Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7 , No. 11, November
2022
EVALUASI MATERI PERBAIKAN GAMBAR PERENCANAANARSITEKTUR IMB (STUDI KASUS: KANTOR 9 LANTAI DI DKI JAKARTA)
Ribka Suhartono1, Jack Widjajakusuma2
Mahasiswi
Magister Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan, Jakarta � Indonesia
Email: [email protected]1;
[email protected]2
Abstrak
Dalam proses penerbitan
Izin Mendirikan Bangunan sebagai produk hukum yang diberikan oleh Kepala
Daerah, diperlukan pengesahan Gambar Perencanaan Arsitektur. Gambar yang
dikumpulkan oleh perencana arsitektur perlu dikaji dan dinilai oleh Penilai
Teknis Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
Berdasarkan pemeriksaan penilai teknis, terdapat materi perbaikan arsitektur
yang diberikan. Penelitian ini
memiliki rujukan knowledge base
management yaitu Plan Quality
Management dari referensi PMBOK 6, buku, peraturan
yang berlaku, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder dan dianalisis berdasarkan data
tersebut. Dengan menggunakan diagram pie atau
lingkaran yang berawal dari William Playfair, maka
diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui materi perbaikan Gambar Perencanaan Arsitektur yang paling
sering terjadi sehingga dapat mempermudah dan mempercepat konsultan arsitektur
untuk dapat menyelesaikan gambar yang menjadi bagian dari proses Izin
Mendirikan Bangunan
Kata kunci: manajemen kualitas gambar, perbaikan gambar, Gambar Perencanaan Arsitektur IMB, diagram pie.
Abstract
In the
process of issuing a Building Permit as a legal product granted by the Regional
Head, it is necessary to ratify the Architectural Planning Drawings. Drawings
collected by architectural planners need to be reviewed and assessed by the
Technical Appraiser of the One Stop Service and Investment Service (DPMPTSP).
Based on the examination of the technical assessor, there are architectural
improvement materials provided.
In this
paper, we will discuss the problems: What factors are the material for image
improvement? What are the most common image correction materials? What are the
efforts to complete quality Architectural Planning Drawings in the IMB issuance
process?
This
study has a reference to knowledge base management, namely Plan Quality
Management from PMBOK 6 references, books, applicable regulations, journals,
and relevant previous research results. This study used a qualitative
descriptive method, namely research by collecting primary data and secondary
data and analyzed based on these data.
By using
pie or circle diagrams starting with William Playfair, it is hoped that the
research objectives will be achieved. The purpose of this research is to find
out the material for repairing Architectural Planning Drawings that most often
occur so that it can make it easier and faster for architectural consultants to
be able to complete drawings that are part of the Building Permit process.
Keywords: image
quality management, image improvement, IMB Architectural Planning Drawings, pie
diagrams.
Pendahuluan
Dalam tahap awal proyek bangunan gedung,
dibutuhkan Izin Mendirikan Bangunan sebagai produk hukum yang berisi izin atas
bangunan tersebut yang diberikan olek Kepala Daerah. Proses perencanaan baik
dari segi arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal perlu dikaji dan dianalisis oleh tim ahli dan
penilai teknis untuk mendapat persetujuan gambar. Proses penilaian untuk
mencapai kualitas Gambar Perencanaan Arsitektur yang baik membutuhkan waktu
yang tidak singkat (Hanifah, 2020).
Berdasarkan data dari DPMPTSP DKI
Jakarta pada bulan Januari 2021 � September 2021, tercatat berbagai proyek yang
memiliki perbaikan gambar yang berulang kali dan membutuhkan waktu hingga 150
hari kerja (Sumiarni, 2021).
Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung, proses penerbitan IMB akan dipersingkat menjadi 57 hari kerja.
Inisiasi proyek adalah tahap awal suatu
proyek dimulai, dalam arti memberikan gambaran global suatu proyek dalam bentuk
definisi/piagram proyek (Beta, 2018). Dari
tahap inilah terlihat sebuah proyek yang akan dikerjakan yang berisi lingkup
proyek, tujuan proyek, waktu proyek, pengerjaan proyek, biaya proyek, dan
informasi umum lainnya. Inisiasi proyek akan dijadikan sebagai bahan acuan
perencanaan proyek, yaitu pembuatan dokumen perencanaan manajemen proyek (project management plan) (Varaj�o, Colomo-Palacios, & Silva, 2017)
Gambar 1. Project Boundaries
Pada penelitian ini
menggunakan knowledge
base management yaitu Plan Quality Management dari referensi PMBOK 6. Rencana manajemen mutu adalah komponen dari rencana manajemen
proyek yang menjelaskan bagaimana kebijakan, prosedur, dan pedoman yang berlaku akan diterapkan
untuk mencapai sasaran mutu (Fathan, 2015).
Hal ini menggambarkan kegiatan dan sumber daya yang diperlukan untuk tim manajemen
proyek untuk mencapai tujuan kualitas yang ditetapkan untuk proyek tersebut.
Rencana manajemen mutu mungkin formal atau informal, rinci, atau dibingkai secara luas. Gaya dan detail rencana manajemen mutu ditentukan oleh persyaratan proyek. Kualitas yaitu sejauh mana seperangkat karakteristik yang melekat memenuhi persyaratan. Grade / tingkatan yaitu spesifikasi kinerja produk yang dihasilkan. (Varaj�o et al., 2017)
Gambar 2. Plan
Quality Management
Terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas dokumen desain baik secara internal maupun eksternal. Menurut Cornick (Cornick, 1991),
terdapat beberapa penyebab dari masalah
kualitas dokumen desain. Dua penyebab
utamanya yaitu
1. Alokasi
waktu dan sumber daya yang terbatas pada awal proyek konstruksi
2. Masalah
komunikasi yang terjadi karena informasi yang diperlukan untuk mengerjakan
proyek tidak cukup.
Menurut Ballard (Ballard & Koskela, 1998),
menyatakan beberapa penyebab utama dari masalah dokumen desain, yaitu :
1. Kurangnya
pengetahuan teknis dari konsultan perencana
2. Kurangnya
kepercayaan diri dari konsultan perencana dalam merencanakan suatu proyek
3. Kurangnya
kerjasama dari tim desain
Menurut Knowles (Knowles, 2011),
pemikiran mengenai manajemen kualitas yang berkembang seiring berjalannya
waktu, mulai dari Craft Era hingga Initative Era, dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 3. Perkembangan Manajemen Kualitas
Dalam Era Inisiasi
(1990-sekarang), tren terakhir
adalah Lean dan six sigma yang mungkin
paling umum. Keduanya telah ada sejak
sebelum 1990-an tetapi menjadi terkenal sejak periode itu karena
pemasaran yang agresif dari konsultan. Kerentanan tim manajemen senior di berbagai sektor dan ukuran organisasi.
Kajian pustaka berdasarkan jurnal dan penelitian yang relevan
Berdasarkan penelitian� (skripsi) yang berjudul �Studi Kualitas Dokumen Desain dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Menurut Konsultan Perencana Pada Proyek Konstruksi Di Surakarta�, (Nur & Mahirudin, 2010),
yang bertujuan:
1. Untuk mengetahui tingkat kualitas dokumen desain pada proyek
konstruksi di Surakarta menurut konsultan perencana.
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kualitas desain dan dokumen pada industri konstruksi di Surakarta.
3. Untuk mengukur tingkat prioritas dari faktor-faktor tersebut dan
intensitas terjadinya.
4. Untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil engineer dalam pemenuhan atribut desain dan dokumen
Penelitian tersebut
menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kualitas dokumen desain pada proyek-proyek konstruksi di
Surakarta secara umum sudah menunjukkan level yang baik. Hal itu dapat dilihat
dari besarnya tingkat pemenuhan atribut desain maupun atribut dokumen oleh
konsultan perencana dalam proses desain. Dari keseluruhan atribut terdapat
atribut-atribut yang level pemenuhannya kurang yaitu ekspresif, kelangsungan
ekologi, kepastian, dan akurasi dokumen desain. Sedangkan atribut yang paling
diperhatikan oleh konsultan perencana selama proses desain yaitu fungsional,
pemilihan material, konfirmitas, dan kejelasan.
2. Kualitas dokumen desain dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu dari
konsultan perencana, owner/klien, aspek dari
pelaksanaan proses desain maupun akibat karakteristik proyek itu sendiri.
3. Faktor yang paling mempengaruhi kualitas dokumen desain yaitu
berkaitan dengan waktu untuk mendesain yang tidak cukup dan menunggu keputusan
klien serta penjelasan awal klien yang tidak jelas/berubah
4. Tidak ada perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil engineer dalam hal pemenuhan atribut desain maupun atribut
dokumen
Berdasarkan jurnal
yang berjudul �Sistem Penilaian Kinerja Konsultan Perencana Dalam Menangani Proyek Perencanaan Bangunan Gedung�, (Diputra, 2009),
yaitu mengenai evaluasi terhadap kinerja konsultan perencana sangat diperlukan karena sebagian besar keputusan strategis dan biaya proyek bergantung pada kinerja konsultan yang diimplementasikan dalam dokumen perencanaan proyek. Sistem penilaian terhadap kinerja konsultan perencana bangunan gedung dengan metode
AHP (Analytical Hierarchy Process) diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan dalam melakukan evaluasi tersebut secara lebih rinci dan terukur. Dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP), disusun berdasarkan intensitas kepentingan (poin 1-8), dengan responden random sampling:
1. Arsitek
yang telah berpengalaman (sertifikasi arsitek profesional) sebanyak 5 orang
2. Pengguna
jasa (Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali) yang membidangi bangunan yaitu Sub
Dinas Tata Ruang dan Permukiman) sebanyak 2 orang
3. Ketua
DPP Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi Bali (1 orang).
4. Ketua
Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Bali (1 orang).
5. Akademisi (Dosen Arsitektur) sebanyak 1 orang.
Berdasarkan jurnal
yang berjudul �Evaluasi
Standar Kompetensi Arsitek Menggunakan Analisa Resiko Berbasis PMBOK (Studi
Kasus PT.ENV)�. (Hutama, n.d.)
memiliki tujuan penelitian yaitu memberikan evaluasi standar kompetensi arsitek menggunakan analisis risiko berbasis PMBOK. Hasil penelitian berdasarkan penelitian tersebut yaitu terdapat tiga risiko
dominan yang berpengaruh terhadap proyek antara lain:
1. Risiko
kesalahan dalam menunjukkan cara pengendalian biaya proyek sesuai dengan
tahapan-tahapannya.
2. Risiko
kesalahan dalam menjelaskan konsep berbagai jenis struktur dan konstruksi yang
akan diterapkan dalam bangunan.
3. Risiko kesalahan dalam menjelaskan konsep berbagai system Mekanikal, Elektrikal, Elektronika dan Plambing yang akan diterapkan dalam bangunan
Sebuah diagram lingkaran (atau diagram
pai) adalah sebuah grafik statistik berbentuk lingkaran yang dibagi menjadi
irisan-irisan untuk menggambarkan proporsi numerik. Dalam sebuah diagram
lingkaran, panjang busur setiap irisan (dan alhasil, sudut pusat dan luasnya),
proporsional dengan kuantitas yang diwakilinya. Meskipun diagram ini diberi
nama karena kemiripannya dengan pai yang telah diiris, terdapat variasi-variasi
dalam cara menyajikannya. Diagram lingkaran terawal yang diketahui umumnya
dipercayai terdapat pada Statistical Breviary karya William Playfair
tahun 1801 (Playfair, 2005).
Gambar 4. Diagram lingkaran dalam "Statistical
Breviary" karya William Playfair, 1801
Metode Penelitian
Berikut langkah-langkah
yang digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif ini yaitu:
Gambar 5. Metodologi Penelitian
Data Kualitatif
������������������������������������������������
Hasil dan Pembahasan
Studi kasus yang dilakukan penelitian adalah proyek �Kantor 9 Lantai di DKI Jakarta� yang tidak dilakukan sidang oleh Tim Ahli Arsitektur, dikumpulkan hasil Surat Pemberitahuan Revisi yang dibuat oleh penilai teknis arsitektur DPMPTSP dalam mengajukan gambar penerbitan Izin Mendirikan Bangunan. Surat Pemberitahuan Revisi dikeluarkan pada setiap konsultasi antara pemohon dan perencana arsitektur dengan penilai teknis arsitektur DPMPTSP. Konsultasi dilakukan secara 6x yaitu pada tanggal:
1.
3 Juni 2021
2.
1 Juli 2021
3.
30 Juli 2021
4.
10 Agustus 2021
5.
20 Agustus 2021
6.
23 September 2021
Berdasarkan konsultasi tersebut, Surat Pemberitahuan Revisi dikumpulkan dan dirangkum sebagai berikut:
Tabel
1. Rangkuman Surat Pemberitahuan
Revisi
Berdasarkan rangkuman Surat Pemberitahuan Revisi, dapat terlihat 30 materi perbaikan gambar (faktor yang menyebabkan gambar tersebut perlu diperbaiki), jumlah perbaikan pada masing-masing materi perbaikan gambar, dan klasifikasi dari materi perbaikan gambar.
Dari materi perbaikan
gambar (faktor) yang menyebabkan perbaikan gambar, dapat dilihat
bahwa faktor tersebut terbagi menjadi 2 kelompok pemangku kepentingan, yaitu tidak memenuhi
peraturan yang berlaku (pihak owner) dan tidak sesuai dengan standar
gambar IMB (pihak perencana arsitektur). Dapat terlihat bahwa keduanya memiliki bobot kepentingan yang sama yaitu 50%.
�Tabel 2. Materi Perbaikan
Gambar yang paling sering terjadi
Berdasarkan tabel 1, maka dapat terlihat faktor mana saja yang paling sering terjadi yang ditunjukan dalam tabel 2 dengan jumlah perbaikan terbanyak yaitu 6x pada faktor:
1.
Notasi LDP, GSB, GSJ
tidak sesuai dengan standar gambar (Klasifikasi: Notasi Gambar)
2.
Water trap tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku (Klasifikasi: Sistem Penampungan Air Hujan)
3.
Tabel intensitas tidak update dalam denah (Klasifikasi: Intensitas Perencanaan)
4.
Tabel intensitas (file excel) tidak sesuai standar
(Klasifikasi: Intensitas Perencanaan)
Jumlah perbaikan kedua terbanyak yaitu 5x perbaikan adalah faktor KDH tidak memenuhi kebutuhan (Klasifikasi: Koefisien Dasar Hijau (KDH), dan Ketiga terbanyak yaitu 4x perbaikan adalah faktor luasan ruang FCC tidak sesuai dengan ketentuan yaitu minimal 10 m2 dan lebar 2,5m (Klasifikasi: Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran)
Tabel
3.
Jumlah
Materi perbaikan gambar berdasarkan klasifikasi
Tabel
3. Jumlah Materi perbaikan gambar berdasarkan klasifikasi
Dari 30 materi perbaikan gambar (faktor), terdapat 8 klasifikasi yaitu Koefisien Dasar Hijau (KDH), Sistem Penampungan Air Hujan, Persyaratan Basemen, Intensitas perencanaan , Fasilitas difabel, Parkir dan sirkulasinya, Notasi gambar, dan Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran. Faktor terbanyak yaitu pada notasi gambar dan Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran.
Diagram 6. Diagram pie materi
perbaikan gambar berdasarkan klasifikasi
Kesimpulan�������������������������������������������������
Dengan mengumpulkan
data dari Surat Pemberitahuan
Revisi, maka dapat terlihat seluruh faktor yang mempengaruhi berbaikan gambar dengan jumlah
30 materi/faktor. Dari 30 faktor tersebut dapat terlihat 2 pemangku kepentingan yaitu owner dan perencana arsitektur memiliki bobot yang sama yaitu 50%. Sehingga untuk melengkapi gambar perencanaan arsitektur IMB diperlukan perhatian yang sama baik dari pihak
owner maupun perencana arsitektur. Meskipun gambar tersebut banyak dilakukan oleh perencana arsitektur, namun owner perlu melakukan pemeriksaan dan kontrol terhadap gambar perencanaan arsitektur. 2.� Berdasarkan
hasil dari penelitian pada tabel 2, dapat terlihat faktor mana saja yang paling
sering terjadi dengan jumlah perbaikan terbanyak yaitu 6x, 5x, dan 4x. Total
konsultasi yang dilakukan yaitu 6x, maka apabila jumlah perbaikan sebanyak 6x,
maka selama seluruh konsultasi dilakukan perbaikan gambar yang sama pada faktor
tersebut. Hal ini dapat bermanfaat bagi pemohon maupun perencana lain untuk
memperhatikan faktor yang telah dibahas pada bagian pembahasan, terutama pada
hal yang terjadi 6x seperti:� Notasi LDP,
GSB, GSJ tidak sesuai dengan standar gambar (Klasifikasi: Notasi Gambar),water trap tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku
(Klasifikasi: Sistem Penampungan Air Hujan), tabel intensitas tidak update dalam denah (Klasifikasi: Intensitas Perencanaan),
dan tabel intensitas (file excel)
tidak sesuai standar (Klasifikasi: Intensitas Perencanaan). 3.����������� Terdapat 8 klasifikasi berdasarkan
materi perbaikan gambar, klasifikasi yang memiliki faktor terbanyak yaitu pada
notasi gambar dan Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran. Hal ini menunjukan bahwa pemohon dan perencana perlu memerhatikan
lebih detail mengenai notasi gambar dan Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran
ballard, Glenn, & Koskela, Lauri. (1998). On The
Agenda Of Design Management Research. Proceedings Iglc, 98,
52�69. Google Scolar.
Beta
Suryokusumo, S. (2018). Dasar Kelayakan
Proyek Arsitektur Dan
Ekonomi Bangunan. Universitas Brawijaya
Press. Google Scolar.
Cornick, Tim. (1991). Quality Management For
Building Design. Butterworth-Heinemann. Google Scolar.
Diputra, I. Gede A. (2009). Sistem Penilaian Kinerja
Konsultan Perencana Dalam Menangani Proyek Perencanaan Bangunan Gedung. Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil Vol, 13(2). Google Scolar.
Fathan, R., Listyaningsih, L.,
& Jumiati, I. E. (2015). Implementasi
Peraturan Daerah Kota Serang
Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Daerah Di Kota Serang (Studi Kasus
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Imb) Di Kota Serang)
(Doctoral Dissertation, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa). Google Scolar.
Halim,
H., & Musafir, A. M. (2015). Keselamatan
Terhadap Resiko Kebakaran Pada Bangunan Ruko Di
Kota Makassar. Unity: Jurnal Arsitektur,
2(1), 221874. Google Scolar.
�
Hanifah, O. A. N. (2020). Studi
Tentang Fungsi, Elemen Pembentuk Dan Pengisi Ruang Desain Interior Pada Kantor Kelurahan Joyosuran Di Surakarta
(Doctoral Dissertation, Insitut Seni
Indonesia (Isi) Surakarta). Google Scolar.
Hutama, Lutfi. (N.D.). Evaluasi Standar Kompetensi
Arsitek Menggunakan Analisa Risiko Berbasis Pmbok (Studi Kasus Pt. Env). Vitruvian:
Jurnal Arsitektur, Bangunan, Dan Lingkungan, 7(3), 177�184. Google Scolar.
�
Knowles, Graeme. (2011). Quality Management.
Bookboon. Google Scolar.
Kurniawan,
A. W. (2012). Pengembangan Aplikasi
Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (Studi Kasus Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan). Google Scolar.
Nur, Z., & Mahirudin, M. (2010). Studi Kualitas
Dokumen Desain Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Menurut Konsultan
Perencana Pada Proyek Konstruksi Di Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Google Scolar.
Playfair, William. (2005). Playfair�s Commercial
And Political Atlas And Statistical Breviary. Cambridge University Press. Google Scolar.
Sumiarni, M. E., Pudyatmoko, Y.
S., & Sharaningtyas, Y. N. (2021). Perizinan Terhadap Adaptasi Bangunan Warisan Budaya Tjan Bian Thiong
Di Kota Yogyakarta. Jurnal Hukum &
Pembangunan, 50(4), 1049-1095. Google Scolar.
Varaj�o, Jo�o, Colomo-Palacios, Ricardo, & Silva,
H�lio. (2017). Iso 21500: 2012 And Pmbok 5 Processes In Information Systems
Project Management. Computer Standards & Interfaces, 50,
216�222. Google Scolar.
Copyright holder: Nama Author (Tahun Terbit) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |