Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 9, September 2022
ANALISIS
EFEKTIFITAS BIOHOLE MELALUI DISTRIBUSI MIKROBA PADA SETIAP KEDALAMAN SECARA
REAL TIME PADA TANAH GRUMOSOL
Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim, Semarang, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengontrol kesehatan dan kesuburan tanah secara alami. Penelitian
ini dilakukan pada lahan grumosol yang dimanfaatkan untuk perkebunan dengan mengamati pola sebaran tingkat konduktifitas Electrolit tiap kedalaman tanah melalui aktivitas
mikroba. Dimana penyebarannya
melalui dua jenis biohole, yaitu biohole horizontal dan vertikal. Penelitian ini mengamati dalam
periode waktu melalui sensor mikrokontroler terhadap perubahan perparameter tanah seperti: tingkat keasaman tanah, laju infiltrasi, tingkat konduktivitas elektrolit dan tingkat porositas yang diamati dari tingkat laju
infiltrasi tanah. Menggunakan metode simulasi dengan dua (2) jenis biohole,
maka dapat dilihat peningkatan EC di setiap kedalaman pada periode waktu tertentu.
Metode ini menggunakan teknologi Smart Biosoildam (Biodam) yang dapat disimulasikan menyamai dengan proses sebenarnya (real time). Dari pengamatan
grafik dan standar EC terlihat bahwa kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara pada zona pertumbuhan akar dapat dijadikan
informasi untuk menetapkan jadwal dan pola sebaran tanam
baik pada masa pertumbuhan vegetatif maupun masa pertumbuhan generatif. Sehingga dapat diketahui jarak tanam dan jarak biohole yang efektif agar mampu memberikan nutrisi pada masa vegetatif dan generatif. Penyebaran nutrisi dapat dipantau
melalui sensor yang mengubah
parameter analog pada mikro prosesor
menjadi informasi digital
yang dikirimkan melalui wifi secara real time. Simulasi kesuburan tanah pantai pasir
berdasarkan jumlah populasi mikroba = 108/cfu. Variabel 1: Nilai
kesuburan tanah dari nilai electrolyte
conductivity/EC pada kedalaman 26 cm dari 450 uS/cm menjadi 1138 uS/cm pada hari ke 35 dan dari 1138 uS / cm turun menjadi 990 uS / cm pada hari ke 40. Varibale 2: Nilai
kesuburan tanah dari nilai konduktivitas
elektrolit / EC pada kedalaman
24 cm dari 450 uS / cm hingga 868 uS / cm pada hari ke 35 & dari 868 uS / cm turun menjadi 742 uS/cm pada hari ke-40.
Kata Kunci:�� biohole, biohole horizontal, biohole vertikal, biosoildam, infiltrasi keasaman tanah, konduktivitas elektrolit, mikroba, mikrokontroler, grumosol.
Abstract
This study aims to control the health and fertility of
the soil naturally. This research was conducted on grumosol
land used for plantations by observing the distribution pattern of the
electrolyte conductivity level at each soil depth through microbial activity.
Where the spread is through two types of bioholes,
namely horizontal and vertical bioholes. This study observed
over a period of time through a microcontroller sensor the changes in soil
parameters such as: soil acidity level, infiltration rate, electrolyte
conductivity level and porosity level observed from the soil infiltration rate.
Using the simulation method with two (2) types of bioholes,
it can be seen the increase in EC at each depth at a certain time period. This
method uses Smart Biosoildam (Biodam)
technology which can be simulated to match the actual process (real time). From
graphic observations and EC standards, it can be seen that the ability of the
soil to provide nutrients in the root growth zone can be used as information to
determine the schedule and distribution pattern of planting both during the
vegetative growth period and the generative growth period. So that it can be
known the effective planting distance and biohole
distance in order to be able to provide nutrients during the vegetative and
generative periods. The distribution of nutrients can be monitored through
sensors that convert analog parameters on the microprocessor into digital
information that is sent via wifi in real time.
Simulation of sandy beach soil fertility based on the number of microbial
population = 108/cfu. Variable 1: Soil fertility
value of electrolyte conductivity/EC value at a depth of 26 cm from 450 uS/cm to 1138 uS/cm on day 35 and
from 1138 uS/cm down to 990 uS/cm
on day 40. Varibale 2: Soil fertility values from
electrolyte conductivity / EC values at a depth of 24 cm from 450 uS / cm to 868 uS / cm on day 35
& from 868 uS / cm down to 742 uS/cm on day 40.
Keywords: biohole, horizontal biohole,
vertical biohole, biosoildam,
soil acidity infiltration, electrolyte conductivity, microbe, microcontroller, grumosol.
Penurunan daya
dukung lahan saat ini banyak
diakibatkan pemakaian pupuk dan pestisidia anorgnik secara berlebihan atau tidak terkontrol (Nugroho Widiasmadi, 2019). Agen hayati (pupuk hayati)
diperlukan untuk mendukung konservasi tanah dan air. Namun, sejauh ini belum
ada pengukuran sistem monitoring & assessment budidaya
pertanian secara berkala, berkesinambungan, dan informasi parameter tanah secara langsung (real-time). Oleh
karena itu, diperlukan sistem informasi yang akurat mengenai parameter tanah untuk mencapai target panen.
Infiltrasi adalah
proses air yang mengalir ke
dalam tanah yang umumnya berasal dari curah hujan,
sedangkan laju infiltrasi adalah jumlah air yang masuk ke dalam tanah
per satuan waktu. Proses ini merupakan bagian
yang sangat penting dari siklus hidrologi yang dapat mempengaruhi jumlah air yang ada di permukaan tanah. Air di permukaan tanah akan masuk ke
dalam tanah kemudian mengalir ke sungai (Sunjoto,
S., 2018). Tidak semua air permukaan mengalir ke dalam tanah,
tetapi sebagian air tetap berada di lapisan tanah atas
untuk selanjutnya diuapkan kembali ke atmosfer melalui
permukaan tanah atau penguapan tanah (Suripin, 2018).
Kapasitas infiltrasi
adalah kemampuan tanah untuk menyerap
air dalam jumlah besar ke dalam
tanah dan dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme di dalam tanah (Nugroho Widiasmadi, 2020). Kapasitas infiltrasi yang besar dapat mengurangi limpasan permukaan. Pori-pori tanah yang mengecil, umumnya disebabkan oleh pemadatan tanah, dapat menyebabkan
penurunan infiltrasi. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh pencemaran tanah (Nugroho Widiasmadi, 2020) akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan yang
juga mengeraskan tanah.
Smart-Biosoildam
merupakan pengembangan teknologi Biodam yang melibatkan aktivitas mikroba dalam meningkatkan
laju infiltrasi yang terukur, terkendali sebagai respon atau tanggapan yang dapat dilihat secara
langsung (real time). Aktivitas
biologi tanah melalui peran mikroba
sebagai agen pengurai biomassa dan konservasi tanah menjadi informasi penting bagi upaya
konservasi tanah dalam mendukung ketahanan pangan yang sehat (Nugroho Widiasmadi, 2019).
Pengembangan tersebut telah menggunakan mikrokontroler dimana secara efektif dapat memantau aktivitas agen tersebut melalui parameter konduktivitas elektrolit sebagai input analog dari sensor
EC yang tertanam di dalam tanah dan selanjutnya diubah menjadi informasi digital oleh mikrokontroler
(Nugroho Widiasmadi, 2020).
Penelitian dilakukan
di lahan pasir pantai yang selama puluhan tahun menjadi
sumber mata pencaharian masyarakat Desa Pasir Kecamatan
Mijen Kabupaten Demak. Pengelolaan lahan ini tidak
memiliki wawasan terhadap konservasi tanah dan air, dimana petani menggunakan pupuk kimia & pestisida secara berlebihan yang terakumulasi dalam lapisan pasir
pantai ini, sehingga telah mengasamkan media tanam dan menurunkan hasil panen. Penelitian yang berlangsung pada Januari� Juli 2021 ini bertujuan
untuk mengembalikan daya dukung lahan
pantai samas.
Alat dan bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Mikrokontroler Arduino UNO,Wifi ESP8266, Sensor parameter tanah:
Suhu (T) DS18B20, Kelembaban
(M) V1.2, ElectrolitConductivity (EC) G14 PE, Acidity
pH) Tipe SEN0161-V2, LCD modul
HD44780 controller, Biohole sebagai
Injector untuk Biosoildam,
Biofertilizer Mikrobia Alfafaa
MA-11, red union straw sebagai sarang
mikroba, Abney level, Double Ring Infiltrometer, Erlemeyer, penggaris, Stop watch,
ember plastik, tally sheet, gelas
ukur, skala mikro, hidrometer dan air.
Untuk menentukan
koordinat amatan (plot) dan
sensor, penelitian ini menggunakan sebaran sampling pada
berbagai jarak: 1,5; 2; 3 meter dari pusat
Biohole dengan diameter 1
meter sebagai pusat penyebaran radial agen hayati Mikroba Alfaafa MA-11 melalui proses injeksi air. Laju infiltrasi dan distribusi agen biologis secara
radial radial dapat dikontrol secara real-time melalui sensor pengukuran dengan parameter: EC/ion garam (makronutrien),
pH, kelembaban dan suhu tanah. Dansebagai kontrol berkala, laju infiltrasi dengan Double Ring Infiltrometer pada variabel
jarak dari pusat Biohole diukur
secara manual. Selanjutnya,
sampel tanah juga diambil untuk dianalisiskarakteristiknya,
seperti tekstur tanah, kandungan bahan organik dan bulk density
(Douglas, M.G. 2018).
Parameter fo
dan fc diperoleh dari pengukuran lapangan menggunakan infiltrometer cincin ganda. Parameter fo dan fc merupakan fungsi dari jenis dan tutupan tanah. Tanah berpasir atau berkerikil
nilainya tinggi, sedangkan tanah lempung gundul nilainya kecil, dan untuk permukaan tanah berumput (gambut) nilainya meningkat (Nugroho Widiasmadi
2019).
Data perhitungan
infiltrasi hasil pengukuran pada 15 menit pertama, 15 menit kedua, 15 menit ketiga dan 15 menit keempat pada masing-masing jarak dari pusat Biohole
dikonversikan dalam satuan cm/jam dengan rumus sebagai berikut:
������������������������������������������������ Laju infiltrasi
= (ΔH/t x 60)��������������������������������������� (3)
dimana: H = penurunan
ketinggian (cm) dalam selang waktu tertentu,
T = selang waktu yang dibutuhkan air dalam H untuk masuk ke
dalam tanah (menit) (Huang, Z, dan L Shan.2017). Pengamatan
ini dilakukan setiap 3 hari sekali
selama satu bulan.
Analisis ini
menggunakan agens hayati MA-11 yang telah diuji oleh Laboratorium Mikrobiologi Universitas Gadjah Mada
berdasarkan standar Peraturan Menteri: No. 70/Permentan/SR.140/10
2011, meliputi:
Tabel 2
Analisa Kandungan Microba
No |
Population Analysis |
Result |
No |
Population Analysis |
Result |
1 |
Total of Micobes |
18,48 x 108cfu |
8 |
Ure-Amonium-Nitrat Decomposer |
Positive |
2 |
Selulotik Micobes |
1,39 x 108cfu |
9 |
Patogenity for plants |
Negative |
3 |
Proteolitik Micobes |
1,32 x 108cfu |
10 |
Contaminant E-Coly & Salmonella |
Negative |
4 |
Amilolitik Micobes |
7,72 x 108cfu |
11 |
Hg |
2,71 ppb |
5 |
N Fixtation Micobes |
2,2 x 108cfu |
12 |
Cd |
<0,01 mg/l |
6 |
Phosfat Micobes |
1,44 x 108cfu |
13 |
Pb |
<0,01 mg/l |
7 |
Acidity |
3,89 |
14 |
As |
<0,01 ppm |
Sumber: (Nugroho Widiasmadi, 2019)
Aplikasi di Biosoildam
adalah mengkonsentrasikan mikroba ke dalam
"media populasi", sebagai
sumberkondisioner tanah untuk meningkatkan laju infiltrasi dan memulihkan kesuburan alam.
Tingat keasaman
tanah adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengamati tingkat kesuburan tanah dan kemampuan mikroba berkembang. Banyaknya unsur hara yang terkandung dalam tanah merupakan indikator tingkat kesuburan tanah akibat adanya aktivitas
agen hayati dalam menguraikan biomassa. Faktor penting yang mempengaruhi penyerapan unsur hara (EC) oleh akar tanaman adalah
derajat keasaman tanah (pH tanah), suhu (T) dan kelembaban (M).
Tingkat Keasaman Tanah (pH) sangat mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Boardman, C. R. dan Skrove,
J.W., 2016).
Aktivitas mikroba
sebagai penyumbang nutrisi tanah dari
hasil dekomposisi biomassa dapat dikontrol melalui tingkat salinitas larutan nutrisi yang dinyatakan melalui konduktivitas serta parameter
lain sebagai input analog. Konduktivitas
dapat diukur dengan menggunakan EC,
Elektrokonduktivitas atau
aliran konduktivitas elektrik(EC)
yang merupakan kepadatan nutrisi dalam larutan.
Semakin pekat larutan, semakin besar pengiriman arus listrik dari
kation (+) dan anion (-) ke
anoda dan katoda EC meter. Dengan demikian, itu menghasilkan EC yang lebih tinggi. Satuan
pengukuran EC adalah mS/cm
(millisiemens) (John M Lafle,
PhD, Junilang Tian, Profesor
ChiHua Huang, PhD, 2017).
Penelitian ini
menggunakan sistem transmisi data ESP8266 dengan
firmware dan AT Command set yang dapat diprogram dengan Arduino. Modul
ESP8266 adalah sistem
on-chip yang dapat dihubungkan
ke jaringan WIFI (Sigit Wasisto, 2018). Selain itu, beberapa
pin berfungsi sebagai GPIO
(General Port Input Output) untuk mengakses
sensor parameter ground ini yang terhubung
keArduino, sehingga sistem dapat terhubung
ke Wifi (Klaus Schwab,
2018). Dengan demikian, kita dapat memproses
input analog dari berbagai
parameter tanah menjadi informasi digital dan memprosesnya
melalui web.
Rancangan intensitas
curah hujan ditentukan dengan menggunakan data curah hujan dari Stasiun
Semarang tahun 2007-2018 Analisis
statistik dilakukan untuk menentukan tipe sebaran yang digunakan, yang dalam penelitian ini adalah Log Person III. Pengecekan
distribusi peluang hujan dapat diterima
atau tidak dihitung dengan menggunakan uji Chi Square dan uji Kolmogorov Smirnov. Selanjutnya, intensitas hujan rencana dihitung
dengan menggunakan rumus mononobe.
Debit rencana
yang digunakan sebagai media
penyebaran mikroba MA-11 menggunakan intensitas curah hujan selama
1 jam karena diperkirakan durasi curah hujan
paling dominan di daerah penelitian adalah 1 jam. Koefisien limpasan untuk berbagai koefisien aliran permukaan adalah 0,70 � 0,95 (Suripin 2018), sedangkan dalam penelitian ini kami menggunakan nilai koefisien aliran terkecil yaitu 0,70. Debit rencana memiliki daerah tangkapan air yang bervariasi, antara 9 m2 sampai dengan 110 m2 dengan hubungan yang proporsional. Semakin besar plot, semakin besar debit rencana yang dihasilkan sebagai inflow biohole. Kedalaman Biohole di daerah penelitian pada kala ulang 25 tahun berkisar antara 0,80 m sampai 1,50 m. Volume penyerapan akan menentukan kapasitas maksimum air yang terkandung dalam Biohole. Semakin besar volume Biohole, semakin besar wadah
airnya.
a) Biohole Type Vertikal
menggunakan dinding alami dengan diameter 0,3 m dan kedalaman 0,8m dengan daerah penyerapan (retarding basin) seluas
36 m2. Bahan organik
dari limbah jerami bawang merah
dipadatkan digunakan sebagai sarang populasi mikroba (nest microbe). Kapasitas volume Biohole untuk dimensi tersebut
adalah 0,157 m3, dan debit kala ulang 25 tahun = 0,0000841 m3/detik, akan terisi
penuh dalam waktu sekitar 15 sampai 20 menit.
b) Biohole Type Horizontal menggunakan dinding alami dengan diameter 0,25 m dan
kedalaman0,4 m dengan daerah
penyerapan (retarding
basin) seluas 36 m2. Bahan organik dari
limbah jerami bawang merah dipadatkan
digunakan sebagai sarang populasi mikroba (nest microbe). Bagian atasnya
dilapisi dengan batuan diamater 2 cm setebal 5 cm yang berfungsi sebagai media pemecah energi air hujan. Sehingga ketika diisi cairan organik
bahan organik tetap stabil untuk
menjaga penyebaran radial mikroba (Nugroho Widiasmadi,
2020). Kapasitasvolume Biohole
untuk dimensi tersebut adalah 0,125 m3,
dan debit kala ulang 25 tahun
= 0,0000841 m3/detik, akan
terisi penuh dalam waktu sekitar
15 sampai 20 menit.
Simulasi kesuburan
tanah Grumosol menggunakan 2 tipe biohole yaitu:
� Varibale 1 = menggunakan
Biohole tipe vertikal diameter 30 cm kedalaman
80 cm dengan populasi mikroba 108/cfu, pencatatan parameter tanah dilakukan setiap 5 hari sekali selama
60 hari pada setiap kedalaman 10 cm.
� Varibale 2 = menggunakan
Biohole tipe horizontal
diameter 25 cm kedalaman 40 cm dengan
Populasi Mikroba 108/cfu, pencatatan parameter tanah dilakukan setiap 5 hari sekali
selama 60hari pada setiap kedalaman 10 cm.
c) Kondisi hara awal
sebelum simulasi nilai kesuburan tanah dengan parameter Electrolyte
Conductivity (EC) adalah 446 uS/cm,
dengan jarak 3meter dari pusat Biohole.
Dari satu titik untuk setiap kedalaman
10 cm, nilai EC diukur hingga kedalaman 90 cm, yang diamati secara real time setiap 5 hari sebagai
berikut:
1. Nilai EC kedalaman 10 cm
� 450 uS/cm
ke 717 uS/cm pada hari ke 35
� 717 uS/cm
turun 552 uS/cm pada hari ke-40
� 552 uS/cm
turun 486 uS/cm pada hari ke-50
� 486 uS/cm
turun 473 uS/cm pada hari ke-60
2. Nilai EC kedalaman 26 cm
� 450 uS/cm
naik 1138 uS/cm pada hari ke 35 1138uS/cm turun 890 uS/cm hari ke-40
� 890 uS/cm
turun 818 uS/cm pada hari ke-50 818 uS/cm
turun 780 uS/cm pada hari ke-60
3. Nilai EC kedalaman 40 cm
� 450 uS/cm
naik 1016 uS/cm pada hari ke 35
� 1016uS/cm turun 899 uS/cm hari ke-40
� 899 uS/cm
turun 781 uS/cm pada hari ke-50 781 uS/cm
turun 714 uS/cm pada hari ke-60
4. Nilai EC kedalaman 60 cm
� 450 uS/cm
naik 867 uS/cm pada hari ke 35
� 867 uS/cm
turun 728 uS/cm pada hari ke-40 728 uS/cm
turun 644 uS/cm hari ke-50
� 644 uS/cm
turun 597 uS/cm pada hari ke-60
5. Nilai EC kedalaman 74 cm
� 450 uS/cm
naik 479 uS/cm pada hari ke 35
� 479 uS/cm
turun 530 uS/cm pada hari ke-40
� 539 uS/cm
turun 509 uS/cm pada hari ke-50
� 509 uS/cm
turun 500 uS/cm pada hari ke-60
Kesimpulan
Observasi Biohole Horizontal:
1. Nilai EC kedalaman 10 cm
� 450 uS/cm
naik 648 uS/cm hari ke 35
� 448 uS/cm
turun 492 uS/cm hari ke-40
� 492 uS/cm
turun 473 uS/cm hari ke-45
� 473 uS/cm
turun 468 uS/cm hari ke-60
2. Nilai EC kedalaman 24 cm
� 450 uS/cm
naik 868 uS/cm hari ke 35
� 868 uS/cm
turun 742 uS/cm hari ke-40
� 742 uS/cm
turun 684 uS/cm hari ke-45
� 684 uS/cm
turun 524 uS/cm hari ke-60
3. Nilai EC kedalaman 30 cm
� 450 uS/cm
naik 738 uS/cm hari ke 35
� 738 uS/cm
turun 700 uS/cm hari ke-40
� 700 uS/cm
turun 550 uS/cm hari ke-45
� 550 uS/cm
turun 500 uS/cm hari ke-60
4. Nilai EC kedalaman 40 cm
� 450 uS/cm
naik 462 uS/cm hari ke 35
� 462 uS/cm
turun 483 uS/cm hari ke-40
� 483 uS/cm
turun 463 uS/cm hari ke-45
� 463 uS/cm
turun 458 uS/cm hari ke-60
a) Pada lapisan
grumusol yang memiliki porositas
cukup besar, kecepatan kenaikan nilai ECcukup besar
sehingga pada hari ke-35 telah mencapai nilai EC maksimum
b) Namun juga mengalami
penurunan yang cepat dimana setelah mencapai nilai EC pada titikpuncak grafik cenderung menurun tajam hingga batas
nilai EC awal
c) Sehingga pola
grafik pada lapisan pasir menunjukkan perubahan nilai EC cukup dinamis yaitucepat
naik kemudian turun dengan cepat.
d) Pola ini
menunjukkan sifat pasir yang sangat baik sebagai katalis atau media pengangkutan/penyebaran mikroba, tetapi sangat buruk sebagai media penahan perkembanganakar, sehingga pemberian bahan organik sebagai perekat (pengikat) sangat penting.
e) Perlu dilakukan
pengujian material pasir sebagai bahan pengisi
(filler) dan media angkut padatanah-tanah
yang mempunyai ketahanan simpan yang baik tetapi memiliki daya sebar yang rendah seperti lempung, inceptisol dll
BIBLIOGRAFI
Boardman, C. R. and Skrove.
J.W., 2016 Distribution and fracture permeability of a granitic rock mass
following a contained nuclear explosion. Journal Pteroleum
Technologi v. 15 no 5.p. 619-623
Douglas, M.G. 2018. Integrating
Conservation into Farmimg System: The Malawi
Experience, in
W.C Moldenhauer and N.W. Hudson (Eds),
Conservation Farming on Steep land. Soil dan Water Concervtion
Society snd World Association of Soil and Water Concervation, Ankeny, IOWA. Pp 215-227.
Huang, Z, and L Shan.2017 Action of
Rainwater use on soil and water conservation and suistanable
development of Agricukture. Bulletin of soil and Watr Conserv,17(1):45-48.
John M Laflen, Ph.D, Junilang
Tian , Professor Chi-Hua Huang, PhD,2011. Soil Erosion & Zryland Farming: Library
Klaus Schwab, 2018. �The Fourth Industrial Revolution�,
Amazone
Nugroho Widiasmadi
Dr, 2019. Peningkatan Laju Infiltrasi & Kesuburan Lahan Dengan Metode
Biosoildam Pada Lapisan
Tanah Keras & Tandus: Prosiding
SNST ke-10 Tahun 2019 Fakultas
Teknik Universitas Wahid Hasyim.
Nugroho Widiasmadi
Dr, 2020. Soil Improvement & Conservation Based in Biosoildam
Integrated Smart Ecofarming Technology (Applied in
Java Alluvial Land & Arid Region in East Indonesia): International Journal
of Inovative Science and Research Technology (IJRST),
Volume 5| Issue 9| September 2020
Nugroho Widiasmadi
Dr, 2020. Analysis of Soil Fertlity and Acidity in
Real Time Using Smart Biosoildam to Improe Agricultural Land :
International Journal of Research and Analytical Reviews (IJRAR), Volume 7 |
Issue 3 | September 2020 Page no 194-200
Nugroho Widiasmadi
Dr, 2020. Analisa of the Effect of Biofertilizer Agent Activity on Soil Electrolit Conductivity & Acidity in The Real Time With
The Smart Biosoidam: Journal of Mechanical &
Civil Engineering (IJRDO), ISSN : 2456-1479 Vol-6,
October 2020.
Nugroho Widiasmadi
Dr, 2020. Analisa Elektrolit Konduktifitas
& Keasaman Tanah Secara
Real Time menggunakan Smart Biosoildam : Prosiding National Conference of Industry, Engineering, and
Technology (NCIET), ISSN : 2746-0975 Vol 1, November 2020.
Nugroho Widiasmadi
Dr, 2020. Analisa EC & Keasaman Tanah Menggunakan Smart Biosoildam sebagai Usaha Peningkatan Daya Dukung Lahan
Pasir: Syntax Literate, Jurnal
Ilmiah Indonesia, e-ISSN :
2548-1398, p-ISSN 2541-0849 Vol 5 No : 11 , November 2020.
Samuel Greengard, 2017. �The Internet of Things�
covers how IoT works in our current world, as well as the impact it will have
in the long run on society, Amazone
Sigit Wasisto, 2018. Aplikasi Internet of Things (IoT) dengan
Arduino & Android: Penerbit Deepublish
Yogyakarta
Sunjoto, S. 2018. Optimasi
Sumur Resapan Air Hujan Sebagai Salah Satu Usaha Pencegahan Instrusi
Air Laut.
Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Sunjoto, S. 2018. Teknik Drainase
Pro-Air. Yogyakarta: Fakultas Teknik UGM
Suripin. 2018. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit
Andi
Nugroho Widiasmadi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |