Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
STRATEGI KOMUNIKASI
POLITIK PILKADA KARAWANG TAHUN 2020
Eko Agung
Sugiyarto1*, Marlinda Irawati Purnomo2
Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Sahid
Jakarta1,2, Indonesia
[email protected]1*,
[email protected]2
Kata Kunci: Strategi Komunikasi Politik, Pemilihan Bupati Karawang, Media Sosial
Abstract
On December 9, 2020, Karawang Regency held a direct election to elect the
Bupati (regent) and Wakil Bupati
(deputy regent) candidates for the 2020-2025 period. The election was followed
by three pairs of candidates. First candidate, dr. Yesi
Karya Lianti, MARS and H.
Ahmad Adly Fayruz, second, Hj. Cellica Nurrachadiana
and H. Aep Syaepuloh, SE, and
third, H. Ahmad Zamakhsyari, S. Ag and Yusni Rinzani, SE. With result,
the pair of Cellica Nurrachadiana
and H. Aep Syaepuloh, SE
won. The victory of the Hj. Cellica
Nurrachadiana and H. Aep Syaepuloh, SE are interesting to learn, therefore, the authors
conducted research on the political communication strategy of the Hj. Cellica Nurrachadiana
and H. Aep Syaepuloh, SE in
the 2020 Karawang Regent Election. The methodological approach in this study
includes a qualitative approach and the research method is a case study, while
the nature of this research is descriptive. Data retrieval uses two ways,
namely primary data and secondary data retrieval. The
results showed that Cellica - Aep
Syaepuloh had delivered repeated messages on social
media with informative and educative methods. Cellica
Nurrachadiana still maintain relation with her
success team, supported by 4 parliamentary parties and 6 non-parliamentary
parties, in addition to high popularity and electability. The social media
dominance strategy carried out by Cellica - Aep Syaepuloh has also added a
new colour to democracy and also
political learning, especially in the election of the Regent and Deputy Regent
of Karawang Regency 2020. Even though the conventional media is cannot
immediately replaced, but the existence of social
media can be a new weapon of complementary in communication.
Keywords: Political Communication Strategy, Karawang Regent Election, Social Media
Pendahuluan
Strategi komunikasi politik tidak terlepas
dari pembuatan dan penyampaian pesan-pesan politik, dengan demikian komunikasi politik bukan hanya
diperankan partai politik tetapi sangat penting untuk dikuasai
para calon pemimpin dalam Pilkada, khususnya dalam penyampaian visi, misi, ide, pesan-pesan politik dan gagasan kepada masyarakat. Dalam penggunaan media social
Twitter, Facebook dan Instagram, seseorang memiliki berbagai kebutuhan yang diinginkan. Politisi dan Informasi tidak dapat dipisahkan,
sehingga ruang media sosial tidak lepas
digunakan oleh para politisi
untuk menyampaikan informasi kegiatan para politisi lakukan. Twitter,
Facebook dan Instagram digunakan sebagai media komunikasi politik menjadikannya sebagai fenomena baru, tetapi Twitter, Facebook
dan Instagram lebih mengarah
sebagai media komunikasi politik yang memenuhi kebutuhan akan informasi (Rani,
2019).
Di Indonesia, salah satu contoh pemanfaatan Internet dalam kampanye politik (Setiadi,
2016) dapat
dilihat pada strategi tim Hj. Cellica Nurrachadiana
dan H. Aep Syaepuloh, SE
yang hendak maju pada pemilihan Bupati Karawang 2020. Hj. Cellica Nurrachadiana
menyatakan bahwa untuk menghemat anggaran kampanye. Cellica-Aep tidak main-main dalam pengaplikasian media sosial sebagai salah satu saluran komunikasi
politiknya. Kecocokan antara strategi Cellica-Aep dengan media sosial terjalin dari kebutuhan
untuk berkomunikasi secara masif dan murah. Timnya juga membuat halaman “Cellica-Aep Syaepuloh Bupati Karawang 2020” di jejaring
sosial Facebook yang tercatat
mendapat lebih dari 2357 likes, untuk Instagram Cellicia @cellicanurrachadiana diikuti sebanyak 379.000 followers.
Pemilukada Kabupaten
Karawang diikuti oleh tiga pasangan calon yaitu dr. Yesi Karya Lianti, MARS dan H. Ahmad Adly Fayruz (diusung
Partai PDIP, Partai Bulan Bintang (PBB), PAN dan PPP, Hj.
Cellica Nurrachadiana dan
H. Aep Syaepuloh, SE (diusung Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai
NasDem), H. Ahmad Zamakhsyari
pecah kongsi dan
masing-masing maju menjadi calon bupati dengan
pasangan lain.
Menyikapi persaingan
dan kondisi masyarakat yang
semakin cerdas dalam berpolitik membuat Hj. Cellica
Nurrachadiana dan tim suksesnya diharuskan mengatur strategi komunikasi politik untuk dapat
memenangkan konstestasi ini (Arianto,
2015). Walaupun
posisi Hj. Cellica Nurrachadiana diuntungkan dibanding calon lainnya karena
Cellicia merupakan calon incumbent. Mencermati keberhasilan pasangan Hj. Cellica
Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh dalam pemilukada kabupaten Karawang tahun 2020, penulis tertarik untuk mengetahui dan menganalisis
strategi komunikasi politik
terhadap media massa yang dilakukan oleh Hj. Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh sehingga
akhirnya memenangkan Pemilukada tahun 2020.
Berangkat dari
Pendahuluan yang dipaparkan
di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian tesis ini adalah: Bagaimana
Strategi komunikasi politik
yang dilakukan kandidat dan
tim sukses pemenangan pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh yang diusung pada Pilkada Kabupaten Karawang 2020?, Bagaimana Penggunaan Media oleh kandidat dan tim sukses pemenangan pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh yang diusung pada Pilkada Kabupaten Karawang 2020?.
Tujuan Penelitian
ini adalah untuk menganalisis strategi komunikasi politik yang dilakukan pasangan calon serta partai
pengusung dan tim sukses pemenangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh yang diusung pada Pilkada Kabupaten Karawang 2020. Penggunaan
media oleh pasangan calon serta partai pengusung
dan tim sukses pemenangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh dalam Pemilukada Kabupaten Karawang
2020.
Sebagai bahan
referensi penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada jurnal yang terkait dengan penelitian komunikasi politik pada Pilkada. Peneliti telah menemukan beberapa hasil penelitian yang terkait dengan penelitian komunikasi politik.
Strategi Pemenangan Pasangan Calon Bupati Dan Wakil Bupati Campuran Puri Dan Nonpuri Di Gianyar (Mahadewi,
Erawan, & Noak, 2017). Kesimpulan sebagai berikut strategi pemenangan yang dilakukan pasangan ini sangat taktis yakni mensinergikan
segenap modalitas yang dimiliknya sehingga modalitas tersebut tidak menjadi bagian
yang berdiri sendiri, namun saling memperkuat
satu sama yang lainnya. Modal ekonomi melalui investasi yang sudah dilakukan oleh figur Anak Agung Bharata memperkuat
modal sosial, budaya, politik serta simbol,
begitu juga modal politik serta jabatan Ketua
DPRD yang dimiliki oleh pasangannya
I Made Mahayastra semakin memperkuat modal sosial, budaya, ekonomi, simbol serta politik
dari pasangan yang disingkat BAGUS (Bharata-Mahayastra)
ini.
Strategi Kampanye di Twitter dan Youtube Pada Pemenangan Bupati Dan Wakil Bupati Terpilih Pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Minahasa (Mujab
& Mubarok, 2022). Strategi kampanye pemenangan yang di susun oleh tim pemenangan pasangan kandidat bupati dan wakil bupati kabupaten Minahasa Jantje W Sajow dan Ivan Sarundajang dapat dikategorikan berjalan dengan baik. Pada proses berjalannya
masa kampanye terbukti terdapat beberapa gangguan dari intern tim yang memang sudah ada dari
jauh sebelum masa kampanye dimulai seperti yang terdapat pada kelemahan dari pasangan kandidat yaitu kesalahan bentuk dukungan dari parpol yang tidak menguasai kursi parlement pada daerah pemilihan, kemudian karakteristik gaya kepemimpinan dan personality
dari kandidat bupati yang cenderung tidak stabil secara
emosi, tingkat sosialisasi dengan masyarakat yang kurang, serta gangguan pada saat masa kampanye berlangsung seperti strategi politik uang, kampanye hitam, kampanye negatif, kecurangan pada masa tenang dan kekuatan dari incumbent.
Secara etimologis,
komunikasi mempunyai arti
proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Istilah komunikasi diambil dari bahasa inggris
“communication”. Istilah ini
berasal dari bahas latin communication
yang artinya pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Istilah communication
bersumber pada kata “communis” yang berarti sama, dalam
arti sama makna. Jadi antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi harus terdapat kesamaan makna (Rajab,
2014).
Tampaknya pembagian
level komunikasi yang dikemukakan
oleh Littlejohn tersebut berbeda
dengan pendapat para pakar lain. Konteks komunikasi ini sangat beragam dan dengan banyak sebutan misalnya bentuk, pola, tingkat, ataupun konteks komunikasi (Amanah,
2015). Sementara
itu Deddy Mulyana (2004) mengistilahkan sebagai kategori dan membaginya menjadi enam kategori yaitu
(1). komunikasi intrapribadi
yaitu komunikasi yang terjadi apabila kita berkomunikasi dengan diri sendiri
baik kita sadari atau tidak;
(2). komunikasi antarpribadi
yaitu komunikasi yang terjadi secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal ataupun nonverbal; (3). komunikasi
kelompok kecil yaitu komunikasi yang terjadi bila sekumpulan
orang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut; (4) komunikasi publik merupakan komunikasi yang terjadi di mana antara pembicara dengan sejumlah khalayak tidak saling kenal misalnya
tablig akbar, pidato, kuliah umum.
Komunikasi politik
merupakan komunikasi yang bercirikan politik yang terjadi di dalam sebuah sistem politik.
Komunikasi politik dapat berbentuk penyampaian pesan-pesan yang berdampak politik dari penguasa politik
kepada rakyat ataupun penyampaian dukungan atau tuntutan
oleh rakyat bagi penguasa politik (Indrawan
& Ilmar, 2020). Komunikasi
politik memainkan peranan yang amat penting di dalam suatu sistem politik.
Ia merupakan elemen dinamis, dan menjadi bagian yang menentukan dari proses-proses sosialisasi politik, partisipasi politik, dan rekrutmen politik (Parwati
& Istiningdiah, 2020). Sedangkan
dalam konteks sosialisasi politik, komunikasi politik ini sebagai proses pembelajaran, penerimaan, dan persetujuan atas kebiasaan-kebiasaan (customs) atau
aturan-aturan (rules), struktur
dan factor-faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap kehidupan politik (Subadi,
2015). Ia
menempati posisi penting dalam kehidupan
sosial-politik karena dapat mempengaruhi kualitas interaksi antara masyarakat dan penguasa.
Strategi komunikasi politik adalah keseluruhan keputusan kondisional pada saat ini tentang tindakan
yang akan dijalankan guna mencapai tujuan
politik pada masa depan (Chumaeson,
2021). Strategi komunikasi politik yang harus dijalankan oleh komunikator politik, yaitu diantaranya adalah menciptakan kebersamaan antara politikus dengan khalayak dengan cara mengenal khalayak
dan menyusun pesan yang homofilis. Suasana homofilis yang harus
diciptakan adalah persamaan bahasa (simbol komunikasi), dan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama mengenai pesan politik, metode dan media politik.
Internet merupakan media dengan potensi yang luas untuk mengubah
perilaku secara signifikan dalam komunikasi. Web, atau lebih formal disebut Internet, merupakan media baru yang kini mampu menghubungkan
dunia melalui ruang bersama virtual yang membawa arti
baru untuk konseptualisasi McLuhan tentang desa global (Indoworo,
2016).
Salah satu alasan
utama bahwa internet begitu banyak menarik
bagi kandidat politik dan organisasi politik adalah bahwa media ini menawarkan suatu bentuk kontrol-sumber komunikasi. Di samping itu, berkomunikasi melalui internet jauh lebih murah daripada
beriklan di media konvensional.
Hamparan Internet menawarkan
kandidat, warga, dan kelompok politik sebuah terbatas ruang untuk mengartikulasikan
sepenuhnya posisi kebijakan, informasi biografis, teks pidato, siaran pers, dan berbagai informasi politik penting lainnya (Trisnanto,
Sukasah, & Yenny, 2020). Kemunculan media baru terkait dengan
perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Teknologi komunikasi adalah peralatan yang berbentuk piranti keras, struktur organisasi, dan nilai-nilai sosial yang dapat dimanfaatkan oleh individu untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan individu lain (Setiawan,
Subiakto, & Basworo, 2019).
Computer-Mediated Communication atau CMC merupakan
penggunaan komputer untuk menciptakan, menyampaikan, mengirimkan, menyebarkan, atau menerima pesan-pesan yang dikirim dari satu
orang ke orang lain, dari satu kelompok ke
satu orang, dari satu orang ke satu
kelompok, atau dari satu kelompok
ke kelompok lain. Dua komponen teknis
didalam CMC adalah peralatan seperti komputer, serta infrastruktur jaringan (Safari,
Hadisiwi, & Gemiharto, 2012).
Social Information Processing, mengenai
bagaimana pengguna CMC dapat mengadaptasi medium dan menggunakannya secara efektif untuk membangun
hubungan dekat. Walther
berpendapat bahwa suatu hubungan akan tumbuh hanya
dalam batasan bahwa individu-individu satu sama lain saling mendapatkan informasi lebih dulu dan menggunakan informasi tersebut untuk membentuk kesan-kesan interpersonal tentang
siapa mereka (Wulandari,
2021).
Social Information Processing Theory adalah sebuah
perspektif mengenai komunikasi bermediasi yang menyatakan bahwa dibutuhkan lebih banyak waku untuk
membangun hubungan dalam interaksi dengan suatu media (mediated
interaction), yang dicirikan dengan lebih sedikit
adanya nonverbal cues atau
tanda-tanda nonverbal.
Terlibat dalam
politik adalah salah satu bentuk awal
dari “Social Networking”. Teknologi
sosial yang relatif baru ini seperti
Facebook, Twitter, dan Instagram, yang menunjukkan
bahwa individu tidak hanya dengan
mudah dapat terhubung ke politik,
tetapi langsung mempengaruhi dunia mereka juga.
Orang di dalam politik,
baik dalam kampanye dan organisasi, mulai untuk mengenali
potensi dan mencari cara untuk menggunakan
alat baru yang kuat ini. Facebook, YouTube,
Twitter dan Instagram merupakan sarana
baru untuk menjangkau peserta politik mana mereka berinteraksi dengan teman-teman mereka, dan dalam cara yang jauh lebih banyak
dari sebelumnya. Setiap perintah perhatian puluhan juta orang setiap hari. Sebagai contoh,
lebih dari setengah dari lebih
dari 50 juta pengguna unik Facebook (tumbuh lebih dari
1 juta mingguan) mengunjungi situs setiap hari, dan menghasilkan rata-rata lebih dari 2 miliar
tampilan halaman per hari. YouTube mendapat lebih dari 100 juta video setiap hari.
Media sosial merupakan
kombinasi antara ruang lingkup elemen
dunia maya, dalam produk-produk
layanan online seperti
Facebook, YouTube, Twitter dan Instagram, forum diskusi,
chat room, e-mail, website, dan juga kekuatan
komunitas yang dibangun
pada jejaring sosial. Apa yang dikomunikasikan di dalamnya memberikan efek kekuatan tersendiri
karena akses pembangunnya berupa teknologi dan juga ‘berbagai
media interaksi’ yang dikomunikasikan
dengan teks, gambar, foto, audio juga video
(Juju dan Sulianta 2012).
Metode Penelitian
Bentuk dan strategi penelitian
yang akan digunakan terarah pada penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam baik kondisi maupun
proses, dan juga hubungan atau
saling keterkaitannya mengenai hal-hal pokok yang ditemukan pada sasaran penelitian (Sutopo, 2006). Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian dasar, yaitu sebuah
penelitian yang berusaha mengungkap, menggambarkan dan menjelaskan sebuah fenomena tanpa berusaha memberikan evaluasi terhadap fenomena tersebut. Sedangkan perspektif yang dipakai dalam penelitian
ini adalah perspektif fenomenologis. Seperti yang diungkapkan oleh Sutopo (2007), perspektif ini mengarah pada peneliti menafsir beragam informasi yang telah digali dan dicatat semuanya sangat tergantung pada perspektif teoretis yang digunakan. Dengan kata lain bahwa untuk menangkap makna perilaku seseorang, peneliti berusaha untuk melihat segalanya dari pandangan orang yang terlibat dalam situasi yang menjadi sasaran studinya.
Pengambilan data-data primer dalam penulisan ini dengan melakukan
in depth interviews kepada informan-informan
yang akan dilakukan di Kabupaten Karawang dan DKI Jakarta dan yang dianggap strategis dalam proses pemenangan pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh dalam Pilkada Karawang 2020, guna
memberikan gambaran yang lebih detil tentang
strategi komunikasi politik
apa yang dilakukan oleh pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh. Terhadap subyek penelitian ini menetapkan sejumlah informan sebagai unit pengamatan. Penetapan para informan ini dilakukan secara
purposive. Adapun Narasumber antara lain : H. Jaenal Arifin sebagai Ketua Tim Kampanye, Vera Febyanti, M.Si sebagai Tim Sukses, Dian Fahrud Jaman sebagai
Tim Sukses, Gili Argenti sebagai Pengamat Politik dari Unsika
(Univ.Singa Perbangsa) dan
Ferrari Nurachadian sebagai
Warga Karawang/Pengamat
Media sosial.
Oetomo (dalam Akhmad Danial, 2009) menyebutkan bahwa ada tiga
macam metode pengumpulan data yang lazim digunakan dalam metode kualitatif, yaitu penelaah terhadap dokumen tertulis, wawancara mendalam (depthinterview),
dan observasi langsung. Penelitian ini sendiri menggunakan dua metode, yaitu
wawancara mendalam dan mencatat dokumen/ penelaahan terhadap dokumen-dokumen.
Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
model analisis interaktif. Menurut Miles & Huberman (1992), model analisis interaktif ini ada tiga
komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasinya, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif
dengan proses pengumpulan
data sebagai suatu proses siklus. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat
(1986), proses kerja analisis
terdiri dari tiga alur kegiatan.
Proses tersebut terjadi bersamaan sebagai suatu yang saling terkait pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. Tiga alur kegiatan
tersebut ialah reduksi data, penyajian data, dan
penarikan simpulan/ verifikasi.
Cara trianggulasi sumber data yang dilakukan dengan menggali informasi dari satu narasumber tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku orang atau warga yang menjadi sasaran strategi komunikasi politik, atau dari sumber
yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan (Sutopo, 2006). Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia artinya data yang sama/sejenis akan
lebih akurat kebenarannya apabila digali dari beberapa
sumber yang berbeda.
Untuk mendapatkan
informasi dan data yang menyangkut
masalah penelitian ini maka penulis
melakukan penelitian di DPP
Partai Demokrat dan partai pengusung lainnya di Karawang, serta alat-alat yang menjadi mesin pemenangan pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh dan semuanya itu terletak di Jakarta dan di Kabupaten Karawang.
Hasil dan Pembahasan
Adanya koalisi partai yang mendukung pencalonan pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh pada Pilkada Karawang 2020, guna untuk menyatukan visi dan misi dari
masing-masing partai politik.
Oleh karena itu, terbentuknya tim sukses pemenangan pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh partai-partai yang telah menyatukan tujuannya dalam rangka pemenangan
Pilkada Karawang 2020. Koalisi
partai ini juga memberikan kemudahan akses dan secara bersama-sama untuk semakin memperkuat konsep-konsep yang sudah disepakati bersama untuk dikerjakan.
Dari tiga pasangan
calon yang mengikuti kontestasi di Pilkada Karawang
2020, pasangan incumbent, Cellica
Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh yang didukung oleh banyak partai. Berbagai partai bergabung mendukung pencalonan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh sehingga memudahkan jaringan pemenangan yang dimiliki oleh partai-partai pendukung khususnya jaringan akar rumput. Hal tersebut menjadikan sebuah keuntungan tersendiri baik dari segi psikologis
maupun kekuatan riil politik dari
pasangan ini. Dan jaringan-jaringan politik yang telah terentuk ini bekerja secara
maksimal untuk memenangkan calon yang diusung dan didukungnya.
Koalisi partai
terdiri dari partai pengusung dan partai pendukung. Partai pengusung adalah partai-partai yang memiliki perwakilan di parlemen, sementara partai pendukung atau yang sering disebut partai non-parlemen yaitu terdiri dari partai-partai
yang mendukung pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh. Pada Pilkada Kabupaten Karawang 2020.
Adapun partai pengusung sebagai berikut:
No |
Partai Pengusung |
Ketua Partai
Kabupaten |
1 |
Partai Demokrat |
dr. Cellica
Nurrachadiana |
2 |
Partai Nasional Demokrat (NASDEM) |
Dian Fahrud
Jaman |
3 |
Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) |
Budiwanto |
4 |
Partai Golongan
Karya (Golkar) |
Cepyan Lukmanul
Hakim |
5 |
Partai Persatuan
Indonesia (Perindo) |
Yaya Taryana,
M.H |
6 |
Partai Berkarya |
Drs. Asep
Ishak |
7 |
Partai Islam Damai Aman (Idaman) |
Abdul Hamid |
8 |
Partai Garuda |
Irwanto |
9 |
Partai Keadilan
dan Persatuan Indonesia (PKPI) |
Bambang Dewanto |
10 |
Partai Solidaritas
Indonesia (PSI) |
Zeruner, M.H |
Sumber : KPU Kabupaten Karawang
Bebrdasarkan tabel
di atas, terdapat 10 partai pengusung. Dari partai-partai tersebut, pasangan calon Bupati yakni dr. Cellica Nurrachadiana dari Partai Demokrat
dan sementara calon wakil Bupati, Aep Syaepuloh
dari Partai Nasional Demokrat (NASDEM). Baik itu partai besar
maupun kecil sudah bersatu untuk
memenangkan pasangan calon Cellica Nurrachadiana
dan Aep Syaepuloh.
Partai pengusung
dan partai pendukung yang terdiri dari 10 partai pengusung membentuk sebuah “Tim Kampanye” yang secara struktural menempatkan pimpinan-pimpinan dari
masing-masing partai, masuk
jajaran tim sukses pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh. Adapun sebagai berikut: Dewan Pembina : dr. Cellica Nurrachadiana dan H. Aep Syaepuloh, S.E. Dewan Penasehat : Drs. H.Dadang
S Muchtar, Ahmad
Syaikhu,
Vera Febriyanti,
Eli Amalia, Saan
Mustopa, Dedi Mulyadi. Dewan Pengarah :
Pendi Anwar dan Dr. Dedi Sudrajat, M.M. Ketua Umum : H. Jaenal Arifin, Sekretaris Umum : H. Nanda Suhanda, M.M. Bendahara Umum : Rafiudin Firdaus.
Struktur tim
sukses atau tim kampanye ini
diisi oleh para politikus
yang kompeten yang sudah teruji menduduki Anggota DPR, namun ada juga tenaga-tenaga potensial yang sesuai dengan tugas dan sesuai dengan keahliannya.
Melihat struktur di atas, bahwa Dewan Pembinaan tim kampanye
ditangani langsung oleh pasangan calon Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh, sementara ketua umum tim kampanye
dipimpin oleh H. Jaenal
Arifin dan serta masing-masing ketua
DPD partai pengusung yang diposisikan sebagai ketua tim kampanye.
Organisasi taktis
yang dibentuk sebagai tim relawan pemenangan
pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh adalah Karawang Untuk Semua. Namun,
Karawang Untuk Semua tidak hanya berperan
sebagai organisasi taktis pemenangan di Pilkada Karawang 2020 saja. Pada Pilkada Karawang 2015, organisasi
ini sudah melakukan kerja-kerja politik untuk memenangkan
pasangan Cellica Nurrachadiana dan H. Ahmad Zamakhsyari.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Karawang Untuk Semua antara lain. Pertama, melakukan sosialisasi terhadap masyarakat Karawang dalam bentuk spanduk dan media luar ruang lainnya
untuk mendukung pencalonan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh. Kedua, mengajak basis-basis masyarakat untuk bergabung mendukung dan memilih pasangan calon Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh pada Pilkada Karawang 2020. Ketiga,
Karawang Untuk Semua ikut serta mengawal
seluruh kegiatan-kegiatan
yang dilakukan pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh di manapun berada, termasuk kampanye di panggung terbuka dan sosialisasi langsung kepada masyarakat.
Berdirinya CEKAS sebagai
ruang politik penggiat karang taruna menjadi realistis ketika melihat bahwa Ketua
Umum Karang Taruna Kabupaten Karawang adalah salah satu calon wakil bupati karawang yaitu Aep Syaepuloh.
Dan Aep Syaepuloh -lah yang menjadi koordinator CEKAS pada tingkat kabupaten dan sekaligus sebagai pendiri organisasi taktis pemenangan pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh. Berdirinya CEKAS juga tidak bisa dilepaskan dari situasi dan kondisi Kabupaten Karawang yang tengah disibukkan dengan pesta demokrasi
(pilkada) pada saat itu. Sehingga para penggiat muda karang
taruna menginginkan ada sebuah ruang
politik untuk mengekspresikannya dalam bentuk komunitas politik bagi kaum
muda. Dari alasan inilah, maka para penggiat muda ini
menggagas berdirinya CEKAS
yang secara tidak bisa dipungkiri embrio dari organisasi
sosial karang taruna.
Anggota tim
ini bertanggungjawab terhadap pengelolaan halaman Facebook “Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh Bupati Karawang 2020”, akun Youtube “CellicaAep2020”, mengisi konten situs
CellicaAep.com, dan akun @cellica_aep yang memiliki jumlah followers sebanyak 8.252. Akun Instagram @cellicanurrachadiana yang memiliki jumlah followers sebanyak 379.000, Akun @cellica_aep ini
kerap menyebarkan informasi aktual dan mengkampanyekan program, visi-misi
maupun berbagi informasi ringan mengenai Cellica Dari
masing-masing partai politik
mengaktifkan seluruh jaringan-jaringannya di masyarakat
akar rumput untuk melakukan kerja-kerja politik pemenangan yang diagendakan secara secara bertahap
dari seluruh partai politik yang mendukung pencalonan Cellica Nurrachadiana dan Aep. Dari partai gabungan ini dituliskan
dalam tim sukses pemenangan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
H. Jaenal Arifin, Ketua Tim
Kampanye, sebagai berikut:
Di tim sukses
ini, kita melakukan rapat seminggu sekali di Kabupaten dan seminggu sekali di tingkat kecamatan, sehingga dalam jangka waktu
seminggu 7 hari itu sesunggguhnya tidak ada hari
yang kosong/ tanpa ada yang rapat. Entah itu kelurahan
dan desa, yang intinya pada
setiap satu minggu sekali informasi
kekuatan kekuatan kita, informasi kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan
kita termasuk sebaliknya informasi kekuatan dan kelemahan dari lawan sehingga
kita bisa memetakannya bukan hanya dari mulai
kecamatan, tapi kita juga petakan dari mulai per RT dari RT sekian ada berapa jumlah
pemilih di sana, ada berapa orang yang mendukung ke kita,
ada berapa orang yang tidak mendukung ke kita. Walaupun
memang tidak sesuai dengan target, karena target pada saat pemetakan itu kita
mencanangkan sebesar 75 , ternyata hanya
memperoleh 60 %. Tapi kita menang hanya
sekali putaran saja (wawancara dengan H. Jaenal
Arifin, 28 April 2022).
Tim Sukses menjadikan
sosial media untuk menyampaikan gagasan-gagasan strategi
pemenangan, sehingga
apapun yang terkait dengan langkah-langkah pemenangan menjadi relevan bila menghubungkan
tim sukses yang terdiri dari banyak
partai ini. Selain rencana strategis yang telah disepati tersebut, dan kemudian dilaksanakan oleh tim sukses koalisi
partai, tim sukses relawan juga melakukan kerja-kerja pemenangan secara intensif. Jaringan Karawang Untuk Semua dan CEKAS ini dari tingkat
kabupaten dan sampai ke tingkat kecamatan.
Dengan demikian, baik tim koalisi
partai maupun tim relawan pemenangan
pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh menjadi alat strategis komunikasi politik untuk menjangkau di semua tingkatan kelas masyarakat.
Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh organisasi ini, lebih banyak menggunakan
jaringan organisasi secara kultural dari masyarakat Karawang. Dengan adanya Karawang Untuk Semua pasangan
Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh sangat terbantu dalam mengkomunikasikan strategi-strategi komunikasi
politiknya kepada semua lapisan masyarakat,
yang pastinya berafiliasi dengan tim sukses
koalisi partai. Keberadaan Karawang Untuk Semua baik di tingkat
kabupaten dan kelurahan mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda, antara lain. Kerja Karawang Untuk Semua di Tingkat Kecamatan adalah melakukan kegiatan yang telah dikomunikasikan dari Karawang Untuk Semua di tingkat kabupaten. Dan melaporkan kepada coordinator tingkat kabupaten segala informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi di masyarakat. Terlibat langsung mengenai jumlah masyarakat yang cenderung mendukung terhadap pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh pada Pilkada Karawang
pada masing-masing tingkat desa
dan kecamatan. Kemudian menciptakan basis massa baru dan merawat konsituen yang mempunyai loyalitas kepada pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh.
a. Strategi Komunikasi Politik Relawan CEKAS
Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh CEKAS
lebih menitikberatkan kepada golput (golongan putih) dan pemilih pemula. Karena CEKAS adalah embrio dari
Karang Taruna Kabupaten
Karawang yang terdiri dari
para penggiat muda yang senang berorganisasi (sosial). Kerja politik CEKAS yaitu dengan cara memberikan
literasi atau pemahaman atau pendidikan politik khususnya kepada golongan putih dan pemilih pemula. Karena golongan putih (golput) dan pemilih pemula merupakan potensi yang sangat banyak bagi kontestan untuk mendulang suara. Karena itu semua pihak harus
dilibatkankan hingga mereka dilibatkan dalam pilkada. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Vera Febyanti, sebagai berikut:
Target kita masyarakat secara keseluruhan disemua lapisan, harapannya seluruh masyarakat agar lebih cerdas lagi
memandang Pilkada. Dan yang
menjadi target kita adalah golput, bagaimana kita berupaya dari yang sebelumnya golput bisa berpartisipasi dalam pilkada. Kita mendorong ke TPS serta kita memberikan
pemahaman bahwa dia juga punya suara di Kabupaten Karawang. kalau kita kalkulasikan presentasi atau kepedulian di kalangan pemilih pemula cukup signifikan, artinya pemilih pemula juga menjadi target kita. Karena KPU tidak masksimal untuk melakukan sosialisasi itu, sibuk dengan
tugasnya sendiri. Peran kita CEKAS disitulah, bahwa sebagai warga
negara mempunyai hak asasi demokrasi (wawancara
dengan Vera Febyanti, 28
April 2022).
Menjelang pilkada,
CEKAS secara intensif melakukan pemetaan politik terkait pemilih pemula dan potensi golongan putih. Dan juga berkoordinasi dengan kepengurusan CEKAS di tingkat kabupaten serta kecamatan.
b. Visi dan Misi
Kemajuan dan kemandirian
Kabupaten Karawang yang dicita-citakan
itu akan bisa tercapai, mengingat Kabupaten Karawang memiliki modal yang sangat besar,
baik sumberdaya alam, letak geografis
yang strategis, struktur demografis yang ideal dan plural, sumberdaya
kultural yang beragam dan kuat, dan SDM yang memiliki potensi dan kreatifitas yang tidak terbatas, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan memberikan peluang dalam menciptakan berbagai inovasi bagi terwujudnya keunggulan daerah.
VISI “Mewujudkan Karawang Mandiri, Bermartabat dan
Sejahtera Untuk Semua”
Pengertian “Mandiri”
dalam visi tersebut mengandung makna sikap dan mental Pemerintahan dan Masyarakat Karawang untuk
bertindak bebas, benar dan bermanfaat sehingga mampu mengatur dirinya sendiri dalam menyelesaikan
semua masalah yang dihadapi. “Bermartabat” mengandung makna kedudukan yang menjadi kehormatan bagi Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten
Karawang sehingga memiliki jati diri dan daya
saing terutama lingkup Jawa Barat dan Nasional.
“Sejahtera” mengandung makna
makmur, terlepas dari segala macam
kesulitan dengan meningkatnya kualitas kehidupan dan tercukupinya kebutuhan dasar pokok masyarakat Karawang seperti, sandang, pangan, papan, kesehatan pendidikan, lapangan kerja, insfrastruktur pendukung serta serta lingkungan
hidup terjaga. Sementara Misi pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh antara lain :
1. Menumbuhkan
dan menggerakkan potensi masyarakat dan potensi lokal pedesaan yang kreatif untuk membangun
Karawang berkualitas dan berdaya
saing.
2. Memperkuat
tata kelola kepemerintahan secara professional dan menggerakkan
partisipasi publik.
3. Mewujudkan
peyelenggaraan dan mutu pendidikan serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
4. Mewujudkan
Karawang nyaman dan aman dengan membangun insfrastruktur strategis dan tata
kelola kingkungan hidup yang baik secara berkesinambungan.
5. Mewujudkan
percepatan pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
6. Memperkokoh
kehidupan sosial bermasyarakat melalui peran pemuda, olah raga, dan budaya dalam kearifan
lokal.
c. Media kampanye
Media mempunyai peran
yang sangat besar dalam mengkampanyekan pesan-pesan politik kepada masyarakat Karawang. Pasangan Cellica-Aep menggunakan berbagai media baik media cetak maupun media elektronik. Media luar ruang pun juga dipergunakan untuk mensosialisasikan program
dan pesan pembangunan dari pasangan calon
Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh. Menurut H. Jaenal Arifin, sebagai ketua Tim Kampanye, mengungkapkan soal keterkaitan penggunaan media kampanye, diantara lain:
Kita menggunakan berbagai macam media yaitu media cetak yang terdiri dari Koran, majalah dan media elektronik seperti televisi dan radio. Kita
juga menggunakan media sosial
ada Twitter, Facebook dan Instagram. Namun sebelum kita
memasang iklan untuk sosialisasi calon ke media tersebut, maka kita melakukan survei dulu, kira-kira
media atau televisi mana saja yang sering digemari oleh masyarakat
Karawang, lalu kalau sudah diketahuinya maka kita membuat
iklan untuk media dan ditayangkan pada jam-jam tertentu
yang ditonton oleh masyarakat
Karawang pada umumnya (wawancara dengan H. Jaenal Arifin, 28 April
2022).
Dari hasil wawancara
di atas menyatakan bahwa penggunaan media juga membutuhkan survei meskipun seluruh media baik cetak maupun
elektronik di Kabupaten
Karawang digunakan sebagai iklan dan sosilisai pasangan calon. Dalam membuat iklan
politik diserahkan kepada tim ahli
yang memiliki kapabilitas
dan keahlian di dunia periklanan,
supaya menghasilkan iklan yang menarik dan persuasif sehingga dapat dinikmati masyarakat. Karena setiap kegiatan apapun yang berhubungan dengan media kampanye, selalu menggunakan tim ahli dan sangat selektif. Setelah itu baru
ditampilkan di media massa baik lokal Karawang. Ada beberapa media yang menjadi prioritas, yaitu media yang sering digemari atau ditonton oleh masyarakat Karawang. Tidak hanya itu, persoalan
waktu pun dijadikan alasan untuk memasang
iklan pada jam-jam tertentu
masyarakat Karawang menonton
atau mengoperasikannya.
1. Strategi Komunikasi Politik Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh melalui
Media Sosial
a.
Selective Self-Presentation
Ellison, Steinfeld, dan Lampe (2007) mengatakan
bahwa situs jaringan sosial memungkinkan seseorang untuk mengenalkan atau menampilkan diri mereka, mengartikulasikan jaringan sosial mereka dan membangun atau memelihara hubungan dengan orang lain.
Bentuk
presentasi diri yang dilakukan oleh Cellica-Aep melalui Twitter dapat dilihat dari kutipan
rangkaian tweets dari
akun @Cellica_Aep pada tanggal
10 Mei 2022, sebagai berikut:
1. @Cellica_Aep : Meski sempat diragukan,
Bupati perempuan pertama di Karawang ini membuktikan akn kemampuannya mnjdi pemimpin yg memiliki
segudang prestasi. Siapa lagi kalau
bkn the one & only dr. Cellica
Nurrachadiana. #KarawangUntukSemua, #KarawangCerah,
22 September 2020.
2. @Cellica_Aep : Kedisiplinan adalah kunci untuk keluar
dari masa sulit ini. Bila kondisi
tdk memungkinkan untuk beraktivitas di dalam rumah, tetaplah
pakai masker dan jaga jarak.
Bersama kita lawan penyebaran Covid-19. #KarawangUntukSemua, #KarawangCerah,
23 September 2020.
3. @Cellica_Aep : Olahraga bersama teman memang menyenagkan.
Tapi, tetap jaga jarak dan jangan bersentuhan ya! Foto: Fun Bike Ikatan Notaris Indonesia (INI) Karawang, Selasa
(22/09). #KarawangUntukSemua, #KarawangCerah, 24 September 2020.
4. @Cellica_Aep : Di masa pandemi seperti sekarang, menerapkan protokol kesehatan sangat lah penting. Kemarin,
H. Aep Syaepuloh mengunjungi salah satu perusahaan untuk bersilaturahmi sekaligus mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan di tempat kerja. #KarawangUntukSemua, #KarawangCerah, 27 September
2020.
5. @Cellica_Aep : Sangatlah penting utk menjaga berbagai
program kesejahteraan untuk
petani, seperti pencairan asuransi petani yg kemarin
sempat digelontorkan oleh teh Celli, pembelian produk tani lokal
dan program-program tani lainnya.
#KarawangUntukSemua, #KarawangCerah, 28 September 2020.
Presentasi diri
pada halaman Facebook berikut :
“Dalam
kepemimpinan, mendengar adalah seni yang paling tinggi. Karena kepemimpinan bermakna amanah. Dan amanah itu adalah
melaksanakan aspirasi dan kehendak yang diucap oleh warga. Maka di sinilah teh Cellica
duduk bersama untuk menyimak seluruh keluh kesah warga.
Berpikir solutif hingga akhirnya diperjuangkan agar menjadi nyata.#KarawangUntukSemua#KarawangCekas #KarawangCerah#CellicaAepUntukKarawang. 21 Oktober 2020”
Sedangkan Presentasi
diri yang sampaikan melalui akun Instagram sebagai berikut:
Gambar 1. Unggahan di Instagram
Berisikan Bersilaturahmi
Sumber : https://www.instagram.com/cellicanurrachadiana/
Menurut Alexander Kumontody, sebagai Tim Media Sosial, mengungkapkan soal Presentasi Diri pada media sosial, diantara lain:
“Media sosial menjadi sebuah konsekuensi dalam dunia politik ketika era digital tidak lagi bisa
ditolak. Yang sangat membedakan
ketika ada segmen baru yang memiliki peran sangat kuat yang selama ini seakan-akan dipinggirkan dalam dunia politik yang kecenderungannya agak feodal terutama
di Indonesia yang lebih banyak
diisi oleh senior-senior yang menggunakan
metode konvensional. Jadi dengan adanya sosial
media ini ada instrumen yang diisi lebih banyak oleh kaum muda yang selama ini tidak
memiliki ruang gerak untuk bisa
bersuara. Dengan adanya media sosial, kami dapat menyampaikan aktivitas/kampanye yang sedang dilakukan pasangan teh cellica
dan bang aep dapat di sebar luaskan melalui
media sosial”, (Wawancara dengan Alexander Kumontody, 10 Mei 2022).
Alexander Kumontody kemudian berpendapat bahwa media sosial terutama Twitter, dapat menjadi medium baru untuk masyarakat ketika mereka membutuhkan
informasi secepat mungkin atau real-time. Adanya ruang dialog terbuka bagi masyarakat
Karawang yang sibuk, membuat
keberadaan media sosial menjadi sebuah kebutuhan tersendiri baik dalam pengumpulan
informasi hingga menjalin pertemanan.
b. Optimalisasi Pengelolaan
Pesan
Dalam computer-mediated communication, komunikasi yang terjadi berfokus kepada pesan-pesan teks. Untuk itu tetap
perlu diperhatikan metode penyampaian pesan dan metode menyusun isi pesan
politik yang sesuai. Terdapat 4 metode yang relevan dengan penelitian ini berkaitan dengan strategi komunikasi yang digunakan oleh Cellica-Aep, yaitu canalizing,
redundancy, informative, dan educative.
Untuk keberhasilan
komunikasi politik, haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai
dan standar kelompok dan masyarakat. Cellica-Aep selaku komunikator politik mencoba melakukan metode canalizing
yaitu menyediakan saluran-saluran tertentu untuk menguasai motif-motif yang ada pada khalayak.
Informative adalah metode
dimana bentuk dan isi pesan memberikan
pendidikan yang artinya menyampaikan pesan yang sesuai dengan fakta,
data, dan pendapat yang benar
dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Sedangkan educative,
dikenal juga sebagai salah satu usaha untuk
mempengaruhi khalayak mengenai pernyataan politik yang disampaikan dapat diwujudkan ke dalam bentuk
pesan yang akan berisi pendapat, fakta, dan pengalaman, metode ini
dapat disebut dengan metode yang mendidik yang memberikan gagasan kepada khalayak berdasarkan fakta, pendapat dan pengalaman yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Metode ini dapat
memberikan pengaruh yang besar kepada khalayak
di media sosial.
Abdul Aziz mengatakan bahwa pesan-pesan di media sosial sebagian besar bersifat informative dan educative, sebagaimana dikutip dari wawancara pada 10 Mei 2022:
Twitter, Facebook
dan Instagram kebanyakan isinya
adalah pesan-pesan
informative seputar kegiatan,
tanya-jawab, visi-misi Cellica-Aep supaya warga tahu dan mengenal lebih baik pasangan Cellicia-Aep
ini dan juga untuk mengedukasi warga supaya lebih cerdas
dalam memilih.
Metode informative sekaligus educative ini terlihat dalam kutipan serangkaian tweets mengenai Karawang yang diinformasikan
dari akun Cellica-Aep ke akun @Cellica-Aep dalam program #lanjutkanyangbaik diakses
pada tanggal 10 Mei 2022, sebagai
berikut:
1. @Cellica-Aep #lanjutkanyangbaik Ketenagakerjaan
bukan hanya soal perluasan lapangan kerja, tapi juga membangun kualitas para calon tenaga kerja hingga
siap bersaing di era globalisasi seperti sekarang. 3 Desember 2020.
2. @Cellica-Aep #lanjutkanyangbaik Program pelestarian lingkungan menjadi salah satu fokus, beberapa titik wilayah Sanggabuana harus dilindungi, dengan statusnya dinaikkan menjadi taman marga satwa
karena kita tahu masih banyak
hewan yang harus dilindungi dan hutan disana, fokus Cabup
dan Cawabup Karawang dr. Cellica
Nurrachadiana dan H. Aep Syaepuloh. 1 Desember 2020.
3. @Cellica-Aep #lanjutkanyangbaik Aep
mengatakan, Karawang memiliki
Pegunungan Sanggabuana yang
merupakan generator alam terpenting untuk sejumlah kabupaten khususnya Karawang. Untuk melindungi kelestariannya flora
dan fauna di sana, ia akan berusaha untuk
menaikan statusnya di beberapa titik menjadi dilindungi. 1 Desember 2020.
c. Many-to-many Communication
Media sosial dapat
menjadi saluran one-to-one,
one-to-many hingga many-to-many communication.
Berawal dari pengiriman pesan antara satu orang dengan satu orang lainnya, dapat menyebar kepada banyak penerima, kemudian disebarkan lagi dari penerima-penerima
tersebut kepada lebih banyak orang. Kelebihan dari computer-mediated
communication adalah dapat
mendukung komunikasi
interpersonal dari satu
orang ke orang lain dan dapat
menyebarkan pesan dari satu orang ke banyak penerima
pesan lain.
Kondisi ini
sesuai dengan yang dikatakan oleh para peneliti terdahulu bahwa dengan menggunakan computer-mediated
communication, seseorang dapat
menciptakan, menyampaikan, mengirimkan, menyebarkan, atau menerima pesan-pesan
yang dikirim dari satu orang ke orang lain, dari satu kelompok
ke satu orang, dari satu orang ke satu kelompok,
atau dari satu kelompok ke
kelompok lain. Komunikasi bermediasi komputer dapat mengubah suasana bagi komunikasi publik dengan adanya
pengurangan hambatan-hambatan
bagi setiap individu atau kelompok
untuk menjalankan komunikasi publik. Cellica-Aep dan tim media sosialnya menyadari potensi tersebut dan menyatakan bahwa akan terus memelihara
komunikasi yang sudah terjalin dengan khalayaknya secara interaktif.
Semenjak Cellica-Aep
gencar menyebarkan pesan-pesan politiknya melalui Twitter, kini muncul berbagai dukungan dari akun-akun
yang cukup popular di Twitter seperti
Dedi Mulyadi
(@DediMulyadi71), Saan Mustofa
(@SaanMustofa), Dede Yusuf (ddyusuf66), (Wanda Hamidah
(@wanda_hamidah), Ahmad Heyawan (aheryawan),
H. Ahmad Syaikhu (@syaikhu_ahmad), Jane Shalimar
(janeshalimar_1), Nafa Urbach
(@nafaurbach), Vega Darwanti (@vegadarwanti123) Cyril
Raoul Hakim (@Chicohakim), @Pandji. Mereka menjadi agen-agen viral marketing
politik di media sosial
yang dapat meneruskan atau menyebarkan pesan-pesan dari akun Cellica-Aep ke lebih banyak
orang lagi. Jaringan komunikasi yang terlihat dalam situasi tersebut
menggambarkan bahwa dengan fasilitas yang ada di internet, sebuah komunikasi interpersonal dapat berkembang menjadi komunikasi massa.
Kesimpulan
Berdasarkan data, fakta
dan informasi hasil penelitian mengenai strategi komunikasi politik pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh, dapat diambil kesimpulan baik secara keilmuan
maupun praktikal komunikasi politik pada kasus ini. Kesimpulan ini merupakan sebagai
hasil temuan dan analisis data-data yang terkait dengan strategi komunikasi politik dan upaya pemenangan yang dilakukan oleh seluruh tim sukses
pemenangan yang diikuti
oleh kandidat incumbent. Beberapa
sesuai dengan landasan konseptual yang disajikan pada bahan rujukan. Kesimpulan ini merjuk kepada pasangan
incumbent dalam memenangkan
Pilkada Karawang 2020.
1. Poin-poin utama
Strategi Komunikasi Politik
dari hasil analisa penelitian studi ini, sebagai
berikut :
a. Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh tim sukses pemenangan pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh pada Pilkada Karawang
2020 sangat efektif dalam mendapatkan suara pemilih masyarakat Karawang. Ada beberapa tahapan yang telah dilakukan yaitu tahapan pertama,
meliputi pembentukan tim sukses koalisi
partai politik, mengaktifkan tim relawan (Karawang Untuk Semua dan CEKAS), misi visi, isu-isu kampanye
dan media kampanye.
b. Pasangan Cellica
Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh merupakan sosok yang memiliki popularitas lebih tinggi dibandingkan kandidat lainnya, sehingga peran popularitas ini sangat membantu dalam pemenangan pilkada Karawang 2020.
c. Tim sukses
Cellica Nurrachadiana selama 5 (lima) tahun yang lalu masih terawat
dengan baik, sehingga mereka menjadi mesin politik
yang terus melakukan kampanye-kampanye, pemantapan dalam rangka kembali
pencalonan Cellica Nurrachadiana sebagai Bupati karawang pada pilkada Karawang 2020.
2. Poin-poin utama
dalam Penggunaan Media Sosial Twitter, Facebook dan Instagram dari
hasil analisa penelitian studi ini, sebagai berikut :
a. Penggunaan akun
Twitter untuk menyebarkan konten atau pesan-pesan
politik pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh untuk
membentuk persepsi dan mempengaruhi masyarakat atau netizen untuk mengikuti apa yang diinginkan penyebar konten tersebut.
b. Akun Facebook yang digunakan oleh pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh dirasakan
sangat baik untuk membangun dukungan, isu-isu yang terjadi saat ini, pasangan
calon lebih banyak melakukan kampanye pogram-program melalui Facebook karena dianggap bahwa media sosial ini memiliki
biaya yang cukup murah dan dapat djangkau oleh setiap masyarakat sebagai ruang politik untuk
mendukung Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh.
c. Komunikasi yang terjadi
dalam media media Twitter,
Facebook dan Instagram komunikasi dua
arah/interaktif dan secara realtime. Dalam kampanya politik, kandidat bisa saling berhubungan
langsung dengan khalayak melalui tulisan di
status atau forum diskusi lainnya yang bisa di koment oleh tiap orang. Selain menyampaikan visi misi kandidat
dalam kampanye kepada orang lain, Twitter, Facebook dan Instagram juga bisa menjadi sarana
menjaring aspirasi masyarakat karena bisa disampaikan secara langsung. Twitter,
Facebook dan Instagram juga bisa dimanfaatkan
sebagai pengenalan diri dan membangun tali persahabatan dengan siapa saja
(khususnya antara kandidat dan khalayak).
Amanah, Siti. (2015). Pola Komunikasi dan Proses
Akulturasi Mahasiswa Asing di STAIN Kediri. Realita: Jurnal Penelitian Dan
Kebudayaan Islam, 13(1).
Arianto, Bambang. (2015). Kampanye kreatif
dalam kontestasi presidensial 2014. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
19(1), 16–39.
Chumaeson, Wahyuning. (2021). Strategi
Komunikasi Politik GKR Ayu Koes Indriyah Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD
RI) Dapil Jawa Tengah Periode 2014-2019 terhadap Konstituennya di Provinsi Jawa
Tengah. Jurnal ekonomi, sosial & humaniora, 3(01), 10–17.
Indoworo, Hawik Ervina. (2016). Menumbuhkan
jiwa wirausaha melalui peran sosial media. Jurnal Informatika Upgris, 2(1).
Indrawan, Jerry, & Ilmar, Anwar.
(2020). Kehadiran media baru (new media) dalam proses komunikasi politik. Medium:
Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi, 8(1), 1–17.
Mahadewi, Ida Ayu Mas, Erawan, Ketut Putra,
& Noak, Andreas. (2017). Dominasi Peran Puri Dalam Kontestasi Politik di
Bali (Studi Kasus: Puri Agung Denpasar). Skripsi.(Bali: Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Udayana, 2017).
Mujab, Saeful, & Mubarok, Muhamad
Husni. (2022). Kampanye Politik Pilkada Pasangan Calon Wali Kota Tangerang Selatan
Siti Nur Azizah-Ruhamaben. Jurnal Ilmu Politik Dan Komunikasi Volume XII No.
Parwati, Theresia, & Istiningdiah,
Kuspuji. (2020). Partisipasi Dan Komunikasi Politik Perempuan Di Legislatif
Menurut Kacamata Politisi Perempuan Di Indonesia. Interaksi: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 9(2), 119–129.
Rajab, Muhammad. (2014). Dakwah dan
tantangannya dalam media teknologi komunikasi. Jurnal Dakwah Tabligh, 15(1),
69–90.
Rani, Samsul. (2019). Dinamika Komunikasi
Politik Dalam Pilkada Di Indonesia. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33),
112–128.
Safari, Andri, Hadisiwi, Purwanti, &
Gemiharto, Ilham. (2012). Blackberry Sebagai New Media di Kalangan Mahasiswa
Fikom Unpad. Students E-Journal, 1(1), 18.
Setiadi, Ahmad. (2016). Pemanfaatan media
sosial untuk efektifitas komunikasi. Cakrawala-Jurnal Humaniora, 16(2).
Setiawan, Eko Cahyo, Subiakto, Yuli, &
Basworo, Gregorius Henu. (2019). Implementasi Kemajuan Teknologi Informasi
Internet Dalam Komunikasi Sosial Guna Mendukung Tugas Kodim 1007/Banjarmasin. Strategi
Dan Kampanye Militer, 5(2).
Subadi, Tjipto. (2015). Pendidikan Ilmu
SOSEKBUD (Sosial Ekonomi dan Budaya).
Trisnanto, Rurut Wahyu, Sukasah, Tony,
& Yenny, Yenny. (2020). Personal Branding Politik Thoriqul Haq Melalui
Facebook. Communication, 11(1), 69–80.
Wulandari, Sri Riski. (2021). Kuasa
Algoritma dan Resiliensi Khalayak Pengguna Media Sosial= Algorithm’s Power and
The Resilience of Social Media Users. Universitas Hasanuddin.
Copyright holder: Eko Agung Sugiyarto, Marlinda Irawati Purnomo (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |