Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 9, September
2022
PENGARUH ETHICAL LEADERSHIP DAN HRM PRACTICE TERHADAP EMPLOYEE ENGAGAGMENT YANG DI MEDIASI
OLEH ORGANIZATIONAL COMMITMENT PADA PT
PNM VENTURE CAPITAL
Mega
Purnama Putri, Erny Tajib
Magister
Manajemen, Universitas Trisakti,
Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh ethical leadership dan HRM practice terhadap
employee engagement yang di mediasi oleh organizational
commitment pada PT PNM Venture Capital. Data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data primer dengan responden adalah karyawan yang bekerja di PT PNM Venture Capital yang diambil
datanya pada bulan maret hingga april
2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik sensus/sampling
total dan jumlah responden sebanyak 114 orang dengan alat analisis menggunakan
Smart-PLS dengan metode analisis Structural
Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara langsung antara ethical leadership dan HRM Practice terhadap
employee engagement. Selain itu, hasil
penelitian pada pengaruh tidak langsung terdapat hasil bahwa adanya pengaruh
HRM Practice terhadap
employee engagement yang di mediasi oleh organizational
commitment namun untuk variabel ethical
leadership secara tidak
langsung tetap tidak berpengaruh terhadap employee
engagement. Implikasi yang dapat
diharapkan adalah perlunya organisasi mengedepankan aspek-aspek dari praktik HRM Practice sebagai
upaya mendorong komitmen dan keterikatan pekerja di PT PNM Venture Capital, serta
perlunya dukungan dari atasan untuk
mencapai hal tersebut, sehingga membuat karyawan menjadi lebih energik,
berdedikasi, dan antusias dalam melakukan pekerjaannya.
Kata Kunci: Ethical Leadership; HRM Practice; Employee Engagament; Organizational Commitment
Abstract
This study aims to analyze the influence of ethical leadership and HRM
practice on employee engagement mediated by organizational commitment at PT PNM
Venture Capital. The data used in this study is primary data with respondents
being employees who work at PT PNM Venture Capital which was taken from March
to April 2022. This research is a quantitative study by sampling using the
nonprobability sampling method with census / sampling techniques in total and
the number of respondents as many as 114 people with analytical tools using
Smart-PLS with the Structural Equation Model (SEM) analysis method. The results
showed that there was no direct influence between ethical leadership and HRM
Practice on employee engagement. In addition, the results of the study on the
indirect influence there are results that there is an influence of HRM Practice
on employee engagement which is mediated by organizational commitment but for ethical
leadership variables indirectly still has no effect on employee engagement. �The implication that can be expected is the
need for the organization to prioritize aspects of hrm
practice as an effort to encourage the commitment and attachment of workers at
PT PNM Venture Capital, as well as the need for support from superiors to
achieve this, thus making employees more energetic, dedicated, and enthusiastic
in doing their jobs.
Keywords: Ethical
Leadership; HRM Practice; Employee Engagament;
Organizational Commitment
Pendahuluan
Belakangan
ini organisasi sangat memperhatikan urgensi dalam mengetahui perkembangan pengelolaan sumber daya manusia,
hal tersebut dikarenakan sebagai upaya melewati perubahan yang terjadi secara terus menerus
efek dari globalisasi, yang mana menuntut organisasi untuk menyesuaikan diri dan mendukung kemajuan para pekerja nya agar bisnis yang dijalankan dapat survive pada
bidanya tersebut selama jangka waktu
yg diinginkan. Kompetisi antar bisnis menjadi sangat ketat, organisasi mau tidak mau
harus selalu mengikuti perkembangan atau bahkan lebih
berkembang (Sri widodo,
2021).
Kesuksesan
organisasi tersebut, memerlukan adanya keterikatan (engagement)
pekerja sebagai sumber daya manusia.
Keterikatan (engagement)
karyawan merupakan dorongan dalam mengendalikan kinerja oerganisasi dan merupakan dasar strategi yang mengarah pada
tercapainya tujuan organisasi. Oleh sebab itu, dalam hal
employee engagement peran kepemimpinan sangat penting untuk diciptakan.
Besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap sikap dan perilaku karyawan tidak terbatas hanya pada aspek manajerial, namun juga memiliki implikasi yang etis (ethical) atau pantas terhadap karyawan. Dengan pemimpin yang diharapkan tersebut, manajemen juga sangat membutuhkan karyawan yang juga antusias, energik, berdedikasi, dan berkomitmen dengan kerjannya, karyawan seperti itu berperan dalam
andil yang lebih luas untuk kemajuan
organiasai dan apat berkompetisi dengan saingannya (Aktar & Pangil, 2018).
Menciptakan orang-orang yang unggul
untuk bersaing dengan organisasi lain memerlukan perhatiaan yang cermat terhadap praktik-praktik yang paling baik dalam memanfaatkan asset manusia. Praktik tersebut yakni praktik pada manajemen sumber daya manusia
(SDM) atau disebut dengan HRM (Human
Resource Management) Practice. Pada dasarnya HRM practice bertujuan
untuk mengelola sumber daya manusia
(SDM) melalui fasilitas organisasi sehingga mampu menghasilkan pengetahuan organisasi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Kaitannya dengan employee engagement, praktik
HRM dalam konteks organisasi layanan yang lebih khusus memiliki
peran yang penting (Aktar & Pangil, 2018).
Praktik HRM mampu mempengaruhi persepsi dukungan organisasi, komitmen, dan keterlibatan kerja (Martono & Putri, 2018).
Komitmen pada organisasi (Organizational Commitment) merupakan hal yang penting, karena karyawan yang mempunyai commitment tinggi
pada organisasi mereka akan mampu bertahan
atau bekerja dalam sebuah organisasi
dalam jangka waktu yang panjang, berkorban pada organisasi serta mampu meningkatkan
produktivitas kerjanya. Dengan demikian, peneliti akan menguji
peran dari mediasi sikap positif
karyawan yakni organizational commitment pada hubungan antara praktik HRM (career advancemeent, perfomance
feedback, job security, training and development reward and recognition)
dan ethical leadership di antara karyawan.
Ethical leadership
Ethical
leadership didefinisikan
sebagai perilaku yang menunjukkan secara normative melalui aksi individu
dan hubungan interpersonal, kepada
karyawan lewat komunikasi dua arah, penguatan, dan pengambilan keputusan (Rabie dan Maliek 2020). Esensi dari ethical
leadership ialah mempengaruhi,
yakni berkuasa dalam menjalankan kepemimpinannya dengan bijak (Boyd, B; Brent 2006). Ethical leadership dianggap
menjadi panutan, karena perilakunya dapat menjadi contoh
yang dapat diterima di lingkungan dan pada akhirnya untuk ditiru oleh pengikut atau karyawannya
(Rabie dan Malek 2020).
Peran Ethical leadership
Ethical
leadership mampu menginspirasi karyawan yang bekerja agar mereka menunjukkan kemampuan tertinggi yang mereka miliki. Dianggap adil oleh karyawannya dalam hal mengambil
keputusan, dalam menyuarakan keprihatinan atau saran karyawan tanpa memiliki rasa takut, dan menghargai penting nya ide-ide yang diberikan, itulah yang membuat karyawan merasa aman dalam
menyuarakan pandangan mereka dengan menerima
apa yang dikhawatirkan karyawannya (Jha dan Singh 2019).
HRM Practice
Menurut
Otoo (2019)
menegaskan bahwa HRM practice merupakan
seperangkat praktik yang digunakan oleh oraganisasi dalam pengelolaan SDM melalui fasilitas peningkatan kemampuan secara khusus di perusahaan, oleh karena itu membuahkan hubungan sosial yang lebih luas dan menghasilkan pengetahuan organisasi demi menjaga keunggulan dalam berkompetitif.
Secara
khusus, HRM Practice
adalah kegiatan mendasar yang mana organisasi dapat mengembangkan dan membentuk keterampilan, kemampuan dan perilaku karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka dengan sukses
dan dapat memenuhi target dari tujuan organisasi
(Aktar dan Pangil 2018).
Dimensi HRM Practice
HRM
Practice dalam penelitian ini mempertimbangkan dalam hal career
advancement, job security, performance feedback, training&development
serta reward and recognition (Aktar & Pangil, 2018).
�
Career advancement
Proses
dimana organisasi menciptakan prospek untuk kemajuan karir karyawan, yang merupakan motivasi paling penting yang dapat mempengaruhi perilaku karyawan secara positif.
� Job security
Sejauh
mana organisasi mampu menawarkan kesempatan kerja yang stabil kepada para karyawannya. Karyawan yang mulai khawatir tentang kehilangan pekerjaannya, maka secara tidak
langsung perilaku kerja akan semakin
memburuk.
� Performance feedback
Sejauh
mana karyawan memiliki kesempatan dalam mendapatkan informasi (pada saat evaluasi) yang berguna dari apa
yang telah dikerjakan dan membantu untuk perkembangan saat melakukan pekerjaan selanjutnya.
�
Reward & recognizition
Reward yang diberikan perusahaan sebagai upaya untuk
mendorong karyawan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan. Reward & recognizition
memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi
�
Training
& Development
Merupakan
investasi organisasi dalam mengembangkan keterampilan dan kemampuan karyawannya sehingga dapat bekerja lebih
baik lagi sesuai tujuan dari
organisasi, dengan begitu karyawan mampu menangani situasi yang berbeda-beda dan rumit dalam suatu
organisasi.
Organizational commitment
Organizational
commitment ialah
terjadinya ikatan secara emosional antara karyawan dengan organisasi yang menyebabkan karyawan tersebut merasa ikut memiliki dan merasa bertanggung jawab atas pencapaian
tujuan organisasi Lara et al., (2020). Secara
umum, apabila karyawan merasa komitmen terhadap organisasi dimana tempat mereka bekerja
cenderung akan merasakan pemahaman yang tulus tentang tujuan
organisasi mereka, dan merasa telah menjadi
bagian darinya dan setia kepada organisasi,
yang merupakan nilai tambah Martial et al., (2020).
Dimensi Organizational Commitment
Ada tiga komponen dari �Modal of Commitment� yang diterbitkan dalam review HRM pada
tahun 1991 Martial et al., (2020).
Model ini menunjukkan organizational commitment sebagai keadaan psikologis, serta tiga faktor yang membentuk cara karyawan agar lebih merasakan organisasi tempat mereka bekerja
(Meyer & Allen 1991). Menurut Martial et al., (2020)
Tiga komponen model tersebut terdiri dari Martial et al., (2020):
1.
Affective
Commitment
Terjadi
ketika seseorang mengalami hubungan emosional yang kuat di tempatnya bekerja. Hal tersebut membuat orang-orang ingin terus bekerja
dan benar-benar merasakan semangat untuk terus berkomitment, kerena telah sepemikiran
dengan maksud dan nilai dalam organisasi
tersebut.
2.
Continuance
Commitment
Komitmen
terhadap organisasi sampai pada titik dimana takut jika
meninggalkannya, karena takut kehilangan manfaat yang telah didapat selama menetap lama dalam sebuah organisasi dibandingkan jika keluar dari organisasi
tersebut belum tentu dapat yang lebih tinggi atau
sesuai dengan yang saat ini.
3.
Normative
Commitment
Komitmen
ini terjadi ketika kita memiliki
perasaan akan tetap berada dalam
organisasi dikarenakan adanya intervensi dari orang lain. Seseorang yang memiliki tingkat komitmen normative
yang tinggi akan sangat memikirkan hal-hal yang diucapkan teman lain jika kita keluar
dari sebuah organisasi tempat kita bekerja saat
ini. Ada rasa takut membuat kecewa pada orang-orang disekitar seperti atasan, rekan kerja
dll karena khawatir mereka berpikir buruk terhadap sikap pengunduran diri yang kita lakukan.
Employee engagement
Menurut Saini et al., (2019).
Employee engagement ialah derajat yang terukur dari keterikatan
emosional positif/negative seorang karyawan terhadap pekerjaannya, teman kerja, dan organisasi yang berpengaruh tehadap kemauan dan sangat mempengaruhi kemauan untuk belajar dan menunjukkan bakatnya nya dalam organisasi.
Dimensi Employee Engagement
1.
Vigor,
adalah sifat seorang karyawan yang memiliki tingkat energi dan kedamaian yang tinggi dapat dikatakan
memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja,
tidak gampang lelah dan mampu mengatasi persoalan.
2.
Dedication,
seoarang karyawan yang mempunyai kebanggan, inspirasi dan antusiasme dalam bekerja serta
menyukai tantangan merupakan sifat karyawan yang ditandai memiliki dedikasi yang tinggi.
3.
Absorption,
adalah sifat karyawan yang merasakan saat bekerja waktu
berlalu sangat cepat, merupakan orang-orang yang menikmati
pekerjaannya, berkonsentrasi
dalam pekerjaannya dan merasa enggan untuk
melepaskan diri dari pekerjannya.
Metode
Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan menggunakan metode jenis kuantitatif, dengan menggunakan statistik deskriptif sehingga dapat membuktikan atau tidaknya sebuah hipotesis (Sugiono 2019). Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian dalam teknik pengumpulan data dengan melakukan survei sebagai sumber penelitian. Peneliti menggunakan studi cross-section dikarenakan peneliti hanya mengambil data dalam satu waktu.
Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan diperoleh melalui data primer, Unit Analisa dalam
penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di anak usaha PT Permodalan Nasional madani (PNM) yakni PT PNM Venture
Capital yang berjumlah 114 orang.
Hasil Dan Pembahasan
Pada uji validitas bertujuan untuk menghitung valid atau tidaknya sebuah
pernyataan dalam kuisioner. Jika pernyataan dalam kuisioner itu valid maka pernyataan tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Sekaran dan Bougie 2017). Dalam
penelitian ini suatu item pertanyaan dapat dikatakan valid jika memiliki factor loading 0,60. Hair et al., (2014).
Tabel 1
Hasil
Uji Validitas Ethical
Leadership
No |
Item
Pertanyaan |
Kode |
Factor
Loading |
Keputusan |
1 |
Atasan saya mendenagrkan apa yang dikatakan karyawan |
EL1 |
0.674 |
VALID |
2 |
Atasan saya memberikan contoh bagaimana melakukan sesuatu dengan cara
yang benar dalam beretika |
EL2 |
0,883 |
VALID |
3 |
Atasan saya memikirkan kepentingan terbaik karyawan |
EL3 |
0,847 |
VALID |
4 |
Atasan saya dapat dipercaya |
EL4 |
0,888 |
VALID |
5 |
Atasan saya mendefinisikan kesuksesan bukan hanya dari hasil tetapi juga
dari cara mendapatkannya |
EL5 |
0,805 |
VALID |
Sumber
: Output Smart PLS
Tabel 2
Hasil
Uji Validitas HRM
Practice
No |
Item Pertanyaan |
Kode |
Factor Loading |
Keputusan |
|
Career Advancement |
|
|
|
1 |
Saya memiliki kemajuan karir yang jelas dalam perusahaan ini |
C1 |
0,752 |
VALID |
2 |
Saya mendapat kenaikan jabatan di perusahaan tempat saya bekerja
|
C2 |
0,740 |
VALID |
|
Job
Security |
|
|
|
3 |
Saya dapat bekerja di perusahaan ini selama yang saya inginkan |
J1 |
0,576 |
TIDAK VALID |
4 |
Saya aman dalam pekerjaan
saya |
J2 |
0,657 |
VALID |
|
Performance
Feedback |
|
|
|
5 |
Atasan saya
memberikan feedback
atas kinerja saya |
P1 |
0,691 |
VALID |
6 |
Feedback yang saya terima dapat
dikendalikan |
P2 |
0,716 |
VALID |
|
Training
& Development |
|
|
|
7 |
SDM
member saya kesempatan
yang cukup dalam hal pelatihan dan pengembangan |
T1 |
0,843 |
VALID |
8 |
Program
training&development ekstensif
ditawarkan oleh perusahaan
saya untuk meningkatkan keterampilan kerja saya |
T2 |
0,821 |
VALID |
|
Reward
& Recognition |
|
|
|
9 |
Untuk meningkatkan
kinerja, karyawan diberikan kenaikan gaji |
R1 |
0,583 |
TIDAK VALID |
10 |
Kompensasi yang saya terima sebanding
dengan kontribusi yang saya di perusahaan ini |
R2 |
0,746 |
VALID |
11 |
Keseluruhan benefit yang saya terima dari
perusahaan saya memenuhi kebutuhan saya dan keluarga saya |
R3 |
0,785 |
VALID |
Sumber
: Output Smart PLS
Tabel Error! No text of specified style in document.
Hasil Uji Validitas Employee Engagament
No |
Item
Pertanyaan |
Kode |
Factor
Loading |
Keputusan |
|
Vigour |
|
|
|
1 |
Ketika saya bangun di pagi hari, saya merasa ingin pergi bekerja |
EE1 |
0,658 |
VALID |
2 |
Di pekerjaan saya, saya sangat tangguh secara mental |
EE2 |
0,681 |
VALID |
|
Dedication |
|
|
|
3 |
Saya antusias dengan pekerjaan saya |
EE3 |
0,842 |
VALID |
4 |
Pekerjaan saya menginspirasai saya |
EE4 |
0,889 |
VALID |
5 |
Bagi saya, pekerjaan saya menantang |
EE5 |
0,765 |
VALID |
|
Absorption |
|
|
|
6 |
Ketika saya bekerja, saya melupakan semua semua hal lain di sekitar saya |
EE6 |
0,436 |
TIDAK VALID |
7 |
Saya sangat senang ketika saya bekerja dengan intense |
EE7 |
0,575 |
TIDAK VALID |
8 |
Saya sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan saya |
EE8 |
0,506 |
TIDAK VALID |
Sumber
: Output Smart PLS
Hasil Uji Validitas Organizational Commitment
No |
Item
Pertanyaan |
Kode |
Factor
Loading |
Keputusan |
|
Normative Commitment |
|
|
|
1 |
Saya merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan
ini |
OC1 |
0,817 |
VALID |
2 |
Saya pastikan untuk memberikan penampilan terbaik untuk perusahaan |
OC2 |
0,685 |
VALID |
3 |
Saya menanggapi masalah perusahaan ini sebagai masalah saya secara pribadi |
OC3 |
0,649 |
VALID |
4 |
Saya mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan ini |
OC4 |
0,731 |
VALID |
|
Continuance Commitment |
|
|
VALID |
5 |
Jika saya mendapatkan pekerjaan lain dengan gaji yang lebih baik, saya
tidak ingin meninggalkan perusahaan ini |
OC5 |
0,696 |
VALID |
6 |
Tidak etis untuk berpindah dari satu organisasi ke organisasi lain |
OC6 |
0,582 |
TIDAK VALID |
|
Affective commitment |
|
|
VALID |
7 |
Saya merasa bangga untuk mengatakan bahwa saya bekerja di perusahaan ini |
OC7 |
0,763 |
VALID |
8 |
Saya merasa sangat cocok dengan perusahaan ini |
OC8 |
0,700 |
VALID |
9 |
Berada di perusahaan ini
memiliki arti pribadi bagi saya |
OC9 |
0,800 |
VALID |
Sumber
: Output Smart PLS
A.
Hasil Uji Reliabilitas
No |
Variabel |
Composite
Reliability |
Keputusan |
1 |
Employee Engagament (EE) |
0,879 |
Reliabel |
2 |
Ethical
Leadership (EL) |
0,912 |
Reliabel |
3 |
HRM Practice (HRMP) |
0,921 |
Reliabel |
4 |
Organizational Commitment (OC) |
0,902 |
Reliabel |
Sumber
: Output Smart PLS
Menurut
Sekaran dan Bougie (2017), dasar pengambilan
keputusan pengujian reliabilitas ini adalah:
1.
Koefisien
composite reliability �
0,70 maka acceptable
(construct reliable)
2.
Koefisien
composite reliability < 0,70 maka poor acceptable (contruct
unreliable).
B.
Model Struktual (inner model)
Uji R2 dan Uji Goodnes of fit
Hasil Uji R2
Model
|
R Square |
R Square Adjusted (R2) |
Model EE |
0,251 |
0,230 |
Model OC |
0,395 |
0,384 |
Sumber:
Output Smart PLS
�����������
Artinya
variable independen pada model EE mampu
menjelaskan 23% variasi dari variable dependen dan sisanya dijelaskan oleh variable
lain yang tidak termasuk kedalam model. Pada model OC, variable independen
pada model OC mampu menjelaskan
38,4% variasi dari variable
dependen dan sisanya dijelaskan oleh variable lain yang tidak
termasuk dalam model.
Hasil Uji Godness of Fit (GoF)
GoF
= �= �) =0,4269
GoF besar = 0,4269. Dari pengujian R2
dan GoF terlihat bahwa model yang dibentuk telah layak. Sehingga
pengujian hipotesa dapat dilakukan.
Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ialah model statistic menggunanakan
analisis SEM (structural
equation model). Pada penelitian ini terdapat 14 hipotesis yang akan diuji dengan mengambil
batas toleransi kesalahan ialah 5% (p-value
≤ 0,05). Dasar pengambilan keputusan
yang dimaksud yakni:
a.
Jika
p-value ≤ 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antar variable
b.
Jika p-value > 0,05, maka tidak terdapat
hubungan yang signifikan antar variable
Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Langsung
Hubungan
|
T Statistik
|
P Values |
Kesimpulan |
EL-� EE |
0,504 |
0,614 |
Tidak
didukung |
HRMP
� EE |
0,325 |
0,746 |
Tidak
didukung |
EL
� OC |
0,897 |
0,307 |
Tidak
didukung |
HRMP
� OC |
5,613 |
0,000 |
Didukung |
OC
� EE |
4,447 |
0,000 |
Didukung |
����������� Sumber : Output Smart PLS
H1: Terdapat pengaruh Ethical Leadership terhadap
Organizational Commitment
Untuk
pengujian ethical
leadership terhadap organizational commitment diketahui bahwa tidak memiliki
pengaruh terhadap employee engagement. Hal tersebut terjadi di perusahaan yang menjadi sampel yakni PT PNM Venture Capital, padahal
tinggi nya OC dapat menghambat karyawan untuk meninggalkan organisasi Islam et al., (2021).
H2: Terdapat pengaruh Ethical Leadership terhadap
Employee Engagament
Diketahui
bahwa nilai pada hipotesis ini tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap employee engagement dengan
demikian bahwa, Ho diterima Ha ditolak. Responden PT PNM Venture Capital nyatanya
tidak nampak pengaruh ethical
leadership sebagai contoh
bagi para pengikutnya. Hal tersebut tentunya hasil dari timbal balik perilaku pemimpin kepada bawahan, sehingga responden tidak menjadikan atasannya sebagai panutan langsung olehnya.
H3: Terdapat pengaruh HRM Practice terhadap Organizational Commitment
Diketahui bahwa signifikan untuk pengujian pengaruh antara HRM Practice terhadap
organizational commitment sebesar 0,000<0,005 yang menunjukkan
bahwa variabel HRM practice berpengaruh
terhadap variabel organizational commitment. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian yamg sebelum nya dilakukan
oleh (Aktar dan Pangil 2018).
H4: Terdapat pengaruh HRM Practice terhadap
employee engagement
Diketahui bahwa nilai pada hipotesis ini tidak
memiliki pengaruh, yakni antara HRM Practice terhadap
employee engagement. alam penelitian yang dilakukan oleh (Aktar dan Pangil 2018)
menjelaskan bahwa pada dekade terakhir employee
engagement telah mendapat
perhatian baru dalam bidang human resource management, sedikit yang diketahui tentang pengaruh dari praktik
HRM tersebut pada employee
engagement dengan memberikan
hasil yang tidak meyakinkan atau kurang memahami tentang peran dari
praktik organisasi dalam meningkatkan employee engagement.
H5: Terdapat pengaruh Organizational Commitment terhadap Employee Engagament
����������� Diketahui bahwa signifikan untuk pengujian pengaruh antara organizational
commitment terhadap employee engagement yang menunjukkan bahwa variabel OC berpengaruh terhadap variabel employee engagament. Hal tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Aktar dan Pangil 2018).
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa di PT PNM Venture Capital memiliki
pengaruh OC yang tinggi,
yang artinya hubungan antara seorang karyawan dengan organisasinya mampu menghambat karyawan untuk meninggalkan tempat dimana dirinya
bekerja Islam et al., (2021).
Tabel 6
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Tidak Langsung
Hubungan |
T Statistik |
P
Values |
Kesimpulan |
EL� �� OC� � EE |
0,813 |
0,417 |
Tidak didukung |
HRMP� � OC� � EE |
3.404 |
0,001 |
Didukung |
H6: Terdapat pengaruh Ethical Leadership terhadap
Employee Engagament
dengan
organizational commitment sebagai variabel mediasi
Berdasarkan
pengujian hipotesis ini ditemukan nilai
p-value sebesar
0,417 > 0,005 yang menunjukkan bahwa,
tidak terdapat pengaruh ethical
leadership terhadap employee engagement yang di mediasi oleh organizational commitment. �Hal tersebut bisa terjadi pemimpin/atasan tidak menunjukkan
perilaku positif sepenuhnya walaupun OC yang ada di PT PNM Venture Capital tinggi,
sehingga pengikut atau karyawannya merasakan perilaku yang dilakukan bukan untuk menjaga kepentingan
terbaik mereka, melainkan hanya sekedar mengikuti tugas/job desk dari manajemen.
H7: Terdapat pengaruh HRM Practice terhadap
Employee Engagament
dengan
organizational commitment sebagai variabel mediasi
Berdasarkan pengujian hipotesis ini ditemukan nilai
p-value sebesar
0,001 <0,005 yang menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara HRM Practice
terhadap employee
engagement yang telah di mediasi
oleh organizational commitment hasil tersebut sama hal nya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Aktar dan Pangil (2018). Hubungan antara HRM Practice terhadap
employee engagement setelah dimediasi oleh OC rupanya memiliki pengaruh, jika yang sebelumnya pada hubungan langsung HRM Practice
tidak memiliki pengaruh terhadap employee engagement.
Kesimpulan
1. Ethical leadership tidak berpengaruh terhadap organizational
commitment. Bahwa keberadaan
atasan tidak mempengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasinya.
2. Ethical leadership tidak berpengaruh terhadap employee
engagement. Bahwa keberadaan
atasan tidak dapat mempengaruhi keterikatan pekerja.
3. HRM practice berpengaruh
terhadap organizational
commitment. Apabila perusahaan
memperhatikan hak-hak karyawan dalam hal ini praktik
HRM, maka akan berdampak pada tingginya organizational commitment yang dimiliki karyawan.
4. HRM
practice tidak
berpengaruh terhadap employee engagement. Bahwa
bukan hanya praktik-praktik HRM yang mampu meningkatkan employee
engagement terdapat factor lain yang dapat mempengaruhinya.
5. Organizational commitment berpengaruh terhadap employee engagement. Semakin
besar komitmen yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan mampu meningkatkan employee engagement
6. Tidak terdapat pengaruh
Ethical Leadership terhadap Employee
Engagement dengan Organizational Commitment sebagai variabel mediasi. Hal ini terjadi dikarenakan
pada PT PNM Venture Capital ethical
leadership tidak mempengaruhi
employee engagement
7. Terdapat pengaruh HRM Practice
terhadap Employee
Engagement dengan Organizational Commitment sebagai variabel mediasi. Hal ini terjadi karena
HRM practice mampu
mempengaruhi organizational
commitment.
Aktar, Alima, & Pangil, Faizuniah. (2018). Mediating role
of organizational commitment in the relationship between human resource
management practices and employee engagement: Does black box stage exist? In International
Journal of Sociology and Social Policy (Vol. 38).
https://doi.org/10.1108/IJSSP-08-2017-0097
Alam, Imtiaz, Kartar Singh, Jugindar Singh, & Islam,
Muhammad Umar. (2021). Does supportive supervisor complements the effect of
ethical leadership on employee engagement? Cogent Business and Management,
8(1). https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1978371
Boyd, B; Brent, J. (2006). Journal of Leadership Education. Journal
of Leadership Education, 5(3), 144.
Ernita, Firmansyah, & Martial, Tri. (2020). Effect of
manager entrepreneurship attitude and member motivation on organizational
member participation. Management Science Letters, 10(12), 2931�2936.
https://doi.org/10.5267/j.msl.2020.4.012
Gera, Navneet, Sharma, R. K., & Saini, Pankaj. (2019).
Absorption, vigor and dedication: Determinants of employee engagement in
B-schools. Indian Journal of Economics and Business, 18(1), 67�78.
Martono, S., & Putri, Vini Wiratno. (2018). HRM Practices
in Indonesia: the Contributing Power of Embeddedness and Support. Jurnal
Dinamika Manajemen, 9(2), 206�217.
https://doi.org/10.15294/jdm.v9i2.16379
Otoo, Frank Nana Kweku. (2019). Human resource management
(HRM) practices and organizational performance: The mediating role of employee
competencies. Employee Relations, 41(5), 949�970.
https://doi.org/10.1108/ER-02-2018-0053
Mega Purnama Putri, Erny Tajib (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |