Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 9, September
2022
PERBEDAAN
RERATA PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN
PENYULUHAN TENTANG KANKER PAYUDARA DI
KELURAHAN MALAINGKEDI KOTA SORONG PAPUA BARAT
Hanna
Paulina Wibowo1, Alfianto Martin2
1 Program
Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta
2Bagian
Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Kanker
payudara mengacu pada tumor yang berasal dari dalam sel-sel payudara. Penyakit
ini terjadi hampir seluruhnya pada perempuan, tetapi pada lelaki juga dapat
terkena kanker payudara. Berdasarkan data Global Burden Cancer tahun
2020, kanker payudara merupakan penyebab
tertinggi keempat kematian oleh karena
kanker di seluruh dunia. Berdasarkan American Cancer Society, banyak
faktor yang telah diketahui dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker payudara. Pengetahuan mengenai kanker payudara dan berbagai faktor
risikonya dapat mengubah sikap dan juga perilaku seseorang dalam
pencegahan� terjadinya kanker payudara
dengan berusaha menyingkirkan faktor risiko yang sifatnya bisa di modifikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata pengetahuan wanita
usia 20-50 tahun sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang kanker
payudara di Kelurahan Malaingkedi Kota Sorong Papua Barat dengan menggunakan
desain penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan one
group pretest-postest. Berdasarkan hasil penelitian pada 145 responden
didapatkan rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan adalah
12,00. Rata-rata pengetahuan responden sesudah diberikan penyuluhan adalah
14,89. Hasil uji bivariat didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya
terdapat perbedaan yang bermakna rerata pengetahuan wanita usia 20-50 tahun
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang kanker payudara.
Kata
Kunci: Penyuluhan,
Pengetahuan, Kanker payudara
Abstract
Breast
cancer refers to tumors that originate within the cells of the breast. This
disease occurs almost entirely in women, but men can also get breast cancer.
Based on a data from Global Burden Cancer in 2020, breast cancer is the fourth
leading cause of death by cancer worldwide. According to the American Cancer
Society, many factors are known to increase the risk of developing breast
cancer. Knowledge of breast cancer and its various risk factors can change a
person's attitude and behavior in preventing breast cancer by trying to get rid
of modifiable risk factors. This study aims to know the difference in the
average knowledge of women aged 20-50 years old before and after being given
counseling about breast cancer in Malaingkedi Village, Sorong City, West Papua
by using a quasi experimental research design using a one group
pretest-posttest approach. Based on the results of research on 145 respondents,
the average knowledge of the respondents before being given counseling was
12.00. The average knowledge of the respondents after being given counseling is
14.89. Bivariate test results obtained p value = 0.000 (p <0.05) which means
that there is a significant difference in the average knowledge of women aged
20-50 years old before and after being given counseling about breast cancer.
Keywords:
Counseling, Knowledge, Breast cancer
Pendahuluan
Kanker payudara mengacu pada tumor yang
berasal dari dalam sel-sel payudara. Penyakit ini
terjadi hampir seluruhnya pada perempuan, tetapi pada lelaki juga dapat terkena
kanker payudara.1 Berdasarkan data Global Burden Cancer tahun
2020 kanker payudara merupakan penyebab tertinggi keempat kematian dikarenakan
kanker di seluruh dunia. Kanker payudara mempunyai presentase kasus baru paling
tinggi pada penduduk perempuan, yaitu 24,5% kasus baru tiap tahunnya.2
Data Global Burden Cancer, di
Amerika Utara pada 2020 ditemukan 281.591 kasus baru kanker payudara dan
sebanyak 48.407 perempuan kehilangan nyawanya. Kanker payudara di Asia Timur
menduduki urutan paling pertama kanker terhadap perempuan, kanker payudara di
Asia Timur tahun 2020 didapatkan sebanyak 551.636 (4.60%) kasus baru dan
kematian dikarenakan kanker payudara sebanyak 141.421 jiwa.3
Prevalensi penyakit kanker payudara di
Indonesia yang paling tinggi berada di Prov. DIY yakni sejumlah 2,4%, sedangkan
di provinsi Papua Barat memiliki prevalensi 0,2%.4 �Berdasarkan data Rumah Sakit Kanker Dharmais
tahun 2018 menyatakan bahwa kasus kanker yang paling banyak yaitu kanker
payudara dengan presentase 19,18%.5 Di dalam Profil Kesehatan Papua
Barat sejak tahun 2013 sudah dilaksanakannya pengumpulan data mengenai pasien
yang menderita penyakit tidak menular salah satunya kanker payudara. Namun,
data mengenai kanker payudara yang terkumpul belum begitu valid. Berdasarkan
laporan profil kesehatan Provinsi Papua Barat tahun 2018 mengenai pemeriksaan
payudara serta serviks atau leher rahim sejumlah 2.956, atau hanya 2,2% dari
total keseluruhan sasaran, di mana pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa 26
orang atau 0,9% terdeteksi IVA positif atau curiga kanker, sedangkan 5 kasus
atau 0,2 dari total sasaran memiliki tumor / benjolan pada perempuan dalam
rentang usia 30-50 tahun.6
Berdasarkan American Cancer Society,
terdapat beberapa faktor yang memicu individu berisiko terkena kanker payudara,
di mana faktor tersebut antara lain adalah usia, riwayat keluarga, menopause
yang terlambat, menarche pada usia muda, obesitas, penggunaan hormon, aktivitas
fisik, faktor reproduksi, konsumsi alkohol. Beragam faktornya itu ada
yang sifatnya bisa dilakukan modifikasi serta ada yang tidak bisa dilakukan
modifikasi.7 Pengetahuan mengenai kanker payudara dan berbagai
faktor risiko dapat mengubah sikap dan juga perilaku seseorang dalam mencegah
terkena kanker payudara dengan berusaha menyingkirkan faktor risiko yang
sifatnya bisa di modifikasi.8 �
Sebuah penelitian yang berjudul
�Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara� yang disusun oleh Nur Asiah, dkk
dan dilakukan di UPT Puskesmas PB Selayang 2 Medan tahun 2019 yakni kebanyakan
responden dari penelitian ini memiliki pengetahuan dalam kategori kurang
sebesar 60% sebab minimnya paparan informasi mengenai kanker payudara yang
diterima oleh masyarakat. 9 Penelitian oleh Denny Pebrianti dan
Alexander yang berjudul �Evaluasi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Tentang Kanker Payudara dan Praktik Sadari di Madrasah Aliyah Hidayatul
Muslimin 2 Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017� mendapati
hasil pengetahuan terkait kanker payudara sebelum penyuluhan pada klasifikasi
baik sejumlah 38 responden (52,8%), di klasifikasi kurang sejumlah 34 responden
(47,2%), hal tersebut menunjukkan yakni ada hal yang membedakan di antara
pengetahuan sebelumnya serta sesudah dilaksanakan kegiatan penyuluhan terkait
kanker payudara.10� Sejauh ini
belum ada data mengenai pengetahuan tentang kanker payudara di Puskesmas Remu
Kota Sorong.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasy
eksperimen dengan desain one group pretest-postest. Penelitian di
lakukan di Puskesmas Remu pada bulan Januari 2022 dengan teknik sampling yang
digunakan adalah consecutive non-random sampling. Analisa data
menggunakan paired t-test.
Hasil Dan Pembahasan
Analisis Univariat
Dari hasil penelitian yang dilakukan
kepada wanita dengan rentang usia 20-50 tahun didapatkan mayoritas responden berusia
31-40 tahun (53,79%). Responden yang memiliki
riwayat kanker payudara pada keluarga sebanyak 91 (62,76%). Responden yang
menderita kanker payudara sebanyak 0 (0%). Responden yang menggunakan KB
sebanyak 101 (69,66%), dan riwayat mengonsumsi alkohol sebesar 109 responden
(75,17%). Selain itu, responden yang sering mencari informasi mengenai kanker
payudara sebanyak 109 (75,17%) dan yang membaca mengenai kanker payudara
sebesar� 118 responden (81,38%).
Tabel
1
Karakteristik
Responden
Karakteristik |
Jumlah
(n=145) |
Presentase
(%) |
Usia |
|
|
20-30 |
25 |
17,24% |
31-40 |
78 |
53,79% |
41-50 |
42 |
28,97% |
Riwayat
Kanker Payudara Pada Keluarga |
|
|
Ada |
91 |
62,76% |
Tidak
ada |
54 |
37,24% |
Riwayat
Sedang atau Menderita Kanker Payudara |
|
|
Ada |
0 |
0,00% |
Tidak
ada |
145 |
100,00% |
Penggunaan
KB |
|
|
Menggunakan |
101 |
69,66% |
Tidak
menggunakan |
44 |
30,34% |
Konsumsi
Alkohol |
|
|
Pernah
|
109 |
75,17% |
Tidak
pernah |
36 |
24,83% |
Mencari
Informasi |
|
|
Pernah |
109 |
75,17% |
Tidak
pernah |
36 |
24,83% |
Membaca
Mengenai Kanker Payudara |
|
|
Pernah |
118 |
81,38% |
Tidak
pernah |
27 |
18,62% |
Analisis Bivariat
Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian
dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji Paired Samples T-test.
Hasil didapatkan nilai p value 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan wanita sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan tentang kanker payudara.
Tabel
2
Perbedaan
Rerata Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Sebelum dan Sesudah diberikan
Penyuluhan Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Malaingkedi Kota Sorong Papua
Barat
Pengetahuan |
N |
Mean difference |
Mean � SD |
95% Confidence
Interval of the Difference |
P Value |
|
� Lower����� Upper |
||||||
Sebelum
Penyuluhan Sesudah
Penyuluhan |
145 145 |
2,89 |
12,00 � 4,543 14,89 � 2,655 |
-3,53����������� - 2,26 |
|
0,000 |
Pembahasan
Hubungan Usia dengan Kejadian Kanker Payudara
Hasil penelitian yang dilakukan kepada
wanita dengan rentang usia 20-5- tahun didapatkan mayoritas responden berusia
31-40 tahun (53,79%). Hasil tersebut serupa dengan temuan Ali Akbar (2016) yang
menunjukkan bahwa perempuan berusia ≥ 40 tahun lebih banyak menderita
kanker payudara dibandingkan dengan perempuan yang usianya di bawah 40 tahun.
Hasil penelitian itu sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun
2009 hingga 2013 oleh NCI (National Cancer Institute) melalui program
SEER (Surveillance, Epidemiology, and End Results) yang menemukan bahwa
total penderita kanker payudara berusia 75-84 tahun (14%), 45-54 tahun (21,3%),
20-34 tahun (1,8%), 55-64 tahun (25,7%), 35-44 tahun (8,9%), > 84 tahun
(5,7%), 65-74 tahun (22,6%). Insidensi kanker payudara mengalami peningkatan
seiring bertambahnya umur.11
Terdapat banyak hal yang berkorelasi pada
kejadian kanker payudara. Hasil riset yang dilakukan RSUP H. Adam Malik pada
tahun 2009 menemukan bahwa perempuan berusia lebih dari 35 tahun memiliki
risiko terpapar kanker payudara yang lebih tinggi di bandingkan perempuan yang
usianya di bawah 35 tahun. Makin tinggi usia, berarti makin besar pula risiko
terkena kanker payudara. Bukan hanya itu, perempuan yang usianya di atas 40 tahun
namun masih masuk dalam fase reproduksi akan tetap mengalami menstruasi namun
tidak terovulasi setiap bulannya sehingga akan memicu kurangnya produksi hormon
progesterone, dimana hormon tersebut berfungsi untuk bisa melawan hormon
estrogen yang merupakan faktor pendukung terjadinya kanker payudara.13 Tidak
hanya itu, individu yang mengalami menarche pada usia < 12 tahun dan
mengalami menopause > 55 tahun juga akan meningkatkan risiko terpapar kanker
payudara.12 Hal tersebut disebabkan oleh lamanya waktu paparan
hormon reproduksi.13
Riwayat Kanker Payudara Pada Keluarga
Sebanyak 91 responden (62,76%) yang
terlibat dalam penelitian ini memiliki�
riwayat kanker payudara dalam keluarga. Menurut Indriati (2015),
individu yang memiliki riwayat kanker payudara akan lebih tinggi risiko
terpaparnya, sebab kanker payudara termasuk dalam golongan penyakit kanker
familial, atau yang biasa disebut sebagai LFS (Sindrom Li Fraumeni), di mana
75% dari munculnya sindrom ini dipicu oleh mutasi gen p53, yakni gen yang berperan
dalam menekan tumor. Oleh sebab itu, apabila gen p53 mengalami mutasi,
fungsinya sebagai penekan tumor pun akan terganggu dan menyebabkan sel
berproliferasi terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Alhasil, individu yang
memiliki anggota keluarga dengan kanker payudara pun akan memiliki risiko lebih
tinggi untuk terpapar, dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga
dengan kanker payudara.14
Hal ini di dukung oleh Prasetyowati (2014)
yang menyatakan bahwasannya dalam kelompok kasus ada 20 individu (51,3%) dengan
riwayat kanker payudara pada keluarga. Faktor turunan keluarga merupakan salah
satu faktor yang esensial. Ada risiko keganasan bagi perempuan dengan riwayat
keluarga penderita kanker payudara, dikarenakan adanya mutasi gen. Berdasarkan hasil
tersebut, maka harus dilaksanakan skrining segera mungkin untuk perempuan
terutama yang memiliki faktor risiko, di mana perempuan dengan riwayat keluarga
penderita dengan usia lebih dari 40 tahun hendaknya rutin melakukan mamografi
minimal setiap dua tahun sekali. Tenaga kesehatan juga hendaknya rutin
melakukan edukasi pada perempuan terutama dalam masa klimakteriumnya, terkait
kanker payudara beserta faktor risikonya.15
Riwayat Penggunaan KB dengan Kanker Payudara
Hasil penelitian ini didapatkan responden
yang menggunakan KB sebanyak 101 (69,66%). Kontrasepsi adalah upaya yang bisa
dilakukan sebagai salah satu pencegahan adanya kehamilan serta pembuahan. Hasil
penelitian ini serupa dengan hasil temuan Dewi (2013) yang menyatakan bahwa
penggunaan alat kontrasepsi hormonal (p=0,028; OR=3,266) akan meningkatkan
paparan hormon estrogen. Semakin tinggi seseorang menerima paparan hormon
estrogen di luar batas normal, semakin tinggi pula risiko tumbuhnya sel
abnormal dalam bagian tertentu pada tubuhnya, salah satunya payudara.16 Hasil
studi lain yang dilakukan oleh Hasnita Yenda (2020) mengemukakan bahwa paparan
kontrasepsi hormonal berkorelasi dengan tejadinya kanker payudara (p=0,000;
OR=3,93) di mana pada penelitian tersebut menemukan bahwa responden yang rutin
terpapar kontrasepsi hormonal 3,93 kali berisiko lebih tinggi terkena kanker
payudara daripada responden yang tidak rutin terpapar kontrasepsi hormonal.17�
Riwayat Konsumsi Alkohol dengan Kanker Payudara
Sebanyak 109 responden (75,1%) dalam
penelitian ini memiliki riwayat mengonsumsi alkohol. Yulianti (2016) dalam
penelitiannya menyatakan yakni responden yang mengonsumsi alkohol memiliki
besar yang sama masing-masing responden, termasuk yang tidak mengonsumsi alkohol
sebesar 100%. Risiko terkena kanker payudara akan lebih tinggi pada perempuan
yang rutin konsumsi segelas botol setiap hari, dibandingkan perempuan yang
tidak. 18
Hal tersebut selaras dengan teori yang
menyatakan alkohol bisa mengakibatkan terjadinya hambatan pada metabolisme
progesteron dan estrogen di dalam darah. Alkohol yang dikonsumsi terlalu banyak
akan mengganggu fungsi hati yakni membantu metabolisme estrogen yang akan
menyebabkan darah tetap menyimpan kadar estrogen yang tinggi sehingga
meningkatkan risiko tumbuhnya sel abnormal dalam tubuh yang akan menyebabkan
kanker payudara. Namun demikian, perempuan yang hanya meminum segelas alkohol
setiap harinya tetap akan lebih kecil risiko terkena kanker payudara
dibandingkan mereka yang meminum alkohol dengan kadar yang lebih banyak,
misalnya dua hingga lima gelas dalam sehari. Konsumsi alkohol akan meningkatkan
risiko kanker payudara sebanyak 1,5 kali lipat. American Cancer Society memberitahukan
batas jumlah alkohol yang dikonsumsi dengan segelas dalam satu hari dan terbaik
tentu saja dengan tidak mengonsumsi sama sekali.19
Sumber Informasi dengan Kanker Payudara
Selain itu, responden yang sering mencari
informasi mengenai kanker payudara sebanyak 109 (75,17%)� yang membaca mengenai kanker payudara sebesar
118 responden (81,38%). Berdasarkan
studi oleh Dyanti dan Suariyani (2016), proses menyampaikan serta menerima
informasi yang baik secara langsung bisa meningkatkan wawasan mengenai kanker
payudara, serta membawa dampak pada perilaku deteksi dini dan pelaksanaan
pemeriksaan dini di pelayanan kesehatan terhadap gejala yang muncul di
payudara. Ketidaktahuan akan penyakit kanker payudara akan meningkatkan risiko
keterlambatan pemeriksaan dini hingga 2,75 kali lipat. Mayoritas masyarakat
yang termasuk kategori kontrol atau kasus pernah mendapatkan informasi terkait
kanker payudara dari seminar, penyuluhan, dan ceramah. Mayoritas responden yang
mendapatkan informasi melalu cara-cara tersebut lebih banyak informasi yang
diterimanya, dibandingkan responden yang mendapatkan informasi melalui media
massa seperti radio maupun televisi.20
Perbedaan Pengetahuan Wanita Sebelum dan Sesudah
diberikan Penyuluhan Tentang Kanker Payudara
Uji analisis menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna pada pengetahuan wanita antara sebelum dan setelah diberikan
intervensi berupa penyuluhan mengenai kanker payudara. Hasil tersebut selaras
dengan studi sebelumnya yang menyatakan bahwa sebelum penyuluhan sebanyak 36
orang (37,5%) berpengetahuan baik dan sesudah penyuluhan terjadi peningkatan
jumlah responden berpengetahuan baik menjadi 86 orang (89,6%). Tidak hanya itu,
jika mengacu pada hasil didapatkan dari uji bivariat, diketahui bahwa rata-rata
pengetahuan responden sebelum penyuluhan hanyalah sebesar 11,92 dengan standar
deviasinya adalah 2,51. Hal tersebut sangat berbeda dengan rata-rata
pengetahuan responden setelah penyuluhan yang hasilnya adalah sebesar 25,52
dengan nilai standar deviasi yang didapatkan adalah sebesar 2,05. P value �yang didapatkan adalah sebesar 0,0001 yang
mana nilai tersebut < 0,05 sehingga hipotesis penelitian pun diterima di
mana terdapat perbedaan yang signifikan, serta terdapat peningkatan rerata
pengetahuan antara sebelum dan setelah individu mendapatkan penyuluhan
kesehatan.21
Hasil temuan ini selaras dengan temuan
Sugandi, Wahyuni (2015) yang menunjukkan bahwa promosi kesehatan melalui media
cetak mempengaruhi meningkatnya pengetahuan buruh dan pedagang dengan nilai p
sebesar 0,002.22 Sama halnya dengan studi ini, sebuah penelitian
oleh Syatiawati dkk (2017) yang mendapatkan nilai p sebesar 0,001 dalam
penelitiannya, di mana hal tersebut menunjukkan bahwa promosi kesehatan melalui
metode ceramah maupun diskusi efektif dalam peningkatan pengetahuan terkait kesehatan
reproduksi bagi peserta didik kelas tujuh SMP.23 Studi Siregar
(2014) juga menunjukkan hasil serupa di mana bahwa ada peningkatan rerata
pengetahuan terkait APD setelah dilakukan promosi kesehatan melalui metode
diskusi kelompok dan ceramah dengan nilai p sebesar 0,0001.24
Pengetahuan individu banyak diperoleh
dengan indera penglihatan serta pendengaran (Notoatmodjo, 2018) maka dari itu,
penggunaan metode ceramah dengan menggunakan media power point dan
diskusi kelompok dengan media leaflet yang memanfaatkan pancaindera
berupa indera penglihatan dan pendengaran tentunya dapat meningkatkan tingkat
pengetahuan responden.25
Penelitian lainnya oleh Rahmi (2020)
menjelaskan bahwa ada perbedaan nilai pretest dan posttest, sehingga dapat
disimpulkan adanya pengaruh penyuluhan mengenai kanker payudara terhadap
peningkatan pengetahuan remaja. Sumber informasi yang dimaksud penelitian ini
adalah dosen kesehatan, di mana remaja yang mendengarkan informasi mengenai
kanker payudara dari penyuluhan ini meningkat pengetahuannya, baik itu
informasi mengenai penyakit maupun faktor risiko. Hal tersebut membuat remaja
melakukan langkah-langkah preventif sebagai bentuk pencegahan kanker payudara
sejak dini. Penyuluhan kesehatan sebagai suatu usaha yang bisa digunakan dalam
memberikan pesan ataupun informasi kesehatan pada remaja, sehingga terjadinya
peningkatan pengetahuan mengenai kanker payudara dan diharapkan bisa mengubah
perilaku menuju arah positif sebagai langkah preventif terhadap kanker payudara
serta pola hidup sehat. Berdasarkan hasil observasi, pengetahuan remaja
mengenai kanker payudara meningkat setelah peneliti mendemonstrasikan metode
SADARI untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini, serta penyuluhan yang
dilakukan melalui ceramah dan tanya jawab.26
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1). Rerata nilai pengetahuan wanita sebelum diberikan
penyuluhan tentang kanker payudara adalah 12. 2). Rerata nilai pengetahuan
wanita sesudah diberikan penyuluhan tentang kanker payudara adalah 14,89. 3). Adanya perbedaan rerata
yang bermakna antara pengetahuan wanita sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan tentang kanker payudara di kelurahan Malaingkedi kota Sorong Papua
Barat.
BIBLIOGRAFI
American Cancer Society. What
Is Breast Cancer. American Cancer Society [internet]. 2019 [cited 10 september
2021]. Available from : https://www.cancer.org/content/dam/CRC/PDF/Public/8577.00.pdf
Global Burden Cancer. World
Incidence, Mortality and Prevalence by Cancer Site [internet]. 2020 [cited 2
oktober 2021]. Available from : https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/900-world-fact-sheets.pdf
Global Burden Cancer. Cancer
Incidence and Mortality Statistics Worldwide and by Region [internet]. 2020
[cited 10 september 2021]. Available from : https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/cancers/20-Breast-fact-sheet.pdf
Kementerian Kesehatan RI.
Bulan Peduli Kanker Payudara. InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta. 2016
Kementerian Kesehatan RI.
Beban Kanker. InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta. 2019
Dinas Kesehatan Papua Barat.
Profil Kesehatan Papua Barat. Dinkes.2018
American Cancer Society.
Breast Cancer Facts & Figures 2019-2020 [internet]. 2019 [cited 22
september 2021]. Available from : https://www.cancer.org/content/dam/cancer-org/research/cancer-facts-and-statistics/breast-cancer-facts-and-figures/breast-cancer-facts-and-figures-2019-2020.pdf
Kementerian Kesehatan RI.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Kanker Payudara. Jakarta.
2018
Asiah Nur, Arruum Diah, Aizar
Ellyta. Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara. Jurnal Riset Hesti Medan
[internet]. 2019 [cited 28
Agustus 2021];40. Available from : https://ojs2.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/download/82/79\
Pebrianti Denny, Alexander.
Evaluasi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang Kanker Payudara dan
Praktek Sadari di Madrasah Aliyah Hidayatul Muslimin 2 Kecamatan Sungai Raya
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017. Jurnal Kebidanan. 2017 [cited 13 September
2021]; 23. Available from : http://jurnal.akpbpontianak.ac.id/index.php/123akpb/article/view/50/46
Firasi AA, Yudhanto E.
Hubungan Usia Terhadap Derajat Diferensiasi Kanker Payudara pada Wanita. Jurnal
Kedokteran Diponegoro. 2016;5(4):327-36. Available from: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/download/14218/13750
Alteri R. Breast Cancer Facts
& Figures. Atlanta: American Cancer Society. 2013.
Surbakti Elisabet. Hubungan
Riwayat Keturunan Dengan Terjadinya Kanker Payudara Pada Ibu Di RSUP H. Adam
Malik Medan. 2013. Available from: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiz9ZmDiOH5AhV41nMBHT-HAQgQFnoECA8QAQ&url=https%3A%2F%2Fmedia.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications%2F160007-ID-hubungan-riwayat-keturunan-dengan-terjad.pdf&usg=AOvVaw2ZUbhjH7yeWIbx7jUuXeQw
Indriati R, H.S, Handojo D.
Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker Payudara Wanita. 2015.
Available from: eprints.undip.ac.id/5248/1/Rini_Indarti.pdf
Prasetyowati, Katharina2 K.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD DR. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai.
2014;VII(1):75-84. Available from: https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM/article/view/543/497
Dewi GustiA.T., Hendrati Lucia
Y. Analisis Risiko Kanker Payudara Berdasar Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Hormonal dan Usia Menarche. 2013. Available from: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj-nqii84b4AhVWH7cAHTtmDr4QFnoECBMQAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.e-journal.unair.ac.id%2FJBE%2Farticle%2Fdownload%2F1309%2F1068&usg=AOvVaw2sRqh7U_O919J4OPzXvT7J
Hasnita Yenda. Tingkat
Pendidikan dan Pemakian Kontrasepsi Hormonal terhadap Kejadian Kanker Payudara.
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis. 2020. Available from: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjtx8bq4434AhWc73MBHaJBB8YQFnoECA4QAQ&url=https%3A%2F%2Fjurnal.upertis.ac.id%2Findex.php%2FPSKP%2Farticle%2Fdownload%2F555%2F278%2F&usg=AOvVaw0TLrfP4xa8JYE3eSuoIiFH
Yulianti I., Santoso H.,
Sutinigsih D. Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara (Studi Kasus Pada Rumah
Sakit Ken Saras Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
2016;4(4):401-409. Available from: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/download/14162/13695
Nurhayati. Faktor-Faktor
Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Padang Sidimpuan Tahun 2016. Jurnal Warta. 2018. Available from: https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/download/18/16
Dyanti, Gusti Ayu R, Suariyani
Ini Luh P. Faktor-Faktor Keterlambatan Penderita Kanker Payudara Dalam
Melakukan Pemeriksaan Awal ke Pelayanan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Universitas Negeri Semarang. 2016. Available from: https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/download/3742/4767
Mauliku N., Akmal D. Analisis
Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Diwilayah Kerja Puskesmas Padasuka
Kota Cimahi Tentang Kanker Payudara Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan
Kesehatan. Jurnal Kesehatan Pena Med. 2021. Available from: https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/medika/article/download/1395/dzulakmal
Sugandi, Wahyuni. Promosi
Kesehatan Dengan Media Sticker Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Praktik
Penggunaan Masker Pada Pedagang Burung di Pasar Depok Kota Surakarta.
Indonesian Journal On Medical Science. 2015;2(2):92-98. Available from:
ejournal.poltekkesbhaktimulia.ac.id/index.php/ijms/article/view/57/56
Syatiawati, dkk. Efektivitas
Metode Promosi Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan
Reproduksi Siswi SMP Negeri. Bandung Meeting on Global Medicine & Health
(BaMGMH). 2017;1(1):42-48. Available from: https://proceeding.unisba.ac.id/index.php/BaMGMH/article/download/918/pdf
Siregar G P. Pengaruh
Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung
Diri Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Sei Tuan.
2014. Available from: ojs.poltekkes-medan.ac.id/pannmed/article/download/369/282/511
Notoatmodjo S. Metode
Penelitian. Jakarta; Rineka Cipta. 2018.
Rahmi N., Andika F., Marniati.
Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Kanker Payudara di
Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh. 2020;6(1):529-37. Available
from: https://jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/download/865/438
�
Copyright holder: Hanna Paulina Wibowo, Alfianto
Martin (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |
�