Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 9, September
2022
PENGGUNAAN
INSTAGRAM DALAM MENARIK MINAT KAUM MUDA PADA FESTIVAL MUSIK �YOUTH FEST�
Ellen
Novida, Denisia Putri Avicenia, Tesalonika Pesta Sinaga
Program Studi Ilmu Komunikasi, Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Kegiatan yang disukai oleh Kaum Muda salah satunya adalah Festival
musik. Melihat adanya peluang yang cukup besar, Prambors Radio membuat sebuah
Festival Musik yang bertemakan The Biggest Karaoke Land yang diberi nama
Youth Fest dalam rangka merayakan ulang tahunnya ke-48. Untuk memperkenalkan acara
ini ke publik
Prambors memanfaatkan media
sosial Instagram untuk
menjadi tempat untuk memikat minat
pengikut Instagram dan mempromosikan
acara ini. Youth Fest sendiri berhasil mendatangkan 10.000 peserta hadir dalam
acara ini. Penelitian ini berdasar pada teori
Computer-Mediated Communication (CMC) untuk menganalisa bagaimana komunikasi yang sudah terbentuk antara pihak penyelenggara dan target
audiencenya.
Metodologi yang digunakan adalah kualitatif interpretatif dengan sumber data primer dan sekunder.
Data primer diambil dari observasi dan wawancara mendalam sedangkan data sekunder diambil dari studi pustaka
serta data yang sudah ada sebelumnya. Dari penelitian di dapatkan bahwa penggunaan Instagram untuk memperkenalkan acara Youth
Fest cukup berpengaruh dalam membangun hubungan yang lebih dekat dan personal antara penyelenggara dan followers
yang ada, sehingga menimbulkan minat untuk datang ke
acara ini. Pengenalan acara
kepada publik juga efektif melalui Instagram kepada publik yang lebih luas, namun
peneliti beranggapan bahwa Instagram bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi Kaum Muda untuk hadir dan menonton Festival Musik Youth
Fest.
Kata Kunci: Media Sosial, Instagram, CMC
Abstract
One of the activities favored by Young
People is music festivals. Seeing that there was a considerable opportunity, Prambors Radio created a Music Festival with the theme of
The Biggest Karaoke Land which was named Youth Fest in order to celebrate its
48th anniversary. �To introduce this
event to the public Prambors took advantage of
Instagram social media to become a place to attract the interest of Instagram followers �and promote
this event. �Youth Fest itself managed to
bring in 10,000 participants to attend this event. This research is based on
the theory of Computer-Mediated Communication (CMC) to analyze how the
communication that has been formed between the organizer and the target
audience. The methodology used is interpretive qualitative with primary and
secondary data sources. Primary data are taken from observations and in-depth
interviews while secondary data are taken from literature studies as well as
pre-existing data. From the research, it was found that the use of Instagram to
introduce youth fest events �is quite influential in building a
closer and personal relationship between the organizers and existing followers,
thus causing interest in coming to this event. The introduction of the event to
the public is also effective through Instagram to the wider public, but
researchers assume that Instagram is not the only factor influencing Young
People to attend and watch the Youth Fest Music Festival.
Keywords: Social Media, Instagram, CMC
Prambors Radio merupakan
radio swasta yang sudah mengudara sejak tahun 1971 dan berpusat di Jakarta.
Dalam pembawaan programnya para pendengar memiliki sebutan khusus yaitu �Kawula
Muda�, Prambors Radio sendiri
memiliki target pendengar
di kisaran umur 18-24 tahun. Radio ini menyiarkan siarannya selama 24 jam nonstop dan menghadirkan
beberapa program acara antara
lain DJ Show, Night Shift, Weekend Vibez, DGITM dan beberapa
program lainnya (Prambors,
n.d.)
Radio yang tersebar di delapan
kota besar di Indonesia ini pertama kali mulai digemari oleh kalangan muda mulai
tahun 1980-an, mulanya
radio ini hadir dengan acara musik dengan nama �Lomba Cipta
Lagu Remaja� dan� �Warung Kopi� pada tahun 1977, dan pada 1980-an Prambors
mengadakan perkumpulan secara tatap muka
yang menghadirkan banyak tokoh mulai dari
selebriti, atlet atau bahkan pendengar
setia Prambors Radio (Manurung, 2018 ).
Untuk� menarik lebih banyak peminat pendengar dari kalangan anak muda,
sudah beberapa kali Prambors mengadakan acara ulang tahun yang tidak luput dari
pelibatan partisipasi kaum muda seperti
pada tahun 2015 prambors akan memperingati ulang tahunnya yang ke-44 tahun dengan mengundang
22 kawula muda dan 1 pendamping untuk hadir di ulang tahun mereka dan berkesempatan mendapatkan tiket konser One Direction yang saat itu akan
melaksanakan konser di
Jakarta (Prambors, 2015). Pada peringatan 47 tahun Prambors radio pada tahun 2018 diadakan Wadyabala Hunt 2018 yang
merupakan ajang untuk mencari penyiar
radio terbesar, dilaksanakan
di 8 kota besar dimana prambors menyiarkan programnya (Gultom, 2018).
Pada tahun 2019 dalam
rangka merayakan ulang tahun ke-48, Prambors Radio menyelenggarakan konser musik yang bertajuk �The Biggest Karaoke Land in Indonesia� yang diberi nama Youth
Fest. Acara
yang diadakan di Bintaro
Jaya Xchange Mall pada 29 Juni 2019 ini akan menghadirkan
beberapa nama penyanyi yang namanya sudah cukup terkenal.
Dalam memperkenalkan
program ini dilakukan promosi melalui kegiatan online dan offline. Kegiatan offline sendiri
dilakukan melalui acara �Kumpul Kamu� yang menghadirkan penyiar Prambors Radio untuk mengisi acara ini. Kegiatan dilakukan secara berkala dengan tema-tema yang berbeda di tiap acara seperti pada �Kumpul Kamu Road to Youth Fest 1� membahas tentang �Belajar Bisnis Kuliner� dan dimeriahkan oleh salah satu pengisi acara di Youth
Fest yaitu Feek Koplo (Prambors,
2019). �Kumpul Kamu�
dilakukan 3 kali dengan tema-tema serta lokasi yang berbeda, melalui program tersebutlah pengenalan acara Youth Fest dilakukan
(Youth Fest [@youth.festid] , 2019).
Untuk kegiatan promosi melalui online dilakukan menggunakan beberapa media sosial seperti YouTube, Facebook,
Twitter dan Instagram, dalam akun
@Prambors dilakukan promosi
mengenai acara ini, kemudian diciptakan akaun Instagram bisnis
yang dikhususkan untuk acara
ini yang bisa ditemukan di @youth.festid.
Akun bisnis ini berada di bawah kategori arts &
entertainment, akun bisnis Instagram memungkinkan pengguna memilih kategori jenis bisnis apa
pemilik akun bergerak (Ganta,
2018).
Melalui akun ini penyelenggara festival musik Youth Fest memperkenalkan acara yang bertema �The biggest Karaoke Land� secara lebih dekat dan lebih luas. Perkenalan dilakukan melalui unggahan video dan foto yang dibagikan melalui akun ini. Akun ini juga memuat informasi tentang pengisi acara hingga rundown pengisi acara yang akan memeriahkan festival musik ini (Youth Fest [@youth.festid], n.d.).
Acara yang ditargetkan mendatangkan 6.000 Kawula muda ini melebihi ekspektasi dan mampu menghadirkan 10.000 Kawula muda kurang dari waktu 12 jam (Youth Fest [@youth.festid], 2019). Keberhasilan ini menurut peneliti merupakan sesuatu yang layak diteliti, ada banyak faktor yang mungkin mempengaruhi membludaknya pengunjung acara. Kali ini yang akan diteliti lebih jauh adalah bagaimana Prambors Radio selaku penyelenggara dapat menarik minat anak muda untuk hadir ke festival musik Youth Fest melalui Instagram. Keberhasilan Youth Fest dari mulai memperkenalkan acara ini hingga menarik minat kaum muda ingin diteliti agar kedepannya dapat dijadikan sebuah acuan tentang bagaimana memperkenalkan sebuah acara melalui sebuah akun Instagram
Berdasarkan latar belakang yang sudah di paparkan di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana penggunaan media sosial Instagram untuk menarik minat kaum muda untuk hadir pada festival musik Youth Fest?
Teori yang melandasi penelitian ini adalah Computer-Mediated Communication (CMC), teori ini membahas tentang komunikasi yang dilakukan melalui teknologi komputer. Dalam perkembangannya kata komputer yang dimaksud tidak hanya berartikan perangkat komputer yang kita ketahui, namun termasuk segala perkembangan yang ada pada teknologi tersebut seperti tablet, handphone dan lain lain. Computer-Mediated Communication (CMC) dalam Thurlow, Lengel dan Tomic (2007) menyebutkan bahwa secara teknis sudah ada dan digunakan semenjak adanya perangkat elektronik komputer digital pertama kali ditemukan (era perang dunia kedua) ataupun sekiranya semenjak pertama kali adanya pertukaran email pada tahun 1960.
Computer-Mediated Communication (CMC) menurut John December� merupakan sebuah proses komunikasi melalui komputer yang melibatkan individu-individu dalam sebuah konteks tertentu serta terlibat dalam sebuah proses membentuk media untuk mencapai tujan yang beragam. Internet menjadi titik awal perkembangan jenis jenis komunikasi CMC. Adanya internet juga menciptakan budaya baru dalam proses interaksi, perubahan budaya yang disebabkan oleh komputer atau internet fokus pada bagaimana identitas, komunitas dan hubungan ikut berubah dan terpengaruh (Thurlow, Lengel, & Tomic, 2007).
Salah satu
kegiatan yang menjadi rutin dilakukan setiap hari adalah
komunikasi. Dengan berkembangnya zaman proses komunikasi
pun terus berubah namun ada beberapa
sifat dasar dari komunikasi itu sendiri antara
lain adalah bagaimana komunikasi bersifat dinamis, transaksional, Multi Fungsional dan multimodal. Sifat dinamis
komunikasi berarti bahwa Pengirim, penerima dan pesan itu sendiri sifatnya
fleksibel dan dapat berubah menyesuaikan konteks yang ada, makna dapat berubah
sesuai dengan kondisi dimana komunikasi terjadi (Thurlow, Lengel,
& Tomic, 2007).
Sifat transaksional
dalam komunikasi yang dimaksud adalah bagaimana terjadi proses negosiasi makna antar individu yang terlibat dalam sebuah proses komunikasi. Seorang individu dapat berubah perannya
dapat menjadi pengirim dan penerima pesan sekaligus dan dapat berubah kapanpun.
Multi Fungsional dalam
proses komunikasi adalah bagaimana proses komunikasi memiliki fungsi-fungsi tertentu seperti memberikan informasi, mempengaruhi orang lain, hiburan semata maupun edukasi.
Multimodal komunikasi berasal
dari bagaimana sebuah komunikasi disusun ada pesan-pesan
verbal dan non-verbal yang disertakan dalam sebuah proses komunikasi (Thurlow, Lengel, & Tomic, 2007).
Mediated atau mediasi dapat diartikan sebagai proses mengantarkan atau mengirimkan sesuatu atau bahkan menjadi medium untuk sesuatu. Medium sendiri merupakan lewat mana sebuah efek diproduksi. Thurlow (2007) menyatakan bahwa mediasi merupakan sebuah cara ataupun proses yang mana sesuatu dikirimkan. Dalam lingkup komunikasi maka dimediasikan melalui interaksi individu melalu pesan-pesan baik verbal maupun non-verbal. Terdapat beberapa saluran yang digunakan yaitu sosial, budaya, dan psikologi.
Dalam CMC teknologi menjadi media dalam komunikasi. Thurlow menyatakan bahwa teknologi yang dimaksud adalah teknologi yang secara sengaja di dirancang, dibuat dan digunakan untuk tujuan pertukaran komunikasi dan informasi (Thurlow, Lengel, & Tomic, 2007)
Pengertian komputer
yang dimaksud tidak hanya di tafsirkan sebagai perangkat teknologi saja namun difokuskan tentang bagaimana teknologi dapat memungkinkan individu untuk berkomunikasi. Berkembangnya teknologi secara terus menerus
membawa perubahan kepada bagaimana individu berkomunikasi sehingga memungkinkan komunikasi yang terjadi seperti bertatap muka atau secara
langsung.
Human-Computer
Interaction merupakan
sebuah koneksi antara sensori dan kapasitas kognitif individu dan teknologi. Banyak peneliti yang berpendapat bahwa CMC dalam tingkat lanjut akan menjadikan online akan lebih menarik
bagi para penggunanya.. pengembangan virtual reality
merupakan bentuk pengaplikasian yang sedang berkembang akhir akhir ini dimana
sebuah ruang visual diciptakan agar manusia dapat berinteraksi dengan teknologi (Thurlow, Lengel, & Tomic, 2007). Adanya interaksi antara manusia dan komputer sedikit banyak mengubah cara komunikasi melalui teknologi, manusia didorong untuk berkreasi dalam berkomunikasi dengan tujuan pesan-pesan
yang dituangkan lebih menarik dan lebih nyata bagi individu
lainnya.
Terdapat pertukaran
informasi yang sebetulnya belum matang secara
konsep ketika individu melakukan proses komunikasi melalui internet. Melalui CMC individu dapat melakukan kegiatan sosial yang biasanya dilakukan secara langsung di dunia nyata seperti berbincang,
bertukar ide, bertegur sapa tanpa harus
melibatkan dunia fisik. Kegiatan tersebut berlangsung di dalam sebuah ruang yang dikenal dengan sebutan cyberspace (December
& Randall, 1997).
Cyberspace (2012) dihubungkan
dengan apa yang disebut �Agora� atau sebuah ruang terbuka
yang berisikan informasi maupun barang yang dipertukarkan. Informasi yang dimaksud berasal dari mulut ke
mulut ataupun tulisan di dinding besar yang kemudian ditampung dalam sebuah wadah
yang dapat disebut juga �cosmopolitan coffee house� yang menjadi awal mula munculnya
cyberspace. Thurlow (2007) mengatakan
bahwa cyberspace merupakan kumpulan individu-individu yang menggunakan internet dan segala sesuatu yang mereka cari.
Cybersociety merupakan hasil
dari proses terbentuknya ruang CMC yang kemudian membentuk apa yang disebut dengan Cybersociety. Thurlow (2007) mendeskripsikan
bahwa komunikasi yang dimediasi oleh internet dan kemudian
terbentuklah kehidupan sosial yang berisikan individu-individu yang berhubungan,
berinteraksi, memiliki identitas dan komunitas.
Cyberculture merupakan
sebuah sebutan dari kebudayaan diluar dari kehidupan
secara umum. Masih berhubungan dengan apa yang disebut cybersociety, cyberculture adalah budaya yang terbentuk hasil dari adanya komunitas
dan proses komunikasi yang terus
menerus terjalin melalui internet. Perbedaan komunikasi secara langsung dan komunikasi CMC makin buram sebab
dengan berkembangnya teknologikomunikasi CMC makin dapat dihubungnkan dengan kehidupan sehari-hari, terutama dengan adanya kebebasan
menyampaikan pendapat dalam internet (Thurlow,
Lengel, & Tomic, 2007)
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metodologi kualitatif. Kualitatif sendiri menurut Frederick
Erickson bertujuan untuk menjelaskan sebuah fenomena dalam bentuk naratif tentang apa yang dilakukan dan dampak yang ditimbulkan dari tindakan yang sudah diambil dalam kehidupan
mereka (Anggito, Albi,
& Setiawan, 2018). Metodologi kualitatif
interpretatif digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan
untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam serta memberikan
makna terhadap objek yang diteliti serta dapat menginterpretasikan
objek tersebut.�
Narasumber dipilih dengan tujuan untuk
memberikan informasi mengenai objek yang sedang diteliti dalam waktu yang singkat dan dapat memudahkan peneliti untuk memahami konteks yang ada (Moleong, 2014). Narasumber yang dipilih untuk melengkapi penelitian ini adalah Digital Content
Producer Youth.Festid,
Admin Instagram Youth.Festid, 6
Penonton acara Youth
Fest, 3 Pengikut
akun Instagram Youth Fest dan penonton acara Youth Fest, dan Volunteer acara Youth Fest.
Sumber data yang digunakan berasal
dari data primer dan data sekunder.
Data primer diambil langsung
melalui proses wawancara kepada narasumber yang sudah dipilih dan proses Observasi kepada akun instagram @Youth.festid. Sedangkan data sekunder diambil dari data-data yang diambil secara tidak langsung melalui media perantara yang sudah ada sebelumnya
(Ruslan, 2010).
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber. Triangulasi sumber dipilih dengan tujuan untuk
menguji kredibilitas dari data yang sudah diperoleh sebelumnya (Sugiyono, 2017).
Dalam penelitiannya terdapat
beberapa keterbatasan penelitian yaitu, penelitian ini hanya dikaji dengan
batasan-batasan teori CMC
yang proses komunikasinya dimediasi
oleh komputer sedangkan kenyataanya di lapangan terdapat faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi minat Kaum Muda untuk mengikuti acara Youth Fest.
Youth Fest merupakan sebuah acara festival musik yang diselenggarakan oleh Prambors
Radio di Bintaro Jaya Xchange, Tangerang pada 29 Juni 2019 dan dimeriahkan 18 musisi ternama. Acara ini sendiri merupakan acara yang berada di bawah payung Musik
in Diversity (Firdaus, 2019). Festival musik yang bertemakan karaoke ini dilaksanakan sebagai perayaan ulang tahun Prambors Radio yang ke-48 (Permana, 2019 ).
Pengertian komputer dalam penelitian ini mengarah pada penggunaan Instagram yang mana digunakan
baik komunikator maupun komunikan yaitu penyelenggara acara
festival musik Youth Fest dan followers
di akun instafram @youth.festid dan @prambors.
Ditemukan bahwa interaksi yang terjadi antar pengguna Instagram dan
aplikasi Instagram itu
sendiri dapat menghasilkan proses komunikasi dengan pengguna lainnya. Pesan yang ingin disampaikan disebarkan memanfaatkan komputer yang dituangkan melalui visual chat (IG Story), video serta informasi berisikan pesan yang dikemas dengan desain-desain bertema karaoke
yang kemudian di unggah di feeds
Instagram.
Cyberspace yang dimaksud
di dalam ini tidak hanya mengarah
kepada ruang, namun juga mencakup individu-individu pengguna
internet dan segala hal
yang dicari di dalamnya (Thurlow, Lengel, & Tomic, 2007). Dalam penelitian ini maka cyberspace atau ruang siber
tercipta dari individu-individu yang menggunakan
komputer (Instagram) untuk
mencapai tujuan tertentu salah satunya yaitu membagikan serta mencari informasi
mengenai acara Youth Fest.
Cybersociety tercipta dari interaksi, komunikasi, identitas diri dari para pengguna Instagram hingga komunitas yang tercipta dalam menggunakan Instagram Youth Fest yang saling berinteraksi dan berkomunikasi. Interaksi sendiri berjalan melalui fitur-fitur yang disediakan dalam Instagram
seperti kolom komentar, react, reply, share, tags dan like.
Tumpang tindih kehidupan nyata dan kehidupan jaringan menyebabkan banyak individu ikut serta
membawa budaya kehidupan sehari-harinya ke dalam dunia jaringan. Prambors Radio yang sudah berdiri selama
puluhan tahun tentunya sudah memiliki budaya tertentu ketika berinteraksi dengan pendengarnya. Budaya ini yang mempengaruhi adanya akun Instagram Youth
Fest ketika sedang penyampaian pesan. mayoritas serta target pendengar yang didominasi dengan kaum muda
membuat gaya komunikasi akan menyesuaikan dengan gaya komunikasi kaum muda, pesan
yang di balut dalam visual menarik,
pemilihan warna dominan kuning yang menjadi identitas Prambors Radio, penggunaaan bahasa dan istilah sehari hari diharapkan
agar terciptanya interaksi
dan pemahaman yang lebih dalam atas pesan
yang disebarkan.
Apabila individu merasa menjadi bagian dalam sebuah
grup daring dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik maka bukan
tidak mungkin CMC membentuk sebuah komunikasi hyperpersonal (Thurlow,
Lengel, & Tomic, 2007). Penyelengara
acara yang memegang posisi komunikator pertama telah menyiapkan konten untuk memberikan
informasi kepada pengikut akun Instagram @youth.festid yang menjadi komunikator kedua. Komunikasi terjalin melalui fitur-fitur Instagram
yang mendukung terjadinya pertukaran pesan baik verbal maupun non-verbal (desain, like, pesan video,
emoji).
Terdapat sedikit kesulitan ketika penyelenggara harus menginformasikan terjadinya perpindahan lokasi acara yang disebabkan tak hanya sekedar membalas
tapi mereka harus menyediakan solusi serta pengertian
dan empati kepada para pengguna Instagram. Tercipta
keakraban dari interaksi penyelenggara dan pengikut Instagram @youth.festid
melalui kolom komentar dimana pihak penyelenggara membalas mayoritas pesan yang ada.
Penyampaian pesan melalui Instagram memiliki
makna yang fleksibel yang dipengaruhi oleh kapan, siapa dan dimana sebuah pesan diterima.
Ketika pesan disampaikan
pada tahun 2019 maka pada tahun 2020 makna pesan tersebut sudah bergeser. Ketika informasi perpindahan lokasi acara disebarkan juga akan menimbulkan pro dan kontra, ada yang menyukai perpindahan lokasi sebab semakin
dekat dengan domisili mereka sedangkan sebagian lainnya menganggap perpindahan lokasi ini sebagai penghalang.
Komunikasi melalui video
oleh pengisi acara juga tidak
diterima sama oleh pengikut pengikut Instagram @youth.festid, sebab tak semua orang menyukai musisi atau pengisi acara yang sama.
Interaksi yang terjadi melalui instagram Youth
Fest, tak selamanya bersifat transaksional yang bersifat dua arah,
sebagian pengguna hanya berperan sebagai penerima pesan tanpa memberikan
feedback yang memicu terjadinya
interaksi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Thurlow et al mengenai sifat komunikasi tak selamanya transaksional
sebab tidak semua individu menggunakan Instagram berpartisipasi
untuk memberikan feedback.
Penyelenggara Youth Fest menyebarkan pesan yang memiliki berbagai macam fungsi mulai
dari edukasi, menjual tiket, penyebaran informasi, mempersuasi pembaca untuk datang ke
acara musik ini bahkan hanya ingin
memberikan hiburan semata. CMC sendiri pada dasarnya betul memang memiliki banyak fungsi (Thurlow, Lengel, & Tomic, 2007).
Pesan yang diberikan
tidak hanya melalui komunikasi verbal namun juga terdapat komunikasi non-verbal. Komunikasi
terjadi melalui penggunaan video, audio chat serta
penyampaian pesan-pesan
non-verbal lainnya, sedangkan
untuk komunikasi verbal
salah satunya tertuang dalam caption, namun tak hanya verbal didalam caption
juga bisa terdapat komunikasi non-verbal melalui
emoji, kapitalisasi huruf
dan tanda baca seperti tanda seru(!)
titik(.) dan tanda tanda lainnya.
Dari analisis serta pembahasan dalam penelitian ini mengenai pemanfaatan media sosial instagram dengan tujuan untuk
menarik minat Kaum Muda pada acara Youth Fest, dapat
ditarik kesimpulan bahwa program ini diperkenalkan melalui dua jenis kegaitan
yaitu online dan offline. Pengenalan program di fokuskan melalui instagram,
Youth Fest memanfaatkan pengguna
aktif media sosial ini untuk berkomunikasi
(cyberculture) dengan tujuan
mempermudah penyampaian pesan. Pesan yang disampaikan dikemas melalui penggunaan kata-kata dan
visual bertema karaoke yang berkesan
cheerfull dan menyenangkan.
Strategi yang sudah direncanakan
tersebut diharapkan agar penerima pesan dapat lebih memahami
makna lebih dalam dan menjalin interaksi yang akan menciptakan interaksi komunikasi melalui komputer.
Instagram cukup efektif untuk menyebarkan informasi mengenai acara Youth Fest pada ribuan orang dan menarik minat Kaum Muda. Ada faktor pendukung kesuksesan acara seperti pengisi acara, atraksi, tempat makan, permainan. Fitur yang disediakan oleh Instagram seperti kolom komentar,feeds, direct message dan stories memungkinkan terjadinya komunikasi dan mendukung interaksi dengan hasil terciptanya hubungan antara Youth Fest dan calon peserta.� Hubungan yang tercipta bahkan ada yang mencapai tahap hyperpersonal, terciptanya hubungan ini tak lepas dari adanya CMC. CMC sendiri memungkinkan pembentukan pesan-pesan �non-verbal yang tertuang dalam desain, kapitalisasi huruf, pesan video dan emoji sehingga komunikasi yang berlangsung secara tidak langsung kualitasnya sama dengan komunikasi tatap muka.
Komunikasi satu arah juga berlangsung melalui instagram, tidak semua followers Youth Fest maupun Prambors terlibat interaksi CMC, ditemukan beberapa individu menggunakan instagram hanya untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai acara ini. Individu yang tidak terlibat interaksi biasanya mengetahui acara ini melalui instagram ads. Penyebaran informasi mengenai pemindahan lokasi acara menjadi salah satu kesulitan yang dialami penyelenggara, mereka harus bisa menyediakan jawaban serta solusi pemegang tiket yang merasa dirugikan, sebab apabila terjadi kesalahan dalam penanganan maka bukan tidak mungkin citra Prambors sebagai penyelenggara akan terpengaruh.
BIBLIOGRAFI
Anggito,
Albi, & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:
CV Jejak.
December, J., & Randall, N. (1997). The World Wide Web Unleashed. .
Indianapolis: Sams.
Erickson, F. (1986). Qualitative Methods in Research on Teaching.
New York: MacMillan.
Firdaus, A. (2019, Juni 25 ). 18 Musisi Siap Ramaikan Karoke Land Youth
Fest 2019. Retrieved from Medcom : https://www.medcom.id/rona/keluarga/8N0ZYM5k-18-musisi-siap-ramaikan-karaoke-land-youth-fest-2019
Ganta, M. (2018, Oktober 11). Instagram Business Account Vs. Personal.
How Do You Identify A Business Account. Retrieved from Socialinsider: https://www.socialinsider.io/blog/how-to-tell-if-an-instagram-account-is-business/
Gultom, R. (2018, Maret 8 ). HUT Ke-47, Prambors Gelar Ajang Pencarian
Penyiar Radio Terbesar di Indonesia. . Retrieved from Tabloidbintang.com: https://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/read/94474/hut-ke47-prambors-gelar-ajang-pencarian-penyiar-radio-terbesar-di-indonesia
Manurung, M. Y. (2018 , Juli 1). HUT Jakarta: Radio Prambors dan Kaum
Muda Ibu Kota Era 1980-an. Retrieved from Tempo.co Website: https://metro.tempo.co/read/1102391/hut-jakarta-radio-prambors-dan-kaum-muda-ibu-kota-era-1980-an
Moleong,
L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Permana,
B. I. (2019 , Maret 28 ). HUT ke-48 Radio Prambors, Desta dan Nycta Gina
Ambil Peran di Youth Fest 2019. Retrieved
from Tribunenews Website : https://www.tribunnews.com/seleb/2019/03/28/hut-ke-48-radio-prambors-desta-dan-nycta-gina-ambil-peran-di-youth-fest-2019
Prambors. (2015, Maret 13). Retrieved from Twitter Prambors: https://twitter.com/prambors/status/576357079784394752?lang=ar
Prambors. (2019, April 24 ). Poster Kumpul Kamu Road To Youth Fest.
Retrieved from Prambors Twitter: https://twitter.com/Prambors/status/1120953772010696704
Prambors. (n.d.). About Prambors. Retrieved from Prambors Radio
Website:
https://www.pramborsfm.com/pages/index.php?details=MTU3dndLTVhsWjJsbSsrOUZKMDRhZz09
Prasetyo, H. (2012). Cyber Community, Cyber Cultures:
Arsitektur Sosial Baru Masyarakat Modern. Ultimacomm: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 4(1), 29-38. ��HYPERLINK
"https://doi.org/10.31937/ultimacomm.v4i1.409" https://doi.org/10.31937/ultimacomm.v4i1.409
Ruslan, R. (2010). Metode Penelitian Public Relations dan KOmunikasi .
Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, akaulitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Thurlow, C., Lengel, L., & Tomic, A. (2007). Computer-Mediated
Communication. London: Sage Publications Ltd.
Youth Fest [@youth.festid]. (n.d.). Retrieved from Post [Instagram
Profile]: https://www.instagram.com/youth.festid/?hl=en
Youth Fest [@youth.festid] . (2019, Oktober 20). post . Retrieved
from Instagrams feeds: https://www.instagram.com/youth.festid/?hl=en
Youth Fest [@youth.festid]. (2019, Juli 3). Terimakasih buat 10.000
Kawula Muda yang telah hadir di PRAMBORS YOUTH FEST! [Instagram Video].
Retrieved from Youth.festid Instagram : https://www.instagram.com/p/BzdMLeDnZDB/?utm_source=ig_web_copy_link
Ellen Novida, Denisia Putri Avicenia, Tesalonika Pesta Sinaga (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |