Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 10, Oktober 2022

 

PERAMALAN JUMLAH NASABAH MENGGUNAKAN METODE BOXJENKINS (ARIMA), HOLT-WINTERS EXPONENTIAL SMOOTHING DAN FUZZY TIME SERIES

 

Amalyanda Azhari

Informatics & Business Institute Darmajaya, Bandar Lampung

Email: [email protected]

 

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan keakuratan dan keefektifan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing dan Fuzzy Time Series dalam melakukan peramalan nasabah pada PT. AIA FINANCIAL Lpg Sunrise Agency serta mengimplementasikan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing dan Fuzzy Time Series dalam melakukan peramalan nasabah pada PT. AIA FINANCIAL Lpg Sunrise Agency. Penelitian ini akan dilakukan pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency di Jl. Jendral Sudirman No. 57a Rawa Laut, Bandar Lampung. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode yaitu studi lapangan (field research) dan tinjauan pustaka (research library). Dari tiga metode yang diuji, metode peramalan jumlah nasabah terbaik pada Nasabah PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency adalah metode Holt Winters Exponential Smoothing dengan nilai MSE sebesar 202,44, MAPE 1,9% dan MAD 3,707% % yang berarti memiliki nilai bisa sangat kecil dimana semakin rendah nilai MAD, MAPE dan MSE maka semakin akurat suatu hasil peramalan.

 

Kata Kunci:  Metode Boxjenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing, Fuzzy Time Series

 

Abstract

The purpose of this study was to compare the accuracy and effectiveness of the Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing and Fuzzy Time Series methods in forecasting customers at PT. AIA FINANCIAL Lpg Sunrise Agency as well as implementing the Box-Jenkins (Arima) Method, Holt-Winters Exponential Smoothing and Fuzzy Time Series in forecasting customers at PT. AIA FINANCIAL Lpg Sunrise Agency. This research will be conducted at PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency on Jl. General Sudirman No. 57a Rawa Laut, Bandar Lampung. In this study, researchers used several methods, namely field studies and literature reviews. Of the three methods tested, the best forecasting method for the number of customers is the PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency is a Holt Winters Exponential Smoothing method with an MSE value of 202.44, MAPE 1.9% and MAD 3.707% % which means that the value can be very small where the lower the MAD, MAPE and MSE values, the more accurate a result is. forecasting.

 

Keywords: Metode Boxjenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing, Fuzzy Time Series

 

Pendahuluan

Peramalan adalah salah satu input penting bagi suatu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan investasi (Caraka et al., 2014). Dalam proses peramalan dapat disadari bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan masih perlu dilakukan. Jawabannya adalah bahwa semua organisasi beroperasi dalam suatu lingkungan yang mengandung unsur ketidakpastian, tetapi keputusan harus tetap diambil yang nantinya akan mempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Suatu pendugaan secara ilmiah terhadap masa depan akan jauh lebih berarti ketimbang pendugaan hanya mengandalkan intuisi saja (Tumanggor, 2021).

Kita sering menjumpai, terutama di perusahaan asuransi, penjualan dan pelanggan selalu berbeda setiap tahun. Karena maraknya berbagai inovasi kuliner dengan olahan makanan cepat saji, maka sekarang kita sering melihat berbagai macam penyakit yang diderita masyarakat, dan biaya perawatan yang tidak lagi murah (Brilliant et al., 2022). Karena itu, banyak orang yang menggunakan jasa asuransi untuk menutup semua biaya pengobatan. Asuransi yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat adalah PT. AIA Financial.

PT. AIA Financial merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia dan merupakan perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. PT. AIA Financial di Indonesia merupakan anak perusahaan AIA Group. PT. AIA Financial menawarkan berbagai produk asuransi, termasuk asuransi dengan prinsip Syariah, yang meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, asuransi yang dikaitkan dengan investasi, program kesejahteraan karyawan, program pesangon, dan program Dana Pensiun (DPLK). Produk-produk tersebut dipasarkan oleh lebih dari 10.000 tenaga penjual berpengalaman dan profesional melalui beragam jalur distribusi seperti Agency, Bancassurance dan Corporate Solutions (Pension & Employee Benefits) keunggulan dan kinerja PT. AIA Financial di Indonesia juga dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang diterima di bidang industri asuransi jiwa di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir seperti Peringkat 2 The Best Life Insurance 2018 Indonesia Insurance Award 2018, Economic Review,Asuransi Jiwa Terbaik 2018, kategori aset di atas Rp 25 triliun Investor Awards.

Asuransi merupakan suatu usaha tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk asset yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan yang disepakati (Abdullah, 2018). Asuransi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk premi dan sebagai imbalannya setiap peserta berhak memperoleh pembayaran sejumlah dana apabila terjadi peristiwa atau musibah tertentu (Agusti, 2017). Pada prinsipnya asuransi bergerak di bidang jasa, yang menjual produknya kepada masyarakat. Asuransi juga merupakan pemecahan masalah keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Favourita & Heryana, 2020).

PT. AIA Financial sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa, memiliki jumlah nasabah yang selalu mengalami peningkatan di setiap bulannya. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan dari PT. AIA Financial Indonesia yang mempekerjakan lebih dari 40.000 jaringan tenaga pemasaran dan melayani lebih dari 350.000 nasabah yang tersebar di 6 kantor pemasaran dan 110 kantor keagenan di seluruh Indonesia. Informasi jumlah nasabah dapat dimanfaatkan untuk peramalan (forecasting) jumlah nasabah di masa yang akan datang. Sehingga menudahkan perusahaan PT. AIA Financial dalam proses pengambilan keputusan dan membuat rencana masa depan.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini melakukan peramalan (forecasting) jumlah nasabah pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency yang akan terjadi di Tahun 2020 menggunakan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt- Winters Exponential Smoothing, dan Fuzzy Time Series. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan keakuratan dan keefektifan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing dan Fuzzy Time Series dalam melakukan peramalan nasabah pada PT. AIA FINANCIAL Lpg Sunrise Agency serta mengimplementasikan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing dan Fuzzy Time Series dalam melakukan peramalan nasabah pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency di Jl. Jendral Sudirman No. 57a Rawa Laut, Bandar Lampung. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode yang akan digunakan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengumpulan data. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan;

1.   Studi Lapangan (Field Research)

2.   Tinjauan Pustaka (Research Library)

Penelitian yang dilakukan pada penelitian tesis ini, dimulai dari mulai, identifikasi masalah, studi literatur, pengambilan data yaitu terdapat data nasabah dan wawancara, pengolahan data, analisa dan pembahasan, kesimpulan dan saran, lalu selesai.

Pembentukan Model Peramalan Jumlah Nasabah Asuransi

ARIMA

Pembentukan model peramalan jumlah nasabah asuransi dengan menggunakan metode Box-Jenkins meliputi 4 tahap yaitu identifikasi model, estimasi parameter model, verifikasi model dan peramalan.

Tahap 1. Identifikasi Model

Tahap pertama dalam prosedur Box-Jenkins yaitu identifikasi model. Tahap ini dilakukan untuk menentukan model sementara yang sesuai dengan data yaitu dengan melihat plot data aktual secara kasat mata dan grafik ACF dan PACF data untuk lebih meyakinkan lagi bahwa data tidak stasioner maka dilakukan uji pasangan ACF dan PACF

Tahap 2. Estimasi Parameter

Setelah model sementara diperoleh, selanjutnya dilakukan estimasi perameter yang bertujuan untuk menentukan nilai parameter model ARIMA (0,1,1) tersebut. Estimasi parameter menggunakan metode kuadrat terkecil, namun untuk mempernudah dalam perhitungan maka digunakan program Minitab. Hasil estimasi parameter disajikan dalam table berikut:

 

Tabel 1. Estimasi Parameter Model

Model

Parameter

Koefisien

P

ARIMA(0,1,1)

MA(1)

0,6161

0,000

Konstanta

0,9294

0,101

 

Berdasarkan table 1, dapat diketahui bahwa parameter MA (1) signifikan dalam model ARIMA (0,1,1). Hal ini karena parameter tersebut mempunyai nilai P yang lebih kecil dari level toleransi (5 %). Sedangkan konstanta model tidak signifikan dalam model ARIMA (0,1,1) karena mempunyai nilai P yang lebih besar dari nilai level toleransi (5%).

Tahap 3. Verifikasi Model

Model ARIMA (0,1,1) yang telah diestimasi perameternya, selanjutnya akan diuji kelayakannya digunakan untuk peramalan.

Tahap 4. Peramalan

Setelah model diperoleh, selanjutnya dilakukan peramalan. Tahap peramalan terdiri atas periode training, testing dan peramalan. Adapun jumlah data yang digunakan untuk periode training adalah sebanyak 72 data yaitu data dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan November 2019 dan untuk periode testing adalah sebanyak 5 data yaitu data pada minggu pertama bulan Desember 2019 sampai dengan minggu keempat bulan Desember 2019 data dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini .

 

Tabel 2. Tabel Data Training

Bulan

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Januari

134

153

164

145

134

192

Februari

176

148

173

187

168

179

Maret

204

198

224

232

196

187

April

212

194

216

220

194

211

Mei

98

198

191

198

210

212

Juni

87

195

210

200

199

202

Juli

147

190

191

197

204

211

Agustus

90

214

220

199

201

220

September

156

206

199

215

195

207

Oktober

78

218

218

199

210

201

November

152

197

207

200

219

205

Desember

184

196

202

205

201

200

 

Data training

Peramalan data training merupakan peramalan yang menggunakan data actual (Pratiwi et al., 2019). Selanjutnya akan dicari hasil peramalan terhadap data training menggunakan Persamaan 4.1 dengan mengambil contoh meramalkan data pada waktu t = 2,3,…,72.

 

 

Data testing

Peramalan data testing merupakan peramalan tanpa menggunakan data aktual.

Holt winter’s Exponential Smoothing

Winter’s Exponential Smoothing digunakan jika data dipengaruhi polatrend dan pola musiman sekaligus (Munawaroh, 2010). Data jumlah transaksi pelanggan pada PT. AIA Finanial Lpg Sunrise Agency merupakan data mengandung pola trend dan musiman sehingga metode ini tepat digunakan konstanta yang digunakan pemulusan untuk data asli α =0, 4, konstanta pemulusan untuk pola trend  = 0,2 , konstanta pemulusan untuk pola musiman  = 0, 2, dan MSD= 82222422. Kemudian diperoleh empat persamaan berdasarkan nilai yang telah ditentukan yaitu:

Penggunaan Metode Average-Based Pada Analisis Fuzzy Time Series Cheng

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1.   Membagi U menjadi beberapa interval dengan jarak yang sama dengan menggunakan average-based dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a)   Menghitung semua selisih nilai mutlak antara 𝐷𝑡 dan 𝐷(𝑡 = 1, , 𝑛 - 1) dan menghitung rata-rata selisih nilai mutlak.

b)  Menentukan setengah dari rata-rata selisih nilai mutlak yang diperoleh dari langkah pertama untuk dijadikan sebagai panjang interval.

c)   Berdasarkan panjang interval yang diperoleh dari langkah 2(b), kemudian menentukan basis dari panjang interval sementara sesuai dengan tabulasi basis.

d)  Panjang interval kemudian dibulatkan sesuai dengan tabel basis interval.

2.   Menentukan himpunan fuzzy pada U dan melakukan fuzzifikasi pada data historis yang diamati.

3.   Menetapkan Fuzzy Logic Relations (FLR) berdasarkan data historis.

Menetapkan Fuzzy Logic Relations Group (FLRG) yaitu dengan memasukan semua hubungan yang telah diperoleh dari tahap ke-4 kedalam kelompok- kelompok Left Hand Side (LHS) serta menetapkan bobot pada FLRG. Misal terdapat suatu urutan FLR yang sama.

 

Hasil dan Pembahasan

Pengolahan Data

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)

Langkah pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan kestasioneran dalam varians dan mean menggunakan data nasabah yang telah di setujui pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency periode Januari 2014 - Desember 2019 ini dikarenakan data backup yang tersedia dari perusahaan yang diperbolehkan untuk diteliti merupakan data dari tahun 2014 – 2019 . Untuk melihat kestasioneran data dalam varians menggunakan Box-Cox berikut ini:

 

Gambar 1. Time Series Plot Nasabah

 

Berdasarkan gambar 1 dapat kita lihat bahwa cenderung jumlah nasabah dari tahun ketahun memiliki pergerakan dari bulan januari dan cendrung konsisten di bulan-bulan berikutnya. Setelah itu data tersebut akan dilakukan uji kestasioneran dimana biasanya data yang setasioner selalu mengikuti rata rata dari data tersebut

 

Gambar 2. BOX COX Series Plot Nasabah

 

Gambar 2 menunjukkan grafik Box-Cox data asli memperlihatkan bahwa nilai rounded value bernilai -0,50 dengan kepercayaan 95% dengan batas atas interval sebesar 1,78 dan bata sbawah interval sebesar -0,47 dan data dikatakan stasioner dalam varians, apabila rounded value sama dengan atau lebih dari 1. Data Nasabah sudah stasioner dalam varians karena nilai rounded value sama dengan 1, sehingga tidak perlu ditransformasi. Berdasarkan Gambar 4.2, dapat disimpulkan bahwa plot Box Cox nasabah telah stasioner dalam varians karena nilai 𝝀 sama dengan 1 serta nilai uppernya telah melewati 1. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan stasioner dalam mean secara visual.

Pada time series Plot Nasabah periode Januari 2014 – Desember 2019. Plot data Nasabah tersebut tidak berada pada sekitar nilai rata-rata yang konstan. Oleh karena itu, terdapat indikasi bahwa data tidak stasioner dalam mean.

Berikut adalah Plot ACF untuk mengetahui kestasioneran dalam mean yang ditunjukkan pada Gambar 4.3. Jika lag pada plot ACF turun lambat maka diidentikasikan data tidak stasioner dalam mean. Berdasarkan Gambar 4.5 menunjukkan bahwa plot data Nasabah masih belum stasioner dalam mean, karena dilihat dari plot ACF memiliki pola turun secara lambat.Sehingga perlu dilakukan differencing untuk mengatasi ketidakstasioneran dalam mean. Differencing pada data ini dilakukan sebanyak 1 kali agar mencapai kestasioneran dalam mean.

 

Gambar 3. Plot ACF Nasabah

 

Gambar 4. Plot Time Series setelah differencing

 

Gambar 4 menunjukkan bahwa time series plot dari data Nasabah hasil differencing. Plot data dikatakan telah stasioner dalam mean ketika plotnya sudah berfluktuasi secara konstan atau mengikuti garis rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa time series plot data Nasabah stasioner dalam mean.

Setelah plot data Nasabah diperiksa apakah plot data telah stasioner dalam varians dan mean, dapat diketahui hasilnya bahwa plot data telah stasioner dalam varians dan mean. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adala mengidentifikasi model dugaan dengan melihat plot ACF dan PACF yang ditunjukkan pada gambar 4.5 berikut ini:

 

(1)

 

(2)

Gambar 5. Plot ACF dan PACF Differencing

 

Gambar 5 menunjukkan plot ACF dan PACF hasil differencing yang digunakan untuk mengidentifikasi model ARIMA dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 5%.

Pada plot ACF terlihat   bahwa plot terpotong   pada lag 1. Sedangkan pada plot PACF terlihat bahwa plot ada yang terpotong pada lag 1. Plot ACF digunakan untuk membentuk model yaitu sebagai orde q pada model ARIMA (p,d,q), sedangkan plot PACF digunakan untuk mengidentifikasi model yaitu sebagai orde p pada model ARIMA. Orde d merupakan orde dari proses differencing akibat data tidak stasioner dalam mean. Berdasarkan lag-lag yang keluar dari plot ACF dan PACF diperoleh model dugaan yang dapat diidentifikasi adalah ARIMA (0,1,1), ARIMA (1,1,0), ARIMA(1,1,1), ARIMA (1,1,2), ARIMA (2,1,1), ARIMA (2,1,2).

 

Gambar 6. Plot Hasil Dugaan Menggunakan Arima (1,1,1)

 

Penggunaan arima (1,1,1) pada gambar 4.6 di atas sangat disarankan karena semua nilai pada kolom (p) dibawah 0,05 itu menandakan model yang signifikan sehingga penelitian ini akan menggunakan model arima(1,1,1) .

Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan residual yaitu uji white noise dan kenormalan residual pada model yang digunakan. Uji white noise pada metode ARIMA dilihat dari nilai L-jung Box (nilai Pr / P-value pada software minitab). Pada gambar 4.5 nilai P-value pada setiap lag lebih besar daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual yang dihasilkan model ARIMA telah white noise.

 

Lag

12

24

36

48

Chi-Square

35,5

51,9

65,6

74,1

DF

9

21

33

45

P-Value

0,000

0,000

0,001

0,004

 

 

 

 

 

 

Gambar 7. Plot Kenormalan Residual Data Nasabah

 

Pada gambar 7 dapat dilihat bahwa data terletak di sekitar garis lurus meskipun beberapa titik menyimpang cukup jauh dari garis lurus. Dengan demikian dapat diartikan bahwa residual sudah identik dan berdistribusi normal. Tabel 2 dibawah ini adalah hasil peramalan nasabah pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency pada 12 bulan ke depan.

 

Tabel 2. Hasil Peramalan Dengan Metode ARIMA (1,1,1)

 

2014

2015

2016

Januari

134

153

164

Februari

176

148

173

Maret

204

198

224

April

212

206

191

Mei

197

217

210

Juni

167

196

200

Juli

147

215

200

Agustus

158

194

201

September

156

200

216

Oktober

147

202

200

November

152

211

206

Desember

184

214

216

 

Untuk mengetahui selisih error dari perbandingan metode ARIMA dan aktual dilakukan dengan menggunakan persamaan Et = Xt – Ft. Dimana Et = Kesalahan atau error, Xt = Nilai Aktual, Ft = Nilai Peramalan Maka didapatkan hasil error pada kolom error di tabel 4.2. Berikut ini adalah plot hasil peramalan dengan data faktual:

 

Gambar 4. 8 Plot Hasil Ramalan dan Data Faktual

 

Dari grafik plot gambar 4.8 diatas dapat dilihat hasil peramalan dan data faktual memiliki pola yang hampir serupa dan data angka yang saling berdekatan.

Peramalan Nasabah dengan Model Holt Winter Exponentian Smoothing

Algritma peramalan menggunakan metode Holt-Winter’s Exponential Smoothing adalah menganalisis data, apakah mengandung unsur trend dan musiman dengan melihat pola yang terbentuk, lalu data diramalkan dengan Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Metode PerkalianMusiman dan Penambahan Musiman, setelah itu akan dilakukan pembandingan manakah nilai error terkecil diantara metode-metode yang digunakan. Berikut ini adalah plot untuk data nasabah:

 

Gambar 9 Plot Data Nasabah

 

Dari plot 9 menggambarkan data dipengaruhi oleh pola musiman dengan ditandai pola yang berulang.

Metode Holt-Winter’s Dengan Model Multiplicative

 

Tabel 3. Perbandingan Bobot Dengan Multiplicative

Bobo

MAD

MAPE

0,1

14,147

7,52 %

0,2

13,586

7,263 %

0,3

14,742

7,855 %

0,4

15,095

8,057 %

0,5

15,078

8,092 %

0,6

14,823

7,964 %

0,7

15,081

8,075 %

0,8

15,337

8,160 %

0,9

16,016

8,457 %

1

17,657

9,299 %

 

Tabel 3 menunjukkan perbandingan hasil peramalan Metode Holt- Winter’s Exponential Smoothing dengan model parkalian musiman. Tampak pada tabel 3 bahwa nilai MAD dan MAPE terkecil pada model perkalian musiman adalah hasil peramalan dengan bobot smoothing weight 0,2 dengan MAD 13,586 dan MAPE 7,263%. Maka bobot yang akan digunakan pada peramalan menggunakan metode Holt- Winter’s Exponential Smoothing dengan model parkalian musiman adalah 0,2. Hasil peramalan dengan metode tersebut dapat kita lihat di tabel 4.4 berikut ini:

 

Tabel 4.4 Hasil Peramalan dengan metode Holt- Winter’s Exponential Smoothing

Bulan

Hasil Peramalan

Data Aktual

Error Absolut

Rata-rata Error Absolute

Januari

162,748

192

-29,25

-15,24

Februari

180,18

179

1,18

0,66

Maret

215,318

187

28,32

15,14

April

209,227

193

16,23

8,41

Mei

217,776

199

18,78

9,44

Juni

205,552

205

0,55

0,27

Juli

212,215

215

-2,79

-1,30

Agustus

208,451

209

-0,55

-0,26

Septembe r

212,02

210

2,02

0,96

Oktober

198,043

195

3,04

1,56

Novembe r

205,114

209

-3,89

-1,86

Desember

215,85

205

10,85

5,29

 

 

 

MAD

MAPE

Jumlah

44,49

23,08

Nilai

3,71

1,92

 

Gambar 10. Plot Data Hasil Peramalan Holt Winter

 

Gambar 10 di atas adalah tampilan dari plot data hasil peramalan Holt Winter’s Method Plot untuk Nasabah.

Peramalan Nasabah dengan Model Fuzzy Time Series

Langkah-langkah untuk proses Fuzzy Time Series adalah menyiapkan data yang akan digunakan, menentukan himpunan semesta pembicaraan, mendefinisikan himpunan fuzzy, fuzzyfikasi, relasi fuzzy logic, fuzzy logic relationship group, hasil prediksi hasil MAPE. Berikut adalah langkah-langkah Fuzzy Time Series dalam peramalan jumlah nasabah.

1.   Deskripsi data nasabah

 

Tabel 4.5 Semesta Himpunan Data Nasabah

Langkah 1 Semesta Himpunan

 

 

MIN

 

MAX

134

 

232

D1

 

D2

4

 

8

MIN1

 

MAX1

130

 

240

Jumlah kelas

7

 

Panjang kelas

15,7

 

Pembulatan

16

 

 

Pada tabel 4.5 di atas untuk menentukan Fungsi Min, digunakan untuk melihat nilai yang paling rendah dari data yang ada. Gunakan “=MIN(data)”, diperoleh nilai minimunnya adalah 0. Fungsi Max, digunakan untuk melihat nilai yang paling tinggi dari data yang ada. Gunakan “=MAX(data)”, diperoleh nilai maksimumnya adalah 232. Nilai D1 dan D2. Nilai tersebut ditentukan oleh penulis yang digunakan untuk membulatkan nilai minimum dan maksimum. Penulis memilih nilai 4 untuk D1 dan 8 untuk D2. Nilai min1 dan max1. Nil\ai min1 diperoleh dari nilai min dikurangi oleh D1 sedangkan nilai max1 diperoleh dari nilai max ditambah dengan D,. Lalu nilai min1 dan max1 adalah nilai yang digunakan. Sehingga, nilai himpunan semesta diperoleh yaitu U = [130;240], Nilai jumlah kelas ini didapat dari rumus “=ROUND(1+3.322*LOG10(72);0)” Fungsi round digunakan untuk membulatkan hasil dan 72 adalah jumlah keseluruhan data. Setelah dihitung, maka diperoleh jumlah kelasnya adalah 7. Nilai panjang kelas ini didapat dari nilai max1 dikurangi min1 lalu dibagi dengan jumlah kelas. Sehingga diperoleh panjang kelasnya adalah 15,7.

Kemudian tentukan nilai batas bawah, batas atas, dan nilai tengah. Karena terdapat 6 kelas, maka penulis akan mencari nilai batas bawah, batas atas, dan nilai tengah dari masing-masing kelas seperti tabel 4.6 di bawah ini:

 

Tabel 4.6 Data Batas Bawah dan Batas Atas Serta Nilai Tengah

KELAS

BATAS BAWAH

BATAS ATAS

NILAI TENGAH

1

134

149

141,5

2

150

165

157,5

3

166

181

173,5

4

182

197

189,5

5

198

213

205,5

6

214

229

221,5

7

230

245

237,5

 

2.              Mencari Nilai fuzifikasi

Nilai fuzzyfikasi ini diperoleh dari interval yang sudah ditentukan sebelumnya berikut adalah tabel fuzzyfikasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

 

Tabel 7. Fuzzifikasi

Data

Fuzzifi

kasi

Data

Fuzzifi

kasi

Data

Fuzzifi

kasi

Data

Fuzzifi

kasi

Data

Fuzzifi

kasi

Data

Fuzzifikasi

134

A1

152

A2

202

A5

201

A5

201

A5

194

A4

176

A3

184

A4

211

A5

216

A6

219

A6

212

A5

204

A5

153

A2

214

A5

200

A5

218

A6

196

A4

212

A5

148

A1

164

A2

216

A6

192

A4

202

A5

197

A4

198

A4

173

A3

145

A1

193

A4

192

A4

167

A3

206

A5

224

A6

187

A4

200

A5

197

A4

147

A1

196

A4

191

A4

232

A7

134

A1

216

A6

158

A2

215

A6

210

A5

197

A4

168

A3

192

A4

156

A2

194

A4

200

A5

208

A5

196

A4

179

A3

147

A1

200

A5

200

A5

194

A4

198

A4

187

A4

193

A4

199

A5

205

A5

215

A6

209

A5

210

A5

195

A4

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.   Proses Fuzzy Logical Relationship (FLR)

Mencari FLR dimulai dari data kedua karena menggunakan orde 1. Gunakan rumus pada excel “…&->”&…” berikut adalah hasil FLR bisa kita lihat di tabel 4.8:

 

Tabel 8. FLR

FLR1

LH

RH

FLR1

LH

RH

FLR1

LH

RH

FLR1

LH

RH

A1->A3

A1

A3

A2->A4

A2

A4

A5->A5

A5

A5

A5->A5

A5

A5

A3->A5

A3

A5

A4->A2

A4

A2

A5->A5

A5

A5

A5->A6

A5

A6

A5->A5

A5

A5

A2->A1

A2

A1

A5->A5

A5

A5

A6->A5

A6

A5

A5->A4

A5

A4

A1->A4

A1

A4

A5->A2

A5

A2

A5->A5

A5

A5

A4->A3

A4

A3

A4->A5

A4

A5

A2->A3

A2

A3

A5->A6

A5

A6

A3->A1

A3

A1

A5->A6

A5

A6

A3->A6

A3

A6

A6->A1

A6

A1

A1->A2

A1

A2

A6->A4

A6

A4

A6->A4

A6

A4

A1->A4

A1

A4

A2->A2

A2

A2

A4->A6

A4

A6

A4->A5

A4

A5

A4->A7

A4

A7

A2->A1

A2

A1

A6->A4

A6

A4

A5->A5

A5

A5

A7->A4

A7

A4

A1->A2

A1

A2

A4->A5

A4

A5

A5->A5

A5

A5

A4->A5

A4

A5

A6->A6

A6

A6

A4->A5

A4

A5

A3->A4

A3

A4

A5->A4

A5

A4

A6->A4

A6

A4

A5->A1

A5

A1

A4->A4

A4

A4

A4->A5

A4

A5

A4->A4

A4

A4

A1->A3

A1

A3

A4->A5

A4

A5

A5->A6

A5

A6

A5->A4

A5

A4

A4->A5

A4

A5

A5->A4

A5

A4

A4->A5

A4

A5

A5->A4

A5

A4

A5->A5

A5

A5

A4->A3

A4

A3

A5->A4

A5

A4

A4->A4

A4

A4

A5->A6

A5

A6

A3->A4

A3

A4

A4->A5

A4

A5

A4->A6

A4

A6

A6->A5

A6

A5

A4->A4

A4

A4

A5->A5

A5

A5

A6->A4

A6

A4

A5->A5

A5

A5

A4->A5

A4

A5

 

 

 

 

4.   FLRG

FLRG dilakukan dengan cara mengelompokan himpunan fuzzy yang memiliki Current State sama lalu di kelompokan pada satu grup Next State, Kelompokkan hubungan group dari fuzzy logic dalam kolom FLRG. Group 1 adalah gabungan dari beberapa kelas A1 hingga A7. Tabel 4.9 berikut adalah hasil FLRG :

 

 

Tabel 9. FLRG

FLRG

Nilai Tengah

Current Stage

Next Stage

Total

G1

141,5

A1

A2,A3,A5,A6

5

G2

157,5

A2

A1,A2,A4,A5

5

G3

173,5

A3

A1.A2.A4

5

G4

189,5

A4

A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7

21

G5

205,5

A5

A3,A4,A5,A6

25

G6

221,5

A6

A3,A4,A5,A6

9

G7

237,5

A7

A4

1

 

5.   Pembobotan

Pembobotan dilakukan berdasarkan proses relasi fuzzy pada keseluruhan data didalam proses Fuzzyfikasi berikut hasil pembobotan

 

Tabel 4.10 Pembobotan

Bobot

A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A1

 

2

1

 

1

1

 

A2

2

1

 

1

1

 

 

A3

2

1

 

2

 

 

 

A4

2

1

2

4

6

5

1

A5

 

 

1

11

11

2

 

A6

 

 

1

2

5

1

 

A7

 

 

 

1

 

 

 

 

6.   Menghitung Nilai Prediksi

Nilai prediksi di peroleh dari nilai rata-rata dari variabel Next State seperti pada tabel 11 berikut ini:

 

Tabel 11. Prediksi

FLR G

Nilai Tengah

Current Stage

Next Stage

Tota l

PREDIKS I

G1

141,5

A1

A2,A3,A5,A6

5

192,7

G2

157,5

A2

A1,A2,A4,A5

5

173,5

G3

173,5

A3

A1.A2.A4

5

163

 

G4

 

189,5

 

A4

A1,A2,A3,A4,A5,A6, A7

 

21

 

189,5

G5

205,5

A5

A3,A4,A5,A6

25

197,5

G6

221,5

A6

A3,A4,A5,A6

9

197,5

G7

237,5

A7

A4

1

189,5

 

7.   Peramalan dengan metode cheng

Setelah        melakukan      proses  pembobotan    selanjutnya      menghitung nilai peramalan dengan model cheng, Berikut hasilnya terdapat pada tabel 12:

 

 

Tabel 12. Prediksi Cheng

FLRG

Nilai Tengah

Current Stage

Next Stage

Total

Prediksi

Prediksicheng

G1

141,5

A1

A2,A3,A5,A6

5

192,7

183,1

G2

157,5

A2

A1,A2,A4,A5

5

173,5

167,1

G3

173,5

A3

A1.A2.A4

5

163

163,9

G4

189,5

A4

A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7

21

189,5

196,4

G5

205,5

A5

A3,A4,A5,A6

25

197,5

198,5

G6

221,5

A6

A3,A4,A5,A6

9

197,5

200,2

G7

237,5

A7

A4

1

189,5

189,5

 

8.   Menghitung Nilai MAPE

Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dihitung dengan menggunakan kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata untuk periode itu. Kemudian, merata-rata kesalahan persentase absolut tersebut. Pendekatan ini berguna ketika ukuran atau besar variabel ramalan itu penting dalam mengevaluasi ketepatan ramalan. MAPE mengindikasi seberapa besar kesalahan dalam meramal yang dibandingkan dengan nilai nyata, berikut ini adalah nilai MAPE pada tabel 13:

 

Tabel 4.13 Nilai MAPE

Prediksi Chen

Nilai Aktual

MAPE

183,1

192

0,04635417

167,1

179

0,06648045

163,9

187

0,12352941

196,4

193

-0,0173945

198,5

199

0,00271357

200,2

205

0,02357724

189,5

215

0,11860465

 

 

0,05198071

 

Pemilihan Metode Peramalan Terbaik

Berdasarkan identifikasi pola data nasabah PT. AIA FINANCIAL LPG SUNRISE AGENCY maka metode peramalan timeseries yang sesuai adalah Metode dengan Nilai kesalahan (error) terkecil digunakan sebagai kriteria untuk membandingkankeakuratan hasil peramalan. Metode kesalahan (error) terkecil yang digunakan adalah MSE (Mean Squared Error), MAPE (Mean Absolute Percentage Error) dan MAE (Mean Absolute Deviation) seperti pada tabel 14 di bawah ini:

 

Tabel 4.14 Nilai MAD, MAPE dan MSE

METODE

MAD

MAPE

MSE

ARIMA

9

6,607813

404

HOLT-WINTER

3,70783

1,92309

202,447

FUZZY TIME SERIES

5,19807

10,18571

205,647

 

Dalam menentukan metode peramalan terbaik, hal yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya nilai kesalahan peramalan, yaitu nilai residual atau selisih antara nilai aktual dengan nilai prediksi. Dari pengamatan selisih nilai aktual pengamatan dengan nilai estimasi dari peramalan tersebut diketahui bahwa besarnya residual tidak merata atau terpaut sangat jauh antara residual satu dengan residual yang lain. Pada situasi seperti itu digunakan MSE sebagai ukuran akurasi untuk menentukan metode peramalan terbaik untuk empat bulan mendatang. Berdasarkan nilai kesalahan terkecil MSE, metode Holt Winter Exponential Smoothing merupakan metode peramalan terbaik karena metode tersebut menghasilkan nilai MSE terkecil dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu sebesar 202,447. Nilai MSE dipilih nilai terkecil dikarenakan semakin kecil nilai MSE nilai ramalan (prediksi) semakin mendekati nilai aktualnya. Jika dilihat dari nilai MAPE metode peramalan Double Eksponential Smoothing memiliki nilai MAPE 1,9% dan MAD 3,707% yang berarti memiliki nilai bias sangat kecil dimana semakin rendah nilai MAD, MAPE dan MSE Maka semakin akurat suatu hasil peramalan.

 

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan tentang Peramalan Jumlah Nasabah Menggunakan Metode Box-Jenkins (Arima) , Holt-Winters Exponential Smoothing dan Fuzzy Time Series (Study Kasus : PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency) maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Berdasarkan uji pola data dan uji auto korelasi yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pola data Nasabah PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency memiliki pola data musiman dan tren. Karena besarnya residual tidak merata atau terpaut sangat jauh antara residual satu dengan residual yang lain, pemilihan metode peramalan terbaik menggunakan nilai MSE yang terkecil. Dari tiga metode yang diuji, metode peramalan jumlah nasabah terbaik pada Nasabah PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency adalah metode Holt Winters Exponential Smoothing dengan nilai MSE sebesar 202,44, MAPE 1,9% dan MAD 3,707% % yang berarti memiliki nilai bisa sangat kecil dimana semakin rendah nilai MAD, MAPE dan MSE maka semakin akurat suatu hasil peramalan.

 

 

 

 

 

 


 

BIBLIOGRAFI

 

Abdullah, J. (2018). Akad-akad di dalam Asuransi Syariah. TAWAZUN: Journal of Sharia Economic Law, 1(1), 11–23.

 

Agusti, N. (2017). Sharing of Risk Pada Asuransi Syariah (Takaful): Pemahaman Konsep Dan Mekanisme Kerja. Jurnal MD, 3(2), 181–197.

 

Brilliant, M., Lestari, K., & Oktaria, H. (2022). Peramalan Pola Jumlah Nasabah Menggunakan Metode Arima, Holt-Winters Exponential Smoothing, Fuzzy Time Series (Study Kasus: Pt. Aia Sunrise Agency). SEAT: Journal Of Software Engineering and Technology, 2(2), 8–17.

 

Caraka, R. E., Yasin, H., & Prahutama, A. (2014). Pemodelan General Regression Neural Network (GRNN) Dengan Peubah Input Data Return Untuk Peramalan Indeks Hangseng. Seminar Nasional Ilmu Komputer.

 

Favourita, L. F., & Heryana, W. (2020). Coping Strategy Pekerja Kontrak Dalam Memenuhi Kebutuhan Dasar Di PT. Sanbe Farma Kota Cimahi. Jurnal Ilmiah Perlindungan Dan Pemberdayaan Sosial (Lindayasos), 2(1).

 

Munawaroh, A. N. (2010). Peramalan Jumlah Penumpang pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dengan Metode Winter’s Exponential Smoothing Dan Seasonal ARIMA. UNY. Yogyakarta.

 

Pratiwi, P. G., Putra, I. K. G. D., & Putri, D. P. S. (2019). Peramalan jumlah tersangka penyalahgunaan narkoba menggunakan metode multilayer perceptron. Jurnal Ilmiah Merpati (Menara Penelitian Akademika Teknologi Informasi), 143–150.

 

Tumanggor, E. M. (2021). Analisa Dan Implementasi Data Mining Untuk Memprediksi Jumlah Material Bangunan Menggunakan Algoritma Autoreggresive Intergrated Moving Average (ARIMA). TIN: Terapan Informatika Nusantara, 2(6), 373–377.

 

Copyright holder:

Amalyanda Azhari (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: