Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 10, Oktober 2022
ERA BARU PERILAKU KONSUMEN : PENGARUH KEPRIBADIAN DAN
MOTIVASI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG TIKET AKOMODASI PESAWAT
DI ERA COVID-19
Mona Turisna Nasutio, Michsin Saggaf Shihab
Jurusan Manajemen
FEIS Universitas Bakrie Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui
apakah kepribadian dan motivasi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
pembelian ulang tiket pesawat untuk bepergian disaat pandemi covid-19. Selain
itu ingin diuji pula apakah masing-masing kepribadian atau motivasi berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket pesawat untuk bepergian
disaat pandemi covid-19. Data yang dipergunakan adalah data dari hasil kuesioner
yang dilakukan oleh 127 responden, responden ini merupakan responden yang
menggunakan akomodasi pesawat minimal satu kali disaat pandemi. Model
penelitian adalah kuantitatif dengan analisis yang digunakan dimulai dengan
pembentukan portofolio optimal dan dilanjutkan Untuk menguji masing-masing
variabel yaitu kepribadian dan motivasi terhadap pengambilan keputusan
bepergian digunakan uji t, sedang untuk menguji pengaruh secara bersama-sama
menggunakan uji f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian berpengaruh
namun tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket
pesawat, hal ini didasari oleh perbedaan sudut pandang dan individual different
yang dimiliki. Sedangkan motivasi berpengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan pembelian ulang tiket pesawat, berdasarkan penelitian hal ini
dipengaruhi besar oleh keterlibatan media. Secara bersama-sama berdasarkan
penelitian, kepribadian dan motivasi secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket pesawat untuk bepergian
disaat pandemi covid-19.
Kata Kunci: kepribadian, motivasi, pengambilan
keputusan, perilaku konsumen
Abstract
This study aims to find out
whether personality and motivation have an effect on making decisions to repurchase
airline tickets to travel during the Covid-19 pandemic. In addition, it also
wants to be tested whether each personality or motivation has an effect on
making decisions to repurchase airline tickets to travel during the Covid-19
pandemic. The data used is data from the results of a questionnaire conducted
by 127 respondents, these
respondents are respondents who use aircraft accommodation at least once during
the pandemic. The research model is quantitative with the analysis used
starting with the formation of an optimal portfolio and continuing To test each
of the variables i.e. personality and motivation towards travel decision making
used t test, while to test the influence jointly using the f test. The results
showed that personality has an effect but is not significant in making
decisions to repurchase airline tickets, this is based on differences in
perspectives and individual differences. While motivation has a significant
effect on the decision to repurchase airline tickets, based on research, this
is greatly influenced by media involvement. Together, based on research,
personality and motivation have a significant effect on the decision to
repurchase airline tickets to travel during the COVID-19 pandemic.
Keywords: personality, motivation,
decision-making, consumer behavior.
Pendahuluan
Pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Sementara Indonesia menjadi salah satu
negara di Asia yang mengkonfirmasi infeksi pandemi pada awal Maret 2020.
Menurut investigasi, Nielsen (2020) telah mengidentifikasi enam ambang batas
yang melacak tren perilaku konsumen di seluruh dunia karena pasar telah terkena
dampak virus (Nielsen,
2020). Karena kekhawatiran seputar virus dan pembatasan hidup ini,
Indonesia mulai mengadaptasi media dan kebiasaan konsumen mereka menyesuaikan
dengan kondisi pandemi saat ini.
Gambar 1. Net intent each category business sector
Dari data Mckinsey (2020) di atas, sektor pariwisata atau
travel mengalami penurunan yang sangat tajam dibandingkan sektor lainnya (Mckinsey,
2020). Jika melihat data Mckinsey di atas, penerbangan internasional
dan domestik mengalami penurunan hingga 80%. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh
salah satu minat masyarakat untuk berwisata. Beberapa kebijakan atau situasi
yang menyebabkan penurunan minat berwisata antara lain kebijakan terkait
Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Badan Pusat Statistik
Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa selama tahun 2017 terjadi peningkatan
jumlah perjalanan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana terdapat lebih dari 270
juta perjalanan ke berbagai provinsi yang dilakukan oleh penduduk Indonesia
(Badan Pusat Statistik Kementerian Pariwisata, 2018). Namun hal ini tentunya
berbeda dengan situasi dimana pandemi yang dimulai pada tahun 2020 dimana saat
itu Indonesia mulai mengalami penurunan yang sangat besar pada sektor
pariwisata yang dalam penelitian ini kami fokuskan pada penerbangan
internasional dan domestik.
Setiap individu melakukan perjalanan dengan tujuan dan
keinginan untuk dapat merasa nyaman atau menghilangkan rasa lelah yang mungkin
ditimbulkan oleh aktivitas sehari-hari. Melalui perjalanan, setiap orang juga
dapat mempelajari hal-hal baru dan mengenal berbagai ciri kepribadian
(Individual Differences). Dalam situasi media massa saat ini, interaksi
parasosial di media sosial dan blog perjalanan cenderung mempengaruhi atau
memotivasi persepsi setiap orang tentang bepergian. Di era digital ini, tren komunikasi online sangat populer dan
sangat mempengaruhi niat perjalanan dan perilaku wisatawan. Dalam satu dekade
terakhir, banyak kampanye pemasaran destinasi yang dilakukan melalui berbagai
platform digital, terutama melalui media sosial. Interaksi media, terutama
melalui media sosial serta situs web interaktif dan media tradisional,
cenderung mempengaruhi persepsi, sehingga menciptakan motivasi dalam diri setiap
orang.
Penelitian terdahulu yang meneliti tentang kepribadian “big
five factors” terhadap pengambilan keputusan yaitu dilakukan oleh (Di Crosta A, Ceccato I, Marchetti D, La Malva P, Maiella R,
Cannito L, 2021) menunjukan bahwa tidak satupun dari ciri-ciri kepribadian
secara signifikan terkait dengan gaya pengambilan keputusan. Sedangkan hasil penelitian dari (Riestyaningrum, F., Ferdaos, 2020) menunjukan bahwa influencer media sosial sebagai salah satu
motivasi menciptakan dampak signifikan pada pengambilan keputusan untuk
bepergian, di mana sebagian besar wisatawan cenderung mencari ulasan atau
informasi berguna dari influencer mengenai rencana perjalanan untuk menghindari
pengalaman perjalanan yang buruk. Peneliti membuat Model Protection Motivation
Theory (PMT) yang telah digunakan beberapa penelitian untuk menguji efektivitas
teknik komunikasi pemasaran menurut Anderson & Agarwal (2010) dalam jurnal
Abhishek Singh Bhati, Zohre Mohammadi, Manisha Agarwal, Zilmiyah Kamble &
Gerardine Donough-Tan (2021) (Anderson
& Agarwal, 2010). Literatur saat ini menunjukkan bahwa destinasi menggunakan
komunikasi pemasaran untuk meredakan dan menghilangkan ketakutan tamu dan
mempengaruhi persepsi destinasi mereka (Huynh, 2020). Penelitian ini memperluas
Protection Motivation Theory (PMT) ke konteks Covid-19 untuk memahami peran
mediator (keterlibatan media dan perilaku melindungi kesehatan) dalam
mempengaruhi niat perjalanan.
Gambar 2. Kerangka teori motivasi perlindungan yang
ditingkatkan
Perubahan perilaku konsumen pada masa krisis ini membuat
peneliti tertarik untuk mendalami perilaku konsumen dengan tujuan untuk
menganalisis pengaruh kepribadian dan motivasi dalam pengambilan keputusan
pembelian kembali tiket akomodasi maskapai penerbangan di era Covid-19.
Pengembangan Hipotesis Penelitian
Menurut peneliti sebelumnya berpendapat bahwa kepribadian
dapat diterima dengan baik di bidang pemasaran bahwa konsumen menggurui produk
dan jasa dengan gambar kongruen dengan persepsi diri mereka. Konsep diri atau identitas pribadi seorang individu mengacu
pada totalitas keyakinan kognitifnya tentang dirinya sendiri. Di bidang
perilaku konsumen, kepribadian dipandang sebagai konstruksi multidimensi yang
mengintegrasikan identitas diri dengan aspek sosial dan aspirasional dalam
deskripsi diri individu. Dengan demikian konsumen akan dapat mengambil
keputusan untuk bepergian atau tidak menggunakan akomodasi pesawat yang
dipengaruhi oleh kepribadian diri mereka.
Untuk mengkaji implikasi kepribadian terhadap keputusan
pembelian konsumen, perlu adanya kajian terhadap beberapa penelitian terdahulu
yang meneliti hal tersebut. Marion Karl, Ludwig Maximilian (2020) menyatakan
bahwa kepribadian merupakan secara komprehensif faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap keputusan pengambilan keputusan bepergian. Faktor ini mempertimbangkan
preferensi dan emosi setiap pelancong, dengan alasan bahwa pengambilan
keputusan perjalanan dipengaruhi oleh preferensi subjektif pribadi. Dalam
penelitian tersebut pelancong memiliki kesadaran diri yang rendah; pengambilan
keputusan perjalanannya dipengaruhi oleh iklan atau rangsangan lainnya, dan
juga niat subyektif sangat rendah dan dibatasi oleh faktor politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan struktural lainnya.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Tsiakals K (2017) menyebutkan bahwa
kepribadian mempengaruhi secara signifikan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan perjalanan para pelancong.
Berdasarkan uraian diatas, penulis membuat hipotesis tujuan
pertama sebagai berikut:
H1: Diduga kepribadian berpengaruh positif terhadap
pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era Covid-19.
Penelitian yang dilakukan oleh Angguni dan Lenggogeni (2021)
menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan motivasi terhadap pengambilan
keputusan. Hasil tersebut mengungkapkan bahwa krisis kesehatan yang terjadi
seperti pandemic Covid-19 dapat menimbulkan motivasi perjalanan negatif dari
para wisatawan. Mohammad J Khan, dkk (2016) menemukan adanya pengaruh positif
dan signifikan antara motivasi terhadap keputusan bepergian. Dalam penelitian
tersebut Mohammad J Khan, dkk (2016) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh
signifikan terhadap keputusan perjalanan ke luar negeri berdasarkan kebutuhan
yang berbeda.
Berdasarkan uraian diatas, penulis membuat hipotesis tujuan
kedua sebagai berikut:
H2: Diduga motivasi berpengaruh positif terhadap pengambilan
keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era Covid-19.
Pada sub-bab 2.5.1 dan 2.5.2 telah diuraikan terkait kajian
pustaka penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan fokus
penelitian ini. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepribadian
dan motivasi secara parsial berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
bepergian. Dalam hal ini perlu untuk mengkaji pengaruh simultan kepribadian dan
motivasi terhadap pengambilan keputusan. Penelitian-penelitian yang telah
disebutkan menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan kepribadian dan
motivasi terhadap pengambilan keputusan bepergian.
Berdasarkan uraian diatas, penulis membuat hipotesis tujuan
ketiga sebagai berikut:
H3: Diduga kepribadian dan motivasi berpengaruh positif
terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era
Covid-19.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan antara variabel
independen yaitu personality (X1) dan motivasi (X2), terhadap variabel dependen
yaitu pengambilan keputusan (Y1) seperti terlihat pada Gambar 3.3 pada halaman
berikut.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Metode Penelitian
Jenis
penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif, melalui studi korelasional
untuk menganalisis hubungan kausalitas antara variabel penelitian sesuai dengan
hipotesis yang disusun. Instrumen yang akan dibahas terdiri dari 2 (dua)
variabel bebas (independent variable), yaitu kepribadian sebagai variabel bebas
pertama (X1), motivasi sebagai variabel bebas kedua (X2), , sedangkan variabel
terikat (dependent variabel) adalah pengambilan keputusan sebagai variabel
terikat pertama (Y1) .
Populasi
dalam penelitian ini adalah pengguna akomodasi pesawat domestik atau
Internasional dimana jumlah populasi yang diteliti sangat besar dan tidak
diketahui secara pasti atau bersifat infinite.
Penelitian ini menggunakan 25 indikator yang berupa item-item pertanyaan
dalam kuesioner, sehingga jumlah sampel minimal yang diambil adalah 125 - 250
responden. Responden yang dipilih adalah yang selalu menggunakan akomodasi
pesawat sebelum Covid-19 dan dimasa Covid-19 masih sering bepergian ke luar
kota atau luar negeri.
Penelitian
menggunakan desain survei cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dalam
kurun waktu dua minggu berturut-turut untuk mengetahui perilaku responden yang
menggunakan akomodasi pesawat untuk bepergian jarak jauh disaat Covid-19.
Hasil
Dan Pembahasan
A.
Deskriptif
Hasil Kuesioner
Dari data variabel kepribadian dapat diketahui skor tertinggi terdapat pada item pernyataan “Saya memiliki kepribadian yang terbuka terhadap cara-cara baru dalam melakukan
sesuatu”. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat terkhusus responden penelitian ini merasa bahwa
mereka memiliki kepribadian yang terbuka terhadap hal-hal baru di sekitar mereka. Dari data variabel motivasi dapat diketahui skor tertinggi terdapat pada item pernyataan “Penting bagi Saya memastikan kesehatan fisik sebelum bepergian menggunakan akomodasi pesawat”. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat terkhusus responden penelitian ini merasa bahwa
penting bagi mereka memastikan diri mereka dalam
keadaan sehat terutama disaat pandemi ini sangat rentan akan penularan
virus, sehingga menimbulkan
ketakutan yang akhirnya mempengaruhi motivasi mereka. Sedangkan dari data variabel pengambilan keputusan dapat diketahui skor tertinggi terdapat pada item pernyataan
“Media sosial membantu saya memberikan informasi terbaru mengenai perubahan aturan penerbangan dengan cepat.”. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat terkhusus responden penelitian ini merasa bahwa peran
media sosial saat ini sangat membantu mereka dalam membuat
keputusan, dan juga perkembangan
media sosial saat ini mempengaruhi pemikiran baik secara langsung atau tidak langsung.
B.
Uji Validitas Dan Reliabilitas
Semua
item pertanyaan yang terdapat
pada kuesioner penelitian dinilai valid. Hal ini dikarenakan nilai Corrected Item
Total Correlation atau yang sering
disebut dengan r hitung lebih besar
dari r tabel yang bernilai sebesar 0,3494. Hasil
uji validitas jika nilai positif dan rhitung lebih besar
dari rtabel , maka item dapat dinyatakan valid demikian sebaliknya, pengujian validitas konstruk dengan SPSS 21 adalah menggunakan korelasi.
C.
Teknik Analisis Data
Secara
normalitas titik-titik atau butir-butir berada dekat pada garis normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah berdistribusi
secara normal. Berdasarkan hasil pengolahan data
coefficients bahwa suatu
model dapat dikatakan tidak memiliki multikolinearitas jika nilai Variance Inflation Factor < 10. Bahwa nilai VIF masing-masing dari variabel bebas
semuanya < 10, dimana variabel kepribadian (X1) bernilai 1.247 dan motivasi (X2) bernilai 1.247. Dan patokan lain bahwa nilai tolerance > 0,1
dan nilai VIF < 10, sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi masalah
multikolinearitas. Berdasarkan
heteroskedastisitas diketahui
bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titiknya tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi atau setiap
varian memiliki persamaan dari residual pada
model regresi.
D.
Uji korelasi sistem Kepribadian (X1) terhadap Pengambilan Keputusan (Y)
Hasil uji korelasi kepribadian terhadap pengambilan keputusan sebesar 0.330 dengan signifikan 0.000. Maka dari perhitungan
tersebut dapat diambil keputusan bahwa nilai signifikan
sebesar 0,000 < 0,05 maka,
dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kepribadian terhadap pengambilan keputusan.
E.
Uji korelasi Motivasi (X2) terhadap Pengambilan Keputusan
(Y)
Berdasarkan tabel 4.16 hasil uji korelasi motivasi terhadap pengambilan keputusan sebesar 0.618 dengan signifikan 0.000. Maka dari perhitungan tersebut dapat diambil keputusan bahwa nilai signifikan
sebesar 0.000 < 0,05 maka,
dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara motivasi terhadap pengambilan keputusan.
F.
Uji Korelasi Antar Dimensi
Tabel 1. Korelasi Antar Dimensi
Hasil uji korelasi antar dimensi menghasilkan
nilai korelasi tertinggi sebesar 0.622 yaitu terdapat pada hubungan antara dimensi keterlibatan media dengan evaluasi alternatif. Artinya hubungan antara dimensi keterlibatan media dengan evaluasi alternatif berada pada tingkat hubungan yang kuat. Sementara itu, nilai korelasi
terendah sebesar 0,028 berada pada hubungan antara dimensi neuroticism dengan product choice. Artinya hubungan antara dimensi neuroticism dengan
product choice berada pada tingkat
hubungan sangat rendah.
G.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 2. Summary Coefficients
Berdasarkan model summary diperoleh nilai 0.376 atau sebesar 37.6%. Artinya bahwa sumbangan pengaruh dari variabel
independen yaitu kepribadian dan motivasi sebesar 37.6% terhadap variabel dependen yaitu pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi
pesawat di era pandemi saat ini. Sedangkan
sisanya sebesar 62,4 % dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain diluar model penelitian.
Uji Simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen . Maka berdasarkan teori tersebut dan hasil penelitian diatas dapat diketahui
bahwa F hitung (38.923)
> F tabel (3.087) dengan
nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya yaitu kepribadian dan motivasi bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era Covid-19.
Pada model regresi kita dapat melihat
pengaruh masing-masing variabel
independen (kepribadian dan
motivasi) terhadap variabel dependen (pengambilan keputusan). Berdasarkan hasil dari model regresi dapat dilihat bahwa,
pada kolom sig. masing-masing variabel
memiliki nilai yang jauh berbeda. Pada variabel kepribadian angka sig. menunjukan nilai signifikansi sebesar 0.389 > 0.05 yang artinya
Ho diterima atau kepribadian tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi
pesawat di era Covid-19. Namun berbeda pada variabel motivasi, dimana angka sig. menunjukan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 yang artinya
Ho ditolak atau motivasi berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era Covid-19.
Sehingga persamaan regresi yang terbentuk dari model regresi adalah :
Y = 10.525 + 0.076 X1 + 1.228 X2
Pembahasan
Kepribadian terhadap pengambilan keputusan
Berdasarkan pengujian hipotesis dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa salah satu variabel independen yaitu kepribadian memiliki hipotesis yang setelah di uji didapatkan hasil bahwa hasil
pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa kepribadian tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian tidak berperan besar atau signifikan dalam proses pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi
pesawat disaat pandemi. Hal ini juga diperkuat dari hasil korelasi antar dimensi yang mana hubungan korelasi antara kepribadian dan pengambilan keputusan sangat lemah. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh El
Othman (2020) mengatakan bahwa
tidak satupun dari ciri-ciri kepribadian secara signifikan terkait dengan gaya pengambilan
keputusan. Sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh penelitian lain
pada Jurnal Psikologi Organisasi (2018) menemukan bahwa conscientiousness secara tak terduga berhubungan
negatif dengan keputusan yang benar, dan
agreeableness dan neuroticism diharapkan memiliki hubungan negatif dengan keputusan yang benar. Keterbukaan berhubungan negatif dengan keputusan yang benar. Penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian dari Tsiakals K (2017) mengatakan bahwa kepribadian secara keseluruhan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan perjalanan. Sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Elspeth A.Frew Robin N.Shaw
(2014) menemukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian,
dan juga perilaku pariwisata
mereka dalam pengambilan keputusan.
Dalam
penelitian ini masyarakat lebih tertarik dengan cara mudah dan tidak menyulitkan mereka karena tentunya
hal ini sangat mempengaruhi psikologis dan terutama kepribadian mereka dalam merespon
sesuatu seperti misalkan disaat kondisi sebelum pandemi dimana masyarakat yang dulunya hanya harus menyertakan
kartu identitas sebagai syarat penerbangan domestik, sekarang di kondisi pandemi masyarakat sekarang harus melampirkan dokumen tambahan seperti hasil tes yang dibatasi waktu berlakunya. Sehingga kebijakan-kebijakan atau aturan tersebut dianggap menghambat keinginan untuk bepergian, namun secara teori terdapat
individual different yang mana kepribadian yang dimiliki setiap masyarakat tentu berbeda. Hal ini lah yang menjadi alasan bahwa kepribadian
berpengaruh namun tidak signifikan. Hasil ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan
oleh Elspeth A.Frew Robin N.Shaw
(2014) memberikan hasil bahwa ada hubungan
yang signifikan antara perilaku seseorang dalam untuk berpariwisata
dalam pengambilan keputusan. Sehingga semakin terbuka kepribadian mereka maka diharapkan memberikan dampak positif pada pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan penelitian terkait keterbukaan oleh El Othman (2020) bahwa
lebih banyak keterbukaan terhadap pengalaman secara signifikan dapat terkait dengan gaya pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil koefisien
korelasi dapat diketahui bahwa korelasi terendah berada pada dimensi neuroticism dengan dimensi product choice.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kepribadian yang dimiliki masyarakat akan kepekaan terhadap
sebuah ancaman negatif dalam bepergian
menggunakan akomodasi pesawat di era pandemi telah membantu mereka dalam memilih
dan pemrosesan secara kognitif. Hal ini sejalan dengan
penelitian Bayram, Nuran
& Aydemir, Mine (2017) mengatakan
terdapat hubungan positif antara neuroticism dengan pengambilan keputusan.
Motivasi terhadap pengambilan keputusan
Melihat
hasil korelasi antar dimensi, diketahui bahwa korelasi tertinggi berada pada dimensi hubungan antara dimensi keterlibatan media dengan dimensi evaluasi alternatif. Hal dapat membuktikan bahwa dengan adanya
media seperti media sosial
yang sangat diminati masyarakat
bahkan dunia saat ini maka evaluasi
alternatif juga memiliki suatu solusi alternatif
yang lebih cepat didapatkan dan akan berdampak nantinya pada proses
dan hasil pengambilan keputusan dalam penelitian ini terkhusus pada pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi
pesawat.
Berdasarkan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, hasil pengujian hipotesis kedua terbukti bahwa variabel independen yaitu motivasi berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi
pesawat di era Covid-19. Hasil penelitian
ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi
tingkat motivasi maka pengambilan keputusan akan semakin berpengaruh. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa penelitian diantaranya yaitu Caber.,dkk (2020) bahwa terdapat pengaruh langsung yang sangat tinggi dari motivasi
perjalanan yang berpengaruh
langsung secara signifikan terhadap niat berwisata atau bepergian. Penelitian lain terkait motivasi dan pengambilan keputusan lainnya yaitu oleh Abhishek.,dkk (2021) dalam penelitiannya juga menemukan hasil yang sama dengan penelitian
lainnya dimana motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan bepergian. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh peneliti lain yaitu Angguni & Lenggogeni (2021) bahwa krisis kesehatan
yang terjadi seperti saat pandemi ini
dapat menimbulkan motivasi perjalanan yang negatif dari para wisatawan. Situasi seperti saat ini
harus memastikan beberapa hal, terutama
yang paling penting adalah memastikan diri sendiri untuk tetap
sehat. Jika tidak terbentuk sebuah motivasi dalam diri konsumen, maka hubungan yang berkelanjutan tidak akan terjadi atau
niat untuk bepergian tidak akan muncul atau
terjadi.
Beberapa
peneliti yang mendukung hasil penelitian terdahulu diantaranya dilakukan oleh Trimurti & Utama, (2019) hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa motivasi wisatawan mempengaruhi keputusan bepergian berwisata ke Bali. Melalui motivasi masyarakat dapat memberikan nilai lebih pada maskapai penerbangan, dapat menciptakan situasi yang kedepannya dapat memahami keinginannya dan dapat mengadakan usaha-usaha untuk lebih mengenal masyarakat dengan lebih baik.
Berdasarkan hasil dari
pengujian hipotesis kedua yang menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik
faktor atau rangsangan dari motivasi yang diberikan maka pengambilan keputusan nantinya akan semakin memberikan
berdampak yang baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu diantaranya adalah Neuburger & Egger (2021) mengatakan
bahwa hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengaruh signifikan motivasi terhadap perilaku keputusan perjalanan dalam waktu singkat.
Penelitian lainnya dengan hasil yang sama juga ditemukan oleh Khan.,dkk (2018) bahwa dalam penelitian variabel motivasi berwisata berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan dalam berkunjung. Hal ini senada dengan
pendapat penelitian lainnya dari Wen et al., (2020) hasil penelitiannya diperoleh bahwa pengaruh faktor psikologis dan kesehatan mental
yang berbeda seperti kekhawatiran wisatawan, kecemasan, ketakutan, ketidaknyamanan bahkan diskriminasi dapat memperburuk tingkat persepsi risiko, yang nantinya pada gilirannya dapat mempengaruhi niat atau pengambilan
keputusan perjalanan mereka di masa yang akan datang.
Kepribadian dan Motivasi terhadap pengambilan keputusan bepergian
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis secara simultan, antara variabel independen yaitu kepribadian dan motivasi, secara bersama-sama terbukti berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era Covid-19. Variabel
kepribadian dan motivasi secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 37,6% terhadap variabel pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi
pesawat di era pandemi.
Nilai signifikansi yang paling signifikan
dari semua variabel independen terhadap variabel dependen adalah motivasi. Hasil ini menunjukkan bahwa jika kepribadian dan motivasi ditingkatkan secara bersama-sama maka pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi
pesawat nantinya akan meningkat, dan sebaliknya jika kepribadian dan motivasi nantinya semakin rendah maka pengambilan
keputusan pembelian ulang tiket akomodasi
pesawat juga akan menurun. Dari hasil penelitian ini yang menyatakan kepribadian dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh dapat disimpulkan juga bahwa kepribadian ternyata berpengaruh namun tidak signifikan,
dan motivasi dinilai berpengaruh secara signifikan.
Hasil penelitian ini dapat mendukung
penelitian terdahulu yang dilakukan Fitrayanti & Purwanto (2020) yang menyebutkan bahwa kepribadian dan motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Solomon
(2020) yang mana indikator dari
pengambilan keputusan dapat digunakan nantinya untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan-kemungkinan yang
dapat dilakukan pengukurannya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke
waktu termasuk perubahan perilaku konsumen.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
penelitian berjudul Era Baru Perilaku Konsumen : Pengaruh Kepribadian dan
Motivasi Terhadap Pengambilan Keputusan Bepergian Menggunakan Akomodasi Pesawat
di Era Covid-19, Berdasarkan hasil analisis pengaruh kepribadian konsumen terhadap
pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era Covid-19.
Didapatkan hasil bahwa kepribadian berpengaruh namun tidak signifikan terhadap
pengambilan keputusan. Hal ini diperkuat oleh hasil korelasi antar dimensi
bahwa hubungan antara dimensi neuroticism dengan product choice berada pada tingkat hubungan sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis pengaruh motivasi konsumen
terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi pesawat di era
Covid-19. Didapatkan hasil bahwa motivasi
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Hal ini diperkuat oleh
hasil korelasi antar dimensi bahwa hubungan antara dimensi keterlibatan media
dengan evaluasi alternatif berada pada tingkat hubungan yang kuat. Berdasarkan
hasil analisis pengaruh kepribadian dan motivasi secara bersama-sama
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian ulang tiket akomodasi
pesawat di era Covid-19.
BIBLIOGRAFI
Anderson, C. L., &
Agarwal, R. (2010). Practicing safe computing: A multimethod empirical
examination of home computer user security behavioral intentions. MIS
Quarterly, 613–643.
Di Crosta A, Ceccato I, Marchetti D, La Malva P, Maiella R,
Cannito L, et al. (2021). Psychological
factors and consumer behavior during the COVID-19 pandemic. PLoS ONE 16(8):
E0256095.
Mckinsey. (2020). Asian consumer sentiment during the
COVID-19 crisis.
Mehta, S., Saxena, T & Purohit, N. (2020). The New Consumer Behaviour Paradigm amid
COVID-19: Permanent or Transient?. Journal of Health Management 22(2) 291–301.
DOI: 10.1177/0972063420940834
Morakabati , Y , Kapuscinki, G.(2015). Personality, Risk
Perception, Benefit Sought and Terrorism Effect. International journal of
tourism research. Available from:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jtr.2068/abstract
Nielsen. (2020). Race Against COVID-19: A Deep Dive on How
Indonesian Consumers Are Reacting to the Virus.
Pemani, P & Massie,J. (2017). The Effect Of Personal
Factors On Consumer Purchase Decision (Case Study: Everbest Shoes). Jurnal EMBA
: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 5(1) 68-77
Pestana, M., Parreira, A., Moutinho, L. (2020). Motivations,
emotions and satisfaction: The keys to a tourism destination choice. Journal of
Destination Marketing and Management. 16. DOI: 10.1016/j.jdmm.2018.12.006
Priyatno, Duwi. (2016). Belajar Alat Analisis Data Dan Cara
Pengolahannya Dengan SPSS.
Yogyakarta : Gava Media
Purba, JHV., Rita, F & Steven. (2021). The Impact Of
Covid-19 Pandemic On The Tourism Sector In Indonesia. Jurnal Aplikasi Ekonomi,
Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3 No. 1
Riestyaningrum, F., Ferdaos, E. & B. B. (2020). Customer
behavior impact on international tourist’s travel intention due to Covid-19. Journal
of Sustainable Tourism and Entrepreneurship (JoSTE)., 1 No.3.
Seema Mehta,Tanjul Saxena, Neetu Purohit. (2020). The New
Consumer Behaviour Paradigm amid COVID-19: Permanent or Transient?. Journal of
Health Management, 22(2) 291–301, 2020
Solomon, M. R. (2016). Consumer behavior: Buying, having and
being (12th ed.).
Pearson.https://ekon.go.id/publikasi/detail/3159/penerapan-ppkm-untuk-mengendalikan-laju-covid-19-dan-menjaga-kehidupan-masyarakat
So Young Bae & Po-Ju Chang. (2021). The effect of
coronavirus disease-19 (COVID-19) risk perception on behavioural intention
towards ‘untact’ tourism in South Korea during the first wave of the pandemic
(March 2020), Current Issues in Tourism, 24:7, 1017-1035, DOI:
10.1080/13683500.2020.1798895
Stokburger-Sauer, N. E. (2011). The relevance of visitors’
nation brand embeddedness and personality congruence for nation brand
identification, visit intentions and advocacy. Tourism Management, 32(6), 1282–
1289.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV
Suliyanto. (2018). Metode Penelitian Bisnis Untuk Skripsi,
Tesis & Disertasi.Yogyakarta : ANDI, CV
Swarbrooke, J., & Horner, S. (2004). Consumer behavior in
tourism. Burlington, MA: ButterworthHeinemann.
Thapa, B., Cahyanto, I., Holland, S. M., & Absher, J. D.
(2013). Wildfires and tourist behaviors in Florida. Tourism Management, 36,
284–292. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2012.10.011
Tien, NH., Ngoc, NM dan Anh DBH. (2021). Change of consumer
behavior in the post Covid-19 period. International Journal of
Multidisciplinary Research and Growth Evaluation, Vol.1, No.53-58
Trimurti,CP & Utama, I Gusti. (2019). An Investigation Of
Tourism Motivation And Tourist Attraction Of Tourists To Bali. JMK, Vol. 21,
No. 2
Tsiakali,K. (2017). User-generated-content versus
marketing-generated-content: personality and content influence on traveler’s
behavior. Journal of Hospitality Marketing & Management. 27(1):1-27
DOI:10.1080/19368623.2018.1477643
Valaskova, K., Kramarova, K., & Bartosova, V. (2015).
Multi criteria models used in Slovak consumer market for business decision
making. Procedia Economics and Finance, 26, 174–182. https://doi.org/10.1016/s2212–
5671(15)00913–2
Vargas,EP., Ripoll Carla., Panadero,MB., & Alcaniz
Mariano. (2021). Lifestyle segmentation of tourists: the role of personality.
Heliyon. Vol.7. https://doi.org/10.1016/ELSEVIER_CM_POLICY
Weaver, D. B. (2012). Psychographic insights from a South
Carolina protected area. Tourism Management, 33(2), 371 –379.
Copyright holder: Mona Turisna Nasutio, Michsin Saggaf Shihab (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |