Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
10, Oktober 2022
PERANCANGAN ATRIBUT KEBUTUHAN
PENDENGAR PADA PROGRAM WE TALK RADIO K-LITE FM DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI
SERVICE QUALITY DAN MODEL KANO
Tania Alya Andrianingrum, Yati Rohayati, Ima Normalia Kusmayanti
Universitas Telkom, Bandung, Indonesia
Email: [email protected].
ac.id, [email protected],
[email protected]
Abstrak
Radio K-Lite FM adalah radio swasta di wilayah Bandung yang menyiarkan Talkshow tentang perempuan bernama program We Talk. Radio memiliki sumber pendapatan yang salah satunya berasal dari pendapatan pengiklanan, namun sejak tahun 2019 pendapatan belum pernah mencapai target perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya ketertarikan pengiklan dalam menggunakan jasa pengiklanan radio. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka perbaikan program perlu dilakukan untuk menarik pengiklan sehingga program We Talk dapat memberikan kontribusi pendapatan. Tugas Akhir ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi atribut kebutuhan program yang dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan program. Metode yang digunakan untuk mendapatkan atribut kebutuhan sesuai dengan preferensi pendengar adalah Integrasi Service Quality dan Model Kano. Wawancara dilakukan kepada sepuluh partisipan yang pernah mendengarkan program We Talk di rentang usia 20 – 55 tahun untuk mendapatkan Voice of Customer (VoC). Selanjutnya, dilakukan pengelompokan VoC berdasarkan dimensi Service Quality yaitu Content Quality, Announcer Competence, Speaker Competence, Program Awareness dan Ease of Contact. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 112 responden. Integrasi kedua metode menghasilkan True Customer Needs (TCN) yang perlu untuk ditingkatkan yaitu memuat materi bahasan yang variatif, penyiar baik dalam berperilaku dan tepat dalam pengucapan, penambahan layanan kontak, meningkatkan promosi terhadap identitas program serta mengundang narasumber yang berkualitas.
Kata Kunci: Service Quality, Model Kano, Radio Penyiaran, Program Radio, True Customer Needs
Absract
Radio K-Lite FM is a private radio
station in the Bandung area that broadcasts a talk show about women called the
We Talk program. Radio has sources of income, one of which comes from
advertising revenue, but since 2019 the revenue has never reached the company's
target. This is due to the lack of interest of advertisers in using radio
advertising services. Based on the existing problems, program improvements need
to be made to attract advertisers so that the We Talk program can contribute to
revenue. This final project aims to identify the attributes of program
requirements that can be used as the basis for program improvement. The method
used to obtain the attributes of the needs according to the preferences of the
listeners is the Integration of Service Quality and Kano Model. Interviews were
conducted with ten participants who had listened to the We Talk program in the
age range of 20-55 years to get Voice of Customer (VoC).
Furthermore, the VoC is grouped based on the Service
Quality dimensions, namely Content Quality, Announcer Competence, Speaker
Competence, Program Awareness and Ease of Contact. Data was collected by
distributing questionnaires to 112 respondents. The integration of the two
methods produces True Customer Needs (TCN) that need to be improved, namely
containing varied discussion material, broadcasters with good behavior and
proper pronunciation, adding contact services, increasing promotion of program
identity and inviting quality resource persons.
Keywords: Service
Quality, Kano Model, Broadcast Radio, Radio Program, True Customer Needs
Pendahuluan
Pertumbuhan stasiun radio mulai menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia terutama di daerah Bandung, Jawa Barat. Meskipun adanya perubahan zaman dan teknologi, radio masih berperan penting dalam menyalurkan informasi kepada masyarakat luas. Berdasarkan Undang Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, terdapat empat jenis lembaga yang mengatur jenis pengelolaan siaran radio di
Indonesia salah satunya yaitu
Lembaga Penyiaran Swasta. Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) memuat
daftar stasiun radio swasta
Bandung yang masih aktif beroperasi hingga saat ini salah satu diantaranya yaitu Radio K-Lite FM.
Radio Kontinental
Lintas Telekomunikasi atau K-Lite FM merupakan stasiun radio Bandung
yang dinaungi oleh Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) dengan segmen pendengar
dewasa. Radio K-Lite membagi
program acaranya menjadi dua jenis yaitu
Online Programme Highlight dan On Air Programme Highlight. Pada tahun
2021, Radio K-Lite merilis beberapa
program acara Talkshow yaitu
Program We On, Jabar Juara dan We Talk.
We Talk merupakan
program acara Talkshow yang membahas
segala hal tentang wanita dengan membagikan kisah inspiratif tentang dunia pekerjaan hingga kesehatan wanita. Hadirnya program We Talk bertujuan untuk menarik pendengar dengan topik yang bermanfaat bagi wanita.
Lama waktu berdirinya radio tidak menjamin akan pendapatan
yang stabil dan mencapai
target setiap tahunnya. Pihak radio mengatakan bahwa adanya pandemi
mempengaruhi kinerja perusahaan untuk terus bertahan. Berikut merupakan grafik data pendapatan K-Lite FM
yang disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Data pendapatan
K-Lite FM
Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kontribusi pendapatan pada pengiklanan. Pengiklan menyasar program dengan pendengar terbanyak serta memiliki segmen yang jelas untuk memperoleh feedback pengiklanan yang diharapkan. Pada
Tabel 1 yang menampilkan
Data Viewers Program Talkshow Radio 2021, dapat dibuktikan bahwa pada tahun 2021/2022
program We Talk memiliki jumlah
pendengar yang paling sedikit
dibandingkan dengan program
Talkshow Jabar Juara dan We On.
Tabel 1. Data Viewers Program Radio
No. |
Nama Program |
Oktober – Desember 2021 |
Januari – Maret 2022 |
1 |
We Talk |
276 |
166 |
2 |
Jabar Juara |
159 |
188 |
3 |
We On |
257 |
714 |
Penggalian permasalahan juga dilakukan dengan melakukan wawancara kepada sepuluh partisipan yang pernah mendengarkan program We Talk minimal satu
kali pada rentang umur 20 –
55 tahun. Berdasarkan hasil wawancara tersebut didapatkan hasil evaluasi pendengar yang tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2 Evaluasi Pendengar pada Program We Talk
No. |
Data Keluhan |
Persentase |
1 |
Informasi jadwal siaran program kurang
diketahui. |
20% |
2 |
Narasumber memberikan informasi yang bias |
50% |
3 |
Penyiar sering memotong pembicaraan narasumber |
40% |
4 |
Pengucapan kata penyiar tidak tepat |
30% |
5 |
Informasi materi program kurang beragam |
60% |
6 |
Adanya gangguan jaringan pada saat hujan |
40% |
7 |
Informasi program tidak lengkap di Website dan Aplikasi |
20% |
8 |
Media komunikasi tidak beragam (Whatsapp, SMS dan Telepon) |
40% |
Evaluasi terhadap program oleh
pendengar menghasilkan penilaian mengenai informasi jadwal siaran program kurang diketahui, narasumber memberikan informasi yang bias, penyiar sering memotong pembicaraan narasumber, pengucapan kata penyiar tidak tepat,
informatif materi program kurang beragam, adanya gangguan jaringan pada saat hujan, informasi program tidak lengkap di Website dan Aplikasi serta media komunikasi yang tidak beragam (Whatsapp, SMS dan Telepon) (Azmi, 2018).
Pada tugas akhir ini akan
didapatkan True Customer Needs sebagai
usulan perbaikan yang dapat diberikan kepada pihak Radio K-Lite FM. Implementasi dapat dilakukan dengan terlebih dahulu meninjau pada sisi kelebihan, kekurangan serta resiko yang ada pada setiap hasil rancangan. Hasil rancangan diharapkan dapat membantu pihak radio dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas program We Talk.
Metode penelitian
Penelitian Tugas Akhir yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pendengar pada program
We Talk. Metode yang tepat digunakan untuk merumuskan atribut kebutuhan program yaitu dengan menerapkan Integrasi
Service Quality dan Model Kano. Terdapat lima tahapan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan penelitian yaitu tahap pengumpulan
data, tahap pengolahan
data, tahap verifikasi, tahap perancangan sistem terintegrasi dan tahap validasi.
Pada tahap pengumpulan data dilakukan penggalian Voice of Customer (VoC)
melalui in-depth interview kepada
sepuluh pendengar program
We Talk dengan rentang umur 20 – 55 tahun serta melakukan perancangan kuesioner Service
Quality dan Model Kano untuk memperoleh
data yang akan diolah berdasarkan kedua metode (Morissan, 2018). Pada tahap perancangan kuesioner dilakukan penerjemahan terhadap atribut kebutuhan ke dalam
bentuk pertanyaan.
Kuesioner terlebih dahulu melalui tahap uji validitas isi untuk memastikan
bahwa kalimat pada pertanyaan telah sesuai berdasarkan penelitian terdahulu. Jika kuesioner dikatakan valid, maka dapat dilanjutkan
ke proses selanjutnya yaitu penentuan kriteria unit analisis dan
pretest kuesioner. Kriteria
unit analisis merupakan tahap untuk menentukan
kriteria responden yang dapat mengisi kuesioner.
Sementara tahap pretest kuesioner disebarkan kepada 30 orang untuk mengukur tingkat pemahaman responden terhadap pertanyaan kuesioner. Selanjutnya, data hasil pretest kuesioner akan melalui tahap
uji normalitas, validitas konstruk dan reliabilitas. Nilai
uji normalitas dikatakan
normal jika nilai signifikan lebih besar dari level of significant yaitu 5% (>0.050). Data dikatakan
valid jika nilai koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai positif dan lebih besar dari 0,30 (Ghozali, 2016). Sementara data yang reliabel memiliki koefisien Alpha Cronbach’s lebih besar dari 0,6 (Hair, Risher, Sarstedt,
& Ringle, 2019). Jika seluruh hasil pretest telah melalui ketiga uji tersebut dengan data yang dikatakan valid serta reliabel, maka dapat dilanjutkan dengan penentuan ukuran dan teknik sampling.
Tahap penentuan ukuran dan teknik sampling dilakukan dengan menggunakan non-probability sampling dengan
jenis judgement sampling. Judgement sampling merupakan suatu jenis teknik pengambilan
sampel yang dilakukan terhadap responden terpilih untuk mewakili populasi objek (Malhotra, Nunan, &
Birks, 2017). Terdapat ketentuan ukuran sampel yang dapat digunakan pada studi kasus deskriptif yaitu minimal 100 sampel (Nag & Gilitwala, 2019). Jumlah pertanyaan pada kuesioner adalah 18 item dengan nilai pengkali yang digunakan yaitu 5, maka jumlah ukuran
sampel yang digunakan berjumlah 100 (Hair et al., 2019). Berdasarkan pernyataan tersebut, ukuran sampel yang digunakan adalah sebanyak 112 sampel.
Pengolahan data servqual menghasilkan atribut kuat dan lemah. Sementara pengolahan data model
kano menghasilkan enam kategori Kano yaitu One
Dimensional, Must Be, Attractive, Indifferent, Reverse dan Questionable. Hasil pengolahan data berdasarkan integrasi kedua metode menghasilkan True Customer
Needs yang dapat ditingkatkan
untuk memperbaiki kualitas program. Selanjutnya, dilakukan tahap verifikasi dan validasi dengan pihak radio untuk mendapatkan persetujuan hasil rancangan dan melakukan diskusi terkait perencanaan implementasi.
Hasil Dan Pembahasan
Operasionalisasi
Dimensi
Atribut kebutuhan yang telah dirumuskan berdasarkan pengumpulan Voice of Customer (VoC) dikelompokkan berdasarkan kategori dimensi Service Quality. Berikut merupakan pengelompokkan atribut ke dalam dimensi Service Quality pada Tabel (3)
Tabel 4
Operasionalisasi Dimensi
Dimensi |
Definisi |
Atribut Kebutuhan |
Content Quality (Kualitas Konten) |
Kualitas konten dan materi progam radio yang sesuai dengan kebutuhan pendengar. |
Materi seputar wanita terkini. |
Materi seputar wanita akurat. |
||
Materi variatif
seputar wanita. |
||
Announcer Competence (Kemampuan Penyiar) |
Kemampuan penyiar dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi kepada pendengar. |
Penyiar interaktif. |
Penyiar berperilaku sopan. |
||
Ketepatan pengucapan
penyiar. |
Dimensi |
Definisi |
Atribut Kebutuhan |
Ease of Contact (Ketersediaan kontak) |
Layanan kontak sebagai alternatif media komunikasi penghubung pendengar dengan pihak radio. |
Layanan kontak
beragam. |
Respon layanan kontak cepat. |
||
Layanan kontak
mudah dihubungi. |
||
Program Awareness |
Tingkat pengetahuan
pendengar terhadap identitas program. |
Identitas program mudah
diketahui. |
Identitas program mudah
diingat. |
||
Ciri khas program mudah dikenali. |
||
Speaker Competence |
Kemampuan narasumber dalam menyampaikan informasi kepada pendengar. |
Narasumber program menguasai
materi. |
Narasumber program berwawasan
luas. |
||
Narasumber program komunikatif. |
A. Pengolahan
Data Kuesioner Service Quality
Hasil kuesioner yang telah didapatkan pada kuesioner Service Quality akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan kategori atribut berdasarkan nilai perhitungan pada GAP dan Nilai Kepuasan Pelanggan (NKP). Data hasil kuesioner yang akan digunakan untuk mengolah data kuesioner Service Quality yaitu nilai rata-rata pada kuesioner tingkat Harapan, Kenyataan dan Kepentingan. Pengolahan data berdasarkan hasil kuesioner pada ketiga kuesioner Service Quality menghasilkan kategori atribut pada Tabel (4).
Tabel 5 Pemgolahan Kuesioner
Service Quality
Kode Atribut |
Harapan |
Kenyataan |
GAP |
CQ1 |
3,29 |
2,48 |
0,81 |
CQ2 |
3,65 |
2,98 |
0,66 |
CQ3 |
3,34 |
3,53 |
-0,19 |
AC1 |
3,33 |
2,60 |
0,73 |
AC2 |
3,32 |
3,70 |
-0,38 |
AC3 |
3,43 |
3,56 |
-0,14 |
EC1 |
3,35 |
3,49 |
-0,15 |
EC2 |
3,32 |
2,68 |
0,64 |
EC3 |
3,30 |
2,60 |
0,70 |
PA1 |
3,37 |
2,65 |
0,73 |
PA2 |
3,33 |
2,62 |
0,71 |
PA3 |
3,42 |
3,49 |
-0,07 |
SC1 |
3,37 |
2,67 |
0,70 |
SC2 |
3,40 |
3,51 |
-0,11 |
SC3 |
3,37 |
2,68 |
0,69 |
B. Pengolahan
Data Kuesioner Model Kano
Tahap pengolahan data kuesioner model Kano digunakan untuk menghasilkan kategori Kano berdasarkan kuesioner Fungsional dan Disfungsional. Kedua kuesioner menghasilkan data yang akan diolah berdasarkan rumus Blauth Formula untuk menghasilkan kategori nilai Kano. Hasil pengolahan data kuesioner model Kano dapat dilihat pada Tabel (5)
Tabel 6
Pemgolahan Kuesioner Service Quality (Lanjutan)
Kode Atribut |
Kepentingan |
NKP |
Kategori |
CQ1 |
3,32 |
2,68 |
Kuat |
CQ2 |
3,76 |
2,50 |
Kuat |
CQ3 |
3,31 |
-0,63 |
Lemah |
AC1 |
3,46 |
2,52 |
Kuat |
AC2 |
3,30 |
-1,26 |
Lemah |
AC3 |
3,39 |
-0,46 |
Lemah |
EC1 |
3,41 |
-0,50 |
Lemah |
EC2 |
3,28 |
2,09 |
Kuat |
EC3 |
3,37 |
2,36 |
Kuat |
PA1 |
3,34 |
2,43 |
Kuat |
PA2 |
3,29 |
2,33 |
Kuat |
PA3 |
3,41 |
-0,25 |
Lemah |
SC1 |
3,41 |
2,39 |
Kuat |
SC2 |
3,42 |
-0,37 |
Lemah |
SC3 |
3,41 |
2,36 |
Kuat |
C. Integrasi
Service Quality dan Model Kano
Pada tahap ini dilakukan integrasi antara hasil kategori Service Quality dan kategori Model Kano yang telah didapatkan pada pengolahan data sebelumnya. Integrasi pada kedua jenis kuesioner akan menghasilkan tiga keterangan True Customer Needs yaitu dipertahankan, ditingkatkan dan diabaikan. Pada tahap ini dihasilkan tujuh atribut yang perlu dipertahankan, enam atribut yang perlu ditingkatkan dan dua atribut yang perlu diabaikan. Hasil Integrasi Service Quality dan Model Kano dapat dilihat pada Tabel (6).
Tabel 7
Pemgolahan Kuesioner Model Kano
Kode Atribut |
A |
O |
M |
I |
Q |
R |
A+O+M |
I+R+Q |
Hasil Kategori |
CQ1 |
10 |
37 |
19 |
45 |
1 |
0 |
66 |
46 |
O |
CQ2 |
13 |
16 |
37 |
46 |
0 |
0 |
66 |
46 |
M |
CQ3 |
12 |
15 |
41 |
43 |
0 |
1 |
68 |
44 |
M |
AC1 |
20 |
13 |
43 |
36 |
0 |
0 |
76 |
36 |
M |
AC2 |
42 |
17 |
12 |
40 |
0 |
1 |
71 |
41 |
A |
AC3 |
16 |
30 |
25 |
40 |
0 |
1 |
71 |
41 |
O |
EC1 |
26 |
32 |
26 |
28 |
0 |
0 |
84 |
28 |
O |
EC2 |
20 |
36 |
19 |
36 |
0 |
1 |
75 |
37 |
O |
EC3 |
21 |
27 |
14 |
50 |
0 |
0 |
62 |
50 |
O |
PA1 |
25 |
12 |
6 |
68 |
1 |
0 |
43 |
69 |
A |
PA2 |
17 |
11 |
8 |
75 |
1 |
0 |
36 |
76 |
I |
PA3 |
35 |
16 |
19 |
41 |
0 |
1 |
70 |
42 |
I |
SC1 |
22 |
21 |
26 |
43 |
0 |
0 |
69 |
43 |
M |
SC2 |
34 |
17 |
13 |
47 |
1 |
0 |
64 |
48 |
A |
SC3 |
25 |
21 |
29 |
35 |
2 |
0 |
75 |
37 |
M |
D. True
Customer Needs
Hasil akhir rancangan tugas akhir menghasilkan enam atribut yang perlu ditingkatkan pihak Radio K-Lite FM sebagai True Customer Needs (TCN). Rincian True Customer Needs dapat dilihat pada Tabel (7)
Tabel 8
True
Customer Needs
Kode Atribut |
True Customer Needs |
Kategori SERVQUAL |
CQ3 |
Menyediakan materi yang variatif seputar wanita. |
Ditingkatkan |
AC2 |
Penyiar dapat berperilaku dengan sopan. |
Ditingkatkan |
AC3 |
Penyiar tepat dalam pengucapan
kata. |
Ditingkatkan |
EC1 |
Tersedia layanan kontak yang beragam. (SMS, Telepon dan Whatsapp) |
Ditingkatkan |
PA1 |
Identitas
program dapat diketahui dengan mudah. |
Ditingkatkan |
SC2 |
Narasumber memiliki wawasan yang luas. |
Ditingkatkan |
Kesimpulan
Identifikasi atribut kebutuhan menggunakan metode Service Quality dan Model Kano melalui
beberapa tahap proses diantaranya adalah pengolahan kuesioner Service
Quality, pengolahan kuesioner
Model Kano, Integrasi kedua metode
dan True Customer Needs. Data yang diolah berdasarkan metode Service
Quality menghasilkan menghasilkan
sembilan atribut kuat dan enam atribut
lemah. Sementara hasil pengolahan data kuesioner menggunakan model Kano diperoleh lima atribut kebutuhan One Dimensional, lima atribut
kebutuhan Must be, dua atribut kebutuhan Attractive dan dua atribut kebutuhan
Indifferent. Pada tahap pengintegrasian
kedua metode diperoleh tujuh atribut dipertahankan, enam atribut ditingkatkan
dan dua atribut diabaikan.
BIBLIOGRAPHY
Azmi, Khaerul. (2018). Kecakapan
Penyiar Radio Bhery Hamzah Dalam Program Elshinta News And Talk Di Elhsinta
Radio. Pantarei, 2(2).
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete
IBM SPSS 23, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2016. Aplikasi
Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss, 23.
Hair, Joseph F., Risher, Jeffrey J., Sarstedt, Marko,
& Ringle, Christian M. (2019). When to use and how to report the results of
PLS-SEM. European Business Review, 31(1), 2–24.
Malhotra, Naresh, Nunan, Dan, & Birks, David.
(2017). Marketing research: An applied approach. Pearson.
Morissan, M. A. (2018). Manajemen Media Penyiaran:
Strategi Mengelola Radio & Televisi Ed. Revisi. Prenada Media.
Nag, Amit Kumar, & Gilitwala, Bhumiphat. (2019).
E-Wallet-factors affecting its intention to use. International Journal of
Recent Technology and Engineering, 8(4), 3411–3415.
Copyright holders: Tania Alya Andrianingrum, Yati Rohayati, Ima Normalia Kusmayanti (2022) |
First publication right: Syntax Literate : Indonesian Scientific Journal |
This article is licensed under: |