Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 9, September 2022

 

PERBEDAAN RERATA PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN TENTANG KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN MALAINGKEDI KOTA SORONG PAPUA BARAT

 

Hanna Paulina Wibowo1, Alfianto Martin2

1 Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta

2Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Kanker payudara mengacu pada tumor yang berasal dari dalam sel-sel payudara. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada perempuan, tetapi pada lelaki juga dapat terkena kanker payudara. Berdasarkan data Global Burden Cancer tahun 2020, kanker payudara merupakan penyebab tertinggi keempat kematian oleh karena kanker di seluruh dunia. Berdasarkan American Cancer Society, banyak faktor yang telah diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Pengetahuan mengenai kanker payudara dan berbagai faktor risikonya dapat mengubah sikap dan juga perilaku seseorang dalam pencegahanterjadinya kanker payudara dengan berusaha menyingkirkan faktor risiko yang sifatnya bisa di modifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata pengetahuan wanita usia 20-50 tahun sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang kanker payudara di Kelurahan Malaingkedi Kota Sorong Papua Barat dengan menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Berdasarkan hasil penelitian pada 145 responden didapatkan rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan adalah 12,00. Rata-rata pengetahuan responden sesudah diberikan penyuluhan adalah 14,89. Hasil uji bivariat didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna rerata pengetahuan wanita usia 20-50 tahun sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang kanker payudara.

 

Kata Kunci: Penyuluhan, Pengetahuan, Kanker payudara

 

Abstract

Breast cancer refers to tumors that originate within the cells of the breast. This disease occurs almost entirely in women, but men can also get breast cancer. Based on a data from Global Burden Cancer in 2020, breast cancer is the fourth leading cause of death by cancer worldwide. According to the American Cancer Society, many factors are known to increase the risk of developing breast cancer. Knowledge of breast cancer and its various risk factors can change a person's attitude and behavior in preventing breast cancer by trying to get rid of modifiable risk factors. This study aims to know the difference in the average knowledge of women aged 20-50 years old before and after being given counseling about breast cancer in Malaingkedi Village, Sorong City, West Papua by using a quasi experimental research design using a one group pretest-posttest approach. Based on the results of research on 145 respondents, the average knowledge of the respondents before being given counseling was 12.00. The average knowledge of the respondents after being given counseling is 14.89. Bivariate test results obtained p value = 0.000 (p <0.05) which means that there is a significant difference in the average knowledge of women aged 20-50 years old before and after being given counseling about breast cancer.

 

Keywords: Counseling, Knowledge, Breast cancer

 

Pendahuluan

Kanker payudara mengacu pada tumor yang berasal dari dalam sel-sel payudara. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada perempuan, tetapi pada lelaki juga dapat terkena kanker payudara.1 Berdasarkan data Global Burden Cancer tahun 2020 kanker payudara merupakan penyebab tertinggi keempat kematian dikarenakan kanker di seluruh dunia. Kanker payudara mempunyai presentase kasus baru paling tinggi pada penduduk perempuan, yaitu 24,5% kasus baru tiap tahunnya.2

Data Global Burden Cancer, di Amerika Utara pada 2020 ditemukan 281.591 kasus baru kanker payudara dan sebanyak 48.407 perempuan kehilangan nyawanya. Kanker payudara di Asia Timur menduduki urutan paling pertama kanker terhadap perempuan, kanker payudara di Asia Timur tahun 2020 didapatkan sebanyak 551.636 (4.60%) kasus baru dan kematian dikarenakan kanker payudara sebanyak 141.421 jiwa.3

Prevalensi penyakit kanker payudara di Indonesia yang paling tinggi berada di Prov. DIY yakni sejumlah 2,4%, sedangkan di provinsi Papua Barat memiliki prevalensi 0,2%.4 Berdasarkan data Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2018 menyatakan bahwa kasus kanker yang paling banyak yaitu kanker payudara dengan presentase 19,18%.5 Di dalam Profil Kesehatan Papua Barat sejak tahun 2013 sudah dilaksanakannya pengumpulan data mengenai pasien yang menderita penyakit tidak menular salah satunya kanker payudara. Namun, data mengenai kanker payudara yang terkumpul belum begitu valid. Berdasarkan laporan profil kesehatan Provinsi Papua Barat tahun 2018 mengenai pemeriksaan payudara serta serviks atau leher rahim sejumlah 2.956, atau hanya 2,2% dari total keseluruhan sasaran, di mana pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa 26 orang atau 0,9% terdeteksi IVA positif atau curiga kanker, sedangkan 5 kasus atau 0,2 dari total sasaran memiliki tumor / benjolan pada perempuan dalam rentang usia 30-50 tahun.6

Berdasarkan American Cancer Society, terdapat beberapa faktor yang memicu individu berisiko terkena kanker payudara, di mana faktor tersebut antara lain adalah usia, riwayat keluarga, menopause yang terlambat, menarche pada usia muda, obesitas, penggunaan hormon, aktivitas fisik, faktor reproduksi, konsumsi alkohol. Beragam faktornya itu ada yang sifatnya bisa dilakukan modifikasi serta ada yang tidak bisa dilakukan modifikasi.7 Pengetahuan mengenai kanker payudara dan berbagai faktor risiko dapat mengubah sikap dan juga perilaku seseorang dalam mencegah terkena kanker payudara dengan berusaha menyingkirkan faktor risiko yang sifatnya bisa di modifikasi.8

Sebuah penelitian yang berjudul �Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara� yang disusun oleh Nur Asiah, dkk dan dilakukan di UPT Puskesmas PB Selayang 2 Medan tahun 2019 yakni kebanyakan responden dari penelitian ini memiliki pengetahuan dalam kategori kurang sebesar 60% sebab minimnya paparan informasi mengenai kanker payudara yang diterima oleh masyarakat. 9 Penelitian oleh Denny Pebrianti dan Alexander yang berjudul �Evaluasi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang Kanker Payudara dan Praktik Sadari di Madrasah Aliyah Hidayatul Muslimin 2 Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017� mendapati hasil pengetahuan terkait kanker payudara sebelum penyuluhan pada klasifikasi baik sejumlah 38 responden (52,8%), di klasifikasi kurang sejumlah 34 responden (47,2%), hal tersebut menunjukkan yakni ada hal yang membedakan di antara pengetahuan sebelumnya serta sesudah dilaksanakan kegiatan penyuluhan terkait kanker payudara.10Sejauh ini belum ada data mengenai pengetahuan tentang kanker payudara di Puskesmas Remu Kota Sorong.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen dengan desain one group pretest-postest. Penelitian di lakukan di Puskesmas Remu pada bulan Januari 2022 dengan teknik sampling yang digunakan adalah consecutive non-random sampling. Analisa data menggunakan paired t-test.

 

Hasil Dan Pembahasan

Analisis Univariat

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada wanita dengan rentang usia 20-50 tahun didapatkan mayoritas responden berusia 31-40 tahun (53,79%). Responden yang memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga sebanyak 91 (62,76%). Responden yang menderita kanker payudara sebanyak 0 (0%). Responden yang menggunakan KB sebanyak 101 (69,66%), dan riwayat mengonsumsi alkohol sebesar 109 responden (75,17%). Selain itu, responden yang sering mencari informasi mengenai kanker payudara sebanyak 109 (75,17%) dan yang membaca mengenai kanker payudara sebesar118 responden (81,38%).

Tabel 1

Karakteristik Responden

Karakteristik

Jumlah (n=145)

Presentase (%)

Usia

 

 

20-30

25

17,24%

31-40

78

53,79%

41-50

42

28,97%

Riwayat Kanker Payudara Pada Keluarga

 

 

Ada

91

62,76%

Tidak ada

54

37,24%

 

Riwayat Sedang atau Menderita Kanker Payudara

 

 

Ada

0

0,00%

Tidak ada

145

100,00%

Penggunaan KB

 

 

Menggunakan

101

69,66%

Tidak menggunakan

44

30,34%

Konsumsi Alkohol

 

 

Pernah

109

75,17%

Tidak pernah

36

24,83%

Mencari Informasi

 

 

Pernah

109

75,17%

Tidak pernah

36

24,83%

Membaca Mengenai Kanker Payudara

 

 

Pernah

118

81,38%

Tidak pernah

27

18,62%

 

Analisis Bivariat

Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji Paired Samples T-test. Hasil didapatkan nilai p value 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan wanita sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang kanker payudara.

 

Tabel 2

Perbedaan Rerata Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Malaingkedi Kota Sorong Papua Barat

Pengetahuan

N

Mean difference

Mean � SD

95% Confidence Interval of the Difference

P Value

Lower����� Upper

Sebelum Penyuluhan

Sesudah Penyuluhan

145

 

145

2,89

12,00 � 4,543

 

14,89 � 2,655

-3,53����������� - 2,26

 

0,000

 

Pembahasan

Hubungan Usia dengan Kejadian Kanker Payudara

Hasil penelitian yang dilakukan kepada wanita dengan rentang usia 20-5- tahun didapatkan mayoritas responden berusia 31-40 tahun (53,79%). Hasil tersebut serupa dengan temuan Ali Akbar (2016) yang menunjukkan bahwa perempuan berusia ≥ 40 tahun lebih banyak menderita kanker payudara dibandingkan dengan perempuan yang usianya di bawah 40 tahun. Hasil penelitian itu sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun 2009 hingga 2013 oleh NCI (National Cancer Institute) melalui program SEER (Surveillance, Epidemiology, and End Results) yang menemukan bahwa total penderita kanker payudara berusia 75-84 tahun (14%), 45-54 tahun (21,3%), 20-34 tahun (1,8%), 55-64 tahun (25,7%), 35-44 tahun (8,9%), > 84 tahun (5,7%), 65-74 tahun (22,6%). Insidensi kanker payudara mengalami peningkatan seiring bertambahnya umur.11

Terdapat banyak hal yang berkorelasi pada kejadian kanker payudara. Hasil riset yang dilakukan RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009 menemukan bahwa perempuan berusia lebih dari 35 tahun memiliki risiko terpapar kanker payudara yang lebih tinggi di bandingkan perempuan yang usianya di bawah 35 tahun. Makin tinggi usia, berarti makin besar pula risiko terkena kanker payudara. Bukan hanya itu, perempuan yang usianya di atas 40 tahun namun masih masuk dalam fase reproduksi akan tetap mengalami menstruasi namun tidak terovulasi setiap bulannya sehingga akan memicu kurangnya produksi hormon progesterone, dimana hormon tersebut berfungsi untuk bisa melawan hormon estrogen yang merupakan faktor pendukung terjadinya kanker payudara.13 Tidak hanya itu, individu yang mengalami menarche pada usia < 12 tahun dan mengalami menopause > 55 tahun juga akan meningkatkan risiko terpapar kanker payudara.12 Hal tersebut disebabkan oleh lamanya waktu paparan hormon reproduksi.13

Riwayat Kanker Payudara Pada Keluarga

Sebanyak 91 responden (62,76%) yang terlibat dalam penelitian ini memilikiriwayat kanker payudara dalam keluarga. Menurut Indriati (2015), individu yang memiliki riwayat kanker payudara akan lebih tinggi risiko terpaparnya, sebab kanker payudara termasuk dalam golongan penyakit kanker familial, atau yang biasa disebut sebagai LFS (Sindrom Li Fraumeni), di mana 75% dari munculnya sindrom ini dipicu oleh mutasi gen p53, yakni gen yang berperan dalam menekan tumor. Oleh sebab itu, apabila gen p53 mengalami mutasi, fungsinya sebagai penekan tumor pun akan terganggu dan menyebabkan sel berproliferasi terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Alhasil, individu yang memiliki anggota keluarga dengan kanker payudara pun akan memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar, dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara.14

Hal ini di dukung oleh Prasetyowati (2014) yang menyatakan bahwasannya dalam kelompok kasus ada 20 individu (51,3%) dengan riwayat kanker payudara pada keluarga. Faktor turunan keluarga merupakan salah satu faktor yang esensial. Ada risiko keganasan bagi perempuan dengan riwayat keluarga penderita kanker payudara, dikarenakan adanya mutasi gen. Berdasarkan hasil tersebut, maka harus dilaksanakan skrining segera mungkin untuk perempuan terutama yang memiliki faktor risiko, di mana perempuan dengan riwayat keluarga penderita dengan usia lebih dari 40 tahun hendaknya rutin melakukan mamografi minimal setiap dua tahun sekali. Tenaga kesehatan juga hendaknya rutin melakukan edukasi pada perempuan terutama dalam masa klimakteriumnya, terkait kanker payudara beserta faktor risikonya.15

 

 

Riwayat Penggunaan KB dengan Kanker Payudara

Hasil penelitian ini didapatkan responden yang menggunakan KB sebanyak 101 (69,66%). Kontrasepsi adalah upaya yang bisa dilakukan sebagai salah satu pencegahan adanya kehamilan serta pembuahan. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil temuan Dewi (2013) yang menyatakan bahwa penggunaan alat kontrasepsi hormonal (p=0,028; OR=3,266) akan meningkatkan paparan hormon estrogen. Semakin tinggi seseorang menerima paparan hormon estrogen di luar batas normal, semakin tinggi pula risiko tumbuhnya sel abnormal dalam bagian tertentu pada tubuhnya, salah satunya payudara.16 Hasil studi lain yang dilakukan oleh Hasnita Yenda (2020) mengemukakan bahwa paparan kontrasepsi hormonal berkorelasi dengan tejadinya kanker payudara (p=0,000; OR=3,93) di mana pada penelitian tersebut menemukan bahwa responden yang rutin terpapar kontrasepsi hormonal 3,93 kali berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara daripada responden yang tidak rutin terpapar kontrasepsi hormonal.17

Riwayat Konsumsi Alkohol dengan Kanker Payudara

Sebanyak 109 responden (75,1%) dalam penelitian ini memiliki riwayat mengonsumsi alkohol. Yulianti (2016) dalam penelitiannya menyatakan yakni responden yang mengonsumsi alkohol memiliki besar yang sama masing-masing responden, termasuk yang tidak mengonsumsi alkohol sebesar 100%. Risiko terkena kanker payudara akan lebih tinggi pada perempuan yang rutin konsumsi segelas botol setiap hari, dibandingkan perempuan yang tidak. 18

Hal tersebut selaras dengan teori yang menyatakan alkohol bisa mengakibatkan terjadinya hambatan pada metabolisme progesteron dan estrogen di dalam darah. Alkohol yang dikonsumsi terlalu banyak akan mengganggu fungsi hati yakni membantu metabolisme estrogen yang akan menyebabkan darah tetap menyimpan kadar estrogen yang tinggi sehingga meningkatkan risiko tumbuhnya sel abnormal dalam tubuh yang akan menyebabkan kanker payudara. Namun demikian, perempuan yang hanya meminum segelas alkohol setiap harinya tetap akan lebih kecil risiko terkena kanker payudara dibandingkan mereka yang meminum alkohol dengan kadar yang lebih banyak, misalnya dua hingga lima gelas dalam sehari. Konsumsi alkohol akan meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 1,5 kali lipat. American Cancer Society memberitahukan batas jumlah alkohol yang dikonsumsi dengan segelas dalam satu hari dan terbaik tentu saja dengan tidak mengonsumsi sama sekali.19

Sumber Informasi dengan Kanker Payudara

Selain itu, responden yang sering mencari informasi mengenai kanker payudara sebanyak 109 (75,17%)yang membaca mengenai kanker payudara sebesar 118 responden (81,38%). Berdasarkan studi oleh Dyanti dan Suariyani (2016), proses menyampaikan serta menerima informasi yang baik secara langsung bisa meningkatkan wawasan mengenai kanker payudara, serta membawa dampak pada perilaku deteksi dini dan pelaksanaan pemeriksaan dini di pelayanan kesehatan terhadap gejala yang muncul di payudara. Ketidaktahuan akan penyakit kanker payudara akan meningkatkan risiko keterlambatan pemeriksaan dini hingga 2,75 kali lipat. Mayoritas masyarakat yang termasuk kategori kontrol atau kasus pernah mendapatkan informasi terkait kanker payudara dari seminar, penyuluhan, dan ceramah. Mayoritas responden yang mendapatkan informasi melalu cara-cara tersebut lebih banyak informasi yang diterimanya, dibandingkan responden yang mendapatkan informasi melalui media massa seperti radio maupun televisi.20

Perbedaan Pengetahuan Wanita Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan Tentang Kanker Payudara

Uji analisis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada pengetahuan wanita antara sebelum dan setelah diberikan intervensi berupa penyuluhan mengenai kanker payudara. Hasil tersebut selaras dengan studi sebelumnya yang menyatakan bahwa sebelum penyuluhan sebanyak 36 orang (37,5%) berpengetahuan baik dan sesudah penyuluhan terjadi peningkatan jumlah responden berpengetahuan baik menjadi 86 orang (89,6%). Tidak hanya itu, jika mengacu pada hasil didapatkan dari uji bivariat, diketahui bahwa rata-rata pengetahuan responden sebelum penyuluhan hanyalah sebesar 11,92 dengan standar deviasinya adalah 2,51. Hal tersebut sangat berbeda dengan rata-rata pengetahuan responden setelah penyuluhan yang hasilnya adalah sebesar 25,52 dengan nilai standar deviasi yang didapatkan adalah sebesar 2,05. P value yang didapatkan adalah sebesar 0,0001 yang mana nilai tersebut < 0,05 sehingga hipotesis penelitian pun diterima di mana terdapat perbedaan yang signifikan, serta terdapat peningkatan rerata pengetahuan antara sebelum dan setelah individu mendapatkan penyuluhan kesehatan.21

Hasil temuan ini selaras dengan temuan Sugandi, Wahyuni (2015) yang menunjukkan bahwa promosi kesehatan melalui media cetak mempengaruhi meningkatnya pengetahuan buruh dan pedagang dengan nilai p sebesar 0,002.22 Sama halnya dengan studi ini, sebuah penelitian oleh Syatiawati dkk (2017) yang mendapatkan nilai p sebesar 0,001 dalam penelitiannya, di mana hal tersebut menunjukkan bahwa promosi kesehatan melalui metode ceramah maupun diskusi efektif dalam peningkatan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi bagi peserta didik kelas tujuh SMP.23 Studi Siregar (2014) juga menunjukkan hasil serupa di mana bahwa ada peningkatan rerata pengetahuan terkait APD setelah dilakukan promosi kesehatan melalui metode diskusi kelompok dan ceramah dengan nilai p sebesar 0,0001.24

Pengetahuan individu banyak diperoleh dengan indera penglihatan serta pendengaran (Notoatmodjo, 2018) maka dari itu, penggunaan metode ceramah dengan menggunakan media power point dan diskusi kelompok dengan media leaflet yang memanfaatkan pancaindera berupa indera penglihatan dan pendengaran tentunya dapat meningkatkan tingkat pengetahuan responden.25

Penelitian lainnya oleh Rahmi (2020) menjelaskan bahwa ada perbedaan nilai pretest dan posttest, sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh penyuluhan mengenai kanker payudara terhadap peningkatan pengetahuan remaja. Sumber informasi yang dimaksud penelitian ini adalah dosen kesehatan, di mana remaja yang mendengarkan informasi mengenai kanker payudara dari penyuluhan ini meningkat pengetahuannya, baik itu informasi mengenai penyakit maupun faktor risiko. Hal tersebut membuat remaja melakukan langkah-langkah preventif sebagai bentuk pencegahan kanker payudara sejak dini. Penyuluhan kesehatan sebagai suatu usaha yang bisa digunakan dalam memberikan pesan ataupun informasi kesehatan pada remaja, sehingga terjadinya peningkatan pengetahuan mengenai kanker payudara dan diharapkan bisa mengubah perilaku menuju arah positif sebagai langkah preventif terhadap kanker payudara serta pola hidup sehat. Berdasarkan hasil observasi, pengetahuan remaja mengenai kanker payudara meningkat setelah peneliti mendemonstrasikan metode SADARI untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini, serta penyuluhan yang dilakukan melalui ceramah dan tanya jawab.26

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1). Rerata nilai pengetahuan wanita sebelum diberikan penyuluhan tentang kanker payudara adalah 12. 2). Rerata nilai pengetahuan wanita sesudah diberikan penyuluhan tentang kanker payudara adalah 14,89. 3). Adanya perbedaan rerata yang bermakna antara pengetahuan wanita sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang kanker payudara di kelurahan Malaingkedi kota Sorong Papua Barat.

 


 

BIBLIOGRAFI

 

American Cancer Society. What Is Breast Cancer. American Cancer Society [internet]. 2019 [cited 10 september 2021]. Available from : https://www.cancer.org/content/dam/CRC/PDF/Public/8577.00.pdf

 

Global Burden Cancer. World Incidence, Mortality and Prevalence by Cancer Site [internet]. 2020 [cited 2 oktober 2021]. Available from : https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/900-world-fact-sheets.pdf

 

Global Burden Cancer. Cancer Incidence and Mortality Statistics Worldwide and by Region [internet]. 2020 [cited 10 september 2021]. Available from : https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/cancers/20-Breast-fact-sheet.pdf

 

Kementerian Kesehatan RI. Bulan Peduli Kanker Payudara. InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. 2016

 

Kementerian Kesehatan RI. Beban Kanker. InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. 2019

 

Dinas Kesehatan Papua Barat. Profil Kesehatan Papua Barat. Dinkes.2018

 

American Cancer Society. Breast Cancer Facts & Figures 2019-2020 [internet]. 2019 [cited 22 september 2021]. Available from : https://www.cancer.org/content/dam/cancer-org/research/cancer-facts-and-statistics/breast-cancer-facts-and-figures/breast-cancer-facts-and-figures-2019-2020.pdf

 

Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Kanker Payudara. Jakarta. 2018

 

Asiah Nur, Arruum Diah, Aizar Ellyta. Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara. Jurnal Riset Hesti Medan [internet]. 2019 [cited 28 Agustus  2021];40. Available from : https://ojs2.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/download/82/79\

 

Pebrianti Denny, Alexander. Evaluasi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang Kanker Payudara dan Praktek Sadari di Madrasah Aliyah Hidayatul Muslimin 2 Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017. Jurnal Kebidanan. 2017 [cited 13 September 2021]; 23. Available from : http://jurnal.akpbpontianak.ac.id/index.php/123akpb/article/view/50/46

 

Firasi AA, Yudhanto E. Hubungan Usia Terhadap Derajat Diferensiasi Kanker Payudara pada Wanita. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 2016;5(4):327-36. Available from: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/download/14218/13750

 

Alteri R. Breast Cancer Facts & Figures. Atlanta: American Cancer Society. 2013.

 

Surbakti Elisabet. Hubungan Riwayat Keturunan Dengan Terjadinya Kanker Payudara Pada Ibu Di RSUP H. Adam Malik Medan. 2013. Available from: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiz9ZmDiOH5AhV41nMBHT-HAQgQFnoECA8QAQ&url=https%3A%2F%2Fmedia.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications%2F160007-ID-hubungan-riwayat-keturunan-dengan-terjad.pdf&usg=AOvVaw2ZUbhjH7yeWIbx7jUuXeQw

 

Indriati R, H.S, Handojo D. Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker Payudara Wanita. 2015. Available from: eprints.undip.ac.id/5248/1/Rini_Indarti.pdf

 

Prasetyowati, Katharina2 K. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 2014;VII(1):75-84. Available from: https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM/article/view/543/497

 

Dewi GustiA.T., Hendrati Lucia Y. Analisis Risiko Kanker Payudara Berdasar Riwayat Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dan Usia Menarche. 2013. Available from: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj-nqii84b4AhVWH7cAHTtmDr4QFnoECBMQAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.e-journal.unair.ac.id%2FJBE%2Farticle%2Fdownload%2F1309%2F1068&usg=AOvVaw2sRqh7U_O919J4OPzXvT7J

 

Hasnita Yenda. Tingkat Pendidikan dan Pemakian Kontrasepsi Hormonal terhadap Kejadian Kanker Payudara. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis. 2020. Available from: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjtx8bq4434AhWc73MBHaJBB8YQFnoECA4QAQ&url=https%3A%2F%2Fjurnal.upertis.ac.id%2Findex.php%2FPSKP%2Farticle%2Fdownload%2F555%2F278%2F&usg=AOvVaw0TLrfP4xa8JYE3eSuoIiFH

 

Yulianti I., Santoso H., Sutinigsih D. Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Ken Saras Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. 2016;4(4):401-409. Available from: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/download/14162/13695

 

Nurhayati. Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidimpuan Tahun 2016. Jurnal Warta. 2018. Available from: https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/download/18/16

 

Dyanti, Gusti Ayu R, Suariyani Ini Luh P. Faktor-Faktor Keterlambatan Penderita Kanker Payudara Dalam Melakukan Pemeriksaan Awal ke Pelayanan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Kesmas Universitas Negeri Semarang. 2016. Available from: https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/download/3742/4767

 

Mauliku N., Akmal D. Analisis Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Diwilayah Kerja Puskesmas Padasuka Kota Cimahi Tentang Kanker Payudara Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Pena Med. 2021. Available from: https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/medika/article/download/1395/dzulakmal

 

Sugandi, Wahyuni. Promosi Kesehatan Dengan Media Sticker Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Praktik Penggunaan Masker Pada Pedagang Burung di Pasar Depok Kota Surakarta. Indonesian Journal On Medical Science. 2015;2(2):92-98. Available from: ejournal.poltekkesbhaktimulia.ac.id/index.php/ijms/article/view/57/56

 

Syatiawati, dkk. Efektivitas Metode Promosi Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Siswi SMP Negeri. Bandung Meeting on Global Medicine & Health (BaMGMH). 2017;1(1):42-48. Available from: https://proceeding.unisba.ac.id/index.php/BaMGMH/article/download/918/pdf

 

Siregar G P. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Sei Tuan. 2014. Available from: ojs.poltekkes-medan.ac.id/pannmed/article/download/369/282/511

 

Notoatmodjo S. Metode Penelitian. Jakarta; Rineka Cipta. 2018.

 

Rahmi N., Andika F., Marniati. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Kanker Payudara di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh. 2020;6(1):529-37. Available from: https://jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/download/865/438

Copyright holder:

Hanna Paulina Wibowo, Alfianto Martin (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: