Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
10, Oktober 2022
STUDI PROFIL HISTOPATOLOGI PASIEN KOLITIS DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
1,2,3Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
Email: [email protected]1, [email protected]2*,
[email protected]3
Abstrak
Kolitis merupakan peradangan usus besar yang dapat terjadi secara akut maupun kronis dan prevalensinya terus meningkat di seluruh dunia. Kolitis kronis termasuk IBD, MC, kolitis radiasi, dan kolitis iskemik. Dalam mendiagnosis kolitis, diperlukan beberapa pemeriksaan antara lain kolonoskopi dan pemeriksaan histopatologi. Manifestasi yang muncul bervariasi tergantung pada jenis kolitis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari gambaran histopatologi pada pasien kolitis. Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif observasional dan retrospektif terhadap 113 pasien di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Sampel penelitian adalah seluruh pasien yang menjalani kolonoskopi dan pemeriksaan histopatologi dan didiagnosis sebagai kolitis kronis. Data dilakukan dengan menggunakan rekam medis dari Januari 2018 – Desember 2019. Hasil yang didapat bahwa dari 113 pasien, penelitian ini menemukan pada pasien kolitis kronis menunjukkan gambaran histopatologi terbanyak yaitu infiltrasi sel inflamasi pada lamina propria (100%) serta gambaran erosi mukosa (57,5%) dengan gambaran sel infiltrat terbanyak yaitu sel limfosit (32,2%) dan makrofag (28,8%). Kesimpulan: Gambaran histopatologi berupa erosi mukosa dan infiltrasi limfosit pada lamina propria merupakan gambaran yang paling sering ditemukan pada pasien kolitis kronis dalam pemeriksaan histopaatologi.
Kata
Kunci: kolitis kronis, kolitis non spesifik,
inflammatory bowel disease, histopatologi, kolonoskopi
Abstract
Colitis is an inflammation of the large intestine
that can occur acutely or chronically and its
prevalence continues to increase worldwide. Chronic colitis includes IBD, MC,
radiation colitis, and ischemic colitis. In diagnosing colitis, several
examinations are needed, including colonoscopy and histopathological
examination. Manifestations that appear vary depending on the type of colitis.
This study aims to study the histopathological features of colitis patients.
The method used is a descriptive observational and retrospective study of 113
patients in RSUD Dr. Soetomo Surabaya. The study
sample was all patients who underwent colonoscopy and histopathological
examination and were diagnosed as chronic colitis. The data was carried out
using medical records from January 2018 - December 2019. The results showed
that of 113 patients, this study found that chronic colitis patients showed the
most histopathological features, namely inflammatory cell infiltration in the
lamina propria (100%) and mucosal erosions (57, 5%) with the most infiltrating
cells, namely lymphocytes (32.2%) and macrophages (28.8%). Conclusion:
Histopathological features of mucosal erosion and lymphocytic infiltration in
the lamina propria are the most common features found in chronic colitis
patients in histopathological examination.
Keywords: chronic colitis, non-specific colitis, inflammatory bowel disease,
histopathology, colonoscopy
Pendahuluan
Kolitis adalah penyakit radang usus besar. Kolitis dapat terjadi secara
kronis atau akut dan dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab atau mekanismenya
antara lain infeksi, autoimunitas, iskemia, dan obat-obatan. Menurut Buku Ajar Ikatan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, kolitis kronis dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain Inflammatory Bowel Disease (IBD), microscopic
colitis (MC), kolitis radiasi,
dan kolitis iskemik. IBD adalah peradangan kronis pada usus dengan etiologi yang tidak diketahui. IBD sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu
Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn's Disease (CD). Jika tidak
dapat dibedakan antara keduanya, maka akan dikategorikan
sebagai Indeterminate Colitis (IC). MC adalah salah satu penyebab paling umum dari diare kronis
(Park et al., 2015). Kolitis radiasi adalah penyakit radang usus besar yang terjadi akibat terapi radiasi
untuk kanker, seperti kanker ginekologi, urologi, dan rektal4.
Kolitis iskemik adalah penyakit usus besar dimana terjadi
lesi akibat berkurangnya aliran darah (hipoperfusi), sehingga terjadi daerah iskemia (Sherid et al., 2016).
Kolitis saat ini umum dan prevalensinya meningkat di seluruh dunia. Manifestasi kolitis juga bervariasi. Gejala umum yang biasanya didapatkan adalah diare kronis, terutama MC. Pada IBD, gejala klinis juga bisa didapatkan berupa diare, sakit perut, pendarahan, demam, hingga penurunan berat badan (America, 2014). Gejala pada kolitis radiasi biasanya diare dan tenesmus atau nyeri perut (Kennedy & Heise, 2007). Dalam mendiagnosis kolitis diperlukan beberapa jenis pemeriksaan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, radiologis, endoskopi, dan pemeriksaan histopatologis8. Temuan yang muncul bervariasi sesuai dengan jenis kolitis. Kolitis dapat dibedakan dari penyakit inflamasi lain yang terjadi pada saluran pencernaan dan dapat didiagnosis secara hati-hati dan spesifik setelah pemeriksaan penunjang kolonoskopi dan histopatologi dilakukan. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari gambaran histopatologi pasien kolitis di RSUP Dr. Soetomo Surabaya.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif observasional dan retrospektif terhadap 113 pasien di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Sampel penelitian merupakan seluruh pasien yang menjalani
kolonoskopi dan pemeriksaan histopatologi dan keduanya didiagnosis sebagai
kolitis kronis. Data diambil dari rekam medis pasien periode Januari 2018 –
Desember 2019.
Kriteria inklusi :
1. Seluruh pasien kolitis di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya periode Januari 2018 – Desember 2019 dan memiliki data lengkap
mengenai profil pasien.
2. Seluruh pasien yang menjalani pemeriksaan
kolonoskopi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2018 – Desember 2019
dengan hasil kolonoskopi berupa kolitis, IBD, ataupun dengan saran terapi
berupa 5-ASA oleh konsultan gastroenterohepatologi.
3. Seluruh pasien yang menjalani pemeriksaan
histopatologi dengan hasil kolitis kronis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode
Januari 2018 – Desember 2019.
Kriteria eksklusi:
1. Pasien kolitis di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya periode Januari 2018 – Desember 2019 yang memiliki data tidak lengkap
atau hilang.
2. Pasien di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
periode Januari 2018 – Desember 2019 dengan hasil pemeriksaan kolonoskopi
didapatkan berupa karsinoma, tumor, maupun polip kolon saja.
3. Pasien di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
periode Januari 2018 – Desember 2019 dengan hasil pemeriksaan histopatologi
berupa karsinoma, tumor, maupun polip.
Peneliti mengumpulkan semua data rekam medis pasien, meliputi usia, jenis kelamin, dan gambaran histopatologi pada lembar pendataan dan kami rekapitulasi pada tabel utama. Sebelum mengumpulkan data, peneliti mengajukan izin kelayakan etik untuk mengakses rekam medis pasien di Unit Endoskopi Dr. Soetomo Surabaya. Peneliti menyajikan data variabel penelitian melalui tabel dan uraian data kemudian dianalisis.
Hasil dan Pembahasan
1.
Karateristik Pasien
Kelompok
usia terbanyak pada pasien kolitis dalam penelitian ini adalah kelompok usia 31
– 40 tahun dengan jumlah sebanyak 25 pasien (22,1%). Rata-rata usia pasien
kolitis yang melakukan pemeriksaan kolonoskopi dan histopatologi pada
penelitian ini adalah 49 tahun, dengan usia termuda adalah 17 tahun dan usia
tertua adalah 83 tahun.
Tabel 1. Distribusi karakteristik pasien kolitis yang
melakukan pemeriksaan kolonoskopi dan histopatologi di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya periode Januari 2018 – Desember 2019 (berdasarkan usia)
Kelompok Usia |
Jumlah (N) |
Presentase (%) |
17
– 20 |
1 |
0,9 |
21
– 30 |
12 |
10,6 |
31
– 40 |
25 |
22,1 |
41
– 50 |
23 |
20,4 |
51
– 60 |
23 |
20,4 |
61
– 70 |
20 |
17,7 |
>70 |
9 |
7,9 |
Total |
113 |
100 |
Berdasarkan
tabel tersebut didapatkan bahwa jenis kelamin terbanyak pada penelitian ini,
yaitu laki-laki sebanyak 60 pasien dengan presentase sebesar 53,1%. Kemudian diikuti
dengan pasien perempuan berjumlah 53 pasien dengan presentase sebesar 46,9%.
Perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada pasien kolitis dalam
penelitian ini adalah 1,1 : 1.
Tabel 2. Distribusi karakteristik pasien kolitis yang melakukan
pemeriksaan kolonoskopi dan histopatologi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode
Januari 2018 – Desember 2019 (berdasarkan jenis kelamin)
Jenis Kelamin |
Jumlah (N) |
Presentase
(%) |
Jenis Kelamin |
Laki-laki |
60 |
53,1 |
Laki-laki |
Perempuan |
53 |
46,9 |
Perempuan |
Total |
113 |
100 |
Total |
2.
Gambaran Histopatologi
Hasil
diagnosis ahli patologi berdasarkan gambaran histopatologi yang ditemukan pada
pemeriksaan histopatologi pasien kolitis di Unit Endoskopi RSUD Dr. Soetomo
Surabaya periode Januari 2018–Desember 2019 menunjukkan bahwa terdapat 91
pasien yang didiagnosis sebagai kolitis kronis non spesifik dengan presentase
sebesar 80,5%.
Tabel 3. Data diagnosis ahli patologi berdasarkan gambaran
histopatologi pasien kolitis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2018-Desember 2019
Diagnosis |
Jumlah (N) |
Presentase
(%) |
Kolitis kronis
non spesifik |
91 |
80,5 |
Kolitis kronis
aktif |
17 |
15 |
Kolitis kronis
supuratif |
3 |
2,7 |
Kolitis
eosinofilia |
2 |
1,8 |
Total |
113 |
100 |
Masing-masing
pasien dalam penelitian ini menunjukkan gambaran histopatologi lebih dari satu
macam dengan gambaran terbanyak berupa infliltrasi sel radang pada lamina
propria (100%) dengan gambaran sel radang berbeda-beda yang dapat dilihat pada
tabel 5. Gambaran histopatologi terbanyak selanjutnya pada penelitian ini
adalah erosi mukosa pada 65 pasien (57,5%). Data menunjukkan bahwa
masing-masing pasien kolitis tersebut memiliki gambaran infiltrasi sel radang
lebih dari satu jenis sel dimana jenis sel radang terbanyak adalah sel
mononuklear (MN) karena seluruh pasien memiliki gambaran histopatologi
inflamasi oleh sel limfosit yaitu sebanyak sebanyak 113 gambaran (100%).
Tabel 4. Data gambaran histopatologi pasien kolitis di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2018 – Desember 2019 (berdasarkan jenis
lesi)
Gambaran
Histopatologi |
Jumlah (N) |
Presentase
(%) |
Infiltrasi sel
radang pada lamina propria |
113 |
100 |
Erosi mukosa |
65 |
57,5 |
Distorsi kripta |
16 |
14,2 |
Kripta memendek |
14 |
12,4 |
Kriptitis |
7 |
6,2 |
Atrofi kripta |
1 |
0,9 |
Tabel 5. Data gambaran histopatologi pasien kolitis di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2018 – Desember 2019 (berdasarkan sel
radang pada lamina propria)
Sel Inflamasi |
Jumlah (N) |
Presentase
(%) |
Limfosit |
113 |
100 |
Makrofag |
96 |
85 |
Eosinofil |
77 |
68,1 |
Neutrofil |
43 |
38,1 |
Penelitian
ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan diagnosis kolitis secara spesifik oleh
ahli patologi berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi pasien. Pada studi
prospektif lain menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak pasien yang didiagnosis
sebagai kolitis kronis non spesifik daripada IBD dan terdapat 9% pasien kolitis
non spesifik yang didiagnosis sebagai IBD dalam perjalanan penyakit selanjutnya (Emara et al., 2019). Penelitian tersebut
mengatakan bahwa sebaiknya dalam pemeriksaan histopatologi digunakan daftar
periksa yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan gambaran karakteristik
penyakit kolitis yang spesifik untuk menghindari penggunaan entitas kolitis non
spesifik atau bahkan temuan yang normal pada biopsi yang dilakukan. Pada
beberapa studi prospektif maupun retrospektif yang ada menunjukkan bahwa
diagnosis kolitis non spesifik dapat menjadi IBD yang tidak terdiagnosis
ataupun diagnosis kolitis spesifik lainnya di kemudian hari dengan tingkat
pemeriksaan ulang yang berbeda-beda. Pemeriksaan diagnostik lanjutan maupun
daftar periksa yang spesifik diperlukan untuk mengetahui penyakit kolitis
secara spesifik yang lebih tepat sehingga diagnosis pasien lebih terarah dan
memudahkan penentuan tatalaksana selanjutnya.
Penelitian
ini menunjukkan seluruh pasien kolitis memiliki gambaran infliltrasi sel radang
pada lamina propria (100%) dengan gambaran sel inflamasi berbeda-beda.
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa infiltrasi sel mononuklear (MN)
didapatkan pada seluruh pasien dimana infiltrasi sel limfosit pada lamina
propria ditemukan sebanyak 113 gambaran (100%). Hal ini menunjukkan bahwa
seluruh pasien jelas mengalami inflamasi yang bersifat kronis. Studi prospektif
yang ada menunjukkan bahwa gambaran histopatologi yang ditemukan pada pasien
kolitis kronis non spesifik, yaitu kongesti mukosa, edema mukosa, dan kriptitis (Emara et al., 2019). Sedangkan penelitian lain
menemukan bahwa gambaran histopatololgi pada UC yang paling umum ditemukan
adalah infiltrat inflamasi akut atau kronis sebanyak 81 – 85% dan kripta
epithelial polimorf sebanyak 70%, sementara pada CD didapatkan infiltrat
neutrofil akut atau kronis sebanyak 58 – 71% dan epitel ireguler sebanyak 50%.
Diamati dalam penelitian tersebut bahwa temuan yang paling sering pada IBD fase
awal adalah infiltrat inflamasi akut atau kronis, infiltrasi polimorf pada
kripta, abses kripta, dan distorsi kripta (Rodríguez-Lago et al., 2020).
Gambaran
histopatologi terbanyak lainnya pada penelitian ini adalah erosi mukosa yang
didapatkan pada 65 pasien (57,5%). Sedangkan gambaran kriptitis pada penelitian
hanya ditemukan hanya pada 7 pasien (6,2%). Studi prospektif yang ada
menunjukkan bahwa gambaran histopatologi yang ditemukan pada pasien kolitis
kronis non spesifik, yaitu kongesti mukosa, edema mukosa, dan kriptitis (Emara et al., 2019). Secara statistik dalam
penelitiannya tidak ditemukan perbedaan yang berarti mengenai gambaran edema
mukosa dan kongesti mukosa pada kolitis non spesifik maupun IBD. Dalam
konsesnsus disebutkan bahwa pada UC akan didapatkan gambaran kripta, bisa
berupa abses maupun distorsi serta infiltrat sel MN (mononukleus) dan PMN
(polimomorfonukleus) di lamina propria. Sedangkan pada CD akan didapatkan
gambaran granuloma tuberkuloid, infiltrat sel makrofag dan limfosit di lamina
propria, serta adanya ulserasi yang dalam. Dalam penelitin ini tidak didapatkan
gambaran histopatologi berupa granuloma yang secara spesifik dapat menentukan
diagnosis CD. Penelitian lain menunjukkan bahwa ulserasi pada mukosa ditemukan
paling banyak pada pasien IC (Yamamoto-Furusho et al., 2010). Sedangkan pada pemeriksaan
histopatologi pasien kolitis radiasi seringkali ditemukan gambaran yang tidak
spesifik, seperti erosi, hiperplasia jaringan granulasi, perdarahan pada lamina
propria, makrofag di submukosa, hilangya epitel, infiltrasi sel inflamasi, dan
kongesti submucosa (Misiakos et al., 2017). Telah disebutkan dalam
konsensus dan beberapa studi yang ada bahwa telah terdapat kriteria yang cukup
spesifik namun belum bisa mendorong diagnosis yang spesifik oleh ahli patologi
dalam penelitian ini. Ahli patologi dalam penelitian ini dapat menentukan
diagnosis yang lebih spesifik dengan adanya panduan kriteria diagnosis tiap
penyakit yang telah ada. Beberapa faktor yang mendasari ahli patologi sulit
untuk mendiagnosis pasien kolitis pada penyakit yang spesifik dalam pemeriksan
histopatologi. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu sampel biopsi yang
kurang memadai, fase inflamasi sampel yang terjadi pada waktu pengambilan
biopsi, data klinis pasien yang kurang lengkap, pengolahan dan penanganan
sampel biopsi yang kurang tepat, dan riwayat penyakit yang mendasari (Mantzaris, 2005). Keterbatasan ahli patologi
dalam penelitian ini dapat dimungkinkan karena adanya faktor-faktor lainnya
seperti pengambilan dan pengelolaan sampel, data klinis, dan riwayat pasien
yang kurang lengkap pada pemeriksaan.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran histopatologi berupa erosi mukosa dan infiltrasi limfosit pada lamina propria merupakan gambaran yang paling sering ditemukan pada pasien kolitis kronis dalam pemeriksaan histopaatologi.
BIBLIOGRAFI
America, C. and C. F. of. (2014). The
facts about inflammatory bowel disease.
Emara, M. H., Salama, R. I., Hamed, E. F.,
Shoriet, H. N., & Abdel-Aziz, H. R. (2019). Non-specific colitis among
patients with colitis: frequency and relation to inflammatory bowel disease, a
prospective study. Journal of Coloproctology (Rio de Janeiro), 39,
319–325.
Kennedy, G. D., & Heise, C. P. (2007).
Radiation colitis and proctitis. Clinics in Colon and Rectal Surgery, 20(01),
64–72.
Mantzaris, G. J. (2005). What is the natural
history of a patient with “non-specific” colitis on large bowel histology? Annals
of Gastroenterology.
Misiakos, E. P., Tsapralis, D., Karatzas,
T., Lidoriki, I., Schizas, D., Sfyroeras, G. S., Moulakakis, K. G., Konstantos,
C., & Machairas, A. (2017). Advents in the diagnosis and management of
ischemic colitis. Frontiers in Surgery, 4, 47.
Park, T., Cave, D., & Marshall, C.
(2015). Microscopic colitis: a review of etiology, treatment and refractory
disease. World Journal of Gastroenterology: WJG, 21(29), 8804.
Rodríguez-Lago, I., Ramírez, C., Merino,
O., Azagra, I., Maiz, A., Zapata, E., Higuera, R., Montalvo, I.,
Fernández-Calderón, M., & Arreba, P. (2020). Early microscopic findings in
preclinical inflammatory bowel disease. Digestive and Liver Disease, 52(12),
1467–1472.
Sherid, M., Samo, S., Sulaiman, S., Husein,
H., Sethuraman, S. N., Thiruvaiyaru, D., Spurr, C., Sifuentes, H., &
Sridhar, S. (2016). Comparison of ischemic colitis in the young and the
elderly. WMJ, 115(4), 196–202.
Yamamoto-Furusho, J. K., Rodríguez-Bores,
L., Gonzalez-Contreras, Q. H., & Martinez-Benitez, B. (2010). Prevalence
and clinical features of indeterminate colitis in Mexico: A 17-year study. Revista
de Gastroenterologia de Mexico, 75(1), 30–35.
Copyright holder: Nadya Wulandari Alshanti, Ummi Maimunah, Etty Hary Kusumastuti (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |