Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
GAMBARAN MANIFESTASI KLINIS PASIEN ANAK
DENGAN RAPID TEST ANTIGEN COVID-19 POSITIF DI KLINIK RAWAT INAP MUSLIMAT
SINGOSARI TAHUN 2021
Agli adhitya1, Kadafi2
Universitas Islam Bandung1, Universitas Brawijaya2, Indonesia
Email: [email protected]1,
[email protected]2
Abstrak
Secara global, kasus
COVID-19 pada anak (0-17 tahun)
cenderung lebih rendah dibanding dewasa namun jumlah
kasus anak terkonfirmasi tetap makin meningkat. Berdasarkan data yang didapat dari IDAI bahwa angka kasus COVID-19 pada anak di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia. Pada Desember
2020, terdapat 35.506 kasus
suspek COVID-19 pada anak
di Indonesia, dengan total kematian
sebanyak 522, dan CFR 1,4. Pada kasus
COVID-19, populasi anak menunjukkan tanda dan gejala tidak spesifik,
sehingga diperlukan diagnosa dan tatalaksana COVID
-19 anak yang tepat. Berdasarkan paparan diatas, untuk menilai
gambaran klinis pasien anak yang teinfeksi COVID-19, Peneliti ingin melihat karakteristik
manifestasi klinis pasien anak dengan
COVID-19. Metode yang dilakukan
adalah dengan deskriptif observasional, artinya obyek diobservasi
satu kali saja. Pengukuran variable dilakukan
pada saat pengkajian data. Usia pasien Covid-19 pada anak yang paling banyak adalah usia 0-5 tahun dengan kelamin paling banyak adalah laki-laki.
Manifestasi klinis pasien Covid-19 pada anak yang
paling banyak adalah demam. Gejala berat
didapatkan pada kelompok usia 0-5 tahun dan usia 12-17 tahun serta didapatkan pada kelompok status gizi normal dan underweight.
Kata Kunci: Covid-19, Klinik, Rapid TestMinimal
Abstract
Keywords: Covid-19, Clinic, Rapid Test
Pendahuluan
Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi
Hubei. Sumber penularan kasus ini masih
belum diketahui pasti, tetapi kasus
pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Sampel
yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirus baru.
Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara
sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus
Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).1
World Health Organization (WHO) mengumumkan
Covid-19 sebagai pandemic global pada 11 maret 2020. Pada akhir tahun 2020 seluruh negara di seluruh dunia terkena dampak dari pandemi
ini. Pada tanggal 2 maret 2020 kasus pertama di Indonesia ditemukan.2 Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar
8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia
Tenggara (Rangkuti & Aswan, 2020).
Secara global, kasus COVID-19 pada anak (0-17 tahun) cenderung lebih rendah dibanding
dewasa namun jumlah kasus anak
terkonfirmasi tetap makin meningkat (Ni Made, 2022). Data Kementrian Kesehatan
Indonesia per tanggal 15 Januari
2021 menujukkan diantara seluruh kasus konfirmasi
COVID-19, 2,7 % merupakan anak
usia 0-5 tahun, dan 8,9% anak usia 6- 18 tahun. Angka kematian COVID-19 anak usia 0-5 tahun
adalah 0,8% dan usia 6-18 tahun adalah 1,5%.3
Berdasarkan data sampai
bulan desember 2021 kasus konfirmasi Covid-19 di
Indonesia berjumlah sekitar
4 juta kasus. Provinsi jawa timur
menduduki peringkat ke-4 terbanyak setelah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dengan jumlah kasus
399.766 atau sekitar 9,4% dari total kasus di seluruh Indonesia. Jumlah
kasus anak di provinsi Jawa Timur sekitar 9.4% dimana anak usia 0-5 tahun
2% dan 6-18 tahun 7,2%.4 Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang memiliki angka kejadian Covid-19 yang tinggi di provinsi Jawa Timur, dimana jumlah kasus
yang terjadi sekitar 14.473
atau sekitar 3,6% dari jumlah kasus
di Jawa Timur (Pratiwi, 2021).
Berdasarkan data yang didapat dari IDAI bahwa angka kasus
COVID-19 pada anak di Indonesia menjadi
yang tertinggi di Asia. Pada Desember
2020, terdapat 35.506 kasus
suspek COVID-19 pada anak
di Indonesia, dengan total kematian
sebanyak 522, dan CFR 1,4. Sementara
kasus terkonfirmasi 37.706 kasus terkonfirmasi dengan CFR 0.46. Mortalitas tertinggi pada kasus terkonfirmasi COVID-19 terdapat
pada kelompok usia 10-18 tahun (26%) dengan komorbiditas dan diagnosis yang paling umum
adalah keganasan (17.3%)
dan Gagal Nafas (54.5%).
Angka Kasus ini kemungkinan lebih tinggi dari data yang tersedia mengingat sedikitnya kasus pasien tidak bergejala
yang melakukan pemeriksaan.
Pada kasus COVID-19, populasi
anak menunjukkan tanda dan gejala tidak spesifik, sehingga diperlukan diagnosa dan tatalaksana COVID
-19 anak yang tepat (Sulistyo, 2022).
Berdasarkan paparan
diatas, untuk menilai gambaran klinis pasien anak
yang teinfeksi COVID-19, Peneliti
ingin melihat karakteristik manifestasi klinis pasien anak
dengan COVID-19 di Klinik
Rawat Inap Muslimat Singosari. Klinik Rawat Inap Muslimat Singosari
dipilih karena jumlah kasus COVID-19 di Kecamatan Singosari menjadi yang tertinggi di wilayah
Kabupaten Malang yaitu berjumlah 1724 kasus.
Metode Penelitian
Jenis penelitian
adalah deskriptif observasional, artinya obyek diobservasi satu kali saja. Pengukuran variable dilakukan
pada saat pengkajian data. Subjek Penelitian adalah rekam medis
anak yang terinfeksi
Covid-19 di Klinik Rawat Inap
Muslimat Singosari. Sampel Penelitian adalah anak yang terinfeksi Covid-19 di Klinik
Rawat Inap Muslimat Singosari Periode Februari – Desember 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari data
yang dikumpulkan pasien anak yang teinfeksi Covid-19 sejak Februari – Desember 2021 sejumlah 25 anak (Erlina, 2022).
Kriteria inklusi
pada penelitian ini antara lain, Anak berusia 0 – 18 tahun, Menunjukkan gejala Covid-19, dan Kriteria suspek serta hasil
positif pada pemeriksaan
Rapid Test Antigen. Sedangkan kriteria
ekslusi antara lain, Anak usia 0-18 tahun yang menunjukkan gejala Covid-19 dengan Rapid Test Antigen Negative (Hurin’in,
Krisnasary, Sari, Wahyudi, & Yosephin,
2022).
Variabel karakteristik penelitian meliputi, usia, jenis kelamin, berat badan, disertai manifestasi klinis seperti demam, batuk, pilek, anosmia, sesak, muntah, diare, nyeri otot, dan sesak napas (Sigalingging, 2022).
Hasil dan Pembahasan
Data hasil penelitian didapatkan dengan cara mengambil
data sekunder berupa berkas rekam medis
pasien Covid-19 anak yang melaksanakan pemeriksaan kesehatan di Klinik Rawat Inap Muslimat pada bulan Januari – Desember 2021. Dari pengumpulan data, didapatkan jumlah populasi sebanyak 20 orang.
Gambar Karakteristik
Pasien Covid-19 Anak Berdasarkan
Usia
Dari gambar
diatas didapatkan bahwa dari jumlah
sampel 20 anak, terdapat 15 anak yg berusia antara
0-5 tahun, 3 anak usia 6-11 tahun, dan 2 anak usia 12-17 tahun.
Gambar Karakteristik Pasien Covid-19 Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari gambar diatas
didapatkan bahwa dari jumlah sampel
20 anak, terdapat 11 anak yg berjenis
kelamin laki-laki dan 9 anak berjenis kelamin
perempuan.
Gambar Karakteristik Pasien Covid-19 Anak Berdasarkan
Status Gizi
Dari gambar diatas
didapatkan bahwa dari jumlah sampel
20 anak, terdapat 14 anak dengan status gizi normal, 5 anak dengan underweight, dan 1 anak
dengan overweight.
Gambar Karakteristik Pasien Covid-19 Anak Berdasarkan Manifestasi klinis
Dari gambar diatas
didapatkan bahwa dari jumlah sampel
20 anak, terdapat 85% anak mengalami demam, 50% mengalami batuk, 30 % mengalami pilek, 15% mengalami sesak, dan 65% mengalami mual atau muntah
atau diare.
Gambar Karakteristik Manifestasi klinis Pasien Covid-19 Anak Berdasarkan Usia
Dari gambar diatas
didapatkan bahwa pada kelompok usia anak
0-5 tahun 86.6 % anak mengalami demam, 53.3% mengalami batuk, 26.6% mengalami pilek, 6.6% mengalami sesak, dan 53.3% mengalami mual, muntah atau diare.
Pada kelompok usia 6-11 tahun didapatkan 100% mengalami demam, 33.3% mengalami batuk, 33.3% mengalami pilek, 100% mengalami mual, muntah atau diare
serta tidak ada yang mengalami sesak (Alfiyah
Bilqisti, 2022).
Pada kelompok usia
12-17 tahun didapatkan 50% mengalami demam, 50% mengalami batuk, 50% mengalami pilek, 100% mengalami sesak dan 100% mengalami mual atau muntah atau
diare (Alfiyah
Bilqisti, 2022).
Gambar 4.6 Karakteristik Manifestasi klinis Pasien Covid-19 Anak Berdasarkan
Status Gizi
Dari gambar 4.6 didapatkan
bahwa pada kelompok status gizi anak normal didapatkan 78.57% anak mengalami demam, 57.14% mengalami batuk, 35.716% mengalami pilek, 7.14% mengalami sesak, dan 57.14% mengalami mual, muntah atau diare.
Pada kelompok status gizi underweight
didapatkan 80% mengalami demam, 40% mengalami batuk, 20% mengalami pilek, 20% mengalami mual, muntah atau
diare serta tidak ada yang mengalami sesak.
Pada kelompok status gizi overweight didapatkan
100% mengalami demam dan
100% mengalami mual atau muntah atau
diare (Furwasyih & Sari, 2022).
Secara global, kasus
COVID-19 pada anak (0-17 tahun)
cenderung lebih rendah dibanding dewasa namun jumlah
kasus anak terkonfirmasi tetap makin meningkat. Berdasarkan data yang didapat dari IDAI bahwa angka kasus COVID-19 pada anak di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia. Angka Kasus ini kemungkinan lebih tinggi dari
data yang tersedia mengingat
sedikitnya kasus pasien tidak bergejala
yang melakukan pemeriksaan.
Pada kasus COVID-19 (Qoriza,
Wahyuningrum, Keb, Khalimatus, & SiT,
2022), populasi
anak menunjukkan tanda dan gejala tidak spesifik, sehingga diperlukan diagnosa dan tatalaksana COVID
-19 anak yang tepat.
Manifestasi klinis COVID-19 pada anak berbeda dengan dewasa, anak memiliki
tendensi mengalami gejala yang ringan bahkan asimtomatik. Di
China pada 341 anak terkonfrimasi
COVID-19 menujukkan 5,9% asimptomatik,
99,3 % bergejala ringan/ sedang (demam, gejala infeksi saluran napas dengan atau tanpa pneumonia), 0,6% gejala berat (distress napas disertai hipoksia akut) dan 0,3% mengalami gagal napas dan syok. Berdasarkan beberapa studi gejala tersering
pada anak meliputi demam (45-77%), batuk (32-50%), rinorea (2,2-30%), nyeri menelan (2,2- 40%), lemas
(2,2-6,5%), lakrimasi (4%), nyeri
kepala (2,2-3,2%), diare
dan muntah (4,4-10%), sianosis
dan pada kasus berat terjadi malnutrisi. Hanya sebagian kecil (<1 %) kasus COVID-19
yang berlanjut menjadi sindrom distres napas akut, gagal ginjal
akut, syok sepsis, gagal jantung, dan asidosis metabolic.
Pada penelitian ini
dilakukan perbandingan karakteristik pasien Covid-19
pada anak berdasarkan usia, jenis kelamin,
status gizi dan manifestasi
klinis. Sampel yang diambil adalah seluruh populasi pasien Covid-19 anak yang melaksanakan pemeriksaan di Klinik Rawat Inap Muslimat pada tahun 2021 dimana terdapat 20 sampel setelah dilakukan kriteria inklusi dan ekslusi. Dari gambar 4.1 didapatkan bahwa dari jumlah
sampel 20 anak, terdapat 15 anak yg berusia antara
0-5 tahun, 3 anak usia 6-11 tahun, dan 2 anak usia 12-17 tahun. Pada gambar 4.2 didapatkan bahwa dari jumlah sampel
20 anak, terdapat 11 anak yg berjenis
kelamin laki-laki dan 9 anak berjenis kelamin
perempuan. Dari gambar 4.3 didapatkan bahwa dari jumlah sampel
20 anak, terdapat 14 anak dengan status gizi normal, 5 anak dengan underweight, dan 1 anak
dengan overweight. Dari gambar
4.4 didapatkan bahwa dari jumlah sampel
20 anak, terdapat 85% anak mengalami demam, 50% mengalami batuk, 30 % mengalami pilek, 15% mengalami sesak, dan 65% mengalami mual atau muntah
atau diare.
Pada penelitian ini
juga dilakukan perbandingan
karakteristik manifestasi klinis berdasarkan usia dan berdasarkan status gizi. Berdasarkan gambar 4.5 didapatkan bahwa manifestasi klinis yang sering terjadi pada setiap kelompok usia adalah
demam dan gangguan pencernaan seperti mual, muntah atau
diare. Sedangkan untuk gejala sesak
didapatkan pada kelompok usia 0- 5 tahun dan juga usia 12-17 tahun (Istiana
& Kusumawati, 2022).
Berdasarkan gambar
4.6 didapatkan demam dan gangguan pencernaan juga merupakan manifestasi klinis yang paling banyak terjadi pada masing-masing kelompok
status gizi. Pada kelompok
status gizi normal dan underweight didapatkan gejala sesak.
Pada penelitian ini
didapatkan bahwa jumlah anak berusia
balita 0-5 tahun adalah yang paling banyak, untuk jenis kelamin
yang paling banyak adalah laki-laki,.
Berdasarkan status gizi pasien dengan status gizi normal memiliki jumlah paling banyak terkena Covid-19. Berdasarkan manifestasi klinis, gejala demam memiliki
jumlah paling banyak, yaitu 85%. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan sebelumnya dimana gejala tersering
pada anak adalah demam.3
Berdasarkan manifestasi
klinis berdasarkan status gizi didapatkan hasil bahwa gejala
sesak didapatkan pada kelompok underweight dan normal hal
ini tidak sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa obesitas merupakan faktor resiko terjadinya gejala berat pada anak yang terkena Covid-19.13
Menurut peneliti
terdapat perbedaan hasil antara penelitian
ini dengan sebelumnya dikarenakan kurangnya jumlah data yang kami dapatkan dan juga sebagai fasilitas kesehatan pertama sehingga banyak pasien yang datang dengan gejala-gejala
awal. Perbedaan hasil juga bisa disebabkan factor-faktor yang
lain yang menjadi komorbid
pada pasien diluar berat badan. Terdapat beberapa komorbid pada penyakit covid-19, pada penelitian
ini kami tidak melihat variable dari Riwayat penyakit ataupun komorbid lain yang berkaitan dengan Covid-19. Penelitian ini sangat penting untuk mengetahui gejala awal yang ada pada pasien Covid-19 anak sehingga pada tenaga Kesehatan yang bekerja di fasilitas Kesehatan awal dapat mengenali gejala-gejala yang ada pada pasien anak yang menderita Covid-19.
Kesimpulan
Usia pasien
Covid-19 pada anak yang paling banyak
adalah usia 0-5 tahun. Status gizi pasien
Covid-19 anak yang paling banyak
dengan status gizi normal
alfiyah Bilqisti, Siti. (2022). Profil
Tingkat Pengetahuan Penggunaan Antibiotik Pada Masyarakat Rw 08 Kelurahan
Sindangjaya Kecamatan Mandalajati Bandung.
Erlina, d. W. I. Larasati. (2022). Hubungan
Tingkat Stres Perawat Terhadap Kinerja Dalam Menangani Pasien Covid 19 di Icu
Rumah Sakit Darmo Surabaya. Stikes hang tuah surabaya.
Furwasyih, Dian, & Sari, Eka Putri
Prima. (2022). Status Kesehatan Ibu dan Anak di Kawasan Tempat Pembuangan
Sampah Akhir (TPA). Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 9(2),
74–85.
Hurin’in, Nafakhotin N. U. R., Krisnasary,
Arie, Sari, Aplina Kartika, Wahyudi, Anang, & Yosephin, Betty. (2022). Perbedaan
Rata-Rata Imt Mahasiswa Penyintas Covid-19 Di Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Berdasarkan Konsumsi Pangan Fungsional Pada Tahun 2022. Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
Istiana, Siti, & Kusumawati, Erna.
(2022). Efek Kejadian Covid-19 Terhadap Kehamilan (Studi Kasus di RSUD KRMT
Wongsonegoro). Ahmar Metastasis Health Journal, 2(2), 87–93.
Ni Made, Oktavia. (2022). Hubungan Persepsi
Remaja Tentang Covid-19 Varian Omicron Dengan Perilaku Pencegahan Transmisi
Covid-19 Varian Omicron. Stikes hang tuah surabaya.
Pratiwi, Dini. (2021). Epidemiologi
Spasial Kasus Tuberkulosis (TB) Paru Anak Di Kota Medan Tahun 2016-2020.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Qoriza, Nuryandini, Wahyuningrum, Tria S.
SiT, Keb, M., Khalimatus, S., & SiT, Lida S. (2022). Asuhan Kebidanan
Pada Ny R Pada Masa Hamil Sampai Masa KB Dan Neonatus Di Desa Pohgurih
Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
Rangkuti, Nur Aliyah, & Aswan, Yulinda.
(2020). Penyuluhan Tentang Informasi Dan Edukasi Covid-19 Di Desa Labuhan
Rasoki Tahun 2020. Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA), 2(2),
21–26.
Sigalingging, Xina Valentina. (2022). Gambaran
Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Tingkat Morbiditas dan Mortalitas Pasien COVID-19
di Murni Teguh Memorial Hospital Medan pada Tahun 2020.
Sulistyo, Bambang. (2022). BAB 4 Pemantauan
Dan Evaluasi Kinerja K3RS. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit,
64.
Copyright holder: Agli adhitya,
Kadafi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |