Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
UJI
ORGANOLEPTIK TEPUNG AMPAS TAHU DAN GRANOLA SEBAGAI SNACK BAR
Diah Ratnasari, Iken Rahma Mahesty
Program
Studi S1Ilmu Gizi,
Universitas
Muhadi Setiabudi Brebes, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian pembuatan
tepung ampas tahu bertujuan untuk mengurangi limbah pengolahan tahu sehingga menjadi
bahan yang lebih berdaya guna. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan satu faktor
yang dicoba yaitu proporsi tepung ampas tahu berbanding
granola yang terdiri dari 5
taraf yaitu: P1 = 100 : 0; P2 = 80 : 20; P3 = 60 : 40; P4 = 40 : 60 dan P5 =
20 : 80. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap, dengan masing –
masing
perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pengujian data penelitian meliputi uji organoleptik. Data hasil pengujian dianalisis menggunakan analasis sidik ragam atau ANOVA
dan uji lanjut Duncan,s Multiple
Range Test (DMRT).
Hasil penelitian uji organoleptik untuk parameter
warna, tekstur, rasa berpengaruh nyata terhadap produk snack bar tepung ampas
tahu dan granola
dan untuk parameter aroma tidak berpengaruh nyata pada produk yang dihasilkan snack bar tepung ampas tahu dan granola
Kata Kunci: Tepung,
Ampas Tahu, granola, snack
bar
Abstract
Research on the manufacture of tofu dregs flour aims to reduce tofu
processing waste so that it becomes a more efficient material. This study uses
an experimental method with one factor that is tried, namely the proportion of
tofu dregs flour compared to granola which consists of 5 levels, namely: P1 =
100: 0; P2 = 80 : 20; P3 = 60 : 40; P4 = 40: 60 and P5
= 20: 80. The experimental design used in this study was a completely
randomized design, with each treatment repeated 3 times. Testing of research
data includes organoleptic test. The test data were analyzed using analysis of
variance or ANOVA and Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The results of the
organoleptic test for the parameters of color, texture, taste had a significant
effect on the tofu dregs flour snack bar and granola and for the aroma
parameter had no significant effect on the product produced by the tofu pulp
flour snack bar and granola.
Keywords: Flour, Tofu Dregs, granola, snack bar
Pendahuluan
Tahu merupakan olahan yang banyak
digemari masyarakat karena selain harganya murah tahu juga
berperan sebagai sumber
protein nabati pengganti
makanan protein hewani [1]. Kandungan gizi
tahu dalam setiap
100gram terdapat energi
86 kkal dan
7,8 protein[2]. Proses pembuatan tahu
biasanya menghasilkan limbah
yang mencemari lingkungan.
Limbah tersebut berupa cairan dan
limbah dengan bentuk padat yang disebut juga ampas tahu. Ampas tahu bersifat
mudah rusak dan tidak tahan lama selain itu mempunyai nilai ekonomi yang
rendah. Masyarakat di daerah-daerah pada
umumnya memanfaatkan ampas
tahu sebagai pakan
ternak. Kandungan nutrisi dalam
ampas tahu masih cukup tinggi dalam 100 gram mengandung karbohidrat 11,07%,
protein 4,71%, lemak 1,94%, dan abu 0,08%,[3]. Pemanfaatan ampas tahu masih
kurang dilakukan oleh masyarakat sehingga limbah ampas tahu hanya
dibuang. Untuk mengurangi
limbah ampas tahu
dilakukan pemanfaatan dengan mengubah limbah
ampas tahu menjadi
tepung dengan proses
pengeringan. Ampas tahu yang sudah
dibuat menjadi tepung
memiliki daya simpan
lebih panjang, mudah
disimpan dan lebih variatif dalam
pemanfaatannya. Kreasi tepung
ampas tahu menjadi
produk pangan yang
enak, bergizi dan aman dikonsumsi, seperi
kerupuk, stik, kue kering dan sebagainya[4].
Tepung ampas tahu merupakan hasil hancuran ampas tahu
kering, kemudian dihaluskan dan diayak
dengan tingkat kehalusan
kurang lebih 80 mesh[5]. Pengolahan tepung ampas tahu dilakukan agar mempunyai sifat fungsional sehingga bahan akan mudah dilakukannya perancangan produk pangan baru[6].
. Komposisi
Gizi Tepung Ampas Tahu (dalam
100 gr) KomponenTepung Ampas
Tahu Kering Serat Kasar3,23%Protein17,72% Lemak2,62% Karbohidrat 66,24% Pemanfaatan ampas tahu diolah menjadi
tepung ampas tahu berguna untuk
subtitusi tepung lain dalam
pembuatan produk olahan makanan baru, maka dari itu perlu adanya teknik pengeringan. Teknik pengeringan tepung ampas tahu dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti dengan bantuan sinar matahari,
mesin spinner dan oven. Selain
teknik pengeringan juga yang perlu diperhatikan yaitu lama
proses pengeringan tepung ampas tahu. Lama proses pengeringan
akan memberikan perubahan pada karakteristik tepung ampas tahu karena
adanya perlakuan panas. Pengeringan merupakan proses
pengeluaran
air dari dalam bahan, dan proses menggunakan panas untuk menghasilkan produk kering. Proses ini dipengaruhi oleh kondisi eksternal yaitu suhu, kelembaban, kecepatan dan tekanan udara panas. kondisi internal seperti kadar air, bentuk/geometri, luas permukaan dan keadaan fisik bahan.
Dalam proses pengeringan apabila semakin tinggi suhu yang digunakan untuk pengeringan, makin tinggi energi yang disuplai dan makin cepat laju pengeringan. Akan tetapi pengeringan yang terlalu cepat akan merusak bahan karena permukaan bahan terlalu cepatkering sehingga tidak sebanding dengan perpindahan kecepatan air ke permukaan. Suhu yang tinggi dalam pengeringan juga dapat merusak struktur dan kandungan dari suatu bahan[7]. Selain suhu proses
pengeringan
juga dipengaruhi oleh tekanan
udara. Semakin kecil tekanan udara
yang dibutuhkan untuk pengeringan semakin besar kemampuan udara untuk mengangkut air selama pengeringan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara yang disekitar pengeringan akan lembab, Sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan [8].Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasai masalah gizi lebih dan obesitas adalah dengan
memberikan edukasi dan memperbaiki kandungan snack
pangan yang beredar yaitu dengan pendekatan inovasi pangan [9]. Salah
satu produk pangan yang mudah dikembangkan dan dapat dijadikan camilan maupun jajanan sehari-hari yaitu Snack bar.
Snack
bar adalah makanan padat berbentuk padat yang biyasanya dikonsumsi diantara waktu makan. [10] Ampas tahu dan granola merupakan bahan baku yang potensial untuk pengembangan pangan jajanan sehat. Ampas tahu
atau okara, merupakan
residu berserat yang diperoleh dari pengolahan susu kedelai dan tahu, yang masih mengandung 20-27% protein [11] Snack
bar merupakan makanan ringan yang berbentuk batangan berbahan dasar campuran dari berbagai bahan
seperti sereal, kacang- kacangan. Snack bar merupakan sumber energi karena bahan
penyusun utamnya adalah tepung gula dan lemak,
snack yang sehat tidak kaya
akan energi tetapi sebaiknya juga mengandung serat, protein, antioksidan, aneka vitamin dan
mineral yang penting untuk kesehatan.
Berbagai penelitian tentang pembuatan snack bar sehat
dengan bahan pangan lokal juga telah banyak dilakukan diantaranya
menggunakan buah salak padang[12] biji hanjeli dan
kacang bogor [13] serta biji nangka dan kacang tunggak [14]
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakuakan penelitian pembuatan Snack bar menggunakan variasi substitusi tepung ampas tahu
dan granola untuk mengetahui
organoleptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk
organoleptik pada
pembuatan
snack bar, mengetahui pengaruh
substitusi tepung ampas tahu dalam
pembuatan snack bar Penelitian
ini memiliki keutaman dalam pengembangan dan pengoptimalan pangan fungsional berbasis sumber daya lokal yaitu
pemanfaatan limbah pembuatan tahu menjadi tepung. Pemanfaatan ampas tahu dalam pembuatan
produk pangan masih sangat rendah, bahkan dijadikan pakan ternak padahal
kandungan gizinya yang cukup tinggi, Penelitian
ini memanfaatkan tepung ampas tahu dan granola
sebagai campuran dalam pembuatan produk snack bar.
Metode Penelitian
Bahan utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah ampas tahu
basah yang didapat langsung dari industry
rumah tangga pembuatan tahu. Beberapa alat yang digunakan untuk pembuatan tepung ampas tahu
diantaranya: oven, blender, cawan
petri, nampan, ayakan mesh
80, alat pres, dan ember. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimental dengan satu faktor yang dicoba yaitu proporsi
tepung ampas tahu berbanding granola yang terdiri
dari 5 taraf yaitu: P1 = ( 100% Tepung Ampas Tahu) ; P2 = (80% Tepung Ampas
Tahu : 20% Granola ) P3 = (60% Tepung Ampas Tahu :
40% Granola) ; P4 = (40% Tepung Ampas Tahu : 60% Granola) dan P5 = (20 Tepung Ampas Tahu : 80% Granola ).
Proses pembuatan
tepung ampas tahu membutuhkan ampas tahu basah yang masih baru. Adapun proses pembuatannya mula-mula ampas tahu basah diperas
menggunakan kain untuk mengurangi kadar airnya, kemudian
dikukus selama 15 menit dengan suhu
1000C. Setelah dingin,
ampas tahu dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 1000C selama 90 menit. Langkah selanjutnya yaitu melakuakan proses penggilingan
dan diayak menggunakan mesh
80.[15] Penelitian ini merupakan penelitian
metode eksperimental dengan satu faktor
yang dicoba, yaitu proporsi tepung ampas tahu : granola
yang terdiri dari 5 taraf, yaitu;
Tabel 1
Proporsi Tepung Ampas Tahu Dengan
Granola
Formulasi |
Tepung Ampas Tahu |
Granola |
P1 |
100% |
0% |
P2 |
80% |
20% |
P3 |
60% |
40% |
P2 |
40% |
60% |
P3 |
20% |
80% |
Uji yang dilakukan terhadap hasil snack bar tepung
ampas tahu dan granola adalah uji organoleptik.
Pengolahan data pada penelitian
ini menggunakan model
Rancangan Acak Lengkap
(RAL) terdiri dari 5
perlakuandengan
3 kali ulangan
sehingga 15 (lima
belas) kali percobaan.
Data tersebut dianalisa menggunakan analisa
keragaman. Bila hasil
analisis ragam menunjukkan
pengaruh nyata atau sangat nyata dilakukan Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test(DMRT) pada taraf 5%. Pembuatan snack bar dan uji
organoleptik dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi Universitas Muhadi Setiabudi,
Pembuatan Snack Bar mengacu pada penelitian Fransiska et
al, 2017,
Semua bahan kering dicampurkan seperti tepung ampas tahu, granola, gula aren, tepung maizena,
susu bubuk, dan mentega, adonan diulenei sampai tercampur rata, lalu masukan ke
dalam loyang yang sudah dialasi kertas
roti kemudian . panggang dalam api sedang sampai
temperatur 120 ̊C, hingga kuning kecoklatan dan kering selama ± 15 menit. Angkat
kemudian potong-potong vertikal, Potong adonan, hingga sepanjang 8-10 cm.Setelah
matang, snack bar didinginkan.[15]
Penelitian melibatkan 30
orang responden untuk uji organoleptik yang terdiri dari 30 orang panelis semi terlatih. Panelis semi terlatih dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Gizi Universitas Muhadi Setiabudi, uji Organolpetik panelis terhadap produk diamati menggunakan uji Organoleptik. Panelis diukur menggunakan skala Organoleptik. Analisis Data Hasil uji organoleptik
dan kandungan gizi dianalisa menggunakan software
SPSS Ver 25, dilanjutkan uji ANOVA bila terdapat perbedaan
signifikan pada mutu organoleptik.
Hasil Dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Warna Uji organoleptik indikator warna dilakukan pada semua perlakuan di
mana P1
(100%), P2 (80:20
%), P3 (60:40%), P4 (40:60%),
dan P5 (20:80%) Uji organoleptik
pada warna produk makanan melalui indera penglihatan untuk mengenali dan membedakan warna produk
tersebut. Hasil uji lanjut parameter warna dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2
Hasil Uji Organoleptik Indikator Warna Snack Bar Substitusi Tepung Ampas Tahu dan Granola
Perlakuan |
Warna |
|
Rerata |
Keterangan |
|
P1 |
2,23 |
Kuning kecoklatan |
P2 |
2,27 |
Kuning kecoklatan |
P3 |
1,97 |
Kuning keemasan |
P4 |
1,93 |
Kuning keemasan |
P5 |
3,40 |
Coklat terang |
Nilai P (sig) |
0,000 |
|
Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa rata-rata indikator pada warna snack bar
tertinggi pada perlakuan P5 yaitu 3,40 (coklat terang) yang dimana formula tepung ampas tahu 20% dan
granola 80%, yang artinya semakin sedikit tepung ampas tahu yang digunakan maka
semakin terang warna coklat dari snack bar. Uji organoleptik
pada warna produk snack bar untuk mengenali dan membedakan warna produk
tersebut.
Hasil
data penelitian pengujian organoleptik terhadap snack bar tepung ampas tahu dan granola
dengan parameter warna menunjukan bahwa hasil analisis sidik
ragam (Anova) semua perlakuan memiliki pengaruh yang nyata, Hail uji menunjukan nilai
P = 0,000 yang artinya ada pengaruh terhadap subtitusi tepung ampas tahu dan granola terhadap uji organoleptik snack bar Hal
ini dikarenakan Menurut
Apriantono, kacang kacangan yang ada di granola memiliki warna coklat terang dari pigmen dan akan
berpengaruh terhadap warna produk dan juga aroma jika terjadi penambahan
kacang-kacangan tersebut [16]. salah satu faktor
fisik yang menentukan dan menggugah selera orang untuk memilih makanan
dan berpeluang besar untuk dibeli konsumen. Semakin banyak tepung ampas tahu yang ditambahkan, maka warna Snack bar
yang dihasilkan lebih berwarna kuning kecokelatan. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan antosianin yang
memberikan
pigmen warna pada kacang, biji-bijian yang terdapat digranola. Antosianin yang
menghasilkan
warna merah, biru atau ungu pada
berbagai
jenis bahan makanan juga
bisa ditemukan pada
blueberry, anggur merah, kol merah dan ubi
ungu[17] Warna merupakan komponen yang sangat penting dalam
menentukan kualitas atau derajat penerimaan dari suatu bahan pangan. Suatu bahan
pangan yang dinilai enak dan teksturnya baik tidak akan dimakan apabila memiliki
warna yang kurang sedap dipandang atau telah menyimpang dari warna yang seharusnya.
Penentuan mutu suatu bahan pangan tergantung dari beberapa faktor,
tetapi
sebelum
faktor lain diperhatikan secara visual faktor warna tampil lebih dulu untuk menentukan
mutu bahan pangan Selain sebagai faktor yang ikut menentukan mutu, warna juga
dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya cara
pencampuran atau cara pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna yang
seragam dan merata.[18]
Data hasil Uji Organolpetik panelis terhadap parameter tekstur produk Snack Bar tepung ampas tahu dan granola
terdapat pada Tabel 3
Tabel 3
Hasil Uji Organoleptik Indikator
Tekstur Snack
Bar Substitusi Tepung Ampas Tahu dan Granola
Perlakuan |
Tekstur |
|
Rerata |
Keterangan |
|
P1 |
1,37 |
Lembek |
P2 |
2,63 |
Agak lembek |
P3 |
2,93 |
Agak lembek |
P4 |
2,27 |
Agak lembek |
P5 |
3,43 |
Padat |
Nilai P (sig) |
0,009 |
|
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukan
P1 dengan nilai rata-rata 1,37 dengan formula tepung ampas tahu 100 % yaitu
lembek dan sebaliknya semakin banyak
penambahan granola maka produk snack
bar yang dihasilkan semkain padat yang dihasilkan yaitu pada P5 dengan proporsi
20 % tepung ampas tahu dan 80% granola. Hasil data penelitian pengujian organoleptik terhadap snack bar tepung ampas tahu dan granola
dengan parameter tekstur menunjukan bahwa hasil analisis sidik
ragam (Anova) semua perlakuan memiliki pengaruh yang nyata, Hail uji menunjukan nilai
P = 0,009 yang artinya ada
pengaruh terhadap subtitusi tepung ampas tahu dan granola terhadap tingkat kesukaan snack bar
Tekstur merupakan
salah satu faktor penentu kualitas snack bar yang
perlu diperhatikan, karena sangat berhubungan dengan derajat penerimaan
konsumen. Pada umumnya snack bar yang dianggap baik adalah snack bar yang padat. Kemungkinan produk snacak bar lembek disebabkan
kadar air snack bar tinggi, dan Produk
semakin mengeras dan padat, seiring dengan banyaknya air yang menguap. Penguapan air dipengaruhi oleh suhu dan waktu pemanggangan produk[19]
Tekstur atau konsistensi
makanan juga merupakan komponen yang turut menentukan cita rasa makanan karena
sensitivitas indera cita
rasa dipengaruhi oleh konsistensi makanan.
Data hasil Uji Organolpetik panelis
terhadap parameter
Aroma produk Snack Bar tepung ampas
tahu dan granola terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4
Hasil Uji Organoleptik Indikator Aroma Snack Bar Substitusi Tepung Ampas Tahu dan Granola
Perlakuan |
Aroma |
|
Rerata |
Keterangan |
|
P1 |
1,90 |
Wangi menyengat |
P2 |
1,87 |
Wangi menyengat |
P3 |
2,17 |
Wangi samar |
P4 |
2,17 |
Wangi samar |
P5 |
2,50 |
Wangi samar |
Nilai P (sig) |
0,089 |
|
Berdasarkan tabel 4 Uji organoleptik
indikator aroma dilakukan
pada semua perlakuan. Uji organoleptik pada
bau atau aroma produk makanan diamati melalui indera penciuman untuk mengenali dan membedakan aroma produk tersebut. Berdasarkan hasil data penelitian pengujian organoleptik terhadap
parameter aroma
P1,P2 dengan keterangan wangi
menyengat danP3, P4 dan P5 Wangi samar, semakin banyak penambahan tepung ampas
tahu maka aroma yang dihasilkan semakin menyengat dikarenakan bau langu dari
tepung ampas hasil penelitian menunjukan bahwa hasil
analisis sidik ragam (Anova) semua perlakuan memiliki
pengaruh yang nyata, hal ini ditujukan pada nilai nilai p< 0,089 yang berarti formulasi snack
bar tidak berpengaruh terhadap parameter aroma yang dihasilkan
Bau langu yang ditimbulkan
oleh kerja enzim lipoksigenase yang ada dalam biji kedelai.
Enzim tersebut bereaksi dengan lemak dan menghasilkan suatu senyawa organik yaitu etil-fenil-keton[20]. Aroma makanan banyak menentukan
kelezatan makanan tersebut, oleh karena itu aroma merupakan salah satu
faktor dalam penentuan mutu Pada umumnya bau
yang diterima oleh hidung dan otak lebih
banyak merupakan ramuan atau campuran empat
bau utama yaitu harum, asam, tengik dan
hangus, Aroma yang khas dan menarik dapat
membuat makanan lebih disukai oleh konsumen sehingga perlu diperhatikan dalam
pengolahan suatu bahan makanan. Menurut Winarno, uji aroma lebih banyak melibatkan
indera penciuman, karena
kelezatan suatu makanan sangat ditentukan oleh aroma
makanan tersebut dan merupakan
salah satu indikator penting dalam menentukan
kualitas bahan pangan[18]
Data hasil Uji Organolpetik panelis
terhadap parameter Rasa produk Snack Bar tepung ampas tahu dan granola terdapat pada Tabel 5
Tabel 5
Hasil Uji Organoleptik Indikator Rasa Snack
Bar Substitusi Tepung Ampas Tahu dan Granola
Perlakuan |
Rasa |
|
Rerata |
Keterangan |
|
P1 |
1,37 |
Manis |
P2 |
2,07 |
Sangat manis |
P3 |
1,83 |
Manis |
P4 |
2,03 |
Sangat manis |
P5 |
2,60 |
Sangat manis |
Nilai P (sig) |
0,000 |
|
Berdasarkan tabel 5 Hasil
uji statistik menunjukkan bahwa nilai P =0,000 yang artinya ada pengaruh terhadap subtitusi tepung ampas tahu dan granola
terhadap rasa Snack bar. Formulasi yang memiliki nilai tertinggi pada mutu rasa adalah P5 yaitu 20% tepung
ampas tahu dan 80 % granola yaitu sangat manis dengan
rata rata (2,60) dan terendah adalah P1 (1,37).yaitu manis. Hasil analisis
menunjukan bahwa semakin sedikit persentase tepung ampas tahu
yang digunakan , semakin sangat manis produk snack bar yang dihasilkan dikarenakan granola
sendiri sudah memiliki rasa manis dari biji-bijian dan buah kering yang memang
sudah ada pemanisnya sendiri seperti madu dan gula. Rasa merupakan salah satu
faktor penting bagi konsumen dalam
memilh produk makanan. Rasa merupakan penilaian organoleptik menggunakan alat indera perasa (lidah). Kepekaan terhadap rasa terdapat pada kuncup rasa pada lidah. Pada umumnya rasa yang telah disepakati ada empat rasa yaitu manis, pahit, asam
dan asin. Rasa yang enak dapat menarik perhatian
konsumen sehingga konsumen lebih suka makanan dari
rasanya[21]
Kesimpulan
Hasil uji organoleptik untuk parameter
warna, tekstur, rasa berpengaruh nyata terhadap produk
snack bar tepung ampas
tahu dan granola
dan untuk parameter aroma tidak berpengaruh nyata pada produk yang dihasilkan snack bar tepung ampas tahu dan granola
BIBLIOGRAFI
Widaningrum, “Teknologi
Pembuatan Tahu yang Ramah Lingkungan (Bebas Limbah),” J. Dedik., 2015
H. Seftiono,
“Perubahan Sifat Fisiko
Kimia Protein Selama Perubahan
Sifat Fisiko Kimia Protein Selama,” vol. 3, no.
1, pp. 85–92, 2017, [Online].
Available: http://trilogi.ac.id/journal/ks/index.php/jks/article/view/329/218.[3]A.
Herlambang, “Teknologi
Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu,”
Jai, 2002, doi: 10.1134/S0006350909040186.
I.Yustina and F. Abadi, “Potensi tepung dari ampas industri
pengolahan kedelai sebagai bahan pangan,”
Semin. Nas. Kedaulatan Pangan dan Energi, 2012.
[5]“Pengaruh Penggunaan Tepung Ampas Tahu Terhadap Karakteristik Kimia Dan Organoleptik Kue Stick,” Teknol. Pangan Media Inf. dan Komun. Ilm. Teknol.
Pertan., 2017, doi:
10.35891/tp.v8i2.905.
R. Wati, “Pengaruh Penggunaan Tepung Ampas Tahu Sebagai Komposit Terhadap Kualitas Kue Kering Lidah
Kucing,” Food
Sci. Culin. Educ. J., 2013
R. Purwadi,
N. Nicko, and P. Stephanie, “Optimasi
temperatur udara pengering dan laju alir umpan pada
proses pengeringan ragi
roti,” J. Tek. Kim. Indones.,
2018, doi:
10.5614/jtki.2009.8.1.1.
G. Puspitasari,
Wignyanto, and B. S. Dewanti,
“Pemanfaatan Jamur Tiram Putih(Pleurotus ostreatus)
Sebagai Tepung, Kajian Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan.,” Penelitian, 2013.
Kurdanti W, Isti S, Nurul HS, Listiana PS, Mahardika MA, Diana M, Kurnia IS.
2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian obesitas pada remaja. J
Gizi Klinik
Indonesia 11: 179-190.
Ekafitri
R.2013. Pengaruh Pengunaan tepung dan puree pisang terhadap karakteristik mutu makanan padat berbasis
pisang. J Penelitian Gizi Makanan 36: 127-134
Katamaya M,
Wilson LA. 2008. Utilization of okara, abyproduct from soymilk production, through the development
of soy-based snack food. J Food Sci 73: 152-157. DOI: 10.1111/j.1750-3841.2008.00662.x.
Siregar,
L.N.S; H. Noviar & Rahmayuni.
2017. Pemanfaatan Tepung Kacang Merah dan Salak Padang Sidimpuan (Salacca sumatrana R) dalam Pembuatan Snack Bar. JOM Faperta
4(1) : 1-14
Aminah,
S; L. Amalia & S. Hardianti. 2019. Karakteristik Fisikokimia dan
Organoleptic Snack Bar Biji Hanjeli
(Coia lacryma jobi-L) dan Kacang Bogor (Vigna subterranea L Vedcourt). Jurnal Agroindustri 5 (2):212-219
Rahardjo, L; B.
Asrul & C. Annis. 2019.
Pengaruh Kombinasi Kacang Kedelai (Glycine max) dan Kacang Tunggak (Vigna unguiculate
(L) walp) Yang Diperkaya Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Terhadap
daya Terima dan Kadar
Protein Snack Bar. Amerta Nutrition 3(1): 71-77
Fransiska dan
Welly Deglas. Pengaruh Penggunaan Tepung Ampas Tahu Terhadap
Karakteristik Kimia dan Organoleptik
Kue Stick. Jurnal Teknologi Pangan. 2017: 8 (2):
171-179
Apriantono A. Titik Kritis Kehalalan
Bahan Pembuat Produk Bakery dan Kue [Internet].
2009. Available from: http://dapurhalal.com/artikel-46-TitikKritis-Kehalalan-Bahan-PembuatProduk-Bakery-&-Kue---Part-I.html
Wiranata, I. G.
A. G., Puspaningrum,
D. H. D. and Kusumawati, I. G.
A. W. (2017) ‘Formulasi
dan Karakteristik Nutrimat
Bar Berbasis Tepung Kacang Kedelai
(Glycine max. L) dan
Tepung Kacang Merah
(Phaseolus vulgaris. L) Sebagai Makanan Pasien Kemoterapi’, Jurnal Gizi Indonesia, 5, pp.
133–139.
Winarno FG.
Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;2004.
Kasim,
R., Liputo, S. A., Limonu,
M., & Mohamad, F. P. (2018). Pengaruh Suhu Dan Lama Pemanggangan Terhadap Tingkat Kesukaan Dan Kandungan Gizi Snack Food Bars Berbahan Dasar Tepung Pisang Goroho Dan Tepung Ampas Tahu. Jurnal
Technopreneur (JTech), 6(2), 41. https://doi.org/10.30869/jtech.v6i2.1
88
Rahmawati H, Rustanti N. Pengaruh Substitusi Tepung Tempe dan IkanTeri Nasi (Stolephorus sp.) terhadap Kandungan Protein, Kalsium, dan Organoleptik
Cookies. J Nutr Coll. 2014;2(3):382–90.
Agusman. 2013.
Pengujian Organoleptik.
Modul Penanganan Mutu Fisis (Organoleptik). Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang
Copyright
holder: Diah Ratnasari, Iken Rahma Mahesty (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |