Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7,
No. 9, September 2022
Fima Nur Annisa, Vinola Herawaty�
Email: [email protected], [email protected]
�
Abstrak
Adanya penelitian ini karena peneliti ingin meneliti pengaruh antara komisaris indepeden, komite audit, media
coverage dengan risk management sebagai pemoderasi. Penelitian ini menggunakan model analisi regresi berganda dengan data sekunder yang didapat dari laporan keuangan
perusahaan consumer
goods yang terdafar di BEI pada periode 2019 - 2021. berdasarkan kriteria yang diterapkan, terdapat 93 observasi penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa komisaris independen, media coverage dan risk management berpengaruh terhadap real
earnings management dan risk
management memperkuat pengaruh
komisaris independent dan media coverage terhadap real earnings management, sedangkan komite audit tidak memiliki pengaruh dan risk
management memperlemah pengaruh
komite audit terhadap real earnings management.
Abstract
The existence of this study is because researchers want to examine the influence between independent commissioners, audit committees, media coverage and risk management as moderating. This study uses a multiple regression analysis model with secondary data obtained from the financial statements of consumer goods companies listed on the IDX in the 2019-2021 period. based on the applied criteria, there were 93 research observations. The results of the analysis show that independent commissioners, media coverage and risk management have an effect on real earnings management and risk management strengthens the influence of independent commissioners and media coverage on real earnings management, while the audit committee has no influence and risk management weakens the influence of the audit committee on real earnings management.
Keywords: Independent Commissioner, Audit Committee, Media Coverage, Risk Management, Real earnings Management
Laporan mengenai anggaran perusahaan beserta kegiatan bisnis dengan menerapkan teknik akutansi agar memperoleh hasil pelaporan dengan pandangan optimis disebut dengan manajemen laba (Earnings Management). Di dalam landasan penilaian terdapat beberapa peraturan maupun patokan yang lain di bidang akutansi yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan. Berdasarkan pemaparan (Hery, 2015:50) salah satu upaya yang dilakukan oleh manajer perusahaan agar dapat mencapai keuntungan yang telah ditetapkan, maka perlu memanfaatkan laporan keuangan dengan penyusunannya harus fleksibel dan hal ini berkaitan dengan manajemen laba yang menjadi masalah utama didalam akutansi. Supaya keuntungan terus mengalami peningkatan diperlukan penyusunan laporan keuangan yang baik serta memperhatikan peraturan dalam akutansi. Usaha yang dilakukan manajer perusahaan dalam memanipulasi data di dalam laporan keuangan agar stakeholders mempunyai penilaian yang baik terhadap cara kerja beserta keadaan perusahaan disebut dengan manajemen laba (earnings management). Teknik yang diterapkan yaitu prosedur beserta metode yang sudah mendapatkan pengakuan global. Perihal yang mempengaruhi arus khas beserta laba yang diperuntukkan manajer perusahaan berkaitan dengan faktor akrual manajemen laba. Ketetapan perusahaan yang berkaitan dengan pemberlakukan suatu peraturan keuangan pada periode tertentu yaitu faktor kebijakan akutansi. Selain itu terdapat faktor lain yang berkaitan dengan pengubahan metode didalam akutansi menjadi metode baru yang juga diterima oleh badan akutansi yaang ada disebut dengan faktor perubahan asset. Beberapa teknik seperti Income maximation, Taking a bath, Income Smoothing, beserta income minimization diimplementasikan didalam teknik manajemen laba. Didalam manajemen laba terdapat dua jenis pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan akrual (accrual earning management) beserta pendekatan riil (real earnings management). Berdasarkan pernyataan Roychowdhury (2006), Cohen et al. (2008), Zang (2007) teknik yang diterapkan dalam pengelolaan laba perusahaan yaitu pendekatan akrual beserta pendekatan riil. Pernyataan tersebut diperjelas oleh Zang (2007) bahwa substitusi didalam perusahaan diperankan oleh pendekatan akrual beserta pendekatan riil. Suatu perusahaan akan mengimplementasikan pendekatan riil dalam pengelolaan laba perusahaan disaat pembatasan manajemen laba akrual. Terdapat beberapa pemyebab yang menimbulkan penggeseran ke manajemen laba riil yang semula manajemen laba akrual yang didasarkan penjelasan Roychowdhury (2006) yaitu bentuk manajemen laba akrual kurang menarik regulator maupun auditor meskipun sudah dilakukan manipulasi sedangkan pendekatan manajemen riil lebih cocok diimplementasikan terutama dalam menetapkan produksi maupun harga, dan penyebab selanjutnya yaitu pendekatan akrual lebih membahayakan jika melebihi target yang diinginkan dengan tingkat manipulasi yang lebih besar dalam defisit laba. Upaya yang dilakkukan perusahaan yang bertentangan dengan usaha manipulasi laba agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan disebut dengan Real earning management. Berdasarkan penjelasan dari Roychowdhury 2006) pemanipulasian pendekatan riil diantaranya meningkatkan jumlah produksi, pemberian potongan harga beserta menurunkan beban diskresioner. Terdapat tiga teknik yang diimplementasikan didalam manajemen laba riil yang mana bertentangan dengan praktek operasional perusahaan normal yaitu meningkatkan jumlah produksi, memanipulasi penjualan serta menurunkan beban diskresioner. Akan tetapi ketiga cara tersebut memiliki keefektifan tersendiri jika diimplementasikan dalam kondisi perekonomian yang tepat. Penjelasan yang disampaikan oleh Roychowdhury (2006), Cohen et al., (2008) serta Cohen dan Zarowin (2010) apabila seorang manajer melakukan tiga teknik tidak hanya sebatas optimal tetapi secara intensif agar laba ynag diinginkan dapat tercapai disebut dengan teknik manajemen laba.
�
Rancangan riset berupa pengujian atas hipotesis untuk melakukan pengujiann adalah pengaruh corporate governance, media exposure dengan satu variabel moderasi yaitu risk management. Metode penganalisaan data yaitu regresi berganda dengan data kuantitatif dengan mengimplementasikan data sekunder yang didapatkan dari website www.idx.co.id,�yang merupakan annual report Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan rentang waktu, peneliti telah melakukan pengelompokkan data yaitu menggunakan objek dan memerlukan periode waktu untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini melakukan analisis terhadap data perusahaan yaitu laporan tahunan yang sudah diaudit yang berfokus pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2019 � 2021.
Manajemen laba riil berdasarkan penjelasan dari Rochowdhury (2006) yaitu bentuk manipulasi laba yang tahapannya secara riil dengan melibatkan aktivitas bisnis operasional dengan rentang waktunya berkesinambungan. Berdasarkan pemaparan Rochowdhury (2006) terdapat tiga komponen dalam manajemen laba riil diantaranya, yaitu:
1. Persamaan model regresi arus kas operasi abnormal
�
2. Persaamaan model regresi biaya produksi abnormal:
�
3. Biaya Diskresioner Normal. Model Regresi biaya diskresioner normal yaitu:
�
4. Total Return yaitu:
Penjelasan:
CFOt����������� : Arus kas operasi tahun t
DISEXPt�� : Biaya-biaya diskresioner tahun t yang terdiri dari biaya iklan + biaya R&D + biaya administrasi & umum
PRODt |
: Biaya produksi selama tahun t yaitu HPP + Δ Persediaan� |
Assett-1 |
: Total aset tahun sebelumnya (t-1) |
Salest |
: Total penjualan tahun t |
Salest-1 |
: Total penjualan tahun sebelumnya (t-1) |
Δ Salest ������ : Perubahan penjualan tahun t, dimana ΔSt= St - St-1 Δ Salest1 : Perubahan penjualan tahun sebelumnya (t-1),
dimana ΔSt-1= St-1 - St-2.
ï¿½Δ INV ������� : Perubahan persediaan tahun t, dimana
ΔINV= ΔINVt � ΔINVt-1�
COGSt ������� : Harga pokok produksi / penjualan tahun t
α ����������������� : Konstanta
ε ������������������ : Error (residual)
Fungsi dari komisaris independensi yaitu melakukan pengawasan terhadap kompleksitas laporan beserta kualitas informasi pada cara kerja Dewan Direksi. Sedangkan tugas komisaris independensi yaitu mengawasi beserta memberikan nasehat kepada Dewan Direksi.
�
Komisaris Independensi = Jumlah Komisaris independensi x 100%
jumlah dewan Komisaris
Untuk memudahkan dalam proses controlling dibentuklah komite audit oleh komisaris. Latar belakang pembentukan komite audit yaitu sering terjadinya penyelewengan kewenangan di perusahaan besar terutama di negara lain yang dilakukan oleh komisaris maupun direktur.
Dalam mengukur komite audit, peneliti menggunakan pengukuran� sebagai berikut :
Dalam mengukur Media Coverage, peneliti menggunakan pengukuran menurut Qi dkk (2014) sebagai berikut:
Dimana:
�
MCᵢₜ = Total liputan media perusahaan i pada tahun t�
Media₁ = Total liputan media online dari detik.com
Media₂ = Total liputan media online dari cnn Indonesia
Variabel yang memiliki peran untuk mengungkapkan ERM ada 20 variabel, yang mengatasi permasalahan terkait tatacara menetapkan visi misi, berhubungan dengan lingkungan intern, pengidentifikasian kasus, cara menilai kasus, cara menghadapi kasus yang ada, proses controlling, tahap pemantauan, komunikasi maupun informasu, seperti yang dijelaskan oleh COSO ERM Framework (2017). Data informasi yang didapat dari annual report perusahaan bisa membantu mengungkapkan ERM dengan mengaplikasikan persamaan seperti di bawah ini :
������������������������������������������� RMD = Total item yang diungkapkan ������
20
Pada riset variabel yang digunakan yaitu ukuran perusahaan. Rumus ukuran perusahaan bersumber dari penelitian Astakoni & Wardita (2020) : Size = Ln ( Total Asset )
Data yang diperoleh berasal dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rentang waktu 2019 � 2021 berjenis populasi sector consumer goods. Kemudian metode pengambilan samplenya yaitu dengan meperhatikan kategori tertentu yang terdapat didalam sample yang disebut dengan purpose sampling. Kategori yang diimplementasikan didalam memilih sample yaitu : (1) Badan usaha yang sudah tercantum didalam BEI sepnajang periode 2019 hingga 2021 terutama sektor consumer goods, (2) Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan sepanjang periode penelitian, (3) Bentuk pelaporan keuangan dalam bentuk rupiah yang dilaporkan setiap akhir tahun disepanjang tahun 2019 hingga 2021 yang sudah tercatat didalam BEI, (4) Mempunyai laporan data lengkap sepanjang masa 2019 � 2021 tentang variable yang bersangkutan.�
Mengaplikasikan secondary data yang biasanya yaitu bukti, catatan, atau laporan historis yang disebarluaskan ataupun tidak disebarluaskan. Data dan sumber yang dipakai pada riset ini antara lain yaitu laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan sector consumer goods untuk periode 2019 � 2021 di situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Metode Analisis Data�
Teknik penganalisaan yang diimplementasikan yaitu regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan metode statistik deskriptif dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for The Social Sciences) yang mempermudah didalam analisa statistika.
Metode regeresi linier berganda cocok diimplementasikan dalam menganalisis variable penelitian yang lebih dari satu independent variable yang merupakan predictor manipulasi.Rumus dari model regresei linier berganda adalah:
Keterangan:
Y |
|
= Real Earnings Management |
α |
|
= konstanta |
β₁ - β₈ |
|
= Koefisiensi Regresi |
KI |
|
= Komisaris Independen� |
KA |
|
= Komite Audit |
ME |
|
= Media Exposure |
RMD�� � |
� |
= Risk Management Disclosure |
SIZE�� |
� |
= SIZE |
e |
|
= error |
�
Penganalisaan statistik deskriptif menjelaskan atau memberikan informasi terkait data yang akan menjelaskan kondisi dan faktor secara menyeluruh.
Berfungsi untuk mengetahui apakah data hasil regresi terdistribusi normal atau tidak yang direpresentasikan kedalam bentuk nilai error (e). Suatu data dikatakan valid jika data hasil regresi terdistribusi normal atau mendekati nilai standar yang telah ditetapkan berdasarkan pengujian dengan test of normality Kolmogorovsmirnov didalam program spss, yang peneliti gunakan.
Teknik (Asymtotic Significance) dapat diimplementasikan didalam mengambil putusan diantaranya: a) Dikatakan hasil regresi normal apabila nilai probability nya melebihi 0,05 b) Dikatakan hasil regresi tidak normal apabila nilai probability nya tidak mencapai 0,05 Uji Multikolinieritas�
Untuk melihat atau mendeteksi apakah terdapat multikolinieritas bisa di lihat dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Dalam pedoman model regresi yang terhindar dari multikolinieritas ialah yang memiliki nilai tolerance mendekati angka 1. Batas dari VIF adalah angka 10, Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas, saat VIF nilainya tidak mencapai 10. Persamaan penghitungannya adalah sebagai berikut: Uji Autokorelasi�
Khususnya untuk variabel time series karena data yang diambil dapat di pengaruhi oleh data pada periode sebelumnya, maka penting untuk melakukan pengujian autokorelasi. Sehingga tidak ada data yang terdapat autokorelasi. Berikut cara pembuktian dari pengujian ini dapat menggunakan Durbin Watson, dengan melihat hal berikut:
a) Dikatakan tidak adanya autokorelasi, apabila (4 − 𝑑𝑈) > 𝑑𝑊 > 𝑑𝑈.
b) Dikatakan adanya autokorelasi, apabila (4 − 𝑑𝐿) < 𝑑𝐿 > 𝑑𝑊.
c) Tidak dapat disimpulkan autokorelasi, apabila �� 𝑑𝑊 = 𝑑𝑈 = 𝑑𝐿 = (4 −
𝑑𝑈) = (4 − 𝑑𝐿)
Untuk mempermudah melakukan pengujian ini bisa melakukan Glejser Test, yaitu:
a) dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila nilai signifikansinya melebihi
0,05�
b) dikatakan terjadi heteroskedastisitas apabila nilai signifikansinya tidak melebihi atau sama dengan 0,05. Uji Hipotesis�
Uji t ini memiliki fungsi untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel independent memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependentnya, dan meninjau seberapa jauh pengaruh dari variabel independent dengan dependentnya. Uji Simultan (F-test)�
Uji statistik F biasanya di gunakan untuk menunjukkan terkait semua variabel independent yang digunakan dalam model penelitian ini apakah terdapat pengaruh secara bersama � sama terhadap variabel dependentnya. Jika diketahui bahwa probabilitas memiliki signifikansinya kurang dari 5% maka variabel independent akan menunjukkan hasil berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependentnya. Koefisiensi Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) sebagai dasar untuk mengukur terkait seberapa jauh kemampuan model dalam penelitian bisa menerangkan variabel dependentnya. Jika nilai koefisien determinasi memiliki nilai diantara nol dan satu. Nilai dari koefisien determinasi (R2) yang kecil menggambarkan bahwa variabel independent tersebut menjelaskan variabel � variabel sangat terbatas.�
�
�Hasil Dan Pembahasan�
Tabel 1 Statistik Deskriptif
� |
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
REM |
93 |
.0018 |
1.4674 |
.3601 |
.2851 |
KI |
93 |
.1250 |
1.0000 |
.3742 |
.1775 |
KA |
93 |
3.0000 |
14.0000 |
5.4193 |
2.9426 |
MC |
93 |
.0000 |
10.0000 |
1.3333 |
2.5252 |
RMD |
93 |
.7500 |
1.0000 |
.9150 |
.0504 |
SIZE |
93 |
18.4024 |
30.8762 |
27.1159 |
2.5479 |
Valid N
(listwise) |
93 |
� |
� |
� |
� |
Sumber: Data yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel 1 Variabel Real Earnings Management dalam penelitian menghasilkan nilai minimun sebesar 0.0018 yang dimiliki PT. Mandom Indonesia Tbk (TCID) pada tahun 2021 sedangkan nilai maksimum sebesar 1.4674 yang dimiliki PT. Prima Cakrawala Abadi Tbk pada tahun 2020. Adapun hasil nilai rata � rata Real Earnings Management yang diperoleh sebesar 0.3601 dengan standar deviasi yang diperoleh sebesar 0.2851.
Sebelum melakukan pengujian data, perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa tidak terdapat penyimpangan pada data yang digunakan. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolineritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
�
Tabel 2
One-sample Kolomogorov-Smirnov Test
� |
Unstandardized Residual |
Keterangan |
Asymp Sig ( 2-tailed
) |
0.080 |
Berdistribusi Normal |
Sumber: Data yang diolah, 2022
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, menyatakan nilai Asymp Sig sebesar 0.080 dimana dengan hasil tersebut menjelaskan bahwa data yang diperoleh dalam distribusi normal, dimana nilai 0.080 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal.
�
Tabel 3
MC |
0.920 |
1.087 |
Tidak ��������� terjadi Multikolinearitas |
RMD |
0.941 |
1.063 |
Tidak ��������� terjadi Multikolinearitas |
RMD_KI |
0.386 |
2.589 |
Tidak ��������� terjadi Multikolinearitas |
RMD_KA |
0.504 |
1.986 |
Tidak ��������� terjadi Multikolinearitas |
RMD_MC |
0.925 |
1.081 |
Tidak ��������� terjadi Multikolinearitas |
SIZE |
0.919 |
1.088 |
Tidak ��������� terjadi Multikolinearitas |
Uji Multikolinearitas
Variabel |
Tolerance |
VIF |
Keterangan |
KI |
0,386 |
2.590 |
Tidak ��������� terjadi Multikolinearitas |
KA |
0.492 |
2.032 |
Tidak ��������� terjadi Multikolinearitas |
Sumber: Data yang diolah, 2022
Berdasarkaan hasil tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada semua variabel penelitian karena memiliki nilai VIF > 0.1 dan VIF < 10. Uji Heteroskedastisitas
�
Tabel 4
Uji Glejser Heteroskedastisitas
� Variabel |
� Sig |
� Keterangan |
� KI |
� 0,672 |
� Tidak terjadi Hetereskedastisitas |
� KA |
� 0,473 |
� Tidak terjadi Hetereskedastisitas |
� MC |
� 0,094 |
� Tidak terjadi Hetereskedastisitas |
� RMD |
� 0,241 |
� Tidak terjadi Hetereskedastisitas |
� RMD_KI |
� 0,567 |
� Tidak terjadi Hetereskedastisitas |
� RMD_KA |
� 0,439 |
� Tidak terjadi Hetereskedastisitas |
� RMD_ME |
� 0,193 |
� Tidak terjadi Hetereskedastisitas |
� SIZE |
� 0,573 |
� Tidak terjadi Hetereskedastisitas |
Sumber: Data yang diolah. 2022
Berdasarkan hasil Uji Glejser terbukti bahwa semua variabel memiliki nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga bila data diperbesar tidak menyebabkan kesalahan semakin besar.
Tabel 5
Uji Autokorelasi Durbin Watson
(K=8) |
dW |
dU |
4-dU |
Keterangan |
93 |
1.967 |
1.852 |
2.148 |
Tidak terjadi
Autokorelasi |
Berdasarkan hasil Uji Durbin Watson didapatkan dW = 1.967 dengan jumlah data 93 dan variabel penyusun model regresi sebanyak 8 variabel maka didapatkan dU pada tabel Durbin Watson sebesar 1,967. Dimana hal ini memenuhi syarat tidak terjadi autokorelasi jika dU < dW < (4-dU) yaitu 1.852 < 1.967 < 2.148. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar variabel.
Uji Regresi Linear Berganda
�
Tabel 6
Uji Regresi Linear Berganda
�
� Variabel |
|
� Std. Error |
� (Constant) |
� -1.376 |
� 0.257 |
� KI |
� -0.975 |
� 0.000 |
� KA |
� 0.343 |
� 0.064 |
� MC |
� -0.084 |
� 0.021 |
� RMD |
� -2.127 |
� 0.048 |
� RMD_KI |
� 0.909 |
� 0.001 |
� RMD_KA |
� -0.401 |
� 0.053 |
� RMD_ME |
� 0.103 |
� 0.012 |
� SIZE |
� -0.002 |
� 0,429 |
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
Sumber: Data yang diolah, 2022
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan didapatkan model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
REM = 13,755 � 0,623KI � 0,025KA � 0,056MC � 137,517RMD � 126,792KI.RMD + 24,993KA.RMD + 170,105MC.RMD � 0,438SIZE + e
�
�
Tabel 7
Uji T
�Hipotesa |
Ekspetasi |
Variabel |
|
t |
Sig.� |
Keputusan |
H1 |
Negatif |
K1 |
-0.975 |
-3.945 |
0.000 |
H1 diterima |
H2 |
Negatif |
KA |
0.343 |
1.538 |
0,064 |
H1 ditolak |
H3 |
Negatif |
MC |
-0.084 |
-2.064 |
0,021 |
H1 diterima |
H4 |
Negatif |
RMD |
-2.127 |
-1.690 |
0,048 |
H1 diterima |
H5 |
Memperkuat |
KI.RMD |
0.909 |
3.409 |
0,001 |
H1 diterima |
H6 |
Memperkuat |
KA.RMD |
-0.401 |
-1.638 |
0,053 |
H1 ditolak |
H7 |
Memperkuat |
MC.RMD |
0.103 |
2.318 |
0.012 |
H1 diterima |
Berikut adalah penjabaran hipotesis hasil dari pengujian parsial atau uji t pada tabel diatas:
Hipotesis 4: Risk
Management Disclosure berpengaruh negatif terhadap Real Earnings Management
Hipotesis 7: Risk
Management memperkuat pengaruh
Media Coverage terhadap
Real Earnings Management
Tabel 8
Uji F
� Persamaan |
� F |
� |
Sig |
|
|
|
|
Regresi linear berganda |
6.123 |
|
0.000 |
������������������������������������������������� Su |
mber: Data yang diolah, 2 |
022 �������� � |
|
Berdasarkan hasil uji F pada persamaan regresi linear berganda terbukti didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan F hitung (6.123), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independent secara simultan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
�
Tabel 9
Uji Koefisien Determinasi
�� Persamaan |
� Adjusted R� |
� Regresi linear berganda |
� 0,358 |
�
Berdasarkan tabel diatas, pada persamaa regresi linear berganda sebesar 0,358 atau 35.8%. ini berarti bahwa variabel dependen yaitu real earnings management dapat dijelaskan oleh seruluh variabel independent yaitu komisaris independent, komite audit, media coverage, risk management disclosure dan size. Sedangkan 64.2% dijelaskan oleh variabel � variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Komisaris independent memiliki pengaruh terhadap real earnings management. Berarti ini membuktikan dengan adanya komisaris independen mampu mengurangi tindakan real earnings management khususnya di perusahaan consumers goods.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dijelaskan oleh nanda, et al (2020) bahwa semakin banyak komisaris independent dalam perusahaan mampu menuntut adanya transparansi dalam pelaporan keuangan perusahaan sehingga mampu mengurangi real earnings management.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dijelaskan oleh Khurnanto dan Syafruddin (2015) bahwa komite audit memiliki pengaruh negative terhadap real earnings management karena aktivitas real earnings management dapat menurun jika komite audit semakin independent.
Namun penelitian ini menyatakan bahwa komite audit belum tentu mampu menurunkan real earnings management menurut Christiantie dan Christiawan (2013) karena adanya komite audit hanya untuk memenuhi ketentuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan rapat komite audit yang dilakukan perusahaan memang minimal harus 4 kali dalam setahun. Perusahaan yang mempunyai komite audit masih mampu menjalankan aktivitas real earnings management
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Qi et al (2014) bahwa liputan media mampu menurunkan real earnings management karena jika perusahaan ketahuan melakukan real earnings management maka media Indonesia akan secara terus menerus memberitakan perusahaan tersebut dan mempengaruhi keinginan investor untuk menanamkan dana nya ke perusahaan tersebut.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fathimiya et al (2012) bahwa pengungkapan manajemen risiko mampu mengurangi tindakan real earnings �������� management. � Karena ���������� didalam ��������� pengukuran ��� risiko manajemen mengungkapkan salah satunya corporate and culture.
Hasil penelitian yang ke-lima yaitu Risk Management Disclosure memperkuat hubungan antara komisaris independent terhadap real earnings management. Risk management disclosure merupakan pengungkapan atas risiko � risiko yang telah dikelola perusahaan atau pengungkapan mengenai bagaimana perusahaan dalam mengendalikan risiko terkait masa mendatang dan salah satu perangkat utama untuk dapat membantu mengembalikan kepercayaan publik dan membantu mengontrol aktivitas manajemen sehingga kecurangan dalam penyusunan pelaporan keuangan dapat dicegah atau diminimalisir. Dengan adanya risk management disclosure di dalam perusahaan, komisaris independent mampu membuat tindakan real earnings management menurun di dalam perusahaan.
Pengaruh Risk Management Disclosure terhadap hubungan Komite Audit terhadap Real Earnings Management
Hasil penelitian keenam tidak sejalan dengan hipotesis peneliti karena risk management disclosure tidak memperkuat hubungan antara komite audit dengan real earnings management. komite audit bertanggung jawab dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan audit, pengendalian proses internal. Dan pelaporan keuangan. Komite audit memiliki tanggung jawab untuk memantau penerapan manajemen risiko perusahaan apabila perusahaan tidak memiliki komite risiko. Pengungkapan manajemen risiko tidak dapat memperkuat hubungan komite audit dalam penuruan real earnings management di dalam sebuah perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis ketujuh. media coverage dapat dijadikan saran untuk perusahaan guna mempublikasikan laporan dan bersosialisasi demi menciptakan kepercayaan public maupun calon investor mengenai kegiatan perusahaan. Liputan media mampu mengawasi apabila terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan khsusnya manajemen laba. risk management disclosure biasanya dilakukan di media karena media dapat diakses dengan khalayak. Jika perusahaan melakukan real earnings management maka penilaian didalam pengungkapan manajemen risiko memiliki nilai yang buruk di mata khalayak.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti dan telah duraikam terkait hipotesis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka berikut kesimpulan yang diambil oleh penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dijelaskan oleh nanda, et al (2020) bahwa semakin banyak komisaris independent dalam perusahaan mampu menuntut adanya transparansi dalam pelaporan keuangan perusahaan sehingga mampu mengurangi real earnings management. 2). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dijelaskan oleh Khurnanto dan Syafruddin (2015) bahwa komite audit memiliki pengaruh negative terhadap real earnings management karena aktivitas real earnings management dapat menurun jika komite audit semakin independent. 3). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Qi et al (2014) bahwa liputan media mampu menurunkan real earnings management. 4). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fathimiya et al (2012) bahwa pengungkapan manajemen risiko mampu mengurangi tindakan real earnings management. Karena didalam pengukuran risiko manajemen mengungkapkan salah satunya corporate and culture. 5). Hasil penelitian yang ke-lima yaitu Risk Management Disclosure memperkuat hubungan antara komisaris independent terhadap real earnings management. Risk management disclosure merupakan pengungkapan atas risiko � risiko yang telah dikelola perusahaan atau pengungkapan mengenai bagaimana perusahaan dalam mengendalikan risiko terkait masa mendatang dan salah satu perangkat utama untuk dapat membantu mengembalikan kepercayaan publik dan membantu mengontrol aktivitas manajemen sehingga kecurangan dalam penyusunan pelaporan keuangan dapat dicegah atau diminimalisir. 6). Hasil penelitian keenam tidak sejalan dengan hipotesis peneliti karena risk management disclosure tidak memperkuat hubungan antara komite audit dengan real earnings management. 7). Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis ketujuh. media coverage dapat dijadikan saran untuk perusahaan guna mempublikasikan laporan dan bersosialisasi demi menciptakan kepercayaan public maupun calon investor mengenai kegiatan perusahaan. Liputan media mampu mengawasi apabila terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan khsusnya manajemen laba.
BIBLIOGRAFI
Kusumawati, Trisnawati,
& Mardalis (2015) Pengaruh
corporate governance terhadap manajemen laba riil. The 2nd University Research Coloquium
2015.
Luthfia, & Somantri (2020). Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. JRKA Volume 6 Isue 1, Februari 2020: 13 � 19
Ningsih (2015). Pengelolaan laba melalui aktivitas � aktivitas riil perusahaan perspektif islam. Iqtishadia, Vol 8, No.1, Maret 2015
Amelia & Hernawati (2016). Pengaruh Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap manajemen laba. Volume 10, No.1, Juni 2016
Hidayanti, Paramita (2014). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap praktik manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur. Jurnal WIGA Vol.4 No.2, September 2014 ISSN NO 2088-0944
Rivandi (2018). Pengaruh enterprise risk management disclosure dan corporate governance terhadap nilai perusahaan. Jurnal Benefita 3(2) Juli 2018 (137148)
Qi, Yang & Tian (2013) Can media deter management from manipulating earnings? Evidence from China. Rev Quant Finan Acc (2014) 42.571-597.
Jumriani, Usman & Ukkas (2019). Pengaruh komite audit dan risk management committee terhadap manajemen laba. Jurnal. Program Studi Akuntansi: Universitas Muhammadiyah Palopo.
Ghozali. (2017). Teori Akuntansi Semarang. Badan Penerbit Diponegoro. Ghozali. (2018). Apliaksi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Candarin, G. 2017. Metode Riset Pendekatan Kuantitatif. Salemba Empat. Jakarta. Djatu, P. F. P. 2013. Peran Good Corporate Governance dalam Menekan Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011). Skripsi. Program Studi Akuntansi: Universitas Diponegoro.
Muhammad Yasin (2020). Pengaruh manajemen laba dan media exposure terhadap pengungkapan corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur sector industry barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI). Jurnal ekonomi akuntansi, Hal 61-76 Volume 5. Nomer 2. Oktober 2020
�
Scott, W. R. 2003. Financial Accounting Theory. Third Edition. Toronto: Ontario Pearson Education Canada Inc.
�
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
�
Purba (2015). Pengaruh komite audit terhadap praktik manajemen laba: studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdafatr di BEI tahun 2012 � 2014. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Universitas Brawijaya
�
Pandey & Pattanayak (2021) Role of corporate governance in constraining earnings management practices: a study of select Indian and Chinese firms. JEI.classification � G24, M40, M41.
�
Al-Amri, Al-Shidi, Al-Busaidi & Akguc (2016). Real earnings management in public vs private firms in the GCC countries: a risk perspective. JEL.classification � G32, M4, L20
�
Sun & Lan (2014). Independent audit committee characteristics and real earnings management. JEL, classification � M41, M42, G34
�
Raimo, Nicolo, Polcini & Vitolla (2022). Corporate governance and risk disclosure: evidence from integrated reporting adopters. DOI 10.1108/CG-07- 2021-0260
�
Wu, Gao, Li (2016). Does the reputation mechanism of media coverage affect earnings management? Evidence from China.
�
Sulistyaningsih & Gunawan (2016). Analisis factor � factor yang memengaruhi risk management disclosure. Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016.
Fima Nur Annisa, Vinola
Herawaty (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |
�
�
�
�
�
�