Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 9, September 2022

 

PREDIKTOR KEPUASAN FINANSIAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS INDIVIDU DI JABODETABEK

 

Vina Hati Olivia Sinaga, Farah Margaretha Leon

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abtsrak

Pada saat ini, kebahagian dan kepuasan dalam hidup menjadi salah satu hal yang sangat di cari oleh semua orang, bahkan di seluruh dunia. Begitu juga untuk penduduk di wilayah JABODETABEK sendiri sebagai wilayah yang memiliki padat penduduk di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pengetahuan keuangan, sikap keuangan, manajemen keuangan, perilaku keuangan dan perilaku keuangan yang bertanggung jawab terhadap financial satisfaction dan menyelidiki pengaruh antara kepuasan keuangan dan kesejahteraan psikologis individu. Penelitian ini melakukan pengumpulan data kuisioner dari penduduk 218 penduduk yang berada di JABODETABEK, dan menggunakan teknik Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk melakukan uji hipotesisnya. Temuan dari penelitian ini menunjukkan dari analisis model struktural menggunakan prosedur bootstrap yang dilakukan bahwa pengetahuan keuangan, sikap keuangan dan perilaku pengelolaan keuangan yang sehat memiliki implikasi penting pada tingkat kepuasan keuangan individu. Temuan lainnya adalah kepuasan finansial menjadi prediktor penting dari kesejahteraan psikologis individu. Hasil penelitian ini dapat digunakan pemerintah untuk melakukan beberapa program yang bermanfaat agar dapat meningkatkan prediktor dari kepuasan finansial agar tiap individu memiliki kesejahteraan psikologis yang baik.

 

Kata Kunci:� Kepuasan Finansial, Kesejahteraan Psikologi, Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, Manajemen Keuangan, Perilaku Keuangan

 

Abstract

Happiness and satisfaction in life are things that is sought after by everyone, even throughout the world. Indonesia Metropolitan Area which consist of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (JABODETABEK) area itself has a dense population in Indonesia. Therefore, this study was conducted to examine the effect of financial knowledge, financial attitude, financial management, financial behavior and financial behavior that responsible for financial satisfaction and to investigate the relation between financial satisfaction and individual psychological well-being. This study collects questionnaire data from 218 respondents in JABODETABEK, and uses the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) technique to test the hypothesis. This study would indicate the analysis of the structural model using the bootstrap procedure that financial knowledge, financial attitudes and healthy financial management behavior have important implications on the level of individual financial satisfaction. Another finding is that financial satisfaction is an important predictor of individual psychological well-being. The results of this study can be used by the government to carry out several useful programs in order to increase predictors of financial satisfaction so that each individual has good psychological well-being.

 

Keywords: Financial Satisfaction, Psychological Wellbeing, Financial Knowledge, Financial Attitude, Financial Management, Financial Behavior

 

Pendahuluan

Pada saat ini, kebahagian dan kepuasan dalam hidup menjadi salah satu hal yang sangat di cari oleh semua orang, bahkan di seluruh dunia. Terlepas dari berbagai pendapat perihal definisi kebahagiaan, psikolog sosial menyarankan bahwa kebahagiaan didukung oleh satu konsep luas yang di sebut "Kesejahteraan". Studi yang ada telah meneliti faktor dominan yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis (merasa puas dan bahagia dalam hidup). Misalnya studi yang menujukan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan mereka dalam kebutuhan, semakin sehat pula psikologis individu (Owusu, 2021). Biasanya diasumsikan bahwa kesuksesan finansial membawa kebahagiaan.

Teori ekonomi makro menyatakan bahwa, ketika pendapatan dan konsumsi meningkat, semakin banyak kebutuhan dapat dipenuhi, dan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dapat dicapai. Meningkatnya�� pendapatan�� yang�� diterima�� oleh�� individu�� maka�� akan meningkatkan peluang untuk merasakan kepuasan keuangan (Wahab et al., 2019). Dengan demikian, orang yang usianya lebih tua cenderung memiliki kepuasan finansial dibanding dengan orang yang usianya muda. Secara lebih sederhana, usia yang lebih tua memiliki kepuasan finansial yang lebih tinggi disebabkan oleh kekayaan yang lebih besar dan kewajiban yang lebih sedikit pada usia yang lebih tua.

Status perkawinan memiliki pengaruh juga terhadap kepuasan finansial. Sebuah studi menujukan bahwa individu yang telah menikah mengalami kepuasan finansial yang lebih tinggi daripada individu yang belum menikah (Fan & Babiarz, 2019). Selain itu, pekerjaan yang semakin baik akan memiliki penghasilan yang semakin baik pula, hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi baik atau tidaknya tingkat income tiap individu.

Studi ini bertujuan untuk memeriksa hasil kepuasan finansial individu dengan melihat bagaimana pengaruhnya terhadap kesejahteraan psikologis individu yang tinggal di JABODETABEK, dimana JABODETABEK adalah wilayah yang memiliki rata-rata penghasilan tertinggi di Indonesia. Konsep kepuasan finansial pada tingkat individu akan diteliti dan dieksplorasi prediktor dominannya. Kebaruan studi ini dibandingkan dengan studi terdahulu adalah dengan menambahkan variabel financial behavior. Sehingga dengan melakukan analisis model struktural, peneliti secara khusus menguji pengaruh financial knowledge, financial attitude, financial management dan financial behavior sebagai sebuah kebaruan dari studi terdahulu terhadap kepuasan finansial (financial satisfaction) dan setelah itu memastikan apakah financial satisfaction memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan psikologis individu (psychological wellbeing).��

 

Financial Knowledge

Financial knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial satisfaction. Orang dengan tingkat financial knowledge yang tinggi cenderung memiliki persepsi dan cara menilai yang berbeda dengan orang awam, dan lebih mengerti kondisi keuangannya dengan lebih akurat sehingga cenderung puas tehadap kondisi finansialnya (Owusu, 2021). �Financial knowledge umumnya merupakan faktor penting, tetapi bukan satu-satunya penentu financial satisfaction (Riitsalu & Murakas, 2019) .

Financial Management

Pengaruh antara financial management dan financial satisfaction menghasilkan pengaruh yang positif dan signifikan (Owusu, 2021). Individu yang baik dalam melakukan financial management dapat mempengaruhi financial satisfaction yang mereka rasakan. Dengan demikian, seorang individu harus bertanggung jawab dalam cara mereka menangani rutinitas keuangan sehari-hari dan menerapkan perilaku menabung dan investasi. Financial management yang sehat memang mengurangi risiko jatuh ke dalam masalah keuangan, memiliki prioritas perilaku pengeluaran keuangan akan meningkatkan status keuangan individu dan kepuasannya. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya (Baryła-Matejczuk et al., 2020) yang mengaitkan financial management dengan financial satisfaction.rft

Financial Attitude

Hasil penelitian menunjukan pengaruh yang positif terhadap financial attitude dan financial satisfaction (Satria & Winarta, 2021). Finacial Satisfaction akan meningkat jika seseorang memiliki financial attitude yang baik. Sikap individu yang menggambarkan sejauh mana individu tersebut mengevaluasi financial attitude baik menguntungkan atau tidak menguntungkan, mungkin dapat menjadi penentu utama tingkat financial satisfaction. Financial attitude yang positif terhadap masalah keuangan merupakan langkah penting untuk menjadi puas secara finansial dalam hidup. Financial Attitude akan mempengaruhi situasi keuangan individu yang dapat meningkatkan atau menurunkan financial satisfaction yang dirasakan (Ubaidillah, 2019).

Financial Behavior

Financial behavior mengacu pada penanganan pendapatan seseorang dan situasi keuangan, yaitu orientasi individu terhadap masalah keuangan sehari-hari. Financial behavior dapat diartikan sebagai kepribadian perilaku dalam mengelola keuangan mereka. Financial behavior berkaitan erat dengan pembelanjaan, peminjaman dan tabungan. Individu� yang� mampu� mengelola� keuangan� dengan� baik� termasuk membayar� tagihan� tepat� waktu, mengalokasikan� pos� keuangan� untuk� aktivitas� investasi dan tabungan dengan kecenderungan tingkat financial satisfaction yang lebih tinggi (Pratiwi, 2019). Hal ini menunjukan bahwa individu yang memiliki financial behavior yang baik, akan memiliki financial satisfaction yang lebih tinggi.

Financial Satisfaction

Financial satisfaction merupakan kepuasan yang dirasakan individu berkaitan dengan berbagai aspek kondisi keuangan mereka (Sahi, 2013). Salah satu aspek kesejahteraan individu terlihat dari kondisi keuangannya (Kingdom et al., 2020). Tujuan kebahagiaan individu adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan untuk membuat diri kita lebih bahagia. Secara umum individu akan melakukan yang terbaik mengingat situasi keuangan tertentu untuk memaksimalkan kebutuhan mereka. Untuk itu, tingkat kepuasan yang berasal dari situasi finansial yang diberikan akhirnya akan menjadi penentu penting dari kebahagiaan individu.

Faktor pembeda antara laki-laki dan perempuan� terletak� pada� manajemen� keuangannya.� Artinya� semakin� bagus� pengelolaan� keuangan, maka akan semakin besar peluang untuk mencapai kebebasan keuangan (Siswoyo & Asandimitra, 2021). Pengaruh antara variabel demografi dan financial satisfaction ditemukan pengaruh secara positif dan sangat signifikan antara status pekerjaan dan tingkat pendepatan terhadap financial satisfaction. Hal ini menunjukan individu yang bekerja dan semakin tinggi pendapatan individu akan semakin tinggi juga tingkat financial satisfaction yang dirasakan. Tingkat pendapatan yang tinggi biasanya dikaitkan dengan tingkat kepuasan finasial yang lebih tinggi juga, karena individu yang berada pada kelompok pendapat yang lebih tinggi dapat memenuhi kebutuhan mereka dalam jumlah yang sangat besar (Owusu, 2021).

Disisi lain, usia dan status perkawinan juga ditemukan tidak memiliki hungan yang signifikan terhadap financial satisfaction. Orang yang menikah mengalami financial behavior yang lebih tinggi dibanding teman mereka yang melajang (Fan & Babiarz, 2019). �Financial satisfaction yang dirasakan (yaitu, kepuasan dengan ekonomi pribadi) dipengaruhi oleh status pekerjaan mereka. Financial satisfaction yang tinggi di antara orang tua terutama disebabkan oleh penggunaan strategi koping pasif di antara orang tua, seperti penyesuaian kebutuhan, aspirasi, dan standar perbandingan yang menurun. Dan dalam hal gender, penelitian menunjukan bahwa pria lebih memiliki financial behavior yang baik (Chowa et al., 2012).

Para peneliti telah berulang kali menemukan bahwa pria yang menikah memperoleh upah yang lebih tinggi daripada pria yang tidak menikah bahkan ketika pendidikan dan pengalaman kerja dikendalikan (Owusu, 2021). Studi yang menyelidiki pengaruh status perkawinan terhadap pendapatan wanita yang didasarkan pada data terbaru menemukan bahwa wanita menikah juga menikmati keuntungan pendapatan. Kepuasan finansial yang rendah terkait dengan pengangguran masih dapat menyebabkan perasaan stres dan tidak aman (Hisw�ls et al., 2017) yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis secara negatif.�

Psychological Wellbeing

Sebagian besar individu memandang kebahagiaan yang kita rasakan ketika kita mampu mencapai potensi yang di perjuangkan (Anić & Tončić, 2013). Kepuasan dalam hal finansial adalah salah satu sumber utama kepuasaan dalam hidup. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa orang yang mampu secara finansial lebih bahagia daripada orang yang kurang mampu dalam.

Secara khusus, pengetahuan individu tentang masalah keuangan (financial knowledge) diharapkan dapat mempengaruhi pendapat, penilaian, atau evaluasi psikologis mereka tentang praktik manajemen keuangan (diwakili oleh sikap keuangan / financial attitude). Financial attitude diharapkan dapat mempengaruhi individu untuk melakukan financial management dan financial behavior yang baik dengan menggunakan praktik pengelolaan keuangan yang direkomendasikan seperti pengelolaan uang dasar, tabungan darurat dan perencanaan pensiun antara lain. Oleh karena itu, financial satisfaction dapat dilihat sebagai mediator antara pendapatan dan kebahagiaan, karena kepuasan hidup dipengaruhi oleh banyak faktor selain pendapatan, sedangkan faktor utama yang mempengaruhi financial satisfaction adalah pendapatan.

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan diatas dilakukan penelitian pengaruh financial satisfaction terhadap pyschological wellbeing. Financial satisfaction menunjukan pengaruh positif dan signifikan dengan psychological wellbeing (Owusu, 2021). Ini berarti seseorang yang memiliki tingkat financial satisfaction yang baik, akan memiliki kesehatan psikologi yang baik juga. Sehingga individu yang memiliki financial satisfaction yang baik akan mengalami keadaan afektif yang positif seperti merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan.

Oleh sebab itu, kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

H5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1

Kerangka Pemikiran

 

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh financial knowledge terhadap financial satisfaction

Dalam sebuah literatur, istilah financial knowledge dan financial literacy sering digunakan secara bergantian. Financial knowledge mengacu pada kemampuan untuk menerapkan tingkat pengetahuan keuangan tertentu dan melakukan yang diinginkan perilaku finansial untuk mencapai financial satisfaction (Owusu, 2021). Dengan mengelola pendapatan, membiasakan menabung, merencanakan dana pensiun dan�� investasi,�� dan�� membuat�� anggaran�� bagi�� seseorang�� untuk�� meningkatkan�� kemampuan keuangan mereka yang berkontribusi terhadap kepuasan finansial (Sari & Wiyanto, 2020). Oleh sebab itu, hipotesis yang pertama dapat dikembangkan sebagai berikut:

H1 : Terdapat Pengaruh Financial Knowledge terhadap Financial Satisfaction

 

Pengaruh Financial Attitude terhadap Financial Satisfaction

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Herdjiono & Damanik, 2016), menyatakan financial attitude memiliki pengaruh dengan masalah keuangan. Financial attitude memegang peranan penting dalam menentukan kepuasan finansial seseorang. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa secara umum individu yang memiliki persepsi kuat dan mendukung financial attitude cenderung lebih puas dengan financial satisfaction yang dirasakan. Financial attitude memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan keuangan (Candra & Memarista, 2015).

H2 : Terdapat pengaruh Financial Attitude terhadap Financial Satisfaction

Pengaruh financial management terhadap financial satisfaction

Financial management telah dikonseptualisasikan berarti proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi perilaku yang terkait dengan alokasi arus pendapatan seseorang saat ini serta persediaan kekayaan untuk memenuhi tujuan keuangan dan kewajiban. Dalam hal manajemen keuangan dan pengaruh kepuasan keuangan, sejumlah besar penelitian telah mengkonfirmasi bahwa manajemen keuangan yang baik berdampak positif pada financial satisfaction (Owusu, 2021). Penelitian ini sejalan dengan penelitaian yang dilakukan oleh (J.B.R, 2014) yang berpendapat bahwa individu dengan praktik manajemen keuangan yang tepat lebih cenderung untuk tetap pada anggaran mereka bahkan ketika diganggu dengan emosi negatif. �Maka hipotesis yang ke-tiga dapat dikembangkan sebagai berikut :

H3 : Terdapat pengaruh Financial Management terhadap Financial Satisfaction

Pengaruh financial behavior terhadap financial satisfaction

Financial behavior mengacu kepada penanganan pendapatan seseorang dan situasi keuangan yaitu orientasi individu terhadap keuangan sehari-hari. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Owusu (2021), menunjukan bahwa financial behavior berpengaruh positif pada financial satisfaction. Semakin baik perilaku keuangan yang dimiliki seseorang maka akan merasa puas terhadap kondisi keuangannya dan siap untuk mengelola keuangan (Grace Bahagiarni, 2012). Financial� behavior mempunyai� arah� yang positif terhadap financial� satisfaction, maksudnya� adalah� individu� yang� menerapkan� perilaku� keuangan� dengan� baik, seharusnya akan semakin besar pula tingkat financial satisfaction (Sherlyani & Pamungkas, 2020). Maka hipotesis yang ke-empat dapat dikembangkan sebagai berikut:

H4 : Terdapat pengaruh Financial Behavior terhadap Financial Satisfaction

Pengaruh financial satisfaction terhadap (psychological wellbeing)

Kebahagiaan atau kepuasan hidup merupakan hasil dari kepuasan domain utama dalam kehidupan, seperti situasi keuangan, kehidupan keluarga, dan lainnya (Darmawan & Pamungkas, 2019). Diharapkan bahwa individu yang terlibat dalam jenis perilaku ini memiliki peluang lebih besar untuk memiliki financial satisfaction yang baik dalam hidup yang mempengaruhi psychological wellbeing yang dirasa baik. Dalam�� bidang�� keuangan,� kebahagiaan�� hidup�� dapat dirasakan apabila seseorang telah mencapai financial satisfaction (Hartina, 2017). Maka hipotesis yang ke-enam dapat dikembangkan sebagai berikut :

H5 : Terdapat pengaruh Financial Satisfaction terhadap (Psychological Wellbeing)

 

Metode Penelitian

Variabel dan Pengukuran Variabel

 

Tabel 1

Pengukuran Variabel

Jenis Variabel

Nama Variabel

Indikator

Variabel Dependen

Psychological Wellbeing

�        Saya memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan

�        Saya memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi

�        Saya merasa mudah kesal atau jengkel

�        Saya memiliki ledakan amarah yang tidak bisa dikendalikan

�        Saya sering merasa tiba-tiba takut tanpa alasan

�        Saya merasa tidak bersemangat

�        Saya memiliki nafsu makan yang buruk

Variabel Independen

Financial Knowledge

�        Saya mengetahui cara mengelola keuangan pribadi saya

�        Saya mengetahui dasar pengetahuan manajemen keuangan

�        Saya mengetahui cara mengelola utang

�        Saya mengetahui bagaimnana investasi itu

�        Saya paham cara menabung dengan tepat

Financial Attitude

�        Menjaga catatan keuangan merupakan hal yang penting bagi saya

�        Saya yakin dapat mengelola pendapatan saya sesuai dengan anggaran pribadi saya

�        Saya tidak merasa khawatir dan takut saat memutuskan untuk menggunakan kartu kredit

�        Saya merasa bahwa kartu kredit aman dan memiliki resiko yang rendah

�        Saya mampu untuk mengelola keuangan pribadi saya dimasa yang akan datang

�        Saya merasa perlu menyisihkan uang setiap bulannya untuk ditabung atau berinvestasi

�        Mengelola rekapan keuangan pribdi anda sendiri sangatlah penting

Financial Management

�        Saya membatasi jumlah pengeluaran saya ketika saya berbelanja di Mall

�        Saya menabung untuk travelling/ mennton bioskop/ nongkrong di caf�, atau apapun yang bersifat hiburan

�        Saya memiliki tabungan untuk dana darurat

�        Saya menabung secara rutin

Financial Behavior

�        Sebelum saya berbelanja, saya melakukan survey harga di tempat saya akan berbelanja

�        Saya berusaha membuat pengeluaran lebih kecil daripada pemasukan.

�        Saya mengatur anggaran agar pemasukan dapat digunakan selama 1 bulan

�        Saya membayar tagihan-tagihan rutin seperti : listrik, air, dan telepon secara tepat waktu setiap bulannya

Variabel Kontrol

Umur

-

Status Pekerjaan

Bekerja / Tidak memiliki Pekerjaan

Jenis Kelamin

Perempuan / Lelaku

Pendapatan

-

Status Perkawinan

Menikah / Belum Menikah

Sumber: Owusu, 2021

 

Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini mengadopsi pendekatan kuantitatif dan data untuk penelitian dikumpulkan melalui kuisioner terstruktur. Kuisioner ini dibagi menjadi dua bagian yaitu, mencari karakteristik demografi responden dan mencari pandangan responden tentang tingkat financial satisfaction dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Pandangan itu diukur dengan skala satu hingga tujuh. Dimana 1 mewakili sangat tidak setuju dan 6 sangat setuju. Kecuali untuk skala psychological weelbeing skala yang digunakan diadaptasi dari The Hopkins Symptoms Checklist (HSCL) diambil dari karya (Tirto & Turnip, 2019). Sampel yang digunakan sebanyak 243 pada tahun 2022 dari penduduk JABODETABEK. 218 responden valid datanya untuk digunakan sedangkan 25 responden tidak valid karena responden bukan penduduk JABODETABEK. Sumber data dari penelitian ini adalah hasil penyebaran kuesioner online kepada mahasiswa yang sudah bekerja di JABODETABEK.

 

Tabel 2

Demografi Responden

Keterangan

Jumlah

Presentase

Jenis Kelamin :

Laki-laki

113 Orang

52%

Perempuan

105 Orang

48%

TOTAL

218 Orang

100%

Usia:

 

 

19-25 Tahun

67 Orang

31%

26-33 Tahun

101 Orang

46%

34-41 Tahun

30 Orang

14%

> 42 Tahun

20 Orang

9%

TOTAL

218 Orang

100%

Pendidikan Terakhir:

 

 

Diploma

16 Orang

7%

SMA/SMK

19 Orang

9%

Strata 1

161 Orang

74%

Strata 2

22 Orang

10%

TOTAL

218 Orang

100%

Jenis Pekerjaan:

 

 

Belum atau Tidak Bekerja

7 Orang

3%

Ibu Rumah Tangga

10 Orang

5%

Karyawan Swasta

139 Orang

64%

Pegawai Negeri

20 Orang

9%

Pelajar / Mahasiswa

17 Orang

8%

Pengusaha / Wiraswasta

25 Orang

11%

TOTAL

218 Orang

100%

Pengeluaran perbulan:

 

 

< 2.500.000

34 Orang

16%

> 10.000.000

38 Orang

17%

2.500.000 - 5.000.000

71 Orang

33%

5.000.000 - 10.000.000

75 Orang

34%

TOTAL

218 Orang

100%

Sumber : Olah data menggunakan Smart PLS

 

Teknik Analisis Data Penelitian

Uji Reliabilitas dan Validitas Konstruk

Composite reliability merupakan bagian yang digunakan untuk menguji nilai reliabilitas indikator-indikator pada suatu variabel. Suatu variabel dapat dinyatakan memenuhi composite reliability apabila memiliki nilai composite reliability > 0,6.

Uji reliabilitas dan validitas dilakukan pada konstruk untuk menentukan kesesuaiannya lalu dimasukkan dalam analisis model struktural. Reabilitas itu sendiri berkaitan dengan akurasi, prediktabilitas serta konsistensi alat ukur pada suatu penelitian. Konsistensi internal setiap konstruk diukur dengan menggunakan skor Cronbach alpha (CA) dan composite reliability (CR). Validitas konstruk dinilai dengan uji validitas konvergen dan diskriminan. Validitas konvergen dinilai menggunakan rata-rata varians diekstraksi (AVE). Untuk menunjukkan betapa berbeda dan tidak berkorelasinya konstruk, uji validitas diskriminan dilakukan dengan menggunakan kriteria Fornell-Larcker. Agar validitas diskriminan dapat dipastikan, akar kuadrat dari skor AVE dari faktor-faktor tersebut harus lebih besar daripada korelasi silang antara faktor-faktor tersebut.

 

 

 

 

 

Tabel 3

Hasil Uji Reabilitas

Variabel

Cronbach�s Alpha

Composite Reliability

Keputusan

Financial Knowledge

0,855

0,893

Realiable

Financial Attitude

0,795

0,849

Realiable

Financial Management

0,607

0,763

Realiable

Financial Behavior

0,694

0,816

Realiable

Financial Satisfaction

0,917

0,935

Realiable

Psychological Wellbeing

0,878

0,895

Realiable

Sumber : Olah data menggunakan Smart PLS

�����������

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai composite reliability semua variabel penelitian > 0,6. Hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi composite realibility sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi.

 

Tabel 4

Uji Validitas

Variabel

Item

Nilai Factor Loading

Keputusan

Financial Knowledge

FK1

1,769

Valid

FK2

2,247

Valid

FK3

1,879

Valid

FK4

1,911

Valid

FK5

2,768

Valid

Financial Attitude

FA1

1,836

Valid

FA2

2,122

Valid

FA3

1,750

Valid

FA4

1,830

Valid

FA5

2,012

Valid

FA6

1,663

Valid

FA7

2,177

Valid

Financial Management

FM1

1,093

Valid

FM2

1,059

Valid

FM3

2,044

Valid

FM4

2,134

Valid

Financial Behavior

FB1

1,141

Valid

FB2

1,672

Valid

FB3

1,793

Valid

FB4

1,353

Valid

Financial Satisfaction

FS1

3,072

Valid

FS2

3,935

Valid

FS3

3,284

Valid

FS4

3,354

Valid

FS5

3,511

Valid

FS6

2,059

Valid

 

 

Psychological Wellbeing

PWB1

2,544

Valid

PWB2

2,795

Valid

PWB3

1,532

Valid

PWB4

2,134

Valid

PWB5

2,185

Valid

PWB6

1,860

Valid

Sumber : Olah data menggunakan Smart PLS

 

Pada tabel 4 hasil uji validitas yang diteliti berdasarkan variabel diatas terlihat bahwa hasil uji valid karena diperoleh nilai factor loading � �0,40. Hal ini dapat diartikan bahwa masing-masing pernyataan yang digunakan untuk mengukur setiap variabel adalah tepat.

Selain mengamati nilai cross loading, discriminant validity juga dapat diketahui melalui metode lainnya yaitu dengan melihat nilai average variant extracted (AVE) untuk masing-masing indikator dipersyaratkan nilainya harus > 0,5 untuk model yang baik.

 

Tabel 5

Average Variant Extracted (AVE)

Variabel

AVE

Financial Knowledge

0,626

Financial Attitude

0,454

Financial Management

0,477

Financial Behavior

0,532

Financial Satisfaction

0,706

Psychological Wellbeing

0,588

 

Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui bahwa nilai AVE masing-masing variabel > 0,5. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap variabel telah memiliki discriminant validity yang baik. Dibandingkan dengan Cronbach Alpha, ukuran ini tidak mengansumsikan atau equivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator diberi bobot sama. Sehingga Cronbach Alpha cenderung lower bond estimate reliability, sedangkan Composite Reliability merupakan closer approximation dengan asumsi estimasi parameter adalah akurat.

Analisis Model Struktural

Setelah menetapkan kesesuaian konstruk melalui uji reliabilitas dan validitas, penelitian dilanjutkan untuk menilai model struktural. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, dilakukan uji multikolinearitas dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). VIF memberikan indikasi yang masuk akal dan intuitif tentang efek multi-kolinearitas pada varians dari koefisien regresi (O'Brien, 2007). Hipotesis yang diusulkan diuji dengan menggunakan prosedur Bootstrapping Smart-PLS.

 

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Mediation Effect

Gambar 2

Inner Model Partial Least Square (PLS)

 

Direct Effect

Kriteria untuk pengujian hipotesis pengaruh langsung (direct effect) adalah seperti terlihat di dalam bagian di bawah ini. Pertama, koefisien jalur (path coefficient): (a) Jika nilai koefisien jalur (path coefficient) adalah positif, maka pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain adalah searah, jika nilai nilai suatu variabel meningkat/naik, maka nilai variabel lainnya juga meningkat/naik; dan (b) Jika nilai koefisien jalur (path coefficient) adalah negatif, maka pengaruh� suatu variabel terhadap variabel lain adalah berlawan arah, jika nilai nilai suatu variabel meningkat/naik, maka nilai variabel lainnya akan menurun/rendah. Kedua, nilai probabilitas/signifikansi (PValue): (1) Jika nilai P-Values� 0.05, maka tidak signifikan

 

Tabel 6

T-Statistics dan P-Values

Hipotesis

Pengaruh

T-Stat

P-Values

Hasil

H1

Financial Knowledge � Financial Satisfaction

2,308

0,021

Signifikan

H2

Financial Attitude � Financial Satisfaction

1,379

0,168

Tidak Signifikan

H3

Financial Management � Financial Satisfaction

3,325

0,001

Signifikan

H4

Financial Behaviour � Financial Satisfaction

0,149

0,882

Tidak Signifikan

H5

Financial Satisfaction � Psychological Wellbeing

3,192

0,002

Signifikan

 

Berdasarkan tabel 6. di atas, dapat diketahui bahwa dari tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini hasilnnya adalah:

1.   Hipotesis 1 memiliki nilai P-Values sebesar 0.168> 0,05, sehingga dapat dinyatakan variabel Financial Knowledge (X1) terhadap Financial Satisfaction (Y1) berpengaruh positif dan memiliki pengaruh yang signifikan. Individu yang memiliki financial knowledge cenderung dapat menginterpretasikan keadaan keuangan mereka lebih baik.

2.   Hipotesis 2 memiliki nilai P-Values sebesar 0.882 > 0,05, sehingga dapat dinyatakan variabel Financial Attitude �(X2) terhadap Financial Satisfaction (Y1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Sikap individu yang menggambarkan sejauh mana individu tersebut mengevaluasi financial attitude baik menguntungkan atau tidak menguntungkan, mungkin dapat menjadi penetu utama tingkat financial satisfaction. Sikap positif terhadap masalah keuangan merupakan langkah penting untuk menjadi puas secara finansial dalam hidup. Hubungan yang tidak signifikan menujukan bahwa sikap saja tidak menentukan prilaku (Paluri dan Mehra, 2016). Individu dengan sikap keuangan yang baik mengarah pada peningkatan financial satisfaction.

3.   Hipotesis 3 memiliki nilai P-Values sebesar 0.021 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan variabel Financial Management (X3) terhadap Financial Satisfaction (Y1) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Individu yang baik dalam melakukan financial management dapat mempengaruhi financial satisfaction yang mereka rasakan. Dengan demikian, seorang individu harus bertanggung jawab dalam cara mereka menangani rutinitas keuangan sehari-hari dan menerapkan perilaku menabung dan investasi. Financial management yang sehat memang mengurangi risiko jatuh ke dalam masalah keuangan, memiliki prioritas perilaku pengeluaran keuangan akan meningkatkan status keuangan individu dan kepuasannya. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya ( Baryla-Matejczuk et al., 2020) financial management dengan financial satisfaction.

4.   Hipotesis 4 memiliki nilai P-Values sebesar 0.001<0,05, sehingga dapat dinyatakan variabel Financial Behavior (X3) terhadap Financial Satisfaction (Y1) memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Hal ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yaitu financial behavior memiliki pengaruh yang positif terhadap financial satisfaction (Stella dan Ary, 2021). Financial behavior mengacu pada penanganan pendapatan seseorang dan situasi keuangan, yaitu orientasi individu terhadap masalah keuangan sehari-hari (Sarab dan Nandan, 2018). Penelitian lainnya juga telah dilakukan oleh (Woodyard & Robb, 2016) yang menunjukkan adanya pengaruh antara financial behavior dan financial satisfaction.

5.   Hipotesis 5 memiliki nilai P-Values sebesar 0.002<0,05, sehingga dapat dinyatakan variabel Financial Satisfaction (X4) terhadap Physvological Well Being (Y2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Financial satisfaction menunjukan hubungan positif dan signifikan dengan psychological wellbeing. Ini berarti seseorang yang memiliki tingkat financial satisfaction yang baik, akan memiliki kesehatan psikologi yang baik juga. Sehingga individu yang memiliki financial satisfaction yang baik akan mengalami keadaan afektif yang positif seperti merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terdapat beberapa kesimpulan yaitu: 1). Financial Knowledge berpengaruh terhadap Financial Satisfaction. 2). Financial Attitude tidak berpengaruh terhadap Financial Satisfaction. 3). Financial Management berpengaruh terhadap Financial Satisfaction. 4). Financial Behavior tidak berpengaruh terhadap Financial Satisfaction. 5). Financial Satisfaction berpengaruh terhadap Phsycological Wellbeing.


 

BIBLIOGRAFI

 

Anić, P., & Tončić, M. (2013). Orientations to Happiness, Subjective Well-being and Life Goals. Psihologijske Teme, 22(1), 135�153.

 

Baryła-Matejczuk, M., Skvarciany, V., Cwynar, A., Poleszak, W., & Cwynar, W. (2020). Link between financial management behaviours and quality of relationship and overall life satisfaction among married and cohabiting couples: Insights from application of artificial neural networks. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(4), 1�16. https://doi.org/10.3390/ijerph17041190

 

Candra, J. W., & Memarista, G. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi financial satisfaction pada mahasiswa Universitas Kristen Petra. Finesta, 3(2), 1�6.

 

Chowa, G., Despard, M. R., & Osei-Akoto, I. (2012). Financial knowledge and attitudes of youth in Ghana (YouthSave Research Brief 12-37). Washington University, Center for Social Development, October 2017.

 

Darmawan, D., & Pamungkas, A. S. (2019). Pengaruh Financial Attitude, Financial Behavior, Dan Financial Knowledge Terhadap Financial Satisfaction. Jurnal Manajerial Dan Kewirausahaan, 1(2), 172. https://doi.org/10.24912/jmk.v1i2.5076

 

Fan, L., & Babiarz, P. (2019). The Determinants of Subjective Financial Satisfaction and the Moderating Roles of Gender and Marital Status. Family and Consumer Sciences Research Journal, 47(3), 237�259. https://doi.org/10.1111/fcsr.12297

 

Grace Bahagiarni, S. (2012). Universitas Sumatera Utara Poliklinik Universitas Sumatera Utara. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 1(3), 82�91.

 

Herdjiono, I., & Damanik, L. A. (2016). Pengaruh Financial Attitude,Financial Knowledge, Parental Income Terhadap Financial Management Behavior. Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan| Journal of Theory and Applied Management, 9(3), 226�241. https://doi.org/10.20473/jmtt.v9i3.3077

 

Hisw�ls, A. S., Marttila, A., M�lstam, E., & Macassa, G. (2017). Experiences of unemployment and well-being after job loss during economic recession: Results of a qualitative study in east central Sweden. Journal of Public Health Research, 6(3), 135�141. https://doi.org/10.4081/jphr.2017.995

 

J.B.R, S. B. (2014). Knowledge , Attitude and their Effect on the Recently Graduated Employees � Financial Management Practices and Satisfaction. Economic Literature, XII(December), 69�81.

 

Kingdom, U., Rahadian, D., Telkom, U., Mardian, Z. H., Telkom, U., Firli, A., & Telkom, U. (2020). the Effects of Financial Behavior , Financial Knowledge , Age , Education , and Income. VIII(5), 113�125.

 

Owusu, G. M. Y. (2021). Predictors of financial satisfaction and its impact on psychological wellbeing of individuals. Journal of Humanities and Applied Social Sciences. https://doi.org/10.1108/jhass-05-2021-0101

 

Pratiwi, O. (2019). Pengaruh Financial Knowledge , Financial Behavior , Financial Efficacy & Risk Tolerance Terhadap Financial Satisfaction Pada Pegawai PT. Bank Mandiri ( Persero ) Kantor Pusat. Jurnal Dinamika Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 1�11.

 

Riitsalu, L., & Murakas, R. (2019). Subjective financial knowledge, prudent behaviour and income: The predictors of financial well-being in Estonia. International Journal of Bank Marketing, 37(4), 934�950. https://doi.org/10.1108/IJBM-03-2018-0071

 

Sahi, S. K. (2013). Demographic And Socio-economic Determinants Of Financial Satisfaction. International Journal of Social Economics, 40(2), 127�150.

 

Sari, C. P., & Wiyanto, H. (2020). Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Perilaku Keuangan, dan Pendapatan terhadap Kepuasan Keuangan. Jurnal Manajerial Dan Kewirausahaan, 2(4), 880. https://doi.org/10.24912/jmk.v2i4.9867

 

Seghieri, C., Desantis, G., & Tanturri, M. L. (2006). The richer, the happier? An empirical investigation in selected European countries. Social Indicators Research, 79(3), 455�476. https://doi.org/10.1007/s11205-005-5394-x

 

Sherlyani, M., & Pamungkas, A. S. (2020). Pengaruh Financial Behavior, Risk Tolerance, Dan Financial Strain Terhadap Financial Satisfaction. Jurnal Manajerial Dan Kewirausahaan, 2(1), 272. https://doi.org/10.24912/jmk.v2i1.7468

 

Siswoyo, U. N. H., & Asandimitra, N. (2021). Pengaruh Income, Debt, Gender Differences, Financial Literacy, dan Financial Attitude terhadap Financial Satisfaction. Jurnal Ilmu Manajemen, 9(4), 1549�1562. https://doi.org/10.26740/jim.v9n4.p1549-1562

 

Tirto, A. R., & Turnip, S. S. (2019). The accuracy of Hopkins Symptom Checklist � 25 (HSCL-25) depression subscales (Indonesian version) on adolescents. HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal, 16(1), 1. https://doi.org/10.26555/humanitas.v16i1.10143

 

Ubaidillah, M. S. (2019). Pengaruh Pengetahuan Keuangan Terhadap Perilaku Keuangan Dengan Sikap Keuangan Dan Self-Efficacy Sebagai Variabel Mediasi. Perpustakaan Universitas Airlangga. http://repository.unair.ac.id/88317/

 

Wahab, A., Aprilla, I. R., & Mulia, A. (2019). Determinan Kepuasan Keuangan Pelaku Umkm. Assets : Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 9(2), 138. https://doi.org/10.24252/assets.v9i2.13127

 

Woodyard, A. S., & Robb, C. A. (2016). Consideration of Financial Satisfaction: What Consumers Know, Feel and Do from a Financial Perspective. Journal of Financial Therapy, 7(2). https://doi.org/10.4148/1944-9771.1102

 

Copyright holder:

Vina Hati Olivia Sinaga, Farah Margaretha Leon (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: