Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7,
No. 9, September 2022
�
Fitri Rahmadani,
Tuti Anggraini
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, Indonesia
Email: [email protected]; [email protected]�
Inklusi keuangan atau financial inclusion mulai menjadi sorotan paska krisis. Hal ini didasari karena
banyaknya kelompok yang memiliki pendapatan rendah, tinggal di daerah terpencil, orang cacat, buruh dan masyarakat pinggiran yang masih minim pengetahuan tentang lembaga keuangan dan minim akses lembaga keuangan diluar negara maju. Kemudian dunia internasional mulai memfokuskan pada program inklusi keuangan. Indonesia sebagai negara dengan pendapatan rendah sangat membutuhkan adanya inklusi keuangan sebagai salah satu cara mendorong pertumbuhan pendapatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh inklusi perbankan syariah, kemampuan berwirausahaa, dan peran lembaga keuangan
mikro terhadap Pembiayaan UMKM Sektor Halal di
Kota Medan. Penentuan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, sehingga
dapat ditentukan jumlah sampel sebanyak
80 responden yang memenuhi kriteria. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inklusi perbankan
syariah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan UMKM Sektor Halal di Kota Medan. Variabel
inklusi perbankan syariah berpengaruh signifikan dan positif terhadap Pembiayaan UMKM Sektor Halal di
Kota Medan. Variabel kemampuan
berwirausaha berpengaruh signifikan dan positif terhadap Pembiayaan UMKM Sektor Halal di Medan. Variabel peran lembaga keuangan
mikro berpengaruh signifikan dan positif terhadap Pembiayaan UMKM Sektor Halal di Kota Medan.
Kata kunci: Inklusi Banking, Sektor Halal
Financial inclusion
or financial inclusion began to be in the spotlight after the crisis. This is based
on the fact that there are many groups with low incomes, living in remote
areas, disabled people, laborers and marginalized communities who still lack
knowledge of financial institutions and lack access to financial institutions
outside developed countries. Then the international community began to focus on
financial inclusion programs. Indonesia as a low-income country is in dire need
of financial inclusion as a way to encourage income growth. Purpose of this
study was to determine the effect of Islamic banking inclusion, entrepreneurial
ability, and the role of microfinance institutions on Halal Sector MSME
Financing in Medan City. Determination of the sample in this study using
purposive sampling technique, so it can be determined the number of samples as
many as 80 respondents who meet the criteria. The analytical tool used in this
research is multiple linear regression analysis. The results showed that the
inclusion of Islamic banking simultaneously had a significant effect on the
Halal Sector MSME Financing in Medan City. The Islamic banking inclusion
variable has a significant and positive effect on the Halal Sector MSME
Financing in Medan City. The variable of entrepreneurial ability has a
significant and positive effect on the Financing of MSMEs in the Halal Sector
in Medan. The variable of the role of microfinance institutions has a
significant and positive effect on the Halal Sector MSME Financing in Medan
City.
Keywords: Banking Inclusion, Halal Sector
�
Aktivitas ekonomi menjadi
faktor penting untuk mengukur kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di suatu
negara. Tanpa adanya ekonomi yang kuat, suatu negara tidak akan memiliki
kemampuan berkompetisi maupun menentukan nasibnya sendiri dalam era globalisasi
yang penuh dengan persaingan seperti yang terjadi saat ini.
Problem ekonomi
dalam konteks kekinian adalah belum mampu terentaskannya
masalah kemiskinan dan
disertai dengan tingkat pengangguran yang cukup besar. Lembaga pendidikan
sebagai salah satu sarana untuk dapat memberikan solusi, tak mampu
menyelesaikan problem kemiskinan. Malah banyak lulusannya yang menjadi
pengangguran baru. Walau pertumbuhan ekonomi dalam data Badan Pusat Statistik
telah mencapai angka 5,19 persen, akan tetapi tetap saja kemiskinan menjadi
suatu hal yang belum sepenuhnya dapat dituntaskan. Karena neraca ukuran
pertumbuhan ekonomi lebih banyak pada sektor makro ekonomi. (Hasibuan, 2022: 1)
Seperti kita ketahui,
beberapa tahun terakhir ini dinamika inklusi keuangan dalam sedang menjadi isu
ekonomi yang sangat penting. Tidak hanya di Indonesia, inklusi keuangan menjadi
program penting yang dilakukan oleh negara-negara di dunia. Inklusi keuangan
atau financial inclusion mulai
menjadi sorotan paska krisis. Hal ini didasari karena banyaknya kelompok yang
memiliki pendapatan rendah, tinggal di daerah terpencil, orang cacat, buruh dan
masyarakat pinggiran yang masih minim pengetahuan tentang lembaga keuangan dan
minim akses lembaga keuangan diluar negara maju. Kemudian dunia internasional
mulai memfokuskan pada program inklusi keuangan. Indonesia sebagai negara
dengan pendapatan rendah sangat membutuhkan adanya inklusi keuangan sebagai
salah satu cara mendorong pertumbuhan pendapatan.�
Kondisi inklusi
keuangan di Indonesia dapat dikatakan masih rendah atau dapat dikategorikan
dalam eksklusi keuangan. Posisi indeks keuangan inklusif Indonesia yang hanya
36% pada tahun 2019 cukup tertinggal dibandingkan beberapa negara di ASEAN,
seperti Thailand 78%, Malaysia 81%, meski lebih besar dari Filipina dan Vietnam
yang masing-masing 31%. (Holle, 2021: 164)
Belum ada pengertian yang
baku dari inklusi keuangan namun beberapa organisasi kemanusiaan seperti Global Partnership on Financial Inclusion (GPFI) mendefnisikan inklusi
keuangan sebagai keadaan dimana suatu
masyarakat atau orang dewasa memiliki kemudahan akses kredit, tabungan,
pembayaran dan asuransi dari penyedia layanan formal. Sedangkan Financial Action Task Force (FATF)
menjelaskan inklusi keuangan menyediakan akses layanan keuangan yang aman,
nyaman dan terjangkau untuk kelompok yang kurang beruntung seperti orang dengan
penghasilan rendah, orang desa yang tidak memiliki dokumen, orang yang sulit
atau jauh dari sektor keuangan formal. Inklusi keuangan merupakan proses untuk
memastikan bahwa ada askes untuk menggunakan produk keuangan yang tepat dan
dibutuhkan masyarakat, khususnya masyarakat kelas bawah yang lemah dan rentan
sehingga mereka dapat menggunakan layanan keuangan dengan biaya yang terjangkau
secara adil dan transparan.
Jumlah penduduk Indonesia
yang belum memiliki akses keuangan (unbaked)
masih sangat besar sekitar 60 persen dari total seluruh penduduk Indonesia.
Survey findex yang dirilis April 2021 tersebut mengungkapkan bahwa penduduk
Indonesia diatas 15 tahun yang memiliki akun di berbagai lembaga keuangan
meningkat menjadi 39,9 persen namun masih jauh dari harapan atau target
keuangan inklusi yang sebesar 50 persen.
Banyaknya masyarakat yang unbanked disebabkan oleh minimnya
kesadaran serta pengetahuan masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah dan
bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil sehingga sangat sulit untuk
mendapatkan akses lembaga keuangan formal. Menurut Pungki Purnomo Wibowo (2021:
18) alasan masih tingginya masyarakat yang unbanked
disebabkan oleh gap kemiskinan antar provinsi, suku bunga kredit mikro yang tinggi dan kurangnya
kemampuan manajemen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Beberapa permasalahan
tersebut yang membuat pentingnya pengaplikasian inklusi keuangan di
Indonesia.�
Tabel 1
Data Pembiayaan UMKM sektor
halal di Medan (dalam jutaan Rp)
Tahun |
Des- 2020 |
Mar-
2021 |
Jun-
2021 |
Sep-
2021 |
Des- 2021 |
Jan-
2022 |
Mar- 2022 |
Mei-
2022 |
Jun- 2022 |
Jumlah |
11.386 |
12.455 |
14.298 |
13.409 |
14.281 |
15.249 |
15.301 |
16.210 |
16.231 |
�
Pertumbuhan ekonomi tersebut
disebabkan oleh banyaknya perbankan yang memberikan jasa penyaluran kredit bagi
UMKM. Dengan banyaknya UMKM yang bisa dengan mudah mendapat pembiayaan, maka
usaha mereka diharapkan dapat berjalan dan berkembang sehingga berdampak pada
pertumbuhan ekonomi.
Bank perkreditan rakyat
syariah (BPRS) sebagai lembaga keungan dapat memberikan jasa penyaluran
pembiayaan bagi UMKM sehingga inklusi keuangan seharusnya dapat memberikan
dampak bagi Pembiayaan UMKM Sektor Halal di Medan Sumatera Utara. Kebijakan
pemerintah mengupayakan berbagai lapisan masyarakat dapat menggunakan layanan
keuangan formal. Dengan banyaknya bank perkreditan rakyat syariah yang
memberikan kemudahan layanan perbankan seperti kemudahan mendapatkan akses
menabung, melakukan penarikan, transfer, mendapatkan pembiayaan untuk UMKM
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari sisi perbankan
inklusi keuanngan dapat meningkatkan tabungan dan meningkatkan jumlah
pembiayaan sehingga dapat memperlancar fungsi dari bank sebagai lembaga
intermediasi dan kemudian akan berimbas pada kinerja sektor riil yang semakin
meningkat.
Salah satu tujuan dari
adanya penerapan program inklusi keuangan oleh pemerintah adalah diberikan
kemudahan bagi masyarakat yang tergolong unbanked
untuk mendapatkan akses keuangan formal.�
Inklusi keuangan atau sistem
keuangan inklusif adalah sebuah sistem dimana Negara memiliki akses yang
efektif ke berbagai produk dan layanan keuangan. Layanan keuangan dasar
termasuk tabungan, kredit, pembayaran, asuransi, pengiriman uang dan investasi,
untuk seluruh segmen pasar yang berbeda termasuk yang belum terlayani dan tidak
terlayani. Inkluasi keuangan dapat diukur dengan proporsi individu dan
perusahaan yang menggunakan jasa keuangan (Laksmana, 2018: 20)
Adapun fenomena dalam
penelitian ini adalah informasi mengenai inklusi keuangan belum banyak
diketahui oleh pelaku UMKM. Selain itu, perkembangan UMKM di Indonesia masih
belum menggembirakan karena masih banyaknya UMKM yang masih belum berhasil. Pertumbuhan
inklusi keuangan UMKM syariah rendah. Sedangkan pengentasan kemiskinan dalam
UMKM belum berjalan dengan maksimal. Selain itu, banyak pelaku
UMKM yang menunggak dalam pembayaran. Dari latar belakang diatas, adapun tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui
peranan inklusi keuangan UMKM syariah pada tahun 2018-2021 terhadap Pembiayaan
UMKM Sektor Halal di Medan Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui
Inklusi Perbankan Syariah menurut pelaku Pembiayaan UMKM Sektor Halal di Medan
Sumatera Utara.������ �����������������������������������������
�
Penulisan
dalam penelitian ini dibuat menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
pendekatan analisis statistik. Langkah-langkah teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Analisi regresi linier
sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Berikut untuk melihat analisi linier sederhana:�
����������� ����������� ����������� ����������� Y
= a + b X�
Keterangan:
Y ������� = Pembiayaan UMKM Sektor
Halal a = Konstanta� b =
Besaran Koefisien regresi�
����������� X ������� = Inklusi Perbankan Syariah
�
Uji t dilakukan untuk
menguji apakah variabel bebas (X) secara individual mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y).�
r n−2
t =
1−r2
� Keterangan: |
|
����������������� t ��� � |
= Nilai t hitung� |
Rxy |
= Korelasi xy yang ditemukan |
����������������� n �� � |
= Jumlah sampel |
Bentuk pengujian adalah:
a)
Ho:ri = 0, artinya
tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y).
b)
Ho:r ≠ 0,
artinya terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y).
Koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel terikat yaitu dengan mengkuadratkan koefisien yang ditemukan yaitu
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
��������������� D = 𝑅2 �x 100 % ���� �
Dimana:
�������������� D ���� �= Determinasi
��������������� R2 �� =Nilai korelasiberganda.
�������������� 100% ��������� = Persentase kontribusi
Adapun data
pembiayaan UMKM dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Data
Pembiayaan UMKM sektor
halal di Medan (dalam jutaan Rp)
Tahun |
Des- 2020 |
Mar-
2021 |
Jun-
2021 |
Sep-
2021 |
Des- 2021 |
Jan-
2022 |
Mar- 2022 |
Mei-
2022 |
Jun- 2022 |
Jumlah |
11.386 |
12.455 |
14.298 |
13.409 |
14.281 |
15.249 |
15.301 |
16.210 |
16.231 |
�
Pada Desember
2020 data pembiayaan UMKM diperoleh sebesar Rp 11,386 miliar. Pada Maret 2021
mengalami peningkatan menjadi Rp 12,455 miliar. Pada Juni 2021 mengalami
peningkatan menjadi Rp 14,298 miliar. Akan tetapi
pada bulan September 2021 menurun menjadi Rp 13,409
miliar. Pada Desember 2021 meningkat menjadi Rp 14,281 miliar. Pada bulan� Januari 2022
meningkatkan Rp 15,249 miliar/ Pada bulan Maret 2022 meningkat menjadi 15,301
miliar. Pada Mei 2022 mengalami peningkatan menjadi Rp 16,201 miliar. Dan pada Juni
2022 meningkat menjadi Rp 16,231 miliar. �
Regresi Linier sederhana�
Adapun hasil
pengolahan data melalui SPSS adalah sebagai berikut:
�
Model |
|
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
5366.536 |
4024.754 |
�� |
1.333 |
.224 |
X Inklusi
Perbankan Syariah |
.817 |
.280 |
����������������� .741
|
2.922 |
.022 |
a. Dependent Variable: Y Pembiayaan UMKM Sektor Halal ���������������������� ��������������������������� �
Sumber: Data
diolah dengan menggunakan SPSS (2022)
Dari tabel di atas, maka model persamaan
regresinya adalah:
Y = 5366,536 + 0,817 X� Keterangan:
Y� = Pembiayaan UMKM Sektor
Halal
X� = Inklusi Perbankan Syariah
Dari persamaan
tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a.
Variabel inlusi perbankan syariah mempunyai arah koefisien
yang bertanda positif terhadap pembiayaan UMKM sektor halal.
b.
Koefisien inklusi perbankan syariah memberikan nilai sebesar
0,817 yang berarti bahwa semakin baik inklusi perbankan syariah maka pembiayaan
UMKM sektor halal akan semakin meningkat.
Uji statistik t pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dengan
menggunakan program SPSS 16.0.
�
Model |
|
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
5366.536 |
�������� 4024.754 |
� |
1.333 |
.224 |
X Inklusi Perbankan Syariah |
.817 |
��������������� .280 |
.741 |
2.922 |
.022 |
a. Dependent Variable: Y Pembiayaan UMKM Sektor Halal ���������������������������������������� ������������������������ �
Sumber: Data
diolah dengan menggunakan SPSS (2022)
Berdasarkan hasil pengujian
pengaruh antara inklusi perbankan syariah terhadap
pembiayaan UMKM sektor halal diperoleh α (0,022) < 0,05. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima (Ho
ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara inklusi
perbankan syariah terhadap pembiayaan UMKM sektor halal.�
Koefisien determinasi
merupakan besar yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi
ini digunakan� untuk
mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel
terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
�
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.741a |
.550 |
������������������� .485
|
1310.13891 |
a. Predictors: (Constant), X Inklusi Perbankan Syariah
Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS (2022)
Dari hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa koefisien determinasi yang diperoleh
sebesar 0,550. Hal ini berarti 55,0% variasi variabel pembiayaan UMKM sektor
halal (Y) ditentukan oleh kedua variabel independen yaitu inklusi perbankan
syariah (X) dan kehandalan (X2).
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti.�
�
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada pembiayaan UMKM Sektor Halal di Kota Medan mengenai �Inklusi perbankan syariah� dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pembiayaan UMKM pada umumnya mengalami peningkatan yang signifikan. Pada Desember 2020 data pembiayaan UMKM diperoleh sebesar Rp 11,386 miliar. Pada Maret 2021 mengalami peningkatan menjadi Rp 12,455 miliar. Pada Juni 2021 mengalami peningkatan menjadi Rp 14,298 miliar. Akan tetapi� pada bulan September 2021 menurun menjadi Rp13,409 miliar. Pada Desember 2021 meningkat menjadi Rp 14,281 miliar. Pada bulan� Januari 2022 meningkatkan Rp 15,249 miliar/ Pada bulan Maret 2022 meningkat menjadi 15,301 miliar. Pada Mei 2022 mengalami peningkatan menjadi Rp 16,201 miliar. Dan pada Juni 2022 meningkat menjadi Rp 16,231 miliar.
Jumlah UMKM yang besar dapat membantu mendongkrak perekonomian nasional. UMKM telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Negara melalui penyerapan tenaga kerja, penghematan devisa dan mengurangi kemiskinan. Semakin banyak pengusaha UMKM maka semakin besar pula kemajuan ekonomi suatu Negara.
Melalui koperasi dan kementrian UMKM, badan tersebut membuktikan bahwa pemerintah memberikan perhatian khusus kepada UMKM. Kementrian ini secara khusus menuju sektor UMKM agar dapat berkembang dan menggugah minat tenaga kerja Indonesia. Kementrian juga akan memberikan pendampingan dan penyederhanaan perizinan agar UMKM Indonesia bisa maju dan bersaing di MEA.
�
����������� �
BIBLIOGRAFI
�
Akmal.
2021. Pemeriksaan Manajemen Internal
Audit. PT Indeks. Jakarta.
Azuar Juliandi
dan Irfan, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, (Bandung Citapustaka Media Perintis,
2021).
Bank Indonesia. 2021. Booklet keuangan inklusif. Jakarta: Departemen pengembangan akses
keuangan dan UMKM
Departemen Agama Republik Indonesia, AL-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Depag RI, 2021).
Dufi, et.al. (2021). Determinan Pendapatan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) Sektor
Industri Pengolahan Di Kabupaten Jember. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember.
Findex WorldBank 2022 dalam Bank Indonesia)
Gnan, E., Silgoner, M. A. dan Weber, B.
(2021). Economic and Financial Education: Concepts, Goals and Measurement. Jurnal Monetary Policy & the Economy Heri sudarsono, bank dan lembaga keuangan syariah (Yogjakarta:Ekonisia ,2021)
http://www.bmtalhuda.com/2022/09/sejarah-lembaga-keuangan-syariah-di.html
Kotler, Philip. (2021). Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.
Muhammad abdul karim, kamus bank syariah (Yogjakarta: Asnaliter).
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, cet,19 (Bandung: Alfabeta, 2021)
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2021).
Syaifullah. Keuangan Inklusi dan Pengentasan Kemiskinan. Pegawai Badan Kebijakan
Fiskal Kementrian Keuangan. www.worldbank.org
Yaskun, M. 2021. Formalisasi UMKM ke Dalam
Sistem Perpajakan dan Dampaknya Terhadap
Inklusi Keuangan di Indonesia. Ekonomi Manajemen Universitas Islam Lamongan �
Copyright
holder: Fitri Rahmadani, Tuti Anggraini (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This
article is licensed under: |