Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 9, September 2022
ANALISA BEBAN KERJA MENGGUNAKAN WORK SAMPLING DAN NASA-TLX UNTUK
MENENTUKAN JUMLAH OPERATOR BAGIAN WORK
CAGING
Faizal
Mega Hardiansyah, Boy Isma Putra
Prodi
Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Pada operator di
departemen work caging pada PT. XYZ Pasuruan
menerima beban kerja yang tidak merata dan mempengaruhi keadaan operator saat
menyelesaikan pekerjaan. Hal tersebut menyebabkan kurangnya tingkat
produktivitas pada operator wire caging sebesar 68%. Maka perlu dilakukan
analisis agar dapat mengetahui nilai performance
level dan nilai beban kerja mental karyawan. Metode
yang digunakan yaitu Work Sampling untuk menghitung performance level dan The
National Aeronautical an Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) yang
digunakan untuk menganalisis beban kerja mental yang dihadapi oleh pekerja yang
harus melaksanakan berbagai aktivitas dan pekerjaannya. Dengan mengetahui performance level dan
tingkat beban kerja mental karyawan, hal ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan perusahaan untuk mengambil keputusan dalam penambahan jumlah
karyawan atau perubahan strategi dalam melaksanakan pekerjaan.
Kata Kunci:�� Produktivitas, Work Sampling, NASA-TLX
Abstract
The operator in the work caging department at PT. XYZ Pasuruan receives an uneven workload and affects the operator's
condition when completing work. This causes a low level of productivity in wire
caging operators by 68%. So it is necessary to do an analysis in order to know
the value of performance level and the value of employee mental workload. The
methods used are Work Sampling to calculate performance levels and The National
Aeronautical and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) which is used
to analyze the mental workload faced by workers who have to carry out various
activities and jobs. By knowing the performance level and mental workload level
of employees, it is hoped that this can be used as a consideration for the
company to make decisions in increasing the number of employees or changing
strategies in carrying out work.
�
Keywords: Productivity, Work Sampling, NASA-TLX
Pendahuluan
PT. XYZ Pasuruan adalah salah satu perusahaan
anak PT. XYZ yang bergerak dalam industri beton
pracetak. Sebagai badan usaha milik negara PT.
XYZ ini
berdiri pada tahun 1960 serta memulai kegiatannya sebagai perusahaan instalator
listrik. Berkembangnya industri beton pracetak dimulai pada tahun 1978 dengan
mengeluarkan produk pertamanya yaitu Tiang Listrik Beton Prategang berpenampang
H untuk keperluan PLN. Agar memenuhi permintaan pelanggan, maka selain Tiang
Listrik prategang berpenampang H dikembangkan juga Tiang Listrik Bulat Berongga
dengan sistem sentrifugal. Sistem sentrifugal ini pada perkembangannya
digunakan juga untuk produksi produk Tiang Beton lainnya termasuk Tiang
Pancang, Disamping itu PT. XYZ
juga mengembangkan produk-produk beton pracetak lainnya seperti Balok Jembatan,
Dinding Penahan Tanah, Pipa, Bantalan Jalan Rel, dan lain-lain. Proses
produksinya PT. XYZ
meliputi: proses
perakitan besi (Wire Caging) diameter 3 meter-40 meter, dan dikirim di setiap jalur
menggunakan bahan baku split cor, semen, pasir, besi PC Bar (PC WIRE), Besi
polos, Plat Sambung, Plat Selubung, dan admixture berbeda-beda, masing masing
jalur terdapat Admixture berbeda.
Proses produksi di PT.
XYZ berawal
dari proses perakitan besi (Wire Caging) sampai dengan penyelesaian akhir
(Finishing). Dibalik produk beton yang berkualitas terdapat permasalahan pada
departemen work caging. Yaitu dari hasil data mesin yang ada di work caging
berupa mesin heading dengan jumlah operator 2 orang dan jumlah mesin 2, untuk
mesin potong jumlah operator mesin nya
6 orang dan jumlah mesin 6, untuk mesin wire caging jumlah mesin operator 2 dan
jumlah mesinnya 4, mesin hoist crane jumlah operator 1 dan jumlah mesin 1,
untuk mesin compresor jumlah operator mesin 4 dengan jumlah mesinnya 4,
sedangkan untuk mesin penarik jumlah operatornya 3 dan untuk mesinnya sendiri
ada 3. Dari data tersebut yang
akan diamati adalah mesin wire caging karena kurangnya tingkat produktivitas
operator wire caging sebesar 77%. Hal itu disebabkan operator work caging tidak
bisa fokus pada pekerjaannya dan sering berpindah pindah. Disamping itu operator pada departemen Work Caging di PT.
XYZ sering
merasakan gejala-gejala kelelahan saat sedang bekerja. Beberapa gejalanya
seperti tidak konsentrasi, perasaan lesu, ngantuk dan pusing, respon lambat,
kehilangan gairah bekerja dan kurang waspada.
Berdasarkan data tersebut
dapat disimpulkan operator mesin pada departemen work caging mendapatkan beban
kerja yang tinggi baik secara fisik maupun mental, hal itu dapat merugikan
perusahaan jika terdapat kecelakaan kerja. Oleh karena itu agar mengetahui
tingkat beban kerja mental karyawan digunakan metode The National Aeronautical
an Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) pada bagian Wire Caging.
Metode NASA TLX yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis beban kerja
mental yang dihadapi oleh pekerja yang harus melaksanakan berbagai aktivitas
dan pekerjaannya.
Dengan mengetahui
performance level dan tingkat beban kerja mental karyawan, hal ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk mengambil keputusan
selanjutnya, dalam penambahan jumlah karyawan atau perubahan strategi dalam
melaksanakan pekerjaan.
Secara umum tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
yang diterima oleh karyawan
pada bagian work caging pada PT.
XYZ. Sedangkan
secara khusus tujuan dari penelitian
ini adalah:
1.
Mengetahui nilai performance level menggunakan metode work sampling.
2.
Mengetahui nilai beban
kerja mental karyawan PT.
XYZ pada bagian
work caging menggunakan metode
NASA-TLX.
Manfaat dari hasil
penelitian ini adalah sebagai acuan perusahaan mengetahui produktivitas dan nilai beban kerja
mental karyawan pada bagian
work caging. Selain itu dapat menemukan permasalahan yang nyata dan langsung dalam dunia perindustrian. Mengimplementasikan
secara ilmiah serta mampu memberikan
solusi terhadap penyelesaian masalah dengan sebaik mungkin.
Metode
Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang
beralamat di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. Data diambil secara
langsung dengan melakukan kunjungan kerja ke departemen Work Caging. Data
primer yang digunakan adalah data waktu kunjungan kerja dan performance level.
Data sekunder didapatkan dari pembagian kuesioner dan wawancara di departemen Work
Caging.
Hasil
Penelitian dan
Pembahasan
Pengumpulan Data Work Caging
�������� Pengumpulan
data sendiri dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap operator work caging yang berjumlah 2 orang.
Pengumpulan data sendiri melalui beberapa tahap yaitu penentuan jadwal
pengamatan, penentuan kelonggaran (allowance),
menentukan status operasi (produktif/idle), beserta uji keseragaman data.
Penentuan Jadwal
Pengamatan Operator 1
�� Penentuan jadwal
pengamatan bertujuan untuk mendapatkan waktu pengamatan secara random,
digunakan untuk mengetahui kegiatan produktif atau tidak yang dilakukan oleh
operator. Pengamatan dilaksanakan mulai pukul 07.00 hingga pukul 15.00,
dipotong waktu istirahat pada pukul 12.20 sampai dengan pukul 12.55. Interval
waktu pengamatannya adalah 5 menit. Adapun penentuan nilai kunjungan sampling
kerja adalah dengan cara membagi total jam pengamatan dengan interval
pengamatan.
Nilai Kunjungan = �= �= 96
Setelah diketahui bahwa
nilai maksimal kunjungan adalah 84 maka angka yang lebih besar dari nilai
kunjungan tersebut tidak dapat digunakan. Penentuan jadwal pengamatan diperoleh
dari tabel bilangan acak:
Tabel 1
Bilangan Random
74 |
13 |
39 |
35 |
22 |
76 |
51 |
94 |
84 |
86 |
79 |
57 |
95 |
13 |
91 |
17 |
31 |
61 |
95 |
46 |
63 |
38 |
75 |
93 |
29 |
81 |
83 |
83 |
04 |
49 |
92 |
79 |
43 |
89 |
79 |
48 |
40 |
35 |
94 |
22 |
64 |
71 |
06 |
21 |
66 |
06 |
94 |
76 |
10 |
08 |
Dalam melakukan work
sampling kunjungan-kunjungan yang dilakukan harus dalam waktu-waktu yang
acak dari bilangan tersebut angka-angka yang berulang (tanda biru) dihapus atau
dieliminasi. Kemudian diurutkan dari angka terkecil sampai terbesarnya, dan
bilangan random dikalikan dengan
interval waktu setiap pengamatanya.
1.
Mengurutkan nilai tabel
bilangan acak dari terbesar sampai terkecil.
04,
06, 08, 10, 13, 21, 22, 29, 31, 35, 38, 39, 40, 43, 46, 48, 49, 51, 57, 61, 64,
66, 71, 74, 75, 76, 77, 79, 81, 83, 84, 86, 89, 91, 92, 93, 94, 95.
2.
Mengurutkan nilai
pengamatan yang digunakan untuk waktu kunjungan
Tabel 2
Jumlah Pengamatan yang Sudah Diurutkan
4 |
21 |
35 |
46 |
61 |
58 |
75 |
84 |
94 |
6 |
22 |
38 |
48 |
64 |
60 |
76 |
86 |
95 |
8 |
29 |
39 |
49 |
66 |
61 |
79 |
89 |
|
10 |
31 |
40 |
51 |
71 |
62 |
81 |
91 |
|
13 |
35 |
43 |
57 |
74 |
63 |
83 |
92 |
|
Tabel hasil pengamatan
yang dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00, waktu kunjungan :
Nilai DOA (Degree
Of Accuracy)
(s) = 5% = 0,05
Tabel 3
Jam Waktu Kunjungan
No. |
Bilangan
Random |
BR
x 5 menit |
Akumulasi
menit/pengamatan |
Jam
Mulai |
Waktu
Pengamatan |
1 |
4 |
20 |
0.20.00 |
07.00.00 |
07.20.00 |
2 |
6 |
30 |
0.30.00 |
07.00.00 |
07.30.00 |
3 |
8 |
40 |
0.40.00 |
07.00.00 |
07.40.00 |
4 |
10 |
50 |
0.50.00 |
07.00.00 |
07.50.00 |
5 |
13 |
65 |
1.05.00 |
07.00.00 |
08.05.00 |
6 |
21 |
105 |
1.45.00 |
07.00.00 |
08.45.00 |
7 |
22 |
110 |
1.50.00 |
07.00.00 |
08.50.00 |
8 |
29 |
145 |
2.25.00 |
07.00.00 |
09.25.00 |
9 |
31 |
155 |
2.35.00 |
07.00.00 |
09.35.00 |
10 |
35 |
175 |
2.55.00 |
07.00.00 |
09.55.00 |
11 |
38 |
190 |
3.10.00 |
07.00.00 |
10.10.00 |
12 |
39 |
195 |
3.11.00 |
07.00.00 |
10.15.00 |
13 |
40 |
200 |
3.20.00 |
07.00.00 |
10.20.00 |
14 |
43 |
215 |
3.35.00 |
07.00.00 |
10.35.00 |
15 |
46 |
230 |
3.50.00 |
07.00.00 |
10.50.00 |
16 |
48 |
240 |
4.00.00 |
07.00.00 |
11.00.00 |
17 |
49 |
245 |
4.05.00 |
07.00.00 |
11.05.00 |
18 |
51 |
255 |
4.15.00 |
07.00.00 |
11.15.00 |
19 |
57 |
285 |
4.45.00 |
07.00.00 |
11.45.00 |
20 |
61 |
305 |
5.05.00 |
07.00.00 |
12.05.00 |
21 |
66 |
320 |
5.20.00 |
07.00.00 |
12.20.00 |
22 |
71 |
330 |
5.30.00 |
07.00.00 |
12.30.00 |
23 |
74 |
355 |
5.55.00 |
07.00.00 |
12.55.00 |
24 |
75 |
370 |
6.10.00 |
07.00.00 |
13.10.00 |
25 |
76 |
375 |
6.15.00 |
07.00.00 |
13.15.00 |
26 |
77 |
380 |
6.20.00 |
07.00.00 |
13.20.00 |
27 |
79 |
385 |
6.25.00 |
07.00.00 |
13.25.00 |
28 |
81 |
395 |
6.40.00 |
07.00.00 |
13.40.00 |
29 |
83 |
405 |
6.50.00 |
07.00.00 |
13.50.00 |
30 |
84 |
415 |
7.00.00 |
07.00.00 |
14.00.00 |
31 |
86 |
420 |
7.05.00 |
07.00.00 |
14.05.00 |
32 |
89 |
430 |
7.15.00 |
07.00.00 |
14.15.00 |
33 |
91 |
445 |
7.30.00 |
07.00.00 |
14.30.00 |
34 |
92 |
460 |
7.40.00 |
07.00.00 |
14.40.00 |
35 |
93 |
465 |
7.45.00 |
07.00.00 |
14.45.00 |
36 |
93 |
465 |
7.50.00 |
07.00.00 |
14.50.00 |
37 |
94 |
470 |
7.55.00 |
07.00.00 |
14.55.00 |
38 |
95 |
475 |
8.00.00 |
07.00.00 |
15.00.00 |
Waktu kunjungan tersebut dilakukan untuk
mengamati. Pengamatan dilakukan selama tiga puluh delapan untuk pengambilan
data waktu kunjungan.
Penentuan
Kelonggaran (Allowance)
�� Penentuan Kelonggaran (Allowance) akan menghentikan kerja dan membutuhkan waktu khusus
untuk keperluan diluar kegiatan produktif, seperti istirahat sejenak melepas
lelah dan kebutuhan pribadi. Nilai kelonggaran ditentukan berdasarkan dengan
beberapa faktor yang berpengaruh.
Tabel 4
Allowance Pelaksanaan Pekerjaan Work Caging
No. |
Faktor |
|
Nilai |
1. |
Sholat |
|
0,03 |
2. |
Buang Air Besar |
|
0,03 |
3. |
Buang Air Kecil |
|
0,01 |
4. |
Aktivitas Makan Siang |
|
0,04 |
Total Allowance |
0,11 |
�������� Total nilai allowance
diberikan sebesar 0,11 atau 11% dan diasumsikan sama untuk semua pekerja yang
termasuk pada objek penelitian dengan rincian nilai allowance sholat 0,03, buang air kecil 0,03, buang air kecil 0,01,
aktivitas makan siang dengan nilai 0,04.
Penentuan
Status Operasi (Produktif/Idle)
�������� Berikut adalah tabel penentuan status
operasi dapat dilihat pada Tabel
5 di bawah ini.
Tabel 5
Jam
Kunjungan Kerja dan Status Operasi (Produktif/Idle)
No |
Jam Waktu Kunjungan (menit) |
Status Operator |
|
Produktif |
Idle |
||
1. |
07.20.00 |
|
|
2. |
07.30.00 |
|
|
3. |
07.40.00 |
|
|
4. |
07.50.00 |
|
|
5. |
08.05.00 |
|
|
6. |
08.45.00 |
|
|
7. |
08.50.00 |
|
|
8. |
09.25.00 |
|
|
9. |
09.35.00 |
|
|
10. |
09.55.00 |
|
|
11. |
10.10.00 |
|
|
12. |
10.15.00 |
|
|
13. |
10.20.00 |
|
|
14. |
10.35.00 |
|
|
15. |
10.50.00 |
|
|
16. |
11.00.00 |
|
|
17. |
11.05.00 |
|
|
18. |
11.15.00 |
|
|
19. |
11.45.00 |
|
|
20. |
12.05.00 |
|
|
21. |
12.20.00 |
|
|
22. |
12.30.00 |
|
|
23. |
12.55.00 |
|
|
24. |
13.10.00 |
|
|
25. |
13.15.00 |
|
|
26. |
13.20.00 |
|
|
27. |
13.25.00 |
|
|
28. |
13.40.00 |
|
|
29. |
13.50.00 |
|
|
30. |
14.00.00 |
|
|
31. |
14.05.00 |
|
|
32. |
14.15.00 |
|
|
33. |
14.30.00 |
|
|
34. |
14.40.00 |
|
|
35. |
14.45.00 |
|
|
36. |
14.50.00 |
|
|
37. |
14.55.00 |
|
|
38. |
15.00.00 |
|
|
Total |
31 |
7 |
1.
Prosentase
Produktif
Berikut adalah perhitungan menentukan prosentase
produktif :
P= �x 100%
�� = �x 100%
�� = 0,82 x
100%
� = 82%
2.
Prosentase
Non Produktif
Berikut adalah perhitungan menentukan prosentase
non produktif :
I = �x 100%
�� = �x 100%
�� = 0,18 x
100%
�� =18%
3.
Ratio Delay
Berikut adalah perhitungan menentukan ratio delay :����������������
RD =
��� = �
����� = 22%
4.
Performance Level
Berikut adalah
perhitungan Performance level :
�� � �������= �x 100%
����������� =�� �x 100%
���������
��= 0,82 x 100%
����������� = 82%
1. Menghitung
waktu baku
Berikut adalah
perhitungan untuk mencari perhitungan waktu :
a. Prosentase
produktif (PP)
Berikut
adalah perhitungan mencari Prosentase Produktif (PP) :
���������
Prosentase Produktif (PP) x 100%
�� � ������������������=�x 100%
����������� = 0,82 x 100%
����������� �
= 82%
b. Jumlah
Menit Produktif (JMP)
Berikut
adalah perhitungan mencari Jumlah Menit Produktif (JMP) :
Jumlah
menit produktif = PP x Jumlah menit pengamatan
�������������������������������������� = 0,82 x
5 menit = 4,01 menit/unit
c. Waktu
diperlukan/menit =
�=
�= 4,01
menit/unit
d. Waktu
normal (Wn) = waktu/unit x PP
����� = 4,01 x 0,81
����� = 3,24 menit
e. Waktu
baku (Wb) = Wn + (Allowance x Wn)
�� = 3,24 + (0,11 x 3,24)
�� = 2,07 + (0,36)
�� = 2,43 menit/unit
2. Uji
Kecukupan Data
Berikut
adalah perhitungan untuk mencari kecukupan data:
N���������� =
�������������� =
����������� =
����������� =
����������� = 240
Apabila
N� > n maka
����������� =
N� + n
����������� =
240 + 38
= 278
Uji Keseragaman Data
Dengan ini dapat
diketahui apabila terdapat data-data diluar batas kendali, data tersebut
dikenal dengan istilah data ekstrim, dan apabila ditemukan data ekstrim maka
data ekstrim tersebut tidak digunakan atau dihilangkan. Data menggunakan
tingkat kepercayaan 95% yang memiliki harga k = 2 dan tingkat ketelitian 5%. Batas kendali tersebut diuji dengan menggunakan
rumus:
BKA = �+ k �
BKB = �- k �
A. Standart Deviasi
������� Untuk menghitung standart deviasi kita tentukan
batas-batas kontrolnya yaitu :
BKA = �+ k =
BKA = 0,82 + 2
BKA = 0,82 + 2
BKA = 0,82 + 2
BKA =� 0,82 + 2
BKA = 0,82 + 2 . 0,14
BKA = 0,82 + 0,28
BKA = 1,1
BKB = ��- k =
BKB = 0,82 - 2
BKB = 0,82 - 2
BKB = 0,82 - 2
BKB =� 0,82 - 2
BKB = 0,82 - 2 . 0,14
BKB = 0,82 - 0,28
BKA������ =
1,1 ������������ = 0,82 BKB������ =
0,54
BKB = 0,54
Penentuan Jadwal
Pengamatan Operator 2
�� Penentuan jadwal
pengamatan bertujuan untuk mendapatkan waktu pengamatan secara random,
digunakan untuk mengetahui kegiatan produktif atau tidak yang dilakukan oleh
operator. Pengamatan dilaksanakan mulai pukul 07.00 hingga pukul 15.00,
dipotong waktu istirahat pada pukul 12.20 sampai dengan pukul 12.55. Interval
waktu pengamatannya adalah 5 menit. Adapun penentuan nilai kunjungan sampling
kerja adalah dengan cara membagi total jam pengamatan dengan interval
pengamatan.
Nilai Kunjungan = �= �= 96
Setelah diketahui bahwa
nilai maksimal kunjungan adalah 84 maka angka yang lebih besar dari nilai
kunjungan tersebut tidak dapat digunakan. Penentuan jadwal pengamatan diperoleh
dari tabel bilangan acak:
Tabel 6
Bilangan Random
19 |
90 |
69 |
64 |
61 |
65 |
97 |
60 |
12 |
11 |
51 |
67 |
47 |
97 |
19 |
17 |
95 |
21 |
78 |
58 |
63 |
52 |
06 |
34 |
30 |
21 |
78 |
59 |
09 |
82 |
41 |
92 |
45 |
71 |
58 |
14 |
36 |
59 |
25 |
47 |
59 |
53 |
11 |
52 |
21 |
28 |
04 |
67 |
53 |
44 |
Dalam melakukan work
sampling kunjungan-kunjungan yang dilakukan harus dilakukan dalam
waktu-waktu yang acak dari bilangan tersebut angka-angka yang berulang (tanda
hijau) dihapus atau dieliminasi. Kemudian diurutkan dari angka terkecil sampai
terbesarnya, dan bilangan random
dikalikan dengan interval waktu setiap pengamatanya.
3.
Mengurutkan nilai tabel
bilangan acak dari terbesar sampai terkecil.
04, 06, 09, 11, 12, 14, 17, 19, 21, 25, 28, 30, 34, 36, 41, 44,
45, 47, 51, 52, 53, 58, 59, 60, 61, 63, 64, 65, 67, 69, 71, 78, 82, 90, 92, 95,
97.
4.
Mengurutkan nilai
pengamatan yang digunakan untuk waktu kunjungan
Tabel 7
Jumlah Pengamatan yang Sudah Diurutkan
4 |
14 |
28 |
44 |
53 |
63 |
78 |
97 |
6 |
17 |
30 |
45 |
58 |
64 |
82 |
|
9 |
19 |
34 |
46 |
59 |
65 |
90 |
|
11 |
21 |
36 |
51 |
60 |
67 |
92 |
|
12 |
25 |
41 |
52 |
61 |
71 |
95 |
|
Tabel hasil pengamatan
yang dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00, waktu kunjungan:
Nilai DOA (Degree
Of Accuracy)
(s) = 5% = 0,05
Tabel 8
Jam Waktu Kunjungan
No. |
Bilangan Random |
BR x 5 menit |
Akumulasi menit/pengamatan |
Jam Mulai |
Waktu Pengamatan |
1 |
4 |
20 |
0.20.00 |
07.00.00 |
07.20.00 |
2 |
6 |
30 |
0.30.00 |
07.00.00 |
07.30.00 |
3 |
9 |
45 |
0.40.00 |
07.00.00 |
07.40.00 |
4 |
11 |
55 |
0.55.00 |
07.00.00 |
07.55.00 |
5 |
12 |
60 |
1.00.00 |
07.00.00 |
08.00.00 |
6 |
14 |
70 |
1.10.00 |
07.00.00 |
08.10.00 |
7 |
17 |
85 |
1.25.00 |
07.00.00 |
08.25.00 |
8 |
19 |
95 |
1.35.00 |
07.00.00 |
08.35.00 |
9 |
21 |
105 |
1.45.00 |
07.00.00 |
08.45.00 |
10 |
25 |
125 |
2.05.00 |
07.00.00 |
09.05.00 |
11 |
28 |
140 |
2.20.00 |
07.00.00 |
09.20.00 |
12 |
30 |
150 |
2.30.00 |
07.00.00 |
09.30.00 |
13 |
34 |
170 |
2.50.00 |
07.00.00 |
09.50.00 |
14 |
36 |
180 |
3.00.00 |
07.00.00 |
10.00.00 |
15 |
41 |
205 |
3.25.00 |
07.00.00 |
10.25.00 |
16 |
44 |
220 |
3.40.00 |
07.00.00 |
10.40.00 |
17 |
45 |
225 |
3.45.00 |
07.00.00 |
10.45.00 |
18 |
46 |
230 |
3.50.00 |
07.00.00 |
10.50.00 |
19 |
51 |
255 |
4.15.00 |
07.00.00 |
11.15.00 |
20 |
52 |
260 |
4.20.00 |
07.00.00 |
11.20.00 |
21 |
53 |
265 |
4.25.00 |
07.00.00 |
11.25.00 |
22 |
58 |
290 |
4.50.00 |
07.00.00 |
11.50.00 |
23 |
59 |
295 |
4.55.00 |
07.00.00 |
11.55.00 |
24 |
60 |
300 |
5.00.00 |
07.00.00 |
12.00.00 |
25 |
61 |
305 |
5.05.00 |
07.00.00 |
12.05.00 |
26 |
63 |
315 |
5.15.00 |
07.00.00 |
12.15.00 |
27 |
64 |
320 |
5.20.00 |
07.00.00 |
12.20.00 |
28 |
65 |
325 |
5.25.00 |
07.00.00 |
12.25.00 |
29 |
67 |
335 |
5.35.00 |
07.00.00 |
12.35.00 |
30 |
71 |
355 |
5.55.00 |
07.00.00 |
12.55.00 |
31 |
78 |
390 |
6.30.00 |
07.00.00 |
13.30.00 |
32 |
82 |
410 |
6.50.00 |
07.00.00 |
13.50.00 |
33 |
90 |
450 |
7.30.00 |
07.00.00 |
14.30.00 |
34 |
92 |
460 |
7.40.00 |
07.00.00 |
14.40.00 |
35 |
95 |
475 |
7.55.00 |
07.00.00 |
14.55.00 |
36 |
97 |
485 |
8.05.00 |
07.00.00 |
15.05.00 |
Waktu kunjungan tersebut dilakukan untuk
mengamati. Pengamatan dilakukan selama tiga puluh lima kali untuk pengambilan data
waktu kunjungan.
Penentuan
Kelonggaran (Allowance)
�� Penentuan Kelonggaran (Allowance) akan menghentikan kerja dan membutuhkan waktu khusus
untuk keperluan diluar kegiatan produktif, seperti istirahat sejenak melepas
lelah dan kebutuhan pribadi. Nilai kelonggaran ditentukan berdasarkan dengan
beberapa faktor yang berpengaruh.
Tabel 9
Allowance Pelaksanaan Pekerjaan Work Caging
No. |
Faktor |
|
Nilai |
1. |
Sholat |
|
0,03 |
2. |
Buang Air Besar |
|
0,03 |
3. |
Buang Air Kecil |
|
0,01 |
4. |
Aktivitas Makan Siang |
|
0,04 |
Total Allowance |
0,11 |
�������� Total nilai allowance
diberikan sebesar 0,11 atau 11% dan diasumsikan sama untuk semua pekerja yang
termasuk pada objek penelitian dengan rincian nilai allowance sholat 0,03, buang air kecil 0,03, buang air kecil 0,01,
aktivitas makan siang dengan nilai 0,04.
Penentuan
Status Operasi (Produktif/Idle)
�������� Berikut adalah
tabel penentuan status operasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 10
Jam
Kunjungan Kerja dan Status Operasi (Produktif/Idle)
No |
Jam
Waktu Kunjungan (menit) |
Status
Operator |
|
Produktif |
Idle |
||
1. |
07.20.00 |
|
|
2. |
07.30.00 |
|
|
3. |
07.40.00 |
|
|
4. |
07.55.00 |
|
|
5. |
08.00.00 |
|
|
6. |
08.10.00 |
|
|
7. |
08.25.00 |
|
|
8. |
08.35.00 |
|
|
9. |
08.45.00 |
|
|
10. |
09.05.00 |
|
|
11. |
09.20.00 |
|
|
12. |
09.30.00 |
|
|
13. |
09.50.00 |
|
|
14. |
10.00.00 |
|
|
15. |
10.25.00 |
|
|
16. |
10.40.00 |
|
|
17. |
10.45.00 |
|
|
18. |
10.50.00 |
|
|
19. |
11.15.00 |
|
|
20. |
11.20.00 |
|
|
21. |
11.25.00 |
|
|
22. |
11.50.00 |
|
|
23. |
11.55.00 |
|
|
24. |
12.00.00 |
|
|
25. |
12.05.00 |
|
|
26. |
12.15.00 |
|
|
27. |
12.20.00 |
|
|
28. |
12.25.00 |
|
|
29. |
12.35.00 |
|
|
30. |
12.55.00 |
|
|
31. |
13.30.00 |
|
|
32. |
13.50.00 |
|
|
33. |
14.30.00 |
|
|
34. |
14.40.00 |
|
|
35. |
14.55.00 |
|
|
|
Total |
27 |
8 |
5. Prosentase Produktif
Berikut adalah perhitungan menentukan prosentase produktif
:
P = �x 100%
�� �= �x
100%
�� �= 0,77 x 100%
� �= 77%
6. Prosentase Non Produktif
Berikut adalah perhitungan menentukan prosentase
non produktif :
I = �x 100%
�� = �x 100%
�� = 0,23 x
100%
�� = 23%
7. Ratio
Delay
Berikut adalah perhitungan menentukan ratio delay :����������������
RD =
��� = �
����� = 30%
8. Performance
Level
Berikut adalah
perhitungan Performance level :
�� � �������= �x 100%
����������� �=� �x 100%
����������
= 0,77 x 100%
����������� = 77%
3. Menghitung
waktu baku
Berikut adalah
perhitungan untuk mencari perhitungan waktu :
a. Prosentase
produktif (PP)
Berikut
adalah perhitungan mencari Prosentase Produktif (PP) :
���������
Prosentase Produktif (PP) x 100%
�� � ������������������=�x 100%
����������� = 0,77 x 100%
����������� �
= 77%
b. Jumlah
Menit Produktif (JMP)
Berikut
adalah perhitungan mencari Jumlah Menit Produktif (JMP) :
Jumlah
menit produktif = PP x Jumlah menit pengamatan
�������������������������������������� = 0,77 x
5 menit
�������������������������������������� = 3,85
menit/unit
c. Waktu
diperlukan/menit =
�=
�= 3.85
menit/unit
d. Waktu
normal (Wn) = waktu/unit x PP
����� = 3,85 x 0,77
����� = 2,97 menit
e. Waktu
baku (Wb) = Wn + (Allowance x Wn)
�� = 2.97 + (0,11 x 2,97)
�� = 2,97 + (0,33)
�� = 3,03 menit/unit
4. Uji
Kecukupan Data
Berikut
adalah perhitungan untuk mencari kecukupan data:
N���������� =
�������������� =
����������� =
����������� =
����������� = 484
Apabila
N� > n maka
����������� =
N� + n
����������� =
484 + 35
= 519
Uji Keseragaman Data
Dengan ini dapat
diketahui apabila terdapat data-data diluar batas kendali, data tersebut
dikenal dengan istilah data ekstrim, dan apabila ditemukan data ekstrim maka
data ekstrim tersebut tidak digunakan atau dihilangkan. Data menggunakan
tingkat kepercayaan 95% yang memiliki harga k = 2 dan tingkat ketelitian 5%. Batas kendali tersebut diuji dengan menggunakan
rumus:
BKA = �+ k �
BKB = �- k �
Standart
Deviasi
������� Untuk menghitung standart deviasi kita tentukan
batas-batas kontrolnya yaitu :
BKA = �+ k =
BKA = 0,77 + 2
BKA = 0,77+ 2
BKA = 0,77+ 2
BKA =� 0,77+ 2 8
BKA = 0,77+ 2 .
0,17
BKA = 0,77+
0,34
BKA = 1,11
BKB
= ��- k =
BKB = 0,77 - 2
BKB = 0,77 - 2
BKB = 0,77 - 2
BKB =� 0,77 - 2
BKB = 0,77 - 2
. 0,17
BKB = 0,77 -
0,34
BKA������ =
1,11 ������������ = 0,77 BKB������ =
0,43
BKB = 0,43
��������
Dari
perhitungan kedua operator diatas bisa dianalisa bahwa pekerja pertama mempunyai
prosentase produktif sebesar 82% dari hasil pengamatan jam kunjungan kerja
sebanyak 38 dengan rincian 31 pengamatan status operator produktif dan 7
berstatus idle. Kemudian pekerja yang
kedua mempunyai prosentase sebesar 77% dengan hasil pengamatan jam kunjungan
kerja sebanyak 35 dengan rincian 27 pengamatan status operator produktif dan
sebesar 8 operator idle.
�������� Faktor
yang menyebabkan operator dalam kondisi idle
yaitu melamun, menunggu bahan baku datang dari gudang, serta ketika jam akhir
mau pergantian shift kerja.
Pengumpulan Data Kuesioner
NASA � TLX
Pada
pengumpulan beban kerja mental dengan menggunakan metode NASA � TLX diperlukan
variabel
terikat dan variabel bebas. Variabel terikat nilainya dapat diketahui dari variabel bebas, adapun yang
termasuk dalam variabel
terikat ada 6 aspek beban kerja yang mempengaruhi mental pekerja, yaitu
kebutuhan mental (KM), kebutuhan fisik (KF), Kebutuhan waktu (KW), performansi
(P), tingkat usia (TU), dan tingkat frustasi (TF).
Pengumpulan
data dilakukan dengan pembagian kuesioner pembobotan dan memberi nilai rating
pada masing � masing aspek. Operator work
caging diminta mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan apa yang dirasakan
saat bekerja. Berikut adalah tabel hasil pengumpulan data untuk metode NASA �
TLX.
Tabel 11
Rekap Pengumpulan data hasil kuesioner
No |
Nama |
Usia (thn) |
Aspek |
Bobot |
Rating |
|
1 |
Sukirno |
39 |
Kebutuhan Mental (KM) |
3 |
60 |
|
Kebutuhan Fisik (KF) |
5 |
75 |
||||
Kebutuhan Waktu (KW) |
1 |
40 |
||||
Performansi (P) |
3 |
50 |
||||
Tingkat Usia (TU) |
0 |
30 |
||||
Tingkat Frustasi (TF) |
3 |
85 |
||||
2 |
Hendra |
38 |
Kebutuhan Mental (KM) |
4 |
70 |
|
Kebutuhan Fisik (KF) |
5 |
80 |
||||
Kebutuhan Waktu (KW) |
2 |
30 |
||||
Performansi (P) |
2 |
40 |
||||
Tingkat Usia (TU) |
0 |
55 |
||||
Tingkat Frustasi (TF) |
2 |
40 |
�
�������� Dari tabel diatas bisa diketahui
bahwa operator mesin work caging yang
bernama sukirno memiliki tingkat kebutuhan fisik yang tinggi yaitu dengan bobot
5 dan rating sebesar 75, dan yang
terkecil yaitu tingkat usaha dengan bobot 0 dan rating yang dpilih sebesar 30.
Sedangkan� hendra juga memiliki tingkat
kebutuhan fisik yang tinggi dengan bobot 5 dan rating 80, begitupun yang terkecil memiliki bobot 0 dengan rating
55.
Pengolahan Data NASA �
TLX
������� Langkah
pertama menghitung nilai NASA � TLX adalah dengan perkalian antara rating dan
bobot. Kemudian total dari keseluruhan nilai keenam aspek beban mental
dijumlahkan, dan untuk mendapat nilai skor NASA � TLX dibagi 15 (15 didapat
dari rumus). Berikut ini adalah salah satu contoh perhitungan skor NASA � TLX :
Tabel 12
Perhitungan skor NASA � TLX operator
pertama :
NAMA OPERATOR : |
Sukirno |
|
USIA : |
39 tahun |
|
LAMA BEKERJA : |
4 Tahun |
|
Indikator Perbandingan ( Hasil Kuesioner Pembobotan Beban Kerja Mental) |
1 Kebutuhan
Mental� (KM/MD) :� 3 2. Kebutuhan Fisik
(KF/PD)������ :� 5 3. Kebutuhan Waktu
(KW/TD)� :� 1 4. Performansi� (PF/OP)������������ :� 3 5. Tingkat Usaha
(TU/EF)��������� :� 0 6. Tingkat Frustasi
(TF/FR)������� :� 3 |
|
Rating Beban Kerja Mental |
1 Kebutuhan
Mental� (KM/MD)�� :�
60 2. Kebutuhan Fisik
(KF/PD)�������� :� 75 3. Kebutuhan Waktu
(KW/TD)��� :� 40 4. Performansi� (PF/OP)�������������� :� 50 5. Tingkat Usaha
(TU/EF)����������� :� 30 6. Tingkat Frustasi
(TF/FR)��������� :� 85 |
|
Perhitungan Weight WorkLoad (WWL)� =� Beban Faktor x Rating Faktor |
||
1. Kebutuhan
Mental������������������� (KM/MD)�� = 3 x 60�
= 180 2. Kebutuhan
Fisik����������������������
(KF/PD)����� = 5 x 75� = 375 3. Kebutuhan
Waktu������������������� (KW/TD)���� = 1 x 40 = 40 4. Performansi������������� ����������������(PF/OP)������ = 3 x 50 = 150 5. Tingkat Usaha������������������������� (TU/EF)������ = 0 x 30 = 0 6. Tingkat
Frustasi����������������������
(TF/FR)������� = 3 x 85 = 225 |
||
Perhitungan Skor Nasa
- TLX |
= = = = 66,67 (Tinggi) |
|
��������
Diketahui
berdasarkan tabel diatas bahwa skor NASA � TLX pada operator pertama sebesar
66,67. Langkah terakhir dari rangkaian penyelesaian metode ini adalah
interpretasi skor. Terdapat
lima klasifikasi beban kerja berdasarkan NASA - TLX, yaitu : 1) Sangat rendah
dengan skor 0 sampai 20, 2) Rendah dengan skor 21 sampai 40, 3) Sedang dengan
skor 41 sampai 60, 4) Tinggi dengan skor 61 sampai 80, dan 5) Sangat Tinggi
dengan skor antara 81 sampai 100. Maka dapat diklasifikasikan bahwa operator
pertama yang bernama sukirno memiliki beban kerja mental yang tinggi dengan
klasifikasi skor 66,67.
�������� Adapun seluruh data hasil dari
kuesioner pembobotan,
penilaian rating dan hasil skor NASA � TLX beserta klasifikasi beban kerja yang
diterima masing-masing operator telah direkap pada tabel 13.
Tabel 13
Rekap perhitungan skor NASA � TLX seluruh
operator wire caging
No |
Nama |
Usia (thn) |
Aspek |
Bobot |
Rating |
Bobot x Rating |
Nilai WWL |
Skor NASA - TLX |
Klasifikasi beban kerja |
|||||||||
1 |
Sukirno |
39 |
Kebutuhan Mental (KM) |
3 |
60 |
180 |
1000 |
66,67 |
Tinggi |
|||||||||
Kebutuhan Fisik (KF) |
5 |
75 |
375 |
|||||||||||||||
Kebutuhan Waktu (KW) |
1 |
40 |
40 |
|||||||||||||||
Performansi (P) |
3 |
50 |
150 |
|||||||||||||||
Tingkat Usia (TU) |
0 |
30 |
0 |
|||||||||||||||
Tingkat Frustasi (TF) |
3 |
85 |
255 |
|||||||||||||||
|
||||||||||||||||||
No |
Nama |
Usia (thn) |
Aspek |
Bobot |
Rating |
Bobot x Rating |
Nilai WWL |
Skor NASA - TLX |
Klasifikasi beban kerja |
|||||||||
2 |
Hendra |
38 |
Kebutuhan Mental (KM) |
4 |
70 |
280 |
900 |
60 |
Tinggi |
|||||||||
Kebutuhan Fisik (KF) |
5 |
80 |
400 |
|||||||||||||||
Kebutuhan Waktu (KW) |
2 |
30 |
60 |
|||||||||||||||
Performansi (P) |
2 |
40 |
80 |
|||||||||||||||
Tingkat Usia (TU) |
0 |
55 |
0 |
|||||||||||||||
Tingkat Frustasi (TF) |
2 |
40 |
80 |
|||||||||||||||
|
�������� Dari tabel diatas diketahui bahwa
operator wire caging� pertama memiliki aspek yang paling dominan
yaitu aspek kebutuhan fisik dengan nilai 375 dan operator kedua dengan nilai
400 (nilai tersebut didapat dari hasil perkalian antara bobot dan rating).
Dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki beban kerja mental yang tinggi, yaitu
operator pertama yang bernama Sukirman memiliki nilai klasifikasi beban kerja
sebesar 66,67, sedangkan operator kedua yang bernama Hendra memiliki
klasifikasi beban kerja sebesar 60. Hal ini dikarenakan aktivitas kerja yang
kontinu,
pekerjaan rangkap ganda, dan tidak adanya pembagian job desk yang jelas.
Analisa
Hasil Penelitian
Berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan metode work sampling operator wire caging dari kunjungan kerja yang
dilakukan sebesar 38 kali, dengan rincian dimana status operator produktif
sebesar 31 dan idle 7 dan diketahui
bahwa� memiliki prosentase produktif
sebesar 82% dan operator kedua dari kunjungan kerja yang dilakukan sebesar 35
kali, dengan rincian dimana status operator produktif sebesar 27 dan idle 8 memiliki prosentase produktif
sebesar 77% dimana sebagian besar operator tidak produktif (idle) itu terjadi karena melamun, operator menunggu bahan yang diambil
dari gudang serta ketika jam mau pulang. Sedangkan perhitungan beban kerja
menggunakan metode NASA � TLX diketahui bahwa operator wire caging pertama memiliki aspek yang paling dominan yaitu aspek
kebutuhan fisik dengan nilai 375 dan operator kedua dengan nilai 400 (nilai
tersebut didapat dari hasil perkalian antara bobot dan rating). Dapat
disimpulkan bahwa keduanya memiliki beban kerja mental yang tinggi, yaitu
operator pertama yang bernama Sukirman memiliki nilai klasifikasi beban kerja
sebesar 66,67, sedangkan operator kedua yang bernama Hendra memiliki
klasifikasi beban kerja sebesar 60.
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode work
sampling operator wire caging dari kunjungan kerja yang dilakukan sebesar 38
kali, dengan rincian dimana status operator produktif sebesar 31 dan idle 7 dan
diketahui bahwa� memiliki prosentase
produktif sebesar 82% dan operator kedua dari kunjungan kerja yang dilakukan
sebesar 35 kali, dengan rincian dimana status operator produktif sebesar 27 dan
idle 8 memiliki prosentase produktif sebesar 77% dimana sebagian besar operator
tidak produktif (idle) itu terjadi karena melamun,operator menunggu bahan yang diambil dari
gudang serta ketika jam mau pulang.
Sedangkan perhitungan beban kerja menggunakan metode
NASA � TLX diketahui bahwa operator wire caging�
pertama memiliki aspek yang paling dominan yaitu aspek kebutuhan fisik
dengan nilai 375 dan operator kedua dengan nilai 400 (nilai tersebut didapat
dari hasil perkalian antara bobot dan rating). Dapat disimpulkan bahwa keduanya
memiliki beban kerja mental yang tinggi, yaitu operator pertama yang bernama
Sukirman memiliki nilai klasifikasi beban kerja sebesar 66,67, sedangkan
operator kedua yang bernama Hendra memiliki klasifikasi beban kerja sebesar 60.
Maka diperlukan penambahan operator wire caging sebanyak 1 atau 2 orang pekerja.
BIBLIOGRAFI
Astuti,
Rahmaniyah Dwi, Irwan Iftadi. 2016. �Analisis
dan Perancangan Sistem Kerja�. Edisi 1, Cetakan Pertama. Deepublish,
Yogyakarta.
Beauty,
Yohana Very dan Rahmaniyah Dwi Astuti. 2017. �Perbaikan Metode Kerja Pada Departemen Preparation Assembly di PT. XYZ�.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Fakultas Teknik. Program Studi Teknik
Industri. Vol. 8, No. 2. Hal. 747-754.
Diniaty,
Dewi dan Zukri Muliyadi, 2016. �Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental
Karyawan pada Lantai Produksi di PT. Pesona Laut Kuning�. Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Fakultas Sains dan Teknologi. Jurusan Teknik Industri. Vol. 13, No. 2. Hal. 203-210.
Gulo,
Lidwina Triniska, Syafrial Fachri Pane, Nisa Hanum Harani. 2020. �Algoritma NASA-TLX untuk Analisa Beban Kerja�.
Cetakan Pertama. Kreatif Industri Nusantara, Bandung.
Hartati,
Rita dan Putri Zuriati. 2018. �Penentuan
Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal pada Departemen Tata Kelola dan Kepatuhan
dengan Metode Work Sampling di PT. Pupuk Iskandar Muda�. Aceh: Universitas Teuku Umar. Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Industri. Vol. 4,
No. 1. Hal. 30-37.
Maretno,
Anton dan Haryono, 2015. �Analisa Beban Kerja Fisik dan Mental dengan
Menggunakan Work Sampling dan NASA-TLX untuk Menentukan Jumlah Operator�. Probolinggo: Universitas
Panca Marga. Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Industri. Vol. 11,
No. 2. Hal. 54-62.
Rafian,
Muhammad Ade dan Ahmad Muhsin. 2017. �Analisis
Beban Kerja Mekanik Pada Departemen Plant Dengan Metode Work Sampling (Studi
Kasus Pada PT XYZ�. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta. Fakultas Teknik Industri. Jurusan Teknik Industri. Vol. 10, No. 1.
Hal. 35-39.
Tannady,
Hendy, Ruth Elisa Rumawan, Fuji Rahayu Wilujeng, Glisina Dwinoor Rembulan.
2019. �Analisis Produktivitas Operator
Kasir Menggunakan Metode Work Sampling: Studi Kasus Gerai Chatime Mangga Besar�.
Vol. 9, No. 2. Universitas Bunda Mulia, Jakarta Utara. Hal. 10-15.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2006. �Ergonomi Studi Gerak
dan Waktu�. Surabaya: Guna Widya.
Copyright holder: Faizal
Mega Hardiansyah, Boy Isma
Putra (2022) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |