Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
4, April 2023
PERANCANGAN
MODEL BISNIS USULAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA
STARTUP BIDANG EDUKASI INVESTASI SAHAM THE INVESTOR DI KOTA SOLO
Muhammad Eko Yurianto,
Endang Chumaidiyah, Sinta Aryani
Universitas Telkom Fakultas Rekayasa
Industri Bandung, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
The Investor merupakan perusahaan rintisan yang didirikan di kota Solo pada tahun 2018. Bisnis dari The Investor adalah platform edukasi investasi saham yang bergerak melalui website dan
social media seperti youtube,
instagram dan telegram. Produk
yang dijual The Investor merupakan
produk digital belajar saham seperti, e-book, mini
course, kelas webinar, online course dan The
Investor�s Portfolio. Dalam menjalankan
bisnis, pendapatan The
Investor belum optimal dan belum
memenuhi target pemilik bisnis, adapun beberapa penyebab permasalahannya, seperti pada blok channels, key resources, key partnership, customer
relationship, key activities dan revenue stream. Untuk
itu pada penelitian kali ini penulis melakukan
Perancangan Model Bisnis dengan kerangka Business Model
Canvas yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Dalam melakukan penelitian kali ini, penulis memetakan model bisnis eksisting yang didapatkan dari hasil wawancara terhadap founder, kemudian penulis melakukan customer
profile yang didapatkan dari
kuesioner kepada konsumen The Investor sebanyak 30
orang, dilakukan juga value map untuk
menggambarkan model bisnis secara terstruktur dan terperinci, penulis melakukan analisis lingkungan bisnis dengan menggunakan studi literatur, kemudian melakukan analisis strength, weakness, opportunity dan threat dari setiap blok
yang bertujuan sebagai pertimbangan serta usulan untuk model bisnis yang baru. Setelah itu pada tahap terakhir penulis merancang usulan model bisnis The Investor sesuai hasil yang didapatkan Hasil rancangan tersebut dapat dipertimbangan The Investor untuk
meningkatkan pertumbuhan bisnis pelayanan edukasi belajar investasi saham.
Kata kunci: Startup The Investor, Business Model Canvas, Customer Profile, Value
Proposition, Analisis Lingkungan
Bisins, Analisis SWOT.
Abstract
The Investor is a startup company established in the city of Solo in 2018.
Business from The Investor is a stock investment education platform that moves through
websites and social media such as youtube, instagram and telegram. The products sold by The Investor are
digital stock learning products such as e-books, mini courses, webinar classes,
online courses and The Investor's Portfolio. In running a business, The Investor's
income has not been optimal and has not met the target of business owners, as for
several causes of problems, such as block channels, key resources, key partnerships,
customer relationships, key activities and revenue streams. For this reason, in
this research, the author conducted a Business Model Design with the Business Model
Canvas framework which aims to improve the company's business performance. In conducting
this research, the author mapped the existing business model obtained from interviews
with the founder, then the author conducted a customer profile obtained from a questionnaire
to The Investor consumers as many as 30 people, also carried out a value map to
describe the business model in a structured and detailed manner, the author
conducted a business environment analysis using literature studies, then conducted
a strength analysis, Weaknesses, opportunities and threats of each block that aim
to be considered and proposed for new business models. After that, in the last stage,
the author designs The Investor's business model proposal according to the results
obtained, the results of the design can be considered by The Investor to increase
business growth, educational services, learning stock investment.
Keywords: Startup The Investor, Business Model Canvas, Customer Profile, Value
Proposition, Business Environment Analysis, SWOT Analysis.
Pendahuluan
Saat ini banyak
orang yang tertarik untuk berinvestasi saham di pasar modal
karena berinvestasi saham bersifat fleksibel. Pasar modal sendiri menurut Husman dalam (Santy &
Triyonowati, 2017) merupakan pasar keuangan untuk instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan pemerintah, public
authorities, maupun perusahaan
swasta. Bagi investor sendiri, pasar modal berfungsi sebagai alternatif berinvestasi yaitu dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah risiko tertentu. Keberadaan pasar modal memiliki peran peningkatan aktivitas ekonomi nasional, karena dengan adanya
pasar modal, perusahaan akan
lebih mudah memperoleh dana sehingga mendorong perekonomian nasional lebih maju (Hartini, 2016). Hal ini terbukti selama masa pandemi Covid-19 yang lalu, jumlah investor di Bursa Efek
Indonesia justru meningkat secara signifikan. Laporan dari Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan
bahwa jumlah investor pasar
modal mencapai 7,15 juta
investor per November 2021 (Pelawi & Suliati,
2021). Jumlah ini naik 84,28% dibandingkan periode tahun lalu
yang sebanyak 3,88 juta
investor.
Gambar
1
Jumlah Investor Pasar Modal
Di provinsi
Jawa Tengah tercatat sedikitnya ada 9.334 investor baru di Jawa Tengah selama periode Januari-Mei 2020. Disamping itu jumlah investor di kota Solo
sangat meningkat secara signifikan, jumlah investor saham di Soloraya tumbuh positif selama Semester I 2021.
The Investor Indonesia adalah
platform layanan edukasi investasi saham yang� berfokus
di analisa fundamental dan hanya
menganalisa saham yang masuk kategori ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia). Dalam
menjalankan bisnisnya, The
Investor mempunyai beberapa
permasalahan, permasalahan utama yaitu tidak
tercapainya target penjualan
yang diinginkan oleh pemilik
bisnis yang mengakibatkan pendapatan The Investor tidak
optimal, menurut pemilik bisnis terdapat 6 blok yang ada pada Business Model
Canvas yang menjadi permasalahan
pada The Investor.
Permasalahan pertama terletak pada blok key resources
The Investor hanya memiliki
5 team yang didalamnya termasuk
founder, co-founder, design graphic, content marketer dan hrd.
Permasalahan kedua terletak pada blok channels The
Investor masih belum dikenal banyak orang dan
followers instagram masih sedikit jika dibandingkan
dengan kompetitornya yang sudah mencapai ratusan ribu followers, sehingga nilai atau manfaat dari
produk The Investor belum dapat dirasakan oleh banyak orang.
Gambar
2
Perbandingan Jumlah Followers Instagram The
Investor
Gambar
3
Perbedaan Jumlah
Pengunjung dan Total Produk
Terjual
Berdasarkan gambar tabel scatter plot tersebut dapat diketahui bahwa jumlah pengunjung
yang banyak sangat berbeda dengan total jumlah penjualan produk The Investor.
Dimana pada tahun 2018 jumlah
pengunjung instagram sebanyak 4.400 dengan total produk yang terjual 55, kemudian pada tahun 2019 jumlah pengunjung di instagram sebanyak 18.400 dengan total produk yang terjual 233, dan di tahun 2020 jumlah pengunjung instagram theinvestor_id sebanyak 20.840 dengan total produk yang terjual 351 dan di tahun 2021 total pengunjung di instagram sebanyak 30.000 orang dengan total penjualan 998 produk.
Gambar
4
Perhitungan Convertion Rate
Berdasarkan tabel tersebut,
persentase penjualan dari keempat periode
dimulai dari tahun 2018-2021 hanya sebesar 0.019 atau 2% artinya nilai tersebut
dibawah persentase conversion rate. Berdasarkan
riset WordStream, rata-rata
conversion rate di semua jenis
industri adalah 2,35 persen. Sebanyak 25 persen pelaku bisnis
online bisa mencapai
conversion rate di angka 5,31 persen.
Bahkan 10 persen lainnya bisa memperoleh
angka conversion rate yang mengagumkan,
yaitu 11,45 persen.
Permasalahan ketiga
terletak pada blok revenue
stream menurut (Wahyurini
et al., 2019), rata-rata pendapatan tahun 2018-2020 di angka 30 hingga 50 Juta per bulan, kemudian di tahun 2021 rata-rata pendapatan
The Investor di angka 80 Juta per bulan.
Hal tersebut belum memenuhi target pemilik bisnis, untuk saat
ini target yang dimiliki
founder belum tercapai,
founder memiliki target di angka
350 Juta perbulan. Permasalahan
keempat terletak pada blok key activities The Investor tidak
memiliki variasi materi investasi saham khususnya analisa fundamental, sehingga masih terdapat beberapa pengulangan materi untuk member lama. Dan
video pembelajaran masih menggunakan video tahun 2018. Permasalahan kelima terletak pada blok customer
relationship The Investor seringkali terlambat dalam memberikan informasi mengenai update produk, sehinga hal ini
dapat mempengaruhi kualitas pelayanan The Investor. Permasalahan keenam terletak pada blok key
partnership kerjasama partnership dari
The Investor dirasa kurang maksimal sehingga hal ini menghambat
pertumbuhan bisnis The
Investor untuk dikenal oleh
customer baru. Dapat disimpulkan bahwa peluang bisnis The Investor ini memiliki market yang bagus, tetapi melihat
permasalahan startup The Investor tersebut
membuat model bisnisnya akan stagnan atau
hanya di situ-situ saja.
Hal tersebut dikhawatirkan nantinya jika tidak
melakukan pengembangan
model bisnis, perusahaan rintisan ini akan
mengalami ketertinggalan dengan kompetitornya.
Tahap perancangan Business Model
Canvas dimulai dari pengumpulan data perusahaan The
Investor (Rizki et al., 2020). Data yang diambil merupakan kondisi eksisting perusahaan The Investor
kemudian dari data tersebut akan dipertakan
menjadi sembilan blok yang ada pada Business
Model Canvas, kemudian data yang diambil yaitu data customer
profile The Investor untuk dapat
mengetahui segmen pelanggan The Investor. Data yang diambil
dari customer profile digunakan
untuk memahami keinginan dari maupun keluhan yang dimiliki oleh pelanggan The
Investor, selanjutnya dilakukan
analisis lingkungan bisnis yang didapatkan dari jurnal maupun
artikel dari internet untuk melihat kondisi
pasar yang terjadi. Setelah
itu data analisis lingkungan bisnis yang telah dikumpulkan kemudian dilakukannya analisis SWOT, analisis ini dilakukan guna
mengidentifikasi tujuan bisnis dari faktor
internal dan juga faktor eksternal.
Setelah melakukan analisis SWOT didapatkan output
strategi bisnis model dari
data eksisting, data pelanggan
dan data lingkungan bisnis,
data tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat value proposition guna mengidentifikasi manfaat dan kelebihan yang diinginkan oleh pelanggan dari hasil pengumpulan data dari customer profile dan value map, selanjutnya
dilakukannya fit customer profile dengan
value map agar mencapai suatu
kesamaan antara keduanya setelah itu didapatkan value proposition
canvas yang ditawarkan oleh perusahaan
yang menjawab keinginan dan
permasalahan pelanggan.
Metode Penelitian
A. Model Bisnis Eksisting
Dalam membuat model bisnis eksisting The Investor, maka dibutuhkan data-data model eksisting yang diperoleh wawancara dari mas Erose Perwita dan mas Ian Fatah sekaligus,
selaku founder & co-foundernya
langsung. Dari data yang di ambil akan dipetakan
kedalam 9 blok dasar pada Business Model Canvas. Dapat
dilihat pada gambar di bawah ini adalah
Business Model Canvas eksisting yang dimiliki oleh The Investor (Sparviero, 2019).
Gambar
5
Model
Bisnis Eksisting
Customer
Segment
The Investor menggunakan segmentasi pelanggan untuk dapat menjalankan bisnisnya, segmentasi pelanggan The Investor dibagi menjadi dua yaitu segmen pegawai dan pengusaha.
Value
Proposition
Nilai yang ditawarkan The Investor kepada pelanggan adalah metode investasi yang sederhana dan biaya berlangganan murah.
Customer
Relationship
The Investor dalam menjaga hubungan
pelanggan menggunakan pendekatan melalui personal
branding Erose Perwita, memberikan
akses spesial dan promo terbatas.
Channels
The Investor menggunakan channels media sosial
youtube dan instagram dan komunitas melalui telegram.
Revenue
Stream
Pendapatan yang didapatkan
oleh The Investor melalui hasil
penjualan produk digital belajar saham.
Key
Resources
Sumber daya
yang dimiliki The Investor dalam
menjalankan bisnisnya yaitu team yang berjumlah 5 orang
dan website The Investor.
Key
Activities
Aktifitas utama
yang dilakukan The Investor adalah
membuat konten melalui youtube dan instagram serta memasarkan produk digital belajar saham.
Key
Partnership
Mitra partnership
yang bekerjasama dengan The
Investor adalah MNC sekuritas.
Cost
Structure
Biaya yang dikeluarkan
The Investor dalam menunjang
produktifitasnya adalah biaya operasional perusahaan dan biaya gaji team.
Customer
Profile
Data konsumen diperoleh dari hasil kuesioner dan dilengkapi studi literatur. Hal ini berguna untuk memetakan
pelanggan dari berbagai macam ekspektasi, permasalahan, dan keuntungan apa saja. Sejumlah poin diamati untuk
menggambarkan kondisi para pelanggan.
Customer Jobs
Dari
hasil data customer jobs didapatkan,
Bisa berinvestasi saham dengan benar, meraih
multibagger, mengetahui saham undervalue, menyiapkan dana
pensiun.
Customer Pains
Dari
hasil data customer pains didapatkan,
Website perlu dimaksimalkan,
belum ada aplikasi,�� keterlambatan
pelayanan, materi belajar perlu diperbarui,
perlu diadakan tatap muka/workshop.
Customer Gains
Dari
hasil data customer gains didapatkan,
Menambah
ilmu dan wawasan belajar saham, Tergabung dalam komunitas positif, Mendapat saham pilihan, Dapat menganalisa perusahaan.
B.
Analisis Lingkungan Bisnis
Market
Force
Minimnya literasi investasi
saham (Market Issues) : Dari 270 juta penduduk Indonesia pada Juni
2021, hanya sebanyak
5.605.632 penduduk yang baru
melek tentang investasi saham menurut Fransiskus Xaverius Nicholas, 2021 dalam (Sembodo,
2009).
Analisa Fundamental diperlukan dalam berinvestasi saham (Needs and Demands) : Sebelum berinvestasi
saham investor perlu melakukan analisis fundamental terlebih dahulu, karena hal ini
diperlukan untuk membuat keputusan dalam memilih saham
mana yang akan dibeli untuk jangka panjang
(Nuzula & Nurlaily, 2020).
Industry Forces
Pesaing : Kompetitor The
Investor adalah mereka yang
membuka layanan belajar saham melalui
online. Ini akan menjadikan ancaman bagi The Investor, dikarenakan setiap pesaing memiliki keunggulannya
masing-masing dan mereka berusaha
memuaskan pelanggan serta kebutuhan pelanggan untuk menyediakan penawaran kepada pelanggan (Maharani, 2022).
Kualitas Pelayanan (New Entrants) : Customer bisa saja beralih pada competitor lain
jika dalam pelayanan The Investor buruk.
Key
Trends
Tren perkembangan investasi
saham (Technology Trends) : Keberadaan pasar
modal saat ini memiliki peran peningkatan aktivitas ekonomi nasional, karena dengan adanya
pasar modal, perusahaan akan
lebih mudah memperoleh dana sehingga mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju.
Tren belajar
melalui E-learning : Menurut Forbes,
pasar e-learning secara global akan
tumbuh hingga 325 miliar dolar pada tahun 2025, dua kali lipat dari pertumbuhannya selama satu dekade
terakhir (Press, 2021).
Macro Economic Forces
Pertumbuhan jumlah investor saham (Global Market Condition) : Seiring dengan bertambahnya jumlah investor di
Indonesia, maka bertambah
juga demand� untuk
belajar investasi saham. (databoks.katadata).
C.
Analisis SWOT dan Strategi
Value Proposition
Didapatkan perhitungan value proposition
untuk strength dan weakness dengan skor 3,5 dan untuk opportunities dan threat dengan skor 1,1 sehingga letak value proposition berada pada kuadran S-O didalam diagram kartesius yang berarti harus memanfaatkan
strength yang sudah dimiliki
untuk memanfaatkan opportunities
yang ada dengan melakukan strategi pertumbuhan cepat pada value proposition pada startup The Investor karena untuk memiliki
sifat yang progresif yang
sangat memungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan kemanjuan dengan maksimal (Hartatik & Baroto,
2017).
Cost
and Revenue
Didapatkan perhitungan
cost and revenue untuk
strength dan weakness dengan skor
2,1 dan untuk opportunities
dan threat dengan
skor -0,3 sehingga letak cost and
revenue berada pada kuadran
S-T didalam diagram kartesius
yang berarti harus meningkatkan strength
yang sudah dimiliki untuk menanggulangi threat yang ada
dengan melakukan diversifikasi besar-besaran pada cost and revenue pada start-up The
Investor (PT Indonesia Investa Origa).
Infrastructure
Didapatkan perhitungan
infrastructure untuk
strength dan weakness dengan skor�� -0,1 dan untuk opportunities dan threat dengan skor
-0,3 sehingga letak infrastructure berada
pada kuadran W-T didalam
diagram kartesius yang berarti
merupakan taktik defensif
yang diarahkan unruk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal pada startup The Investor (PT Indonesia Investa Origa).
Customer
Interface
Didapatkan perhitungan customer
interface untuk strength dan weakness
dengan skor 1,8 dan untuk opportunities dan threat dengan skor 0,6 sehingga letak value proposition berada pada kuadran S-O didalam diagram kartesius yang berarti harus memanfaatkan
kekuatan internal perusahaan
untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal yang ada dengan melakukan
strategi pertumbuhan cepat
pada customer interface pada startup The Investor (PT Indonesia Investa Origa).
Value Proposition Canvas
Pada
tahap value proposition canvas data yang dikumpulkan terdiri dari pain reliever, product and services dan gain creators kemudian didapatkan gambaran terhadap value
proposition yang dimiliki oleh The Investor.
Pain Reliefers
Pada
poin pain memiliki website perlu dimaksimalkan maka untuk reliefers nya meningkatkan kualitas website, kemudian untuk poin belum
ada aplikasi maka reliefers nya membuat aplikasi yang memudahkan pelanggan, kemudian untuk keterlambatan pelayanan reliefersnya dengan meningkatkan kualitas pelayanan, untuk poin materi belajar
perlu diperbarui maka reliefersnya memperbarui materi belajar investasi saham, kemudian untuk poin perlu
diadakan tatap muka, maka reliefersnya
mengadakan workshop belajar
saham secara berkala.
Gain Creators
Pada poin gain, memiliki menambah ilmu dan wawasan belajar saham maka untuk
creatorsnya meningkatkan kualitas konten, kemudian untuk gain tergabung dalam komunitas positif maka untuk creatorsnya
mengelola komunitas dengan treatment khusus, kemudian untuk gain mendaoat saham pilihan maka untuk
creatorsnya memperhatikan
update saham-saham pilihan,
lalu untuk gain dapat menganalisa perusahaan maka untuk creatorsnya memastikan pelanggan memahami analisa fundamental.
Product and services
Product
and services merupakan penjelasan dari produk dan jasa yang cocok untuk
diberikan ke pelanggan seperti Metode investasi sederhana, biaya berlangganan murah, terdapat
funneling sebelum berinvestasi saham tersedia saham pilihan yang
valid untuk jangka panjang, terdapat program affiliate
marketing The Investor
Hasil dan Pembahasan
Perancangan Model Bisnis Usulan
Perancangan model bisnis
usulan berfungsi untuk menggambarkan strategi baru dari model bisnis eksisting The Investor. Dengan adanya perancangan
model bisnis baru akan memberikan manfaat dan juga nilai nilai yang dapat memperbaiki kualitas bisnis dari perusahaan
The Investor.
Gambar
6
Hasil
Rancangan Model Bisnis Usulan
Customer segment
The
Investor memiliki segmen seperti pengusaha, pegawai yang sudah berpenghasilan serta pelajar yang memiliki minat untuk investasi
saham.
Value Proposition
Usulan yang diberikan
untuk The Investor seperti metode investasi yang sederhana ditambah metode pembelajaran analisis teknikal, biaya berlangganan murah, funneling investasi
saham, saham pilihan yang valid dan program affiliate marketing.
Customer Relationship
The Investor perlu melakukan pendekatan dengan pelanggan melalui personal
branding Erose Perwita, memberikan
akses spesial, memberikan promo terbatas dan meningkatkan kualitas pelayanan.
Channels
Saluran melalui
media sosial seperti youtube, instagram dan komunitas telegram tetap dipertahankan.
Revenue
Stream
Pendapatan The Investor dapat diperoleh dari hasil penjualan
produk digital belajar saham dan program afiliate
marketing.
Key
Resources
Sumber daya
manusia dan website The Investor perlu
ditingkatkan untuk menunjang bisnis The Investor.
Key
Activities
Aktifitas seperti
produksi konten youtube dan instagram perlu ditingkatkan, untuk pemasaran melalui facebook dan instagram ads tetap dijalankan dan menciptkan aktifitas usulan seperti beriklan melalui Google Ads, SEO Website dan update materi belajar investasi saham.
Key
Partnership
Usulan yang diberikan
yaitu tetap bekerjasama dengan sekuritas MNC, berkolaborasi dengan content creator investor saham
untuk mendukung bisnis The Investor dan bekerja sama dengan penyedia
sever website.
Cost
Structure
Struktur biaya
yang menjadi usulan adalah biaya operasional,
gaji team, biaya SEO
Website dan Google Ads kemudian biaya
penambahan SDM.
Kesimpulan
Dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan untuk mengimprovisasi dari bisnis The Investor menggunakan pendekatan Business
Model Canvas The Investor dapat
mempertimbangkan atau memikirkan usulan yang sudah diberikan untuk diterapkan/diimplementasikan untuk mengembangkan bisnis pelayanan edukasi belajar investasi saham dan mempertimbangkan usulan yang sudah diberikan
BIBLIOGRAFI
KSEI. (2021). Jumlah Investor Pasar Modal
Osterwalder, A. and Pigneur, Y. (2010), Business
Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and
Challengers, Wiley.
Osterwalder, A. and Pigneur,
Y. (2012). Business Model Generation. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Osterwalder, A., Pigneur, Y.,
Bernarda, G., & SmitHartatik, H., & Baroto, T. (2017). Strategi
pengembangan bisnis dengan metode business model canvas. Jurnal Teknik
Industri, 18(2), 113�120.
Hartini, S. (2016). Peran dan Fungsi Pasar
Modal Dalam Perekonomian Suatu Negara. YUSTISI, 3(2), 55.
Maharani, D. P. (2022). Strategi
Pemasaran Dalam Upaya Meraih Keunggulan Kompetitif: Pendekatan Analisis SWOT
(Studi Kasus Pada BSI KC Kudus Ahmad Yani 2). IAIN KUDUS.
Nuzula, N. F., & Nurlaily, F. (2020). Dasar-dasar
manajemen investasi. Universitas Brawijaya Press.
Pelawi, J., & Suliati, R. (2021).
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Investasi Individu di Pasar
Modal Saham di Tengah Pandemi COVID-19. JURNAL SYNTAX IMPERATIF: Jurnal Ilmu
Sosial Dan Pendidikan, 2(5), 350�373.
Press, U. G. M. (2021). Pemikiran Guru
Besar Universitas Gadjah Mada Menuju Indonesia Maju 2045: Bidang Sains dan
Teknologi. UGM PRESS.
Rizki, N. N., Hasun, F., & Aryani, S. (2020).
Perancangan Model Bisnis Alumnibisa. com Dengan Pendekatan Business Model
Canvas (bmc). EProceedings of Engineering, 7(1).
Santy, V. A. D., & Triyonowati, T.
(2017). Pengaruh ROA, ROE, dan EPS terhadap Harga Saham PT. Garuda Indonesia
Tbk. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM), 6(9).
Sembodo, M. (2009). Pater Beek,
Freemason, dan CIA. Galan.
Sparviero, S. (2019). The case for a
socially oriented business model canvas: The social enterprise model canvas. Journal
of Social Entrepreneurship, 10(2), 232�251.
Wahyurini, E., Perwira, R. I., &
Yudhiantoro, D. (2019). Pengembangan Produksi Garut Pada Ukm Lancar Rejeki Desa
Kadireso Pajangan, Bantul. LPPM UPNVY PRESS, 1282.
h, A. (2014). Value
Proposition Design. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.
Bayu Tri Cahya dan Nila Ayu Kusuma. (2019)
Pengaruh Motivasi dan Kemajuan Teknologi Terhadap Minat Investasi Saham
Aprayuda, R. Faktor Yang Mempengaruhi
Keinginan Investasi Investor Muda di Pasar Modal Indonesia (2020) e-Jurnal
Akuntansi
Sofjan Assauri, Pemasaran, Dasar, Konsep
dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996)
.
Tambunan, D. Investasi Saham di Masa Pandemi
COVID-19 (2020) Universitas Bina Sarana Informatika, Volume 4 No. 2 September
2020
KSEI. (2021). Jumlah Investor Pasar Modal
Osterwalder, A. and Pigneur, Y. (2010), Business
Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and
Challengers, Wiley.
Osterwalder, A. and Pigneur,
Y. (2012). Business Model Generation. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Osterwalder, A., Pigneur, Y.,
Bernarda, G., & Smith, A. (2014). Value Proposition Design. Hoboken:
John Wiley & Sons, Inc.
Bayu Tri Cahya dan Nila Ayu Kusuma. (2019)
Pengaruh Motivasi dan Kemajuan Teknologi Terhadap Minat Investasi Saham
Aprayuda, R. Faktor Yang Mempengaruhi
Keinginan Investasi Investor Muda di Pasar Modal Indonesia (2020) e-Jurnal
Akuntansi
Sofjan Assauri, Pemasaran, Dasar, Konsep
dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996) .
Tambunan, D. Investasi Saham di Masa Pandemi
COVID-19 (2020) Universitas Bina Sarana Informatika, Volume 4 No. 2 September
2020
Copyright
holder: Muhammad Eko Yurianto, Endang Chumaidiyah, Sinta Aryani (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |