Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 10, Oktober 2022

 

RESILIENSI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI DI MASA PANDEMI COVID-19: KEPERCAYAAN DIRI MEMBACA-MENULIS, DUKUNGAN DOSEN PEMBIMBING, DAN KESIAPAN PEMBELAJARAN DARING

 

Nurul Husna, Setiawati Intan Savitri, Arie Suciyana Sriyanto

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana, Jakarta Pusat, DKI Jakarta

Email: [email protected]; [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Pandemi akibat COVID-19 berdampak pada bidang pendidikan di Indonesia hingga membuat tantangan tersendiri untuk mahasiswa, khususnya bagi mereka yang sedang mengerjakan skripsi sebagai salah satu ketentuan untuk menjadi sarjana. Penelitian ini dilakukan untuk memahami keterkaitan kepercayaan diri dalam kemampuan membaca dan menulis, persepsi dukungan dosen pembimbing pada mahasiswa dalam proses penyelesaian skripsi, juga kesiapan melakukan pembelajaran daring dengan resiliensi akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi di masa pandemi COVID-19. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 238 mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi di Indonesia. Metode penelitian dengan cross sectional survey dan data yang didapat dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri dalam menulis dan membaca, dukungan dosen pembimbing, dan kesiapan pembelajaran daring memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap resiliensi akademik, dimensi self-directed learning online pada variabel kesiapan pembelajaran daring dan dimensi merefleksikan dan mencari bantuan adaptif pada variabel resiliensi akademik berkorelasi paling kuat diantara seluruh dimensi dan variabel lainnya pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di masa pandemi Covid-19. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat melihat lebih jauh besaran kontribusi pada kepercayaan diri dalam membaca dan menulis, dukungan dosen pembimbing, dan kesiapan pembelajaran daring terhadap resiliensi akademik, kemudian disarankan pula untuk mengeksplorasi faktor internal dan eksternal lainnya pada resiliensi akademik dan dengan populasi dan kondisi yang lebih spesifik, serta melakukan psikoedukasi dan pelatihan untuk mahasiswa dan dosen pembimbing berorientasikan hasil penelitian ini.

 

Kata Kunci: resiliensi akademik, kepercayaan diri dalam membaca dan menulis, dukungan dosen pembimbing, kesiapan pembelajaran daring, pengerjaan skripsi, pandemi COVID-19

Abstract

The pandemic due to COVID-19 has had an impact on the education sector in Indonesia, creating challenges for students, especially for those who are working on a thesis as one of the requirements to become a graduate. This research was conducted to understand the relationship between self-efficacy in reading and writing skills, the perception of support from supervisors for students in the process of completing the thesis, as well as the readiness to do online learning with the academic resilience of students who are working on their final thesis during the COVID-19 pandemic. Participants in this study amounted to 238 students who were working on their final thesis in Indonesia. The research method was a cross-sectional survey and the data obtained were analyzed using the Spearman Rank correlation test. The results showed that self-efficacy in reading and writing, support from supervisors, and online learning readiness had a positive and significant relationship to academic resilience, the dimensions of online self-directed learning on the online learning readiness variable, and the dimensions of reflecting and seeking adaptive help on the academic resilience variable have the strongest correlation among all dimensions and other variables among students who are working on their thesis during the Covid-19 pandemic. Further research is suggested to be able to look further at the contribution to self-efficacy in reading and writing, support from supervisors, and online learning readiness for academic resilience, then it is also recommended to explore other internal and external factors on academic resilience and with populations and conditions that are more specific, as well as conducting psychoeducation and training for students and supervisors oriented to the results of this research.

 

Keywords: academic resilience, self-efficacy in reading and writing, teacher support, online learning readiness, thesis work, the COVID-19 pandemic.

 

Pendahuluan


Situasi genting pada kesehatan global masa kini akibat penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang bermula dari Wuhan, China terjadi secara cepat ke seluruh dunia karena kontak langsung manusia ke manusia dengan angka kasus dan jumlah kematian yang terus bertambah, sehingga WHO menetapkan Covid-19 ini sebagai pandemik pada 12 Maret 2020 (Susilo et al., 2020). Kondisi pandemi yang terus berlangsung ditahun 2021 telah menyebabkan berbagai dampak yang cukup serius di Indonesia, termasuk dalam bidang pendidikan (Chairani, 2020; Siahaan, 2020). Berbagai upaya dilakukan untuk menghambat penyebaran Covid-19, selain melakukan pengujian dan perawatan intensif pada pasien yang terjangkit, pemerintah Indonesia juga membuat berbagai kebijakan, seperti himbauan menjaga jarak, melarang dilaksanakannya pertemuan besar, aturan wajib vaksin, dan terkhusus dalam aspek pendidikan, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran melalui sistem daring yang mulai diberlakukan sejak Maret 2020 (Putri, 2020; Siahaan, 2020).

Perkuliahan daring sebagai bentuk alternatif pembelajaran yang lebih fleksibel dengan menggunakan jaringan internet dalam pelaksanaannya tanpa harus datang ke kampus, terus mendorong mahasiswa untuk selalu aktif mengikuti perkembangan terbaru beserta cara penggunaan platform pembelajaran yang digunakan, beradaptasi mengikuti teknik pembelajaran dengan menyesuaikan kebijakan dosen mata kuliah masing-masing, dan tidak bisa hanya berpaku dan mengandalkan materi yang telah diberikan dosen untuk pemahaman pembelajaran yang efektif, pembelajaran ini juga menjadi salah satu inovasi untuk mengembangkan kemampuan dalam tantangan melek teknologi dan keberagaman sumber belajar yang tersedia, serta menumbuhkan kemandirian dalam belajar (Putri, 2020; Sadikin & Hamidah, 2020).

Setelah berbulan-bulan menjalani perkuliahan daring, banyak tantangan dan hambatan yang bermunculan, salah satunya karena lokasi dosen dan mahasiswa yang terpisah selama proses perkuliahan membuat dosen kesulitan memantau aktivitas mahasiswa secara langsung, kemudian banyak mahasiswa merasa kesulitan dalam memahami materi perkuliahan kompleks yang diberikan secara daring akibat dari komunikasi dengan dosen melalui platform yang ada tidak mampu memberikan pemahaman yang jelas dan menyeluruh mengenai materi yang sedang dibahas, padahal keterlibatan dosen mempunyai pengaruh penting dalam proses perkuliahan daring untuk menjadikannya lebih mendalam dan bermakna (Firman & Rahman, 2020; Sadikin & Hamidah, 2020).

Tantangan dan hambatan yang ada dalam pelaksanaan perkuliahan atau pembelajaran daring juga dirasakan oleh mahasiswa yang memiliki kewajiban untuk mengerjakan laporan tugas akhir skripsi sebagai salah satu persyaratan mereka untuk lulus dan mendapatkan gelar sarjana, seperti yang di muat dalam Pasal 20 UU Nomor 20 Tahun 2003 mengenai kewajiban penyelenggaraan penelitian untuk perguruan tinggi yang kemudian diatur lebih lanjut dalam Permendikti Nomor 3 Tahun 2020 tentang standar nasional pendidikan tinggi mengenai keterampilan umum yang harus dimiliki sarjana, dan hal tersebut dapat berubah menjadi sebuah kesulitan ataupun tantangan tersendiri bagi mahasiswa dalam proses pengerjaan tugas akhir mereka, yang dapat berasal dari permasalahan keterbatasan keterampilan penggunaan internet untuk pencarian data dan pengambilan data yang hanya bisa dilakukan secara daring, proses bimbingan dengan dosen pembimbing yang harus melalui platform tertentu, selain itu keterampilan membaca dan menulis teks akademik yang merupakan hal penting dalam menyelesaikan skripsi belum terasah dengan baik, dan keseluruhannya harus dilakukan secara lebih mandiri.

Keseluruhan kemampuan untuk beradaptasi dalam mengehadapi ancaman, kesulitan, atau tantangan yang berdampak pada performa individu, ataupun pencapaiannya disebut ketahanan atau resiliensi (Cassidy, 2015), dalam konteks akademik disebut resiliensi akademik yang mengkontekstualisasikan konstruksi ketahanan dan merefleksikan kemungkinan peningkatan keberhasilan pendidikan meskipun terdapat kesulitan (Cassidy, 2016).  Resiliensi akademik mengacu pada kapasitas atau kemampuan siswa untuk tetap beradaptasi dan tetap berprestasi tinggi meskipun mengalami kesulitan dan menghadapi tantangan akademik (Ye et al., 2021). Menurut Moawad (2020) resiliensi akademik dimaknai sebagai kemampuan siswa dalam merespon kesulitan yang tengah dihadapi, sebagai keberhasilan perilaku adaptif yang dapat menunjukkan kualitas pribadi serta terus berkembang melebihi harapan pada masa-masa sulit. Secara umum resiliensi diyakini sebagai aset atau kekuatan seseorang, karakteristik atau proses menguntungkan yang diinginkan dengan kemungkinan memiliki imbas positif pada berbagai aspek kehidupan, seperti kesejahteraan, kesehatan, kinerja, serta pencapaian yang dimiliki individu (Bartley et al., 2010)

 Resiliensi akademik di masa pandemi Covid-19 khususnya dalam konteks penyelesaian tugas akhir yang merupakan akumulasi dari pengetahuan dan keterampilan akademik dapat dipengaruhi oleh faktor luar atau dukungan sosial, karena dapat mempengaruhi kapasitas individu dalam menghadapi pengalaman yang membuat stress, contohnya dengan dukungan dukungan guru atau dosen, dan dari faktor pribadi mahasiswa itu sendiri, seperti tekad kepercayaan individu dalam menggapai kesuksesan (Metheny et al., 2008; Permatasari et al., 2021).

Pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa self-efficacy akademik berkaitan dengan resiliensi akademik, serta self-efficacy telah diidentifikasi sebagai komponen kontributor penting dan prediktor untuk resiliensi akademik (Cassidy, 2015). Penelitian-penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa self-efficacy secara positif berhubungan dengan kinerja akademik, motivasi akademik, belajar mengatur diri sendiri, dan kinerja membaca atau menulis, serta berhubungan secara negatif dengan kecurangan (Finn & Frone, 2004; Pajares & Valiante, 1997; Richardson, 2007; Schunk & Zimmerman, 1997; Zheng et al., 2021). Self-efficacy akademik juga memiliki bukti substansial dalam hubungannya dengan kinerja membaca dan juga kinerja menulis (Prat-Sala & Redford, 2010). Kesuksesan dalam penyelesaian skripsi tidak luput dari kemampuan membaca dan menulis, karena menulis merupakan representasi dari berbagai sumber referensi yang dibaca oleh mahasiswa, dan keterampilan menulis mahasiswa bukan didapat hanya dengan latihan menulis tetapi juga dengan membaca, maka dari itu membaca dan menulis secara substansial memiliki keterkaitan satu sama lain (Atayeva, 2019).  

Studi yang dilakukan McTigue et al. (2009) mengenai resiliensi akademik dan membaca, dinyatakan bahwa resiliensi akademik yang dimiliki siswa didorong oleh tujuan yang dimilikinya dengan pola pikir yang tangguh pada akademik dengan salah satu faktor keyakinan sebagai pelajar yang baik pula, dengan kata lain ketika siswa menghadapi masalah dalam belajar, tetapi memiliki tingkat self-efficacy yang baik, maka ia juga akan memiliki tingkat resiliensi akademik yang baik untuk meraih prestasi akademik melalui aspek sosioemosional seperti dalam pengembangan pengajaran membaca juga menulis.

Pernyataan Roli (2018) mengenai faktor dukungan sosial, dari penelitiannya pada 300 mahasiswa Universitas Babcock mengenai prediktor kepercayaan diri mahasiswa, ditemukan bahwa resiliensi serta dukungan guru merupakan faktor yang kuat dalam memprediksi kepercayaan akademik mahasiswa, kemudian melalui dukungan dosen yang memadai dalam meningkatkan kesejahteraan mahasiswa juga dapat menimbulkan peningkatan pada resiliensi akademiknya. Hal serupa juga ditunjukkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Romano et al. (2021) yang menunjukkan keterkaitan resiliensi akademik dengan dukungan emosional guru yang dirasakan dan sebagiannya memediasi hubungan antara resiliensi akademik itu sendiri dengan keterlibatan di sekolah. Menurut Permatasari et al. (2021) dukungan dosen berkontribusi sebesar 16,6% lebih tinggi dari dukungan teman sebaya yang sebesar 12,8% terhadap resiliensi akademik pada mahasiswa dalam pembelajaran daring selama Covid-19. Dosen pembimbing memiliki peranan kuat dalam proses penyelesaian tugas akhir skripsi mahasiswa bimbimbingannya agar efektif dan efisien (Siswanto & Sampurno, 2015).

Demikian halnya kesiapan perkuliahan daring yang perlu dipertimbangkan kembali sebagai faktor yang dapat dihubungkan dengan resiliensi akademik (Hung et al., 2010). Kesiapan keterampilan mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi dalam mengahadapi tantangan untuk dapat mengakses referensi secara daring, mengambil dan mengolah data secara daring, menuliskannya, serta berinteraksi secara daring dengan teman dan dosen pembimbing diberbagai platform tertentu menjadi hal yang krusial untuk dimiliki dan dikuasai oleh mahasiswa dalam masa pandemi ini. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Wang et al., (2022) mengenai peran kesiapan belajar daring dan kompetensi emosional pada performa akademik selama Covid-19, didapatkan bahwa kesiapan belajar daring yang dimiliki oleh mahasiswa berpengaruh secara positif terhadap performa akademiknya, dan hal tersebut dapat membuat mahasiswa memiliki peningkatan resiliensi akademik selama pembelajaran daring, kemudian penelitian Kumalasari & Akmal (2020) mengenai resiliensi akademik serta peran mediasi kesiapan belajar daring di masa pandemi Covid-19 didapatkan bahwa resiliensi akademik sepenuhnya dimediasi oleh kesiapan dalam pembelajaran daring, dan resiliensi akademik yang lebih tinggi akan meningkatkan kesiapan belajar daring.

Fenomena tersebut mendorong penelitian ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara variabel kepercayaan diri akan kemampuan membaca menulis, dukungan dosen pembimbing, serta kesiapan pembelajaaran daring dengan resiliensi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi di masa pandemi Covid-19.

 

Metode Penelitian

Partisipan

Partisipan pada penelitian ini merupakan 238 mahasiswa, 75,6% diantaranya perempuan, dan 24,4% laki-laki dengan rata-rata usia 22,56 tahun. Seluruh partisipan didapatkan dengan metode purposive sampling, dengan kriteria mahasiswa/i aktif Strata-1 dan sedang menyusun tugas akhiri skripsi. Pengisian kuesioner daring yang disebar melalui berbagai media sosial, memuat informed concent, identitas diri, dan kumpulan skala dari setiap variabel, dimulai 11 Oktober 2021 hingga 12 Desember 2021.

Sebagian besar partisapan berada di semester 5-7, berjumlah 127 mahasiswa (53%), semester 8-10 berjumlah 93 mahasiswa (39%), dan semester 11-13 berjumlah 18 mahasiswa (8%). Mayoritas partisipan juga memiliki media untuk pertemuan daring baik laptop (N=227), maupun telepon genggam (N=237).

Desain

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cros sectional survey dan non eksperimental.

Alat Ukur

Academic Resilience Scale (ARS-30). Pengukuran pada variabel resiliensi akademik menggunakan skala yang di translasi dan diadaptasi dari Cassidy (2015) yang terdiri dari 30 aitem dan 3 dimensi. Alat ukur ini menggunakan likert model dengan skala 1-5 (sangat tidak sesuai - sangat sesuai) dengan α = 0,899, dan terbukti valid dan reliabel. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan 28 aitem hasil adaptasi (terdapat 2 aitem gugur, yakni 5 dan 29), 13 aitem pada dimensi ketekunan, 8 aitem pada dimensi merefleksikan dan mencari bantuan adaptif, dan 6 aitem pada dimensi afek negatif dan respon emosional. Contoh aitem pada alat ukur ini adalah “Saya tidak akan menerima umpan balik dari Dosen Pembimbing”, “Saya akan mencoba berbagai cara untuk belajar”, “Saya akan mencari cara untuk membuktikan bahwa saya dapat meningkatkan nilai dan prestasi akademik saya”.

Self-Efficacy in Reading and Writing Scale (SeiRW). Pengukuran pada variabel kepercayaan diri dalam membaca dan menulis menggunakan skala yang di translasi dan diadaptasi dari Prat-Sala & Redford (2010) yang terdiri dari 24 aitem dan 2 dimensi, 12 aitem pada dimensi Self-Efficacy in Reading dan 12 aitem lainnya ada Self-Efficacy in Writing. Alat ukur ini menggunakan likert model dengan skala 1-5 (tidak baik sama sekali- sangat baik) dengan α = 0,948. Contoh aitem pada alat ukur ini adalah “Seberapa baik Anda dapat mengidentifikasi semua inti bacaan,  ketika membaca artikel jurnal atau buku akademik”, “Seberapa baik Anda dapat memilih bacaan yang paling tepat dari sejumlah artikel dan buku yang relevan”, “Seberapa baik Anda dapat mengekspresikan argumen dengan jelas dalam esai Anda”.

Teacher Support Scale (TSS). Pengukuran pada variabel dukungan dosen pembimbing menggunakan skala yang di translasi dan diadaptasi dari Metheny (2008) yang terdiri dari 20 aitem dan 4 dimensi, yaitu 8 aitem pada dimensi Invested, 5 aitem pada dimensi Positive Regard, 4 aitem pada dimensi Expectation, dan 3 aitem pada dimensi Accessible. Alat ukur ini menggunakan likert model dengan skala 1-5 (sangat tidak setuju- sangat setuju) dengan α = 0,944, dan terbukti valid dan reliabel. Contoh aitem pada alat ukur ini adalah “Dosen saya berusaha menjawab pertanyaan saya”, “Dosen saya mendorong saya untuk berhasil”, “Dosen saya akan mendengarkan jika saya ingin berbicara tentang suatu masalah”.

Online Learning Readiness Scale (OLRS). Pengukuran pada variabel kesiapan pembelajaran daring menggunakan skala yang di translasi dan diadaptasi dari Hung et al (2010) yang terdiri dari 19 aitem dalam 5 dimensi, yaitu 4 aitem dalam dimensi Computer/internet Self-Efficacy (CIS), 5 aitem dalam dimensi Self-Directed Learning Online (SDL), 3 aitem dalam dimensi Learner Control in Online Context (LC), 4aitem dalam dimensi Motivation for Learning in Online Context (MFL), dan 3 aitem dalam dimensi Online Communication Self-Efficacy (OCS). Alat ukur ini menggunakan likert model dengan skala 1-5 (sangat tidak sesuai- sangat sesuai) dengan α = 0,905 dan terbukti valid dan reliabel. Contoh aitem pada alat ukur ini adalah “Saya merasa percaya diri dalam menggunakan fungsi-fungsi dasar dari Microsoft Office Program (MS Word, MS Excel, dan MS PowerPoint) dan Gdrive”, “Saya dapat mengarahkan progres belajar saya dalam pembelajaran daring”, “Saya merasa percaya diri menggunakan peralatan daring (email, tatap muka daring: gmeet, zoom) untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain”.

Teknik Analisis

Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman yang mana dapat menggambarkan hubungan monotonik antara 2 variabel, serta berguna untuk data kontinu yang berdistribusi tidak normal, dapat pula digunakan untuk data ordinal, dan relatif kuat untuk outlier (Schober, et al, 2018). Dan dalam penelitian ini,  memaparkan hubungan antara variabel kepercayaan diri dalam membaca dan menulis (X1), dukungan dosen pembimbing (X2), dan kesiapan pembelajaran daring (X3), dengan variabel resiliensi akademik (Y) yang dilakukan dan dianalisis menggunakan program SPSS For Windows versi 20.

 

Hasil dan Pembahasan

Pada 238 mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di masa pandemi Covid-19 memiliki resiliensi akademik ditingkat rendah sebesar 16% (N=38), sedang sebesar 67,2% (N=160), dan tinggi sebesar 16,8% (N=40), dan menandakan bahwa sebagian besar sampel memiliki tingkatan resiliensi sedang pada populasi.

Selanjutnya, setelah dilakukan uji normalitas pada seluruh variabel X dan Y, didapatkan data tidak berdistribusi dengan normal (p<0,05), oleh karena itu uji korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman (Schober, et al, 2018).

 

Tabel 1

Uji Korelasi Antar Variabel X dan Y

Spearman's rho

Academic Resilience

rs

Sig.

Self-Efficacy in Reading and Writing

.520

.000

Teacher Support

.468

.000

Online Learning Readiness

.577

.000

 

Berdasarkan Tabel 1 di atas didapatkan hasil menyatakan hipotesis penelitian diterima, yakni terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kepercayaan diri dalam membaca dan menulis dengan resiliensi akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dimasa pandemi Covid-19 (r=0,520;p<0.0,5) hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Prat-Sala & Redford (2010) mengenai Self-Efficacy in Reading and Writing, ketika subyek memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam membaca dan menulis, lebih mungkin untuk dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan yang akan ditemukan, dalam konteks penelitian ini, yaitu mengerjakan tugas akhir skripsi, dan lebih kecil kemungkinannya untuk merasakan kecewa besar ketika mengalami kegagalan, kemudian terdapat hubungan antara dukungan dosen pembimbing dengan resiliensi akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dimasa pandemi Covid-19 (r=0,486;p<0,05), hal tersebut juga sesuai dengan temuan dari Ahmed, et al (2018) dan Wulandari & Kumalasari (2022) yang menungkapkan bahwa dukungan dosen memiliki hubungan signifikan pada resiliensi akademik mahasiswa, dan terakhir didapatkan adanya hubungan antara kesiapan pembelajaran daring dengan resiliensi akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dimasa pandemi Covid-19 (r=0,577;p<0,05), dimana memiliki nilai koefisien korelasinya tertinggi, hal ini sejalan dengan pernyataan Ramadhana et al (2021) bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara persiapan siswa untuk pembelajaran daring dan resiliensi akademik siswa selama fase sekolah dari rumah. Sehingga dapat dikatakan jika semakin tinggi tingkat kepercayaan diri dalam membaca dan menulis, dukungan dosen pembimbing, dan kesiapan pembelajaran daring, maka resiliensi akademik mahasiswa juga akan semakin tinggi.

 

Tabel 2

Uji Korelasi Dimensi X dengan Resiliensi Akademik

Spearman's rho

Academic Resilience

rs

Sig.

Self-Efficacy in Reading and Writing

Self-Efficacy in Reading

.475

.000

Self-Efficacy in Writing

.494

.000

Teacher Support

Invested

.456

.000

Positive Regard

.394

.000

Expectation

.443

.000

Accessible

.393

.000

Online Learning Readiness

Computer/Internet Self-Efficacy (CIS)

.393

.000

Self-Directed Learning Online (SDL)

.585

.000

Learner Control in Online Context (LC)

.347

.000

Motivation for Learning in Online Context (MFL)

.431

.000

Online Communication Self-Efficacy (OCS)

.444

.000

 

Pada penelitian ini juga ditemukan, seperti yang disajikan pada Tabel 2, bahwa setiap dimensi pada variabel kepercayaan diri dalam membaca dan menulis, dukungan dosen pembimbing, dan kesiapan pembelajaran daring memiliki hubungan yang cukup signifikan dengan resiliensi akademik. Pada variabel self-efficacy in reading and writing untuk dimensi self-efficacy in reading dengan resiliensi akademik berkorelasi dengan nilai r sebesar 0,475, lebih kuat dari dimensi self-efficacy in writing, hal ini dapat diartikan bahwa semakin besar mahasiswa memiliki tingkat kepercayaan diri dalam keterampilan membaca teks akademik, maka tingkat resiliensi akademiknya juga akan semakin besar. Kemudian mengikuti setelahnya, dimensi self-efficacy in writing dan resiliensi akademik memilik korelasi yang cukup tetapi sedikit lebih lemah dari dimensi self-efficacy in reading dengan r sebesar 0,494, dan dapat diartikan bahwa semakin besar mahasiswa memiliki tingkat kepercayaan diri dalam kemampuan menulis teks akademik, maka tingkat resiliensi akademiknya juga akan semakin besar, hal ini sejalan dengan penelitian García-Crespo et al. (2021) mengenai resiliensi akademik di negara-negara Eropa, bahwa variabel pribadi siswa yang paling memprediksi resiliensi adalah indeks kepercayaan diri membaca, serta faktor-faktor terkait pengajaran yang dilakukan dengan baik juga dapat meningkatkan tingkat resiliensi.

Selanjutnya pada variabel dukungan dosen pembimbing, dimensi invested dan resiliensi akademik didapatkan cukup berkorelasi dengan nilai r sebesar 0,456 yang mana memiliki koefisien korelasinya tertinggi diantara dimensi lainnya pada variabel dukungan dosen pembimbing, hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi persepsi mahasiswa terhadap seberapa besar dosen menginvestasikan diri dalam kinerja akademik mahasiswa bimbingannya, maka tingkat resiliensi akademik mahasiswa tersebut juga akan semakin tinggi.  Kemudian pada posisi kedua menurut nilai koefisien korelasinya adalah dimensi expectation dengan resiliensi akademik yang cukup berkorelasi dengan nilai r sebesar 0,443, hal ini bermakna bahwa semakin besar mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di masa pandemi Covid-19 menangkap harapan positif dosennya untuk keberhasilan akademiknya, maka tingkat resiliensi akademiknya juga akan semakin besar. Selanjutnya pada posisi ketiga adalah dimensi positive regard dengan resiliensi akademik yang memiliki korelasi tetapi berada dalam kategori yang lemah dengan r sebesar 0,394, namun hal tersebut tetap memiliki makna bahwa ketika tingkatan persepsi mahasiswa terhadap penghargaan dosen pembimbing padanya semakin tinggi, seperti kepedulian dan keterhubungan emosional yang diberikan, maka semakin tinggi pula resiliensi akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi tersebut. Dan terakhir diikuti oleh dimensi accessible dengan resiliensi akademik memiliki korelasi yang juga masuk dalam kategori lemah dengan nilai r sebesar 0,393, tetapi hal tersebut juga masih memiliki makna bahwa semakin tinggi tingkatan persepsi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di masa pandemi Covid-19 terhadap kemudahan untuk mengakses informasi atau berkomunikasi dengan dosen pembimbingnya, maka resiliensi akademik mahasiwa tersebut juga akan semakin tinggi pula. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulandari & Kumalasari (2022) bahwa kepedulian, penerimaan, serta kepercayaan pengajar terhadap siswanya menjadi faktor pelindung yang mana membantu segala permasalahan akademik yang dibutuhkan mahasiswa ketika mengalami kesulitan agar tidak mudah menyerah.

Kemudian pada Variabel kesiapan pembelajaran daring pada dimensinya, didapatkan, yaitu dimensi self-directed learning online (SDL) dan resiliensi akademik cukup berkorelasi secara signifikan dengan nilai r sebesar 0,585, dimana nilai koefisien korelasi SDL lebih besar diantara dimensi lainnya pada variabel kesiapan pembelajaran daring, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkatan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di masa pandemi Covid-19 memahami kebutuhan belajar daringnya, dapat menetapkan tujuan dan strategi pembelajaran daringnya, serta dapat mengevaluasi hasil belajarnya, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensi akademiknya. Selanjutnya pada posisi kedua menurut nilai koefisien korelasinya adalah dimensi Online Communication Self-Efficacy (OCS) dan resiliensi akademik yang memiliki korelasi yang cukup signifikan dengan nilai r sebesar 0,444, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepecayaan diri mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dimasa pandemi Covid-19 dalam berkomunikasi secara daring untuk mencari kesempatan dan beradaptasi dengan berbagai platform pembelajaran daring, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensi akademik mahasiswa tersebut. Pada posisi ketiga adalah dimensi Motivation for Learning in Online Context (MFL) dan resiliensi akademik juga memiliki korelasi yang moderat dengan nilai r sebesar 0,431, hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengatasi tantangan dalam pembelajaran daring dan membawanya dalam keberhasilan akademik, maka akan semakin tinggi pula tingkat resiliensi akademiknya. Pada posisi keempat adalah dimensi Computer/Internet Self-Efficacy (CIS) dan resiliensi akademik memiliki korelasi pada kategori lemah dengan nilai r sebesar 0,393, namun hal ini masih bermakna bahwa semakin besar kepercayaan diri mahasiswa dalam berkomunikasi secara daring, maka mahasiswa tersebut akan memiliki tingkat resiliensi akademik yang semakin besar pula. Posisi terakhir ada pada dimensi Learner Control in Online Context (LC) dan resiliensi akademik yang berkorelasi dalam kategori lemah dengan r sebesar 0,347, namun hal ini tetap bermakna bahwa semakin tinggi tingkat mahasiswa dalam mengendalikan diri untuk mengoptimalkan dan mengerahkan proses dan pengalaman belajar daring, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensi akademik mahasiswa tersebut. Penemuan ini memperkuat pernyataan bahwa aspek pembelajaran mandiri daring serta motivasi belajar pada kesiapan belajar daring sangat memprediksi resiliensi akademik siswa, dan pada akhirnya membuat persiapan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran daring ini menjadi sangat penting dilakukan, sebagai teknik pembelajaran baru sepanjang hari untuk sekolah dari rumah dalam meningkatkan resiliensi dan prestasi akademik siswa (Ramadhana, et al, 2021).

 

Tabel 3

Uji Korelasi Dimensi X dan Dimensi Y

Spearman's rho

Academic Resilience

Ketekunan

Merefleksikan dan Mencari Bantuan Adaptif

Afek Negatif dan Respon Emosional

rs

Sig.

rs

Sig.

rs

Sig.

Self-Efficacy in Reading and Writing

Self-Efficacy in Reading

.404

.000

.490

.000

.344

.000

Self-Efficacy in Writing

.432

.000

.488

.000

.349

.000

Teacher Support

Invested

.445

.000

.468

.000

.265

.000

Positive Regard

.352

.000

.428

.000

.244

.000

Expectation

.437

.000

.492

.000

.248

.000

Accessible

.357

.000

.363

.000

.284

.000

Online Learning Readiness

Computer/Internet Self-Efficacy (CIS)

.380

.000

.425

.000

.201

.000

Self-Directed Learning Online (SDL)

.487

.000

.670

.000

.354

.000

Learner Control in Online Context (LC)

.253

.000

.385

.000

.266

.000

Motivation for Learning in Online Context (MFL)

.408

.000

.450

.000

.268

.000

Online Communication Self-Efficacy (OCS)

.499

.000

.444

.000

.292

.000

 

Selanjutnya dilakukan uji korelasi pula antar seluruh dimensi pada seluruh variabel X dengan seluruh dimensi variabel Y yang telah disajikan pada Tabel 3, didapatkan bahwa dimensi self-efficacy in reading dengan dimensi merefleksikan dan mencari bantuan adaptif pada variabel resiliensi akademik memiliki koefisen korelasi tertinggi dibandingkan dimensi lainnya pada variabel kepercayaan diri dalam membaca dan menulis, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan diri mahasiswa  pada kemampuannya dalam membaca teks akademik, maka semakin tinggi pula resiliensi akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di masa pandemi, yaitu dalam merefleksikan kekuatan dan kelemahannya, mengubah pendekatan dalam belajarnya, mencari bantuan, dukungan, dan dorongan dalam menghadapi kesulitan serta upaya pemantauan prestasinya untuk mendapatkan penghargaan dan menghindari hukuman. Temuan ini dapat memperjelas dan memperkuat studi sebelumnya mengenai siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri dalam membaca tinggi lebih mengantisipasi permasalahan ataupun tantangan berbagai aktivitas serta konten tekstual dimana mereka berusaha untuk mendapatkan kesuksesan dan mereka percaya untuk perlu lebih berusaha dan membuat rencana yang strategis (Nahak & Mbato, 2022) dimana hal tersebut berperan sebagai dasar dalam memperoleh penghargaan akademik dalam pendidikan perguruan tinggi (Kosar et al, 2022).

Pada hubungannya, dimensi expectation dengan dimensi merefleksikan dan mencari bantuan adaptif pada dimensi resiliensi akademik memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi dibandingkan dimensi lainnya pada variabel dukungan dosen pembimbing, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi harapan positif dosen pembimbingnya dalam keberhasilan akademik mahasiswa bimbingannya yang sedang mengerjakan skripsi di masa pandemi Covid-19, maka semakin tinggi pula tingkatan resiliensi akademiknya, yaitu dengan merefleksikan kekuatan dan kelemahannya, mengubah pendekatan dalam belajarnya, mencari bantuan, dukungan, dan dorongan dalam menghadapi kesulitan, serta upaya pemantauan prestasinya. Temuan ini dapat memperjelas dan memperkuat penelitian sebelumnya bahwa harapan positif guru akan membuat guru tersebut memeberikan dukungan lebih kepada siswanya, serta menjadi faktor pelindung yang akan meningkatkan resiliensi akademik mahasiswa, dimana dukungan guru ini mempengaruhi tingkat dimensi merefleksikan dan mencari bantuan adaptif sebesar 24,8%, dan lebih kuat dibandingkan dibandingkan dimensi lainnya pada variabel resiliensi akademik (Honstra et al, 2018; Hu, 2022).

Pada dimensi Self-Directed Learning Online dengan dimensi merefleksikan dan mencari bantuan adaptif memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi dibandingkan seluruh dimensi pada variabel kesiapan pembelajaran daring dan variabel resiliensi akademik, kategori korelasinya tergolong kuat dengan nilai r sebesar 0,670, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkatan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di masa pandemi Covid-19 dalam melibatkan inisiatifnya untuk memahami apa saja yang ia butuhkan dalam pembelajaran daring, menetapkan tujuan dan strategi belajar daring, serta dapat mengevaluasi hasil belajarnya, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensi akademik mahasiswa tersebut, yaitu dalam merefleksikan kekuatan dan kelemahannya, mengubah pendekatan dalam belajarnya, mencari bantuan, dukungan, dan dorongan, serta upaya pemantauan prestasinya. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhana, et al (2021) yang menyatakan bahwa siswa yang memahami kebutuhan dan manajemen belajarnya pada pembelajaran daring, berpotensi kuat dalam mendorong kemauan siswa untuk menggunakan berbagai metode dalam belajar, aktif mencari bantuan, hingga fokus pada pencapaian penghargaan dan menghindari hukuman.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh bahwa kepercayaan diri dalam menulis dan membaca, dukungan dosen pembimbing, dan kesiapan pembelajaran daring memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap resiliensi akademik, dimensi self-directed learning online pada variabel kesiapan pembelajaran daring dan dimensi merefleksikan dan mencari bantuan adaptif pada variabel resiliensi akademik berkorelasi paling kuat diantara seluruh dimensi dan variabel lainnya pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di masa pandemi Covid-19.

 


 

BIBLIOGRAFI

 

Ahmed, U., Umrani, W. A., Qureshi, M. A., & Samad, A. (2018). Examining the links between teachers support, academic efficacy, academic resilience, and student engagement in Bahrain International Journal of Advanced and Applied Sciences. International Journal of Adolescent Medicine and Health, 5(9), 39–46.

 

Atayeva, M., Putro, N. H. P. S., Kassymova, G., & Kosbay, S. (2019). Impact of reading on students’ writing ability. Materials of International Practical Internet Conference “Challenges of Science,” August, 5–13. https://doi.org/10.31643/2019.001

 

Bartley, M., Schoon, I., Mitchell, R., & Blane, D. (2010). Resilience as an Asset for Healthy Development. Health Assets in a Global Context, Eds A. Morgan, M. Davies, and E. Ziglio (New York, NY: Springer), 1–362. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-5921-8

 

Cassidy, S. (2015). Resilience building in students: The role of academic self-efficacy. Frontiers in Psychology, 6(1781), 1–14. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2015.01781

Cassidy, S. (2016). The Academic Resilience Scale (ARS-30): A new multidimensional construct measure. Frontiers in Psychology, 7(1787), 1–11. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2016.01787

 

Chairani, I. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Gender Di Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, 2902, 39. https://doi.org/10.14203/jki.v0i0.571

 

Chemers, M. M., Hu, L. T., & Garcia, B. F. (2001). Academic self-efficacy and first-year college student performance and adjustment. Journal of Educational Psychology, 93(1), 55–64. https://doi.org/10.1037/0022-0663.93.1.55

 

Finn, K. V., & Frone, M. R. (2004). Academic performance and cheating: Moderating role of school identification and self-efficacy. Journal of Educational Research, 97(3), 115–121. https://doi.org/10.3200/JOER.97.3.115-121

 

Firman, & Rahman, S. R. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–89. https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659

 

García-Crespo, F. J., Fernández-Alonso, R., & Muñiz, J. (2021). Academic resilience in European countries: The role of teachers, families, and student profiles. PLoS ONE, 16(7 July), 1–20. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0253409

 

Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Ustiawaty, R. A. F. J., Utami, E. F., Sukmana, D. J., & Ria Rahmatul Istiqomah. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. In Pustaka Ilmu.

 

Hu, Yuhan. (2022). Academic Resilience in Chinese EFL Classrooms: Relationship with Teacher Support Activities. Frontiers in Educational Research, 5(5), 31-42. DOI: 10.25236/FER.2022.050507

 

Hung, M. L., Chou, C., Chen, C. H., & Own, Z. Y. (2010). Learner readiness for online learning: Scale development and student perceptions. Computers and Education, 55(3), 1080–1090. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2010.05.004

 

Hornstra, L., Stroet, K., van Eijden, E., Goudsblom, J., & Roskamp, C. (2018). Teacher expectation effects on need-supportive teaching, student motivation, and engagement: A self-determination perspective. Educational Research and Evaluation, 24(3-5), 324–345. https://doi.org/10.1080/13803611.2018.1550841

 

Kosar, G., Akbana, Y., & Yakar L. (2022). Development and Validation of a Reading Comprehension Scale. American Journal of Education and Technology, 1(1), 10-17. https://doi.org/10.21449/ijate.894688

 

Kumalasari, D., & Akmal, S. Z. (2020). Resiliensi akademik dan kepuasan belajar daring di masa pandemi COVID-19: Peran mediasi kesiapan belajar daring. Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 9(2), 353–368. https://doi.org/10.30996/persona.v9i2.4139

 

Kuswanti, A., Muqsith, M. A., Zainal, A. G., & Oktarina, S. (2020). Manajemen Komunikasi Keluarga Saat Pandemi COVID-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(8), 707–722. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i8.15959

 

Lubis, S. C. (2021). Peran keluarga di masa pandemi covid-19. 1–9. https://osf.io/c5adx/download/?format=pdf.

 

McTigue, E. M., Washburn, E. K., & Liew, J. (2009). Academic Resilience and Reading: Building Successful Readers. The Reading Teacher, 62(5), 422–432. https://doi.org/10.1598/rt.62.5.5

 

Metheny, J., McWhirter, E. H., & O’Neil, M. E. (2008). Measuring perceived teacher support and its influence on adolescent career development. Journal of Career Assessment, 16(2), 218–237. https://doi.org/10.1177/1069072707313198

 

Moawad, R. A. (2020). Online Learning during the COVID- 19 Pandemic and Academic Stress in University Students. Revista Romaneasca Pentru Educatie Multidimensionala, 12(1Sup2), 100–107. https://doi.org/10.18662/rrem/12.1sup2/252

 

Nahak, Y. & Mbato, C. (2018). Undergraduate Students’ Perceived Self -Efficacy in Academic. Journal of Language and Literature. https://doi.org/10.15294/lc.v16i2.34190

 

Pajares, F., & Valiante, G. (1997). Influence of self-efficacy on elementary students’ writing. Journal of Educational Research, 90(6), 353–360. https://doi.org/10.1080/00220671.1997.10544593

 

Permatasari, N., Rahmatillah Ashari, F., & Ismail, N. (2021). Contribution of Perceived Social Support (Peer, Family, and Teacher) to Academic Resilience during COVID-19. Golden Ratio of Social Science and Education, 1(1), 01–12. https://doi.org/10.52970/grsse.v1i1.94

 

Prat-Sala, M., & Redford, P. (2010). The interplay between motivation, self-efficacy, and approaches to studying. British Journal of Educational Psychology, 80(2), 283–305. https://doi.org/10.1348/000709909X480563

 

Putri, C. O. Y. (2020). Pembelajaran Daring, Efektif Gak Sih Buat Mahasiswa? Egsaugm. https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/10/14/pembelajaran-daring-efektif-gak-sih-buat-mahasiswa/

 

Ramadhana, M. R., Putra, A., Pramonojati, T. A., Haqqu, R., Dirgantara, P., Ismail, O. A., & Wijaksono, D. S. (2021). Learning Readiness as a Predictor of Academic Resilience in Online Learning during School from Home. Library Philosophy and Practice, 5362, 1–16. https://doi.org/10.17051/ilkonline.2021.04.06

 

Richardson, J. T. E. (2007). Motives, attitudes and approaches to studying in distance education. Higher Education, 54(3), 385–416. https://doi.org/10.1007/s10734-006-9003-y

 

Roli, J. A. (2018). Academic Stress , Resilience , Peer Relation , and Teacher Support as Predictors of Undergraduates ’ Academic Confidence. Journal of Education and Practice, 9(27), 1–7.

 

Romano, L., Angelini, G., Consiglio, P., & Fiorilli, C. (2021). Article academic resilience and engagement in high school students: The mediating role of perceived teacher emotional support. European Journal of Investigation in Health, Psychology and Education, 11(2), 334–344. https://doi.org/10.3390/ejihpe11020025

 

Roper, A. R. (2007). The Development of Online Student Skills: Successful online students share their secrets. TCC 2007 Proceedings, 171–183. https://elearning.uol.ohecampus.com/bbcswebdav/institution/UKL1/GLOBAL/STDRDY_DEV/201620/LSRO2/Readings/Tips for Student Success.pdf

 

Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. Biodik:Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 6(2), 214–224. https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759

 

Saragih, S., Markus, T., Rhian, P., & Setiawan, S. (2021). MENJALANI PEMBELAJARAN JARAK JAUH Learning during Covid-19 Pandemic. Jurnal Teknologi Pendidikan, 09(01), 124–141. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v9n1.p124--141

 

Schober, P, & Schwarte, L. (2018) Correlation coefficients: Appropriate use and interpretation.  Anesthesia and analgesia126(5), 1763–1768. https://doi.org/10.1213/ANE.0000000000002864

 

Schunk, D., & Zimmerman, B. J. (1997). Social origin of self-regulation competence. Educational Psychologist, 32, 195–208. https://doi.org/10.1207/s15326985ep3204

Siahaan, M. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan. Jurnal Kajian Ilmiah (JKI), Edisi Khus, 1–3. http://ejurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/JKI

 

Siswanto, I., & Sampurno, Y. G. (2015). Faktor-Faktor Penghambat Pengerjaan Tugas Akhir Skripsi Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY. Jurnal Taman Vokasi, 3(32), 629–641.

 

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45–67. https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415

 

Wang, Y., Xia, M., Guo, W., Xu, F., & Zhao, Y. (2022). Academic performance under COVID-19: The role of online learning readiness and emotional competence. Current Psychology, 0123456789. https://doi.org/10.1007/s12144-022-02699-7

 

Wulandari & Kumalasari, D. (2022). Resiliensi Akademik Pada Mahasiswa: Bagaimana Kaitannya Dengan Dukungan Dosen?. Jurnal Psikologi Malahayati, 4(1), 19-30.

 

Wulandari, A. P. J., & Istiani. (2021). The effect of self-esteem and self-efficacy on the academic resilience of undergraduate students in Jakarta. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 729(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/729/1/012094

 

Copyright holder:

Nurul Husna, Setiawati Intan Savitri, Arie Suciyana Sriyanto (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: