
lebih kecil dari probabilitas dengan nilai 0,028 < 0,05, maka hipotesis keempat (H4) diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa company
growth berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern
Pembahasan
Pengaruh Debt Default terhadap Penerimaan
Opini Audit Going
Concern
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan untuk menguji pengaruh debt
default, diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah negatif senilai 0,085 serta nilai wald
sebesar 0,523 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,470. Hasil analisis
yang telah dilakukan membuktikan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,470 >
0,05, sehingga H1 ditolak. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa
variabel debt default tidak
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Menurut hasil uji statistik deskriptif yang telah dilakukan, variabel debt default dalam
sampel laporan keuangan entitas transportasi logistic
dan property real estate pada periode 2018-2020 memiliki nilai mean sebesar
0,83355. Pada penelitian ini
terdapat total sampel sebanyak 222, diketahui sebanyak 29 sampel atau sekitar 13,1% yang menerima opini audit going concern. Sementara
dari total 29 sampel tersebut diperoleh sebanyak 18 sampel atau sekitar 62,1% yang memperoleh nilai rasio debt default dibawah rata-rata. Sedangkan, 11 sampel atau sekitar
37,9% yang memperoleh nilai
rasio debt
default diatas rata-rata. Berdasarkan
data statistik tersebut
yang mendukung hasil olah data menunjukan bawa debt default tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astari & Latrini (2017), Mustika et al., (2017), Putri et al., (2019), Safitri (2017) dan Mariana et al., (2018) dimana dalam penelitiannya menyatakan bahwa debt default tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Ketika entitas memiliki jumlah hutang yang tinggi, pada umumnya entitas akan mengalokasikan seluruh kas yang dimilikinya untuk membayarkan hutang serta bunganya kepada kreditur. Tingginya nilai hutang yang dimiliki entitas belum tentu membuat auditor untuk memberikan opini audit going concern, karena biasanya auditor tidak hanya melihat nilai hutang entitas saja namun melihat kondisi keuangan entitas secara keseluruhan.
Pengaruh Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan untuk menguji pengaruh opinion
shopping, diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah positif senilai
3,236 serta
nilai wald sebesar 22,779 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000. Hasil analisis yang telah dilakukan membuktikan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05, sehingga H2 ditolak. Berdasarkan data
statistik tersebut yang mendukung hasil olah data menunjukan bahwa variabel opinion shopping berpengaruh positif
terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumayanti & Widhiyani (2017), Safitri (2017), Syahputra & Yahya (2017) dan Puspaningsih & Analia (2020) dalam hal ini dijelaskan bahwa entitas yang mengganti auditor independennya pada tahun berikutnya setelah mendapatkan opini audit going concern tidak dapat dihindarkan untuk mendapatkan opini audit going concern kembali. Hasil penelitian terbukti bahwa meskipun auditor mendapatkan tekanan dari manajemen tetapi auditor akan menjaga sikap independensinya untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tanpa melihat tujuan manajemen entitas. Saat manajemen mengancam akan melakukan pergantian auditor, auditor tidak dapat terpengaruh dan akan tetap mengeluarkan opini audit going concern. Dapat disimpulkan bahwa adanya pergantian auditor tidak mempengaruhi auditor untuk memberikan opini audit going concern yang pada kenyataannya entitas tersebut sedang terdapat masalah mengenai kelangsungan hidup perusahaan
Pengaruh Ukuran
perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan,
diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,044 serta nilai wald
sebesar 0,126 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,722. Hasil analisis
yang telah dilakukan membuktikan bahwa nilai signifikansi 0,722 > 0,05,
sehingga H3 ditolak. Berdasarkan data statistik tersebut yang
mendukung hasil olah data menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit going concern.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum & Zulaikha (2019),
Nariman (2017),
dan Safitri (2017)
menjelaskan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit going concern. Dalam hal ini
dijelaskan bahwa perusahaan dengan ukuran yang kecil belum tentu tidak dapat
menjalankan kelangsungan hidup perusahaannya untuk jangka waktu yang lama. Ukuran
perusahaan bukan merupakan faktor penentu suatu perusahaan menerima opini audit
going concern. Kelangsungan hidup perusahaan
biasanya ditentukan dari kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar
tetap berkelanjutan untuk jangka waktu yang panjang. Hasil pengujian menunjukan
bahwa auditor independen tidak akan terganggu mengenai ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan tidak menjadi faktor penentu seorang auditor untuk
mengeluarkan opini audit going concern. Saat
auditor menjalankan tugas auditnya, auditor tetap menjalankan tingkat skeptisme
profesionalnya dengan tetap memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang sedang mengalami masalah
kelangsungan hidup tanpa melihat ukuran perusahaan yang sedang diaudit. Maka
dari itu, meskipun perusahaan tergolong kecil akan tetap mempunyai kelangsungan
hidup yang panjang apabila kinerja dari manajemen entitas tersebut baik,
sehingga semakin kecil juga potensi penerimaan opini audit going concern didapatkan.
Pengaruh Company Growth Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern
Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -1,589 serta nilai
wald sebesar 4.839 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,028. Hasil
analisis yang telah dilakukan membuktikan bahwa nilai signifikansi 0,028 <
0,05, sehingga H4 diterima. Berdasarkan data statistik tersebut yang
mendukung hasil olah data menunjukan bahwa variabel company growth berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, variabel company growth dalam
sampel laporan keuangan entitas transportasi logistic dan property real estate pada periode 2018-2020
memiliki nilai mean sebesar 0,01649.
Pada penelitian ini terdapat total sampel sebanyak 222, diketahui sebanyak 29
sampel atau sekitar 13,1% yang menerima opini audit going concern. Sementara dari total 29 sampel tersebut diperoleh
sebanyak 22 sampel atau sekitar 75,9% yang memperoleh nilai rasio pertumbuhan dibawah rata-rata. Sedangkan, 7 sampel
atau sekitar 24,1% yang memperoleh nilai rasio pertumbuhan diatas rata-rata. Hal tersebut menunjukan bahwa company growth berpengaruh negatif
terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dilakukan
pengujiannya serta pembahasan �Analisis Determinan Yang Memengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern� pada perusahaan transportasi logistic dan property real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2018-2020, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari
hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.
Variabel debt default secara parsial tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Artinya tinggi rendahnya rasio debt default suatu perusahaan tidak memengaruhi penerimaan opini audit going concern pada suatu entitas. Variabel opinion shopping secara parsial berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Artinya semakin seringnya pergantian auditor yang dilakukan maka semakin tinggi kemungkinan entitas mendapatkan opini audit going concern. Variabel ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Artinya besar kecilnya ukuran perusahaan tidak memengaruhi penerimaan opini audit going concern pada suatu entitas. Variabel company growth secara parsial berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Artinya semakin tinggi pertumbuhan perusahaan, maka kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern semakin rendah
Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S., & Hogan, C. E. (2017). Auditing
and Assurance Service: An Integrated Approach (16th ed.). Prentice Hall. Google Scholar
Astari, Putu Wasita, & Latrini, Made Yeni. (2017). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 3(2), 2407�2438. Google Scholar
Hartono, Dina, & Dewi, Christine Novita. (2018). Determinan Penerimaan
Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 14(2), 83�94.
https://doi.org/10.21460/jrak.2018.142.326 Google Scholar
Kusumaningrum, Yesi, & Zulaikha, Zulaikha. (2019). Analisis Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern. Diponegoro Journal of Accounting, 8(4), 1�12. Google Scholar
Kusumayanti, Ni Putu Evi, & Widhiyani, Ni Luh Sari. (2017). Pengaruh
Opinion Shopping, Disclosure Dan Reputasi KAP Pada Opini Audit Going Concern. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 18(3), 2290�2317. Google Scholar
Mariana, Gita, Kuncoro, M. Dwi Purbo, & Ryando, Ryando. (2018).
Pengaruh Debt Default, Disclosure Level, dan Audit Lag Terhadap Opini Audit
Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2009-2013). Seminar Nasional Cendikiawan, 4, 1043�1053. Google Scholar
Mustika, Vita, Hardi, Hardi, & Julita, Julita. (2017). Pengaruh
Kualitas Audit, Debt Default, Opinion Shopping, dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur (Yang
Terdaftar DiBursa Efek Indonesia 2011-2015). JOM Fekon, 4(1),
1613�1627. Google Scholar
Nariman, Augustpaosa. (2017). Pengaruh Faktor-Faktor Perusahaan, Prediksi
Kebangkrutan Dan Reputasi Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Terkait Going
Concern. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 1(2), 33�45. Google Scholar
Puspaningsih, Abriyani, & Analia, Amanda Prima. (2020). The Effect of
Debt Default, Opinion Shopping, Audit Tenure and Company�s Financial Conditions
on Going-concern Audit Opinions. Review of Integrative Business and Economics
Research, 9(2), 115�127. Google Scholar
Putri, Yudia Rosiana, Hardiwinoto, Hardiwinoto, & Alwiyah, Alwiyah.
(2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt Default, Disclosure, Opini Audit Tahun
Sebelumnya, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern (Pada Perusahaan Manufaktur Industri Dasar Dan Kimia Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2017). Maksimum Media Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Semarang, 9, 63�80. Google Scholar
Safitri, Riza. (2017). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Opinion Shopping, Kualitas Audit, Audit Client Tenure, Debt Default
dan Audit Lag Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. JOM Fekon, 4(1),
1374�1388.
Syahputra, Fauzan;, & Yahya, M. Rizal; (2017). Pengaruh Audit Tenure,
Audit Delay, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Opinion Shopping Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Akuntansi (JIMEKA), 2(3), 2�9. Google Scholar
Ristina Clarisa,
Mahendro Sumardjo (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |