Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 9, September 2022
PERBANDINGAN BETON Fc'40 ANTARA BETON NORMAL DENGAN BETON YANG
MENGGUNAKAN SIKA VISCOCRETE-8030 S
Khairil Yanuar, Suwaji,
Ruspiansyah, Faryanto Effendi,
Abdul Khaliq, Abdul Hafizh Ihsani
Politeknik Negeri Banjarmasin, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected],
Abstrak
Beton merupakan
suatu campuran yang terdiri dari semen portland, agregat halus, kasar, dan air dengan perbandingan tertentu. Perencanaan campuran beton (mix design) adalah suatu langkah
yang sangat penting dalam pengendalian mutu beton, campuran yang salah akan mempengaruhi kemudahan pelaksanaan maupun kinerja beton dalam pemakaian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kuat tekan antara
beton normal dengan beton yang menggunakan bahan tambah Sika ViscoCrete-8030
S. Manfaat penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh bahan tambah Sika ViscoCrete-8030 S terhadap
beton yang telah direncanakan. Metode penelitian menggunakan Teknik eksperimen dengan membuat beberapa benda uji yang nantinya akan melewati suatu
pengujian. Lokasi penelitian
di Laboratorium Struktur
Uji Bahan dan Batuan Politeknik
Negeri Banjarmasin. Hasil penelitian berupa data pengujian guna memperkuat pembahasan serta tujuan dari penelitian
tersebut. Dari hasil penelitian� dapat disimpulkan bahwa bahan material yang digunakan, yaitu semen Tipe 1 (conch), Agregat halus (Barito), Agregat Kasar (Katunun) dapat digunakan untuk pembuatan campuran beton. Perencanaan� kebutuhan� bahan� (Mix�
Design) berdasarkan� SNI 03-2834-2000 dengan
tujuan mendapatkan komposisi campuran antara semen, pasir, batu pecah, dan air sesuai dengan mutu beton
yang direncanakan. Benda uji yang digunakan
berbentuk silinder dengan mutu yang direncanakan Fc�40 yang akan di
uji pada umur 7 haro, 14 hari, 28 hari, 35 hari. Hasil perhitungan menunjukkan beton normal pada umur 28 hari memiliki
kuat tekan karakterisik sebesar 23,81 Mpa dan beton dengan
tambahan Sika ViscoCrete-8030 S 29,74 Mpa, dapat terlihat
pengaruh obat sika terhadap beton normal sebesar 24,92%.
Kata Kunci: beton; kuat tekan; sika viscocrete-8030 s
Abstract
Concrete is a mixture consisting of Portland cement, fine, coarse
aggregate, and water in a certain ratio. Concrete mix planning (mix design) is
a very important step in controlling the quality of concrete, the wrong mixture
will affect the ease of implementation and performance of concrete in use. This
study aims to determine the comparison of compressive strength between normal
concrete and concrete using Sika ViscoCrete-8030 S added material. The benefit
of this research is to determine the effect of Sika ViscoCrete-8030 S added
material on the planned concrete. The research method uses an experimental
technique by making several test objects that will later pass a test. The
research location is at the Materials and Rocks Structure Test Laboratory of
the Banjarmasin State Polytechnic. The results of the research are in the form
of test data to strengthen the discussion and objectives of the research. From
the results of the study, it can be concluded that the materials used, namely
Type 1 cement (conch), fine aggregate (Barito), coarse aggregate (Katunun) can be used for the manufacture of concrete
mixtures. Material requirements planning (Mix Design) based on SNI 03-2834-2000
with the aim of getting the composition of the mixture between cement, sand,
crushed stone, and water in accordance with the planned concrete quality. The
test object used is in the form of a cylinder with a planned quality of Fc'40
which will be tested at the age of 7 days, 14 days, 28 days, 35 days. The
calculation results show that normal concrete at the age of 28 days has a
characteristic compressive strength of 23.81 Mpa and
concrete with the addition of Sika ViscoCrete-8030 S 29.74 Mpa,
it can be seen that the effect of Sika on normal concrete is 24.92%.
Keywords: concrete; compressive strength; sika viscocrete-8030 s
Pendahuluan
Beton merupakan
suatu
campuran
yang terdiri dari semen portland, agregar halus,
kasar, dan air dengan
perbandingan
tertentu.
Perencanaan
campuran beton (mix design) adalah
suatu
langkah
yang sangat�� penting dalam pengendalian
mutu beton,
campuran yang salah
akan
mempengaruhi
kemudahan
pelaksanaan maupun kinerja beton
dalam pemakaian. Beton
harus mempunyai
workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam
kondisi plastis
(belum mengeras), sehingga
beton
yang dihasilkan cukup kuat dan tahan
lama. Dalam merencanakan suatu konstruksi, struktur yang digunakan pada konstruksi harus kuat
dan awet
oleh karna itu
pengendalian
mutu terhadap
bahan
yang digunakan
sangat penting
dalam
dunia konstruksi,
terutama untuk
Gedung, bangunan-bangunan,
serta rumah
tinggal yang strukturnya terbuat dari
beton. Semen
merupakan
salah satu bahan
utama
dalam proses pembuatan
beton, karna semen memiliki sifat hidraulik
yaitu
dapat
mengeras jika tercampur dengan air.
Di Indonesia bahan tambahan telah banyak digunakan, manfaat dari bahan �tambahan tersebut �perlu �dibuktikan �dengan �menggunakan �bahan agregat �dan���� jenis �semen �yang �sama dengan �bahan �yang �dipakai �di lapangan. �Untuk �bahan �tambahan �yang �merupakan �bahan �kimia harus memenuhi� �syarat� �yang� �diberikan�� dalam� �ASTM� �C.494�� (Standard Spesification
�For Chemical Admixture For Concrete). Pada
penelitian ini penulis� �menggunakan �bahan�� �tambah� Sika �ViscoCrete-8030� S,� bahan tambah digunakan
�untuk� �memodifikasi� �sifat� �dan karakteristik� �dari beton���� dengan harapan dapat meningkatkan� �mutu,� �kualitas� �beton. Selanjutnya beton normal atau beton konvensional akan dibandingkan dengan beton yang diberi bahan tambah
Sika ViscoCrete-8030 S, ditinjau dari
kuat tekan (Jamal, Widiastuti, & Anugrah, 2018).
Karena itu, dalam kaitannya dengan hal tersebut maka
judul yang diangkat adalah �Perbandingan beton fc�40 antara beton normal dengan beton yang menggunakan Sika ViscoCrete-8030
S�.
Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah pada Laboratorium Struktur dan Bahan Politeknik Negeri Banjarmasin, Provinsi
Kalimantan Selatan. Mulai dari
pemeriksaan kadar lumpur pasir, pembuatan
dan perawatan benda uji sampai pengujian kuat tekan beton.
Gambar 1
Peta Lokasi Pekerjaan
2. Pengumpulan Data dari Hasil Pengujian
Pengumpulan data-data yang didapat dari hasil
seluruh pengujian yang dilakukan di laboratorium.
3. Hasil dan Pembahasan
Data-data yang
didapatkan selanjutnya dapat diolah menjadi
perbandingan hasil pengerjaan yang dilakukan dan pengujiannya apakah dapat dikatakan sesuai dengan prosedur
dan spesifikasi teknis. Adapun
pembahasan dan analisa yang
akan saya bahas adalah sebagai
berikut :
1.
Hasil kuat
tekan benda uji yang telah dibuat
2.
Pengaruh
bahan tambah terhadap benda uji yang telah dibuat
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pemeriksaan Bahan
a) Pengujian Semen
Semen yang digunakan untuk penelitian ini adalah semen Portland type 1, Conch (PCC), dengan melakukan pengujian kehalusan semen, pengujian berat jenis, pengujian konsistensi semen, pengujian waktu ikat semen yang hasilnya dapat terlihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1
Hasil Pengujian Semen
Conch (PCC)
No |
Macam Pemeriksaan |
Semen |
Speksifikasi |
||
Standar/Rujukan |
Hasil |
SNI 15- |
|||
2049-2004 |
|||||
1 |
Pengujian Kehalusan semen Saringan No 100 |
% |
SNI 15-2530-1991 |
100 |
- |
|
Saringan no 200 |
% |
|
89 |
- |
2 |
Pengujian Berat Jenis |
|
SNI 03-2531-1991 |
3,145 |
- |
3 |
Pengujian Konsistensi Semen |
|
SNI 15-2049-2004 |
11 |
10(�1) mm |
4 |
Waktu Pengikatan Semen Pengikatan Awal |
Menit |
SNI 03-6827-2002 |
70 |
Min. 45 |
|
Pengikatan Akhir |
Menit |
|
150 |
Max. 375 |
(Hasil Pengujian
Laboratorium/Penelitian Sendiri)
Dari hasil pengujian pada tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa semen yang akan
digunakan telah memenuhi syarat spesifikasi untuk pembuatan beton. Untuk data
lebih lengkapnya tentang pengujian semen ini dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 1
Waktu
Pengikatan Semen Conch
(Hasil Pengujian Laboratorium/Penelitian Sendiri)
b) Pengujian Agregat Halus
Agregat
Halus, yang dibeli di CV.AMANAH ANUGRAH ALAM, dengan� melakukan� beberpa pengujian �diantaranya Pengujian� berat� jenis, Analisa saringan, berat isi , kadar organik,
kadar lumpur, dan kadar air didapat beberapa data yang hasilnya dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2
Hasil
Pengujian Pasir Barito
No |
Macam Pemeriksaan |
Semen |
Speksifikasi |
||
Standar/Rujukan |
Hasil |
SII 0052-80 |
|||
1 |
Kadar Lumpur |
% |
SNI 03-4142-1996 |
0,21 |
Max. 5% |
2 |
Kadar Zat Organik |
% |
SNI 03-2816-1992 |
Kat.No 5 |
Kat.No. 3 |
3 |
Berat Jenis |
|
SNI-1970-2008 |
|
|
|
-�� �Berat Jenis Bulk |
% |
|
2,618 |
|
|
-�� �Permukaan Jenuh |
% |
|
2,634 |
Min. 2,5 |
|
-�� �Berat Jenis Semu |
% |
|
2,659 |
|
4 |
Penyerapan |
% |
|
0,583 |
Max 3% |
5 |
Kadar Air |
% |
SNI-1971-2011 |
0,7 |
|
6 |
Susunan Gradsi Agregat : |
|
SNI-03-1968-1990 |
|
Zona IV |
|
3/8��� ��(9,52
mm) |
|
|
100 |
100 |
|
No.4 ���(4,76
mm) |
|
|
100 |
95-100 |
|
No.8 ���(2,38
mm) |
|
|
98,4 |
95-100 |
|
No.16 �(1,19 mm) |
|
|
95,05 |
90-100 |
|
No.30 �(0,59 mm) |
|
|
89 |
80-100 |
|
No.50 �(0,28 mm) |
|
|
38 |
15-50 |
|
No.100 (0,15 mm) |
|
|
2,5 |
0-15 |
|
Berat Isi |
Kg/dm� |
SNI 03-1973-1990 |
|
|
7 |
Berat Agregat Lepas |
|
|
1,5 |
|
|
Berat Agregat Tusukan |
|
|
1,597 |
|
|
Berat Agregat Goyangan |
|
|
1,677 |
|
(Hasil Pengujian Laboratorium/Penelitian Sendiri)
Dari hasil pengujian pada tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa pasir barito
yang akan digunakan tidak memenuhi syarat spesifikasi untuk bahan campuran
pembuatan beton. Untuk hasil pengujian
lebih lengkapnya bisa dilihat pada lampiran III.
Tabel 3
Analisa
Saringan Agregat Halus Pasir Barito
Nomor Saringan |
Berat Tertahan (gr) Contoh |
Kumulatif Tertahan (gr) Contoh |
Kumulatif Persen |
Daerah Gradasi
Susunan Butir (Zone) 4 |
|||||||
Tertahan ���� Persen |
Lolos Contoh |
Rata-Rata |
|||||||||
mm |
inch |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
||
9,52 |
3/8" |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
100 |
100 |
100 |
100 |
4,76 |
No.4 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0,00 |
0,00 |
100 |
100 |
100,00 |
95 � 100 |
2,38 |
No.8 |
2,1 |
1,1 |
2,1 |
1,1 |
2,18 |
1,11 |
97,90 |
98,90 |
98,40 |
95 � 100 |
1,19 |
No.16 |
3,2 |
3,5 |
5,3 |
4,6 |
5,50 |
4,66 |
94,70 |
95,40 |
95,05 |
90 � 100 |
0,59 |
No.30 |
1,6 |
10,5 |
6,9 |
15,1 |
7,17 |
15,30 |
93,10 |
84,90 |
89,00 |
80 � 100 |
0,279 |
No.50 |
37,9 |
64,1 |
44,8 |
79,2 |
46,52 |
80,24 |
55,20 |
20,80 |
38,00 |
15 � 50 |
0,149 |
No.100 |
51,5 |
19,5 |
96,3 |
98,7 |
96,30 |
98,70 |
3,70 |
1,30 |
2,50 |
0 � 15 |
�������� Pan |
3,7 |
1,3 |
100 |
100 |
100,00 |
100,00 |
0 |
0 |
0,00 |
|
Fine Modulus =
1,788
(Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)
Grafik 3
Gradasi
Pasir Barito
�����������������
(Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)
Berdasarkan
pengujian Analisa saringan.
Dapat dilihat rata � rata kumulatif lolos pada saringan menunjukkan bahwa pasir barito
ini termasuk pada zona IV yang
dapat dilihat pada grafik 3 diatas.
c)
Pengujian Agregat Kasar
Agregat
Halus, yang dibeli didaerah Pelaihari, dengan melakukan beberpa pengujian diantaranya Pengujian Keausan, berat jenis, Analisa saringan, berat isi , kadar organik,
kadar lumpur, dan kadar air didapat beberapa data yang hasilnya dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4
Hasil
Pengujian Batu Katunun
No |
Macam Pemeriksaan |
Semen |
Speksifikasi |
||
Standar/Rujukan |
Hasil |
SII 0052-80 |
|||
1 |
Kekerasan/Keausan : |
|
|
|
|
|
-��� �Los Angeles |
% |
SNI-2417-2008 |
16,617 |
Max. 40% |
2 |
Kadar Lumpur |
% |
SNI-03-4142-1996 |
0,776 |
Max. 1% |
3 |
Berat Jenis |
|
SNI-1969-2008 |
|
|
|
-�� �Berat Jenis Bulk |
% |
|
2,726 |
|
|
-�� �Permukaan Jenuh |
% |
|
2,743 |
Min. 2,5 |
|
-�� �Berat Jenis Semu |
% |
|
2,773 |
|
4 |
Penyerapan |
% |
|
0,662 |
Max. 3% |
5 |
Kadar Air |
% |
SNI-1971-2011 |
0,19 |
|
6 |
Susunan Gradsi Agregat : |
|
SNI-03-1968-1990 |
|
Max 20 mm |
|
3 in |
|
|
100 |
100 |
|
1 �� |
|
|
100 |
95-100 |
|
3/4� |
|
|
39,02 |
35-70 |
|
3/8� |
|
|
7,64 |
10-40 |
|
No.4 |
|
|
0,28 |
0-5 |
|
No.8 |
|
|
0,22 |
|
|
No.16 |
|
|
0,2 |
|
|
No.30 |
|
|
0,17 |
|
|
No.50 |
|
|
0,12 |
|
|
No.100 |
|
|
0 |
|
7 |
Berat Isi |
Kg/dm� |
SNI 03-1973-1990 |
|
|
|
Berat Agregat Lepas |
|
|
1,368 |
|
|
Berat Agregat Tusukan |
|
|
���� 1,523 |
|
|
Berat Agregat Goyangan |
|
|
���� 1,424 |
|
(Hasil
Pengujian Laboratorium/Penelitian Sendiri)
Dari hasil
pengujian pada
tabel 4 diatas
dapat
disimpulkan bahwa agregat
kasar (batu pecah) telah memenuhi semua syarat spesifikasi
yang ada sebagai bahan untuk pencampuran
beton. Untuk hasil pengujian yang lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran.
Tabel 5
Analisa
Saringan Batu Katunun 1 - 2
Nomor Saringan |
Berat Tertahan (gr) Contoh |
Kumulatif Tertahan (gr) Contoh |
Kumulatif Persen |
Daerah Gradasi
Susunan Butir Maks 20 mm |
|||||||
Tertahan Persen |
Lolos Contoh |
Rata-Rata |
|||||||||
mm |
inch |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
|
75 |
3 in |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
100 |
100 |
100 |
|
38,1 |
1 1/2" |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
100 |
100 |
100 |
100 |
19,1 |
3/4" |
924,8 |
904,7 |
924,8 |
904,7 |
61,65 |
60,31 |
38,35 |
39,69 |
39,02 |
95 � 100 |
9,52 |
3/8" |
461,5 |
480,2 |
1386,3 |
1384,9 |
92,41 |
92,31 |
7,59 |
7,69 |
7,64 |
30 � 60 |
4,76 |
No.4 |
110 |
110,9 |
1496,3 |
1495,8 |
99,74 |
99,71 |
0,26 |
0,29 |
0,28 |
0 - 10 |
2,38 |
No.8 |
0,8 |
0,9 |
1497,1 |
1496,7 |
99,79 |
99,77 |
0,21 |
0,23 |
0,22 |
|
1,19 |
No.16 |
0,2 |
0,3 |
1497,3 |
1497 |
99,81 |
99,79 |
0,19 |
0,21 |
0,20 |
|
0,59 |
No.30 |
0,4 |
0,5 |
1497,7 |
1497,5 |
99,83 |
99,82 |
0,17 |
0,18 |
0,17 |
|
0,28 |
No.50 |
0,7 |
0,8 |
1498,4 |
1498,3 |
99,88 |
99,87 |
0,12 |
0,13 |
0,12 |
|
0,15 |
No.100 |
1,8 |
1,9 |
1500,2 |
1500,2 |
100,00 |
100,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
|
������ Pan |
0 |
0 |
1500,2 |
1500,2 |
100,0 |
100,0 |
0,0 |
0,0 |
0,0 |
|
(Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)
Gambar 5
Gradasi
Batu Katunun 1 � 2
���������� (Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)
Berdasarkan
pengujian Analisa saringan.
Dapat dilihat rata � rata kumulatif lolos pada saringan menunjukkan bahwa batu katunun termasuk dalam batu dengan butiran maksimal 20 mm yang dapat dilihat pada grafik 5 diatas.
d) Hasil Gradasi Untuk
Campuran Beton
Perencanaan
gradasi campuran merupakan proporsi campuran beton untuk mengetahui setiap % agregat yang diperlukan. Berikut perhitungan proporsi gabungan agregat dengan butiran yang digunakan maksimum 20 mm, dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6
Gradasi Gabungan
Agregat
URAIAN |
UKURAN SARINGAN |
||||||||||
(Inc) |
1
1/2" |
3/4" |
3/8" |
# 4 |
# 8 |
#
16 |
#
30 |
#
50 |
#
100 |
|
|
(mm) |
37 |
19 |
9.5 |
4.75 |
2.36 |
1.18 |
0.6 |
0.3 |
0.15 |
|
|
A. Data Gradasi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasir Ex Barito |
|
100 |
100 |
100 |
100,00 |
98,40 |
95,05 |
89,00 |
38,00 |
2,5 |
|
1/2
Ex Katunun |
|
100 |
100,00 |
39,02 |
7,64 |
0,28 |
0,22 |
0,20 |
0,17 |
0,12 |
|
B. Kombinasi Agregat |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasir Ex Barito 28 % |
|
28 |
28 |
28 |
28 |
27,552 |
26,614 |
24,92 |
10,64 |
0,7 |
|
1/2 Ex Katunun 72 % |
|
72 |
72 |
28,10 |
5,50 |
0,20 |
0,16 |
0,15 |
0,12 |
0,09 |
|
Total Campuran |
|
100 |
100 |
56,10 |
33,50 |
27,75 |
26,77 |
25,07 |
10,76 |
0,79 |
|
(Hasil Pengujian
Laboratorium/ Penelitian Sendiri)
C. SPEC GRADASI |
(Inc) (mm) |
1 1/2" 37 |
3/4" 19 |
3/8" 9.5 |
# 4 4.75 |
# 8 2.36 |
#
16 1.18 |
# 30 0.6 |
# 50 0.3 |
#
100 0.15 |
Beton Normal : |
||||||||||
Kurva 1 |
|
100 |
100 |
45 |
30 |
23 |
16 |
9 |
2 |
0 |
Kurva 2 |
|
100 |
100 |
55 |
35 |
28 |
21 |
14 |
3 |
0 |
Kurva 3 |
|
100 |
100 |
65 |
42 |
35 |
28 |
21 |
5 |
0 |
Kurva 4 |
|
100 |
100 |
75 |
48 |
42 |
34 |
27 |
12 |
2 |
Gambar 6
Gradasi Gabungan Agregat Beton
(Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)
Dari grafik gradasi diatas menjelaskan bahwa
hasil
gabungan
agregat yang akan
digunakan dalam pencampuran beton dinyatakan masuk pada spesifikasi gradasi. Hal tersebut dapat terlihat pada garis hijau gelap yang terdapat pada grafik 6 diatas.
2. Hasil Rancangan Adukan
Beton (Mix Design)
Untuk perhitungan perencanaan campuran adukan beton (mix design)
menurut SNI 03-2834-2000 bahan
yang digunakan seperti air,
semen conch, agregat halus yang
dipakai adalah pasir barito, dengan
agregat kasar yang digunakan adalah batu katunun menghasilkan campuran beton seperti yang terlihat pada tabel.
Tabel 7
Proporsi Campuran
Adukan Untuk Beton Normal
Proporsi Campuran |
Semen Conch ���� (Kg) |
� Air (Kg/lt) |
Agregat Kondisi Jenuh Kering Permukaan (Kg) |
|
Agregat Halus |
Agregat Kasar |
|||
Tiap m� |
554,1 |
205 |
466 |
1196 |
Untuk 15 Benda Uji Silinder |
45 |
17 |
37 |
95 |
Faktor Air Semen |
��� ������� 0,38 |
|||
Slump Rencana |
�30 � 60 mm |
Tabel 8
Proporsi Campuran Adukan Untuk Beton
Dengan
Menggunakan Bahan Tambah Sika Viscocrete 8030-S
Proporsi Campuran |
Semen Conch (Kg) |
Air (Kg/lt) |
Agregat Kondisi Jenuh Kering Permukaan (Kg) |
|
Agregat Halus |
Agregat Kasar |
|||
Tiap m� |
554,1 |
205 |
����� �������466 |
������� 1196 |
Untuk 15 Benda Uji Silinder |
����� 45 |
��� 13 |
������������� 37 |
���������� 95 |
Faktor Air Semen |
������������������������������������������������
0,38 |
|||
Slump Rencana |
� �������� ��������������������������������30 � 60 cm |
|||
Sika Viscocrete 8030-S (Tipe F) |
�������� ������������������0,27 lt
(0,6% dari berat semen) |
Untuk
uraian lebih lengkap dari hasil
campuran adukan beton mengenai perhitungan perencanaan campuran adukan beton (mix design) menurut SNI 03-2834-2000,
dapat dilihat pada lampiran D mix design.
3.
Hasil Pengujian
Kuat Tekan Beton
Hasil
pengujian kuat tekan �beton menurut SNI 03-1974-2011 untuk 1 variasi beton terdapat
12 benda uji dan terbagi menjadi 4 umur beton yaitu 7 hari,
14 hari, 28 hari dan 35 hari. Dari pengujian kuat tekan beton
yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 9
Hasil Pengujian Kuat
Tekan Beton
Pada Beton
Normal Dengan Slump 60 mm
r = rata -rata |
Keterangan |
|
|||
7 Hari |
Konversi 28 Hari |
7 Hari |
Konversi 28 Hari |
|
|
23,757 |
33,939 |
23,606 |
33,723 |
Silinder |
|
22,626 |
32,322 |
Silinder |
|
||
24,436 |
34,908 |
Silinder |
|
||
Tekanan Mpa |
r = rata -rata |
Keterangan |
|
||
14 Hari |
Konversi |
14 Hari |
Konversi |
|
|
28 Hari |
28 Hari |
|
|||
29,413 |
33,424 |
29,300 |
33,296 |
Silinder |
|
30,205 |
34,324 |
Silinder |
|
||
28,282 |
32,139 |
Silinder |
|
||
Tekanan Mpa |
r = rata -rata |
Keterangan |
|
||
28 Hari |
Konversi |
28 Hari |
Konversi |
|
|
28 Hari |
28 Hari |
|
|||
25,454 |
25,454 |
27,716 |
27,716 |
Silinder |
|
28,282 |
29,413 28,282 |
|
|
Silinder Silinder |
|
Tekanan Mpa |
r = rata -rata |
Keterangan |
|||
35 Hari |
Konversi |
35 Hari |
Konversi |
||
28 Hari |
28 Hari |
||||
27,264 |
25,121 |
27,905 |
25,712 |
Silinder |
|
29,526 |
27,206 |
Silinder |
|||
26,924 |
24,808 |
Silinder |
Tabel 10
Hasil Pengujian
Kuat Tekan Beton
Pada Beton
Memakai Bahan Tambah Dengan Slump Flow 52 cm
Tekanan Mpa |
r = rata -rata |
Keterangan |
|
||
7 Hari |
Konversi 28 Hari |
7 Hari |
Konversi 28 Hari |
|
|
38,689 |
55,271 |
39,859 |
56,941 |
Silinder |
|
42,423 |
60,604 |
Silinder |
|
||
38,463 |
54,948 |
Silinder |
|
||
Tekanan Mpa |
r = rata -rata |
Keterangan |
|
||
14 Hari |
Konversi |
14 Hari |
28 Hari |
|
|
28 Hari |
|
||||
37,332 |
42,423 |
37,823 |
42,98 |
Silinder |
|
36,88 |
41,91 |
Silinder |
|
||
39,256 |
44,61 |
Silinder |
|
||
Tekanan Mpa |
r = rata -rata |
Keterangan |
|
||
28 Hari |
Konversi |
28 Hari |
Konversi |
|
|
28 Hari |
28 Hari |
|
|||
38,35 |
38,35 |
38,35 |
38,35 |
Silinder |
|
38,803 |
38,803 |
Silinder |
|
||
37,898 |
37,898 |
Silinder |
|
||
Tekanan Mpa |
r = rata -rata |
Keterangan |
|||
35 Hari |
Konversi 28 Hari |
35 Hari |
Konversi 28 Hari |
||
38,01 |
35,024 |
39,6 |
36,5 |
Silinder |
|
40,16 |
37,004 |
Silinder |
|||
40,726 |
37,525 |
Silinder |
Tabel 11
Pengaruh Sika Viscocrete
8030-S Terhadap Kuat
Tekan Beton
Normal Tanpa di Konversi 28 hari
No |
Umur Beton |
Kuat Tekan |
Rata - Rata |
Beda (%) |
||
(Hari) |
Normal |
T. Sika |
Normal |
T. Sika |
||
1 |
��� 7 |
23,757 |
38,690 |
23,606 |
39,859 |
68,85 |
2 |
22,626 |
42,423 |
||||
3 |
24,436 |
38,464 |
||||
4 |
14 |
29,413 |
37,332 |
29,300 |
37,823 |
29,09 |
5 |
30,205 |
36,880 |
||||
6 |
28,282 |
39,256 |
||||
7 |
�� 28 |
25,454 |
38,351 |
27,716 |
38,351 |
38,37 |
8 |
29,413 |
38,803 |
||||
9 |
28,282 |
37,898 |
||||
10 |
�� 35 |
27,264 |
38,011 |
27,905 |
39,633 |
42,03 |
11 |
29,527 |
40,161 |
||||
12 |
26,925 |
40,726 |
Gambar 11
Hubungan Kuat Tekan Beton Normal dan Beton
dengan
Tambahan Sika tanpa di Konversi 28 Hari
������������������� ��(Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)
Kesimpulan
Dari hasil penelitian
�Perbandingan Beton Fc�40 Antara
Beton Normal dengan Beton yang Menggunakan Sika Viscocrete -8030 S� dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1) Dari hasil perhitungan evaluasi, beton normal dan beton dengan menggunakan
sika viscocrete-8030-S tidak mencapai
kuat tekan yang disayaratkan 2) Dari hasil penelitian beton �normal dengan beton �yang ditambah sika viscocrete
8030 S memiliki perbedaan yang cukup besar
pada
umur 7 hari beton
normal memiliki perbedaan sebesar 68,85% dari beton dengan bahan tambah, kemudian pada
umur 14 hari beton normal memiliki perbedaan
�dengan �beton �yang
�menggunakan �bahan
�tambah �sebesar 29,09%, lalu pada umur
28 hari beton normal memiliki perbedaan dengan beton yang menggunakan bahan tambah sebesar 38,37%,
selanjutnya
pada umur 35 hari beton
normal memiliki perbedaan
dengan
beton
yang menggunakan bahan
tambah
sebesar 42,03%.
1970, SNI. (2008). Cara Uji Berat Jenis Dan Penyerapan
Air Agregat Halus. Retrieved from http://sni.litbang.pu.go.id/index.php?r=/sni/new/sni/detail/id/195. Google Scholar
Anonim, S. N. I. (1992). SNI 03�2816�1992. Metode
Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir Untuk Campuran Mortar Atau Beton, Yayasan
Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. Google Scholar
Indonesia, Badan Standardisasi Nasional.
(1991). SNI 15-2531-1991Metode Pengujian Berat Jenis Semen. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional Indonesia. Google Scholar
Indonesia, Standar Nasional. (2004). Semen
portland pozolan. Badan Standardisasi Nasional, 9. Google Scholar
Jamal, Mardewi, Widiastuti, Masayu, & Anugrah,
Anggi Tossib. (2018). Pengaruh Penggunaan Sikacim Concrete Additive Terhadap
Kuat Tekan Beton dengan Menggunakan Agregat Kasar Bengalon dan Agregat Halus
Pasir Mahakam. Prosiding Seminar Nasional Teknologi, Inovasi Dan Aplikasi Di
Lingkungan Tropis, 1(1), 28�36. Google Scholar
Korua, Anggi Marina, Dapas, Servie O.,
& Handono, Banu Dwi. (2019). Kinerja High Strength Self Compacting Concrete
Dengan Penambahan Admixture �Beton Mix� Terhadap Kuat Tarik Belah. Jurnal
Sipil Statik, 7(10). Google Scholar
Kusuma, Gideon. (2013). Dasar-dasar
Perencanaan Beton. Erlangga, Jakarta. Google Scholar
Mulyono, Tri. (2005). Teknologi Beton,
Yogyakarta. Penerbit Andi. Google Scholar
Nasional, Badan Standarisasi. (1989). SK SNI
S-04-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, Bahan Bangunan Bukan Logam. Jakarta:
BSN. Google Scholar
Nasional, Badan Standarisasi. (1990). SNI
03 1973-1990 Metode Pengujian Berat Isi Beton. Jakarta. Google Scholar
Nasional, Badan Standarisasi. (2000). SNI
03-2834-2000 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal). BSN,
Jakarta. Google Scholar
Nasional, Badan Standarisasi. (2008a). SNI
1969-2008 Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar. Kementrian
Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU. Google Scholar
Nasional, Badan Standarisasi. (2008b). SNI
2417: 2008,�Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles. Kementrian
Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU. Google Scholar
Rahmat, Rahmat, Hendriyani, Irna, &
Anwar, Moh Syaiful. (2016). Analisis Kuat Tekan Beton Dengan Bahan Tambah Reduced
Water Dan Accelerated Admixture. INFO-TEKNIK, 17(2), 205�218. Google Scholar
�
Rahmayanti, Putri. (2019). Hasil
Perbandingan Mutu Beton f�c 20 Dengan Agregat Halus Di Cuci Dan Tidak Di Cuci.
Program Teknik Sipil. Politeknik Negeri Banjarmasin. Google Scholar
Septireza, Mirza. (2015). Variasi
Gradasi Pasir Untuk Beton Struktur Terhadap Kuat Tekan Beton f�c 30 Mpa.
Program Teknik Sipil. Politeknik Negeri Banjarmasin. Google Scholar
Sidabariba, Andreas P. Silalahi. (2020). Tinjauan
Metode Pelaksanaan dan Quality Control Untuk Pekerjaan Pengecoran Lantai Pile
Slab Jembatan Sei Alalak (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jembatan Sei Alalak �Banjarmasin,
Kalimantan Selatan). Program Teknik Sipil. Politeknik Negeri Banjarmasin. Google Scholar
SNI.03-4142. (1996). Metode Pengujian
Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No 200 (0,075 mm). Sni
03-4142, 200(200), 1�6. Google Scholar
Tjokrodimuljo, K. (2007). Teknologi Beton.
Biro Penerbit Teknik Sipil Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan. Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta, Yogyakarta. Google Scholar
Van Gobel, Fadli M. (2017). Nilai Kuat
Tekan Beton Pada Slump Beton Tertentu. RADIAL: Jurnal Peradaban Sains,
Rekayasa Dan Teknologi, 5(1), 22�33. Google Scholar
Wibowo, Adi Ari. (2012). �Perbandingan
Material Batu Split Dan Koral Dengan Bahan Tambahan Zat Adiktif Pada Mutu Beton
Fc�30.� Program Teknik Sipil. Politeknik Negeri Banjarmasin. Google Scholar
Copyright holder: Khairil Yanuar, Suwaji, Ruspiansyah, Faryanto Effendi,
Abdul Khaliq, Abdul Hafizh Ihsani
(2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |