Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 9, September 2022

 

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DAN ANALISA SWOT

 

Felly Denia Rochman, Boy Isma Putra

Prodi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

PT. XYZ merupakan perusahaan industri beton pracetak. Produktivitas merupakan elemen penting bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing perusahaan di era revolusi industri 4.0 yang dimulai pada tahun 2011 sampai sekarang. Tujuannya untuk mengetahui penurunan atau peningkatan pada produktivitas perusahaan PT. XYZ. Untuk mengetahui produktivitas perusahaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pengukuran dengan metode Marvin E. Mundel yang memiliki keunggulan dapat digunakan untuk melihat peningkatan atau penurunan produktivitas secara spesifik atau melihat input masing-masing dan metode analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) yang memiliki keunggulan mampu mendeteksi setiap kelemahan dan kelebihan perusahaan sehingga dapat meminimalisasi dampak atau konsekuensi yang akan terjadi dimasa akan datang. Maka dapat di identifikasi permasalahan dan penyebab-penyebab terjadinya penurunan dan memberikan rekomendasi strategi. Dari hasil penelitian menggunakan metode Marvin E. Mundel di dapatkan indeks produktivitas total terendah pada bulan April dengan nilai indeks produktivitas sebesar 87,24%. Hal ini di sebabkan oleh kualitas dan kemampuan tenaga kerja yang kurang memadai sehingga masih banyak jam kerja yang tidak efektif, keterlambatan pengiriman material dari supplier dan material yang tidak sesuai dengan standar quality control, kenaikan harga biaya energi yang terus mengalami inflasi, dan kerusakan pada mesin produksi sehingga biaya maintenance yang dikeluarkan relatif mahal. Sedangkan strategi yang dapat diambil dari hasil analisa menggunakan metode Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) adalah strategi SO (Strengths Opportunities) dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (strategi agresif) yaitu berupa pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dan pengembangan skala usaha perusahaan.

 

Kata Kunci:�� Produktivitas, Marvin E. Mundel, Analisis SWOT

Abstract

PT. XYZ is a precast concrete industry company. Productivity is an important element for companies to improve the company's competitiveness in the era of industrial revolution 4.0 which began in 2011 until now. The goal is to determine the decrease or increase in the productivity of PT companies. Xyz. To determine the productivity of the company, this study uses measurements with Marvin E. Mundel method that has the advantage can be used to see the increase or decrease in productivity specifically or see the input of each and the analysis method Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) that has the advantage of being able to detect every weakness and advantage of the company so as to minimize the impact or consequences that will be occur in the future. Then it can be identified problems and causes of decline and provide strategic recommendations. From the results of research using the Marvin E. Mundel method, the lowest total productivity index was obtained in April with a productivity index value of 87.24%. This is caused by inadequate quality and ability of the workforce so that there are still many ineffective working hours, delays in shipping materials from suppliers and materials that are not in accordance with quality control standards, rising energy cost prices that continue to experience inflation, and damage to production machines so that maintenance costs incurred are relatively expensive. Meanwhile, the strategy that can be taken from the results of the analysis using the Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) method is the SO (Strengths Opportunities) strategy by supporting aggressive growth policies (aggressive strategies) in the form of hr development (Human Resources) and developing the company's business scale.

�

Keywords: Productivity, Marvin E. Mundel, SWOT Analysis


 

Pendahuluan

PT. XYZ merupakan perusahaan industri yang memproduksi beton pracetak. Salah satu produksinya yaitu membuat produk tiang pancang, dimana tiang pancang digunakan untuk bahan dalam pembuatan bangunan yaitu seperti gedung pemerintahan, perumahan, rumah sakit dan masih banyak lagi. Produksi PT. XYZ adalah make to order (MTO), maka semua produksinya sesuai dengan pesanan. Produktivitas merupakan elemen penting bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing perusahaan di era revolusi industri 4.0 yang dimulai pada tahun 2011 sampai sekarang. Yang perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas yaitu mengukur produktivitas agar mengetahui tolak ukur produktivitas yang telah dicapai oleh perusahaan. Sehingga hal tersebut kemudian bisa menjadi bahan evaluasi perusahaan agar dapat membuat perencanaan yang lebih baik kedepannya. Pada era ini kemajuan pembangunan sangat meningkat dengan di dukungnya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Dimana hal tersebut membuat perusahaan industri beton mengalami banyak pemesanan. Karena banyaknya pemesanan tiang pancang membuat PT. XYZ mengalami penurunan target produksi sehingga hal tersebut mengakibatkan produktivitas menurun. Tentunya hal tersebut perlu dilakukan adanya evaluasi untuk mengetahui penyebab terjadinya penurunan target produksi. Oleh sebab itu perusahaan PT. XYZ perlu melakukan pengukuran produktivitas. Berikut adalah perbandingan jumlah produksi dan target produksi tiang pancang pada tahun 2019 di PT. XYZ:

 

 

 

 

Tabel 1

Data Produksi Tiang Pancang Tahun 2019

Bulan

Tiang Pancang

Type 300x60x6A2

Jumlah Produksi

Target Produksi

Januari

2069

2200

Februari

1934

1900

Maret

1902

1850

April

1673

2120

Mei

1835

1685

Juni

1987

1900

Juli

2100

2025

Agustus

2014

1922

September

2200

2025

Oktober

1893

1985

November

2143

2010

Desember

2130

2055

Sumber: PT. XYZ (2020)

Dari hasil tabel diatas adalah target produksi dan jumlah produksi perusahaan pada tahun 2019, produksi perusahaan PT. XYZ mengalami penurunan dimana tidak memenuhi target produksi yaitu pada bulan Januari 131 pcs, April 447 pcs, dan Oktober 92 pcs. Adanya permasalahan tersebut, maka di perlukan suatu usulan atau perbaikan dengan menganalisis produktivitas agar bisa memperbaiki kendala yang ada sehingga produktivitas bisa meningkat.

Usulan perbaikan pada penurunan produksi dilakukan dengan penerapan metode Marvin E. Mundel dan Analisa SWOT. Kelebihan dari metode Marvin E. Mundel ini adalah dapat digunakan untuk melihat peningkatan atau penurunan produktivitas secara spesifik atau melihat input masing-masing. Sedangkan kelebihan dari Analisa SWOT yaitu mampu mendeteksi setiap kelemahan dan kelebihan perusahaan sehingga dapat meminimalisasi dampak atau konsekuensi yang akan terjadi dimasa akan datang.

Dari hasil penelitian menggunakan metode Marvin E. Mundel di dapatkan indeks produktivitas total terendah pada bulan April dengan nilai indeks produktivitas sebesar 87,24%. Hal ini di sebabkan oleh kualitas dan kemampuan tenaga kerja yang kurang memadai sehingga masih banyak jam kerja yang tidak efektif, keterlambatan pengiriman material dari supplier dan material yang tidak sesuai dengan standar quality control, kenaikan harga biaya energi yang terus mengalami inflasi, dan kerusakan pada mesin produksi sehingga biaya maintenance yang dikeluarkan relatif mahal. Sedangkan strategi yang dapat diambil dari hasil analisa menggunakan metode Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) adalah strategi SO (Strengths Opportunities) dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (strategi agresif) yaitu berupa pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dan pengembangan skala usaha perusahaan

 

 

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang beralamat di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. Data diambil secara langsung dengan melihat produktivitas yang ada di perusahaan. Data primer didapatkan dari histori perusahaan tentang produktivitas pada tahun 2018, dan 2019 di departemen Perencanaan dan Evaluasi Produksi. Data sekunder penelitian ini didapatkan dari pembagian kuesioner dan wawancara seluruh stakeholder yang ada di perusahaan untuk mengambil data analisa Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT).

 

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data di lakukan dengan melakukan studi pustaka dan studi lapangan yang di dapatkan dari histori perusahaan. Hasil dari pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan metode Marvin E. Mundel dan Analisa SWOT untuk mengukur tingkat produktivitas perusahaan.

Adapun data � data yang di perlukan dalam pengukuran produktivitas menggunakan metode Marvin E. Mundel dan Analisa SWOT ini adalah data jam operasional pabrik, data biaya tenaga kerja, material, energi, dan maintenance serta data output produksi pada tahun 2019.

Data Jam Operasional PT.XYZ Tahun 2019

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. XYZ, data jam operasional pabrik pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 1.

 

Tabel 1

Jam Operasional PT. XYZ Tahun 2019

Jam Operasional

No

Periode

2019

Jumlah Jam Operasional

(Jam)

1.

Januari

594

2.

Februari

528

3.

Maret

572

4.

April

572

5.

Mei

594

6.

Juni

550

7.

Juli

594

8.

Agustus

594

9.

September

550

10.

Oktober

594

11.

November

572

12.

Desember

572

Sumber: PT. XYZ (2020)

 

Data Biaya Tenaga Kerja PT.XYZ Tahun 2019

Berikut data biaya tenaga kerja pada PT. XYZ pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2

Data Biaya Tenaga Kerja PT. XYZ Tahun 2019

Biaya Tenaga Kerja

No

Periode 2019

Jumlah Biaya (Rp)

1.

Januari

Rp� 4.048.996.036

2.

Februari

Rp� 3.669.514.052

3.

Maret

Rp� 3.999.393.260

4.

April

Rp� 3.939.176.800

5.

Mei

Rp� 4.199.072.400

6.

Juni

Rp� 3.907.330.000

7.

Juli

Rp� 4.211.578.800

8.

Agustus

Rp� 4.144.878.000

9.

September

Rp� 3.806.970.000

10.

Oktober

Rp� 3.965.619.600

11.

November

Rp� 4.015.450.400

12.

Desember

Rp� 4.039.536.800

 

Total

Rp 47.947.516.148

Sumber: PT. XYZ (2020)

 

Data Biaya Material PT.XYZ Tahun 2019

Berikut data biaya material yang digunakan pada PT. XYZ pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.

 

Tabel 3

Data Biaya Material PT. XYZ Tahun 2019

Biaya Material

No

Periode 2019

Jumlah Biaya (Rp)

1.

Januari

Rp���� 517.250.000

2.

Februari

Rp���� 483.500.000

3.

Maret

Rp���� 475.500.000

4.

April

Rp���� 418.250.000

5.

Mei

Rp���� 458.750.000

6.

Juni

Rp���� 496.750.000

7.

Juli

Rp���� 525.000.000

8.

Agustus

Rp���� 503.500.000

9.

September

Rp���� 550.000.000

10.

Oktober

Rp���� 473.250.000

11.

November

Rp���� 535.750.000

12.

Desember

Rp���� 532.500.000

 

Total

Rp� 5.970.000.000

Sumber: PT. XYZ (2020)

 

Data Biaya Energi PT.XYZ Tahun 2019

Berikut data biaya energi pada PT. XYZ pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut.

 

 

Tabel 4

Data Biaya Energi PT. XYZ Tahun 2019

Biaya Energi

No

Periode 2019

Jumlah Biaya (Rp)

1.

Januari

Rp� 1.003.465.000

2.

Februari

Rp���� 937.990.000

3.

Maret

Rp���� 922.470.000

4.

April

Rp���� 811.405.000

5.

Mei

Rp���� 889.975.000

6.

Juni

Rp���� 963.695.000

7.

Juli

Rp� 1.018.500.000

8.

Agustus

Rp���� 976.790.000

9.

September

Rp� 1.067.000.000

10.

Oktober

Rp���� 918.105.000

11.

November

Rp� 1.039.355.000

12.

Desember

Rp� 1.033.050.000

 

Total

Rp 11.581.800.000

Sumber: PT. XYZ (2020)

 

Data Biaya Maintenance PT.XYZ Tahun 2019

Berikut data biaya maintenance pada PT. XYZ pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.

 

Tabel 5

Data Biaya Maintenance PT. XYZ Tahun 2019

Biaya Maintenance

No

Periode 2019

Jumlah Biaya (Rp)

1.

Januari

�Rp������ 51.725.000

2.

Februari

�Rp������ 48.350.000

3.

Maret

�Rp������ 47.550.000

4.

April

�Rp������ 41.825.000

5.

Mei

�Rp������ 45.875.000

6.

Juni

�Rp������ 49.675.000

7.

Juli

�Rp������ 52.500.000

8.

Agustus

�Rp������ 50.350.000

9.

September

�Rp������ 55.000.000

10.

Oktober

�Rp��� ���47.325.000

11.

November

�Rp������ 53.575.000

12.

Desember

�Rp������ 53.250.000

 

Total

�Rp���� 597.000.000

Sumber: PT. XYZ (2020)

 

Data Harga Produk PT.XYZ Tahun 2019

Berikut adalah harga produk pada PT. XYZ Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut.

 

Tabel 6

Data Harga Produk PT. XYZ Tahun 2019

Harga Produk

No

Periode 2019

Harga Produk (Rp)

1.

Januari

�Rp� 3.000.000

2.

Februari

�Rp� 3.000.000

3.

Maret

�Rp� 3.000.000

4.

April

�Rp� 3.000.000

5.

Mei

�Rp� 3.000.000

6.

Juni

�Rp� 3.000.000

7.

Juli

�Rp� 3.000.000

8.

Agustus

�Rp� 3.000.000

9.

September

�Rp� 3.000.000

10.

Oktober

�Rp� 3.000.000

11.

November

�Rp� 3.000.000

12.

Desember

�Rp� 3.000.000

Sumber: PT. XYZ (2020)

 

Data Hasil Produksi PT.XYZ Tahun 2019

PT. XYZ menghasilkan produk berupa beton, salah satu yang di produksi adalah produk tiang pancang. Berikut adalah data hasil produksi pada PT. XYZ pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.

 

Tabel 7

Data Hasil Produksi PT. XYZ Tahun 2019

Hasil Produksi

Periode

Tiang Pancang

Type 300x60x6A2

Jumlah Produksi

(Batang)

Target Produksi

Januari

2069

2200

Februari

1934

1900

Maret

1902

1850

April

1673

2120

Mei

1835

1685

Juni

1987

1900

Juli

2100

2025

Agustus

2014

1922

September

2200

2025

Oktober

1893

1985

November

2143

2010

Desember

2130

2055

Sumber: PT. XYZ (2020)

 

Data Hasil Penjualan Produk PT.XYZ Tahun 2019

Berdasarkan dari data PT. XYZ hasil penjualan produk tiang pancang pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut.

 

Tabel 8

Hasil Penjualan PT. XYZ Tahun 2019

Hasil Penjualan

No

Periode

2019

Harga Produk

(Rp)

Jumlah Produksi

(Batang)

Output

1.

Januari

Rp� 3.000.000

2069

Rp 6.207.000.000

2.

Februari

Rp� 3.000.000

1934

Rp 5.802.000.000

3.

Maret

Rp� 3.000.000

1902

Rp 5.706.000.000

4.

April

Rp� 3.000.000

1673

Rp 5.019.000.000

5.

Mei

Rp� 3.000.000

1835

Rp 5.505.000.000

6.

Juni

Rp� 3.000.000

1987

Rp 5.961.000.000

7.

Juli

Rp� 3.000.000

2100

Rp 6.300.000.000

8.

Agustus

Rp� 3.000.000

2014

Rp 6.042.000.000

9.

September

Rp� 3.000.000

2200

Rp 6.600.000.000

10.

Oktober

Rp� 3.000.000

1893

Rp 5.679.000.000

11.

November

Rp� 3.000.000

2143

Rp 6.429.000.000

12.

Desember

Rp� 3.000.000

2130

Rp 6.390.000.000

Total

23880

Rp 71.640.000.000

Sumber: PT. XYZ (2020)

 

Data Indeks Harga

Berdasarkan dari data PT. XYZ indeks harga pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut.

 

Tabel 9

Data Indeks Harga

Data Indeks Harga

Bulan

Tenaga Kerja

Material

Energi

Maintenance

Januari

99,08

94,05

94,05

94,05

Februari

98,41

89,95

89,95

89,95

Maret

94,77

96,70

96,70

96,70

April

104,75

80,59

80,59

80,59

Mei

100,60

92,21

92,21

92,21

Juni

98,99

94,17

94,17

94,17

Juli

107,24

98,82

98,82

98,82

Agustus

100,40

100,70

100,70

100,70

September

102,60

100,14

100,14

100,14

Oktober

94,07

86,44

86,44

86,44

November

101,83

101,66

101,66

101,66

Desember

103,07

97,35

97,35

97,35

Sumber: PT. XYZ (2020)

 

Pengolahan Data Menggunakan Metode Marvin E. Mundel

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data pada pengukuran produktivitas menggunakan metode Marvin E. Mundel. Adapun tahapannya yaitu sebagai berikut.

 

 

Perhitungan Deflator

Perhitungan deflator berdasarkan indeks harga yang selanjutnya nilai deflator digunakan untuk memperoleh harga konstan dari masing � masing input. Nilai deflator dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut:

Deflator��������� =

Berikut perhitungan deflator input tenaga kerja untuk periode Februari 2019

Deflator feb��� =

Deflator feb��� =

Deflator feb��� =

Deflator feb��� = -0,01

Perhitungan deflator input tenaga kerja, material, energi, dan maintenance dilakukan menggunakan cara yang sama. Hasil perhitungan deflator dapat kita lihat pada tabel 10 sebagai berikut.

 

Tabel 10

Deflator

No

Periode

Deflator

Tenaga Kerja

Material

Energi

Maintenance

1

Januari

0,00

0,00

0,00

0,00

2

Februari

-0,01

-0,04

-0,04

-0,04

3

Maret

-0,04

0,03

0,03

0,03

4

April

0,06

-0,14

-0,14

-0,14

5

Mei

0,02

-0,02

-0,02

-0,02

6

Juni

0,00

0,00

0,00

0,00

7

Juli

0,08

0,05

0,05

0,05

8

Agustus

0,01

0,07

0,07

0,07

9

September

0,04

0,06

0,06

0,06

10

Oktober

-0,05

-0,08

-0,08

-0,08

11

November

0,03

0,08

0,08

0,08

12

Desember

0,04

0,04

0,04

0,04

Sumber: Pengolahan Data

 

Perhitungan Harga Konstan

Hasil perhitungan nilai deflator selanjutnya digunakan untuk menghitung harga konstan masing � masing input menggunakan rumus sebagai berikut:

Harga konstan =

Berikut perhitungan harga konstan terhadap input biaya tenaga kerja:

Harga konstan feb =

Harga konstan feb =

Harga konstan feb =

Harga konstan feb = Rp3.669.762.209

Perhitungan harga konstan input tenaga kerja, material, energi, dan maintenance menggunakan rumus yang sama. Hasil perhitungan harga konstan dapat dilihat pada tabel 11 Sebagai berikut:

 

Tabel 11

Harga Konstan

Bulan

Tenaga Kerja

(Rp)

Material

(Rp)

Energi

(Rp)

Maintenance

(Rp)

Januari

4.048.996.036

517.250.000

1.003.465.000

51.725.000

Februari

3.669.762.209

483.710.868

938.399.084

48.371.087

Maret

4.001.133.761

475.366.058

922.210.153

47.536.606

April

3.936.923.837

418.849.438

812.567.910

41.884.944

Mei

4.198.428.313

458.839.768

890.149.149

45.883.977

Juni

3.907.365.493

496.743.662

963.682.704

49.674.366

Juli

4.208.113.095

524.733.867

1.017.983.702

52.473.387

Agustus

4.144.325.869

503.144.241

976.099.828

50.314.424

September

3.805.617.984

549.644.090

1.066.309.535

54.964.409

Oktober

3.967.625.838

473.633.238

918.848.481

47.363.324

November

4.014.336.207

535.316.852

1.038.514.692

53.531.685

Desember

4.037.910.714

532.313.223

1.032.687.653

53.231.322

Sumber: Pengolahan Data

 

Perhitungan Total RIP (Resources Input Partial)

Setelah mendapatkan harga konstan untuk setiap input maka selanjutnya dilakukan perhitungan total Resources Input Partial (RIP) dengan rumus sebagai berikut:

RIP total�������� = Biaya Tenaga Kerja + Biaya Material + Biaya Energi + Biaya Maintenance

Perhitungan RIP pada bulan Januari 2019 sebagai berikut:

RIP total Januari = Rp4.048.996.036 + Rp517.250.000 + Rp1.003.465.000 + Rp51.725.000

RIP total Januari = Rp5.621.436.036

Perhitungan RIP untuk bulan selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama. Hasil dari perhitungan RIP (Resources Input Partial) pada tabel 12

 

 

 

 

 

Tabel 12

Total Resources Input Partial (RIP)

Bulan

Tenaga Kerja

(Rp)

Material

(Rp)

Energi

(Rp)

Maintenance

(Rp)

Total RIP

(Rp)

Januari

4.048.996.036

517.250.000

1.003.465.000

51.725.000

5.621.436.036

Februari

3.669.762.209

483.710.868

938.399.084

48.371.087

5.140.243.248

Maret

4.001.133.761

475.366.058

922.210.153

47.536.606

5.446.246.578

April

3.936.923.837

418.849.438

812.567.910

41.884.944

5.210.226.129

Mei

4.198.428.313

458.839.768

890.149.149

45.883.977

5.593.301.207

Juni

3.907.365.493

496.743.662

963.682.704

49.674.366

5.417.466.225

Juli

4.208.113.095

524.733.867

1.017.983.702

52.473.387

5.803.304.051

Agustus

4.144.325.869

503.144.241

976.099.828

50.314.424

5.673.884.362

September

3.805.617.984

549.644.090

1.066.309.535

54.964.409

5.476.536.018

Oktober

3.967.625.838

473.633.238

918.848.481

47.363.324

5.407.470.881

November

4.014.336.207

535.316.852

1.038.514.692

53.531.685

5.641.699.436

Desember

4.037.910.714

532.313.223

1.032.687.653

53.231.322

5.656.142.912

Sumber: Pengolahan Data

 

Dari tabel 12 dapat dilihat total Resources Input Partial (RIP) terbesar terjadi pada bulan Juli 2019 sebesar Rp5.803.304.051

Perhitungan Agregat Output

Selanjutnya dilakukan perhitungan agregat output dengan rumus sebagai berikut :

Agregat output ���������������������� = jumlah produksi x harga jual produk

Berikut adalah perhitungan agregat output pada bulan Januari 2019

Agregat output Januari���������� = jumlah produksi x harga jual produk

Agregat output Januari���������� = 2069 x 3.000.000

����������������������������������������������� = Rp6.207.000.000

Hasil perhitungan agregat output pada periode selanjutnya terdapat pada tabel 13 sebagai berikut.

 

Tabel 13

Agregat Output

Agregat Output

Periode

Hasil Produksi

(Pcs)

Harga Jual Produk

(Rp)

Output

(Rp)

Januari

2069

3.000.000

Rp6.207.000.000

Februari

1934

3.000.000

Rp5.802.000.000

Maret

1902

3.000.000

Rp5.706.000.000

April

1673

3.000.000

Rp5.019.000.000

Mei

1835

3.000.000

Rp5.505.000.000

Juni

1987

3.000.000

Rp5.961.000.000

Juli

2100

3.000.000

Rp6.300.000.000

Agustus

2014

3.000.000

Rp6.042.000.000

September

2200

3.000.000

Rp6.600.000.000

Oktober

1893

3.000.000

Rp5.679.000.000

November

2143

3.000.000

Rp6.429.000.000

Desember

2130

3.000.000

Rp6.390.000.000

Sumber: Pengolahan Data

 

Dari tabel 13 nilai agregat output terbesar yaitu pada bulan September 2019 sebesar Rp.6.600.000.000.

Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial

Produktivitas parsial didapat dari perbandingan salah satu input terhadap output yang dihasilkan. Perhitungan indeks produktivitas parsial dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

IP Parsial = �x 100

Dimana:

IP Parsial������� = indeks produktivitas parsial

AOMP������������ = agregat output periode yang diukur

AOBP������������� = agregat output periode dasar

RIMP������������� = input periode yang diukur

RIBP�������������� = input periode dasar

Indeks produktivitas parsial tenaga kerja diperoleh dari perbandingan output yang dihasilkan dengan input tenaga kerja. Perhitungan indeks produktivitas parsial tenaga kerja pada periode Februari 2019 sebagai berikut.

IP Parsial Feb� = �x 100

IP Parsial Feb� = �x 100

IP Parsial Feb� = 103,13

Perhitungan indeks produktivitas tenaga kerja, material, energi, dan maintenance dilakukan dengan cara yang sama. Berikut hasil dari perhitungan indeks produktivitas parsial pada tabel 14

 

Tabel 14

Indeks Produktivitas Parsial

Produktivitas Parsial

Periode

Tenaga Kerja

Material

Energi

Maintenance

Januari

100,00

100,00

100,00

100,00

Februari

103,13

99,96

99,96

99,96

Maret

93,03

100,03

100,03

100,03

April

83,16

99,86

99,86

99,86

Mei

85,53

99,98

99,98

99,98

Juni

99,52

100,00

100,00

100,00

Juli

97,66

100,05

100,05

100,05

Agustus

95,10

100,07

100,07

100,07

September

113,13

100,06

100,06

100,06

Oktober

93,37

99,92

99,92

99,92

November

104,47

100,08

100,08

100,08

Desember

103,23

100,04

100,04

100,04

Sumber: Pengolahan Data

 

Perhitungan Indeks Produktivitas Total

Indeks produktivitas total diperoleh dari perbandingan output yang dihasilkan dengan total input. Perhitungan indeks produktivitas total dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

IP Total = �x 100

Dimana:

IP Total���������� = indeks produktivitas total

AOMP������������ = agregat output periode yang diukur

AOBP������������� = agregat output periode dasar

RIMP������������� = input periode yang diukur

RIBP�� ����������� = input periode dasar

Perhitungan indeks produktivitas total pada periode Februari 2019 adalah sebagai berikut.

IP Total���������� = �x 100

IP Total���������� = x 100

����������������������� = 102,23

Perhitungan indeks produktivitas total untuk periode selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama. Berikut adalah hasil dari perhitungan indeks produktivitas total pada tabel 15

 

Tabel 15

Indeks Produktivitas Total

Periode

Produktivitas Total

Januari

100,00

Februari

102,23

Maret

94,89

April

87,24

Mei

89,14

Juni

99,65

Juli

98,32

Agustus

96,44

September

109,14

Oktober

95,11

November

103,20

Desember

102,32

Sumber: Pengolahan Data

 

Pengolahan Data Menggunakan Metode Analisa SWOT

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data pada pengukuran produktivitas menggunakan metode Analisa Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT). Adapun tahapannya yaitu sebagai berikut.

Tahap Pengambilan Data

Pada tahap pengambilan data ini di bagi menjadi dua data yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Tahap pengambilan data dapat dilihat sebagai berikut.

Identifikasi Faktor Internal (IFAS)

Berikut identifikasi faktor Internal Factor Analysis Strategic (IFAS) dari analisa Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT).

A.  Strengths (Kekuatan)

Adapun kekuatan yang dimiliki oleh PT. XYZ yaitu sebagai berikut:

1.   Mutu dan kualitas produk terjamin

2.   Tidak terpengaruh kondisi cuaca

3.   Kemampuan managemen perusahaan

4.   Lokasi yang strategis

5.   Penerapan teknik dan teknologi pada setiap proyeknya

B.  Weaknesses (Kelemahan)

Adapun kelemahan yang dimiliki oleh PT. XYZ yaitu sebagai berikut:

1.   Harga lebih mahal dari segi produk

2.   Sumber daya manusia yang kurang memadai

3.   Terdapat pelanggaran disiplin pegawai

4.   Upaya peningkatan kualitas SDM belum maksimal

Identifikasi Faktor External (EFAS)

Berikut identifikasi faktor External Factor Analysis Strategic (EFAS) dari analisa Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT).

A.  Opportunities (Peluang)

Adapun peluang yang dimiliki oleh PT. XYZ yaitu sebagai berikut:

1.   Banyaknya proyek pembangunan infrastruktur saat ini

2.   Cuaca yang tidak menentu menjadikan beton pilihan yang baik

3.   Kepuasan konsumen

B.  Threats (Ancaman)

Adapun ancaman yang dimiliki oleh PT. XYZ yaitu sebagai berikut:

1.   Pertumbuhan pesaing yang cepat

2.   Kompetitor yang kompeten di bidangnya

3.   Langkanya bahan baku

Tahap Analisis

Setelah diperoleh data faktor internal dan faktor eksternal, selanjutnya dilakukan tahap analisis. Pada tahap analisis ini di bagi menjadi beberapa tahapan yaitu pembuatan matriks internal, matriks eksternal, dan matriks SWOT. Tahap analisis dapat dilihat sebagai berikut.

Matriks Internal

Berikut adalah hasil dari analisis matriks Internal Factor Analysis Strategic (IFAS) yang terdiri dari kekuatan (Strengths), dan kelemahan (Weaknesses), dapat dilihat pada tabel 16 dan tabel 17 sebagai berikut.

 

Tabel 16

Analisis Matrik IFAS Kekuatan

No.

Faktor Strategis Internal

Bobot

Rating

Bobot x Rating

Strength / Kekuatan

1.

Mutu dan kualitas produk terjamin

0,23

3,63

0,85

2.

Tidak terpengaruh kondisi cuaca

0,19

2,88

0,53

3.

Kemampuan managemen perusahaan

0,20

3,13

0,63

4.

Lokasi yang strategis

0,17

2,63

0,44

5.

Penerapan teknik dan teknologi pada setiap proyeknya

0,21

3,25

0,68

Total

 

1,00

15,50

3,14

Sumber: Pengolahan Data

 

Tabel 17

Analisis Matrik IFAS Kelemahan

No.

Faktor Strategis Internal

Bobot

Rating

Bobot x Rating

Weaknesses / Kelemahan

1.

Harga lebih mahal dari segi produk

0,27

2,88

0,77

2.

Sumber daya manusia yang kurang memadai

0,23

2,50

0,58

3.

Terdapat pelanggaran disiplin pegawai

0,24

2,63

0,64

4.

Upaya peningkatan kualitas SDM belum maksimal

0,26

2,75

0,70

Total

 

1,00

10,75

2,69

Sumber: Pengolahan Data

 

Berdasarkan hasil dari pengolahan data faktor internal yang menunjukkan matriks Internal Factor Analysis Strategic (IFAS) diperoleh nilai (total score) Kekuatan (Strengths) 3,14 dan Kelemahan (Weaknesses) 2,69.

 

 

 

Matriks Eksternal

Berikut adalah hasil dari analisis matrik External Factor Analysis Strategic (EFAS) yang terdiri dari peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats), dapat dilihat pada tabel 18 dan tabel 19 sebagai berikut.

 

Tabel 18

Analisis Matrik EFAS Peluang

No.

Faktor Strategis Eksternal

Bobot

Rating

Bobot x Rating

Opportunities / Peluang

1.

Banyaknya proyek pembangunan infrastruktur saat ini

0,35

3,75

1,31

2.

Cuaca yang tidak menentu menjadikan beton pilihan yang baik

0,31

3,38

1,06

3.

Kepuasan konsumen

0,34

3,63

1,22

Total

 

1,00

10,75

3,59

Sumber: Pengolahan Data

 

Tabel 19

Analisis Matrik EFAS Ancaman

No.

Faktor Strategis Eksternal

Bobot

Rating

Bobot x Rating

Threats / Ancaman

1.

Pertumbuhan pesaing yang cepat

0,37

3,13

1,15

2.

Kompetitor yang kompeten di bidangnya

0,34

2,88

0,97

3.

Langkanya bahan baku

0,29

2,50

0,74

Total

 

1,00

8,50

2,86

Sumber: Pengolahan Data

 

Berdasarkan hasil dari pengolahan data faktor external yang menunjukkan matrik External Factor Analysis Strategic (EFAS) diperoleh nilai (total score) Peluang (Opportunities) 3,59 dan Ancaman (Threats) 2,86.

Matriks SWOT

Berikut adalah hasil dari analisis matrik Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT), dapat dilihat pada tabel 20 sebagai berikut.

 

Tabel 20

Matrik SWOT

������������� ��������������Internal

 

 

 

 

 

 

 

Eksternal

Kekuatan (Strength):

1.    Mutu dan kualitas produk terjamin

2.    Tidak terpengaruh kondisi cuaca

3.    Kemampuan managemen perusahaan

4.    Lokasi yang strategis

5.    Penerapan teknik dan teknologi pada setiap proyeknya

Kelemahan (Weaknesses):

1.    Harga lebih mahal dari segi produk

2.    Sumber daya manusia yang kurang memadai

3.    Terdapat pelanggaran disiplin pegawai

4.    Upaya peningkatan kualitas SDM belum maksimal

 

Peluang (Opportunities):

1.      Banyaknya proyek pembangunan infrastruktur saat ini

2.      Cuaca yang tidak menentu menjadikan beton pilihan yang baik

3.      Kepuasan konsumen

 Strategi SO:

1.    Pengembangan SDM

2.    Pengembangan skala usaha

Strategi WO:

1.      Pengembangan SDM

2.      Penambahan tenaga kerja

Ancaman (Threats):

1.      Pertumbuhan pesaing yang cepat

2.      Kompetitor yang kompeten di bidangnya

3.      Langkanya bahan baku

 Strategi ST:

1.      Mempertahankan mutu produk

2.      Menjamin kualitas produk

3.      Produksi berkelanjutan

4.      Menambah Mitra Kerja

Strategi WT:

1.      Pengembangan SDM

2.      Mempertahankan mutu produk

3.      Menjaga kepercayaan konsumen

4.      Membuat peraturan

Sumber: Pengolahan Data

 

1.   Strategi SO (Strength Opportunity)

Strategi SO (Strength Opportunity) merupakan strategi yang diperoleh dari memanfaatkan kekuatan untuk mendapatkan peluang yang sebesar-besarnya. Berikut ini adalah Strategi dari SO (Strength Opportunity).

a.   Pengembangan SDM

Karyawan PT.XYZ terdiri dari manajer, bagian teknik dan mutu, bagian perencanaan dan evaluasi produksi, bagian peralatan, bagian keuangan dan sumber daya manusia, bagian produksi, bagian K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dibekali dengan keterampilan produksi dengan turun langsung ke lapangan dan diadakan pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia (SDM).

b.   Pengembangan skala usaha

Untuk memenuhi tingginya permintaan konsumen, perusahaan melakukan pengembangan usaha dengan pembukaan area produksi baru yang berlokasi di Winong. Dengan pengembangan tersebut produksi dapat ditingkatkan untuk memenuhi target produksi serta menjaga kualitas produk.

2.   Strategi WO (Weaknesses Opportunity)

Strategi WO (Weaknesses Opportunity) merupakan strategi yang diperoleh dari meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Berikut ini adalah Strategi dari WO (Weaknesses Opportunity).

a.   Penambahan tenaga kerja

Perusahaan telah melakukan perekrutan karyawan baru yang memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing misalnya pada bidang operasional, produksi, dan administrasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga ahli yang ada, masih ada beberapa karyawan-karyawan yang bekerja bukan pada bidang keahliannya. Oleh karena itu, penambahan tenaga ahli dimaksudkan agar setiap karyawan dapat bekerja sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

3.   Strategi ST (Strength Threat)

Strategi ST (Strength Threat) merupakan strategi yang diperoleh dari memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Berikut ini adalah Strategi dari ST (Strength Threat).

a.   Mempertahankan mutu produksi

Keberhasilan perusahaan menembus pasar ekspor disebabkan oleh kemampuan dalam menangani sistem produksi, sehingga mampu menghasilkan produksi beton dengan kualitas unggul yang berpenampilan kuat dan kokoh, menambah nilai ekonomis dan daya tahan produk. Perusahaan mempertahankan produknya dengan mempertahankan SOP (Standar Operasional Produksi) dalam penerimaan material produksi, dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bahaya seperti kecelakaan kerja.

b.   Menjamin kualitas produk

Dengan banyaknya proyek pembangunan infrastruktur saat ini, sehingga meningkatkan produksi pembuatan beton maka, PT. XYZ menerapkan standar ISO 9000 sebagai standar sistem manajemen mutu untuk menjamin kualitas produk secara keseluruhan.

c.   Produksi berkelanjutan

Untuk memenuhi permintaan produksi, perusahaan mempersiapkan tenaga kerja ahli dan profesional yang siap memproduksi berdasarkan pesanan/permintaan para konsumen.

d.   Menambah mitra kerja

Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan bahan baku / material produksi, maka PT. XYZ melakukan penambahan mitra kerja di beberapa perusahaan, sehingga produksi bisa memenuhi target dan tidak mengalami keterlambatan pada saat proses pengiriman.

4.   Strategi WT (Weaknesses Threat)

Strategi WT (Weaknesses Threat) merupakan strategi yang diperoleh dari meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman. Berikut ini adalah Strategi dari WT (Weaknesses Threat).

a.   Menjaga kepercayaan konsumen

Perusahaan selalu menjaga kepercayaan konsumen untuk memenuhi permintaan produk. Adapun upaya yang dilakukan dalam menjaga kepercayaan produk dengan mempertahankan konsumen yaitu dengan cara menjaga kualitas/mutu produk dengan mempertahankan teknik produksi secara baik sesuai SOP (Standar Operasional Produksi).

b.   Membuat peraturan

Untuk membuat pegawai menjadi disiplin, maka perusahaan membuat peraturan yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu hukuman disiplin ringan berupa teguran lisan dan teguran tertulis, hukuman disiplin sedang berupa penurunan pangkat selama satu tahun, dan hukuman disiplin berat berupa pemberhentian dengan tidak hormat sebagai pegawai. Dengan ketentuan jumlah hari tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah yaitu, 5-15 hari kerja untuk hukuman disiplin ringan, 16-30 hari kerja untuk hukuman disiplin sedang, dan 31-50 hari kerja lebih untuk hukuman disiplin berat.

Tahap Pengambilan Keputusan

Setelah diperoleh tahap analisis, selanjutnya dilakukan tahap pengambilan keputusan. Pada tahap pengambilan keputusan ini menggunakan analisis kuadran. Analisis kuadran diperoleh dari hasil analisa Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) yang merupakan analisis dari berbagai kondisi baik secara internal maupun eksternal pada PT. XYZ. Kemudian hal tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk merancang suatu strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki, serta untuk menghadapi ancaman yang ada saat ini maupun yang akan datang, dengan mengoptimalkan kekuatan serta peluang yang dimiliki perusahaan.

Untuk dapat mengetahui letak kuadran, maka strategi pada analisa Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) ini dibagi menjadi formula sumbu X dan Y, dimana yang berada pada sumbu X yaitu nilai dari Internal Factor Analysis Strategic (IFAS) yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, sedangkan pada sumbu Y yaitu nilai dari External Factor Analysis Strategic (EFAS) terdiri dari peluang dan ancaman. Kemudian nilai dari perhitungan X dan Y akan dimasukkan ke dalam garis bilangan absis-ordinat.

Berdasarkan dari hasil pengolahan data pada matrik evaluasi internal serta matrik evaluasi eksternal, dihasilkan nilai dari masing-masing matriks yang akan dijadikan sebagai acuan untuk dapat mengetahui analisis kuadrannya. Pada hasil analisis internal telah didapatkan hasil total faktor internal kekuatan sebesar 3,14, dan nilai dari kelemahan yang dimiliki perusahaan sebesar 2,69, sedangkan pada faktor eksternal peluang nilai diperoleh sebesar 3,59, dan nilai ancaman sebesar 2,86 berikut ini adalah penentuan nilai pada sumbu X dan sumbu Y.

1.   Nilai matriks evaluasi internal (sumbu X)

= Total score kekuatan � Total score kelemahan

= 3,14 � 2,69

= 0,44

2.   Nilai evaluasi eksternal (sumbu Y)

= Total score peluang � Total score ancaman

= 3,59 � 2,86

=� 0,73

Analisis kuadran merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan empat pilihan strategi, dan memilih strategi yang paling sesuai dengan perusahaan.

Gambar 1

Analisis Kuadran

 

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada titik kuadran I, yaitu situasi perusahaan menguntungkan karena memiliki peluang dan juga kekuatan, dimana perusahaan memiliki keunggulan bersaing pada industri yang stabil. Situasi seperti ini maka yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (strategi agresif).

Analisa Hasil Pengukuran

Setelah melakukan pengolahan data maka langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil dari pengolahan data untuk mengetahui tingkat produktivitas dari hasil pengukuran menggunakan metode Marvin E. Mundel dan penyebab menurunnya produksi menggunakan Analisa Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT).

Analisa Hasil Pengukuran Menggunakan Metode Marvin E. Mundel

Berikut hasil analisa dari pengukuran produktivitas menggunakan metode Marvin E. Mundel yaitu terdiri dari indeks produktivitas parsial dan indeks produktivitas total.

Indeks Produktivitas Parsial

Indeks Produktivitas parsial adalah perbandingan dari output dengan salah satu input yang terdiri dari tenaga kerja, material, energi, dan maintenance.

Indeks Produktivitas Tenaga Kerja

Pada pengukuran indeks produktivitas tenaga kerja cenderung fluktuatif (turun-naik). Indeks produktivitas tenaga kerja yang memiliki nilai produktivitas tertinggi yaitu pada periode September 2019 sebesar 113,13%. Dan indeks terendah yaitu pada periode April 2019 sebesar 83,16%.

Gambar 2

Grafik Produktivitas Tenaga Kerja

 

Berdasarkan gambar 2 grafik produktivitas tenaga kerja, penurunan indeks produktivitas tenaga kerja disebabkan oleh kualitas dan kemampuan tenaga kerja yang kurang memadai sehingga masih banyak jam kerja yang tidak efektif, hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada perusahaan.

Indeks Produktivitas Material

Pada pengukuran indeks produktivitas material cenderung fluktuatif (turun-naik). Indeks produktivitas material yang memiliki nilai produktivitas tertinggi yaitu pada periode November 2019 sebesar 100,08%. Dan indeks terendah yaitu pada periode April 2019 sebesar 99,86%.

 

Gambar 3

�Grafik Produktivitas Material

 

Berdasarkan gambar 3 grafik produktivitas material, penurunan indeks produktivitas material disebabkan oleh keterlambatan pengiriman material dari supplier dan material yang tidak sesuai dengan standar quality control perusahaan sehingga hal tersebut menghambat proses produksi.

Indeks Produktivitas Energi

Pada pengukuran indeks produktivitas energi cenderung fluktuatif (turun-naik). Indeks produktivitas energi yang memiliki nilai produktivitas tertinggi yaitu pada periode November 2019 sebesar 100,08%. Dan indeks terendah yaitu pada periode April 2019 sebesar 99,86%.

 

Gambar 4

Grafik Produktivitas Energi

 

Berdasarkan gambar 4 grafik produktivitas energi, penurunan indeks produktivitas energi disebabkan oleh kenaikan harga biaya energi yang terus mengalami inflasi.

Indeks Produktivitas Maintenance

Pada pengukuran indeks produktivitas maintenance cenderung fluktuatif (turun-naik). Indeks produktivitas maintenance yang memiliki nilai produktivitas tertinggi yaitu pada periode November 2019 sebesar 100,08%. Dan indeks terendah yaitu pada periode April 2019 sebesar 99,86%.

 

Gambar 5

Grafik Produktivitas Maintenance

 

Berdasarkan gambar 5 grafik produktivitas maintenance, penurunan indeks produktivitas maintenance disebabkan oleh kerusakan pada mesin produksi sehingga biaya maintenance yang di keluarkan relatif mahal.

Indeks Produktivitas Total

Pada pengukuran indeks produktivitas total cenderung fluktuatif (turun-naik). Indeks produktivitas total yang memiliki nilai produktivitas tertinggi yaitu pada periode September 2019 sebesar 109,14%. Dan indeks terendah yaitu pada periode April 2019 sebesar 87,24%. Hal tersebut perlu di perhatikan oleh perusahaan agar produktivitas bisa mengalami peningkatan setiap bulannya.

 

Gambar 6

Grafik Produktivitas Total

 

Analisa Hasil Pengukuran Menggunakan Metode Analisa SWOT

Analisa hasil dari pengukuran menggunakan metode analisa SWOT berdasarkan dari perhitungan nilai evaluasi internal dan eksternal yang telah dilakukan, menunjukkan nilai S > W dan O > T sehingga menghasilkan perhitungan pada sumbu X dan sumbu Y dengan titik koordinat (0,44; 0,73) dan strategi yang dapat diterapkan pada kondisi ini yaitu mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (strategi agresif).

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perusahaan yang harus dikembangkan. Secanggih apapun teknologi maupun mesin, sumber daya manusia tidak dapat digantikan dengan apapun. Karena hanya manusia yang memiliki kemampuan untuk merencanakan dan membuat inovasi yang tidak bisa dilakukan oleh mesin. Oleh karena itu, sumber daya manusia (SDM) merupakan unsur yang paling penting yang harus dikelola dengan baik. Salah satu metode yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yaitu dengan mengadakan pelatihan sesuai dengan kompetensi, yang didasarkan pada analisis kebutuhan dan target yang diharapkan (Wahyuni, 2017).

Strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh PT. XYZ untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan, serta meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh pegawai yaitu dengan meningkatkan jumlah pegawai dan menambah ilmu pengetahuan atau pelatihan untuk pegawai sesuai dengan spesifikasi dan keahlian di bidangnya masing-masing, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kinerja pegawai dan motivasi untuk giat dalam bekerja. Kemudian untuk memenuhi tingginya permintaan konsumen, perusahaan melakukan pengembangan usaha dengan pembukaan area produksi baru yang berlokasi di Winong. Dengan pengembangan tersebut produksi dapat ditingkatkan untuk memenuhi target produksi serta menjaga kualitas produk.

Hal tersebut didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mahaputra (2018), yang menyatakan bahwa kontrol sumber daya manusia (SDM) yang buruk mengakibatkan terjadinya penurunan. Oleh karena itu, dengan memprioritaskan kontrol sumber daya manusia (SDM) yang profesional akan membuat kualitas perusahaan lebih terkontrol dengan baik, yaitu dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM), menambah sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan kompeten, dan menyesuaikan jumlah pegawai.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisa produktivitas yang sudah dilakukan pada produksi tiang pancang, diperoleh kesimpulan yaitu

Dari hasil pengukuran analisa produktivitas dengan menggunakan metode Marvin E. Mundel menunjukkan bahwa tingkat produktivitas cenderung fluktuatif (turun-naik). Indeks produktivitas tenaga kerja tertinggi pada periode September 2019 sebesar 113,13%, dan indeks terendah pada periode April 2019 sebesar 83,16%. Indeks produktivitas material tertinggi pada periode November 2019 sebesar 100,08%, dan indeks terendah pada periode April 2019 sebesar 99,86%. Indeks produktivitas energi tertinggi pada periode November 2019 sebesar 100,08%, dan indeks terendah pada periode April 2019 sebesar 99,86%. Indeks produktivitas maintenance tertinggi pada periode November 2019 sebesar 100,08%, dan indeks terendah pada periode April 2019 sebesar 99,86%.

Dari hasil analisa menggunakan metode Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT), diperoleh matrik SWOT menggunakan strategi SO (Strength Opportunity) menghasilkan beberapa strategi yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan skala usaha. Sedangkan strategi WO (Weaknesses Opportunity) menghasilkan beberapa strategi yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan penambahan tenaga kerja. Sedangkan strategi ST (Strength Threat) menghasilkan beberapa strategi yaitu mempertahankan mutu produk, menjamin kualitas produk, produksi berkelanjutan, dan menambah mitra kerja. Sedangkan strategi WT (Weaknesses Threat) menghasilkan beberapa strategi yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM), mempertahankan mutu produk, menjaga kepercayaan konsumen, dan membuat peraturan.

Secara keseluruhan pengukuran dengan menggunakan metode Marvin E. Mundel pada perusahaan PT. XYZ mendapatkan hasil indeks produktivitas total tertinggi pada periode September 2019 sebesar 109,14%, dan indeks terendah pada periode April 2019 sebesar 87,24%. Penurunan produktivitas disebabkan oleh kualitas dan kemampuan tenaga kerja yang kurang memadai, keterlambatan pengiriman material dari supplier dan material yang tidak sesuai dengan standar quality control perusahaan, kenaikan harga biaya energi yang terus mengalami inflasi, kerusakan pada mesin produksi sehingga biaya maintenance yang di keluarkan relatif mahal.

Strategi yang dapat diambil dari hasil analisa menggunakan metode Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) adalah strategi SO (Strengths Opportunities). Karena PT. XYZ berada pada titik kuadran I dimana situasi perusahaan sangat menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan, sehingga perusahaan dapat bersaing pada industri yang stabil. Strategi yang harus diterapkan untuk situasi seperti ini yaitu mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (strategi agresif), dengan mendukung pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dan pengembangan skala usaha perusahaan.


BIBLIOGRAFI

 

Andrie, Hakim, Rizal Syarifuddin, Suci Fatmawati. 2019. �Analisa Produktivitas dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel dalam Menentukan Produktivitas pada Usaha Minuman Thai Tea Hausq di Makassar�. Makassar: Universitas Islam Makassar. Vol. 14. No. 1. Hal. 1984-1987.

 

Aponno, Chrestiana, Septiana L. Siahaya. 2017. �Pengukuran Produktivitas Kinerja Usaha Mikro Gula Merah Saparua�. Ambon: Politeknik Negeri Ambon. Vol 6. No. 2. Hal. 7-11.

 

Chandra, Riny. 2017. �Pengaruh Lingkungan dan Kesejahteraan Terhadap Etos Kerja Karyawan PTPN I Pulau Tiga di Aceh Tamiang�. Universitas Samudra. Fakultas Ekonomi. Vol. 6. No. 2. Hal. 760-769.

 

Darmadi. 2018. �Manajemen Sumber Daya Manusia Kekepalasekolahan�. Edisi 1, Cetakan 1. Deepublish, Yogyakarta.

 

Dishongh, Burl E. 2003. �Pokok-Pokok Teknologi Struktur untuk Konstruksi dan Arsitektur�. Erlangga, Jakarta.

 

Fithri, Prima, Regina Yulinda Sari. 2015. �Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Alsintan CV. Cherry Sarana Agro�. Universitas Andalas. Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Industri. Vol. 14. No. 1. Hal. 138-155.

 

Mahaputra, Muhammad Syafaruddin, Noneng Nurhayati, Amalia Suciani Tobano. 2018. �Pengukuran Kinerja Perusahaan Produktivitas Menggunakan Marvin E. Mundel dan Analisa SWOT pada PT. Esbe Gas Putra Bandung�. Universitas Islam Nusantara. Vol. 1. No. 1. Hal. 21-29.

 

Manullang, M. M. 2020. �Analisis Pengukuran Produktivitas dengan Menggunakan Metode Mundel dan APC di PT. X�. Vol. 2. No.1. Hal. 1-6.

 

Marimin. 2004. �Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk�. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

 

Muayyad, Deden Misbahudin, Ade Irma Oktafia Gawi. 2016. �Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Bank Syariah X Kantor Wilayah II�. Universitas Trisakti. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Vol. 9. No. 1. Hal. 79-102.

 

Rahmayati H. M. 2015. �Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran Udang Beku PT. Mustika Mina Nusa Aurora Tarakan, Kalimantan Utara�. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Vol. 4. No. 1. Hal. 60-67.

 

Rangkuti, Freddy. 2006. �Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21�. Cetakan Keempat Belas. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

 

Rismayadi, Budi. 2015. �Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Karyawan�. Vol. 1. No. 1. Hal. 1-16.

 

Saputra, Aseptiana Angga. 2017. �Pengaruh Lingkungan Kerja dan SOP Terhadap Produktivitas Karyawan PT. Fujifilm Indonesia�. Institut Bisnis dan Multimedia ASM. Vol. 1.� No. 1. Hal. 21-30.

 

Sujaya, Dedi Herdiansah, Tito Hardiyanto, Agus Yuniawan Isyanto. 2018. �Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas Usaha Tani Mina Padi di Kota Tasikmalaya�. Universitas Galuh. Fakultas Pertanian. Vol. 4. No. 1. Hal. 25-39.

 

Suparno, Nur Hamidah. 2019. �Analisis Pengukuran Produktivitas Menggunakan Metode Marvin E. Mundel�. Gresik: Universitas Qomaruddin. Vol. 8. No. 2. Hal. 121-131.

 

Wahyuni, Hana Catur. 2017. �Analisa Produktivitas�. Cetakan Pertama. UMSIDA Press, Sidoarjo.

 

Copyright holder:

Felly Denia Rochman, Boy Isma Putra (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: