Vol. 7, No. 9, September 2022
EDUKASI STIMULASI TUMBUH KEMBANG TERHADAP PERUBAHAN
BERAT BADAN DAN PANJANG BADAN BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS CANCAR KABUPATEN
MANGGARAI
Imelda Rosniyati Dewi1,
Andi Wardihan Sinrang2, Andi Nilawati Usman3, Andi Arsunan
Arsin4, Burhanuddin Bahar5, Ema
Alasiry6
1,2,3 Jurusan Kebidanan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Indonesia
4 Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Indonesia
5Departemen Gizi/Gizi Klinik Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Indonesia
6 Departemen Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Pendahuluan: Anak usia
0-6 bulan cenderung memiliki lebih banyak kesempatan interaksi ibu dan anak, perolehan stimulasi yang lebih baik dan kesempatan menyusu yang dapat melindungi dari risiko malnutrisi ekstrim. Penelitian ini bertujuan menganalisis
pengaruh edukasi stimulasi tumbuh kembang dan ASI eksklusif terhadap perubahan berat badan dan panjang badan bayi usia 0-6 bulan.
Metode: Quasi experiment pre dan post
control group, jumlah sampel
adalah 37 ibu dan bayi, dipilih secara
consequtive sampling dan masing-masing kelompok sebanyak 19 sampel kelompok intervensi dan 18 sampel kelompok kontrol. Data dikumpulkan meliputi karakteristik bayi, berat badan, panjang badan sebelum dan setelah edukasi. Edukasi diberikan sebanyak dua kali, observasi dan pendampingan perilaku pemijatan selama 28 hari. Analisis bivariat berat badan dengan uji Paired T Test dan Independent T Test
pada uji beda kedua kelompok sedangkan variabel panjang badan dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney.
Hasil: ρ
value pada rerata berat
badan dan panjang badan pre dan post test edukasi adalah 0,000. Perbedaan rerata berat badan kedua kelompok dengan ρ value 0,044 sedangkan
panjang badan 0,126.
Kesimpulan: Edukasi stimulasi tumbuh kembang pijat bayi dan ASI eksklusif berdampak signifikan terhadap perubahan berat badan dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel panjang badan.
Kata Kunci: edukasi stimulasi pijat bayi, ASI eksklusif, berat badan, panjang badan, bayi 0-6 bulan
Abstract
Introduction: Children aged 0-6 months tend to have more opportunities
for mother and child interaction, better stimulation gains, and breastfeeding
opportunities that can protect against the risk of extreme malnutrition. This
study aims to analyze the effect of education on growth and development
stimulation and exclusive breastfeeding on changes in body weight and length of
infants aged 0-6 months. Methods: Quasi Experimental pre and post control group, the number of samples was 37 mothers and
infants, selected by consecutive sampling, and in each group as many as 19
samples of the intervention group and 18 samples of the control group. The data
collected included baby characteristics, weight, body length before and after
education. Education was given twice, observation and assistance on massage
behavior for 28 days. Bivariate analysis of body weight with Paired T Test and
Independent T Test on the different tests of the two groups while the variable
body length with Wilcoxon and Mann Whitney test.
Results: The result on the average body weight and length pre and post test is 0.000. The difference in the average weight of
the two groups with a value of 0.044 while body length was 0.126.
Conclusion: Education on growth and development stimulation of baby
massage and exclusive breastfeeding had a significant impact on changes in body
weight and there was no significant difference in body length variables.
Keywords: baby massage stimulation education, exclusive breastfeeding, weight, body
length, 0-6 months baby
Pendahuluan
Pada tahun 2017 sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting,
angka ini telah mengalami penurunan namun belum tampak signifikan jika dibandingkan
dengan angka stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6% (Hardhana et al., 2019).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mencatat bahwa persentase
stunting di Indonesia pada tahun 2018 mengalami penurunan. Angka ini turun dari
37,2% menjadi 30,8% namun belum menunjukkan penurunan yang signifikan (Riskesdas, 2018).
Masalah stunting terjadi di sebagian wilayah-wilayah Indonesia termasuk
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Data Stunting di Provinsi NTT berdasarkan
data profil kesehatan Indonesia tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 menunjukkan
bahwa pada tahun 2017 sebesar 22,30%, 26,7% pada tahun 2018 dan 2019 serta
menurun menjadi 17,2% pada tahun 2020, meskipun demikian NTT masih menjadi
Provinsi dengan angka stunting tertinggi. Data kejadian untuk Provinsi NTT menunjukan
persentase sebesar 51,7% berdasarkan data Riskesdas tahun 2013. Data Riskesdas
2018 menunjukkan hasil penurunan sebesar 42,6%. Angka ini turun sebesar 9,1%
jika dibandingkan dengan angka hasil Riskesdas tahun 2013, namun NTT masih
berada di urutan atas persentase stunting di Indonesia (Riskesdas, 2018).
Bentuk pencegahan dan penangangan stunting disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing wilayah dan masyarakat serta dengan menyentuh berbagai faktor
yang dapat menjadi risiko terjadinya stunting pada anak untuk diintervensi dini
(Riskesdas, 2018).
Anak dalam rentang usia 0-6 bulan adalah usia yang cenderung memiliki lebih
banyak kesempatan dalam interaksi antara ibu dan anak, perolehan stimulasi yang
lebih baik dan kesempatan menyusu yang dapat melindungi anak dari risiko
malnutrisi yang ekstrim (Tessema et al., 2019)
sehingga faktor pendidikan dan pengetahuan pengasuhan orangtua menjadi faktor
yang berpengaruh penting. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa peningkatan
pengetahuan orangtua merupakan salah satu intervensi yang dapat diperhitungkan
sebagai indikator meningkatkan pertumbuhan anak (Luis Huicho, Elisa Vidal-C�rdenas, Nadia Akseer, Samanpreet Brar, Kaitlin
Conway, Muhammad Islam, Elisa Juarez, Aviva Rappaport, Hana Tasic, Tyler
Vaivada, Jannah Wigle, 2020).
Pendidikan pengasuhan kepada orang tua adalah bagian dari intervensi gizi
sensitif yang dicanangkan pemerintah Indonesia saat ini. Bentuk pendidikan yang
diberikan meliputi� komponen asih dan
asah yang dapat diberikan melalui kegiatan edukasi nutrisi dan stimulasi
diantaranya ASI dan pijat bayi (WHO, 2014).
Pijat bayi didefinisikan sebagai bentuk asah atau memberikan stimulasi kepada
bayi dengan memberikan pijatan lembut di beberapa bagian tubuh maupun seluruh
tubuh dengan gerakan yang terarah dan teratur, beberapa manfaat yang didapatkan
dari pemijatan adalah meningkatkan aktivitas gastrointestinal dan motilitas
usus sehingga berdampak pada pertumbuhan berat badan anak. Manfaat lainnya yang
diperoleh adalah peningkatan pertumbuhan tulang sebagai akibat dari pemberian
tekanan sedang serta refleksi dan ekstensi bagian kaki pada salah satu prosedur
pemijatan, meningkatkan kadar katekolamin, penurunan kadar kortisol dalam
plasma yang membuat bayi menjadi rileks, membantu menstimulasi penyerapan
nutrisi dalam tubuh lebih optimal, merangsang hormon yang berpengaruh terhadap
peningkatan nafsu makan sehingga membantu berat badan bayi dapat bertambah
sesuai usia (Choi et al., 2015).
Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pijat bayi berpengaruh terhadap
pertumbuhan bayi termasuk parameter antropometri (Chaturvedi et al., 2020).
Edukasi berupa pelatihan yang diberikan kepada ibu bayi balita dapat membantu
ibu memiliki keterampilan dalam memberikan stimulasi yang efektif kepada anak.
Hal ini sejalan dengan kegiatan pelatihan yang dilakukan sebelumnya bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah diberikan edukasi berupa
pelatihan (Krisnana, Rachmawati, Kurnia, & Kristiawati, 2017).
Selain itu penelitian lainnya mengungkapkan bahwa belum adanya data apakah ibu
konsisten melakukan stimulasi kepada anaknya sehingga diperlukan penelitian
lanjutan yang mengupayakan ibu mampu melakukan stimulasi kepada anaknya secara
mandiri dan dievaluasi dengan perubahan berat badan dan panjang badan bayi. Daerah
di NTT yang menjadi salah satu lokus penanganan stunting adalah Kabupaten
Manggarai dan Kecamatan Ruteng menjadi salah satu wilayah dengan jumlah kasus
tertinggi. Data hasil analisis pengukuran stunting tingkat Kabupaten Manggarai
tahun 2020 menunjukkan kasus stunting menyebar di 12 Kecamatan dengan total
balita stunting 6.184 orang. Kecamatan Ruteng memiliki kasus tertinggi stunting
dengan jumlah 1.233 kasus dan Puskesmas Cancar dengan kasus tertinggi 515 kasus
jika dibandingan dengan dua Puskesmas lainnya (Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, 2020).
Berdasarkan data awal yang diperoleh bahwa belum dilakukan penelitian berupa
pemberdayaan orangtua khususnya ibu untuk memberikan stimulasi kepada anak
serta kombinasi pendidikan kesehatan seperti pelatihan stimulasi pijat ASI
eksklusif kepada orangtua khususnya ibu bayi sebagai salah satu langkah inovasi
yang dapat dilakukan dalam pencegahan stunting.
Metode Penelitian
Metode quasi exsperiment pre post control desain. Sampel sebanyak 37 orang ibu dan bayi usia nol
sampai dengan enam bulan, masing-masing sebanyak 19 dan 18 orang. Sampel dikumpulkan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi masing-masing pada kelompok
ibu dan bayi. Kriteria inklusi responden ibu bayi
0-6 bulan adalah 1) dapat membaca dan menulis serta bersedia
terlibat menjadi responden penelitian, 2) belum pernah mengikuti
pelatihan pijat bayi, 3) memiliki bayi tunggal/bukan
gemelli sedangkan kriteria inklusi responden bayi 0-6 bulan yaitu 1) usia maksimal
lima bulan pada saat awal mengikuti menjadi responden dan mendapatkan persetujuan dari ibu untuk
terlibat dalam penelitian, 2) dalam kondisi sehat dan tidak menderita kelainan bawaan, 3) belum pernah dipijat
sesuai dengan pedoman umum pemijatan
bayi sehat. Adapun kriteria ekslusinya untuk ibu adalah
1) mengundurkan diri dalam proses penelitian, 2) memiliki riwayat Anemia Berat selama kehamilan
dan kriteria eksklusi untuk bayi 1) riwayat
lahir prematur, BBLR dan mengalami obesitas serta kelainan kongenital, 2) bayi yang mendapatkan ASI dan dikombinasikan
dengan susu formula maupun makanan dan minuman lain selain ASI. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 6 April 2022 sampai dengan 6 Juni 2022 di Wilayah Puskesmas
Cancar Kabupaten Manggarai yaitu di Desa Rai, Compang Dalo dan Wae Belang. Kelompok kontrol hanya mendapatkan
edukasi ASI eksklusif dan kelompok intervensi mendapatkan edukasi ASI eksklusif dan stimulasi tumbuh kembang pijat bayi. Data karakteristik bayi dikumpulkan pada awal penelitian dan uji homogenitasnya
terlebih dahulu sehingga dapat dipastikan data awal penelitian ini pada kedua kelompok adalah homogen. Edukasi diberikan sebanyak dua kali berupa simulasi pemijatan pada phantom dan pelatihan
secara langsung. Instrumen edukasi yang digunakan berupa peralatan pemijatan, video edukasi, lembar SOP pijat yang dilengkapi gambar. Perilaku stimulasi tumbuh kembang pijat bayi
oleh ibu dievaluasi selama 28 hari dengan menggunakan lembar observasi dan didampingi oleh peneliti. Berat badan dan panjang badan bayi diukur dua
kali yaitu sebelum intervensi dan setelah masa pendampingan dan evaluasi perilaku pemijatan di hari ke 28, diukur
dengan serenity
baby scale SR 721 DM. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan aplikasi SPSS 26.0 dengan kemaknaan 0,05. Data rata-rata perubahan
berat badan dan panjang
badan bayi dianalisis dengan uji Paired
sample test dan Wilcoxon sedangkan Independent
T Test dan Mann-Whitney untuk menilai perbedaan
pada kedua kelompok. Penelitian ini telah mendapatkan rekomendasi persetujuan etik dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin nomor 3339/UN4.14.1/TP/01.02/2022.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
1.
Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik
Bayi 0-6 Bulan
Karakteristik Bayi 0-6 Bulan |
Kelompok Intervensi |
Kelompok Kontrol |
ρ value |
||||||
Laki-laki |
Perempuan |
Laki-laki |
Perempuan |
||||||
Jenis Kelamin |
9 |
10 |
5 |
13 |
0,047a |
||||
Usia Bayi |
|
|
|
|
|
|
|
|
0,268a |
0-3 Bulan |
4 |
33,3% |
8 |
66,7% |
2 |
22,2% |
7 |
77,8% |
|
4-5 bulan |
5 |
71,4% |
2 |
28,6% |
3 |
33,3% |
6 |
66,7% |
|
Total |
9 |
|
10 |
|
5 |
|
13 |
|
|
|
Mean�SD |
Min-Max |
Mean�SD |
Min-Max |
Mean�SD |
Min-Max |
Mean�SD |
Min-Max |
|
Berat Badan Lahir |
3,0778� 0,35277 |
2,50-3,80 |
3,0700� 0,22136 |
2,60-3,30 |
2,8000� 0,29155 |
2,50-3,20 |
2,8692� 0,33512 |
2,50-3,50 |
0,283a |
Panjang Badan Lahir |
49,00� 1,00 |
48-50 |
48,70� 0,948 |
47-50 |
48,80� 1,095 |
48-50 |
48,92� 0,862 |
48-50 |
0,865a |
*Data
Primer Tahun 2022
a Independent T-test:homogenity test
Tabel 1 menunjukkan
karakteristik bayi 0-6 bulan berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia dan berat badan serta panjang badan lahir bayi. Pada kelompok kontrol terdapat 13 orang bayi perempuan dan lima orang bayi laki laki
dengan rentang usia 0-3 bulan, dua orang laki-laki dan tujuh orang pempuan serta pada kelompok usia 4-6 bulan sebanyak tiga orang laki-laki dan enam orang perempuan. Responden bayi laki-laki pada kelompok intervensi berjumlah sembilan orang dan bayi perempuan 10 orang dengan jumlah bayi
laki-laki pada rentang usia 0-3 bulan adalah sebanyak empat orang dan lima orang pada kelompok
usia 4-6 bulan, sedangkan bayi perempuan sebanyak delapan orang pada kelompok usia 0-3 bulan dan dua orang pada kelompok usia 4-6 bulan. Tabel satu juga menunjukkan rata-rata berat badan
dan panjang badan lahir bayi yang ditunjukkan dengan nilai mean. Rata-rata pada kelompok kontrol bayi perempuan
dengan berat badan lahir minimal 2,5 kg dan maksimal
3,2 kilogram sementara pada bayi laki laki
minimal 2,6 kg dan maksimal 3,3 kg. Kelompok intervensi dengan berat badan minimal 2,5 kg
dan maksimal 3,8 kilogram
pada bayi perempuan serta maksimal 3,8 kg pada bayi laki laki
dengan berat lahir minimal 2,5 kg. Panjang bayi
lahir pada kelompok kontrol perempuan dan laki-laki serta bayi laki-laki pada kelompok intervensi adalah minimal 48 cm sedangkan
pada bayi perempuan kelompok intervensi adalah 47 cm. Panjang badan lahir
pada kedua kelompok maksimal 50 cm dengan nilai ρ value
pada masing-masing karakteristik adalah
lebih dari 0,05 yang dapat dipastikan bahwa data bersifat homogen kecuali pada variabel jenis kelamin bayi.
2.
Rata-rata Perubahan Berat Badan Sebelum dan Sesudah diberikan Edukasi
Tabel 2. Rata-rata Berat Badan Bayi 0-6 Bulan Sebelum dan Sesudah Diberikan Edukasi
|
Kelompok Kontrol |
Kelompok Intervensi |
ρ-value* 0,000* 0,000* |
||||||
BB (kg) Pre |
Laki-laki |
Perempuan |
Laki-Laki |
Perempuan |
|||||
Mean� SD |
Min-max |
Mean� SD |
Min-max |
Mean�SD |
Min-max |
Mean� SD |
Min-max |
||
N |
2 |
7 |
4 |
8 |
|||||
0-3 bulan |
5,7285� 0,16758 |
5,61-5,85 |
4,4041� 0,77156 |
3,33-5,50 |
5,0863� 0,60471 |
4,53-5,95 |
5,1268� 0,98455 |
3,91-6,73 |
|
N |
3 |
6 |
5 |
2 |
|||||
4-6 bulan |
6.2033� 0,14021 |
6,05-6,33 |
6,2028� 0,68343 |
5,10-6,90 |
6,9760� 0,39267 |
5,65-7,55 |
5,9825� 0,35709 |
5,73-6,24 |
|
Total |
5 |
13 |
9 |
10 |
|
||||
BB(Kg) Post 0-3 bulan |
6,5025� 0,00354 |
6,50-6,51 |
5,1881� 0,73791 |
4,21-6,34 |
6,2740� 0,56785 |
5,56-6,95 |
6,3545� 0,8390� |
5,32-7,61 |
0,000* 0,000* |
4-6 bulan |
6,7117� 0,21073 |
6,55-6.95 |
6,7653� 0,66290 |
5.70-7,48 |
7,7080� 0,34352 |
7,35-8,27 |
6,7550� 0,37523 |
6,53-6,99 |
|
PB (Cm) Pre 0-3 bulan |
58,0500� 2,75772 |
56,10-60,00 |
52,0143� 3,49687 |
49,80-59,50 |
57,4000� 2,45357 |
54,70-60,60 |
56,0750� 2,86044 |
51,20-60,00 |
0,000* 0,000a |
4-6 bulan |
62,3000 1,47986 |
61,30-64,00 |
61,9667 2,37627 |
59,70-66,10 |
64,8800� 2,26650 |
62,70-68,20 |
62,6500� 2,19203 |
61,10-64,20 |
|
Post 0-3 bulan |
60.2500� 3,74767 |
57,60-62,90 |
54,8571� 2,94101 |
53,10-61,20 |
60,6500� 1,21792 |
59,50-62,10 |
59,9875� 2,15502 |
55,80-63,60 |
0,000* 0,000a |
4-6 bulan |
64,6000� 1,30000 |
63,80-66,10 |
63,0167� 2,49913 |
60,30-67,50 |
67,4200� 1,73839 |
66,00-69,90 |
65,8000� 1,41421 |
64,80-66,80 |
*Paired sample test a
Wilcoxon
Tabel dua
rata-rata perubahan berat
badan dan panjang bayi sebelum dan sesudah pemberian edukasi stimulasi pijat bayi pada kedua kelompok dengan rincian data berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Pada kelompok usia nol
sampai dengan tiga bulan untuk
mean perubahan
berat badan lebih tinggi pada kelompok intervensi yaitu 1,1 pada bayi laki-laki dan 1,2 pada bayi perempuan jika dibandingkan pada selisih mean kelompok kontrol pada kelompok usia yang sama pada bayi laki-laki dan perempuan dengan beda mean
masing-masing 0,77 dan 0,78. Hasil beda mean berat
badan pada kelompok usia empat sampai dengan
enam bulan juga menunjukkan nilai beda mean yang lebih besar pada kelompok intervensi yaitu 0,7 pada bayi laki-laki dan bayi perempuan. Rata-rata kenaikan berat badan pada kedua kelompok masing-masing menunjukkan
nilai ρ
value 0,000 yang berarti bahwa
terdapat perubahan berat badan post test pada kelompok kontrol maupun intervensi.
Tabel dua
juga menunjukkan rata-rata perubahan
panjang badan bayi berdasarkan kelompok usia pada pengukuran pre test dan post test intervensi pada kedua kelompok. Rata-rata perubahan panjang badan pada kelompok intervensi usia nol sampai dengan
tiga bulan perempuan dan laki-laki
masing-masing adalah 3,91 dan 3,25 lebih tinggi dibandingkan
pada kelompok kontrol.
Hasil selisih mean
panjang badan pada kelompok
usia empat sampai dengan enam
bulan menunjukkan bahwa kelompok kontrol perempuan sebesar 1,05 dan laki-laki sebesar 2,3 lebih kecil jika dibandingkan
kelompok intervensi yaitu 3,15 dan 2,54 pada kelompok
usia yang sama. Hasil uji kemaknaan perubahan panjang badan sebelum edukasi dan setelah edukasi pada masing-masing kelompok
sampel menunjukkan nilai ρ value
0,000 < 0,05 yang berarti pada kedua
kelompok sekurang-kurangnya
terdapat perubahan panjang badan.
3.
Perbedaan Rerata Berat Badan dan Panjang
Badan Pada Kedua Kelompok
Tabel 3. Perbedaan
Rata-rata Perubahan Berat
Badan Bayi 0-6 Bulan Antara Kelompok
Kontrol dan Kelompok Intervensi
|
Laki-laki |
Perempuan |
ρ-value |
||
|
Mean�SD |
Min-max |
Mean�SD |
Min-max |
|
BB (kg) |
|
|
|
|
0,044* |
Kontrol |
6,95�0,18797 |
6,50-6,95 |
5,9161�1,06069 |
4,21-7,48 |
|
Intervensi |
7,0707�0,8666 |
5,56-8,27 |
7,61�0,76668 |
5,32-7,61 |
|
PB (cm) |
|
|
|
|
0,167a |
Kontrol |
62,86�3,16749 |
57,60-66,10 |
58,62�4,98517 |
53,10-67,50 |
|
Intervensi |
64,41�3,84690 |
59,50-69,90 |
61,15�3,13697 |
55,80-66.80 |
*Independent T Test� aUji
Mann-Whitney
Berdasarkan uji beda
dua kelompok pada variabel berat badan sebelum dan sesudah diberikan intervensi yaitu dengan uji independent t test menunjukkan
hasil ρ
value pada taraf kemaknaan
95 % adalah 0,044 < 0,05 yang berarti
bahwa terdapat perbedaan perubahan berat badan yang signifikan pada kelompok yang memperoleh edukasi ASI eksklusif dan stimulasi pijat bayi jika dibandingkan
dengan kelompok yang hanya memperoleh edukasi ASI eksklusif saja. Sedangkan pada varibel panjang badan menunjukkan nilai ρ value 0,167 > 0,05, yang berarti bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan perubahan panjang badan pada kedua kelompok.
B.
Pembahasan
Nutrisi bayi usia nol sampai
enam bulan terpenuhi dari ASI serta didukung rekomendasi pemberian stimulasi dini oleh orangtua untuk merangsang anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan maksimal. Salah satu stimulasi yang telah terbukti banyak manfaatnya pada bayi adalah pijat.
Para ibu dapat diberdayakan dengan pemberian edukasi stimulasi pijat bayi. Edukasi kesehatan
adalah upaya yang dilakukan untuk memberdayakan, mendorong masyarakat dan individu terhadap suatu perubahan dengan menempatkan gagasan sehat agar masyarakat dan individu mampu mengambil kontrol terhadap aspek kehidupan yang berpotensi merugikan melalui peningkatan pengetahuan atau memengaruhi sikap individu dan masyarakat (Evans, Coutsaftiki, & Fathers, 2019).
Penelitian oleh Al Qahtani AM (2021) (Al Qahtani & Ahmed, 2021)
menyimpulkan bahwa ibu bayi yang mendapatkan
pendidikan tentang pijat bayi rata-rata mampu melakukan pemijatan sesuai dengan prosedur dan urutan yang lengkap. Setelah diberikan intervensi ibu memiliki kesempatan untuk melakukan pemijatan kepada bayinya.
Edukasi pemijatan secara langsung memungkinkan ibu mudah mengingat urutan pemijatan sehingga berdampak pada perubahan keterampilan pijat bayi. Dalam
penelitian ini ibu bayi usia
0-6 bulan memperoleh pelatihan pijat bayi sebanyak dua
kali dan masing-masing ibu mendapatkan
lembar SOP yang dilengkapi gambar sehingga memudahkan ibu mengingat dan mempelajari setiap gerakan pemijatan. Sejalan dengan penelitian sebelumnya, pemberian edukasi dengan praktik langsung memungkinkan responden untuk mudah dan cepat mengingat setiap gerakan (Fitriana, Rofi�ah, & Munayarokh, 2019).
Manfaat yang didapatkan dari pemijatan adalah meningkatkan aktivitas gastrointestinal dan motilitas
usus sehingga berdampak
pada pertumbuhan anak. Berat badan dan panjang badan bayi merupakan beberapa diantara indikator pertumbuhan yang digunakan untuk menilai status gizi bayi, yang berhubungan dengan pertumbuhan jaringan, otot, lemak, tulang dan massa tubuh yang sangat sensitif terhadap perubahan pola pemenuhan nutrisi, penyakit dan penurunan nafsu makan pada anak dan menjadi indikator bagi penentuan status pendek pada anak (Ayatollahi, Sharafi, & Haem, 2015).
Sebagai indikator untuk menilai status gizi anak berbagai
upaya perlu dilakukan orangtua terutama dalam pemberian nutrisi, stimulasi dan pengasuhan yang berorientasi pada kesehatan anak (Ulfah et al., 2018).
Hasil identifikasi perilaku
pemijatan sebelum diberikan intervensi diperoleh bahwa ibu belum pernah
mendapakan informasi tentang pijat bayi
dan semua ibu mengatakan belum pernah mempraktikan pijat bayi secara
langsung dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kemampuan berupa keterampilan dalam memberikan pemijatan. Selain itu sebagian
besar ibu menyatakan bahwa ketakutan akan salah dalam pemberian pemijatan menjadi salah satu faktor mengapa
ibu tidak berani memberikan pemijatan kepada bayinya.
Tabel dua menunjukkan bahwa pada pada kedua kelompok
terdapat perubahan berat badan dan panjang badan dengan nilai ρ value 0,000 yang berarti
pemberian edukasi berdampak pada perubahan berat badan dan panjang badan bayi. Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya pada pemberian pijat bayi dua
kali dalam satu minggu dengan durasi
10 hingga 15 menit diperoleh hasil yang positif terhadap peningkatan berat badan bayi (Kurniati Puji Lestari, Nurbadlina, Wagiyo, & Jauhar, 2021).
Hasil penelitian menunjukkan
kenaikan berat badan yang bermakna. Hal ini sejalan dengan hasil temuan pada penelitian sebelumnya (Gultom, Sinaga, & Sianipar, 2019)
bahwa pijat bayi memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan fisik dan kemampuan hisapan ASI pada bayi.� Hasil beda mean berat
badan pada kelompok usia empat sampai dengan
enam bulan juga menunjukkan nilai beda mean yang lebih besar pada kelompok intervensi. Hal ini sejalan dengan
teori bahwa pemijatan secara fisiologis memengaruhi pencernaan bayi, peningkatan aktifitas saraf yang disebabkan karena respon terhadap
sentuhan dan tekanan yang diberikan memicu hormon gastrin dan insulin. Hal ini
berhubungan dengan penyerapan nutrisi oleh jaringan, pada bayi usia nol sampai
dengan enam bulan yang masih dalam proses menyusui akan berpengaruh pada waktu lapar bayi
sehingga memungkinkan bayi menyusu dengan
baik dan berdampak pada perubahan berat badan, panjang badan bayi dan kesehatan bayi seperti daya tahan
tubuh, konsentrasi dan kualitas tidur bayi (Ade Febrina Lestari, Rukmini, Puspita, Widyasari, & Pranasakti, 2012).
Hasil beda mean pada panjang badan bayi usia nol
sampai tiga bulan pada kedua kelompok menunjukkan pada kelompok intervensi perempuan dan laki-laki lebih tinggi dibandingkan
pada kelompok kontrol.
Hasil selisih mean
pada kelompok usia empat sampai dengan
enam bulan juga menunjukkan bahwa kelompok kontrol perempuan lebih kecil jika dibandingkan
kelompok intervensi pada kelompok usia yang sama. Apabila dibandingkan
dengan standar antropometri anak disimpulkan bahwa baik pada kelompok kontrol maupun intervensi mengalami pertumbuhan panjang badan yang sesui pada tingkat usianya. Jika dibandingkan perubahannya pada kelompok yang diberikan edukasi stimulasi pijat bayi, kelompok ini mengalami pertambahan
panjang badan yang lebih signifikan. Rangsangan terhadap hormon pertumbuhan yang dihasilkan sebagai efek pemberian
pemijatan memungkinkan bayi yang dipijat mengalami pertambahan panjang badan yang normal. Berdasarkan
data ini didapatkan bahwa semua bayi
berada pada rentang pertambahan panjang badan yang
normal dan tidak masuk kedalam kategori stunting. Oleh karena itu pemberian
stimulasi tumbuh kembang pijat bayi
perlu terus diberikan oleh ibu kepada bayinya.� Perilaku melindungi ibu dan anak dari masalah
kesehatan yang dapat muncul bisa terjadi
karena kesadaran ibu dalam meningkatkan
perilaku kesehatan, jika ibu mengetahui
manfaat yang bisa diperoleh dari pemberian pijat maka akan meningkatkan
kesadaran ibu dalam memberikan pemijatan kepada bayi (Rahmatnezhad, Sheikhi, Didarloo, Fakoor, & Iranidokht, 2018).
Uji Independent T-Test
menunjukkan nilai ρ value sebesar
0,044 pada variabel berat
badan dan 0,167 pada variabel panjang
badan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perubahan berat badan kelompok yang mendapatkan edukasi stimulasi tumbuh kembang pijat bayi
dengan ibu yang hanya mendapatkan edukasi ASI eksklusif. Hasil yang
berbeda ditunjukkan pada variabel panjang badan, yaitu nilai ρ value > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan
yang bermakna antara kedua kelompok meskipun demikian nilai mean peningkatan panjang badan pada kelompok intervensi lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya pada kelompok usia nol
sampai dengan 11 bulan menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan mean lebih tinggi pada kelompok intervensi (Radhiah, Patui, Mantao, Larasati, & Aulia, 2022).
Penelitian lainnya oleh (Setiawan
et al., 2015) menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan pemberian pijat bayi terhadap
pertumbuhan bayi (Setiawan, S, Maziyah, W, & W, 2015).
Pijat bayi memperkuat otot bayi dengan menyentuh
kulit dan memberikan tekanan sedang pada titik-titik tertentu pada tubuh bayi dapat
merangsang berbagai saraf dan hormon pertumbuhan. Penelitian sebelumnya oleh (Lee et al., 2020) menunjukkan bahwa pengaruh pijat terhadap panjang atau tinggi badan anak masih membutuhkan
penelitian lebih lanjut (Lee et al., 2020).
Hasil yang berbeda disimpulkan
dalam penelitian (Harun et al., 2021)
yang menyatakan bahwa pemijatan oleh ibu dengan durasi yang sama 10-15 menit memberikan dampak signifikan terhadap perubahan panjang badan (Harun et al., 2021).
Perilaku rutin pemijatan diimbangi dengan pemberian ASI memberikan hasil bermakna terhadap perubahan berat badan dan panjang badan bayi. Efek yang ditimbulkan pijat berhubungan dengan sistem saraf
menyebabkan pelebaran pembuluh darah vena, arteri dan kapiler sehingga akan menghambat
penyempitan serta menimbulkan efek rileks, dan meningkatkan gerakan usus di saluran cerna. Pijat memacu
safat nervus vagus (saraf otak ke-10) yang berhubungan dengan sistem pencernaan dan merangsang pengeluaran hormon penyerapan gastrin dan
insulin. Kedua hormon ini berperan dalam
peningkatan absorbsi makanan sehingga bayi akan merasa
cepat lapar dan akan menyusu dengan
aktif (Setiawandari, 2019),
dengan demikian akan berdampak pada pemenuhan gizi bayi melalui ASI dan membantu dalam peningkatan berat badan dan panjang badan bayi.
Peningkatan kesadaran, komitmen, dan praktik pengasuhan dan gizi ibu dan anak dengan
upaya penyebarluasan informasi melalui berbagai media, konseling perubahan perilaku antar pribadi, penyediaan konseling pengasuhan untuk orangtua, promosi stimulasi anak usia dini dan pemantauan
tumbuh kembang merupakan salah satu bagian dari intervensi
pemerintah Indonesia saat ini dalam mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan
anak serta pencegahan terhadap stunting (TNP2K, 2018).
Pendampingan kepada ibu melalui kesiapan
menyusui secara eksklusif dan pemberian stimulasi kepada bayi dapat terus
dilakukan dan dikembangkan sebagai upaya untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal karena pertumbuhan berat badan yang konsisten normal
akan diikuti dengan perubahan panjang badan yang normal pada bayi
(Kemenkes RI, 2020).
Kesimpulan
Edukasi stimulasi tumbuh kembang dan ASI eksklusif berdampak signifikan terhadap perubahan berat badan dan panjang badan bayi. Meskipun tidak berbeda panjang
badan antar kedua kelompok namun perubahan mean panjang badan pada
kelompok intervensi menunjukkan hasil yang lebih tinggi. Sehingga
pemberdayaan ibu bayi 0-6 bulan dapat dilakukan sebagai salah satu upaya yang diharapkan di kemudian hari dapat
mencegah stunting dengan fokus yang sama terhadap kebutuhan nutrisi dan stimulasi anak pada tahapan usia selanjutnya.
Al Qahtani, Awad Mohammed, & Ahmed,
Howaida Moawad. (2021). The Effect of Educational Program for New Mothers about
Infant Abdominal Massage and Foot Reflexology for Decreasing Colic at Najran
City. Comprehensive Child and Adolescent Nursing, 44(1), 63�78.
https://doi.org/10.1080/24694193.2020.1740827
Ayatollahi, Seyyed M. ohamma. Taghi,
Sharafi, Zahra, & Haem, Elham. (2015). Child Weight Growth Chart and Its
Associated Factors in Birth Cohort of Maku Using a Growth Curve Model and LMS Method.
Global Journal of Health Science, 7(6), 181�186.
https://doi.org/10.5539/gjhs.v7n6p181
Chaturvedi, Sarika, Randive, Bharat,
Pathak, Ashish, Agarkhedkar, Sharad, Tillu, Girish, & Darmstadt, Gary L.
(2020). Prevalence and perceptions of infant massage in India : study
from Maharashtra and Madhya Pradesh states. 1�8.
Choi, Hyejeong, Kim, Shin jeong, Oh, Jina,
Lee, Myung nam, Kim, Sunghee, & Kang, Kyung ah. (2015). The effects of
massage therapy on physical growth and gastrointestinal function in premature
infants : A pilot study. 1�11.
https://doi.org/10.1177/1367493515598647
Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
(2020). Data Balita Stunting Intervensi Stunting Terintegrasi. Retrieved
from https://www.manggaraikab.go.id/
Evans, Daryl, Coutsaftiki, Dina, &
Fathers, C. Patricia. (2019). Health Promotion and Public Health for Nursing
Student (1st ed.; Dwo Prabantini, Ed.). Rapha Publishing.
Fitriana, Mayestika Eka Nur, Rofi�ah, Siti,
& Munayarokh, Munayarokh. (2019). Demonstration Method, its influence on
Knowledge and Practice of Baby Massage among Traditional Birth Attendants. Midwifery
and Nursing Research, 1(1), 28.
https://doi.org/10.31983/manr.v1i1.4064
Gultom, Lusiana, Sinaga, Renny, &
Sianipar, Kandace. (2019). The Effects of Infant Massage on the Physical Development
of Baby in Indonesian Rural Areas. Global Journal of Health Science, 11(10),
142. https://doi.org/10.5539/gjhs.v11n10p142
Hardhana, Boga, Siswanti, Tanti, Sibuea,
Farida, Widiantini, Winne, Susanti, Marlina Indah, Pangribowo, Supriyono,
Aprianda, Ratri, Indah, Suryantisa, Mardina, Reno, Sakti, Eka Satriani,
Wahyudi, Tri, Habibi, Hira Ahmad, Sari, Dian Mulya, Sigit, B. B., Maslinda,
Hellena, & Maula, Rizqitha. (2019). Data dan Informasi Profil Kesehatan
Indonesia (p. 207). p. 207. Jakarta.
Harun, Ayatullah, Salmah, Andi Ummu,
Hidayanty, Healthy, Suriah, Suriah, Syafar, Muhammad, Hadju, Veni, &
Abdullah, Muh. Tahir. (2021). Mother�s Ability to Massage her Baby with
Technical Guidance from Medical Personnel: A Systematic Review. Open Access
Macedonian Journal of Medical Sciences, 9(F), 747�752.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.7650
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak., (2020).
Krisnana, Ilya, Rachmawati, Diyan Praba,
Kurnia, Dwi Iqlima, & Kristiawati. (2017). Pendidikan dan Pelatihan
Kader Posyandu tentang Stimulasi Multisensori pada Bayi (pp. 6�10). pp.
6�10. Surabaya.
Lee, Sun Haeng, Kim, Mia, Jeon, Chuljin,
Cho, Soohyun, Choi, Min Hyung, Hwang, Tae Hwan, Lee, Jihong, Chang, Gyu Tae,
& Lee, Jin Yong. (2020). Improvement of a massage chair (BEG-100) on height
growth in children with average: Human subjects research. Medicine, 99(18),
e20080. https://doi.org/10.1097/MD.0000000000020080
Lestari, Ade Febrina, Rukmini, Puspita,
Ratna Dewi, Widyasari, Domas Fitria, & Pranasakti, Maria Erika. (2012). Budaya
Pijat Bayi Aman (Safe Baby Massage) Berbasis Keluarga Dalam Upaya Peningkatan
Kesehatan Bayi di Sleman-Yogyakarta. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Lestari, Kurniati Puji, Nurbadlina, Firdha
Rahma, Wagiyo, & Jauhar, Muhamad. (2021). The Effectiveness of Baby Massage
in Increasing Infant�s Body Weight. Journal of Public Health Research 2021,
10(s1).
Luis Huicho, Elisa Vidal-C�rdenas, Nadia
Akseer, Samanpreet Brar, Kaitlin Conway, Muhammad Islam, Elisa Juarez, Aviva
Rappaport, Hana Tasic, Tyler Vaivada, Jannah Wigle, Zulfiqar A. Bhutta. (2020).
Drivers of stunting reduction in Peru: a country case study. Supplements and
Symposia, 112, 860S-874S. https://doi.org/10.1093/ajcn/nqaa151
Radhiah, Sitti, Patui, Nurhaya S., Mantao,
Elvaria, Larasati, Rahma Dwi, & Aulia, Ulfa. (2022). Effectiveness of
Infant Massage on Increasing Baby Weight and Length in Nosarara Community
Health Centers during the Covid-19 Pandemic. Open Access Macedonian Journal
of Medical Sciences, 10(E), 536�539.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2022.8361
Rahmatnezhad, Leili, Sheikhi, Siamak,
Didarloo, Alireza, Fakoor, Zahra, & Iranidokht, Maryam. (2018). The Impact
of Baby Massage Training on Awareness, Perceived Stress and Breastfeeding
Self-Efficacy of Mothers with Hospitalized Neonate. International Journal of
Pediatrics-Mashhad, 6(10), 8297�8306.
https://doi.org/10.22038/ijp.2018.32043.2833
Riskesdas, Kemenkes. (2018). Hasil Utama Riset
Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of Physics A: Mathematical and
Theoretical, 44(8), 1�200.
https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Setiawan, Nuur Annisa, S, Kusmini, Maziyah,
Alfi, W, Tanty, & W, Yetti. (2015). Literature Review : The Effect Of
Baby Massage On Baby � S Weight Gain. 1 St International Conference of
Nursing and Public Health Science ( ICoNPHS ), 171�176.
Setiawandari. (2019). Modul stimulasi pijat
bayi dan balita. In Research Gate.
Tessema, Tesfalem T., Alamdo, Andamlak G.,
Yitraw, Tewodrose G., Deble, Fana A., Mekonen, Eyoel B., Abessa, Teklu G.,
& Lema, Tefera B. (2019). The Effect of psychosocial stimulation on the
development, growth, and treatment outcome of children with severe acute
malnutrition age 6-59 months in southern Ethiopia: a parallel group cluster
randomized control trial (EPSoSAMC study). BMC Public Health.
TNP2K. (2018). Panduan Konvergensi
Program/Kegiatan Percepatan Pencegahan Stunting. Jakarta: TNP2K.
Ulfah, Erliana, Rahayuningsih, Sri Endah,
Herman, Herry, Susiarno, Hadi, Gurnida, Dida Akhmad, Gamayani, Uni, &
Sukandar, Hadyana. (2018). Asuhan Nutrisi dan Stimulasi dengan Status
Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Usia 12 � 36 Bulan. Global Medical and
Health Communication, 6(38), 12�20.
WHO. (2014). Global Nutrition Targets
2025 Breastfeeding Policy Brief. 1�8.
Copyright holder: Imelda Rosniyati
Dewi, Andi Wardihan Sinrang, Andi Nilawati Usman,
Andi Arsunan Arsin, Burhanuddin
Bahar, Ema Alasiry (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |