Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 9, September 2022
ANTESEDEN
DAN KONSEKUENSI DARI CUSTOMER ENGAGEMENT
Latifianisa Hayuningtyas, Asep Hermawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti, Jakarta,
Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh positive Sensory Brand Experience, Affective
Brand Experience, Behavioral Brand Experience dan Intellectual Brand
Experience terhadap purchase
intention dengan perceived value
sebagai mediasi pada industri fashion di
Indonesia. Sampel penelitian ini terdiri dari 282 orang di Indonesia yang
tertarik dengan fashion. Responden dari penelitian ini adalah konsumen
yang melakukan pembelian salah satu brand fashion yang sama dalam 6
bulan terakhir, berada di kelompok usia milenial dan gen Z. Hasil penelitian
ini menunjukkan Sensory Brand Experience dan Intellectual Brand
Experience berpengaruh positif terhadap Customer Engagement. Sedangkan
untuk Affective Brand Experience dan Behavioral Brand Experience
tidak berpengaruh positif terhadap Customer Engagement. Sementara itu, Customer
Engagement tidak berpengaruh positif terhadap Purchase Intention,
namun bila Perceived Value dilibatkan di antaranya, maka Customer
Engagement memiliki pengaruh positif terhadap Purchase Intention. Beberapa saran lain untuk manajer juga dijelaskan dalam
penelitian ini agar dapat meningkatkan niat membeli konsumen. Untuk penelitian
selanjutnya disarankan menggunakan variabel berbeda seperti Social Media
Marketing.
Kata Kunci:�� sensory brand experience, affective brand experience,
behavioral brand experience, intellectual brand experience, customer
engagement, perceived value, purchase intention
Abstract
This study aims to analyze the positive influence of Sensory Brand
Experience, Affective Brand Experience, Behavioral Brand Experience and
Intellectual Brand Experience on purchase intention with perceived value as a
mediation in the fashion industry in Indonesia. The sample of this study
consisted of 282 people in Indonesia who were interested in fashion.
Respondents from this study are consumers who have purchased the same fashion
brand in the last 6 months, are in the millennial age group and gen Z. The results
of this study indicate that Sensory Brand Experience and Intellectual Brand
Experience have a positive effect on Customer Engagement. Meanwhile, Affective
Brand Experience and Behavioral Brand Experience have no positive effect on
Customer Engagement. Meanwhile, Customer Engagement does not have a positive
effect on Purchase Intention, but if Perceived Value is involved, then Customer
Engagement has a positive effect on Purchase Intention. Several
other suggestions for managers are also described in this study in order to
increase consumers' purchase intentions. For further research, it is
recommended to use different variables such as Social Media Marketing.
Keywords: sensory
brand experience, affective brand experience, behavioral brand experience, intellectual
brand experience, customer engagement, perceived value, purchase intenti
Pendahuluan
Berdasarkan dari data CNBC
Indonesia (2019), perkembangan industri pakaian memberikan kontribusi sebesar
18,01% atau setara dengan Rp 116 triliun. Perkembangan yang kian pesat ini
membuat konsumen dihadapkan oleh beragam pilihan merek fashion setiap
harinya. Fenomena lain muncul bersamaan dengan perkembangan teknologi di dunia,
konsumen mulai untuk merubah cara belanjanya yang bukan hanya fokus dengan satu
merek, melainkan mulai memperhatikan diferensiasi produk dan aspek pelayanan
yang diberikan.� Hal tersebut menjadi
alasan mengapa pemasar tertarik untuk mengembangkan industri mode dan mulai
untuk membedakan produk-produk fashion mereka dari kompetitornya (Nayeem et al., 2019).
Hasil riset Katadata Insight
Center (KIC) dan Sirclo (2021) menunjukkan, saat konsumen berbelanja online
produk fashion dan aksesori merupakan kategori produk yang paling banyak
dicari. Pencarian produk oleh konsumen sampai di 77% dengan 66,6% nya
memutuskan untuk membeli produk. Tidak heran jika ketatnya persaingan di industri
mode Indonesia membuat para pelaku usaha harus lebih giat lagi dalam
mengembangkan usaha agar dapat meningkatkan niat membeli konsumen. Maka dari
itu, membawa konsumen untuk sampai pada proses membeli, penting untuk para
pemasar mengetahui apa yang dapat meninggalkan kesan baik dalam benak mereka
yang datang. Memberikan experience kepada pelanggan yang baik menjadikan
hal yang perlu diketahui, karena akan membantu merek dalam proses dikenal
dipasar dan menciptakan value pada konsumen (Andreini et al., 2018).
Jika pemasar menentukan
targetnya adalah konsumen milenial dan gen Z, maka akan banyak hal yang penting
dipertimbangkan sesuai dengan kebiasaan berbelanja konsumen milenial dan gen Z.
Dalam Tempo (2020) disebutkan bahwa Milenial dan Gen Z di Indonesia menguasai
85% kontribusi dipasar terutama e-commerce pada tahun 2019. Untuk
kategorinya konsumen milenial dan gen Z di Indonesia ada pada kelompok usia 18
hingga 35 tahun (Katadata Insight Center dan Kredivo, 2020).
Berdasarkan data dari Youth in India (2017), dapat
diprediksi bahwa pemuda India dan Negara berkembang diprediksi akan menguasai
34% dari populasi pada tahun 2020. Data tersebut dapat menjadi gambaran dan
masukan untuk Indonesia sebagai sama-sama negara berkembang, untuk dapat
menguasai populasi pasar. Kelompok konsumen milenial dan gen Z memiliki tingkat
pendapatan bebas dan membentuk cluster konsumen terbesar kedua didunia. Itulah
alasan mengapa pemasar dan akademisi tertarik oleh isu menyangkut konsumen
milenial dan gen Z (Luo et al., 2020).
Meningkatkan niat membeli konsumen tidak berhenti dari
memanfaatkan experience dan engagement yang tercipta, melainkan
sebelum sampai tahap membeli banyak konsumen yang mempertimbangkan atas apa
yang dikorbankan dengan manfaat apa yang dapat didapatkan konsumen dari produk
atau jasa yang diberikan. Dengan memperhatikan value yang dirasakan konsumen
sampai terciptanya value, akan menjadi gambaran atas partisipasi prilaku
konsumen terhadap brand (France et al., 2018).
Penelitian ini dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan
adanya tambahan variabel yang digunakan, peneliti menambahkan variabel dependen
serta adanya peran mediasi yang diambil dan ditambahkan dari penelitian
terdahulu. Selain itu, berdasarkan fenomena yang terjadi,� penelitian ini ditujukan agar selanjutnya
dapat menjadi informasi yang berguna untuk para manajer dan sebagai masukan
untuk praktik dalam perilaku konsumsi milenial dan gen Z. Hal ini mendorong
penulis untuk meneliti variabel sensory brand experience, affective brand
experience, behavioral brand experience, intellectual brand experience,
customer engagement, perceived value dan purchase intention.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
primer yang dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur diperoleh dari sampel
yang valid sebanyak 282 responden. Dalam penelitian ini, menggunkan kuesioner
sebagai alat ukur untuk menentukan hasil penelitian, menggunakan 5 skala
likert. Hasil kuesioner akan diolah dalam aplikasi AMOS yang digunakan untuk
analisis statistic deskriptif. Responden dari penelitian ini merupakan
responden atau konsumen yang tertarik dengan merek fashion dan telah melakukan
pembelian merek fashion yang sama dalam 6 bulan terakhir sebanyak 2 kali selama
2 bulan berturut-turut. Berada dalam kelompok usia milenial dan gen Z yaitu
18-35 tahun. Pengambilan data dari penelitian ini menggunakan metode cross
sectional dimana data diperoleh dalam batas waktu yang telah ditentukan yaitu
selama 3 bulan.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji
Validitas
Adalah suatu alat yang membantu untuk mengungkapkan
sesuatu yang diukur pada kuesioner dalam penelitian (Praswati, 2014).
Uji validitas ini bertujuan untuk menguji apakah item pernyataan yang digunakan
dalam penelitian dapat menunjukkan keadaan sebenarnya dari item penelitian.
Berdasarkan penelitian sebelumnya apabila jumlah sampel diatas 250 responden, standard factor loading yang dipakai
sebesar 0,35 (Hair et al., 2010).
Uji
Reliabilitas
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur apakah obyek
yang sama akan menghasilkan data yang reliabel atau sama. Pengujian ini
dilakukan apakah jawaban responden bersifat reliabilitas yang konsisten, akurat
dan dapat diprediksi. Jika koefisien Cronbach�s Alpha ≥ 0,6 maka alpha
dinyatakan reliabel.
Tabel 1
Hasil Uji
Validitas dan Reliabilitas
Variabel |
Loading
Factor |
Cronbach�s
Alpha |
Ket |
|
Sensory
Brand Experience |
|
0.748 |
Valid dan Reliabel |
|
Merek ini memberikan kesan yang kuat pada indera
pengelihatan saya maupun indera lainnya. |
SBE1 |
0.634 |
|
|
Saya menemukan merek ini menaik dalam cara sensorik |
SBE2 |
0.762 |
|
|
Merek ini menarik untuk indera saya |
SBE3 |
0.739 |
|
|
Affective
Brand Experience |
|
0.813 |
|
|
Merek ini mempengaruhi perasaan saya |
ABE1 |
0.741 |
|
Valid dan Reliabel |
Saya memiliki emosi yang kuat untuk merek ini |
ABE2 |
0.823 |
|
|
Merek ini adalah merek yang emosional |
ABE3 |
0.761 |
|
|
Behavioral
Brand Experience |
|
0.747 |
Valid dan Reliabel |
|
Saya terlibat dalam tindakan fisik serta perilaku
saat menggunakan merek ini |
BBE1 |
0.725 |
|
|
Merek ini memberikan experience pada tubuh saya |
BBE2 |
0.681 |
|
|
Merek ini berorientasi pada tindakan |
BBE3 |
0.714 |
|
|
Intellectual
Brand Experience |
|
0.766 |
Valid dan Reliabel |
|
Saya terlibat dengan pikiran yang banyak saat
bertemu dengan merek ini |
IBE1 |
0.756 |
|
|
Merek ini membuat saya berpikir |
IBE2 |
0.729 |
|
|
Merek ini merangsang rasa penasaran saya |
IBE3 |
0.690 |
|
|
Customer
Engagement |
|
|
0.876 |
Valid dan Reliabel |
Menggunakan merek ini membuat saya berpikir tentang
merek ini |
CS1 |
0.688 |
|
|
Saya selalu memikirkan merek ini saat menggunakannya |
CS2 |
0.652 |
|
|
Menggunakan merek ini merangsang ketertarikan saya
untuk belajar lebih tentang merek ini |
CS3 |
0.655 |
|
|
Saya merasa positif saat menggunakan merek ini |
CS4 |
0.669 |
|
|
Menggunakan merek ini membuat saya senang |
CS5 |
0.621 |
|
|
Saya merasa baik setiap menggunakan merek ini |
CS6 |
0.721 |
|
|
Saya bangga menggunakan merek ini |
CS7 |
0.642 |
|
|
Saya menghabiskan banyak waktu untuk menggunakan
merek ini dibanding merek lain |
CS8 |
0.591 |
|
|
Kapanpun saya menggunakan merek pakaian, saya selalu
menggunakan merek ini |
CS9 |
0.600 |
|
|
Saya selalu menggunakan merek ini |
CS10 |
0.636 |
|
|
Perceived
Value |
|
|
0.643 |
Valid dan Reliabel |
Merek ini menawarkan nilai atas uang yang saya
bayarkan |
PV1 |
0.707 |
|
|
Produk merek ini baik untuk harga yang di tawarkan |
PV2 |
0.617 |
|
|
Saya selalu menggunakan merek ini |
PV3 |
0.584 |
|
|
Purchase
Intention |
|
|
0.684 |
Valid dan Reliabel |
Saya akan beli produk pakaian merek ini |
PI1 |
0.543 |
|
|
Saya akan mempertimbangkan untuk membeli baju dengan
harga ini |
PI2 |
0.776 |
|
|
Peluang saya mempertimbangkan untuk membeli baju ini
adalah�. |
PI3 |
0.686 |
|
Hasil dan
Pembahasan
Tabel 2
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis |
Estimate |
p-value |
Keputusan |
H1a. Sensory
Brand Experience berpengaruh positif terhadap customer engagement |
0.318 |
*** |
Didukung |
H1b. Affective
Brand Experience berpengaruh positif terhadap customer engagement |
0.023 |
0.815 |
Tidak didukung |
H1c. Behavioral
Brand Experience berpengaruh positif terhadap customer engagement |
0,122 |
0,212 |
Tidak didukung |
H1d. Intellectual
Brand Experience berpengaruh positif terhadap customer engagement |
0,341 |
*** |
Didukung |
H2. Cutomer
Engagement berpengaruh positif terhadap Purchase Intention |
0,336 |
0,180 |
Tidak didukung |
H3. Customer
Engagement berpengaruh positif terhadap Purchase Intention yang dimediasi oleh Perceived Value |
0,880 |
*** |
Didukung |
Pembahasan
Hipotesis 1a
Hipotesis 1a menguji pengaruh positif Sensory Brand Experience terhadap customer engagement. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian sebelumnya (Ahn & Back, 2018)
yang menyatakan bahwa Sensory Brand
Experience berpengaruh positif terhadap customer
engagement. Hasil analisis dari
jawaban responden pada penelitian ini menunjukkan merek yang memberikan kesan
visual maupun kesan yang merangsang indera konsumen (penciuman, pendengaran dan
sentuhan) akan membuat konsumen tertarik dan kemudian terlibat dengan merek.
Hipotesis
1b
Hipotesis 1b menguji pengaruh positif Affective Brand Experience terhadap customer engagement. Hasil penelitian ini
tidak mendukung penelitian sebelumnya (Kaveh et al., 2021)
yang menyatakan Affective Brand
Experience berpengaruh positif terhadap customer
engagement. Hasil analisis dari
jawaban responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh perasaan dan
emosional yang didapatkan dari interaksi ditoko tidak sepenuhnya dapat membuat
konsumen terlibat. Beberapa contoh diantaranya untuk merek yang berbasis
belanja online tidak sepenuhnya berinteraksi oleh setiap
konsumen seperti menyapa langsung konsumen maupun membantu menemukan produk
secara langsung. Keterlibatannya hanya sebatas jika ada komplain terkait barang
dan pertanyaan detail yang tidak tertera pada laman toko.
Hipotesis
1c
Hipotesis 1c menguji pengaruh positif Behavioral Brand Experience terhadap customer engagement. Hasil penelitian
ini tidak mendukung penelitian sebelumnya (Calder et al., 2017)
yang menyatakan Behavioral Brand
Experience berpengaruh positif terhadap customer
engagement. Hasil analisis dari
jawaban responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh tindakan fisik
dan perilaku konsumen ditoko tidak sepenuhnya dapat membuat konsumen terlibat.
Dalam penelitian ini karena tidak dilakukan perbedaan segmen cara belanja (ex:
online & offline) dan segmen produk (high end brand & retail brand)
maka menimbulkan hasil yang tidak berpengaruh, beberapa konsumen ternyata
terlibat saat belanja online, produk seperti pakaian atau sepatu yang
seharusnya dapat dicoba secara langsung tidak dapat dicoba terlebih dahulu.
Beberapa contoh lainnya, untuk perilaku yang menciptakan experience konsumen seperti mencoba pakaian. Namun, ada beberapa kategori pakaian
yang tidak dapat dicoba seperti pakaian bayi dan pakaian dalam. Maka dari itu,
kesimpulan setiap responden akan berbeda karena mereka tidak terlibat karena
interaksi pada elemen di toko, melainkan oleh dimensi yang lainnya.
Hipotesis
1d
Hipotesis 1d menguji pengaruh positif Intellectual Brand Experience terhadap customer engagement. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian sebelumnya (Ahn & Back, 2018)
yang menyatakan bahwa Intellectual Brand
Experience berpengaruh positif terhadap customer
engagement. Hasil analisis dari
jawaban responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh pikiran dan
rasa penasaran konsumen dapat membuat konsumen ingin terlibat dengan merek ini.
Pesan dan informasi atas produk yang tertera membantu konsumen dalam menentukan
pilihan yang selanjutnya konsumen akan terlibat dengan merek ini. Hal ini dapat
dibuktikan pada produk fashion untuk bayi, yang harkatnya tidak dapat dicoba
dengan alasan menjaga higienis dari produk. Namun, jika tertera jelas informasi
ukuran, range umur & berat bayi, dan material yang digunakan maka itu akan
merangsan pemikiran konsumen untuk terlibat dengan merek.
Hipotesis
2
Hipotesis 2 menguji pengaruh positif customer engagement terhadap purchase intention. Hasil penelitian ini
tidak mendukung penelitian sebelumnya (Imtiaz et al., 2019)
yang menyatakan customer engagement
berpengaruh positif terhadap purchase
intention. Hasil analisis dari
jawaban responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak seluruh item
terkait keterlibatan pelanggan dapat mempengaruhi niat membeli konsumen. Untuk
menumbuhkan niat membeli konsumen, konsumen perlu memahami merek lebih jauh dan
detail. Seperti beberapa konsumen yang sudah terlibat dengan konsumen belum
tentu langsung memiliki niat untuk membeli, ada beberapa faktor lain seperti
cara bagaimana retailers dapat memberikan nilai yang didapatkan (produk baik,
harga terjangka, dll) pelanggan atas penawaran merek dapat membantu
keterlibatan pelanggan untuk dapat mencapai sampai ke niat membelinya.
Hipotesis
3
Hipotesis 3 menguji pengaruh positif customer engagement terhadap purchase intention yang dimediasi oleh perceived value. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya (Liu et al., 2021)
yang menyatakan customer engagement
berpengaruh positif terhadap purchase
intention yang dimediasi oleh� perceived
value. Hasil analisis dari jawaban
responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai yang dirasakan konsumen atas
uang yang dibayarkan dapat membuat engagement konsumen yang tercipta mempengaruhi niat
membeli konsumen atas suatu merek. Ditahap perceived value keraguan
konsumen akan terjawab, konsumen akan memilih untuk melakukan penilaian seperti
membandingkan komponen yang didapatkan dan diberikan oleh produk atau
layanan.� Konsumen
mempertimbangkan nilai tersebut dari penawaran pesaing, uang yang dibayarkan dan
peluang yang dimiliki konsumen dan masalah lain seperti kenyamanan dan factor
psikologis dari konsumen terhadap penilaian merek.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
diperoleh pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian hipotesis pertama A menunjukkan bahwa
sensory brand experience berpengaruh positif terhadap customer
engagement. Hasil penelitian hipotesis pertama B
menunjukkan bahwa affective brand experience tidak berpengaruh positif
terhadap customer engagement. Hasil
penelitian hipotesis pertama C menunjukkan bahwa behavioral brand experience
tidak berpengaruh positif terhadap customer engagement. Hasil
penelitian hipotesis pertama D menunjukkan bahwa intellectual brand
experience berpengaruh positif terhadap customer engagement. Sedangkan,
Customer engagement tidak berpengaruh terhadap purchase intention secara langsung,
namun customer engagement akan berpengaruh positif terhadap
purchase intention apabila dimediasi oleh perceived value. Hal ini
dibuktikan dengan hasil hipotesis ke dua dan ke tiga.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka implikasi manajerial yang dapat menjadi masukan untuk para manajer
pemasaran meningkatkan brand engagement dan purchase intention pada
pembelian produk fashion, yaitu sebagai berikut: 1). Melalui penelitian
ini, manajer pemasaran di industry Fashion dapat memberikan experience terbaik
untuk konsumen milenial dan gen Z yang mungkin tidak biasa namun akan
menumbuhkan dan meningkatkan keterlibatan konsumen dan memberikan nilai yang
dapat dirasakan sampai selanjutnya konsumen akan memiliki niat untuk membeli
produk suatu merek.� Melalui pengalaman
unggul yang diberikan, seperti kesan unik dan mudah diingat, yang terbentuk
saat pelanggan merasakan rangsangan pada suatu merek fashion melalui layanan
yang diberikan, produk yang dijual, sampai mode komunikasi yang ramah dan penuh
informasi. Dorongan tersebut diciptakan atas hasil dari informasi sensorik
(rangsangan indra saat bertemu produk dan layanan) dan intelektual (kelengkapan
informasi atas produk dan layanan suatu merek). 2). Manajer dapat merubah kesan
konsumen dengan melihat kebutuhan dan perilaku pelanggan secara detail,
sehingga front-liner di toko dapat mempelajari cara terbaik untuk berinteraksi
dengan pelanggan. Seperti saat ini sebagian besar milenial dan gen Z mengakses
segala hal melalui platform digital. Bukan hanya sekedar berbagi informasi,
namun mereka juga berbagi kebutuhan, pilihan, ketertarikan, kebiasaan belanja,
dan informasi demografi saat berinteraksi dengan merek. 3). Manajer di industri
fashion harus menggunakan informasi berharga ini sedemikian rupa agar dapat
membuat setiap pertemuan antara merek dan konsumen menghasilkan pengalaman
sensorik, afektif, perilaku dan intelektual yang unggul. 4). Manajer pemasaran
harus memperkenalkan fitur experience yang akan melibatkan konsumen milenial
dan gen Z pada seluruh proses konsumsi. Dalam hal ini perlu diingat bahwa,
konsumen milenial dan gen Z merupakan kelompok konsumen yang diprediksi
sebagian besar menghabiskan waktu pada kegiatan online, perjalanan pelanggan
dimulai jauh dari sebelum melakukan transaksi didalam toko (tahap pembelian)
dan tidak selesai sampai setelahnya (tahap evaluasi setelah membeli). Maka dari
itu manajer harus bisa melihat kemungkinan dalam meningkatan experience
pelanggan melalui kedua perjalanan online dan offline konsumen. 5). Seiring
dengan perkembangan industri fashion yang semakin bersaing, manajer pemasaran
di industri ini harus melihat kesempatan lainnya untuk menumbuhkan niat belanja
konsumen pada merek. Salah satunya adalah memperhatikan nilai yang dirasakan
konsumen atau dikenal dengan perceived value. Proses konsumen dari terlibat
dengan brand tidak langsung menumbuhkan niat membelinya, namun melalui
penelitian ini dibuktikan bahwa niat membeli terjadi ketika konsumen dapat
merasakan nilai yang mereka dapatkan apakah sebanding dengan yang mereka
keluarkan. Beberapa value yang dapat sampai ke konsumen seperti memberikan
kenyamanan bertransaksi konsumen, seperti mempermudah pembayaran dengan
menggunakan fintech, memberikan sejumlah promo penawaran atau reward disetiap
belanja berupa poin untuk belanja selanjutnya. Tentunya harga yang bersaing
dengan kualitas produk terbaik merupakan value yang sangat menarik untuk
menumbuhkan niat membeli konsumen.
Ahn, J., & Back, K. J. (2018). Antecedents and
consequences of customer brand engagement in integrated resorts. International Journal of Hospitality
Management, 75(May),
144�152. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2018.05.020. Google Scholar
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1975). Belief, Attitude,
Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Read- ing. The Theory of Planned Behavior, 34(11), 1369�1376.
https://doi.org/10.1080/10410236.2018.1493416. Google Scholar
Alalwan, A. A., Algharabat, R. S., Baabdullah, A. M., Rana,
N. P., Qasem, Z., & Dwivedi, Y. K. (2020). Examining the impact of mobile
interactivity on customer engagement in the context of mobile shopping. Journal of Enterprise Information Management,
33(3), 627�653.
https://doi.org/10.1108/JEIM-07-2019-0194. Google Scholar
Andreini, D., Pedeliento, G., Zarantonello, L., &
Solerio, C. (2018). A renaissance of brand experience: Advancing the concept
through a multi-perspective analysis. Journal
of Business Research, 91(May),
123�133. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2018.05.046. Google Scholar
Berry, L. L., & Carbone, L. P. (2007). Build Loyalty
Through Experience Management. Quality Progress, 40(9), 26�32. Google Scholar
Brakus, J. J., Schmitt, B. H., & Zarantonello, L. (2009).
Brand Experience: What Is It? How Is It Measured? Does It Affect Loyalty? Journal of Marketing, 73(3), 52�68.
https://doi.org/10.1509/jmkg.73.3.52. Google Scholar
Calder, B. J., Holleebeek, L. D., & Malthouse, E. C.
(2017). Customer engagement marketing. Customer
Engagement Marketing, 1�328. https://doi.org/10.1007/978-3-319-61985-9. Google Scholar
Choi, B., & Kim, H. S. (2020). Online
customer-to-customer interactions, customer�firm affection, firm-loyalty and
participation intention. Asia Pacific
Journal of Marketing and Logistics, 32(8), 1717�1735. https://doi.org/10.1108/APJML-07-2019-0450. Google Scholar
Chuah, S. H. W., Aw, E. C. X., & Tseng, M. L. (2021). The
missing link in the promotion of customer engagement: the roles of brand fan
page attractiveness and agility. Internet
Research, 31(2),
587�612. https://doi.org/10.1108/INTR-01-2020-0025. Google Scholar
Dodds, W. B., Monroe, K. B., & Grewal, D. (1991). Jurnal of Marketing Research. XXVIII(August), 307�319. Google Scholar
Fang, Y., Zhou, Z., & Jin, X. L. and. (2014). �Moderating role of gender in the
relationships between perceived benefits and satisfaction in social virtual
world continuance�,. Google Scholar
Fisher, M. J., & Marshall, A. P. (2009). Understanding descriptive
statistics. Australian Critical Care,
22(2), 93�97.
https://doi.org/10.1016/j.aucc.2008.11.003 Google Scholar
France, C., Grace, D., Merrilees, B., & Miller, D.
(2018). Customer brand co-creation behavior: conceptualization and empirical
validation. Marketing Intelligence and
Planning, 36(3),
334�348. https://doi.org/10.1108/MIP-10-2017-0266. Google Scholar
Grewal, D., Dodds, W. B., Monroe, K. B., Dodds, B., &
Monroe, B. (1991). Effect of Price, Brand, and Store Information Buyers�
Evaluations. Journal of Marketing
Research, 28(3),
307�319. Google Scholar
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E.,
& Tatham, R. L. (2006). Hair, J. In United
State of Amreica: Pearson prentice hall. Google Scholar
Henkens, B., Verleye, K., & Larivi�re, B. (2021). The
smarter, the better?! Customer well-being, engagement, and perceptions in smart
service systems. International Journal
of Research in Marketing, 38(2),
425�447. https://doi.org/10.1016/j.ijresmar.2020.09.006 Google Scholar
Hollebeek, L. D., Glynn, M. S., & Brodie, R. J. (2014).
Consumer brand engagement in social media: Conceptualization, scale development
and validation. Journal of Interactive
Marketing, 28(2),
149�165. https://doi.org/10.1016/j.intmar.2013.12.002 Google Scholar
Imtiaz, R., Ul Ain Kazmi, S. Q., Amjad, M., & Aziz, A.
(2019). The impact of social network marketing on consumer purchase intention
in pakistan: A study on female apparel. Management
Science Letters, 9(7),
1093�1104. https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.3.015 Google Scholar
Islam, J. U., Rahman, Z., & Hollebeek, L. D. (2018).
Consumer engagement in online brand communities: a solicitation of congruity
theory. Internet Research, 28(1), 23�45.
https://doi.org/10.1108/IntR-09-2016-0279 Google Scholar
Islam, J. U., Rather, R. A., & Hollebeek, L. D. (2019).
Tourism-based customer engagement: the construct, antecedents, and
consequences. Service Industries
Journal, 39(7�8),
519�540. https://doi.org/10.1080/02642069.2019.1570154 Google Scholar
Kaur, H., & Anand, S. (2018). Segmenting Generation Y
using the Big Five personality traits: understanding differences in fashion
consciousness, status consumption and materialism. Young Consumers, 19(4),
382�401. https://doi.org/10.1108/YC-03-2018-00788 Google Scholar
Kaveh, A., Nazari, M., van der Rest, J. P., & Mira, S. A.
(2021). Customer engagement in sales promotion. Marketing Intelligence and Planning, 39(3), 424�437. https://doi.org/10.1108/MIP-11-2019-0582 Google Scholar
Khan, I., Fatma, M., Kumar, V., & Amoroso, S. (2021). Do
experience and engagement matter to millennial consumers? Marketing Intelligence and Planning, 39(2), 329�341.
https://doi.org/10.1108/MIP-01-2020-0033 Google Scholar
Khan, I., & Rahman, Z. (2015). A review and future
directions of brand experience research. International
Strategic Management Review, 3(1�2),
1�14. https://doi.org/10.1016/j.ism.2015.09.003 Google Scholar
Khasanah, I., Nurcahyo, B., & Ndoen, W. M. (2020).
Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan, Lokasi Dan Word of Mouth Terhadap
Keputusan Pembelian Di Chezz Cafenet. Journal
of Management : Small and Medium Enterprises (SMEs), 10(3), 299�310. https://doi.org/10.35508/jom.v10i3.1998
Google Scholar
Lee, J. E., Goh, M. L., & Mohd Noor, M. N. Bin. (2019).
Understanding purchase intention of university students towards skin care
products. PSU Research Review, 3(3), 161�178.
https://doi.org/10.1108/prr-11-2018-0031 Google Scholar
Lin, J., Luo, Z., Cheng, X., & Li, L. (2019).
Understanding the interplay of social commerce affordances and swift guanxi: An
empirical study. Information and
Management, 56(2),
213�224. https://doi.org/10.1016/j.im.2018.05.009 Google Scholar
Liu, P., Li, M., Dai, D., & Guo, L. (2021). The effects
of social commerce environmental characteristics on customers� purchase
intentions: The chain mediating effect of customer-to-customer interaction and
customer-perceived value. Electronic
Commerce Research and Applications, 48(June), 101073. https://doi.org/10.1016/j.elerap.2021.101073. Google Scholar
Luo, J., Dey, B. L., Yalkin, C., Sivarajah, U., Punjaisri,
K., Huang, Y. an, & Yen, D. A. (2020). Millennial Chinese consumers�
perceived destination brand value. Journal
of Business Research, 116(March
2017), 655�665. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2018.06.015. Google Scholar
Mabkhot, H. A., Hasnizam, & Salleh, S. M. (2017). The
influence of brand image and brand personality on brand loyalty, mediating by brand
trust: An empirical study. Jurnal
Pengurusan, 50, 71�82.
https://doi.org/10.17576/pengurusan-2017-50-07. Google Scholar
Mostafa, R. B., & Kasamani, T. (2021). Brand experience
and brand loyalty: is it a matter of emotions? Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, 33(4), 1033�1051.
https://doi.org/10.1108/APJML-11-2019-0669. Google Scholar
Nayeem, T., Murshed, F., & Dwivedi, A. (2019). Brand
experience and brand attitude: examining a credibility-based mechanism. Marketing Intelligence and Planning, 37(7), 821�836.
https://doi.org/10.1108/MIP-11-2018-0544. Google Scholar
Poulis, A., Rizomyliotis, I., & Konstantoulaki, K.
(2019). Do firms still need to be social? Firm generated content in social
media. Information Technology and People,
32(2), 387�404.
https://doi.org/10.1108/ITP-03-2018-0134. Google Scholar
Praswati, A. N. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Minat Wirausaha di Kalangan Mahasiswa Studi Kasus: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Seminar
Nasional Dan Call for Paper (Sancall 2014), Sancall, 134�142.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/4647. Google Scholar
Price, J., Ratke, N., &, & Moen, M. A. (1980).
Understanding attitudes and predicting social behavior. In Prentice- Hall.
http://scholar.google.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:price+1980#3.
Google Scholar
Rao, K. S. C., & Dhar, B. (2019). Book Review of � India
� s Recent Inward Foreign Direct Investment : An Book Review of � India �
s Recent Inward Foreign Direct Investment : An Assessment � Beena PL
Reviewed Publication Details : Emerging
Markets Journal, 7(2),
2018�2020. https://doi.org/10.5195/emaj.2018.134. Google Scholar
Samala, N., & Katkam, B. S. (2020). Fashion brands are
engaging the millennials: a moderated-mediation model of customer-brand
engagement, participation, and involvement. Young Consumers, 21(2),
233�253. https://doi.org/10.1108/YC-12-2018-0902. Google Scholar
Saunders, M. N. K., Lewis, P., & Thornhill, A. (2016).
�Research Methods for Business Students� Chapter 4: Understanding research
philosophy and approaches to theory development. In Researchgate.Net (Issue January). www.pearson.com/uk. Google Scholar
Schmitt, B. (2012). The consumer psychology of brands. Journal of Consumer Psychology, 22(1), 7�17.
https://doi.org/10.1016/j.jcps.2011.09.005. Google Scholar
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). An easy way to help students learn, collaborate, and grow.
So, K. K. F., King, C., & Sparks, B. (2014).
Customer Engagement With Tourism Brands:
Scale Development and Validation. Journal
of Hospitality and Tourism Research, 38(3), 304�329. https://doi.org/10.1177/1096348012451456. Google
Scholar
Sweeney, J. C., & Soutar, G. N. (2001). Customer
perceived value: The development of a multiple item scale in hospitals. Problems and Perspectives in Management,
5(3), 252�268. Google Scholar
Toor, A., Husnain, M., & Hussain, T. (2017). The Impact
of Social Network Marketing on Consumer Purchase Intention in Pakistan:
Consumer Engagement as a Mediator. Asian
Journal of Business and Accounting 10(1), 2017, 1. Google Scholar
Van Doorn, J., Lemon, K. N., Mittal, V., Nass, S., Pick, D.,
Pirner, P., & Verhoef, P. C. (2010). Customer engagement behavior:
Theoretical foundations and research directions. Journal of Service Research, 13(3), 253�266. https://doi.org/10.1177/1094670510375599. Google Scholar
Wu, L. Y., Chen, K. Y., Chen, P. Y., & Cheng, S. L.
(2014). Perceived value, transaction cost, and repurchase-intention in online
shopping: A relational exchange perspective. Journal of Business Research, 67(1), 2768�2776. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2012.09.007.
Google Scholar
Yan, J. (2011). Social media in branding: Fulfilling a need. Journal of Brand Management, 18(9), 688�696.
https://doi.org/10.1057/bm.2011.19. Google Scholar
Zeithaml, V. A. (1983). Antithymocyte globulin reacts with
many normal human cell types. Blood,
62(5), 1047�1054.
https://doi.org/10.1182/blood.v62.5.1047.1047. Google Scholar
Copyright
holder: Latifianisa Hayuningtyas, Asep Hermawan (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |