Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
10, Oktober 2022
ANALYSIS DESIGN
OF COMPUTER NETWORK INFRASTRUCTURE FOR EASY MAINTENANCE AT TELKOM UNIVERSITY
LANDMARK TOWER (TULT) USING NETWORK DEVELOPMENT LIFE CYCLE
(NDLC) METHOD
Ananda Anggie Nur
Aini1), Rd. Rohmat Saedudin2),
Umar Yunan Kurnia Septo Hediyanto3)
Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom,
Indonesia
Email: [email protected]1), [email protected]2), [email protected]3)
Abstrak
Kondisi infrastruktur jaringan pada Gedung TULT saat ini memiliki beberapa kendala, diantaranya gedung tersebut memiliki keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal
penanganan seperti kondisi putusnya jaringan pada suatu gedung atau
setiap lantai yang ada di gedung TULT, sehingga memperlambat tim infrastruktur untuk melakukan penanganan dengan cepat. Masalah kedua yaitu Gedung TULT
memiliki konsep bangunan yang sangat tertutup, sehingga semua kondisi jaringan
tersebut tertahan pada tiap ruang, yang menyebabkan jaringan tersebut tidak
stabil. Berdasarkan
hasil analisis kondisi infrastruktur jaringan saat ini, maka
penelitian ini menggunakan metode Network
Development Life Cycle (NDLC) sebagai sistematika penyelesaian masalah. Urutan tahapan yang digunakan yaitu
tahap analysis, tahap design, dan tahap simulation prototyping.
Adapun hasil yang didapatkan
selama penelitian ini yaitu infrastruktur desain jaringan
yang digunakan Fakultas Rekayasa Industri pada Gedung
TULT saat ini adalah topologi star. Topologi star memiliki kelemahan seperti kestabilan jaringan yang sangat tergantung pada terminal pusat, sehingga jika switch mengalami gangguan, maka seluruh jaringan
pada tiap lantai juga akan terganggu. Penelitian ini menghasilkan blueprint berupa
rancangan infrastruktur desain jaringan di Gedung TULT agar dapat
menjadikan jaringan yang stabil dan easy maintenance dengan cara menerapkan
rancangan skema jaringan pada Gedung TULT menggunakan topologi hybrid.
Topologi hybrid ini
diputuskan untuk digunakan
dalam rancangan skema ini karena
dapat menggabungkan dua atau lebih
topologi jaringan yang berbeda, sehingga setiap komputer dalam sebuah jaringan
dapat bertukar data. Faktor
lain yang digunakan dalam rancangan skema ini yaitu dengan menggunakan LACP sebagai rancangan jalur alternatif (redundancy link).
Kata Kunci Easy Maintenance, Jaringan, Network Development Life Cycle, Topologi
Abstract
The existing state of the network infrastructure in the TULT Building
presents various challenges, notably a lack of Human Resources. In terms of
dealing with the condition of a network break in a building or on each level of
the TULT building, it may slow down the infrastructure team's ability to handle
the situation appropriately. The second issue is that the TULT Building has a
very closed building concept, which means that all networks are trapped in each
room, causing the network to be unstable. Based on an analysis of the network
infrastructure's existing condition, this study uses the Network Development
Life Cycle (NDLC) method to solve problems systematically. The stages are as
follows: analysis, design, and simulated prototyping. The network design
infrastructure employed by the Industrial Engineering Faculty at the TULT
Building is currently a star topology. It has poor network stability since it
depends on the central terminal. The network on each floor will be affected if
the switch is disturbed. By implementing a network scheme design in the TULT
Building utilizing a hybrid topology, this research creates a blueprint for a
network infrastructure design in the TULT Building to make the network stable
and easy to manage. This hybrid topology was chosen for use in creating this
scheme because it allows the combination of two or more different network
topologies, allowing each machine in a network to share data. Another
consideration in this scheme's design is using LACP as an alternate route
design (redundancy link).
Keywords: Easy Maintenance, Network, Network Development Life Cycle, Topology
Pendahuluan
Seiring dengan berkembangnya
zaman terutama dalam bidang Teknologi Informasi (TI) pada era globalisasi
membuat setiap negara berkembang pesat untuk menciptakan sebuah TI yang terbaru. Dengan
menerapkan TI, sistem informasi
akan bekerja secara maksimal. Teknologi informasi juga dapat didukung oleh infrastruktur jaringan yang baik dan dapat mempertimbangkan beberapa hal dalam membangun
suatu jaringan seperti tata letak, desain bangunan dan media transmisi yang digunakan. Salah satu
pendukung infrastruktur jaringan adalah topologi jaringan yang handal (Kurniawan dkk., 2016).
Universitas Telkom merupakan salah satu Perguruan
Tinggi Swasta di Indonesia yang terletak di Kabupaten
Bandung, Jawa Barat. Universitas Telkom
merupakan gabungan dari beberapa institusi yang berada dibawah naungan Yayasan
Pendidikan Telkom. Terdapat beberapa Fakultas yang berada di dalam lingkungan
Universitas Telkom, yaitu Fakultas Teknik Elektro, Fakultas Rekayasa Industri,
Fakultas Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Komunikasi dan
Bisnis, Fakultas Industri Kreatif, dan Fakultas Ilmu Terapan (Telkom University, 2021).
Universitas Telkom memiliki Gedung kuliah baru
setinggi 20 lantai yang dinamakan dengan Telkom University Landmark Tower (TULT).
Gedung TULT merupakan Gedung kuliah tertinggi saat ini di
Bandung. Konsep dari
Gedung ini yaitu go green dan smart building, dimana gedung ini memiliki 288 ruang yang akan digunakan untuk
perkuliahan, fasilitas kegiatan akademik, penelitian, laboratorium, Research
Center, dan lain-lain. Gedung TULT akan difungsikan
sebagai gedung perkuliahan, dilengkapi dengan berbagai fasilitas lengkap yang
menunjang kegiatan akademik dan penelitian di lingkungan Universitas Telkom (Yayasan Pendidikan Telkom,
2020). Seluruh lantai pada gedung ini semuanya sudah terkoneksi oleh jaringan internet dan prasarana saat ini penting
bagi mahasiswa dan dosen untuk mobilitas
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dari
wawancara yang sudah dilakukan bersama Pusat Teknologi dan Informasi (PuTI) mengenai kondisi infrastruktur jaringan pada Gedung TULT saat
ini memiliki beberapa
kendala, diantaranya gedung tersebut memiliki keterbatasan Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam hal penanganan seperti kondisi putusnya jaringan pada suatu gedung atau
setiap lantai yang ada di gedung TULT, sehingga memperlambat tim infrastruktur untuk melakukan penanganan dengan cepat. Masalah kedua yaitu
Gedung TULT memiliki konsep bangunan yang sangat tertutup, sehingga semua
kondisi jaringan tersebut tertahan pada tiap ruang, yang menyebabkan jaringan
tersebut tidak stabil.
Saat
ini pada Gedung TULT sudah diterapkan
topologi star yang memiliki
konsep berpusat pada suatu perangkat dengan menggunakan 1 buah core switch
sebagai pusat, core
switch ini tersedia di Gedung D lalu terhubung dengan switch
distribution lantai 1 Gedung TULT. Switch distribution pada lantai 1 akan terhubung
ke ruang panel di setiap lantai sebagai
penghubung jaringan tiap ruangan. Dengan
digunakannya topologi star
ini pada infrastruktur jaringan pada Gedung TULT, membuat
penanganan yang ada di dalam gedung ataupun
setiap lantai lebih lama terdeteksi. Menurut Arofirizky (2021, hlm.
350) dengan menggunakan topologi hybrid (gabungan)
beberapa jenis topologi dapat memberikan perluasan jaringan dan kemudahan maintenance
yang optimal.
Berdasarkan kondisi permasalahan
tersebut, maka diperlukan adanya perencanaan desain konfigurasi pada jaringan komputer yang dikelola dari Pusat Teknologi dan Informasi (PuTI). Jaringan komputer (computer networks) adalah himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Kata “autonomous” mengandung pengertian bahwa komputer tersebut memiliki kendali atas dirinya.
Jaringan komputer dapat dikatakan sebagai kumpulan beberapa buah komputer
yang terhubung satu sama lain dan dapat berbagi resources (Sofana,
2011, hlm. 4). Tujuan jaringan komputer untuk melakukan komunikasi data dengan menggunakan protokol komunikasi
melalui media komunikasi (kabel atau nirkabel), sehingga komputer-komputer
tersebut dapat saling berbagi informasi, data program-program, dan penggunaan
perangkat keras secara bersama (Kustanto
& Daniel T Saputro, 2015, hlm. 1).
Untuk metode yang akan digunakan dalam penelitian saat ini merupakan metode
Network Development Life Cycle (NDLC). Network Development Life Cycle
(NDLC) merupakan suatu metode yang digunakan dalam mengembangkan atau merancang jaringan infrastruktur yang memungkinkan terjadinya pemantauan jaringan untuk mengetahui statistic dan kinerja jaringan (James, 2004). Selain itu, metode
NDLC ini mempunyai karakter continuous improvement sehingga
output analisis dapat
terus dijadikan pertimbangan untuk melakukan perbaikan secara berkala atau terus menerus
(Prabowo dkk.,
2015).
Penelitian yang akan dilakukan ini, akan menghasilkan sebuah
pembaharuan untuk mendukung desain topologi jaringan
yang easy maintenance. Maintenance yaitu sebuah kebijakan yang diperlukan untuk mempertahankan suatu kondisi dalam
keadaan yang efektif. Maka easy maintenance yang dijelaskan
peneliti yaitu kemudahan aktivitas yang dilakukan dalam menjaga kinerja sebuah komponen sehingga dapat bekerja dengan optimal (Blanchard dkk., 1995).
Adapun tujuan penelitian secara umum yaitu untuk melakukan kontribusi terhadap Universitas Telkom sehingga dapat menjadikan acuan sebagai hasil rekomendasi jaringan komputer untuk Gedung Telkom University Landmark Tower (TULT) yang dapat mengoptimalkan setiap infrastruktur jaringan yang sudah ada saat ini.
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No |
Judul Penelitian |
Penulis |
Hasil Penelitian |
Perbedaan Penelitian |
1 |
Rancang Bangun Jaringan Komputer Menggunakan Sistem Manajemen Omada Controller
pada Inspektorat Kabupaten
Sumbawa dengan Metode Network Development Life
Cycle (NDLC) |
Yudi Mulyanto dan Satrio Budi Prakoso, (2020) |
Penerapan metode NDLC hanya
diterapkan beberapa saja seperti analysis, design,
simulation prototyping, implementation dan monitoring. Penerapan tahapan ini disesuaikan dengan kebutuhan dari permasalahan yang dihadapi. |
Penerapan metode NDLC pada penelitian
sebelumnya hanya menggunakan lima tahap saja, sedangkan dalam penelitian sekarang menggunakan tahapan analysis,
design, dan simulation prototyping. |
2 |
Perancangan Jaringan Nirkabel
sebagai Redundancy Link pada Infrastruktur
WAN Yayasan Kesehatan (YaKes) Telkom Bandung Menggunakan
Metodologi Network Development Life Cycle (NDLC) |
Nolanda Indria dan M. Teguh
Kurniawan, (2017) |
Penerapan metode NDLC tahap
identifikasi ditemukan permasalahan yaitu pada tingkat availability jaringan
yang belum terpenuhi, sehingga diusulkan perancangan jaringan nirkabel. |
Penelitian sebelumnya berfokus
pada availability jaringan sedangkan dalam penelitian sekarang berfokus pada desain jaringan yang high availability. |
3 |
Perancangan Infrastruktur Jaringan
Komputer untuk Mendukung Implementasi Sistem Informasi pada Universitas Teknologi
Sumbawa |
Shinta Esabella, (2016) |
Dalam metode NDLC yaitu
Penggunaan jaringan kabel lebih stabil
dibandingkan menggunakan nirkabel. |
Penelitian sebelumnya membahas
mengenai infrastruktur jaringan dengan media kabel dan untuk penelitian sekarang berfokus pada infrastruktur jaringan yang stabil. |
Metodologi Penelitian
Model konseptual merupakan suatu kerangka berpikir dan deskripsi yang terstruktur mengenai bagaimana sebuah sistem itu dapat bekerja dan diorganisasikan. Model konseptual ini bertujuan untuk melakukan suatu identifikasi dalam proses penelitian dan dapat membantu dalam melakukan perumusan pemecahan suatu masalah (Hevner dkk., 2004). Model konseptual yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1
Model Konseptual
Pada Gambar 1 ditunjukkan model konseptual penelitian secara
detail. Terdapat tiga ruang lingkup, yaitu lingkungan, penelitian SI dan dasar ilmu. Pada lingkup lingkungan terdapat komponen technology yaitu belum diterapkannya keseluruhan teknologi yang ada untuk memudahkan
dalam dalam pengembangan topologi jaringan di Gedung Telkom University Landmark Tower
(TULT).
Selanjutnya pada ruang lingkup penelitian
SI terdapat komponen build
dan evaluate, untuk komponen
build diambil berdasarkan
artefaknya yaitu desain topologi jaringan area Gedung Telkom University Landmark Tower
(TULT). Kemudian komponen evaluate
diambil berdasarkan simulasi yaitu melakukan simulasi desain
konfigurasi jaringan area Gedung Telkom University Landmark Tower (TULT).
Pada ruang lingkup Dasar ilmu terdapat komponen foundations dan methodology,
komponen foundations berdasarkan
teori yang sangat penting untuk mendukung pengerjaan penelitian seperti teori jaringan
komputer, teori topologi jaringan dan infrastruktur. Terakhir bagian komponen methodology untuk mendeskripsikan metode yang akan digunakan dalam pengerjaan penelitian yaitu metode Network
Development Life Cycle (NDLC), tetapi hanya berfokus pada tiga tahap yaitu tahap
analysis, design dan simulation prototyping.
Setelah melakukan
identifikasi permasalahan terkait
penelitian, dilakukan analisis
mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan desain konfigurasi jaringan di Gedung Telkom University Landmark
Tower (TULT), sehingga
dapat memudahkan penulis dalam
pembuatan desain konfigurasi. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini terdiri dari
wawancara (interview) dan observasi
(observation).
1.
Wawancara (interview)
Wawancara (interview)
adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara adalah suatu kejadian
atau proses interaksi antara pewawancara (interviewer)
dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi secara langsung. Dengan melakukan teknik wawancara dapat diperoleh data secara akurat dalam suatu
penelitian. Keterkaitan wawancara dengan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan hasil analisis masalah jaringan komputer yang ada di Gedung Telkom University Landmark
Tower (TULT) bersama pihak Pusat Teknologi
dan Informasi (PuTI).
2.
Observasi (observation)
Menurut Given (2008 hlm. 522) “Observasi (observation) merupakan hal
yang sangat fundamental dalam penelitian kualitatif. Observasi bermanfaat
untuk mengumpulkan berbagai data perilaku atau interaksi sosial. Data observasi
dapat berupa open-ended data yaitu pola-pola atau closed & coded
data yaitu konfirmasi pola-pola tertentu”. Keterkaitan obeservasi dengan penelitian ini yaitu untuk melihat, mengamati dan mencatat kegiatan secara keseluruhan mengenai masalah jaringan komputer yang ada di Gedung Telkom University Landmark
Tower (TULT). Serta dalam
melakukan observasi diperlukan dokumentasi agar setiap tahap dan kegiatan yang akan dikerjakan sesuai dengan arahan dalam
penelitian.
Pada tahap analysis, peneliti memodelkan proses penelitian
mulai dari hasil identifikasi masalah berdasarkan studi literatur dan studi
lapangan, dilanjutkan untuk
membuat latar belakang. Setelah
itu membuat rumusan masalah berdasarkan batasan masalah
dalam penelitian yang dilakukan. Melakukan
pengumpulan data yang didapat
dan melakukan analisa terhadap desain konfigurasi jaringan secara existing. Dari analisa tersebut, peneliti dapat mengetahui analisa kebutuhan yang akan digunakan sebagai acuan dalam tahapan
selanjutnya. Pada tahap design
peneliti melakukan perancangan desain topologi berdasarkan hasil analisa kebutuhan,
hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Selanjutnya pada tahap simulation prototyping, penulis
melakukan komparansi perancangan desain topologi existing dan melakukan
perbaikan desain. Jika dalam perbaikan desain gagal atau
tidak berhasil maka peneliti harus
mengulang kembali pada tahap design. Namun dalam perbaikan desain berhasil maka hasil perancangan
dapat diajukan kepada pihak terkait
dan melakukan laporan hasil analisa berdasarkan
kesimpulan dari semua tahap yang sudah dilakukan serta memberikan saran dalam penelitian yang lebih lanjut berdasarkan
permasalahan yang ada.
Metode evaluasi dilakukan untuk membuktikan keakuratan dan kevalidan
dari keputusan yang dihasilkan. Pada metode evaluasi penelitian tugas akhir ini
yaitu menggunakan evaluasi komparasi yaitu membuat perbandingan
antara desain konfigurasi jaringan yang sudah ada dan yang akan dilakukan nanti pada Gedung Telkom University
Landmark Tower (TULT). Sehingga didapatkan perbandingan sesuai kriteria dalam penelitian ini. Untuk melakukan
evaluasi komparasi, peneliti mengambil dari hasil wawancara
dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya dengan pihak Pusat Teknologi dan Informasi (PuTI).
Berikut desain topologi jaringan saat ini pada Gedung Telkom University
Landmark Tower (TULT) berdasarkan hasil wawancara bersama salah satu staf infrastruktur Pusat Teknologi dan Informasi (PuTI) Universitas Telkom.
Gambar 2
Desain topologi jaringan
saat ini di TULT
Pada Gambar 2 menunjukkan infrastruktur desain jaringan yang digunakan Fakultas Rekayasa Industri pada empat lantai yaitu
lantai 4, lantai 8, lantai 9, dan lantai 18. Terdapat switch core dari
Gedung D terhubung ke switch
distribution lantai 1 Gedung TULT dengan menggunakan kabel fiber optic untuk
menyediakan akses internet ke
seluruh gedung TULT pada tiap lantai. Switch
distribution pada lantai 1 akan
terhubung ke ruang panel di setiap lantai sebagai penghubung jaringan tiap ruangan, yang akan terhubung ke access point dan untuk penghubung jaringan cctv. Selain itu juga terdapat switch backup yang
digunakan sebagai cadangan apabila terdapat kerusakan atau switch distribution sedang
down.
Topologi yang digunakan
pada Gedung TULT saat ini yaitu topologi star.
Dimana dalam penggunaan topologi star mempunyai beberapa kekurangan seperti saat pengiriman
paket data yang masuk ke hub kemudian dikirim melalui seluruh node yang terhubung
sangat banyak maka kinerja dari jaringan
tersebut akan menurun, selain itu penggunaan hub atau switch bisa menjadi kritis
karena kontrol yang terpusat.
Untuk setiap lantai pada Gedung TULT ini hanya dua lantai
saja yang terdapat switch tambahan
yaitu lantai 8 dan lantai 18, sehingga lantai tersebut memiliki 3 buah device switch
untuk melakukan distribusi. Pada lantai 4 dan lantai 9 terdapat dua switch yang langsung terbagi untuk access point dan
cctv.
Untuk lantai 4 memiliki dua belas
access point dan enam cctv
yang terhubung pada setiap switch-nya. Lantai 8 terdapat
dua puluh empat access point dan dua
puluh cctv yang terhubung dengan switch
yang berbeda. Lantai 9 terdapat enam belas
access point dan dua puluh
cctv yang terhubung
pada setiap switch-nya.
Terakhir lantai 18 memiliki enam belas
access point dan sembilan cctv
yang terhubung dengan switch
yang berbeda.
Gambar 3
Desain topologi jaringan lantai 4 saat ini di
TULT
Pada Gambar 3 merupakan gambaran denah topologi lantai 4 saat ini Gedung TULT, dimana terdapat
switch yang berada di ruang
panel dekat lift. Perangkat
switch ini terhubung
langsung dengan access
point setiap ruangan.
Di lantai 4 ini terdapat 12 access point dengan 2 jenis yang berbeda yaitu 4 access point yang berjenis
Ruijie AP 130W2V2 dan 8 access point berjenis Ruijie AP720L. Connector
yang digunakan yaitu kabel STP dengan dengan kategori label CAT6 dan menggunakan standar ANSI/EIA/TIA
568-B pada kedua ujungnya sehingga dapat dikatakan kabel yang digunakan adalah straight-through. 14 Wall Face
Plate Dual Fiber Optical Connector di lantai 4
juga terhubung secara langsung dari switch distribusi, nantinya apabila diperlukan koneksi internet tambahan di dalam ruangan hanya
perlu menggunakan switch
dengan cara menyambungkan kabel SFP dari connector Fiber Optik
yang ada di dinding menuju ke switch yang digunakan
dalam ruangan.
Gambar 4
Desain topologi jaringan lantai 8 saat ini di
TULT
Pada Gambar 4 merupakan gambaran denah topologi lantai 8 saat ini Gedung TULT, dimana
lantai tersebut digunakan untuk ruang lab riset, ruang kelas dan ruang integra lab. Pada jaringan lantai 8 terdapat 2 switch, untuk distribusi jaringan pada lantai 8 dan untuk connector
SFP. Selain itu, terdapat 24 access point secara
keseluruhan dan 20 SFP pada ruangan
lab riset serta integra
lab. Untuk setiap kelas tidak disediakan
connector, karena hanya
dilengkapi access point untuk
setiap ruang kelas. Access point untuk lantai 4 memiliki 2 jenis access
point yang berbeda yaitu
20 access point berjenis Ruijie
AP720L dan 4 access point berjenis Ruijie AP840. Keseluruhan access
point tersebut terhubung
melalui switch di ruang
panel.
Gambar 5
Desain topologi jaringan lantai 9 saat ini di
TULT
Pada Gambar 5 merupakan gambaran denah topologi lantai 9 saat ini Gedung TULT, dimana
lantai tersebut digunakan untuk ruang kelas dan ruang integra lab saja. Pada lantai
ini terdapat 16 access
point yang terhubung di setiap
ruangan kelas dan integra
lab. Access point untuk lantai
9 ini memiliki 2 jenis access
point yang berbeda yaitu
12 access point berjenis Ruijie
AP720L dan 4 access point berjenis Ruijie AP840. Untuk setiap ruang kelas
yang berada pada lantai ini tidak disediakan
connector fiber, karena connector ini hanya untuk integra lab saja.
Secara keseluruhan access
point pada lantai 9 ini
terhubung melalui switch
yang ada di ruang
panel.
Gambar 6
Desain topologi jaringan lantai 18 saat ini di
TULT
Pada Gambar 6 merupakan gambaran denah topologi lantai 18 saat ini Gedung TULT, dimana
lantai ini digunakan untuk ruang dekan, ruang
wakil dekan, ruang kaprodi, ruang rapat dan ruang kerja staf Fakultas
Rekayasa Industri. Pada lantai 18 ini setiap
ruang memiliki connector
fiber dan terdapat 16 access point yang terhubung
di setiap ruangan, access
point tersebut memiliki 2 jenis yaitu 11 access point berjenis Ruijie AP130W2V2 dan 5 access
point berjenis Ruijie
AP720L. Secara keseluruhan access
point pada lantai 18 ini
terhubung melalui switch
yang ada di ruang
panel.
Perangkat jaringan
yang digunakan saat ini pada Gedung TULT adalah switch dan access point.
Berikut adalah spesifikasi perangkat jaringan yang digunakan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama salah satu staf dari divisi Infrastruktur Teknologi Informasi
(PuTI). PuTI bertanggung jawab untuk mengelola
semua jenis infrastruktur, teknologi, dan informasi untuk membantu memberikan
layanan di bidang tersebut.
Tabel IV. 1 Jenis Perangkat
Yang Digunakan Saat Ini
Perangkat |
Keterangan
Lokasi Perangkat |
Ruijie 130W2V2 Series Access Point |
- 4 Access Point di Lantai 4 - 11 Access Point di Lantai 18 |
Ruijie 720L Series Access Point |
- 8 Access Point di Lantai 4 - 20 Access Point di Lantai 8 - 12 Access Point di Lantai 9 - 5 Access Point di Lantai 18 |
Ruijie 840 Series Access Point |
- 4 Access Point di Lantai 8 - 4 Access Point di Lantai 9 |
Ruijie RG-S2910-24GT4XS-UP-H Series Switch |
- 1 Switch di Lantai 4 - 1 Switch di Lantai 8 - 1 Switch di Lantai 9 - 1 Switch di Lantai 18 |
Ruijie RG-S2910-24GT4SFP-UP-H Series Switch |
- 1 Switch di Lantai 4 - 1 Switch di Lantai 8 - 1 Switch di Lantai 9 - 1 Switch di Lantai 18 |
Ruijie RG-NBS3200-24SFP/8GT4XS Series Switch |
- 1 Switch di Lantai 4 - 1 Switch di Lantai 8 - 1 Switch di Lantai 9 - 1 Switch di Lantai 18 |
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam Analysis Design of Computer
Network Infrastructure for Easy
Maintenance at Telkom University Landmark Tower
(TULT) Using Network Development Life Cycle (NDLC) Method, dapat disimpulkan bahwa: 1). Analisa kondisi dari infrastruktur desain jaringan yang sudah diterapkan saat ini pada Gedung TULT yaitu masih menggunakan
topologi star, dengan alur switch
core dari Gedung D terhubung
ke switch distribution lantai
1 Gedung TULT dengan menggunakan
kabel fiber optic untuk
menyediakan akses internet ke
seluruh gedung TULT pada tiap lantai. Switch
distribution pada lantai 1 akan
terhubung ke ruang panel di setiap lantai sebagai penghubung jaringan tiap ruangan, yang akan terhubung ke access point dan untuk penghubung jaringan cctv. Selain itu juga terdapat switch backup yang
digunakan sebagai cadangan apabila terdapat kerusakan atau switch distribution sedang
down. Topologi star memiliki
kelemahan seperti kestabilan jaringan yang sangat tergantung pada terminal pusat, sehingga jika switch mengalami gangguan, maka seluruh jaringan
pada tiap lantai juga akan terganggu. 2). Hasil rancangan infrastruktur desain jaringan di Gedung TULT
agar dapat menjadikan jaringan yang stabil dan mudah dilakukan maintenance
yaitu dengan menerapkan rancangan skema jaringan pada
Gedung TULT menggunakan dua
topologi yang dikombinasikan
yaitu topologi star
dan topologi ring atau
disebut topologi hybrid.
Topologi hybrid ini diputuskan untuk digunakan dalam rancangan skema ini karena, dapat
menggabungkan dua atau lebih topologi
jaringan yang berbeda sehingga setiap komputer dalam sebuah jaringan dapat bertukar data. Selain itu, kerusakan
pada setiap node tidak
akan mempengaruhi kinerja jaringan secara keseluruhan dan topologi ini dapat
dikembangkan dengan mudah tanpa perlu
mengubah topologi yang sudah ada. Faktor lain yang digunakan dalam rancangan skema ini yaitu dengan menggunakan LACP sebagai rancangan jalur alternatif (redundancy link) dan sebagai
penyeimbang beban kerja dalam jaringan (load
balancing) yang dipusatkan untuk
mencegah keterlambatan pengiriman data saat kondisi down akibat salah satu jaringan terputus,
serta dapat mencegah terjadinya overload
akibat beban kerja jaringan yang menumpuk pada satu jalur saja.
Aditya,
F., Ahmad, U. A., & Saputra, R. E. (2021). Perencanaan Infrastruktur
Jaringan Komputer Dikawasan Asrama Universitas Telkom. eProceedings of Engineering, 8(2).
Arrofirizky, R., & Azizah, D. (2021). Desain Dan
Manajemen Jaringan Menggunakan Topologi
Hybrid Pada Bangunan Mall. Sitasi, 1(1),
349-356.
Direktorat Pusat teknologi
informasi. (2021, Februari 8). Diakses
pada 14 Juli 2022, diambil dari Direktorat Pusat Teknologi Informasi website: https://it.telkomuniversity.ac.id/
Esabella, S. (2016). Perancangan Infrastruktur Jaringan Komputer
Untuk Mendukung Implementasi Sistem Informasi Pada Universitas Teknologi
Sumbawa. MATRIK: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika dan Rekayasa
Komputer, 44-55.
Goldman, J. E., &
Rawles, P. T. (2004). Applied data communications: a business-oriented
approach (p. 608). New York: Wiley.
Hevner, A. R., March, S.
T., Park, J., & Ram, S. (2004). Design science in information systems
research. MIS quarterly, 75-105.
Indria, N., &
Kurniawan, M. T. (2017). Perancangan Infrastruktur Jaringan Nirkabel
Menggunakan Metodologi Network Development Life Cycle (NDLC) Di Yayasan
Kesehatan (Yakes) Telkom Bandung. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri
(JRSI), 4(02), 178-186.
Irawati, I. D., Yovita, L. V., & Wibowo, T. A. (2015). Jaringan Komputer dan Data Lanjut. CV.Budi Utama
James, G. (2004).
Chapter 10: The Network Development Life Cycle. Applied Data
Communications: A Business-Oriented Approach, 375.
Javid, S. R. (2014).
Role of packet tracer in learning computer networks. International
Journal of Advanced Research in Computer and Communication
Engineering, 3(5), 6508-6511.
Kumar, R., & Shinde,
P. R. (2016). Computer Network-IP Address & Subnetting. International
Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT), 5(4),
242-246.
Kurniawan, M. T.,
Nurfajar, A., Dwi, O., & Yunan, U. (2016). Desain Topologi Jaringan Kabel
Nirkabel PDII-LIPI dengan Cisco Three-Layered Hierarchical menggunakan
NDLC. ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi,
& Teknik Elektronika, 4(1), 47.
Liu, Q., & Liu, Q. (2014, October). A study on topology
in computer network. In 2014 7th
International Conference on Intelligent Computation Technology and Automation (pp.
45-48). IEEE.
Mathew,
A., & Prabhu, B. (2017). A study on virtual local area network (VLAN) and
inter-VLAN routing. International Journal
of Current Engineering and Scientific Research (IJCESR), 4(10).
Misra, S., &
Goswami, S. (2014). Introduction to
Network Routing.
Mousa, A. H., Mohammed,
N. T., & Mohammed, E. A. (2019, August). EFCNT: An evaluation framework for
computer’s network topologies. In AIP Conference Proceedings (Vol.
2144, No. 1, p. 050010). AIP Publishing LLC.
Mufadhol, M. (2012).
Simulasi Jaringan Komputer Menggunakan Cisco Packet Tracer. Jurnal Transformatika, 9(2), 64-71.
Mulyanto, Y., &
Prakoso, S. B. (2020). Rancang Bangun Jaringan Komputer Menggunakan Sistem
Manajemen Omada Controller Pada Inspektorat Kabupaten Sumbawadengan Metode
Network Development Life Cycle (Ndlc): Rancang Bangun Jaringan Komputer
Menggunakan Sistem Manajemen Omada Controller Pada Inspektorat Kabupaten
Sumbawadengan Metode Network Development Life Cycle (Ndlc). Jurnal
Informatika Teknologi dan Sains, 2(4), 223-233.
Nurfajar, A., Kurniawan,
M. T., & Yunan, U. (2015). Desain Dan Analisa Infrastruktur Jaringan Wired
Di Pdii-lipi Jakarta Dengan Menggunakan Metode Network Development Life Cycle
(ndlc). eProceedings of Engineering, 2(2).
Nuryanto, L. E. (2015).
Konsep subnetting Ip address untuk efisiensi internet. Orbith: Majalah
Ilmiah Pengembangan Rekayasa dan Sosial, 11(1).
Odom, W. (2013). CCNA
Routing and Switching ICND2 200-101 Official Cert
Pratama, P. A. E.
(2015). Handbook Jaringan Komputer.
PuTI. (2017, September 20). Telkom University. Diakses
pada 14 Juli 2022, diambil dari Perguruan Tinggi Swasta Terbaik website: https://telkomuniversity.ac.id/
Prabowo, R. T., &
Kurniawan, M. T. (2015). Analisis dan Desain Keamanan Jaringan Komputer dengan
Metode Network Development Life Cycle (Studi Kasus: Universitas Telkom). JRSI
(Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri), 2(01), 1-7.
Rachmawati, T. (2017).
Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif. UNPAR Press.
Bandung.
Ramdhania, A. N.,
Kurniawan, M. T., & Hediyanto, U. Y. K. (2019, November). Network
infrastructure design in connectivity using Inter-VLAN concept in bandung
district government. In Proceedings of the 3rd International Conference
on Telecommunications and Communication Engineering (pp. 111-115).
Riza, M. I. A., & Kurniawan, M. T. (2018).
Analisis dan perancangan space planning pada data center di Pemerintah
Kabupaten Bandung berdasarkan standar ANSI/BICSI 002 dengan metode PPDIOO studi
kasus: Diskominfo Pemerintah Kabupaten Bandung. eProceedings
of Engineering, 5(2).
Siswanto, D.,
Priyandoko, G., Tjahjono, N., Putri, R. S., Sabela, N. B., & Muzakki, M. I.
(2021, June). Development of Information and Communication Technology
Infrastructure in School using an Approach of the Network Development Life
Cycle Method. In Journal of Physics: Conference Series (Vol.
1908, No. 1, p. 012026). IOP Publishing.
Sofana, Iwan. 2013. Membangun Jaringan Komputer. Informatika: Bandung. 553 halaman.
Tarkaa, N. S., Iannah, P. I., & Iber, I. T. (2017).
Design and simulation of local area network using cisco packet tracer. The International Journal of Engineering and
Science, 6(10), 63-77.
Ananda Anggie Nur
Aini1), Rd. Rohmat Saedudin2),
Umar Yunan Kurnia Septo Hediyanto3) (2022) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |