Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 9, September 2022
EVALUASI KINERJA DENGAN
PENERAPAN METODE EARNED VALUE ANALYSIS TERHADAP WAKTU DAN BIAYA PROYEK (STUDI
KASUS GEDUNG SHOWROOM MOBIL MEWAH DI JAKARTA)
Krishna A. Perdana, Jack Widjajakusuma
Universitas Pelita Harapan, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Pada proyek pembangunan
showroom mobil mewah di
Jakarta terjadi keterlambatan
pada pekerjaan pemasangan lantai, dimana pada minggu ke 10 telah
direncanakan sebelumnya bahwa kinerja pekerjaan
akan mencapai mampu 100% namun pada aktualnya hanya berada pada 70,87%. Pembangunan proyek
showroom mobil mewah ini direncanakan akan selesai dalam
waktu 10 minggu dengan biaya sebesar
Rp. 3.108.807.011 dan dengan keterbatasan
waktu dan biaya tersebut mutlak dibutuhkan pengendalian yang tepat, efisien dan matang. Dengan merujuk pada knowledge base management yaitu
project integration management dari referensi PMBOK sixth edition dan juga dari
jurnal-jurnal yang relevan,
penelitian ini bertujuan untuk membedah dan mengetahui kinerja atau performa
waktu dan biaya, prediksi waktu dan estimasi biaya hingga proyek selesai
dengan menggunakan metode Earned Value Analysis yang diterapkan
berbasis pada data-data yang didapat
dari proyek seperti jadwal pekerjaan, rencana anggaran biaya, laporan pencapaian pekerjaan, serta biaya aktual yang telah dikeluarkan. Dari hasil analisa didapati
bahwa nilai CPI adalah sebesar 1,276 yang dengan CPI>1 berarti menunjukan tidak terjadinya pembengkakan biaya dan nilai SPI sebesar 0,996 yang dengan
SPI<1 mengindikasikan terjadinya
keterlambatan. Namun metode EVA ini tidak tepat digunakan
untuk mengevaluasi pekerjaan yang meliputi pengadaan dan pemasangan dikarenakan perbedaan bobot antara kedua
jenis pekerjaan yang terlampau besar.
Kata kunci : keterlambatan
proyek; jadwal; earned
value analysis
Abstract
In the luxury car showroom construction project in Jakarta, there was a
delay in the floor installation work, where in the 10th week it was previously
planned that the work performance would reach 100% but in fact it was only at
70.87%. The construction of this luxury car showroom project is planned to be
completed within 10 weeks at a cost of Rp. 3,108,807,011 and with the limited
time and cost, it is absolutely necessary to have proper, efficient and mature
control. By referring to knowledge base management, namely project integration
management from PMBOK sixth edition references and also from relevant journals,
this study aims to dissect and determine the time and cost performance or
performance, time and cost estimation predictions until the project is
completed using the Earned method. Value Analysis is applied based on data
obtained from the project such as work schedules, budget plans, work
achievement reports, and actual costs that have been incurred. From the results
of the analysis, it was found that the CPI value was 1.276 which with CPI> 1
means that there is no cost overrun and the SPI value is 0.996 which with SPI
<1 indicates a delay. However, this EVA method is not appropriate to be used
to evaluate work which includes procurement and installation because the
difference in weight between the two types of work is too large.
Keywords: project
delay; timetable; earned value analysis
Pendahuluan
Keterlambatan
pada proyek konstruksi seakan menjadi suatu hal yang wajar dan harus dapat
diterima dan ditoleransi, walaupun keterlambatan ini jelas berpotensi
memberikan dampak yang sangat kuat terhadap biaya yang keluar. Sembilan dari 10
proyek konstruksi pada umumnya mengalami keterlambatan dan pembengkakan biaya (Aljohani, Ahiaga-Dagbui, & Moore, 2017) Keterlambatan
ini dialami di seluruh negara di dunia, salah satu proyek yang terkenal karena
mengalami pembengkakan biaya adalah proyek The Channel Tunnel yang
menghubungkan Inggris dan Perancis. Proyek ini mengalami pembengkakan biaya sebesar
80% dari anggaran, dimana anggaran awal adalah sebesar �2.600 juta menjadi
�4.650 juta. Keterlambatan yang menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya ini
juga dialami oleh proyek-proyek lain seperti The Great Belt Link di Denmark
yang menagalami pembengkakan sebesar 54%, The Humber Bridge di Inggris
mengalami 175% pembengkakan (Flyvbjerg, Bruzelius, & Rothengatter, 2003). Penelitian
yang dilakukan oleh Pickrell pada delapan proyek rel kereta di Amerika Serikat
mengalami pembengkakan rata-rata sebesar 61% (Pickrell, 1990). Penelitian
lain di Korea yang dilakukan oleh Seung Heon, Sungmin memperlihatkan bahwa
rata-rata pembengkakan biaya yang dialami oleh 7 mega proyek meningkat sebesar
122,4% (Han et al., 2009). Di Belanda,
sebuah penelitian yang melibatkan 78 proyek konstruksi skala besar dan kecil
mengalami pembengkakan biaya akibat keterlambatan sebesar 16,5%� (Cantarelli, Flyvbjerg, & Buhl, 2012).
Informasi
terhadap progress pekerjaan suatu proyek dalam suatu waktu tertentu serta
perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek dapat
disediakan dengan baik oleh metode Earned Value Analysis (Witjaksana & Reresi, 2012). Dari referensi
lain Earned Value Analysis merupakan suatu metode yang umum digunakan untuk
memonitoring dan mengendalikan kinerja suatu pekerjaan pada proyek, metode ini
tidak hanya mampu mengukur kinerja namun dapat pula memprediksi total waktu dan
biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek, sehingga metode ini
dapat pula disebut sebagai suatu analisis yang didasari oleh beberapa
pengukuran spesifik dengan indikator yang layak (Khaleel & Hikmat, 2020).
Earned Value Analysis sebagai teknik manajemen proyek menggunakan indikator
biaya, jadwal pekerjaan� dan kinerja
untuk mengidentifikasi status terkini dari suatu proyek� (Czernigowska, 2008). Metode ini
membantu menciptakan standar dalam mengevaluasi kinerja suatu proyek, dan juga
untuk mengendalikan hubungan antara waktu dan biaya, selain itu digunakan pula
untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas kritis dalam masa mendatang
membutuhkan penyesuaian untuk meningkatkan kinerja kinerja (Suresh & Ganapathy Ramasamy, 2015). Penerapan
metode ini dalam manajemen konstruksi membutuhkan suatu data sistematis yang
menunjukan penggunaan waktu dan biaya (dalam periode satu mingguan) untuk
mendapatkan 2 nilai utama yaitu Actual Cost of Work Performed (ACWP) dan
Budgeted Cost of Work Performed (BCWP). Nilai ketiga adalah Budgeted Cost of
Work Scheduled (BCWS), suatu nilai yang didapatkan ketika tahap perencanaan
(sebelum proyek konstruksi tersebut dimulai) berdasarkan dari jadwal pekerjaan
(durasi) dan anggaran biaya. Untuk menggunakan metode ini, project manager
dituntut untuk secara rutin untuk melakukan pembaharuan data sesuai dengan
kondisi aktual proyek baik secara penggunaan biaya ataupun waktu terpakai (Czemplik, 2017).
Dengan dasar
pemikiran sebagaimana penelitian-penelitian tersebut dimana setiap keterlambatan
akan memberikan dampak terjadinya peningkatan biaya, maka dilakukan evaluasi
kinerja waktu dan biaya pada pelaksanaan pekerjaan penutup lantai dengan
menggunakan material keramik pada proyek showroom mobil mewah yang diimpor
langsung dari Italia akan dipasang pada 4 lantai bangunan. Direncanakan akan
diselesaikan dalam waktu 10 minggu, pekerjaan pemasangan keramik ini mengalami
kendala pada pelaksanaannya yaitu dalam hal keterlambatan material dan juga
kesiapan lokasi pekerjaan yang menyebabkan tidak tercapainya rencana tersebut.
Dengan bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi performa atau kinerja
berdasarkan waktu dan biaya pelaksanaan pada proyek ini serta memprediksi
estimasi biaya yang dibutuhkan hingga pekerjaan selesai dilakukan maka metode
Earned Value Analysis sebagai alat ukur merupakan metode yang paling tepat guna
mencapai tujuan penelitian tersebut. Pentingnya metode EVA dalam penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi kinerja proyek berdasarkan waktu dan biaya, prediksi
dan estimasi waktu dan biaya penyelesaian proyek maka dapat dilakukan
peningkatan kinerja serta dilakukan tindakan perbaikan (corrective actions)
baik pada proyek ini ataupun lainnya.
Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kinerja waktu dan biaya yang
diteliti pada proyek ini pada waktu tertentu, mengetahui pengaruh
keterlambatan terhadap meningkatnya anggaran proyek dan mengetahui perkiraan
waktu dan biaya yang dibutuhkan hingga proyek berakhir. Dengan melakukan
penelitian ini, diharapkan dapat menyumbangkan manfaat secara teoritis
dapat memperkaya pengetahuan bagaimana hubungan suatu keterlambatan
mempengaruhi biaya dan waktu penyelesaian suatu proyek serta secara praktis
mampu memprediksi serta mengestimasi biaya dan waktu yang dibutuhkan hingga
proyek selesai
Metode Penelitian
Langkah-langkah penelitian dengan menggunakan metode Earn Value Analysis ini
yaitu sebagaimana diagram alir berikut berikut:
Latar belakang permasalahan Perumusan Masalah Kajian Pustaka Pengumpulan data: Anggaran biaya, Jadwal Pekerjaan, Laporan mingguan, Biaya aktual Analisis kinerja: Analisis
Biaya dan Jadwal (BCWS, BCWP, ACWP), Analisis
Varian (CV, SV) Analisis indeks performansi (CPI, SPI) Analisis biaya dan waktu akhir pekerjaan: 1.
Analisis Biaya dan Jadwal 2.
Analisis Varian 3.
Analisis indeks performansi Kesimpulan dan Saran
Bagan 1: Alir Kegiatan Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Perhitungan Planned Value (PV) / BCWS
Perhitungan ini dlakukan dengan mengalikan persentase akumulasi progres rencana setiap minggunya dengan nilai Budget at
Completion (BAC) yang didapatkan dari total Rencana Anggaran Biaya (RAB).
PV � = �������� Akumulasi bobot rencana x BAC
������� =��������� 100% x Rp. 3.108.807.011
������� =��������� Rp. 3.108.807.011
Nilai PV secara akumulasi mingguan:
Tabel 1
�Nilai Planned Value
Minggu Ke- |
Komulatif Rencana (%) |
�Nilai PV (BCWS) |
1 |
3.38 |
�Rp����� ���105.229.938 |
2 |
9.15 |
�Rp���� ����284.502.380 |
3 |
16.33 |
�Rp����� ���507.774.916 |
4 |
28.00 |
�Rp���� ����870.510.749 |
5 |
44.79 |
�Rp��� ��1.392.365.915 |
6 |
63.18 |
�Rp�� ���1.964.184.328 |
7 |
81.50 |
�Rp�� ���2.533.803.472 |
8 |
90.26 |
�Rp�� ���2.806.054.062 |
9 |
95.13 |
�Rp� ����2.957.430.536 |
10 |
100.00 |
�Rp�� ���3.108.807.011 |
Perhitungan Earned Value (EV) / BCWP
Earned Value dapat ditentukan dengan melakukan perhitungan perkalian antara progres aktual dilapangan dengan anggaran biaya (Budget at
Completion). Progres aktual
diakumulasikan dalam periode waktu mingguan.
Perhitungan EV ini dilakukan adalah pada minggu ke-6 sebagai berikut:
EV� =��������� Akumulasi progres aktual x BAC
������� =��������� 51,74% x Rp. 3.108.807.011
������� =��������� Rp. 1.608.631.690
Perhitungan nilai EV yang dilakukan secara akumulasi mingguan hingga rencana masa peninjauan dan evaluasi adalah :
Tabel 2
Nilai Earned
Value
Minggu Ke- |
Komulatif Rencana (%) |
Nilai EV (BCWP) |
1 |
43,09
|
�Rp����
1.339.450.007 |
2 |
46,81
|
�Rp����
1.455.166.796 |
3 |
49,42
|
�Rp����
1.536.268.964 |
4 |
51,46
|
�Rp����
1.599.659.268 |
5 |
51,55
|
�Rp����
1.602.664.524 |
6 |
51,74
|
�Rp����
1.608.631.690 |
Dari tabel 2 tersebut terlihat kenaikan bobot pekerjaan dan nilai EV yang menunjukan adanya peningkatan pekerjaan, bobot pada minggu pertama terhitung dikarenakan nilai material yang telah terrsedia.
Perhitungan Actual Cost (AC) / ACWP
Perhitungan biaya aktual ini
meliputi biaya langsung ataupun tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan hingga minggu ke-16. Perhitungan biaya ini terdiri dari :
1.
Biaya pembelian material.
2.
Upah pekerja berikut akomodasi dan transportasi.
3.
Gaji karyawan berikut akomodasi dan transportasi.
4.
Biaya alat.
5.
Biaya-biaya lain.
Pada tabel tiga memperlihatkan akumulasi biaya mingguan yang keluar pada proyek ini.
Tabel 3
Nilai Actual
Cost
Minggu Ke- |
Komulatif Rencana (%) |
�Nilai AC (ACWP) |
1 |
10,67
|
�Rp�������� 331.829.281 |
2 |
21,92
|
�Rp�������� 681.305.787 |
3 |
27,38
|
�Rp�������� 851.079.965 |
4 |
32,84
|
�Rp����� 1.020.854.144 |
5 |
32,91
|
�Rp����� 1.023.149.281 |
6 |
40,55
|
�Rp����� 1.260.571.415 |
Hingga minggu ke-6 sebagaimana terlihat pada tabel 3 tidak menunjukan
pembengkakan biaya akibat terjadi keterlambatan proyek, terlihat bahwa biaya yang keluar adalah sebesar 40,55% sedangkan pekerjaan sudah mencapai 51,74%.
Perhitungan Cost Variance
(CV)
Untuk perhitungan cost variance pada minggu
ke-6 adalah sebagai berikut :
CV� =� EV �
AC atau BCWP � ACWP
������ =� Rp.
1.608.631.690 � Rp. 1.260.571.415
������ =�� Rp. 348.060.275
Dengan hasil CV>0 maka dapat disimpulkan
bahwa proyek ini tidak mengalami
pembengkakan biaya dari rencana anggaran.
Cost variance dari
minggu ke-1 hingga minggu ke-16:
Tabel 4
Cost variance
Minggu Ke- |
Cost Variance |
1 |
Rp������������� 1.007.620.725 |
2 |
Rp���������������� 773.861.009 |
3 |
Rp���������������� 685.188.999 |
4 |
Rp���������������� 578.805.124 |
5 |
Rp���������������� 579.515.242 |
6 |
Rp���������������� 348.060.275 |
Perhitungan Schedule
Variance (SV)
Untuk perhitungan schedule variance pada minggu ke-6 adalah sebagai berikut :
SV�� =��������� EV � PV atau
BCWP - BCWS
������� =��������� Rp. 1.608.631.690
� Rp. 1.964.184.328
������� =��������� Rp. � 355.552.639 �(negatif)
Dengan hasil SV<0 maka dapat disimpulkan
bahwa proyek ini mengalami keterlambatan.
Schedule variance dari
minggu ke-1 hingga minggu ke-6 adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 5
Schedule
variance
Minggu Ke- |
�Schedule Variance |
1 |
Rp������������� 1.234.220.068 |
2 |
Rp������������� 1.170.664.415 |
3 |
Rp������������� 1.028.494.047 |
4 |
Rp���������������� 729.148.518 |
5 |
Rp���������������� 210.298.608 |
6 |
Rp������������� � 355.552.639 |
Perhitungan Cost
Performance Index
Perhitungan CPI untuk menganalisa ketepatan rencana anggaran berbanding dengan aktual anggaran
yang dikeluarkan dalam satu waktu tertentu
dapat dilakukan dengan :
CPI��� =��������� EV / AC
��������� = �������� Rp. 1.608.631.690
/ Rp. 1.260.571.415
��������� =��������� 1,276
Nilai CPI>1 maka dapat disimpulkan proyek ini tidak
mengalami pembengkakan biaya.
Perhitungan Schedule
Performance Index
Untuk perhitungan
schedule performance index atau disingkat
SPI adalah sebagai berikut:
SPI� =��������� EV / PV
������� =��������� Rp. 1.608.631.690
/ Rp. 1.964.184.328
������� =��������� 0,819
Dengan hasil SPI<1 menunjukan bahwa pelaksanaan pekerjaan pada proyek ini terlambat
dari jadwal yang telah direncanakan sebelumnya.
Estimate to
Complete (ETC)
Adalah perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa dengan perhitungan sebagai berikut :
ETC�� =���������
��������� =���������
��������� =��������� Rp. 1.175.581.794
Dengan
kata lain, besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini adalah Rp. 1.175.581.794.
Tabel 6
Estimate to
Complete
Minggu Ke- |
Estimate to Complete |
1 |
�Rp������������� 1.386.520.529 |
2 |
�Rp������������� 1.295.841.428 |
3 |
�Rp������������� 1.232.287.368 |
4 |
�Rp������������� 1.182.612.849 |
5 |
�Rp������������� 1.180.257.842 |
6 |
�Rp������������� 1.175.581.794 |
Estimate at
Complete (EAC)
Adalah perkiraan total biaya yang akan dihabiskan ketika proyek telah selesai.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
EAC =�������� ETC
+ AC
������� �=�������� Rp.
1.175.581.794 + Rp. 1.260.571.415
������� �=�������� Rp.
2.436.153.208
Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini adalah
Rp. 2.459.332.179.
Tabel 7
�Estimate at Completion
Minggu
Ke- |
�Estimate at Completion |
1 |
Rp������������� 1.718.349.811 |
2 |
Rp������������� 1.977.147.215 |
3 |
Rp������������� 2.083.367.333 |
4 |
Rp������������� 2.203.466.993 |
5 |
Rp������������� 2.203.407.123 |
6 |
Rp������������� 2.436.153.208 |
Time Estimate
(TE)
Adalah perkiraan total durasi waktu yang dibutuhkan pada pembangunan proyek ini. Untuk
perkiraan total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini adalah:
1.
Waktu rencana (OD)����� : 10 minggu
2.
Waktu terpakai (ATE)��� : 6 minggu
3.
Nilai indeks SPI������������� : 0,819
Maka selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut untuk mengetahui perkiraan total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
TE�� =��������� ATE + ((OD�(ATExSPI))/SPI)
������� =��������� 6 + ((10�(6x0,819))/0,819)
������� =��������� 12,21
Minggu ~ 13 Minggu
Kesimpulan
Evaluasi dengan
menggunakan metode Earned
Value Analysis di proyek ini
mendapatkan hasil yang jika tren pelaksanaan
dan progres pekerjaannya bersifat konstan maka proyek ini
mengalami keterlambatan selama 3 minggu menjadi total 13 minggu dari rencana awal
proyek selama 10 minggu dengan biaya
total yang dibutuhkan untuk
proyek ini adalah sebesar Rp. 2.436.153.208.
Sehingga dapat
disimpulkan dalam penelitian ini bahwa proyek tersebut
mengalami situasi kinerja Time Overrun dan Cost Underrun, atau
dengan kata lain proyek ini mengalami keterlambatan
waktu dengan biaya yang masih berada di bawah anggaran proyek awal.
Namun berdasarkan
penelitian ini, metode earned value analysis tidak
tepat untuk menganalisa jika pekerjaannya meliputi pengadaan dan pemasangan, dikarenakan nilai antara pengadaan dan pemasangan yang biasanya sangat berbeda nominalnya sehingga mempengaruhi bobot pekerjaan. Dengan kata lain, jika pengadaan sudah selesai 100% maka bobot progres pekerjaan
di proyek tersebut bisa sangat tinggi walaupun pada aktualnya pemasangan masih jauh dari selesai.
Hal ini menciptakan suatu persepsi yang kurang tepat, dimana
penerima laporan akan memiliki persepsi
bahwa pekerjaan tersebut sudah hampir selesai. Sebagai contoh pada proyek ini, berdasarkan
EVM pekerjaan akan selesai pada minggu ke 13, namun aktualnya
progres pemasangan baru mencapai 70,87% dan diperkirakan akan selesai pada minggu ke-20.
Aljohani, Abdulelah, Ahiaga-Dagbui,
Dominic, & Moore, David. (2017). Construction projects cost overrun: What
does the literature tell us? International Journal of Innovation, Management
and Technology, 8(2), 137.
Cantarelli,
Chantal C., Flyvbjerg, Bent, & Buhl, S�ren L. (2012). Geographical
variation in project cost performance: the Netherlands versus worldwide. Journal
of Transport Geography, 24, 324�331.
Czemplik,
Andrzej. (2017). Application of Earned Value Method for evaluation the
Time/Cost Consequences of Variation Orders in a Construction Project. IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering, 245(7), 72028.
IOP Publishing.
Czernigowska, A.
(2008). Earned value method as a tool for project control. Budownictwo i
Architektura, 3, 15�32.
Flyvbjerg, Bent,
Bruzelius, Nils, & Rothengatter, Werner. (2003). Megaprojects and risk:
An anatomy of ambition. Cambridge university press.
Han, Seung Heon,
Yun, Sungmin, Kim, Hyoungkwan, Kwak, Young Hoon, Park, Hyung Keun, & Lee,
Sang Hyun. (2009). Analyzing schedule delay of mega project: Lessons learned
from Korea train express. IEEE Transactions on Engineering Management, 56(2),
243�256.
Pickrell, Don H.
(1990). Urban Rail Transit Projects: Forecast Versus Actual Ridership and
Costs [October 1989]. United States. Urban Mass Transportation
Administration.
Suresh, Sandhya,
& Ganapathy Ramasamy, N. (2015). Analysis of project performance using earned
value analysis. International Journal of Science, Engineering and Technology
Research, 4(4), 1080�1085.
Witjaksana,
Budi, & Reresi, Samuel Petrik. (2012). Analisis Biaya Proyek Dengan Metode
Earned Value Dalam Proses Kinerja. Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya, 5(2),
45�56.
Copyright holder: Krishna A. Perdana,
Jack Widjajakusuma (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |