Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 9, September 2022

 

ANALISIS STRATEGI KOPING DAN RESILIENSI TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN DI RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO DALAM MENGHADAPI VARIAN BARU COVID-19

 

Yusuf Rizal

Magister Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia Kediri, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO. Meningkatnya kasus Covid-19 menyebabkan bertambahnya pekerjaan tenaga kesehatan sehingga dapat menimbulkan stres secara psikologis. Strategi koping dan resiliensi dibutuhkan dalam menghadapi situasi yang dihadapi. RSU Muhammadiyah Ponorogo merupakan rumah sakit rujukan Covid-19 dengan peningkatan Bed Occupancy Rate sebanyak 88,03%. Hal ini akan berdampak secara psikologis bagi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19, terlebih munculnya varian baru Covid-19 yang diduga akan mempengaruhi kinerja. Tujuan penelitian ini ialah untuk enganalisis strategi koping dan resiliensi terhadap kinerja kesehatan di RSU Muhammdiyah Ponorogo dalam menghadapi varian baru Covid-19. Penelian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross-sectional. Didapatkan sampel sebanyak 154 responden secara simple random sampling. Setelah mengisi inform consent, responden mengisi kuesioner The Brief-Cope Inventory, The Resilience Scale, dan kuesioner kinerja. Setekah itu dilakukan pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa nilai F hitung sebesar 54,865 > F tabel 3,90 dan sig. sebesar 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa secara simultan, variabel strategi koping (X1) dan resiliensi (X2) berpengaruh terhadap variabel kinerja (Y) sebesar 42,1%. Pada uji regresi liner berganda di dapatkan hasil Y = 19,504 + 0,190X1 + 0,144X2 + e. Sehingga dapet disimpukkan bahwa strategi koping dan resiliensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tenaga kesehatan.

 

Kata Kunci: Covid-19, Kinerja, Resiliensi, Strategi Koping, Tenaga Kesehatan

 

Abstract

Covid-19 is a disease caused by the SARS-CoV-2. Covid-19 has declared a pandemic by WHO. The huge number of Covid-19’s confirmed has increased the work of health worker and it has some psychological impacts. Coping strategy and resilience are needed to deal with the situation. RSU Muhammadiyah Ponorogo is a Covid-19 referral hospital whose 88.03% of Bed Occupancy Rate. This has a psychological impact on health workers, especially of a new variant of Covid-19 which is suspected affect to their performance. To analyze coping strategy and resilience to the performance of the health workers at RSU Muhammdiyah Ponorogo in facing of the new variant of Covid-19. This research is a quantitative study with a cross-sectional method. We obtained sample of 154 respondents by simple random sampling. Respondents filled out The Brief-Cope Inventory, The Resilience Scale, and performance questionnaires. The data has processed and analyzed using SPSS. The calculated F value is 54.865 > F table 3.90 and sig. of 0.000 < 0.05. From these results it can be said that simultaneously, the variable coping strategy (X1) and resilience (X2) affect the performance variable (Y) by 42,1%. Multiple linear regression test shows Y = 19,504 + 0.190X1 + 0.144X2 + e. Coping strategy and resilience significantly affect the performance of health workers.

 

Keywords: Covid-19, Coping Strategy, Health Workers, Performance, Resilience

 

Pendahuluan

Corona Virus Disease 2019 atau yang selanjutnya disingkat sebagai Covid-19  adalah infeksi saluran napas yang diakibatkan oleh virus SARS-CoV-2. Covid-19 ditransmisikan melalui kontak fisik erat dan droplet saluran pernasan, dan dapat ditransmisikan secara air bone pada saat prosedur aerosol (World Health Organization, 2021). Corona virus disease 2019 atau disebut juga COVID-19 saat ini menjadi pandemi hampir di seluruh negara di dunia. Wabah pandemi ini memiliki dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan psikologis pada individu dan masyarakat (Banerjee, 2020; Brooks et al., 2020; Zhang et al., 2020). Dampak psikologis selama pandemi diantaranya gangguan stress pasca trauma (post-traumatic stress disorder), kebingungan, kegelisahan, frustrasi, ketakutan akan infeksi, insomnia dan merasa tidak berdaya. Dalam perjalanan virus SARS-CoV-2 sebagai pandemi, virus ini mengalami beberapa kali mutasi. Cara penularannya yang cepat dan cakupan vaksin yang belum menyeluruh mengakibatkan virus ini bermutasi dengan cepat dan menjadi beberapa varian baru (Zhang et al., 2020).

Tenaga kesehatan diantaranya terdiri dari dokter dan perawat  bekerja untuk menyembuhkan dan menyelamatkan pasien dari virus yang mematikan ini. Jasa mereka dalam melawan Covid-19 tidak akan pernah tergantikan. Mereka melakukan kontak langsung dengan orang yang terdampak, walaupun menggunakan alat pelindung diri tetapi tetap saja berisiko tertular. Hal ini menambah pikiran tenaga kesehatan mereka karena lebih beresiko terkena secara langsung. Data yang dikutip dari International Council of Nurse (ICN) menyebutkan bahwa tenaga kesehatan yang telah gugur dalam tugas di 44 negara tercatat mencapai 20.000 orang lebih dari 1.500 diantaranya adalah perawat (International Council of Nurse, 2020). Sedangkan data dari Indonesia sendiri yang dikutip dari WHO per tanggal 22 Juni menyebutkan bahwa sebanyak 974 tenaga kesehatan gugur dalam menjalankan tugasnya demi menyembuhkan warga Indonesia yang terkena virus (World Health Organization, 2021). Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. M. Adib Khumaidi, Sp.OT, total dokter yang meninggal akibat Covid-19 mencapai 401 orang. Peningkatan yang cukup tinggi terjadi pada Juni. Per Juni 2021, ada sekitar 26 atau 27 dokter yang meninggal setelah berjuang melawan virus Corona penyebab Covid-19. Data dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ada 315 perawat yang meninggal, tenaga laboratorium 25, dokter gigi 43, apoteker 15, dan bidan 150 (IDI, 2021).

Data tersebut menunjukan bahwa tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya memiliki risiko yang sangat besar bahkan mengancam nyawa mereka. Dampak yang dirasakan oleh tenaga kesehatan sangatlah beragam terutama dari segi psikologis. Ketakutan dan kecemasan akan terjangkit selalu membayangi mereka dan keluarga dalam menjalankan tugasnya, belum lagi stigma yang mereka rasakan ketika berada di lingkungan rumah mengakibatkan mereka dijauhi karena takut sebagai pembawa virus (droplet). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Temsah et al. (2022), menyebutkan tenaga kesehatan dengan tingkat kecemasan yang tinggi menujukkan bahwa mereka dengan cepat mengikuti perkembangan ancaman varian baru Covid-19.

Penelitian dari Khanal, Devkota, Dahal, Paudel, & Joshi (2020) kepada 475 tenaga kesehatan yang ada di Nepal, menyebutkan bahwa dampak psikologis yang dirasakan oleh mereka sebagian besar adalah kecemasan, depresi, insomnia, serta stigma yang mereka terima dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan bahwa mereka harus berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan pasien sehingga dampak tersebut seringkali muncul pada mereka, belum lagi kekhawatiran mengenai dirinya yang bisa saja terpapar virus dan menjadi pembawa droplet yang bisa saja menular pada anggota keluarga mereka. Penelitian yang lain dilakukan oleh Galehdar, Kamran, Toulabi, & Heydari (2020) pada 20 orang dengan pengumpulan data menggunakan telepon. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada sebelas kategori perasaan yang dirasakan oleh perawat seperti kecemasan akan kematian, kecemasan akan tertular, takut akan menginfeksi keluarga, perasaan negatif selama bekerja, serta ketidaknyamanan dalam menggunakan pelindung diri.

Mekanisme koping berarti menginvestasikan upaya sadar seseorang, untuk memecahkan masalah pribadi dan antar pribadi, untuk mencoba menguasai, meminimalkan atau mentolerir stres  dan  konflik psikologis (Baqutayan, 2015). Koping menjadi penting dilakukan karena tekanan ekstrim yang dialami oleh petugas kesehatan selama pandemi dapat meningkatkan hasil buruk tidak hanya untuk kesejahteraan individu,  tetapi juga  untuk perawatan pasien  dan  sistem perawatan kesehatan (Blake et al., 2020; Patel et al., 2018) ketika pandemi  Covid-19  peran tenaga kesehatan menjadi  salah satu ujung tombak penanganan sehingga tenaga kesehatan diharapkan dapat tampil prima dan selalu bekerja profesional.

Resiliensi merupakan konsep yang penting bagi tenaga kesehatan karena professi ini mendapatkan banyak tekanan seperti pasien kritis, kekurangan tenaga medis dan kelelahan emosional (Turner, 2014). Resiliensi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk segera membebaskan diri dari kondisi yang kurang menyenangkan (Seligowski et al., 2019). Seperti pada penelitian Melnyk, Hrabe, & Szalacha (2013) menyebutkan bahwa tekanan dan stres yang dialami perawat salah satunya dapat menyebabkan perawat memiliki resiliensi yang rendah. Sedangkan menurut hasil penelitian  Turner (2014), perawat yang memiliki tingkat resiliensi yang tinggi cenderung tidak mudah terserang stres dan tetap dalam kondisi yang prima dalam bekerja.

Kinerja tenaga kesehatan sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan yang bermutu tinggi. Melalui kinerja tenaga kesehatan, diharapkan dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yang berdampak pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir bermuara pada kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat (Usman, 2016). Dengan mengandalkan kemampuan dan keterampilan seseorang termasuk beban kerja, sumber daya dan lingkungan kerja motivasi seseorang sangat berpengaruh pada kinerjanya, motivasi ini dapat dipengaruhi oleh tingkat dan macam kebutuhan seseorang. Menurut Mangkunegara faktor yang memengaruhi pencapaian kinerja terbagi menjadi dua bagian yaitu faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) (Agustina & Sulaiman, 2013). Menurut Bangun (2012), kinerja dapat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, kehadiran, dan kemampuan kerja sama.

RSU Muhammadiyah Ponorogo merupakan salah satu rumah sakit swasta di Kab. Ponorogo dengan kategori tipe C yang melayani pasien Covid-19. Berdasarkan data yang diambil dari RSU Muhammadiyah Ponorogo, jumlah pasien terbanyak terjadi pada bulan Juli 2021 dengan jumlah bed occupancy rate  sebesar 88,03%. Dari total 31 tempat tidur, pada bulan Juli 2021 RSU Muhammadiyah Ponorogo sudah menangani 135 pasien Covid-19, dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 58 orang. Pada saat bulan ini sedang terjadi puncak gelombang 2, sehingga pekerjaan tenaga kesehatan semakin banyak.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada lima orang perawat yang dilakukan pada tanggal  1 Agustus 2021, apabila jadwal dinas dari sore hingga malam dan dilanjutkan dinas pagi hingga sore, akan membuat kondisi tubuh menjadi kelelahan. Selain itu dampak yang dirasakan yaitu kurangnya waktu tidur, kinerja kurang maksimal, bersemangat, sering mengantuk dan stamina tubuh menurun. Namun apabila jadwal dinas sore dan keesokan hari dinas sore juga maka waktu tidur tercukupi sehingga kinerja maksimal. Bertambahnya beban pekerjaan membuat tenaga kesehatan merasakan kelelahan.

Tenaga kesehatan di Indonesia masih harus bekerja keras kondisi pandemi Covid-19 dan varian baru yang akan datang.  Perhatian terhadap gejala pskologis masih sangat kurang,  sehingga tidak banyak tenaga kesehatan   yang   melakukan upaya koping. Hal ini sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi pelayanan dan juga diri sendiri. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan analisis yang menyajikan data tentang analisis strategi koping dan resiliensi terhadap kinerja tenaga kesehatan yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia untuk mengatasi gangguan psikologis yang dialami oleh para tenaga kesehatannya selama pandemi. Hasil tinjauan ini akan bermanfaat sebagai bahan rujukan dan pertimbangan dalam penerapan dan pengambilan kebijakan terkait upaya pengurangan atau penanganan gangguan psikologis pada tenaga kesehatan di Indonesia dalam menghadapi varian baru Covid-19.

 

 

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memakai metode penelitian kuantitatif.. Pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial untuk menguji suatu hipotesis dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan di RS Muhammadiyah sejumlah 145 orang yang menangani kasus Covid-19.  Penentuan besar sampel dengan menggunakan rumus Slovin untuk menentukan sampel, sehingga didaptkan besar sampel dalam penelitian ini adalah 107 sampel. Dan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yang merupakan suatu cara pengambilan sampel dalam populasi dengan pengacakan dengan mengabaikan tingkatan dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2019).

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitan ini menggunakan google form yang akan dibagikan kepada tenaga kesehahan yang bekerja di RSU Muhammadiyah Ponorogo sesuai sampel yang telah ditentukan.  Analisis data yang telah diperoleh dari penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan program aplikasi pengolah data statistik SPSS 22. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis multivariat. Dengan menggunakan uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan uji koefisien determinan.

 

Hasil Dan Pembahasan

Karakteristik Responden

Berdasarkan usia responden, diketahui responden dengan usia 20-30 tahun sebanyak 61 (39,6%), 31-40 tahun sebanyak 68 (44,2%), 41-50 tahun sebanyak 21 (13,6%), dan yang berusia 51-64 tahun sebanyak 4 (2,6%). Maka responden terbanyak adalah responden dengan rentang usia 31-40 tahun dengan jumlah 68 (44,2%).

Berdasarkan jenis kelamin responden, diketahui responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 81 (52,6%) dan perempuan sebanyak 73 (47,4%). Maka responden terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 81 (52,6%).

Berdasarkan jenis pekerjaan, diketahui responden dengan pekerjaan sebagai dokter umum sebanyak 15 (9,7%), perawat 84 (54,9%), pelaksana CSSD 4 (2,6%), bidan 20 (13%), analis laboratorium 8 (5,2%), pekarya radiologi 7 (4,5%), sanitarian 6 (3,9%), ahli gizi 1 (0,6%), pelaksana linen 3 (1,9%), dokter spesialis 1 (0,6%), dokter gigi 3 (1,9%), dan driver ambulance sebanyak 2 (1,3%).  Maka responden terbanyak adalah perawat dengan jumlah 84 (54,9%).

Frekuensi Jawaban Responden

Berdasarkan hasil uji frekuensi responden pada variabel strategi koping, diketahui sebagian besar responden menjawab paling banyak ada pada butir pertanyaan nomor 21 yaitu mengenai “Saya mengungkapkan perasaan negatif saya.”. Dari 154 responden yang menjawab sangat sering sebesar 85 responden atau 55,2%. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden dapat mengungkapkan perasaan negatif ketika dalam kondisi stres. Berdasarkan hasil uji frekuensi responden pada variabel resiliensi, diketahui sebagian besar responden menjawab pada butir nomor 10 mengenai “Saya memiliki tekad yang kuat.”. Hal ini dapat diartikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam menangani kasus Covid-19, Sebagian besar tenaga kerja di RSU Muhammadiyah Ponorogo memiliki tekad yang kuat. Berdasarkan tabel hasil uji frekuensi variabel resiliensi, diketahui jawaban responden paling besar ada pada butir nomor 6 mengenai “Saya melakukan pekerjaan sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) yang ada.” Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo melakukan pekerjaan sesuai standar operasional prosedur yang berlaku.

Pengaruh Strategi Koping terhadap Kinerja

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa secara parsial variabel strategi koping (X1) berpengaruh signifikan terhadap kineja (Y) tenaga kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo. Hal ini dapat dilihat juga pada hasil uji regresi diketahui nilai koefisien variabel strategi koping (X1) sebesar 0,190 Artinya bahwa setiap kenaikan atau penambahan satu satuan strategi koping (X1) akan mengakibatkan meningkatnya kinerja (Y) sebesar 0,190 hal ini dapat diartikan bawah strategi koping  memiliki pengaruh positif hal ini karena beban kerja yang diberkan kepada tenaga kesehatan sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden pada variabel strategi koping butir 22 yaitu “Saya berusaha menemukan rasa nyaman dalam agama atau keyakinan spiritual saya.” dengan 85 (55,2%) responden menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan dalam melaksakanan strategi koping, tenaga kerja di RSU Muhammadiyah Ponorogo lebih mendekatkan diri pada agama. Adapun kategori pada variabel strategi koping adalah sebagai berikut.

 

Tabel 1 Perhitungan Pada Hasil Variabel Strategi Koping

Indikator

Hasil

X minimal

28 x 1 = 28

X maksimal

28 x 4 = 112

Range

112 – 28 = 84

Mean

(112 + 28) : 2 = 70

Standar Deviasi

70 : 6 = 11,6

   Rendah

28 – 58

   Sedang

59 – 82

   Tinggi

83 – 112

 

Berdasarkan hasil uji deskriptif variabel strategi koping, maka dapat diakumulasikan sebagai tabel berikut.

 

Tabel 2 Kategori Pada Variabel Strategi Koping

Kategori

Frekuensi

Persentase

Rendah

12

7.8

Sedang

69

44.8

Tinggi

73

47.4

Total

154

100.0

 

Berdasarkan hasil variabel strategi koping, dari 154 responden sebanyak 12 (7,8%) responden memiliki strategi koping yang rendah, 69 (44,8%) responden memiliki strategi koping yang sedang, dan 73 (47,4%) responden memiliki strategi koping yang tinggi. Maka berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan strategi koping untuk meningkatkan kinerja mereka.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan strategi koping untuk meningkatkan kinerja mereka. Berdasarkan uji statistik, diperoleh nilai t hitung sebesar 6,189 > t tabel 1,975 dan sig sebesar 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat diinterpretasikan bahwa “Ha1dapat diterima yang berarti strategi koping secara parsial memberikan pengaruh terhadap tenaga kesehatan dalam menghadapi varian baru Covid-19.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Tummers (2017) yang menyatakan bahwa strategi koping akan meningkatkan kinerja. Apabila seorang atasan memberikan motivasi para pekerja, maka kinerja akan meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khalid et al. (2016) dukungan dan perhatian dari seorang supervisor atau pemimpin kelompok telah terbukti secara signifikan berhubungan negatif dengan prediktor stres dan tekanan psikologis.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Maresca et al. (2022)  strategi koping pada pekerja berguna dalam pencegahan kondisi stres psikologis karena tekanan dalam pekerjaan. Strategi koping yang paling umum yang dilakukan adalah dukungan sosial dan emosional, aktivitas fisik, perawatan diri, dan menjaga emosional. Pada penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2017), stres kerja merupakan masalah utama bagi tenaga kesehatan dan dapat berdampak negatif terhadap prestasi kerja. Strategi koping positif dapat mengurangi efek negatif stres kerja pada kinerja dan strategi koping negatif meningkatkan efek negatif. Hal ini berdampak pada meningkatkan kinerja tenaga kesehatan.

Rencana yang dapat dilaksanakan oleh pemberi pelayanan kesehatan, seperti shifting pekerja agar pekerja yang mengalami kelelahan dapat beristirahat dan digantikan oleh rekan kerjanya, inisiasi dan pengendalian istirahat kerja, penjadwalan dan hubungan masyarakat dapat diatur (World Health Organizaton, 2020). Intervensi pengobatan juga bertujuan untuk membangun dan mempertahankan toleransi pribadi, sehingga memungkinkan individu untuk mengelola pengalaman mereka dan meningkatkan kinerja mereka, karena beberapa profesi, seperti perawatan kesehatan, mengharuskan karyawan untuk terus memiliki kinerja yang baik meskipun terjadi pandemic (Djalante et al., 2020). Dukungan dan perhatian dari seorang supervisor atau pemimpin kelompok telah terbukti secara signifikan berhubungan negatif dengan prediktor stres dan tekanan psikologis (Khalid et al., 2016).

Rekomendasi difokuskan pada peningkatan kesadaran pada otoritas atau administrator rumah sakit  terhadap  kesehatan  mental  karyawan  (Hu et al., 2020).    Pemimpin  perlu menyadari  apa  saja  sumber  stres  di  antara  petugas  kesehatan  selama  wabah  penyakit  dan sejauh mana hal tersebut sudah menghambat pelayanan kesehatan. Meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang terkait dengan gangguan psikologis tersebut akan sangat membantu orang-orang  yang  terlibat  dalam  perencanaan  respon  untuk  wabah  penyakit  menular  di masa depan (Hu et al., 2020).

Sebuah penelitian menyatakan bahwa strategi koping berpengaruh terhadap kinerja tenaga kesehatan. Setiap individu memiliki tingkatan stres yang berbeda dan hal itu tergantung bagaimana individu tersebut merespon setiap masalah yang ada baik dari segi beban kerja maupun dari lingkungan kerja. Beberapa tenaga kesehatan menghadapi kesulitan atau tantangan dengan respon negatif yang berlebihan dari seorang pasien ketika menerima setiap tugas yang diberikan. Reaksi negatif yang menganggap bahwa seseorang memiliki keterbatasan dan tidak memiliki kemampuan untuk menangani masalah tersebut akan memicu stres dalam wujud stimulus dan respon. Hal ini juga berbalik dengan tenaga kesehatan yang memiliki strategi koping dengan baik akan mengelola masalah yang ada dan mengatur emosi dengan baik. Menurut Novianto et al. (2018) menyatakan bahwa strategi koping dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja tenaga kesehatan seperti menyelesaikan permasalahan dan dapat mengatur emosi dengan baik.

Melihat pentingnya strategi koping terhadap tenaga kesehatan, terdapat beberapa bentuk koping yang dapat dilakukan seperti keaktifan diri sendiri untuk menghilangkan rasa stres, perencanaan yang matang untuk penyelesaian suatu masalah, dapat mengontrol atau mengendalikan emosi sampai terdapat waktu yang tepat untuk bertindak, dan juga berusaha untuk mencari bantuan atau informasi apa yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa stress (Rustiana & Cahyati, 2012). Dalam hal tersebut bisa dilakukan berbicara ringan dengan sesama rekan tenaga kesehatan, dapat bertukar informasi, ataupun lebih mendekatkan diri dengan tuhan atau berdoa.        

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Monica & Supriyadi (2022) yang menyatakan bahwa kemampuan koping atau strategi koping berperan penting terhadap proses adaptasi diri. Setiap individu mampu memilih strategi koping yang sesuai akan dapat beradaptasi dengan baik dan cepat. Penyesuaian diri yang baik apabila individu atau dalam hal ini tenaga kesehatan mampu mencapai kepuasan, mengatasi masalah, frustasi, dan juga konflik. Strategi koping yang baik sangat penting dalam lingkungan tenaga kesehatan memiliki arti sebagai individu tersebut memiliki kemauan dan kemampuan yang tinggi untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.

Pengaruh Resiliensi terhadap Kinerja

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa secara parsial variabel resiliensi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kineja (Y) tenaga kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo. Hal ini dapat dilihat juga pada hasil uji regresi diketahui nilai koefisien variabel resiliensi (X2) sebesar 0,144 Artinya bahwa setiap kenaikan atau penambahan satu satuan resiliensi (X2) akan mengakibatkan meningkatnya kinerja (Y) sebesar 0,144 hal ini dapat diartikan bawah resiliensi  memiliki pengaruh positif.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden pada variabel resiliensi butir 10 yaitu “Saya memiliki tekad yang kuat.” dengan 91 (59,1%) responden menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan dalam melaksakanan resiliensi, tenaga kerja di RSU Muhammadiyah Ponorogo memiliki tekad yang kuat. Adapun kategori pada variabel resiliensi adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Perhitungan Pada Hasil Variabel Resiliensi

Indikator

Hasil

X minimal

25 x 1 = 25

X maksimal

25 x 7 = 175

Range

175 – 25 = 150

Mean

(175 + 25) : 2 = 100

Standar Deviasi

100 : 6 = 10,6

   Rendah

25 – 90

   Sedang

91 – 100

   Tinggi

101 – 175

 

Berdasarkan hasil uji deskriptif variabel strategi koping, maka dapat diakumulasikan sebagai tabel berikut.

 

Tabel 4. Kategori pada variabel resiliensi

Kategori

Frekuensi

Persentase

Rendah

3

1.9

Sedang

3

1.9

Tinggi

148

96.1

Total

154

100.0

 

Berdasarkan hasil variabel resiliensi, dari 154 responden sebanyak 3 (1,9%) responden memiliki resiliensi yang rendah, 3 (1,9%) responden memiliki resiliensi yang sedang, dan 148 (96,1%) memiliki resiliensi yang tinggi. Maka berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilii resiliensi untuk meningkatkan kinerja mereka. Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa responden melakukan resiliensi untuk meningkatkan kinerja mereka. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 6,373 > t tabel 1,975 dan sig sebesar 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat diinterpretasikan bahwa Ha2 dapat diterima yang berarti resiliensi secara parsial memberikan pengaruh terhadap tenaga kesehatan dalam menghadapi varian baru Covid-19.

Hal ini sejalan dengan penelitian Handini et al. (2020) dengan resiliensi secara langsung memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap kinerja. Resiliensi dapat digunakan individu untuk memecahkan masalah, sebagai kekuatan dan kemampuan menghadapi dan melewati masalah, bangkit dari kondisi tidak nyaman, dan menjadi tangguh atau kebal (Reivich & Chatte, 2002). Dalam lingkungan kerja, tenaga kesehatan tidak lepas dari berbagai masalah dan tantangan berat. Dengan menganalisis dan mengubah cara pandang dan pola berpikir secara lebih positif dan adaptif.

Menurut Ocktafian (2021) yang menyatakan bahwa resiliensi memiliki peranan yang sangat penting sebagai kemampuan untuk meningkatkan kinerja individu dan organisasi.Organisasi dalam hal ini adalah rumah sakit. Hal itu terjadi karena ketangguhan tenaga kesehatan sebagai sumber daya psikologis dari individu yang dapat digunakan untuk mengatasi stres dari situasi kerja dengan tekanan tinggi. Apabila tingkat resiliensi semakin tinggi maka kinerja dari tenaga kesehatan tersebut cenderung semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat resiliensi dapat mengurangi dampak negatif di rumah sakit seperti stres, kelelahan, depresi, dan kecemasan.

Pada umumnya resiliensi dibutuhkan oleh dibutuhkan oleh para tenaga kerja khususnya oleh tenaga kesehatan yang bekerja untuk menangani kasus varian baru Covid-19. Resiliensi memiliki empat bentuk yaitu kegigihan seperti kemampuan untuk bertahan dan disiplin untuk menghadapi kesulitan, emosi positif sebagai pembangkit semangat dan perasaan, menjadi pendengar positif atas kesulitan, secara aktif melakukan refleksi dan nilai-nilai, serta tujuan pribadi dalam menghadapi kesulitan. Berkomitmen untuk tumbuh menjadi individu yang lebih baik (Tonnisen & Ie, 2020).

Menurut Anggraeni (2020) yang menyatakan bahwa resiliensi oleh tenaga kerja dalam hal ini tenaga kesehatan, ditentukan oleh dua aspek yakni aspek pribadi dan aspek lingkungan atau sosial. Resiliensi dalam lingkungan kerja, ketangguhan individu diperoleh melakukan dukungan lingkungan atau rumah sakit berupa umpan balik yang bersifat konstruktif dan peluang bekerja secara independen. Tenaga kesehatan yang memiliki resiliensi baik mampu mengendalikan situasi, berani mengambil risiko dalam suatu kondisi tertentu, memiliki toleransi dalam situasi apapun, dan memiliki percaya diri bahwa hal tersebut dapat ditangani dengan tepat dan cermat, serta mampu bekerja sama baik dengan tenaga kesehatan lainnya.

Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa resiliensi dapat mempengaruhi kinerja pada tenaga kesehatan. Pada hal tersebut, resiliensi dapat meningkatkan kemampuan diri dalam memecahkan suatu masalah dan mengendalikan suatu kondisi terkhusus pada kasus varian baru Covid-19. Dalam hal ini banyak faktor yang menjadikan suatu masalah terutama apabila berhadapan langsung dengan pasien yang terinfeksi atau terpapar.

Pengaruh Strategi Koping dan Resiliensi terhadap Kinerja

Berdasarkan hasil uji analisis data penelitian menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel strategi koping dan resiliensi berpengaruh terhadap variabel kinerja. Hal tersebut dapat dilihat dalam uji statistik F bahwa nilai F hitung sebesar 54,865 > F tabel 3,90 dan sig sebesar 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa Ha3 dapat diterima yang berarti secara bersama-sama strategi koping dan resiliensi dapat memberikan pengaruh terhadap tenaga kerja dalam menghadapi varian baru Covid-19.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui secara simultan atau keseluruhan variabel strategi koping (X1) dan resiliensi (X2) memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Kinerja (Y). Total kontribusi yang diberikan oleh variabel strategi koping (X1) dan resiliensi (X2) terhadap kinerja (Y) berdasarkan R2 adalah sebar 0,421 atau 0,421 X 100 = 42,1%. Dapat dikatakan bahwa total kontibusi yang diberikan oleh variabel Strategi Koping (X1) dan Resiliensi (X2) terhadap Kinerja/Performance (Y) sebesar 42,1%. Sedangkan sisanya (67,9%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden pada variabel kinerja pada butir 10 yaitu “Saya berusaha untuk bekerja sama dengan baik terhadap rekan kerja.” dengan 82 (53,2%) responden menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan kinerja tenaga kerja di RSU Muhammadiyah Ponorogo memiliki kerja sama yang baik terhadap rekan kerja. Adapun kategori pada variabel kinerja adalah sebagai berikut.

 

Tabel 5. Perhitungan pada hasil variabel kinerja

Indikator

Hasil

X minimal

13 x 1 = 13

X maksimal

13 x 5 = 65

Range

65 – 13 = 52

Mean

(65 + 13) : 2 = 39

Standar Deviasi

39 : 6 = 6,5

   Rendah

13 – 33

   Sedang

34 – 46

   Tinggi

47 – 65

 

Berdasarkan hasil uji deskriptif variabel kinerja, maka dapat diakumulasikan sebagai tabel berikut.

 

Tabel 6. Kategori pada variabel resiliensi

Kategori

Frekuensi

Persentase

Rendah

1

.6

Sedang

13

8.4

Tinggi

140

90.9

Total

154

100.0

 

Berdasarkan hasil variabel kinerja, dari 154 responden sebanyak 1 (0,6%) responden memiliki kinerja yang rendah, 13 (8,4%) responden memiliki kinerja yang rendah, dan 140 (90,9%) responden memiliki kinerja tinggi. Maka berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilii kinerja yang tinggi.

Hubungan antara strategi koping dan resiliensi memiliki hal yang selaras. Menurut Pratiwi (2016) menyatakan bahwa hubungan positif dan signifikan antara strategi koping dan resiliensi. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik kemampuan strategi koping, maka semakin baik pula kemampuan resiliensi yang dimiliki. Strategi koping memiliki peran yang signifikan dalam proses mengembangkan resiliensi. Koping juga merupakan salah satu sumber resiliensi untuk melawan stres. Apabila koping meningkat, maka resiliensi juga akan meningkat. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Nurhidayah et al. (2021) bahwa strategi koping mampu meningkatkan tingkat resiliensi. Adanya pengaruh positif memiliki makna bahwa jika strategi koping yang dimiliki tinggi, maka resiliensinya juga akan tinggi. Begitu pula dengan sebaliknya. Strategi koping merupakan salah satu sumber resiliensi untuk melawan stres. Tenaga kesehatan yang aktif dalam menggunakan strategi koping ketika stres kemungkinan besar akan berhasil dalam menghadapi stres dan hal itu menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki resiliensi yang baik.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitianAnalisis Strategi Koping dan Resiliensi terhadap Kinerja Tenaga Kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo dalam Menghadapi Varian Baru Covid-19” maka dapat disimpulkan bahwa:

1.   Variabel srategi koping (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) tenaga kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo.

2.   Variabel resiliensi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) tenaga kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo.

3.   Variabel srategi koping (X1) dan resiliensi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) tenaga kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo.

4.   Total kontribusi yang diberikan oleh srategi koping (X1) dan resiliensi (X2) terhadap kinerja (Y) adalah  42,1%.

 


BIBLIOGRAFI

 

Agustina, R., & Sulaiman. (2013). Hubungan Motivasi dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru pada SMA Negeri di Kabupaten Pidie. Sains Riset, 3(1), 1–10.

 

Aldwin, C. M., & Revenson, T. A. (1987). Does Coping Help? A Reexamination of the Relation Between Coping and Mental Health. Journal of Personality and Social Psychology, 53(2), 337–348. https://doi.org/10.1037/0022-3514.53.2.337

 

Amirin, T. M. (2011). Ukuran Sampel Rumus Slovin. In Populasi dan Sampel Penelitian 4. Penerbit Buku Erlangga.

 

Andriani, A., Juniarti, N., & Widianti, E. (2017a). Gambaran Resiliensi Remaja di Kawasan Eks Lokalisasi Kota Bandung. NurseLine Journal, 2(2), 176–182. https://doi.org/10.19184/nlj.v2i2.5942

 

Andriani, A., Juniarti, N., & Widianti, E. (2017b). Gambaran Resiliensi Remaja di Kawasan Eks Lokalisasi Kota Bandung. NurseLine Journal, 2(2), 176–182. https://doi.org/10.19184/nlj.v2i2.5942

 

Anggraeni, A. I. (2020). Membangun Resiliensi Karir Karyawan di dalam Organisasi : Tinjauan Teori Konstruktivis Sosial. Sustainable Competitive Advantage, 649–656.

 

Arifiani, R. (2016). Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Cybersex. Universitas Muhammadiyah Malang.

 

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta.

 

Azwar, S. (2012a). Metode Penelitian (1st ed.). Pustaka Pelajar.

 

Azwar, S. (2012b). Metode Penelitian (1st ed.). Pustaka Pelajar.

 

Balqis, S. (2020).  Resiliensi Pada Mantan Pengguna Napza Yang Sedang Menjalani Rehabilitasi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resiliensi Pada Mantan Pengguna Napza. [Skripsi]. UIN Raden Fatah.

 

Banerjee, D. (2020). The Impact of Covid-19 Pandemic on Elderly Mental Health. International Journal of Geriatric Psychiatry, 35(12), 1466–1467. https://doi.org/10.1002/gps.5320

 

Bangun, Wi. (2012a). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Erlangga.

 

Bangun, Wi. (2012b). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Erlangga.

 

Baqutayan, S. M. S. (2015). Stress and Coping Mechanisms: A Historical Overview. Mediterranean Journal of Social Sciences, 6(2S1), 479–488. https://doi.org/10.5901/mjss.2015.v6n2s1p479

 

Barbara, K. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep Proses, Praktik (Vol. 1). EGC.

 

Basim, H. N., & Çetin, F. (2011). Th e Reliability and Validity of the Resilience Scale for Adults-Turkish Version •. Turkish Journal of Psychiatry, 22(2), 104–114.

 

Blake, H., Bermingham, F., Johnson, G., & Tabner, A. (2020). Mitigating the Psychological Impact of Covid-19 on Healthcare Workers: A Digital Learning Package. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(9). https://doi.org/10.3390/ijerph17092997

 

Brooks, S. K., Webster, R. K., Smith, L. E., Woodland, L., Wessely, S., Greenberg, N., & Rubin, G. J. (2020). The Psychological Impact of Quarantine and How to Reduce It: Rapid Review of The Evidence. The Lancet, 395(10227), 912–920. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30460-8

 

Bucchianico, D. A. (2008). Coefficient of Determination (R 2 ). In Encyclopedia of Statistics in Quality and Reliability (1st ed.). John Wiley & Sons, Ltd. https://doi.org/10.1002/9780470061572.eqr173

 

Budiharjo, M. (2015). Panduan Praktis Penilaian Kinerja Karyawan. Penerbit Raih Asa Sukses.

 

Burns, N., & Groove, S. K. (2001). Understanding Nursing Research, 2nd Edition. Philadelphia (2nd ed.). W. B. Saunders Company.

 

Carver, C. S. (1997a). You Want to Measure Coping but Your Protocol’s Too Long: Consider the Brief COPE. International Journal of Behavioral Medicine, 4(1), 92–100. https://doi.org/10.1207/s15327558ijbm0401_6

 

Carver, C. S. (1997b). You Want to Measure Coping but Your Protocol’s Too Long: Consider the Brief COPE. International Journal of Behavioral Medicine, 4(1), 92–100. https://doi.org/10.1207/s15327558ijbm0401_6

 

Carver, C. S., Scheier, M. F., & Weintraub, K. J. (1989a). Assessing Coping Strategies: A Theoretically Based Approach. Journal of Personality and Social Psychology, 56(2), 267–283. https://doi.org/10.1037/0022-3514.56.2.267

 

Carver, C. S., Scheier, M. F., & Weintraub, K. J. (1989b). Assessing Coping Strategies: A Theoretically Based Approach. Journal of Personality and Social Psychology, 56(2), 267–283. https://doi.org/10.1037/0022-3514.56.2.267

 

Chouhan, W. L., & Vyas, S. (2006). Coping Strategies for Stress and Adjustment among Diabetics. J Indian Acad Appl Psychol, 32, 193–149. https://doi.org/10.1007/s12160-016-9825-5

 

Coulson, R. (2006). Resilience and Self-talk in University Students [University of Calgary]. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.11575/PRISM/1047

 

Departemen Kesehatan RI. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

 

Desmita. (2017). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Remaja Rosdakar.

 

Dewantoro, R., & Rahmasari, D. (2021). Hardiness pada Perawat Perempuan yang Menangani Pasien Covid-19. Jurnal Penelitian Psikologi UNESA, 8(6).

 

Djalante, R., Lassa, J., Setiamarga, D., Sedjatma, A., Indrawan, M., Haryanto, B., Mahfud, C., Sinapoy, M. S., Djalante, S., Raliana, I., Gunawan, L. A., Surtiarti, G. A. K., & Warsilah, H. (2020). Review and Analysis of Current Responses to Covid-19 in Indonesia: Period of January to March 2020. Progress in Disaster Science.

 

Fauziah, N., Yumansyah, & Utaminingsih, D. (2015a). Hubungan Penggunaan Strategi Coping dengan Prestasi Akademik pada Siswa Kelas XI SMA. Jurnal Bimbingan Konseling, 4(2).

 

Fauziah, N., Yumansyah, & Utaminingsih, D. (2015b). Hubungan Penggunaan Strategi Coping dengan Prestasi Akademik pada Siswa Kelas XI SMA. Jurnal Bimbingan Konseling, 4(2).

 

Fernanda Rojas, L. F. (2015). Factors Affecting Academic Resilience in Middle School Students: A Case Study. Gist Education and LearninG Research Journal., 11, 63–78.

 

Galehdar, N., Kamran, A., Toulabi, T., & Heydari, H. (2020). Exploring Nurses’ Experiences of Psychological Distress during Care of Patients with Covid-19: A Qualitative Study. BMC Psychiatry, 20(1). https://doi.org/10.1186/s12888-020-02898-1

 

García-León, M. Á., Pérez-Mármol, J. M., Gonzalez-Pérez, R., García-Ríos, M. del C., & Peralta-Ramírez, M. I. (2019). Relationship between Resilience and Stress: Perceived Stress, Stressful Life Events, HPA Axis Response during a Stressful Task and Hair Cortisol. Physiology and Behavior, 202, 87–93. https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2019.02.001

 

Gheshlagh, R. G., Tabrizi, K. N., Dalvandi, A., & Ebadi, A. (2018). Development and Validation of Resilience Ccale in Patients with Cardiovascular and Respiratory Diseases. Iranian Red Crescent Medical Journal, 20(1). https://doi.org/10.5812/ircmj.14129

 

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 (9th ed.). Balai Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Gibson, M. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan ke Dua). Penerbit Buku Erlangga.

 

Grotberg, E. H. (1995). A Guide to Promoting Resilience in Children : Strengthening the Human Spirit - Early Childhood Development: Practice and Reflections Number 8. Bernard van Leer Foundation.

 

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (2020). Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 di Indonesia. In 23 Maret.

 

Hakim, S. N., & Rahmawati, B. A. (2015). Strategi Coping dalam Menghadapi Permasalahan Akademik pada Remaja yang Orang Tuanya mengalami Perceraian. Seminar Psikologi & Kemanusiaan UMM, 368–371.

 

Handini, F. S., Kusnanto, K., & Yuswanto, T. J. A. (2020). Role of Resilience to Improving the Performance of Health Workers: A Systematic Review. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(2), 551–560. https://doi.org/10.30994/sjik.v9i2.309

 

Haynes, S. N., Richard, D. C. S., & Kubany, E. S. (1995a). Content Validity in Psychological Assessment: A Functional Approach to Concepts and Methods. Psychological Assessment, 7(3), 238–247. https://doi.org/10.1037/1040-3590.7.3.238

 

Haynes, S. N., Richard, D. C. S., & Kubany, E. S. (1995b). Content Validity in Psychological Assessment: A Functional Approach to Concepts and Methods. Psychological Assessment, 7(3), 238–247. https://doi.org/10.1037/1040-3590.7.3.238

 

Hendriani, W. (2018). Resiliensi Psikologis: Sebuah Pengantar. Prenadamedia Group.

 

Herrman, H., Stewart, D. E., Diaz-Granados, N., Berger Dphil, E. L., Jackson, B., & Yuen, T. (2011). What Is Resilience? The Canadian Journal of Psychiatry, 56(5), 258–265.

 

Hidayat, A. A. A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data (2nd ed.). Salemba Medika.

 

Holaday, M., & McPhearson, R. W. (1997). Resilience and Severe Burns. Journal of Counseling and Development, 75(5), 346–356. https://doi.org/10.1002/j.1556-6676.1997.tb02350.x

 

Hu, D., Kong, Y., Li, W., Han, Q., Zhang, X., Zhu, L. X., Wan, S. W., Liu, Z., Shen, Q., Yang, J., He, H. G., & Zhu, J. (2020). Frontline Nurses’ Burnout, Anxiety, Depression, and Fear Statuses and Their Associated Factors during the Covid-19 Outbreak in Wuhan, China: A Large Scale Cross Sectional Study. EClinicalMedicine, 24. https://doi.org/10.1016/j.eclinm.2020.100424

 

Huda, N., Lin, Y.-K., Shaw, M. K., & Chang, H. J. (2021). Self-care in Patients with Myeloproliferative Neoplasms: Scale Development and Initial Validation. Annals of Oncology, 32(CN53), S1275. https://doi.org/10.1016/j.annonc.2021.08.683

 

Huitema, B., & Laraway, S. (2009). ‘Autocorrelation’ Encyclopedia of Measurement and Statistics. SAGE Publication, Inc. https://www.researchgate.net/publication/280722480

 

Iacoviello, B. M., & Charney, D. S. (2014). Psychosocial Facets of Resilience: Implications for Preventing Posttrauma Psychopathology, Treating Trauma Survivors, and Enhancing Community Resilience. European Journal of Psychotraumatology, 5. https://doi.org/10.3402/ejpt.v5.23970

 

IDI. (2021). Konferensi Pers IDI 25 Juni 2021. Ikatan Dokter Indonesia.

 

International Council of Nurse. (2020). ICN Confirms 1,500 Nurses Have Died from Covid-19 in 44 Countries and Estimates that Healthcare Worker Covid-19 Fatalities Worldwide could be more than 20,000.

 

Javed, S., & Parveen, H. (2021). Adaptive Coping Strategies Used by People During Coronavirus. Journal of Education and Health Promotion, 10(1). https://doi.org/10.4103/jehp.jehp_522_20

 

Kanestren, D. R. (2009). Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Lingkungan Kerja Dengan Kinerja Perawat di Unit Rawat Inap RS Pertamina Jaya. Universitas Indonesia.

 

Khalid, I., Khalid, T. J., Qabajah, M. R., Barnard, A. G., & Qushmaq, I. A. (2016). Healthcare Workers Emotions, Perceived Stressors and Coping Strategies during a MERS-CoV Outbreak. Clinical Medicine and Research, 14(1), 7–14. https://doi.org/10.3121/cmr.2016.1303

 

Khanal, P., Devkota, N., Dahal, M., Paudel, K., & Joshi, D. (2020). Mental Health Impacts Among Health Workers During Covid-19 in a Low Resource Setting: a Cross-sectional Survey from Nepal. Globalization and Health, 16(1). https://doi.org/10.1186/s12992-020-00621-z

 

Kurniadi, A. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya: Teori, Konsep dan Aplikasi. . Badan Penerbit FK UI.

 

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress Appraisal and Coping . Springer Publishing Company.Inc. https://doi.org/DOI: 10.1007/978-1-4419-1005-9_215

 

Li, L., Ai, H., Gao, L., Zhou, H., Liu, X., Zhang, Z., Sun, T., & Fan, L. (2017). Moderating Effects of Coping on Work Stress and Job Performance for Nurses in Tertiary Hospitals: A Cross-Sectional Survey in China. BMC Health Services Research, 17(1). https://doi.org/10.1186/s12913-017-2348-3

 

Lundman, B., Strandberg, G., Eisemann, M., Gustafson, Y., & Brulin, C. (2007a). Psychometric properties of the Swedish version of the Resilience Scale. Scand J Caring Sci, 21(2), 229–237.

 

Lundman, B., Strandberg, G., Eisemann, M., Gustafson, Y., & Brulin, C. (2007b). Psychometric properties of the Swedish version of the Resilience Scale. Scand J Caring Sci, 21(2), 229–237.

 

Maresca, G., Corallo, F., Catanese, G., Formica, C., & lo Buono, V. (2022). Coping Strategies of Healthcare Professionals with Burnout Syndrome: A Systematic Review. In Medicina (Lithuania) (Vol. 58, Issue 2). MDPI. https://doi.org/10.3390/medicina58020327

 

Maryam, S. (2017). Strategi Coping: Teori dan Sumberdayanya. Jurnal Konseling Andi Matappa, 1(2), 101–107.

 

Masrul, Abdillah, L. A., Tasnim, Simarmata, J., Daud, Sulaiman, O. K., Prianto, C., Iqbal, M., Purnomo, A., Febrianty, Saputra, D. H., Purba, D. W., Vinolina, N. S., Napitupulu, D., Soetijono, I. K., Ramadhani, Y. R., Jamaludin, Sari, D. C., Mastuti, R., … Faried, A. I. (2020). Pandemik Covid-19: Persoalan dan Refleksi di Indonesia. Yayasan Kita Menulis.

 

Mathis, R. L., Jackson, J. H., Valentine, S. R., & Meglich, P. (2016). Human Resource Management (10th ed). Salemba Empat.

 

Melnyk, B. M., Hrabe, D. P., & Szalacha, L. A. (2013). Relationships Among Work Stress, Job Satisfaction, Mental Health, and Healthy Lifestyle Behaviors in New Graduate Nurses Attending the Nurse Athlete Program: A call to Action for Nursing Leaders. Nursing Administration Quarterly, 37(4), 278–285. https://doi.org/10.1097/NAQ.0b013e3182a2f963

 

Monica, A. A., & Supriyadi. (2022). Efikasi Diri dan Strategi Koping Pada Penyesuaian Diri Dokter Muda. Jurnal Studia Insania, 9(2), 187–204. https://doi.org/10.18592/jsi.v9i2.3839

 

Munshi, J. (2014). A Method for Constructing Likert Scales. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2419366

 

Nadziroh, U. (2016a). Hubungan Efikasi Diri dengan Mekanisme Koping pada Pasien DM Tipe 2 di Poli Penyakit dalam RSUD dr. Haryoto Lumajang. Universitas Jember.

 

Nadziroh, U. (2016b). Hubungan Efikasi Diri dengan Mekanisme Koping pada Pasien DM Tipe 2 di Poli Penyakit dalam RSUD dr. Haryoto Lumajang. Universitas Jember.

 

Nasution, S. M. (2011). Resiliensi Daya Pegas Menghadapi Trauma Kehidupan (Edisi 1, Cetakan 2). USU Press.

 

Nofalia, I. (2020). Pengaruh Strategi Koping terhadap Stress pada Masyarakat di Era Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan, 18(2), 93–102.

 

Noor, J. (2012). Metodologi Penelitian (Cet. 2). Kencana Prenada Media.

 

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (Cetakan Ketiga). Rineka Cipta.

 

Novianto, A. A., Adawiyah, W. R., & Achmad Sujadi. (2018). Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat dengan Strategi Koping  sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi (JEBA), 20(04), 1–16.

 

Nurfitriana, Rachman, W. A., & Nyorong, M. (2014). Strategi Coping Stress Siswa terhadap Tugas Sekolah di SMK Farmasi Yamasi Makassar. Universitas Hassanudin.

 

Nurhidayah, S., Ekasari, A., Muslimah, A. I., Pramintari, R. D., & Hidayanti, A. (2021). Dukungan Sosial, Strategi Koping Terhadap Resiliensi Serta Dampaknya pada Kesejahteraan Psikologis Remaja yang Orangtuanya Bercerai. Paragigma, 18(1), 60–77.

 

Nursalam. (2014a). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional (4th ed.). Salemba Medika. http://www.penerbitsalemba.com

 

Nursalam. (2014b). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional (4th ed.). Salemba Medika. http://www.penerbitsalemba.com

 

Ocktafian, Q. (2021). Pengaruh Resiliensi Karyawan terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Hidup. Jurnal Ilmu Manajemen, 9(2), 830–843. https://doi.org/doi.org/10.26740/jim.v9n2.p830-843

 

Patel, R. S., Bachu, R., Adikey, A., Malik, M., & Shah, M. (2018). Factors Related to Physician Burnout and Its Consequences: A Review. In Behavioral Sciences (Vol. 8, Issue 11). MDPI Multidisciplinary Digital Publishing Institute. https://doi.org/10.3390/bs8110098

 

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan. (1996).

 

Pratiwi, A. C. (2016). Hubungan Coping dan Resiliensi pada Perempuan Kepala Rumah Tangga Miskin. Jurnal Psikologi, 12(2), 68–73.

 

Pusdatin Kemenkes. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Kementrian Kesehatan RI.

 

Putri, M. C. R. (2012). Hubungan antara Coping dan Psychological Distress pada Istri yang Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga. Universitas Idonesia.

 

Rahmaturrizqi. (2012a). Pengaruh Strategi Coping terhadap Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Lhoksukon Aceh Utara. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

 

Rahmaturrizqi. (2012b). Pengaruh Strategi Coping terhadap Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Lhoksukon Aceh Utara. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

 

Reivich, K., & Chatte, A. (2002a). The Resilience Factor: 7 Essential Skills fot Life’s Inevitable Obsacles. Broadway Books.

 

Reivich, K., & Chatte, A. (2002b). The Resilience Factor: 7 Essential Skills fot Life’s Inevitable Obsacles. Broadway Books.

 

Rismawati, M. (2022). Evaluasi Kinerja Penilaian Kinerja Atas Dasar Prestasi Kerja Berorientasi Kedepan. Celebes Media Perkasa.

 

Rustiana, E. R., & Cahyati, W. H. (2012). Sress Kerja dengan Pemilihan Strategi Coping. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, 7(2), 149–155. http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas

 

Saifuddin. (2018). Hubungan antara Resiliensi dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan Perusahaan Telekomunikasi PT. Cendana Teknika Utama. UIN Malalang.

 

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2012). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (7th ed.). John Wiley & Sons, Inc.

 

Seligowski, A. v., Hill, S. B., King, C. D., Wingo, A. P., & Ressler, K. J. (2019). Understanding Resilience: Biological Approaches in at-risk Populations. In Stress Resilience: Molecular and Behavioral Aspects (pp. 133–148). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-813983-7.00010-0

 

Southwick, S. M., & Charney, D. S. (2012). Resilience - The Science of Mastering Life’s Greatest Challenges. Cambridge University Press. https://www.researchgate.net/publication/356289052

 

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). Elsevier/Mosby.

 

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

 

Sujarweni, W. v., & Endaryanto, P. (2012a). Statistika untuk Penelitian. Graha Ilmu.

 

Sujarweni, W. v., & Endaryanto, P. (2012b). Statistika untuk Penelitian. Graha Ilmu.

Utama.

 

Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS (Ed. 1). Penerbit Andi Offset.

 

Supriyanto, S., & Wlandari, D. R. (2011). Manajemen Mutu: Pelayanan Kesehatan (Cetakan Pertama). Health Advocacy.

 

Susilo, A., Olivia, C. M. J., Wafa, S., Maria, S., Rajabto, W., Muradi, A., Fachriza, I., Putri, M. Z., & Gabriella, S. (2022). TINJAUAN PUSTAKA Review of Current Literatures. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia |, 9(1).

 

Tonnisen, U. K., & Ie, M. (2020). Pengaruh Kompensasi dan Resiliensi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 4(1), 156. https://doi.org/10.24912/jmieb.v4i1.7715

 

Tummers, L. (2017). The Relationship between Coping and Job Performance. Journal of Public Administration Research and Theory, 27(1), 150–162. https://doi.org/10.1093/jopart/muw058

 

Turner, S. B. (2014). The Resilient Nurse: An Emerging Concept. Nurse Leader, 12(6), 71–90. https://doi.org/10.1016/j.mnl.2014.03.013

 

Usman. (2016). Analisis Kinerja Tenaga Kesehatan Pada Puskesmas Lapadde Kota Parepare. Jurnal MKMI, 12(1), 21–28.

 

Vibriyanti, D. (2020). Kesehatan Mental Masyarakat: Mengelola Kecemasan di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Kependudukan Indonesia, 69–74.

 

Wagnild, G. (2010). Discovering Your Resilience Core.

 

Wagnild, G. M., & Young, H. M. (1993b). Development and Psychometric Evaluation of the Resilience Scale. Journal of Nursing Measurement, 1(2), 165–178.

 

Wibowo. (2016). Manajemen Kinerja. Rajawali Pers.

 

World Health Organization. (2020). WHO Timeline - Covid-19. https://www.who.int/news/item/27-04-2020-who-timeline---covid-19

 

World Health Organization. (2021). WHO Coronavirus Disase (Covid-19) Dashboard. https://covid19.who.int/

 

World Health Organizaton. (2020, September 17). Health Worker Safety: A Priority to Patient Safety. World Patient Safety Day. https://www.who.int/docs/default-source/world-patient-safety-day/health-worker-safety-charter-wpsd-17-september-2020-3-1.pdf

 

Yanti, N. P. E. D., Susiladewi, I. A. M. V., & Pradiksa, H. (2020). Gambaran Motivasi Bekerja Perawat dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di Bali. Coping: Community of Publishing in Nursing, 8(2), 155. https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.i02.p07

 

Zhang, J., Wu, W., Zhao, X., & Zhang, W. (2020). Recommended Psychological Crisis Intervention Response to The 2019 Novel Coronavirus Pneumonia Outbreak In China: A Model Of West China Hospital. Precision Clinical Medicine, 3(1), 3–8. https://doi.org/10.1093/pcmedi/pbaa006

 

Copyright holder:

Yusuf Rizal (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: