Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
9, September 2022
HUBUNGAN KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR VISUAL DAN AUDITORI DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PRODI KESEHATAN GIGI KUPANG PADA MASA PANDEMI COVID-19
Leny Marlina A. Pinat, Merniwati Sherly Eluama, Mery Novaria Pay, Christina Ngadilah
Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Latar Belakang: Pada hakikatnya
belajarmerupakan proses interaksi
pada seluruh situasi yang berada di sekitar individu. Proses pembelajaran
yang efektif mampu mengakomodasi kebutuhan mahasiswa. Gaya belajar merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi prestasi akademik.Para ahli banyak mendapati gaya belajar yang tidak sama antara
lain adalah Gaya belajar menurut Neil Fleming yakni visual, auditorik, membaca/menulis, dan kinestik yang disingkat VARK.Gaya belajar visual memfokuskan
pada ketajaman penglihatan, kemudian gaya belajar
auditori mengutamakan pendengaran agar dapat memahami serta mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar
memposisikan pendengaran menjadi instrumen utama menyerap informasi pengetahuan. Yang berarti kita perlu
mendengar kemudian dapat mengingat serta memahami informasi itu.Di masa pandemi covid 19 model pembelajaran secara
daring merubah gaya
pembelajaran dari yang konvesional jadi semakin profesional. Kegiatan dalam pembelajaran
online seharusnya mempunyai aktivitas dan psikologi
belajar yang setidaknya mirip dengan aktivitas
pembelajaran tatap muka. Tujuan: mengetahui hubungan karakteristik gaya belajar visual dan auditori dengan prestasi akademik mahasiswa prodi kesehatan
gigi poltekkes kemenkes kupangpada masa pandemi Covid 19.Metode: Penelitian
ini adalah penelitian cross
sectional. Jumlah sampel
sebanyak 84 yang diambil secara total sampling. Hasil penelitian
di tabulasisilang dan di analisis
secara statistik menggunakan uji korelasi regresi berganda dengan nilai kemaknaan yaitu nilai p<0,05. Hasil: Diketahui gaya belajar
Visual mempunyai� hubungan yang signifikan pada prestasi akademik
dengan signifikansi p<0,001, sehingga gaya belajar Visual dapat mempengaruhi
prestasi akademik, begitu jugahasil jika gaya belajar Visualberkorelasi secara signifikan pada prestasi akademik
dengan signifikansi p<0,001, sehingga gaya belajar auditorijuga dapat
mempengaruhi prestasi akademiklebih dominan memiliki gaya belajar auditori dari
pada visual dengan presentasi akademik�
sangat memuaskan 52,4%, gaya belajar visual 47,6%. Hal tersebut di
karenakan mahasiswa tidak menyukai belajar dalam kebisingan. Diketahui juga
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan di
antara kelompok mahasiswayang mempunyai gaya belajar visual
dan� auditori.Kesimpuan : ada korelasi yang signifikan anatara karakteristik gaya belajar
visual dan auditori dengan prestasi akademik mahasiswa prodi kesehatan gigi
kupang pada masa pandemi Covid-19.
Kata Kunci: gaya belajar visual dan auditori; prestasi akademik mahasiswa DIII�� kesehatan gigi; pandemi covid-19
Abstract
Background:
In essence, learning is a process of interaction in all situations that
surround the individual. An effective learning process is able to accommodate
student needs. Learning style is one of the factors that can affect academic
achievement. Many experts find learning styles that are not the same, including
learning styles according to Neil Fleming namely visual, auditory,
reading/writing, and kinesthetic which is abbreviated as VARK. Visual learning
style focuses on sharpness sight, then the auditory learning style prioritizes
hearing in order to understand and remember it. The characteristics of this
kind of learning model really position hearing as the main instrument for
absorbing knowledge information. Which means we need to hear and then be able
to remember and understand the information. During the COVID-19 pandemic, the
online learning model changed the learning style from conventional to more
professional. Activities in online learning should have activities and learning
psychology that are at least similar to face-to-face learning activities.
Objective: to determine the relationship between visual and auditory learning
style characteristics with academic achievement of dental health study program
students at the Ministry of Health Health Polytechnic
of Kupang during the Covid 19 pandemic. Method: This
study was a cross sectional study. A total of 84 samples were taken by total
sampling. The results of the study were cross tabulated and analyzed
statistically using multiple regression correlation test with a significance
value of p <0.05. Results: It is known that Visual learning style has a
significant relationship on academic achievement with a significance of p <
0.001, so that Visual learning style can affect academic achievement, as well as
the results if Visual learning style is significantly correlated with academic
achievement with a significance of p < 0.001, so that auditory learning
style can also affect academic achievement more dominantly have auditory
learning style than visual with very satisfactory academic presentation 52.4%,
visual learning style 47.6%. This is because students do not like studying in
noise. It is also known that there is no significant difference in learning
outcomes (GPA) between groups of students who have visual and auditory learning
styles. 19.
Keywords:
visual and auditory learning styles; academic achievement
of dental health�� DIII students;
covid-19 pandemic
Pendahuluan
Dunia telah dikejutkan dengan oleh munculnya pandemi Covid-19. Indonesia sebagai salah satu negara yang terkenah wabah
ini. Pemerintah Indonesia melarang
perguruan tinggi melakukan kuliah tatap muka dan menginstruksikan untuk
melakukan pembelajaran secara online (Kemendikbut,2020). Walaupun demikian, dosen
tetap� berperan membimbing mahasiswa
untuk menguasai materi perkuliahan meskipun tidak tatap muka sacara langsung
dengan mahasiswa (Owan, Asuquo Ekpenyong, & Asuquo, 2020).
Di masa pandemi covid 19 model
pembelajaran secara onlinetelah merubah gaya pembelajaran dari yang konvesional jadi semakin profesional, berdasarkan kinerjanya dosen bisa menjalankan penilaian hingga melakukan evaluasi kemajuan pembelajaran para mahasiswanya dengan makin efisien (Zhafira, Ertika, & Chairiyaton, 2020). Kegiatan dalam pembelajaran online seharusnya mempunyai aktivitas serta psikologi belajar yang paling tidak hampir mirip dengan aktivitas pembelajaran secara tatap muka (Anhusadar, 2020).
Tujuan pembelajaran Online untuk memberi layanan pembelajaran pembelajaran pada
pendidik serta peserta didik. Dalamdunia
pendidikan perkembangan teknologi bisa dirasakan pada
proses
pembelajaran online. Komunikasi antar Dosen dan mahasiswa dapat berjalan secara
optimal dengan bantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi.Prodi Kesehatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Kupang juga telah melaksanakan pembelajaran secara online,
sebagaimana telah di tetapkan oleh pemerintah dalam masa pandemi covid 19 ini (Albeta, at all,2021).
Pada hakikatnya belajar merupakan proses interaksi terhadap seluruh keadaan yang berada disekeliling individu. Belajar bisa dinilai menjadi
proses yang diarahkan pada tujuan
serta proses bertindak lewat pengalaman. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang meliputi bermacam-macam komponen yang sama-sama memiliki hubungan diantara satu dan yang lainnya. Komponen itu terdiri dari
tujuan, materi, metode, serta evaluasi.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan
di perguruan tinggi tidak sama dengan
di tingkat SMP/SMA. Pada perguruan
tinggi mahasiswa dituntut mampu belajar sendiri dan melakukan analisa persoalan pada pembelajaran (Usman, 2016).
Mahasiswa bisa diidentifikasi
sebagai individu yang tengah mencari ilmu di jenjang perguruan tinggi, baik negeri ataupun swasta maupun instansi
lain yang selevel dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dianggap mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir serta kerencanaan untuk bertindak. Tiap mahasiswa mempunyai kepribadian yang khas dalam cara belajar
yang tentunya tidak sama dengan mahasiswa
yang lain. Cara paling mudah serta
paling cepat seseorang dalam belajar di kenal dengan gaya
belajar (Hamzah, 2010).
Gaya belajar adalah
sebuah faktor yang mampu memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik. Gaya belajar yang berbeda akan menghasilkan prestasi akademik yang berbeda
pula.Para ahli
sering mendapati gaya belajar yang tidak sama gaya
belajar sesuai aplikasi (application
learning style).Menurut Neil Fleming gaya belajar meliputi
visual, auditorik, membaca/menulis, serta kinestik yang disingkat VARK. Gaya
belajar visual berfokus terhadap ketajaman penglihatan. Maksudnya,bukti-bukti
kongkrit harus diperlihatkan terlebih� dulu supaya mereka paham
tentang gayabelajar seperti ini, mengutamakan
penglihatan maupun melihat dulu buktinya
yang selanjutnya dapat meyakininya sedangkan gaya belajar auditori mengutamakan pendengaran supaya dapat memahami
dan mengingatnya. Karakteristik
model belajar ini sunguh-sungguh memposisikan pendengaran menjadi alat utama menyerap
informasi pengetahuan. Yang
berarti kita wajib mendengar kemudian baru dapat
mengingat serta menguasai informasi tersebut (Hardiansyah & Hardian, 2014).
Hasil dari gaya
belajar atau pembelajaran yang diperoleh mahasiswa dipengaruhi oleh
strategi pembelajaran dan karakteristik
mahasiswa itu sendiri. Setiap mahasiswa mempunyai karakteristik yang tidak sama untuk belajar,
walaupun sebagian besar ditetapkan dari metode belajar
yang diterapkan oleh dosen,
akan tetapi gaya belajar mahasiswa
perlu menjadi perhatian serius bagi pendidik supaya
proses transfer keilmuan, sikap
serta keterampilan bisa terjadi diantara
mahasiswa dengan para pendididknya, dalam hal ini perlu
agar mahasiswa tersebut dapat meningkatkan prestasi akademiknya. Prestasi akademik
maupun prestasi belajar merupakan proses belajar yang dijalani siswa serta menciptakan
perubahan pada bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis serta evaluasi (Usman, 2016).
Ketika pandemi Covid-19, pembelajaran diselenggarakan secara online, yang merupakan pengalaman
baru bagi pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Hal ini yang� mendasari peneliti dalam mengetahui hubungan karakteristik gaya belajar visual serta auditori pada prestasi bakademik mahasiswa DIII Kesehatan Gigi.
Metode Penelitian
Penelitian ini sudah
mendapat surat persetujuan etik dari komite etik
penelitian Kesehatan Politekknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang dengan noLB.02.03/1/0051/2022.Metode yang dipakai
pada penelitian ini yaitu analitik observasional dengandesain penelitian cross sectional, dilakukan
pada mahasiswa semester IV Prodi Kesehatan Gigi. Jumlah sampel sebanyak
84 orang dimana prosedur pengambilan sampelnya dilakukan dengan teknik total sampling.
Proses pengambilan data diambil
melalui metode wawancara dan pengisian kuesioner untuk mengukur Karakteristik gaya belajar visual dan
auditori dengan prestasi akademik. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi regresi berganda dengan nilai kemaknaan yaitu nilai p<0,05.
Hasil dan Pembahasan
Program Studi Kesehatan Gigi Poltekkes Kemekes Kupang terletak di Jl. Adisucipto Penfui Kupang. Prodi Kesehatan
Gigi Poltekkes Kemenkes Kupang adalah pendidikan
tenaga kesehatan yang memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan
mahasiswa menjadi tenaga ahli madya
kesehatan gigi nasional, dapat diandalkan secara profesional dengan sikap etis guna
mengembangkan dan melaksanakan
pembangunan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian ditunjukan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1
Tabel Hasil Uji Korelasi
Antara Gaya Belajar
Visual Dengan
Prestasi Akademik
|
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
p |
R2 |
|
||
B |
Std. Error |
Beta |
|
|
||||
|
Konstanta |
.855 |
.222 |
|
3.857 |
<0,001* |
0,477 |
|
Visual |
.026 |
.005 |
.439 |
4.997 |
<0,001* |
|
|
|
|
Uji korelasi antara karakteristik gaya belajar
Visual serta Auditori pada Prestasi Akademik menggunakan� analisisregresi berganda.
Hasil analisis
multivariate diketahui bahwa
hubungan yang signifikan gaya belajar visual terhadap IPK p<0,001.
Tabel 2
Tabel Hasil Uji Korelasi
Antara Gaya Belajar
Auditori Dengan
Prestasi Akademik
|
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
p |
R2 |
|
||
B |
Std. Error |
Beta |
|
|
||||
|
Konstanta |
.855 |
.222 |
|
3.857 |
<0,001* |
0,477 |
|
Auditori |
.028 |
.006 |
.384 |
4.368 |
<0,001* |
|
|
|
|
Terdapat
korelasi yang signifikan gaya belajar Auditori
terhadap IPK p<0,001
Tabel 3
Hasil
Uji Tabulasi Antara Gaya Belajar
Visual
Dan
Auditori Dengan Prestasi Akademik
|
Gaya Belajar * IPK Crosstabulation |
|||||
|
|
IPK |
Total |
|||
|
|
Tidak memuaskan |
Memuaskan |
Sangat Memuaskan |
||
Gaya Belajar |
Visual |
0 |
25 |
15 |
40 |
|
Auditori |
1 |
25 |
18 |
44 |
||
Total |
1 |
50 |
33 |
84 |
||
Hasil chrostab dari gaya belajar
Visual dan Auditori pada prestasi
akademik diketahui bahwa mahasiswa lebih dominan meliki
gaya belajar auditori sebanyak 44 orang
(52,4%) sedangkan gaya belajar Visual (47,6%) dengan IPK
untuk kedua gaya belajar hampir
sama besar.
Tabel 4
Tabel Rata-Rata Skor Gaya Belajar Visual Dan Auditori
Dengan Prestasi
Akademik
|
Mean |
Standard Deviation |
Median |
Min |
Max |
n |
% |
|
Visual |
33.79 |
5.38 |
34.00 |
20.00 |
47.00 |
|
|
|
Auditori |
34.54 |
4.25 |
34.00 |
24.00 |
43.00 |
|
|
|
IPK |
2.69 |
.31 |
2.70 |
1.93 |
3.42 |
|
|
|
Kategori IPK |
Tidak memuaskan |
|
|
|
|
|
1 |
1.2% |
Memuaskan |
|
|
|
|
|
50 |
59.5% |
|
Sangat memuaskan |
|
|
|
|
|
33 |
39.3% |
Rerata gaya belajar
visual dengan rerata 33,79 dengan rentang 20-47. Rerata gaya belajar
Auditori 34,54 dengan rentang 24-43. Rerata IPK dengan rerata 2,69 dengan rentang 1,93-3,42.
Pembelajaran daring berpengaruh
signifikan pada kemampuan literasi bahasa
mahasiswa, dimana pembelajaran daring mempunyai berbagai manfaat
untuk mahasiswa diantaranya bisa membangun komunitas pembelajaran, efisiensi
waktu serta biaya pembelajaran serta materi belajar bisa diakses kapan saja menggunakan kecanggihan teknologi. Pembelajaran onlineerat hubungannya terhadap kemampuan literasi bahasa mahasiswa. Mahasiswa
bisa dinilai mempunyai literasi, bila mahasiswa mempunyai kemampuan dasar berbahasa, yakni membaca dan menulis (Argaheni, 2020).
Transformasi pembelajaran dan strategi
antar pendidikan tinggi dipercaya
bisa menjadi salah satu kunci perguruan tinggi agar terbebas dari krisis pandemi Covid-19
yang begitu lama. Pemakaian virtual learning pada proses pembelajaran jarak
jauh dipercaya memberi kemudahan belajar, sebagai sarana agar bisa melakukan komunikasi secara langsung via
dunia maya serta mencegah kontak fisik supaya terhindar dari penyebaran Covid-19 (Argaheni, 2020).
Biasanya profesi pada bidang kesehatan memerlukan kemampuan simultan yang berkaitan dengan komponen sensorik seperti
visual (mengerti gambaran/grafik dalam artikel penelitian), auditoriy (menyimak penuturan pasien maupun klien). Jadi tidak hanya untuk menaikkan nilai akademik mereka saja, pengetahuan tentang teori belajar bisa menunjang mahasiswa menyadari serta mengembangkan cara-cara dalam memahami skill dalam profesi (Hardiansyah & Hardian, 2014).
Sementara untuk tenaga pengajar begitu penting dalam mengetahui cara belajar mahasiswa. Hal itu bisa menunjang pengajar dalam melakukan identifikasi serta mengatasi masalah belajar di kelompok mahasiswa maka menjadikan mereka belajar semakin efektif. Mengerti gaya belajar mahasiswa pun bisa menjadi
penolong yang utama untuk pengajar menangani kecendrungan untuk memperlakukan semua mahasiswa menurut cara yang sama (Hardiansyah & Hardian, 2014).
Data dari tabel 1. diperoleh hasil jika gaya belajar Visual secara signifikan berkorelasi denganprestasi akademik dengan signifikansi p<0,001,
sehingga gaya belajar Visual dapat mempengaruhi prestasi akademik. Penelitian
ini menunjukan bahwa mahasiswa tingkat II Kesehatan Gigi Kupang mayoritas senang membaca. Gaya belajar visual
cendrung menjadi makin mudah untuk mengingat sesuatu sesuai penglihatannya, semakin mengerti sesuatu perintah bila membaca perintah itu, serta dapat menikmati bacaan walaupun sedang di tengah keributan (De Poter
dan Henarckhi (2013). Selain itu saat membaca lebih sering teliti dan detail.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat bila gaya belajar visual lebih menitikberatkan ketajaman
penglihatan. Gaya belajar model visual ialah gaya belajar dimana siswa condong belajar berdasarkan apa yang dilihat oleh mereka. Untuk siswa dengan gaya belajar visual, mereka mengedepankan indera penglihatan /mata (Nihayah, 2011).
Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar visual akan
cepat belajar dan memahami informasi atau materi perkuliahan jika disajikan
secara tertulis, dalam bentuk lambang, gambar, tabel, grafik serta peta konsep, senang belajar melalui membaca, untuk mempelajari buku, senang
terlebih dahulu membaca rangkumannyasebelum membaca secara detailnya, selalu membaca sambil memberi tanda warna yang mencolok, saat mengeja sambil melihat kata yang dieja, suka duduk di mejaterdepan serta menulis penjelasan secara teratur serta rapi (Hardiansyah & Hardian, 2014).
Hasil penelitian dari beberapa peneliti
terdahulu membuktikan bila terdapat korelasi yang positif diantara gaya belajar siswa
pada prestasi belajar siswa (Rijal & Bachtiar, 2015). Sejalan dengan itu, penelitian
(Bire, Geradus, & Bire, 2014) juga membuktikan Gaya Belajar Visual, Gaya Belajar Auditori,dan Gaya Belajar Kinestetik secara simultan mempengaruhi prestasi belajar siswa dengan positif
dan signifikan mencapai
62,91%. Hal itu menunjukkan
bahwa gaya belajar secara positif mempengaruhi prestasi belajar.
Hasil penelitian tabel 2 diketahui jika gaya belajar auditori secara signifikan berkorelasi dengan prestasi akademik dengan
signifikansi p<0,001, sehingga disimpulkan bahwa gaya belajar auditori dapat
mempengaruhi prestasi akademik, hal itu dikarenakan ketika pandemi Covid-19 semua proses
perkuliahan dilakukan secara daring dan mahasiswa dengan gaya belajar auditori
mudah mengikuti perkuliahan karena lebih mudah menangkap suara dibanding
membaca.
Senada dengan Hasil penelitian (Halim, 2012) yang memakai uji Scheffe didapatkan hasil bila kelompok
siswa yang mempunyai kecenderungan belajar auditori mendapatkan prestasi belajar fisika lebih tinggi
dibanding kelompok lainnya. Anak dengan tipe auditorial, gampang untuk mempelajari materi yang ditampikan berupaceramah, ketika guru menjelasakan ia cepat memahami materi pelajaran, selain itu kata dari teman (diskusi) maupun suara radiosangat mudah ditangkapnya. Penyajian
pelajaran yang berwujud tulisan, perabaan,
gerakan-gerakan akan lebih sulit dipahami. Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh (Qomariyah, 2010) menyampaikan bilagaya belajar
auditori didapatkan secara signifikan mempengaruhi
�gaya belajar pada prestasi siswa, namun dampaknya sangat kecil daripada gaya belajar
visual.
Gaya
belajar auditori (Auditori learners) mengutamakan pendengaran agar bisa mengerti
serta mengingatnya. Karakteristik gaya belajar seperti ini sunguh-sungguh memposisikan pendengaran menjadi alat utama memahami informasi maupun pengetahuan. Yang
berarti kita wajib mendengar, baru setelahnya kita dapat mengingat serta mengerti informasi itu. Karakter pertama
orang yang mempunyai gaya belajar ini yaitu seluruh informasi dapat diserap hanya
dengan mendengar, kedua mempunyai kesukaran dalam menyerap informasi berbentuk tulisan secara langsung, dan ketiga mempunyai kesulitan menulis maupun membaca (Wahyudin W, 2016). Namun tidak
sama menurut Rahmayati, 2018 hasil
yang di peroleh di Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin.
Di mana dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa orang yang mempunyai angka IPK paling tinggi yaitu mahasiswa
yangmemiliki gaya belajar visual. Sama dengan penelitian Syami yulianti,dkk yang dilaksanakan di Stikes Aisyiyah
Yogyakarta memperlihatkan jika
mahasiswa dengan gaya belajar visual dengan predikat prestasi belajar sangat memuaskan mencapai 71 mahasiswa.
Berdasarkan hasil dari� tabel 3 dan 4 di ketahui bahwa mahasiswa DIII
Kesehatan Gigi Kupang lebih dominan memiliki gaya belajar auditori dari pada
visual dengan presentasi akademik� sangat
memuaskan 40,9%, gaya belajar visual 37,5%. Hal tersebut di karenakan mahasiswa
tidak menyukai belajar dalam kebisingan. Diketahui juga bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan diantara
kelompok mahasiswayang mempunyai gaya belajar visual dan� auditori. Rerata gaya belajar
visual 33,79 dengan rentang
20-47. Reratagayabelajar Auditori
34,54 dengan rentang 24-43. Rerata IPK dengan rerata
2,69 dengan rentang 1,93-3,42.
Hasilitu membuktikan bahwa proses belajar mengajar di
Prodi Kesehatan Gigi relatif sangat
baik untuk memberi fasilitas pada dua jenis gaya belajar tersebut pada masa pandemi Covid-19 dan
mahasiswa dengan setiap gaya belajarnya relatif bisa menyesuaikan terhadap proses belajar mengajar yang ada.
Senada dengan teori yang menyataan bila mengerti gaya belajar sendiri merupakan
suatu cara terbaik dalam mengoptimalkan proses belajar di kelas. Sesudah mendapatkan gaya belajar serta memahami metode paling baik dalam menunjang diri sendiri ketika belajar dengan gaya itu, sehingga individu bisa berkembang serta memiliki prestasi yang baik. Berkaitan
terhadap hal ini sekiranya bagi mereka yang tidak serius untuk menjalankan gaya belajarnya dalam tingkat keseriusannya supaya hasil belajar yang digapai semakin maksimal (De Poter dan Henarckhi,2013).
Seorang individu merupakan pembelajar yang unik. Tidak
ada dua orang yang sama dan yang dapat belajar menggunakan cara yang sama. Variasi dalam gaya belajar mahasiswa DIII
Kesehatan Gigi itu mencerminkan bila gaya belajar adalah sebuah karakter biologis bawaan, maka menjadi berbeda untuk setiap individu yang satu dengan yang lain. Gaya belajar disetiap individu tidak bisa dirubah, namun cuma bisa ditambahkan dengan mengaplikasikan cara belajar yang cocok pada gaya belajar yang terdapat dalam dirinya (Ardi
2007).
Dari hasil penelitian yang membuktikan jika dua jenis gaya belajar yang diteliti seluruhnya berada pada mahasiswa Prodi Kesehatan Gigi, jadi sebaiknya dijadikan perhatian untuk Prodiagar menjadikan faktorgaya belajar menjadi sebuah materi pertimbangan untuk menjalankan proses pembelajaran di Prodi yang bisa memberi sarana untuk dua jenis gaya belajar tersebut. Seperti pendapat hasil belajar yang optimal bisa didapatkan jika ada berbagai
perbedaan misalnya kebiasaan,minat, serta gaya belajar pada siswa diakomodir oleh guru/dosen dengan pemilihan metode mengajar serta materi ajar yang cocok terhadap gaya belajar siswa (Ardi 2007).
Harus ditegaskan jika seseorang tak berarti Cuma mempunyai suatu karakteristik gaya belajar tertentu jadi tidak mempunyai karakteristik gaya belajar yang lain, sebenarnya seseorang memiliki dua modalitas itu akan tetapi terdapat salah satu karakteristik yang
begitu menonjol jadi mempermudahnya dalam menyerap pelajaran. Berkaitan
dengan hal tersebut maka sekiranya untuk mahasiswa agar bisa menyesuaikan terhadap seluruh jenis keadaan,
situasiataupun teknik mengajar dosen yang condong tidak sama dengan spesifikasi bidang ilmu yang diampu dosen terkait.
Kesimpulan
Karakteristik gaya belajar pada
penelitian ini dibagi menjadi duayakni visual dan auditori. Pada saat pandemi Covid-19, mahasiswa belajar
secara online yang merupakan pengalaman baru bagi mahasiswa maupun dosen.
Karakteristik gaya belajar memiki hubungan dengan� prestasi akademiksecara signifikan ketika
pembelajaran dilakukan secara online. Gaya belajar memilik hubungan� yang positif terhadap prestasi akademik.
Prestasi belajar siswa dengan gaya belajar auditori lebih besar dibandingkan mahasiswa yang mempunyai gaya belajar visual.� Oleh karena itu mahasiswa yang memiliki gaya belajar yang tidak sama,mempunyai kemampuan belajar yang sama dalam
pembelajaran online yang diselenggarakan ketika pandemi Covid-19.
Berdasarkan penelitian ini, peneliti
menyarankan: Dosen menerapkan metode blended
learning atau metode yang memakai dua pendekatan secara bersamaan. Artinya metode ini memakai sistem daring serta tatap muka, maka walaupun pelajar dan pengajar menjalankan pembelajaran dari jarak jauh,
keduanya tetap dapat berinteraksi satu dan yang lainnya. Metode ini dinilai sangat efektif dalam menambah kemampuan kognitif para
pelajar. Selain itu metode ini sangat cocok untuk gaya belajar visual dan
Auditori.
Albeta, Sri Wilda, Haryati, Sri, Futra,
Dedi, Aisyah, Riri, & Siregar, Anggi Desviana. (2021). The Effect of
Learning Style on Students� Learning Performance During the Covid-19 Pandemic. JTK
(Jurnal Tadris Kimiya), 6(1), 115�123. Google
Scholar
Anhusadar, Laode. (2020). Persepsi mahasiswa PIAUD
terhadap kuliah online di masa pandemi Covid 19. KINDERGARTEN: Journal of
Islamic Early Childhood Education, 3(1), 44�58. Google
Scholar
Ardi, Havid. (2008). Profil Gaya Belajar Bahasa
Inggris Siswa SMA Negeri 7 Kota Padang. Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa,
Sastra, Dan Seni, 7(2), 88�97. Google
Scholar
Argaheni, Niken Bayu. (2020). Sistematik review:
Dampak perkuliahan daring saat pandemi COVID-19 terhadap mahasiswa Indonesia. PLACENTUM:
Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 8(2), 99�108. Google
Scholar
Bire, Arylien Ludji, Geradus, Uda, & Bire, Josua.
(2014). Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap
prestasi belajar siswa. Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran,
44(2). Google
Scholar
DePorter, Bobbi. (2006). Quantum learning:
Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Google
Scholar
Halim, Abdul. (2012). Pengaruh strategi pembelajaran
dan gaya belajar terhadap hasil belajar fisika siswa SMP N 2 Secanggang
Kabupaten Langkat. Jurnal Tabularasa, 9(2), 141�158. Google
Scholar
Hardiansyah, Hardiansyah, & Hardian, Hardian.
(2014). Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa Fakultas
Kedokteran. Google
Scholar
Kemdikbud. (2020). Surat edaran kemendikbud no.4 tahun
2020 (hal. 300). Junal Tedris Kimiya, 6(1), 115�123. Google
Scholar
Nihayah, Fita. (2011). Profil Gaya Belajar (Learning
Style) dan IPK Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Semarang: Universitas Negeri
Semarang. Diambil Dari Http% 3A% 2F% 2Flib. Unnes. Ac. Id. Google
Scholar
Owan, Valentine Joseph, Asuquo Ekpenyong, John, &
Asuquo, Michael Ekpenyong. (2020). A structural equation model of principals�
communication patterns, funds management and school-community relationship. Owan,
VJ, Ekpenyong, JA, & Asuquo, ME (2020). A Structural Equation Model of
Principals� Communication Patterns, Funds Management and School-Community
Relationship. Journal of Pedagogical Sociology and Psychology, 3(1),
1�18. Google
Scholar
Pujiarti, Amin. (2013). Hubungan antara gaya belajar
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Percobaan 4 Wates Kulon Progo
Tahun Ajaran 2012/2013. Universitas Negeri Yogyakarta. Google
Scholar
Qomariyah, Skripsi. (2010). Pengaruh Gaya Belajar
Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri I Blega. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang. Google
Scholar
Rahmawati, Elly, Saputra, Oktadoni, & Saftarina,
Fitria. (2018). Hubungan gaya belajar terhadap indeks prestasi kumulatif (ipk)
mahasiswa fakultas kedokteran universitas lampung. Jurnal Medula, 8(1),
7�11. Google
Scholar
Rijal, Syamsu, & Bachtiar, Suhaedir. (2015).
Hubungan antara sikap, kemandirian belajar, dan gaya belajar dengan hasil
belajar kognitif siswa. Jurnal Bioedukatika, 3(2), 15�20. Google
Scholar
Uno, Hamzah B. (2009). Mengelola kecerdasan dalam
pembelajaran. Google
Scholar
Usman, Noer. (2016). Analisis Gaya Belajar Mahasiswa
Terhadap Model dan Strategi Pembelajaran Dosen. Al-Ishlah: Jurnal Studi
Pendidikan, 14(2), 45�55. Google
Scholar
Wahyuddin, Wawan. (2016). Gaya Belajar Mahasiswa. Al
Qalam, 33(1), 105�120. Google
Scholar
Zhafira, Nabila Hilmy, Ertika, Yenny, &
Chairiyaton, Chairiyaton. (2020). Persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan
daring sebagai sarana pembelajaran. Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi
Manajemen, 4(1). Google
Scholar
Copyright holder: Leny Marlina A. Pinat, Merniwati Sherly Eluama, Mery Novaria Pay, Christina Ngadilah
(2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |