Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7,
No.
9, September 2022
ANALISIS PENGARUH KENAIKAN JUMLAH MIGRASI RISEN PENDUDUK DI JAWA BARAT
Dian Rahmawati, Siti Aisyah
Program
Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah,
Indonesia
Email: ddianrahma4@gmail.com,
[email protected]
Abstrak
Proses migrasi seseorang terhadap tempat tinggalnya dalam kurun waktu
lima tahun terakhir disebut sebagai migrasi risen. Penelitian ini akan dilakukan
dengan tujuan untuk dapat menganalisis
faktor yang mempengaruhi migrasi risen di Jawa Barat yaitu upah minimum kota (UMK), teknologi, angkatan kerja, dan pertumbuhan penduduk terhadap migrasi risen. Tingkat migrasi risen masuk tinggi dan migrasi risen keluar rendah semenjak
tahun 2015 hingga 2020 adalah Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan
pada penelitian adalah dari Badan Pusat Statistik (BPS),
data distribusi sebaran migrasi risen dari Provinsi Jawa Barat hasil SUPAS 2015 hingga 2020, dan
berita resmi statistik yang telah di rilis oleh Badan Pusat Statistik
(BPS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif regresi data panel
dan menggunakan metode penelitian Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Upah minimum kota dan angkatan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap migrasi risen penduduk Jawa Barat dengan kesimpulan jika upah minimum kota meningkat 1% maka terjadi penurunan migrasi keluar
risen penduduk sebesar 9.66% kemudian jika terjadi
peningkatan partisipasi angkatan kerja sebesar 1% maka terjadi kenaikan migrasi masuk
risen penduduk sebesar 1.05%. Sedangkan teknologi dan laju pertumbuhan penduduk tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap migrasi penduduk di Jawa Barat.
Kata Kunci: migrasi
risen, upah minimum, angkatan
kerja, teknologi
Abstract
The process of migration of a person to his place of
residence within the last five years is referred to as recent migration. This research
will be conducted with the aim of analyzing the factors that influence recent
migration in West Java, namely the city minimum wage (UMK), technology, labor
force, and population growth on recent migration. The data used in this study
are from the Central Statistics Agency (BPS), data on the distribution of the
distribution of recent migration from West Java Province from the 2015 to 2020
SUPAS, and official statistics released by the Central Statistics Agency (BPS).
This study uses a quantitative approach to panel data regression and uses the
Ordinary Least Square (OLS) research method. The results of the study show that
the city minimum wage and the labor force have a significant influence on the
recent migration of the population of West Java with the conclusion that if the
city minimum wage increases by 1%, there will be a decrease in the population's
recent out-migration of 9.66%. the increase in the population's recent
in-migration by 1.05%. Meanwhile technology and population growth rate do not have
a significant influence on population migration in West Java.
Keywords: migration, minimum wage, labor force, technology.
Pendahuluan
Perpindahan yang dilakukan oleh penduduk tidak hanya bergantung kepada aspek kebutuhan
hidup manusia, namun adanya pengaruh
dari kebutuhan produk, teknologi serta informasi yang beredar di Indonesia.
Perbedaan yang kerap dirasakan penduduk pada setiap wilayah yaitu terletak pada potensi sumber daya yang ada dalam wilayah, hal tersebut menimbulkan
ketimpangan potensi antar daerah.
Suatu perpindahan penduduk dapat disebut juga mobilitas yang dilakukan dengan kesadaran penduduk pribadi. Proses mobilitas memiliki dua jenis
perpindahan yaitu perpindahan secara menetap (permanen) dan perpindahan sementara (nonpermanen) (Bandiyono, 2011).
A.
Migrasi
Menurut Agung (2012), Migrasi merupakan kegiatan yang dilakukan penduduk untuk berpindah tempat ke tempat lainnya
ditandai dengan melewati batas kota maupun batas
negara.
Proses perpindahan penduduk dibedakan menjadi dua dimensi,
yaitu dimensi daerah dan dimensi waktu. Dimensi waktu tidak akan
memiliki ukuran maupun batas yang ditentukan untuk mengetahui lama nya seseorang berpindah hingga dinyatakan sebagai migran. Data tersebut digunakan oleh pihak sensus penduduk
yang melakukan penetapan migran terhadap seseorang.
Menurut Harmadi (2018),
Migrasi merupakan aktivitas mobilitas yang dilakukan oleh penduduk dalam melakukan pemenuhan kebutuhan hidup dengan berpindah
wilayah tinggal ke wilayah lainnya
sementara ataupun seumur
hidup, seseorang yang melakukan perpindahan wilayah tinggal disebut migran.
Berdasarkan kedua pendapat
dapat ditarik kesimpulan bahwa proses migrasi dapat diartikan
sebuah proses mobilitas penduduk dari wilayah tinggal ke perkotaan
saat ini dalam kurun waktu
enam bulan. Status migran dapat diklasifikasi
menjadi migran tetap dalam kurun
waktu lebih dari 5 tahun masih
menetap pada kota saat ini dan migran
sementara dalam kurun waktu kurang
dari 5 tahun melakukan perpindahan kota tinggal.
Berdasarkan keputusan yang diberikan oleh pihak sensus penduduk, seseorang dinyatakan sebagai migran bila proses perpindahan telah genap selama
6 bulan sejalan dengan lokasi tinggal.
Hal tersebut berarti seseorang menjadi migran ketika proses perpindahan nya telah mencapai 6 bulan.
Keterangan perpindahan tempat tinggal yang dilakukan oleh seseorang dapat dilihat dengan
berkas perpindahan yang dimiliki oleh seseorang, bila terdapat catatan
perpindahan seseorang atas tempat tinggalnya
maka dapat dinyatakan sebagai proxy migrasi (Hermawan, 2013).
B.
Migrasi
risen
Migrasi risen merupakan proses perpindahan penduduk dapat ditentukan berdasasrkan catatan perbedaan wilayah saat ini dan wilayah tinggal dalam lima tahun terakhir (Muhamad, 2021). Pada pandangan modern, migrasi tidak hanya sekedar
mobilitas individu namun sebuah kebutuhan
yang terorganisir untuk pemenuhan kehidupan seperti pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya. Migrasi risen dapat membentuk sebuah pola ruang atau
tempat (spasial), artinya seseorang akan tercatat dalam
data ketika melakukan perpindahan tempat tinggal dalam wilayah tertentu pada jangka waktu lima tahun terakhir (Atmani, 2020).
Wilayah yang memiliki jumlah presentase migrasi risen terbesar di Indonesia
pada tahun 2015 yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur,
DKI Jakarta, Jawa Tengah,
dan Banten. Pada tabel 1 menunjukan besaran jumlah migrasi risen keluar dan masuk dari lima kota yang dikategorikan sebagai kota yang memiliki jumlah migrasi risen masuk terbesar.
Tabel 1
Migrasi Risen
(Jiwa)
Tahun 2015
No |
Provinsi |
Jumlah Migrasi Masuk |
Jumlah Migrasi Keluar |
1 |
Jawa Barat |
750.999 |
506.573 |
2 |
Jawa Timur |
315.543 |
421.349 |
3 |
DKI Jakarta |
499.101 |
706.353 |
4 |
Jawa Tengah |
518.103 |
647.482 |
5 |
Banten |
324.472 |
207.385 |
Sumber: Badan Pusat Statistik 2016
Data Badan Pusat Statistik (2016),
menunjukkan bahwa jumlah perpindahan penduduk dengan cakupan waktu sementara
(risen) menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah tertinggi pada perpindahan penduduk dengan status perpindahan sementara (Atmani, 2020).
Dari kelima data yang disajikan
di atas terdapat provinsi Jawa Timur yang memiliki angka terendah dalam hal migrasi masuk
kedalam wilayah Jawa Timur.
Migrasi
Risen Jawa Barat dengan jumlah yang cukup tinggi dipengaruhi oleh faktor pendidikan dengan terdapat 4 dari 10 Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) terbaik di Indonesia berada di provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil riset dikti, PTN yang berada� pada�
Provinsi� Jawa� Barat�
yaitu Universitas� Indonesia,� Institut Pertanian� Bogor,�
Institut Teknologi� Bandung� dan�
Universitas� Padjajaran (Kemenristekdikti, 2019). Dibalik faktor pendidikan
yang menjadi salah satu pendorong adanya migrasi, berbagai faktor lain diduga dapat mempengaruhi migrasi risen yaitu meliputi teknologi, UMK, laju pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Tingkat pembangunan ekonomi yang didasari oleh adanya sumber daya
manusia akan menjadi fokus utama
pada penelitian ini untuk dapat memberikan
klasifikasi secara detail. �
C.
Teknologi
Di
era globalisasi ini, para migran berkomunikasi dengan teknologi internet yang
lebih modern. Dengan menggunakan teknologi ini, migran akan lebih memahami
kondisi dari tujuan mereka. Media sosial digunakan untuk membuat dan membangun
koneksi jarak jauh (Hidayati, 2019)
Kesenjangan potensi ekonomi
dan sosial pada wilayah tertentu
memberikan pandangan bahwa dengan melakukan
migrasi ke wilayah yang memiliki potensi ekonomi tertinggi akan mudah mendapatkan
segala sesuatu. Perkembangan teknologi saat ini sungguh
sangat membantu proses pencarian
informasi terkait proses migrasi seperti pembelian tiket kendaraan, menggali informasi pekerjaan, dan lain sebagainya.
Informasi yang diakses dengan teknologi komunikasi seperti media sosial memberikan kemudahan untuk dapat mengakses informasi dan mengurasi resiko yang akan dialami ketika melakukan migrasi. Media sosial akan memberikan
informasi terkait wilayah
yang memiliki potensi dan sumber daya lebih
unggul (Davis, 2021).
Keterkaitan teknologi infomrasi memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat berkomunikasi kepada sanak saudara
yang berada pada wilayah yang ingin
dituju, hal tersebut memberikan keyakinan matang terkait proses migrasi ke wilayah lain.
Penggunaan teknologi informasi ini akan
memberikan banyak informasi dan kondisi wilayah
yang ingin ditinggali sehingga hanya sekedar membangun koneksi kepada seseorang yang dikenali pada
wilayah yang dituju (Hidayati, 2019).
D.
Upah
Minimum Kota
Upah merupakan pemberian
hasil balas jasa seseorang terkait hasil kerja
yang telah diberikan seseorangn atas kerja keras untuk
mendukung tujuan suatu organisasi. Upah dapat dikatakan
sebagai imbalan finansial yang diberikan secara langsung kepada pekerja berdasarkan hasil yang telah dicapai, jam kerja yang telah dikerahkan dan pelayanan yang telah diberikan.
Upah minimum kota (UMK) tidak
akan mempertimbangkan pembayaran finansial atas tanggungan seseorang dalam kehidupannya, hanya sekedar tolak ukur
kinerja karyawan terhadap organisasi pekerrjaan. Maka dari itu UMK dijadikan
sebuah tolak ukur upah pekerja
ketika masa kerja berlangsung (Hasanah, 2019).
E.
Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk akan mempegaruhi pertumbuhan angkatan kerja pada suatu
wilayah pada tahun tersebut. Faktor pemacu pertumbuhan penduduk terletak pada
potensi yang dimiliki suatu wilayah, jumlah tenaga kerja yang cukup tinggi akan
memberikan jumlah tenaga kerja yang cukup produktif, hal tersebut dapat
memberikan dampak kepada pertumbuhan penduduk.
Faktor yang memperkuat perilaku migrasi penduduk dibagi menjadi 3 faktor
yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perpindahan (migrasi) (Rohani, 2020). Perpindahan penduduk akan mempengaruhi jumlah
pertumbuhan penduduk, bila perpindahan masuk kedalam kota cukup tinggi maka
akan mempengaruhi kenaikan jumlah pertumbuhan penduduk pada kota tersebut (Fang, 2013).
F.
Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan sebuah tenaga produktif dalam proses kinerja pada perusahaan yang dapat membantu mencapai tujuan dari organisasi
perusahaan. Berdasarkan
Badan Pusat Statistik (BPS), memberikan
penegasan bahwa penduduk yang telah memasuki usia kerja
yaitu penduduk yang telah berusia 15 tahun keatas (Noveria, 2017).
Penduduk usia kerja
dipetakan dalam tiga jenis yaitu
usia kerja yang sedang bekerja, usia kerja yang sedang mencari pekerja, dan bukan angkatan kerja. Pada jenis bukan angkatan
kerja dikategorikan sebagai usia kerja
yang masih sekolah, mengurus rumah tangga dan alasan lainnya (Maulida, 2016).
Dalam penelitian yang telah
dilakukan oleh Agung (2021) berjudul �Migrasi penduduk ke pulau Jawa
dan faktor-faktor yang yang
mempengaruhi�. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini akan menganalisis mengenai pengaruh teknologi, Upah minimum kota (UMK), jumlah angkatan kerja, dan pertumbuhan penduduk terhadap migrasi risen di Jawa Barat.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Agung (2021)
bahwa UMP dan investasi memiliki jumlah yang saling berpengaruh positif, dan PDRB memiliki pengaruh negatif. Pengeluaran pemerintah yang telah diteliti didapat bahwa tidak
memiliki keterkaitan terhadap migrasi.
Perbedaan dalam sebelumnya
dengan proses penelitian saat ini terletak
pada faktor yang di amati yaitu teknologi, UMK, laju pertumbuhan
penduduk dan partisipasi angkatan kerja. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa faktor upah minimum kota, partisipasi angkatan kerja, teknologi, dan pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh signifikan atau tidak pada aktivitas migrasi penduduk risen di Jawa Barat.
Data yang digunakan untuk penelitian ini yakni data 4 kota dan 4 kabupaten yang memiliki jumlah migrasi tertinggi selama lima tahun terakhir.
Metode Penelitian
Pada penelitian
ini menggunakan jenis data primer yang didapatkan
dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Jawa Barat. Penelitian
ini menggunakan data dengan kurun waktu
selama 5 tahun, sejak tahun 2015 hingga tahun 2020. Dalam penelitian ini akan dilakukan
pengujian berdasarkan kabupaten dan kota dengan jumlah migrasi
risen tertinggi yang ada
pada Provinsi Jawa Barat, yaitu 4 Kabupaten dan 4 Kota yang
ada di Jawa Barat. Proses pengumpulan data pada penelitian ini dengan mempelajari
studi pustaka, literatur terdahulu yang memiliki tema dan arah penelitian yang terikat dengan judul penelitian ini. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode uji data menggunakan uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi, sedangkan
dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil keluaran metode ditentukan dengan menggunakan p-value (probabiliti),
R-squared, Adjusted R-squared, dan F-statistik (Rohman, 2011).
Dalam penelitian ini akan menggunakan
pendekatan Ordinary
Least Square (OLS), dengan bentuk
model ekonometrika sebagai berikut:
Penelitian
ini akan membuktikan bahwa
faktor yang mempengaruhi proses
migrasi risen penduduk
dengan melibatkan variabel teknologi dengan satuan
persentase (%) berkonotasi
(TE), upah minimum kota / kabupaten dengan satuan rupiah (Rp) berkonotasi
(UMK), laju pertumbuhan penduduk dengan satuan persentase (%) berkonotasi (LPP) dan partisipan angkatan kerja dengan satuan jiwa
berkonotasi (PAK) pada Provinsi
Jawa Barat
pada periode 2015�2020.
Hasil
dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis faktor yang mempengaruhi adanya migrasi penduduk dari wilayah satu ke wilayah lainnya. Faktor yang mempengaruhi migrasi risen penduduk terdiri dari teknologi, upah maksimum
kota, laju pertumbuhan� penduduk dan
partisipan angkatan kerja dengan kurun waktu sejak
tahun 2015 hingga 2020. Data
yang dihimpun dari jumlah migrasi risen penduduk sejak tahun 2015 hingga tahun 2020 akan menggunakan data sampel kabupaten dan kota dengan jumlah migrasi
risen tertinggi di Jawa
Barat, yaitu 4 Kabupaten
dan 4 Kota pada provinsi Jawa
Barat. Penelitian ini menggunakan
metode Ordinary
Least Square (OLS), maka proses pengolahan data akan di awali dengan penentuan
model terbaik yang terdiri dari Common Effect
Model (CEM), Random Effect Model
(REM), dan Fixed Effect Model (FEM).
Tabel 2
Data Hasil Estimasi
Model Menggunakan Pendekatan
Least Square
Variabel |
Coefficient |
||
CEM |
FEM |
REM |
|
C |
-41.87158 |
133.8842 |
-3.509808 |
UM |
-0.823359 |
-9.657632 |
-0.419645 |
PAK |
4.328161 |
1.051716 |
1.097117 |
TE |
56587.83 |
0.529758 |
5.692047 |
LPP |
-23.73258 |
3.582852 |
5.525332 |
Eror Term |
19582.242 |
16728.24 |
16925.86 |
R-Square |
0.857118 |
0.999216 |
0.21234 |
Prob (F-Statistic) |
0.000000 |
0.000000 |
0.004652 |
Sumber: Olah Data Peneliti
Berdasarkan hasil estimasi dari pendekatan Ordinary Least
Square akan dibuktikan
model terbaik yang dapat digunakan pada penelitian ini. Penelitian ini akan menggunakan
proses uji dengan melakukan
Uji Chow, Uji Hausman dan Uji Asumsi Klasik.
Hipotesa Uji Chow
H0:
Chi-square > 0,05, artinya
model yang terbaik merupakan
Common effect mode (CEM)
H1:
Chi-square < 0,05, artinya
model yang terbaik merupakan
Fixed Effect Model (FEM).
Tabel 3
Data hasil
estimasi Uji Chow
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Effects Test |
Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cross-section F |
798.379381 |
0.0000 |
|
|
Cross-section Chi-square |
246.617949 |
0.0000 |
|
|
Period F |
0.974224 |
0.4479 |
|
|
Period Chi-square |
6.608701 |
0.2514 |
|
|
Cross-Section/Period F |
498.533129 |
0.0000 |
|
|
Cross-Section/Period Chi-square |
249.867368 |
0.0000 |
|
Sumber: Data diolah
Berdasarkan dari hasil estimasi
Uji Chow didapatkan nilai probabilitas Period Chi-square sebesar
0.000, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Pada hasil uji chow dapat dikatakan bahwa fixed effect model (FEM) merupakan
model terbaik.
Hipotesa Uji Chow:
H0:
Prob. Cross-section F > 0.05, artinya model yang terbaik ditentukan adalah random effect model (FEM).
H1:
Prob. Cross-section F < 0.05, artinya model yang terbaik ditentukan adalah random effect model (FEM).
Tabel 4
Data Hasil Estimasi
Uji Hausman
Test Summary |
Chi-Sq.
Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cross-section random |
0.000000 |
1.0000 |
|
Period random |
168.042304 |
0.0000 |
|
Cross-section and period random |
7.801774 |
0.0202 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data diolah
Berdasarkan dari hasil estimasi
Uji Hausman didapatkan nilai
probabilitas Period Cross-section and period random
(0.0202), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Pada hasil Uji Hausman dapat dikatakan bahwa fixed effect model (FEM) merupakan
model terbaik. Berdasarkan hasil akhir dari
pengujian Uji Hausman dan Uji Chow dinyatakan bahwa penentuan model terbaik untuk proses penelitian selanjutnya yaitu fixed effect model (FEM).
Proses pemilihan model terbaik
akan uji kembali dengan menggunakan uji asumsi klasik dengan
melibatkan variabel yang mempengaruhi migrasi penduduk Jawa Barat yaitu UMK, angkatan kerja, teknologi, dan laju pertumbuhan penduduk.
Hipotesa
Uji Heteroskedastisitas:
H0������ : Prob. > 0.05, artinya pada hasil uji model tidak mengalami heteroskedastisitas.
H1������ : Prob. < 0.05, artinya pada hasil uji model mengalami heteroskedastisitas.
Tabel 5
Data Hasil Estimasi
Asumsi Klasik Uji Heteroskedastisitas
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C |
20.98964 |
24.24066 |
0.865886 |
0.3928 |
UM |
-1.343754 |
1.694612 |
-0.792957 |
0.4335 |
PAK |
-0.074784 |
0.166334 |
-0.449601 |
0.6559 |
TE |
4.632247 |
0.744573 |
4.186467 |
0.0023 |
LPP |
0.338582 |
0.097571 |
3.965822 |
0.0429 |
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil estimasi uji heteroskedastisitas, seluruh variabel bebas memiliki jumlah probabilitas lebih dari 0,05. Artinya H0 dapat diterima, dapat dikatakan bahwa seluruh variabel
independen tidak terjadi heteroskedastisitas pada
fixed effect model.
Hipotesa pada pengujian
Normalitas
Untuk menguji normalitas, dapat menggunakan jarque-bera (JB) probability,
sehingga didapatkan,
H0������ : JB probability > 0.05, sehingga
dalam model data terdistribusi normal.
H1������ : JB probability < 0.05, sehingga dalam
model data tidak terdisribusi normal.
Gambar 1
Data hasil pengujian normalitas
Sumber: Data diolah peneliti
Berdasarkan hasil
tabel standardized residuals nilai JB probability bernilai sebesar 0.9724, maka dapat
disimpulkan bahwa H0
diterima sehingga data terdistribusi normal pada fixed effect model.
Hipotesis
pada Uji Multikolinearitas
H0������ : r < 0.8, HO diterima maka tidak
terjadi gejala multikolinieritas pada model.
H1������ : r > 0.8, H1 diterima maka terjadi
gejala multikolinieritas pada model.
Tabel 6
Data Hasil Estimasi
Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas
|
UM |
PAK |
TE |
LPP |
UM |
1 |
0.54827 |
0.68492 |
0.29182 |
PAK |
0.54827 |
1 |
|
|
TE |
0.68492 |
|
1 |
|
LPP |
0.29182 |
|
|
1 |
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil estimasi Uji Multikolinearitas,
seluruh variabel independen memiliki nilai uji tidak melebihi 0,8, Sehingga H0 diterima, dapat dikatakan bahwa seluruh variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi gejala
multikolinieritas pada fixed effect model.
Tabel 7
Hasil Uji Hipotesa
No |
Aspek Pengujian |
Hipotesis |
sig |
Keterangan |
1 |
Uji Normalitas |
H0 |
0,05 |
Diterima |
2 |
Uji Multikolinearitas |
H0 |
0,8 |
Diterima |
3 |
Uji Heteroskedastisitas |
H0 |
0,05 |
Diterima |
Sumber: Data diolah
Penetapan model terbaik yang digunakan pada penelitian ini yaitu Fixed Effect model
(FEM) dan variabel independen
yang mempengaruhi migrasi penduduk Jawa Barat dengan menggunakan model fixed
effect model (FEM) tidak terjadi
permasalahan multikolinear atau gejala heterokesdastisitas,
sehingga dapat dilanjutkan untuk proses perhitungan regresi data panel.
Uji hipotesa akan diambil berdasarkan uji parsial, uji simultan dan uji koefisien determinasi dari hasil regresi
data panel menggunakan Fixed Effect Model (FEM).
Tabel 8
Data hasil
estimasi Regresi Linear
Data Panel
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
133.8842 |
66.47815 |
2.013958 |
0.0522 |
UM |
-9.657632 |
4.647344 |
-2.078097 |
0.0456 |
PAK |
1.051716 |
0.456158 |
2.305597 |
0.0276 |
TE |
5.291859 |
3.891203 |
2.765882 |
0.1322 |
LPP |
8.981750 |
1.759110 |
1.857281 |
0.0912 |
Sumber: Data diolah
Tabel 9
Data Hasil Estimasi
Regresi Linear Data Panel
MPit=133.8842+β1
5.291859it+(β2 9.657632it)+β3 8.981750it+β4 1.051716it+εit�������� �������������������������� � (0.1322)��������� ��
(0.0456)�������� ��� (0.0912)������������������� (0.0276)
R2
= 0.998884; S.E. Regression = 0.108571; F-Statistic = 3004.814; Prob = 0.000000
Keterangan terkait: nilai signifikan �= 0,05; nilai signifikan angka pada kurung merupakan probabilitas statistik.
Uji
Parsial
Uji parsial
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual atau parsial. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
H0
: Prob. < 0.05, H0 diterima maka secara parsial variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
H1
: Prob. > 0.05, H0 ditolak maka secara parsial variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 10
Data Hasil Uji Hipotesis Variabel Independen
No |
Variabel |
Hipotesis |
Prob |
Keterangan |
1 |
UM |
H0 |
0.0456 |
Diterima |
2 |
PAK |
H0 |
0.0276 |
Diterima |
3 |
TE |
H0 |
0.1322 |
Ditolak |
4 |
LPP |
H0 |
0.0912 |
Ditolak |
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil uji hipotesis dari variabel independen dinyatakan bahwa UM Prob. (0.0456)
< 0.05, H0 diterima maka
Upah Minimum kota berpengaruh signifikan terhadap Migrasi Penduduk. PAK Prob. (0.0276) < 0.05, H0 diterima maka Partisipasi
Angkatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Migrasi Penduduk. TE Prob.
(0.1322) < 0.05, H0 ditolak maka
Penggunaan Teknologi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Migrasi Penduduk. LPP Prob. (0.0912) < 0.05, H0 ditolak maka Laju
Pertumbuhan Penduduk tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Migrasi Penduduk.
Uji
Simultan
Uji simultan
akan memberikan hasil berdasarkan variabel dependen yang memiliki keterkaitan pada variabel independen. Berdasarkan hipotesa nya disebutkan bahwa:
H0: Prob. < 0.05, H0 diterima,
artinya secara simultan keseluruhan variabel independen dapat berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
H1: Prob. > 0.05, H0 ditolak,
artinya secara simultan keseluruhan variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Table 11
Data hasil
estimasi Hipotesa Uji Simultan
No |
Variabel |
Hipotesis |
sig |
Keterangan |
1 |
Prob. F-Statistic |
H0 |
0.0027 |
Diterima |
Sumber: Data diolah
Berdarkan tabel di atas, nilai Prob. (F-statistic)
0.0027 < 0.05, H0 diterima, maka
variabel Upah Minimum dan Partisipasi Angkatan Kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Migrasi Penduduk, namu pengaruh Migrasi Penduduk tidak dipengaruhi oleh Teknologi dan Laju Pertumbuhan Penduduk.
Uji
Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai adjusted R2� adalah 0.918 atau 91.8% artinya 91.8% variasi migrasi penduduk dapat dipengaruhi oleh upah minimum kota dan partisipasi angkatan kerja sedangkan 8.2% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti pada penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan
fixed effect model untuk melihat
apakah terdapat pengaruh upah minimum kota, partisipasi angkatan kerja, teknologi, dan laju pertumbuhan penduduk terhadap migrasi penduduk pada 4 kabupaten dan 4 kota di Jawa Barat. Peneliti telah melakukan uji asumsi klasik dan model dengan hasil asumsi bahwa
seluruh variabel terbebas dari asumsi
klasik sehingga dapat dilanjutkan untuk dilakukan interpretasi. Berdasarkan hasil yang telah ditunjukkan pada pengujian hipotesa, dinyatakan bahwa upah minimum kota dan partisipasi angkatan kerja secara parsial ataupun bersama-sama berpengaruh terhadap migrasi penduduk di Jawa Barat. Jika upah minimum kota meningkat 1% maka terjadi penurunan
migrasi penduduk sebesar 9.66% kemudian bila terjadi peningkatan
signifikan sebanyak 1% dampak yang akan terjadi yaitu meningkatkan
migrasi penduduk dengan jumlah sebesar
1,05%.Sedangkan variabel teknologi
dan laju pertumbuhan penduduk tidak memiliki pengaruh signifikan diakibatkan pada penelitian ini data teknologi yang digunakan merupakan presentase penggunaan teknologi, diduga teknologi dapat memiliki pengaruh signifikan ketika data yang digunakan yaitu presentase penggunaan teknologi pada kota yang sedang di teliti. Pada variabel laju pertumbuhan penduduk tidak memiliki pengaruh signifikan pada perpindahan penduduk karena proses pertumbuhan penduduk akan menurun atau
meningkat disebabkan oleh ada nya perpindahan
penduduk, bila laju pertumbuhan penduduk dijadikan faktor yang mempengaruhi tingkat kenaikan angka migrasi penduduk,
maka tidak akan berlaku.
Kesimpulan
Migrasi penduduk antar kabupaten dan kota pada Provinsi Jawa Barat pada tiap tahun nya akan
selalu berubah naik ataupun turun disebabkan
mobilitas masyarakat untuk mencari pekerjaan,
penunjang pendidikan dan sebab lainnya akan
memberikan dorongan cukup tinggi untuk
masyarakat dalam melakukan migrasi antar kota maupun
provinsi. Pada penelitian ini akan memberikan
pandangan terhadap pembaca maupun peneliti selanjutnya bahwa proses migrasi penduduk yang terjadi di Jawa Barat dilakukan berdasarkan faktor teknologi, upah minimum kota (UMK), laju pertumbuhan penduduk, dan partisipan angkatan kerja dengan kurun
waktu penelitian sejak tahun 2015 � 2020.�
Hasil yang didapatkan
dari proses penelitian ini bahwa proses migrasi penduduk akan berkaitan erat dengan angkatan
kerja dan upah minimum kota. Dorongan masyarakat yang akan melakukan migrasi akan memperhatikan kedua faktor terlebih
dulu, hal tersebut diakibatkan karena kebutuhan akan gaji terhadap
pekerja dalam wilayah tersebut sehingga masyarakat yang berada pada
wilayah dengan pengembangan
sumber daya manusia rendah akan memilih untuk
migrasi. Faktor upah minimum kota akan terus meningkat
berdasarkan jumlah sumber daya manusia
yang tersedia dalam suatu wilayah. Partisipan tenaga kerja dan UMK didapatkan memiliki keterkaitan signifikan terhadap migrasi risen penduduk pada Provinsi Jawa Barat, sedangkan variabel IP-TIK teknologi dan laju pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh positif namun tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap migrasi penduduk Provinsi Jawa Barat.
Diharapkan peneliti yang akan datang dapat meneliti
faktor lainnya yang bersinggungan sebagai faktor yang mempengaruhi angka
migrasi penduduk lain diluar teknologi, angkatan kerja, laju pertumbuhan
penduduk, dan upah minimum kota, sehingga dapat lebih dipastikan secara jelas
faktor migrasi penduduk dengan variabel lain dan metode lain. Peneliti
selanjutnya diharapkan mengembangkan metode penelitian dengan menggunakan
metode kualitatif agar dapat memberikan gambaran detail tentang migrasi
penduduk langsung dari poppulasi penduduk. Pihak Pemerintah diharapkan
dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan untuk
bahan riset terkait migrasi risen penduduk pada Provinsi Jawa Barat. Pada penelitian ini telah
dibuktikan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi secara masif masih belum dapat
ditetapkan menjadi faktor penting pendorong migrasi penduduk antar kota maupun
provinsi. Namun perlu adanya pengamatan lebih detail terkait faktor yang
dilibatkan seperti pengamatan dan penelitian dengan menggunakan metode
kualitatif.
Agung,
S. (2012). Teori dan Konsep Migrasi. Jurnal Kependudukan Indonesia, 1(4),
1�16.
Agung, T. A., & Aisyah, S. (2021). Analisis Migrasi Penduduk Ke
Pulau Jawa Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. 6. Google Scholar
Atmani, B. (2020). Faktor Individual Dan Kontekstual Pada Migrasi Risen Di
Indonesia: Analisis Data Survei Penduduk Antar Sensus 2015. Jurnal
Kependudukan Indonesia, 15(2), 183. Google Scholar
Bandiyono, S. (2011). Relevansi Karya Penelitian Migrasi Dalam
Pembangunan. Jurnal Kependudukan Indonesia, 3(1), 21�36. Google Scholar
Davis, M. A. (2021). Migration and urban economic dynamics. Journal of
Economic Dynamics and Control, 133, 104234. doi: 10.1016/j.jedc.2021.104234 Google Scholar
Fang, I. H. (2013). Migration, social security, and economic growth. Economic
Modelling, 32(1), 386�399. doi: 10.1016/j.econmod.2013.02.026 Google Scholar
Harmadi, S. H. (2018). Pengantar Demografi. In Analisis data Demografi.
Hasanah, U. (2019). Pengaruh migrasi masuk dan upah minimum provinsi
terhadap pengangguran di kota Banda Aceh. Jurnal Kependudukan Indonesia,
7(1), 1�11. Google Scholar
Hermawan, Z. (2013). Migrasi Internal Dan Spatial Focusing Studi Kasus
Kecenderungan Migrasi Kepulauan Riau. Jurnal Migrasi Risen, 2,
1�46.
Hidayati, I. (2019). Proses Migrasi dan Peran Teknologi Komunikasi di
Antara Pekerja Migran di Batam-Indonesia. Jurnal Teknologi Terapan, 7(2),
189�200. Google Scholar
Kemenristekdikti. (2019). Statistik Pendidikan Tinggi (Higher Education
Statistics) 2019. In Pusdatin Kemenristekdikti. Retrieved from
http://www.mohe.gov.my/web_statistik/
Maqin, A. (2011). Pengaruh Kondisi Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Jawa Barat. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 10(1), 10�18. Google Scholar
Maulida, I. (2016). Peran Tenaga Kerja Indonesia dalam Pembangunan Ekonomi
Gema Keadilan Edisi Jurnal. Jurnal Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Daerah,
Vol. 3, No, Pp. 74-85. Retrieved from
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk/article/view/3644 Google Scholar
Muhamad, A. N. (2021). Migrasi Total Masuk Kabupaten/Kota Di Indonesia
Tahun 2015: Tren Dan Determinan. Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa,
6(1), 35�48. doi: 10.33701/jipsk.v6i1.1560 Google Scholar
Noveria, M. (2017). Migrasi Berulang Tenaga Kerja Migran Internasional:
Kasus Pekerja Migran Asal Desa Sukorejo Wetan, Kabupaten Tulungagung. Jurnal
Kependudukan Indonesia, 12(1), 25. doi: 10.14203/jki.v12i1.255 Google Scholar
Rohani. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Ketersediaan
Lapangan Kerja di Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Kependudukan Indonesia,
1(1), 51. Google Scholar
Rohman, Z. (2011). Regretion Function OLS. Skripsi FE UNNES Semarang,
39�45.
Suranta, N. B. (2015). Migran Risen Di Provinsi Jawa Barat Hasil Sensus
Penduduk Tahun 1980-2015. 224�233. Google Scholar
Zulfachri, B. (2017). Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan
di Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Samudra Ekonomi Dan Bisnis, 8(2),
689�699. doi: 10.33059/jseb.v8i2.427 Google Scholar
Zulhilmi, M. (2018). Analisis Pola Migrasi Penduduk di Dataran Tinggi
Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh (Dimensi Sosial, Ekonomi, dan
Infrastruktur). Jurnal Samudra Ekonomi Dan Bisnis, 9(2), 104�115.
doi: 10.33059/jseb.v9i2.769 Google Scholar
Copyright
holder: Dian
Rahmawati, Siti Aisyah (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |