Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 9, September 2022
PENGEMBANGAN
PARIWISATA OMAH WISATA BERBASIS MASYARAKAT DAN KEARIFAN LOKAL DI DESA JUNREJO
KOTA BATU
Priyanto, Hendro
Wardhono, Sri
Kamariyah, Anita Asnawi, Mochammad Arfani Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Pengabdian
kepada masyarakat di perguruan tinggi merupakan kegiatan sivitas akademika
dalam mengamalkan dan membudayakan ilmu, pengetahuan, teknologi untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang dijelaskan
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat di
lingkungan Universitas Dr. Soetomo sebagaimana Statuta Universitas Dr. Soetomo
Tahun 2019, didefinisikan bahwa Kegiatan Pengabdian Masyarakat adalah kegiatan
dosen dan mahasiswa yang memanfaatkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk memjukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.Nilai kearifan lokal terwujud dalam masyarakat melalui nilai keunikan
budaya maupun tradisi yang dimiliki oleh masyarakat, nilai keotentikan yang
sudah mendarah daging dalam budaya masyarakat setempat, serta keaslian
nilai-nilai tradisi yang muncul pada masyarakat. Nilai-nilai ini yang akan
menarik wisatawan agar mengunjungi desa wisata. Desa wisata merupakan kawasan
yang memiliki potensi dan keunikan yaitu, merasakan pengalaman keunikan
kehidupan dan tradisi masyarakat di perdesaan dengan segala potensinya. Desa Wisata Junrejo merupakan salah satu
Desa yang berada di Kecamatan Junrejo dan memiliki potensi yang berbeda,� bentuk atraksi wisata yang disesuaikan dengan
potensi Desa Junrejo ialah Desa Wisata berbasis masyarakat dan kearifan lokal.
Berbasis masyarakat dan kearifan lokal�
diartikan sebagai pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya
terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau talenta dan
kreativitas warga masyarakat dan budaya yang berkembang secara arif dan
bijaksana yang berlaku di masyarakat. Bentuk dari kegiatan pariwisata berbasis masyarakat dan
kearifan lokal tersebut ialah pengembangan wisata desa Omah Wisata yang
didukung berbagai faktor seperti alam pegunungan, pertanian, petik buah jeruk,
home industri kerajinan peralatan rumah tangga berupa cobek dan kerajinan kayu
yang kemudian menjadi sebuah daya tarik wisata bagi Desa Junrejo.
Omah Wisata
merupakan desa wisata kolaboratif, berbasis pelestarian lingkungan, mitigasi
bencana, dan keterlibatan masyarakat. Hal ini didukung oleh katadarwis,
yaitu� kelompok tani sadar wisata,
merupakan sekelompok masyarakat desa Junrejo, yang sebagian besar bermata
pencaharian petani. Omah Wisata�
menyajikan eksotisme lokalitas masyarakat agraris yang ramah� berkepemurahan sebagai identitas karakter
original mereka, dan menjaganya agar tetap hidup dan tumbuh berkelanjutan di
masa mendatang dengan mengimplementasikan inovasi inovasi keilmuan terbaru
dalam rangkaian program aktifitas dan fasilitas di desa wisata ini.Dalam
pelaksanaan pengabdian masyarakat di Desa Junrejo ini memberi bimbingan dan
pendampingan dalam bidang : sarana dan prasarana/infrastruktur, rencana paket
wisata, sumber daya manusia, digital marketing, culture development, community
network dan bidang pengembangan produk lokal.
Kata Kunci: Pariwisata, Omah wisata, Kearifan
Lokal
Abstract
Community service in higher education is an activity of the
academic community in practicing and cultivating science, knowledge, technology
to advance public welfare and educate the nation's life as described in Law
Number 12 of 2012 concerning Higher Education. Community service at the
University of Dr. Soetomo as stated in the Statute of the University of Dr.
Soetomo in 2019, it is defined that Community Service Activities are activities
of lecturers and students who utilize and practice science and technology to
promote community welfare and educate the nation's life. which is ingrained in
the culture of the local community, as well as the authenticity of traditional
values that have emerged in the community. These values
will attract tourists to visit tourist villages. A tourist
village is an area that has the potential and uniqueness, namely, to experience
the unique life and traditions of the people in rural areas with all their
potential. Junrejo Tourism Village is one of the villages located in Junrejo
District and has different potentials, the form of tourist attractions that are
adapted to the potential of Junrejo Village is a community-based tourism
village and local wisdom. Community-based and local wisdom is defined as the
utilization of resource reserves that are not only renewable, even unlimited,
namely ideas, ideas, talents and creativity of community members and cultures
that develop wisely and wisely that apply in the community. The form of
community-based tourism activities and local wisdom is the development of Omah
Wisata village tourism which is supported by various factors such as
mountainous nature, agriculture, citrus fruit picking, home industry for
household appliances in the form of mortar and wood crafts which later become a
tourist attraction for the village. Junrejo.Omah Wisata is a collaborative
tourism village, based on environmental conservation, disaster mitigation, and
community involvement. This is supported by the katadarwis, namely the tourism-aware farmer
groups, which are a group of Junrejo village communities, most of whom are
farmers. Omah Wisata presents the exoticism of the locality of an agrarian
society that is friendly and generous as the identity of their original
character, and keeps it alive and growing sustainably in the future by
implementing the latest scientific innovations in a series of activity programs
and facilities in this tourist village. This Junrejo provides guidance and
assistance in the fields of: facilities and infrastructure, tour package plans,
human resources, digital marketing, culture development, community networks and
the field of local product development.
Keywords: Tourism, Tourist house, Local Wisdom
Pendahuluan
Desa wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan
suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi,
sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan
struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan
menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen
kepariwisataan. Kepariwisataan
adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.
Persepsi wisatawan terhadap lingkungan daerah tujuan wisata merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari sub sistem informasi, promosi dan petunjuk.
Sub sistem ini berkaitan dengan pembentukan image dan persepsi wisatawan,
promosi dan penjualan, tersedianya pramuwisata dan penunjuk jalan yang jelas,
serta informasi dan publikasi.
Dalam sistem pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam menggerakkan
sistem. Aktor tersebut adalah insan-insan pariwisata yang ada pada berbagai
sektor. Secara umum, insan pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama,
yaitu� masyarakat, swasta, dan� pemerintah.
Yang termasuk masyarakat adalah masyarakat umum yang ada pada destinasi,
sebagai pemilik dari berbagai sumber daya yang merupakan modal pariwisata,
seperti kebudayaan.
Termasuk ke dalam kelompok masyarakat ini juga tokoh- tokoh masyarakat,
intelektual, lembaga swadaya masyarakat dan media masa. Selanjutnya dalam
kelompok swasta adalah asosiasi usaha pariwisata dan para pengusaha, sedangkan
kelompok pemerintah adalah pada berbagai wilayah administrasi, mulai dari
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya.
Penyelenggaraan sistem pariwisata dapat berjalan dengan sempurna bila
komponen-komponen tersebut melebur menjadi satu dan saling mendukung satu
dengan lainnya. Seperti kewajiban pemerintah daerah adalah bersama-sama
merencanakan, pembangunan, pengorganisasian, pemeliharaan dan pengawasan dengan
pemerintah daerah lainnya dalam segala sektor yang mendukung kegiatan
pariwisata.
Pemerintah daerah berserta instansi-instansinya, industri jasa dan
masyarakat mempunyai kewajiban untuk duduk bareng bekerjasama dengan pemerintah
daerah lainnya dalam mengemas paket- paket wisata. Tindakan itu patut dilakukan
karena aktivitas pariwisata tidak dapat dilakukan hanya pada satu area saja dan
tersekat-sekat.
Aktivitas pariwisata memerlukan ruang gerak dan waktu yang fleksibel.
Adanya kerjasama dan komitmen akan terbentuk kemitraan yang saling mengisi,
maka aktivitas berwisata yang memiliki mobilitas tanpa batas itu tidak akan mengalami
kendala karena jalur-jalur yang menghubungkan antar atraksi wisata yang satu
dengan yang lainnya sudah tertata, terhubung dengan baik dan dari segi keamanan
dapat dikoordinasikan bersama.
Masyarakat di sekitar obyek dan atraksi wisata harus ikut berpatisipasi
yang diwujudkan ke dalam tindakan memberikan perasaan aman yang berupa keramahan
dan perasaan yang tulus ketika menerima kedatangan wisatawan. Di samping itu,
masyarakat harus ikut terlibat dalam mengambil keputusan pembangunan
pariwisata, berpartisipasi bersama-sama pemerintah daerah dan jasa-jasa
kepariwisataan memelihara sarana-sarana yang terdapat di obyek dan atraksi
wisata dan ikut andil mendukung kegiatan pariwisata dalam bentuk berjualan
produk khas daerah tersebut dengan tidak lupa memperhatikan faktor higienis dan
sanitasinya serta pelayanannya.
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan potensi alam dan sosial budaya yang
kuat, akan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Guna memberikan
manfaat yang optimal, khususnya bagi masyarakat di lingkungan Desa Junrejo
Kecamatan Junrejo Kota Batu, dibutuhkan konsep pengembangan pariwisata� dan penataan kawasan� wisata yang terintegrasi dengan baik,
sekaligus memunculkan ciri arsitektur wilayah pegunungan dan alam yang indah sebagai
tempat wisata dengan yang berbasis masyarakat dan� kearifan lokal.
Masyarakat Desa Junrejo sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai
petani dan sebagian lain pengrajin, pedagang, karyawan, wiraswasta, pegawai,
buruh dan sebagainya. Berbagai hasil
pasca panen dihasilkan dengan baik, hal tersebut terlihat dengan adanya home
industri sedang dan kecil. Kategori home industri sedang antara lain souvenir
dan peralatan rumah tangga. Sedangkan, kategori home industri kecil berupa
anyaman tas dari plastik, makanan ringan dari ubi, keripik tempe dan pembuatan
peralatan pertanian.
Dari beberapa keanekaragaman mata pencaharian masyarakat Desa Junrejo
dapat disimpulkan bahwa masyarakat Junrejo memiliki sigat heterogen.
Keanekaragaman tersebut yang membuat kehidupan masyarakat Desa Junrejo menjadi
rukun dan dapat menumbuhkan rasa solidaritas antar warga dengan rasa saling
menghargai tanpa melihat ras, suku, agama dan golongan.
Dusun Rejoso termasuk salah satu desa Junejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu
memiliki sumber daya manusia yang kreatif, ulet, dan memiliki mental
kewirausahaan yang tangguh. Keramahan serta semangat gotong royong ini seolah
mampu mencerminkan karakter masyarakatnya yang kuat, warga Rejoso adalah pelaku
usaha yang menghasilkan aneka produk-produk unggulan, seperti alat perlengkapan
rumah tangga, alat peraga pendidikan, serta beraneka olahan hasil pertanian.
Dusun Rejoso juga disebut sebagai Kampung usaha kecil menengah, berangkat dari
mayoritas penduduknya yang berprofesi menjalankan usaha kecil menengah yang
menghasilkan� produk cobek ulekan dari
kayu dan batu.
Seiring pertumbuhan wilayah Kota Batu sebagai Daerah Tujuan Wisata,
Kampung usaha kecil menengah Dusun�
Rejoso juga ikut mendapat perhatian dari wisatawan. Dari sekedar menjual
produk, kini warga Rejoso mampu menjual pengetahuan dan pengalamannya dalam
kemasan atraksi kepariwisataan. Satu lagi
daya tarik dari tempat ini adalah pengunjung diperbolehkan untuk terlibat
secara langsung dalam proses produksi, mulai dari memilih bahan mentah sampai
proses pengerjaan yang menghasilkan produk siap jual.
Pengembangan Desa Wisata dilatar belakangi oleh beberapa tujuan. Tujuan
pertama ialah kebutuhan akan konsep destinasi wisata yang berbeda antara desa
satu dengan desa lainnya, yakni setiap desa harus memiliki produk unggulan, dan
tujuan kedua melalui produk unggulan dari tiap desa tersebut dapat dijadikan
sebagai usaha peningkatan perekomian untuk kesejahteraan masyarakat.
Adapun tujuan tersebut telah searah dengan tujuan peraturan daerah Kota
Batu dan misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu yang diwujudkan kedalam
Rencana Induk Pengembangan Desa Wisata bahwa karakteristik dalam pengembangan
Desa Wisata harus berbasis pada potensi dan masyarakat.
Potensi Desa Junrejo ialah Desa Wisata berbasis ekonomi atau industri
kreatif. Berbasis ekonomi kreatif diartikan sebagai pemanfaatan cadangan sumber
daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, gagasan,
bakat atau talenta dan kreativitas. Bentuk dari kegiatan berbasis ekonomi kreatif tersebut ialah industri
kerajinan cobek dan kerajinan kayu yang kemudian menjadi sebuah daya tarik
wisata bagi Desa Junrejo. Daya tarik wisata ialah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan.
Pengembangan Desa Wisata Junrejo melalui industri kerajinan cobek dan
kerajinan kayu dapat menjadi peluang besar dalam strategi pembangunan ekonomi,
yaitu Kota Batu sebagai sentra pertanian organik berbasis kepariwisataan
dipadukan dengan sektor industri yang berada di wilayah desa Junrejo.
Keterpaduan tersebut dijelaskan dalam sebuah paradigma modernisasi melalui
teori pembangunan wilayah yakni dengan menggunakankonsep pusat pertumbuhan yang
memandang bahwa pembangunan wilayah industri merupakan hal penting dari
kegiatan industri yang mampu mengembangkan wilayah-wilayah disekitarnya.
Spesialisasi produk yang ditekankan pada terepresentasi dengan kebijakan
pemerintah Kota Batu dalam pengembangan Desa Wisata beserta produk unggulannya,
antara pertanian dan industri akan saling memberikan keuntungan dalam
pengembangannya.
Berdasarkan hal tersebut, strategi pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat dan kearifan lokal secara khusus difokuskan pada pariwisata omah
wisata dan� industri kerajinan cobek dan
kerajinan kayu sebagai peran utama dalam upaya pencapaian pembangunan ekonomi
Kota Batu sekaligus sebagai daya tarik produk wisata unggulan di Desa Junrejo
Kecamatan Junrejo Kota Batu.
Kegiatan industri kerajinan cobek dan kerajinan kayu di Desa Wisata
Junrejo, khususnya terletak di Dusun Rejoso ini menyajikan kehidupan utama
penduduknya yang bergerak dibidang kerajinan tangan atau industri. Kegiatan
industri kerajinan cobek dan kerajinan kayu ini telah berlangsung secara turun
temurun dari generasi kegenerasi, yang kemudian mendapat ketetapan secara resmi
agar lebih terarah oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota
Batu.
Pemerintah Kota Batu berusaha terus memberikan dorongan kepada masyarakat
dan pihak ketiga untuk mengembangkan destinasi pariwisata, sehingga diharapkan
muncul banyak investor baru yang akan menyelenggarakan kegiatan pariwisata dari
mulai pengelolaan destinasi pariwisata, pengelolaan tempat penginapan/hotel,
pengelolaan angkutan, usaha rumah makan dan usaha wisata lain yang dapat
berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat sekitar objek wisata.
Pemerintah daerah juga berkomitmen memberikanlayanan pariwisata yang murah dan
bersahabat bagi masyarakat.
Pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat tersebut diharapkan tidak
membebani anggaran Pemerintah daerah dan meningkatkan investasi pada berbagai
sektor pendukung wisata. Salah� satu desa� di Kota Batu�
adalah Desa Junrejo, Kecamatan� Junrejo,��� Desa�
Junrejo menjadi salah satu desa yang memiliki potensi wisata menarik.
Desa ini memiliki tiga dusun didalam, yaitu dusun rejoso, jeding dan junwatu.
Ketiga dusun ini saling berkaitan satu sama lain namun setiap dusun memiliki
potensi wisata yang berbeda-beda.
Dengan hadirnya usaha atau pekerjaan baru tidak hanya kearifan lokal yang
berubah dari segi ekonomi tetapi juga merubah lingkungannya dan menjadikan
identitas warga setempat. Desa Junrejo Kota Batu merupakan salah satu dusun
yang warganya bekerja sebagai petani dan sebagian beralih menjadi pekerja home
industri peralatan tumah tangga kerajinan cobek dan kayu, dan ini menjadikan
Desa Junrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu sebagai salah satu tujuan destinasi
wisata.
Wisata yang dikembangkan adalah pariwisata yang berbasis masyarakat dan
kearifan lokal, wisata tersebut diberi nama omah wisata. Omah Wisata merupakan
desa wisata kolaboratif, berbasis pelestarian lingkungan, mitigasi bencana, dan
keterlibatan masyarakat. Hal ini didukung oleh katadarwis, yaitu� kelompok tani sadar wisata, merupakan
sekelompok masyarakat desa Junrejo, yang sebagian besar bermata pencaharian
petani.
Dalam derap perkembangan pariwisata di Kota Batu dengan semua manfaat
maupun dampaknya selama ini, memutuskan untuk menawarkan sebuah sajian wisata
yang berbeda, berangkat dari potensi alam, sosial dan budaya di sekitar mereka.
Omah Wisata� menyajikan eksotisme
lokalitas masyarakat agraris yang ramah�
berkepemurahan sebagai identitas karakter original mereka, dan menjaganya
agar tetap hidup dan tumbuh berkelanjutan di masa mendatang dengan
mengimplementasikan inovasi inovasi keilmuan terbaru dalam rangkaian program
aktifitas dan fasilitas di desa wisata ini.
Metode
Penelitian
Metode Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan meliputi:��
1.
Pemerataan lahan tiang dan pembuatan joglo omah wisata
Kegiatan ini dilakukan oleh warga anggota kelompok katadarwis dan divisi
sarpras/infrastruktur, kegiatan yang dilakukan adalah pemerataan lahan di kebun
jeruk nantinya akan di gunakan sebagai tempat berteduh wisatawan dalam memetik
jeruk dan istirahat menikmati pemandangan pegunungan Arjuna, Welirang dan
Panderman. Joglo perlu dibangun untuk selain berteduh juga dialog antara
relawan wisata yang berasal dari masyarakat dengan wisatawan dan sebagai tempat
etalase produk unggulan seperti bibit tanaman lainnya serta dapat menikamati
keindahan matahari terbenam.
2.
Pembuatan kerangka meja yang telah dibuat sebelumnya, bidang infrastruktur
juga mulai mengerjakan lantai joglo dan memasang aliran listrik untuk keperluan
lampu dan lain-lain. Pencapaian kegiatan pengabdian dalam pebuatan joglo omag
wisata.
� Aliran listrik selesai
dipasang
� Lantai joglo juga
telah selesai walau dengan plesteran kasar
� Pembuatan meja juga
berhasil diselesaikan.
3.
Penanaman Bibit Klengkeng
������� ��Desa Junrejo diprogram sebagai desa dengan
penghasil buah klengkeng, masyarakat melalui kepala desa sudah mendatangkan
bibit klengkeng dari Magelang dan bantuan dari kementerian pertanian.
pendamping berperan dengan pengabdian kepada masyarakat. Tidak hanya memberi
bibit klengkeng tetapi juga memberi penyuluhan kepada masyarakat terutama
kepada kelompok katadarwis yang ada di desa Junrejo tentang tanaman klenkeng,
dari segi penanaman, pemelihataan dan pasca panen.
4.
Tidak hanya pengabdian dalam bibit klengkeng, tetapi juga memberikan
bantuan beberapa bibit tanaman yang dapat dipetik nantinya dalam omah wisata
yang akan dikunjungi oleh wisatawan. Beberapa bibit yang telah disumbangkan
kepada omah wisata adalah bibit sirsat kuning, jambu demak, matoa papua, petai
cina, leci biwa, kelapa kopyor, markisa jumbo dan lain sebagainya.�
Hasil
Dan Pembahasan
Berikut ini adalah penjelasan tentang jadual kegiatan
pengabdian kepada masyarakat di Desa Junrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu yang
dilakukan pada tanggal 09 Juni 2022 sampai 14 Juni 2022 pada uraian berikut
berikut:
1.
Program
Kerja bidang Sarana dan Prasarana/Infrastruktur
Program
Kerja |
Pelaksanaan
|
� Program |
/���� Kegiatan |
|
|
||
Waktu |
Bentuk
Kegiatan |
Deskripsi
Hasil Kegiatan Laporan |
Dokumentasi |
||||
Pemerata an lahan dan
untuk bangunan
joglo |
09/06/22 |
-
Meratakan lahan dengan cara memindahkan dari gundukan ke tanah yang datar -
Membuat joglo |
Melakukan pemerataan lahan di kebun jeruk dan pembuatan joglo omah wisata,
hal ini dapat membantu
para petani untuk berteduh
dan beristirahat. |
|
|||
10/06/22 |
-
Melanjutkan pemerataan
lahan -
Melanjutkan pembuatan
atap joglo |
Pemerataan
lahan digunakan untuk tempat latihan tari dan ceremonial serta
membuat meja dan mendekor joglo untuk pameran. |
|
||||
Membuat
pondasi joglo, dan �meja |
11/06/22 |
-
Melanjutkan pemerataan lahan -
Membuat pondasi
joglo -
Membuat kerangka
meja |
Meratakan lahan
dan �pengurukan tanah di daerah joglo dan melakukan pembuatan pondasi memakai bata, kemudian tinggal proses plester. Selain itu juga telah melakukan proses pembuatan meja dan masih di tahap pemotongan bambu/rangkanya. |
|
|||
12/06/22 |
-
Melanjutkan pembuatan joglo -
Menyelesaikan kerangka meja -
Membuat plakat |
Pembuatan joglo
sudah selesai sampai tahap atap untuk selanjutnya akan dilanjutkan pengecoran lantai. Sedangkan meja untuk joglo bagian
tengah sudah di proses sampai tahap pemotongan bambu. Untuk plakat belum di proses karena rencana bahan menggunakan papan kayu dan bahan belum siap. |
� |
||||
13/06/22 |
-
Menyelesaikan kerangka meja -
Melakukan pengecoran lantai joglo -
Membuat plakat tulisan |
Kerangka meja yang dibuat tinggal dilakukan pengecetan, pengecoran lantai sudah selesai sebagian sedangkan plakat belum sepenuhnya selesai. |
|
||||
Menyele saikan lantai joglo dan pasang aliran listrik |
14/06/22 |
-
Melanjutkan pengecoran lantai joglo yang belum selesai -
Memasang aliran listrik |
Pengecoran lantai
joglo telah selesai walau dengan plesteran kasar, aliran listrik dipasang untuk keperluan lampu dan lain-lain. Sedangkan plakat yang telah dirangkai saat ini juga sudah selesai |
|
|||
2.
Program
Kerja bidang Rencana Paket Wisata
Program
Kerja |
Pelaksanaan
Program/Kegiatan |
|||
Waktu |
Bentuk
Kegiatan |
Deskripsi
Hasil Kegiatan Laporan |
Dokumentasi |
|
Menyusun
rencana bundling paket wisata di Kota Batu |
09/06/22 |
-
Identifikasi secara rinci proker yang akan dibuat melalui daily meeting |
Bundling
paket wisata dilakukan dengan mencari informasi terkait
harga setiap tempat wisata yang akan dibundling serta menunjukkan contoh bundling yang sudah dibuat |
|
Menyusun paket
wisata yang disesuai kan dengan jarak
dan waktu |
10/06/22 |
-
Menggali
potensi yang ada di � Omah Wisata�
yaitu 4S (something to see, something to do,
something to learn, something to buy) -
Mengelompok
kan wisata-wisata di Kota
Batu terkait (jarak lokasi) dan juga terkait jenis wisatanya apa. |
Pembuatan
list wisata dibagi menjadi 3 jenis, yaitu healing, edukasi, dan kombinasi. Wisata �healing� akan dibagi lagi
menjadi (wahana/alam) karena di Batu wisatanya beragam sehingga wisatawan tidak merasa bosan. Untuk wisata edukasi, wisatawan akan diberikan edukasi mengenai penanaman dan perawatan buah jeruk, tomat, kelengkeng. Dan untuk wisata kombinasi, wisatawan akan diajak berkunjung ke wisata edukasi
dan wisata healing. |
|
Survei untuk
menggali informasi yang berkaitan dengan Omah Wisata |
11/06/22 |
-
Melakukan survei
dengan divisi SDM dirumah-rumah
warga yang dijadikan
homestay -
Menggali informasi
terkait output yang akan dihasilkan oleh divisi pengembangan
produk lokal dan culture
development -
Meriset harga
tiket omah wisata sesuai dengan potensi yang ada didalamnya |
Kegiatan survei dilakukan untuk menggali
informasi yang berkaitan dengan Omah Wisata untuk
kemudian dijadikan sebagai informasi lengkap sebelum dikonsultasikan dengan praktisi lapangan. |
|
Konsultasi dengan pembim bing |
12/06/22 |
-
Melakukan konsultasi
dan konfirmasi dengan pembim bing� lapangan |
Dengan adanya saran dari pembimbing, bidang rencana paket perlu konfirmasi kembali
dengan pihak pemilik kebun yang ada di sekitar Omah Wisata dan juga konfirmasi dengan UMKM untuk diajak kerjasama berkaitan dengan bundling paket wisata. |
|
Mencari informasi
terkait UMKM |
13/06/22 |
-
Melakukan survei
terkait UMKM yang ada disekitar Omah Wisata -
Menyetorkan bahan
untuk promosi Omah Wisata beserta
harganya agar bisa upload
di tripfunia |
Informasi yang sudah dikumpulkan terkait SOP dari kampoeng wisata UKM akan disetorkan pada ketua UKM Bu Tunik untuk digabungkan pada paket wisata. |
|
Menentukan paket
wisata serta paket bundling dengan wisata edukasi UMKM dan outbond |
14/06/22 |
-
Menentukan jenis paket wisata -
Menentukan kisaran
harga yang akan dipatok untuk tiket masuk Omah
Wisata |
Paketwisata yang telah ditentukan meliputi apa saja yang ada di Omah Wisata (termasuk kegiatan apa saja) dengan
bundling wisata edukasi dari UMKM dan juga paket
bundling kegiatan outbond. |
|
3.
Program
Kerja bidang Sumber Daya
Manusia
Program Kerja |
Pelaksanaan Program/Kegiatan |
|||
Waktu |
Bentuk Kegiatan |
Deskripsi Hasil Kegiatan Laporan |
Dokumentasi |
|
Pembuatan perencana an
hospitality |
09/06/22 |
-
Mencari data masyarakat yang memiliki usaha rumah inap -
Merencanakan pembuatan buku
panduan SOP (Standart Operasional Procedure) -
Merencanakan edukasi mengenai
sajian makanan khas Batu kepada wisatawan |
Berfokus pada hospitality bidang
Sumber Daya Manusia melakukan
penyuluhan mengenai SOP Hospitality kepada
warga yang mempunyai rumah inap tinggal. |
|
10/06/22 |
-
Memulai
penyuluhan kepada salah satu target dari warga yang mempunyai rumah inap -
Menyelesaikan
pembuatan tata tertib penginapan |
Pembuatan
tata tertib penginapan
dan mengagendakan penyuluhan
ke warga yaitu salah satunya Pak Yono selaku warga
yang memiliki usaha rumanh inap. |
|
|
Melakukan penyuluhan kepada warga |
11/06/22 |
-
Melakukan penyuluhan tahap pertama kepada beberapa
warga yang memiliki usaha rumah inap -
Merevisi tata tertib sesuai dengan hasil dari penyuluhan tahap
pertama |
Penyuluhan tahap pertama program hospitality
yang dilakukan kepada tiga rumah warga yang memiliki usaha rumah inap
yaitu Rumah Bapak Tanu, rumah Bapak Dono, dan rumah Bapak Miseri. |
|
12/06/22 |
-
Melanjutkan penyuluhan tahap pertama kepada beberapa warga yang memiliki usaha
rumah inap |
Penyuluhan ke rumah
Bapak Yono |
|
|
Memesan dan membeli jam dinding untuk
buah tangan |
13/06/22 |
-
Melanjutkan penyuluhan tahap pertama kepada beberapa warga yang memiliki usaha
rumah inap -
Memesan
dan membeli jam dinding untuk buah tangan
kepada warga yang memiliki usaha rumah inap |
Selain melakukan pemesanan dan pembelian jam dinding sesuai kesepakatan bersama sebagai buah tangan kepad warga yang memiliki rumah inap, penyuluhan
juga masih dilanjutkan ke rumah Bapak Dib |
|
Penyerahan bingkisan atau buah tangan |
14/06/22 |
-
Mengambil pesanan jam dinding yang sudah dipesan sebelumnya -
Mencetak tata tertib penginapan |
Pesanan jam dinding diserahkan bersamaan dengan tata tertib yang sudah dicetak kepada warga yang yang
memiliki usaha rumah inap. |
|
4.
Program
Kerja Bidang Digital Marketing
Program
Kerja |
Pelaksanaan
Program/Kegiatan |
|||
Waktu |
Bentuk
Kegiatan |
Deskripsi
Hasil Kegiatan Laporan |
Dokumentasi |
|
Pembuatan konten sosial media |
09/06/22 |
-
Melakukan dokumentasi
pemandangan kebun jeruk dan gunung berupa foto dan video -
Mengambil konten
di kebun
jeruk, dan pembuatan Ecoenzim -
Mengedit, mempublish/memposting konten disosial media
setelah membuat akun |
Setelah terkumpul beberapa dokumentasi dan konten-konten unik, divisi
Digital Marketing melakukan editing editing
(sebagai tinjauan kembali) dan penyusunan script untuk publishing |
|
10/06/22 |
-
Mengedit konten dan membuat
akun sosial media -
Shooting video dan foto Katadarwis dan� kebun jeruk -
Melakukan interview bersama
Pak Dib sebagai narasumber |
Selain
shooting video dan foto katadarwis, kebun jeruk, divisi digital marketing juga shooting seputar progresif sarpras dan mengedit konten disetiap media setelah akun sosmed sudah sudah dibuat dan melakukan interview untuk kepentingan konten yang selanjutnya akan dipublish |
|
|
Interview ketua Katadarwis dan mengelola website tripfunia. com |
11/06/22 |
-
Melanjutkanmengedit konten untuk dipublish atau diposting di social media seperti
Instagram dan Tik Tok -
Membuat akun Linktree |
Beberapa dari anggota tim Digital Marketing ada yang berpencar untuk melakukan interview bersama Pak
Dibsuwanto, ketua Katadarwis sebagai Narasumber di lokasi kebun jeruk yang sempat tertunda karena beliau ada acara dan terkendala cuaca hujan kemarin
dan ada juga sebagian fokus editing konten, pembuatan Linktree, dan mengelola website tripfunia.com |
|
Editing dan publishing social media |
12/06/22 |
-
Melanjutkan dan mengedit konten Feeds
Instagram, Tiktok yang belum
terselesaikan -
Mengelolawebsite
tripfunia.com |
Hasil konten yang telah diedit akan dipublish
di sosial media yang telah
dibuat sebelumnya. Sedangkan untuk website
trifunia.com ada beberapa
kendala sehingga membutuhkan penyesuaian terkait website tersebut. |
|
13/06/22 |
-
Mengedit brosur poster paket
wisata dengan divisi rencana paket wisata -
Membuat script kontem -
Melakukan interview bersama Pak Dib sebagai narasumber |
Divisi digital
marketing berkoordinasi dengan
divisi rencana paket wisata untuk mempromosikan paket wisata yang sudah ditentukan sebelumnya. Bidang digital marketing juga melakukan
editing draft konten sosial
media dan poster Paket Wisatauntuk
keperluan publishing dan ada
yang mengelola website tripfunia.com untuk mempromosikan Paket Wisata. |
|
|
Mengung gah artikel atau
poster |
14/06/22 |
-
Mengunggah artikel atau
poster di wesbite tripfunia.com -
Merevisi hasil editing paket
wisata untuk dipublish -
Mengajak teman-teman
peserta KKN untuk membuat akun website
tripfunia.com |
Dengan melanjutkan dan merevisi hasil editing maka akan didapatkan
hasil yang baik untuk mempromosikan Paket
Wisata yang telah dibuat. Selanjutnya akan ada beberapa
artikel yang diunggah
juga pada website trripfunia.com |
|
5.
Program
Kerja bidang Culture Development
Program
Kerja |
Pelaksanaan
Program/Kegiatan |
|||
Waktu |
Bentuk
Kegiatan |
Deskripsi
Hasil Kegiatan Laporan |
Dokumentasi |
|
Sosialisasi ke RT / RW setempat |
09/06/22 |
-
Melakukan sosialisasi ke RT
01 dan Rw 05 terkait informasi budaya -
Melakukan riset ke beberapa warga tentang kebudayaan yang ada |
Dari hasil sosialisasi dan riset, diketahui bahwa kebudayaan keroncong
tidak ada, yang ada yaitu kebudayaan
Bantengan, Jaranan, Terbangan, Pencak Silat, Perkusi, Elekton, dan Ludruk |
|
10/06/22 |
-
Mencari data dan informasi lain terkait
kebudayaan dan biaya yang
dibutuhkan -
Mendiskusikan tentang kesenian warga Junrejo bersama dengan ketua RW 05 |
Informasi yang didapat menujukkan bahwa budaya Bantengan
dan jaranan akan di aktifkan kembali agar dapat memberikan pertunjukan serta memiliki rencana untuk mengadakan kolaborasi �dengan peserta seni tari Sanduk, tari ganongan, perkusi. |
|
|
Membuat kostum untuk penari |
14/06/22 |
-
Menyiapkan bahan dan alat
yang dibutuhkan untuk membuat kostum -
Membuat kostum untuk penari dan orang-orangan sawah |
Kostum yang disiapkan dan dibuat sendiri dengan sedikit modifikasi akan digunakan untuk penari. |
|
6.
Program
Kerja bidang Community Network
Program
Kerja |
Pelaksanaan
Program/Kegiatan |
|||
Waktu |
Bentuk
Kegiatan |
Deskripsi
Hasil Kegiatan Laporan |
Dokumentasi |
|
Persiapan dan Koordinasi |
14/05/22 |
-
Koordinasi dengan anggota
kelompok -
Mengikuti pembekalan teknis -
Koordinasi dengan DPL -
Mengikuti kegiatan pembukaan |
Melakukan perkuliahan dan diskusi online melalui zoom dan aplikasi
pesan. |
|
Survey Lokasi |
15/05/22 |
-
Kunjungan ke desa -
Koordinasi dengan Tim Pariwisata |
Tim Pariwisata menjelaskan potensi
pariwisata |
|
Sounding
ke pihak yang terkait (RT, RW) |
09/06/22 |
-
Menemui bapak
RT dan RW untuk menanyakan
budaya dari desa Junrejo untuk
kegiatan proker divisi
culture development -
Membantu divisi lain seperti culture development, pengembangan produk lokal, dan digital marketing |
Dengan menjadi perantara antar divisi maka dapat meminta izin
dan meminta dukungan untuk meramaikan penutupan kegiatan KKN pada tanggal 17 nanti dengan menampikan budaya yang ada di desa Junrejo. |
|
Menyusun narasi |
10/06/22 |
-
Membuat program kerja dan goals Community Network -
Membuatperencanaan global selama 5 hari kedepan -
Memulaipembuatan narasi |
Menyusun narasi
bagi kegiatan KKN Tematik dan Omah Wisata untuk bisa dikomunikasikan ke berbagai pihak
luar dengan mengangkat topik menarik yang menampilkanKeunikan
dan keunggulan Omah Wisata Junrejo. |
|
11/06/22 |
-
Membuat goals Community
Network yang dituangkan dalam
bentuk narasi -
Mencari informasi
tentang program kerja devisi Culture Development, dan Pengembangan
Produk,� untuk dituangkan dalam konten narasi Community Network |
Dari hasil
pencarian didapatkan informasi terkait program yang akan dijalankan oleh devisi pengembangan produk lokal, culture
development, SDM, dan rencana paket
wisata yang selanjutnya dituangkan dalam konten narasi dalam bentuk tulisan. |
|
|
12/06/22 |
-
Melanjutkan narasi yang belum terselesaikan -
Menulis artikel untuk di
publish oleh divisi digital marketing |
Narasi yang telah disusun sebelumnya kembali dilanjutkan hingga mencapai bab pembahasan. Sedangkan artikel yang ditulis terdiri dari beberapa artikel. |
|
|
Menyelesaikan narasi dan membuat mini vlog |
13/06/22 |
-
Menyelesaikan narasi -
Membuat dokumentasi foto
dan video untuk mini vlog |
Proses penulisan narasi dan mencari bahan seperti foto dan video dari beberapa hal yang menarik untuk dimasukkan dalam mini vlog. |
|
14/06/22 |
-
Mengecek ulang dan merevisi
narasi yang sudah terselesaikan -
Menyebarkan undangan untuk
acara closing ceremony |
Narasi telah berhasil diselesaikan yang kemudian dilanjut untuk menyebarkan undangan pada malam hari ke beberapa
orang yang akan diundang untuk hadir di acara closing
ceremony. |
|
7.
Program
Kerja bidang Pengembangan Produk
Lokal
Program
Kerja |
Pelaksanaan
Program/Kegiatan |
|||
Waktu |
Bentuk
Kegiatan |
Deskripsi
Hasil Kegiatan Laporan |
Dokumentasi |
|
Pembuatan Eco Enzyme |
09/06/22 |
-
Menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan eco enzyme -
Memungut jeruk yang telah jatuh ke tanah -
Memilah dan memilih jeruk
yang bagus untuk untuk dicuci -
Memotong buah dan kulit jeruk |
Eco enzyme yang dibuat merupakan larutan kompleks hasil fermentasi dari limbah organik
seperti limbah buah dan sayuran atau molase dan air dengan bantuan mikroorganisme selektif dari kelompok jamur dan bakteri selama 3 bulan. Eco enzyme dapat dimanfaatkan untuk cairan pembersih rumah tangga alami, pembersih lantai,� deterjen
antiseptik alami, mencegah penyumbatan saluaran air, menghilangakan bau tidak sedap. |
|
Membuat materi workshop |
10/06/22 |
-
Melakukan diskusi bersama praktisi pembimbing lapangan terkait materi workhsop -
Menganalisa dan mencari kelemahan dan keuntungan |
Perencanaan Proker
untuk pematangan materi workshop berupa
PPT, pembahasan untuk
planning lanjutan tentang
proker dan pemantapan proker, menganalisis SWOT nya dan penyusunan ulang
roundown |
|
Pembuatan produk inovasi |
11/06/22 |
-
Menyiapkan (membeli) bahan produk yang dibutuhkan -
Membahas tentang perencanaan
workshop |
Kegiatanpem buatan
inovasi produk berupa cireng, selai dan permen jeruk, maka diperlukan
adanya pembelian alat dan bahan di pasar terdekat. Pembelian alat dan bahan pada hari ini dikhususkan
untuk trial error. Sedangkan
workhsop yang akan diadakan mengusung tema fotografi produk melalui smartphone dan akan dilaksanakan di tempat bu Tunik |
|
12/06/22 |
-
Melakukan trial
error untuk mencari takaran yang tepat dalam pembuatan produk -
Melakukan penyusunan materi untuk Workshop tentang Peningkatan Produk Lokal dengan fotografi |
Hasil dari trial eror untuk mendapatkan takaran yang tepat dinilai cukup memuaskan. |
|
|
13/06/22 |
-
Melakukan pemetikan buah jeruk untuk dijadikan
bahan pembuatan produk -
Melakukan pembuatan produk untuk pameran. -
Melakukan pertemuan dengan ibu Tunik selaku
pemilik UMKM |
Buah jeruk yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
produk inovasi dan akan dipamerkan pada acara
closing ceremony sudah berhasil
dilakukan. Adapun kegiatan
workshop bersama UMKM akan
berkoordinasi dengan Ibu Tunik selaku pemilik UMKM untuk melakukan workshop fotografi produk. |
|
|
Melaksana kan workshop |
14/06/22 |
-
Memberikan edukasi
kepada para pemilik UMKM bagaimana cara mengambil gambar produk dengan baik dan benar -
Membuat produk
untuk dipamerkan |
Rencana workshop yang sudah direncanakan beberapa hari lalu sudah
terealisasi dengan para pemilik UMKM tentang Peningkatan Produk Lokal dengan Fotografi. |
|
Kesimpulan
Terlaksananya� program
pengabdian kepada masyarakat� ini tidak
terlepas dari adanya kerjasama antara pihak masyarakat di desa junrejo Junrejo
Kota Batu, sehingga dalam pelaksanakan pengabdian ini dituntut untuk dapat
hidup bermasyarakat dan memahami realita masyarakat dengan menggunakan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimilikinya.
Masyarakat petani, kelompok katadarwis dan pelaku usaha mikro
kecil sangat senang dengan adanya pengabdian ini, sehingga bisa menambah
wawasan dan pengetahuan tentang pariwisata terutama wisata desa yang dapat
memberikan masukan dalam kelangsungan pariwisata yang ada di desa dan
dikembangkan lebih maju dan moder.
Terbentuknya sadar wisata dan kolaborasi antara pemangku
kepentingan pariwisata desa, sehingga wisata desa yang ada di Desa Junrejo
saling kolaborasi dalam pengembangannya untuk memajukan pariwisata di desa, dimana
yang tadinya berdiri sendiri seperti wisata Bring Rahardjo, wisata petik buah
dan sayur, wisata peralatan rumah tangga, wisata kerukunan beragama yang ada di
desa saling bahu membahu dalam pemasaran dan pengelolaan ke depan.
Terciptanya pemasaran digital marketing dan media sosial
dalam pengembangan omah wisata yang ada, seperti pemasaran lewat Tik-Tok,
Instragram, dan tripfunia.com
Bertambahnya produk baru dalam pengeloaan omah wisata,
sehingga wisatawan tidak hanya memetik jeruk, beli oleh oleh tetapi juga
wisatawan bisa menginap di rumah warga dan masyarakat sebagai relawan wisata
untuk melayani wisatawan yang nantinya akan berkunjung ke wisata lain di Kota
Batu, relawan wisata sebagai pemandu dalam bidang pariwisata.
Sesuai dengan pengembangan desa, nantinya Junrejo akan
menghasilkan penghasil buah klengkeng, karena setiap rumah dan pekarangan warga
banyak yang ditanami klengkeng, sehingga akan dapat menjual buah klengkeng
skala besar.
Dengan terbangunnya omah wisata, para petani, kelompok
katadarwis, pengrajin peralatan rumah tangga yang terbuat dari kayu dan batu
dapat saling komunikasi dan tukar fikiran dan program di omah wisata dalam
memelihara dan mengembangkan pariwisata desa dan kelangsungan pariwisata yang
berkelanjutan
BIBLIOGRAFI
Ayatrohaedi,
Kepribadian Budaya Bangsa (local Genius), Pustaka Jaya, Jakarta, 1986.
Aprilia Theresia, Krisnha S.
Andini, dkk, Pembangunan Berbasis Masyarakat, Bandung: Alfabeta,
2015
Hermanto Suaib, Suku Moi: Nilai-Nilai Kearifan
Local dan Modal Social dalam Pemberdayaan
Masyarakat, (An Image, 2017)
Handy, Alexander dan Yudithia.
2018. Implementasi Kolaborasi
Model Pentahelix dalam rangka mengembangkan potensi Pariwisata di jawa timur serta
meningkatkan perekonomian domistik. Jurnal Manajemen Bisnis (Mebis). Vol 3 No 1. Hal 31-38
I Ketut Gobyah, Berpijak
pada Kearifan Lokal,
http://www.balipos.co.id, 30 Juli 2012,
Instruksi Presiden
Republik Indonesia No 7 Tahun
2018 Tentang Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun
2018-2019�
Maulana, A. (2019). Pemetaan Prospek Pasar Wisatawan Nusantara di Indonesia. Jurnal
Kepariwisataan Indonesia: Jurnal
Penelitian dan Pengembangan
Kepariwisataan Indonesia, 13(1), 1-15. Retrieved from
http://ejournal.kemenpar.go.id/index.php/jki/article/view/58
Moleong, L. J.,
& Surjaman, T. (1989). Metode
Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung.
Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif� Nomor
3 tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus NonFisik Dana Pelayanan
Peratuaran Presiden Republik Indonesia no 70
Tahun 2019 tentang Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pendaftaran Usaha Pariwisata
Peraturan Menteri Kebudyaan Dan Pariwisata Nomor 26 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pariwisata
Melalui Desa Wisata.
Peratuaran Presiden
Republik Indonesia no 70 Tahun
2019 tentang Badan Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.
Peraturan Menteri Pariwisata
Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 Tentang Pendaftaran Usaha Pariwisata
Peraturan Menteri Kebudyaan
Dan Pariwisata Nomor 26 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata Melalui Desa Wisata
Ratna Trisuma Dewi, Tesis: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Collaborative Governance dalam Pengembangan
Industri Kecil (Studi Kasus Tentang Kerajinan
Reyog dan Pertunjukan Reyog di Kabupaten Ponorogo), Universitas Sebelas
Maret Surakarta, hal 78-85.
34
Spillane, J. J. (1987). Pariwisata
Indonesia, Sejarah dan Propeknya, Kanisius,
Yogyakarta.
Copyright holder: Priyanto, Hendro Wardhono,
Sri Kamariyah, Anita Asnawi,
Mochammad Arfani (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |