Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
10, Oktober 2022
PERAMALAN JUMLAH NASABAH MENGGUNAKAN METODE BOXJENKINS (ARIMA), HOLT-WINTERS EXPONENTIAL SMOOTHING
DAN FUZZY TIME SERIES
Informatics & Business Institute Darmajaya, Bandar Lampung
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan keakuratan dan keefektifan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing dan Fuzzy Time Series dalam melakukan peramalan nasabah pada PT. AIA FINANCIAL Lpg Sunrise Agency serta mengimplementasikan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing dan Fuzzy Time Series dalam melakukan peramalan nasabah pada PT. AIA FINANCIAL Lpg Sunrise Agency. Penelitian ini akan dilakukan pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency di Jl. Jendral Sudirman No. 57a Rawa Laut, Bandar Lampung. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode yaitu studi lapangan (field research) dan tinjauan pustaka (research library). Dari tiga metode yang diuji, metode peramalan jumlah nasabah terbaik pada Nasabah PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency adalah metode Holt Winters Exponential Smoothing dengan nilai MSE sebesar 202,44, MAPE 1,9% dan MAD 3,707% % yang berarti memiliki nilai bisa sangat kecil dimana semakin rendah nilai MAD, MAPE dan MSE maka semakin akurat suatu hasil peramalan.
Kata
Kunci: Metode Boxjenkins
(Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing, Fuzzy Time Series
Abstract
The purpose of this study was to compare the
accuracy and effectiveness of the Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential
Smoothing and Fuzzy Time Series methods in forecasting customers at PT. AIA FINANCIAL
Lpg Sunrise Agency as well as implementing the Box-Jenkins
(Arima) Method, Holt-Winters Exponential Smoothing and Fuzzy Time Series in
forecasting customers at PT. AIA FINANCIAL Lpg
Sunrise Agency. This research will be conducted at PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency on Jl. General Sudirman No. 57a Rawa Laut, Bandar Lampung. In
this study, researchers used several methods, namely field studies
and literature reviews. Of the three methods tested, the best forecasting
method for the number of customers is the PT. AIA Financial Lpg
Sunrise Agency is a Holt Winters Exponential Smoothing method with an MSE value
of 202.44, MAPE 1.9% and MAD 3.707% % which means that the value can be very
small where the lower the MAD, MAPE and MSE values, the more accurate a result
is. forecasting.
Keywords: Metode
Boxjenkins (Arima), Holt-Winters Exponential
Smoothing, Fuzzy Time Series
Pendahuluan
Peramalan adalah salah satu input penting bagi suatu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan investasi (Caraka et al., 2014). Dalam proses peramalan dapat disadari bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan masih perlu dilakukan. Jawabannya adalah bahwa semua organisasi beroperasi dalam suatu lingkungan yang mengandung unsur ketidakpastian, tetapi keputusan harus tetap diambil yang nantinya akan mempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Suatu pendugaan secara ilmiah terhadap masa depan akan jauh lebih berarti ketimbang pendugaan hanya mengandalkan intuisi saja (Tumanggor, 2021).
Kita sering menjumpai, terutama di perusahaan asuransi, penjualan dan pelanggan selalu berbeda setiap tahun. Karena maraknya berbagai inovasi kuliner dengan olahan makanan cepat saji, maka sekarang kita sering melihat berbagai macam penyakit yang diderita masyarakat, dan biaya perawatan yang tidak lagi murah (Brilliant et al., 2022). Karena itu, banyak orang yang menggunakan jasa asuransi untuk menutup semua biaya pengobatan. Asuransi yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat adalah PT. AIA Financial.
PT. AIA Financial merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia dan merupakan perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. PT. AIA Financial di Indonesia merupakan anak perusahaan AIA Group. PT. AIA Financial menawarkan berbagai produk asuransi, termasuk asuransi dengan prinsip Syariah, yang meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, asuransi yang dikaitkan dengan investasi, program kesejahteraan karyawan, program pesangon, dan program Dana Pensiun (DPLK). Produk-produk tersebut dipasarkan oleh lebih dari 10.000 tenaga penjual berpengalaman dan profesional melalui beragam jalur distribusi seperti Agency, Bancassurance dan Corporate Solutions (Pension & Employee Benefits) keunggulan dan kinerja PT. AIA Financial di Indonesia juga dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang diterima di bidang industri asuransi jiwa di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir seperti Peringkat 2 The Best Life Insurance 2018 Indonesia Insurance Award 2018, Economic Review,Asuransi Jiwa Terbaik 2018, kategori aset di atas Rp 25 triliun Investor Awards.
Asuransi merupakan suatu usaha tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk asset yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan yang disepakati (Abdullah, 2018). Asuransi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk premi dan sebagai imbalannya setiap peserta berhak memperoleh pembayaran sejumlah dana apabila terjadi peristiwa atau musibah tertentu (Agusti, 2017). Pada prinsipnya asuransi bergerak di bidang jasa, yang menjual produknya kepada masyarakat. Asuransi juga merupakan pemecahan masalah keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Favourita & Heryana, 2020).
PT. AIA Financial sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa, memiliki jumlah nasabah yang selalu mengalami peningkatan di setiap bulannya. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan dari PT. AIA Financial Indonesia yang mempekerjakan lebih dari 40.000 jaringan tenaga pemasaran dan melayani lebih dari 350.000 nasabah yang tersebar di 6 kantor pemasaran dan 110 kantor keagenan di seluruh Indonesia. Informasi jumlah nasabah dapat dimanfaatkan untuk peramalan (forecasting) jumlah nasabah di masa yang akan datang. Sehingga menudahkan perusahaan PT. AIA Financial dalam proses pengambilan keputusan dan membuat rencana masa depan.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini melakukan peramalan (forecasting) jumlah nasabah pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency yang akan terjadi di Tahun 2020 menggunakan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt- Winters Exponential Smoothing, dan Fuzzy Time Series. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan keakuratan dan keefektifan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing dan Fuzzy Time Series dalam melakukan peramalan nasabah pada PT. AIA FINANCIAL Lpg Sunrise Agency serta mengimplementasikan Metode Box-Jenkins (Arima), Holt-Winters Exponential Smoothing dan Fuzzy Time Series dalam melakukan peramalan nasabah pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency.
Metode Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency di Jl. Jendral Sudirman No. 57a Rawa Laut, Bandar Lampung. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode yang akan digunakan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengumpulan data. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan;
1. Studi Lapangan (Field Research)
2. Tinjauan Pustaka (Research Library)
Penelitian yang dilakukan pada penelitian tesis ini, dimulai dari mulai, identifikasi masalah, studi literatur, pengambilan data yaitu terdapat data nasabah dan wawancara, pengolahan data, analisa dan pembahasan, kesimpulan dan saran, lalu selesai.
Pembentukan Model Peramalan Jumlah Nasabah
Asuransi
ARIMA
Pembentukan model peramalan jumlah nasabah
asuransi dengan menggunakan metode Box-Jenkins meliputi 4 tahap yaitu
identifikasi model, estimasi parameter model, verifikasi model dan peramalan.
Tahap 1. Identifikasi Model
Tahap pertama dalam prosedur Box-Jenkins yaitu identifikasi model.
Tahap ini dilakukan untuk menentukan model sementara yang sesuai dengan data
yaitu dengan melihat plot data aktual secara kasat mata dan grafik ACF dan PACF data untuk lebih meyakinkan lagi bahwa
data tidak stasioner maka dilakukan uji pasangan ACF dan PACF
Tahap 2. Estimasi Parameter
Setelah model sementara diperoleh,
selanjutnya dilakukan estimasi perameter yang bertujuan untuk menentukan nilai
parameter model ARIMA (0,1,1) tersebut. Estimasi parameter
menggunakan metode kuadrat terkecil, namun untuk mempernudah dalam perhitungan
maka digunakan program Minitab. Hasil estimasi parameter disajikan dalam table
berikut:
Tabel 1. Estimasi Parameter Model
Model |
Parameter |
Koefisien |
P |
ARIMA(0,1,1) |
MA(1) |
0,6161 |
0,000 |
Konstanta |
0,9294 |
0,101 |
Berdasarkan table 1, dapat diketahui
bahwa parameter MA (1) signifikan dalam model ARIMA (0,1,1). Hal ini karena parameter tersebut mempunyai nilai P yang lebih kecil dari level toleransi
(5 %). Sedangkan konstanta model tidak signifikan dalam model ARIMA (0,1,1) karena mempunyai nilai P
yang lebih besar dari nilai level toleransi (5%).
Tahap 3. Verifikasi Model
Model ARIMA (0,1,1) yang
telah diestimasi perameternya, selanjutnya akan diuji kelayakannya digunakan
untuk peramalan.
Tahap 4. Peramalan
Setelah model diperoleh, selanjutnya
dilakukan peramalan. Tahap peramalan terdiri atas periode training, testing dan peramalan. Adapun jumlah data yang digunakan
untuk periode training adalah
sebanyak 72 data yaitu data dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan
November 2019 dan untuk periode testing adalah
sebanyak 5 data yaitu data pada minggu pertama bulan Desember 2019 sampai
dengan minggu keempat bulan Desember 2019 data dapat dilihat pada tabel 3.2
berikut ini .
Tabel 2. Tabel Data Training
Bulan |
2014 |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
Januari |
134 |
153 |
164 |
145 |
134 |
192 |
Februari |
176 |
148 |
173 |
187 |
168 |
179 |
Maret |
204 |
198 |
224 |
232 |
196 |
187 |
April |
212 |
194 |
216 |
220 |
194 |
211 |
Mei |
98 |
198 |
191 |
198 |
210 |
212 |
Juni |
87 |
195 |
210 |
200 |
199 |
202 |
Juli |
147 |
190 |
191 |
197 |
204 |
211 |
Agustus |
90 |
214 |
220 |
199 |
201 |
220 |
September |
156 |
206 |
199 |
215 |
195 |
207 |
Oktober |
78 |
218 |
218 |
199 |
210 |
201 |
November |
152 |
197 |
207 |
200 |
219 |
205 |
Desember |
184 |
196 |
202 |
205 |
201 |
200 |
Data training
Peramalan
data training merupakan peramalan yang menggunakan data actual (Pratiwi et al., 2019). Selanjutnya akan dicari hasil
peramalan terhadap data training menggunakan Persamaan 4.1 dengan mengambil
contoh meramalkan data pada waktu t = 2,3,…,72.
Data testing
Peramalan
data testing merupakan peramalan tanpa menggunakan data aktual.
Holt
winter’s Exponential Smoothing
Winter’s
Exponential Smoothing digunakan
jika data dipengaruhi polatrend dan
pola musiman sekaligus (Munawaroh, 2010). Data jumlah transaksi pelanggan pada
PT. AIA Finanial Lpg Sunrise Agency merupakan
data mengandung pola trend dan
musiman sehingga metode ini tepat digunakan konstanta yang digunakan pemulusan
untuk data asli α =0, 4, konstanta pemulusan untuk pola trend = 0,2 , konstanta
pemulusan untuk pola musiman = 0, 2, dan MSD= 82222422. Kemudian diperoleh
empat persamaan berdasarkan nilai yang telah ditentukan yaitu:
Penggunaan Metode Average-Based Pada Analisis Fuzzy Time Series Cheng
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1. Membagi U menjadi beberapa interval
dengan jarak yang sama dengan menggunakan average-based
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menghitung semua selisih nilai mutlak
antara 𝐷𝑡 dan 𝐷(𝑡 = 1, ⋯ , 𝑛 - 1) dan menghitung rata-rata selisih nilai mutlak.
b) Menentukan setengah dari rata-rata
selisih nilai mutlak yang diperoleh dari langkah pertama untuk dijadikan
sebagai panjang interval.
c) Berdasarkan panjang interval yang
diperoleh dari langkah 2(b), kemudian menentukan basis dari panjang interval sementara
sesuai dengan tabulasi basis.
d) Panjang interval kemudian dibulatkan
sesuai dengan tabel basis interval.
2. Menentukan himpunan fuzzy pada U dan melakukan fuzzifikasi pada data historis yang diamati.
3. Menetapkan Fuzzy Logic Relations (FLR) berdasarkan data historis.
Menetapkan Fuzzy Logic Relations Group (FLRG) yaitu dengan memasukan semua hubungan yang telah diperoleh dari tahap ke-4 kedalam kelompok- kelompok Left Hand Side (LHS) serta menetapkan bobot pada FLRG. Misal terdapat suatu urutan FLR yang sama.
Hasil dan Pembahasan
Pengolahan Data
Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)
Langkah pertama yang
dilakukan adalah pemeriksaan kestasioneran dalam varians dan mean menggunakan
data nasabah yang telah di setujui pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency periode Januari 2014 -
Desember 2019 ini dikarenakan data backup
yang tersedia dari perusahaan yang diperbolehkan untuk diteliti merupakan
data dari tahun 2014 – 2019 . Untuk melihat kestasioneran data dalam varians
menggunakan Box-Cox berikut ini:
Gambar 1. Time Series Plot Nasabah
Berdasarkan gambar 1 dapat kita
lihat bahwa cenderung jumlah nasabah dari tahun ketahun memiliki pergerakan
dari bulan januari dan cendrung konsisten di bulan-bulan berikutnya. Setelah
itu data tersebut akan dilakukan uji kestasioneran dimana biasanya data yang
setasioner selalu mengikuti rata rata dari data tersebut
Gambar 2. BOX COX Series Plot Nasabah
Gambar 2 menunjukkan grafik
Box-Cox data asli memperlihatkan
bahwa nilai rounded value bernilai
-0,50 dengan kepercayaan 95% dengan batas atas interval sebesar 1,78 dan bata
sbawah interval sebesar -0,47 dan data dikatakan stasioner dalam varians,
apabila rounded value sama dengan atau lebih dari 1. Data Nasabah sudah
stasioner dalam varians karena nilai rounded
value sama dengan 1, sehingga tidak perlu ditransformasi. Berdasarkan
Gambar 4.2, dapat disimpulkan bahwa plot Box
Cox nasabah telah stasioner dalam varians karena nilai 𝝀 sama dengan 1 serta nilai uppernya telah melewati 1. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan stasioner dalam mean secara visual.
Pada time series Plot Nasabah periode Januari 2014 – Desember 2019. Plot
data Nasabah tersebut tidak berada pada sekitar nilai rata-rata yang konstan.
Oleh karena itu, terdapat indikasi bahwa data tidak stasioner dalam mean.
Berikut adalah Plot ACF
untuk mengetahui kestasioneran dalam mean
yang ditunjukkan pada Gambar 4.3. Jika lag pada plot ACF turun lambat maka
diidentikasikan data tidak stasioner dalam mean. Berdasarkan Gambar 4.5
menunjukkan bahwa plot data Nasabah masih belum stasioner dalam mean, karena
dilihat dari plot ACF memiliki pola
turun secara lambat.Sehingga perlu dilakukan differencing untuk mengatasi
ketidakstasioneran dalam mean. Differencing
pada data ini dilakukan sebanyak 1 kali agar mencapai kestasioneran dalam
mean.
Gambar 3. Plot ACF Nasabah
Gambar 4. Plot Time
Series setelah differencing
Gambar 4 menunjukkan bahwa
time series plot dari data Nasabah hasil differencing. Plot data dikatakan
telah stasioner dalam mean ketika plotnya sudah berfluktuasi secara konstan
atau mengikuti garis rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa time series
plot data Nasabah stasioner dalam mean.
Setelah plot data Nasabah
diperiksa apakah plot data telah stasioner dalam varians dan mean, dapat
diketahui hasilnya bahwa plot data telah stasioner dalam varians dan mean. Langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adala mengidentifikasi model dugaan dengan melihat plot ACF dan PACF
yang ditunjukkan pada gambar 4.5 berikut ini:
(1)
(2)
Gambar 5. Plot ACF dan PACF Differencing
Gambar 5 menunjukkan plot
ACF dan PACF hasil differencing yang
digunakan untuk mengidentifikasi model ARIMA dengan menggunakan taraf
signifikan sebesar 5%.
Pada plot ACF terlihat bahwa plot terpotong pada lag 1. Sedangkan pada plot PACF
terlihat bahwa plot ada yang terpotong pada lag 1. Plot ACF digunakan untuk
membentuk model yaitu sebagai orde q pada
model ARIMA (p,d,q), sedangkan plot
PACF digunakan untuk mengidentifikasi model yaitu sebagai orde p pada model ARIMA. Orde d merupakan orde dari proses differencing akibat data tidak stasioner
dalam mean. Berdasarkan lag-lag yang
keluar dari plot ACF dan PACF diperoleh model dugaan yang dapat diidentifikasi
adalah ARIMA (0,1,1), ARIMA (1,1,0), ARIMA(1,1,1), ARIMA (1,1,2), ARIMA
(2,1,1), ARIMA (2,1,2).
Gambar 6. Plot Hasil Dugaan Menggunakan Arima (1,1,1)
Penggunaan arima (1,1,1)
pada gambar 4.6 di atas sangat disarankan karena semua nilai pada kolom (p)
dibawah 0,05 itu menandakan model yang signifikan sehingga penelitian ini akan
menggunakan model arima(1,1,1) .
Setelah itu akan dilakukan
pemeriksaan residual yaitu uji white noise dan kenormalan residual pada model
yang digunakan. Uji white noise pada metode ARIMA dilihat dari nilai L-jung Box
(nilai Pr / P-value pada software minitab). Pada gambar 4.5 nilai P-value pada
setiap lag lebih besar daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
yang dihasilkan model ARIMA telah white noise.
Lag |
12 |
24 |
36 |
48 |
||
Chi-Square |
35,5 |
51,9 |
65,6 |
74,1 |
||
DF |
9 |
21 |
33 |
45 |
||
P-Value |
0,000 |
0,000 |
0,001 |
0,004 |
||
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 7. Plot Kenormalan Residual Data Nasabah
Pada gambar 7 dapat dilihat
bahwa data terletak di sekitar garis lurus meskipun beberapa titik menyimpang
cukup jauh dari garis lurus. Dengan demikian dapat diartikan bahwa residual
sudah identik dan berdistribusi normal. Tabel 2 dibawah ini adalah hasil peramalan nasabah pada PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency pada 12 bulan ke
depan.
Tabel 2. Hasil Peramalan Dengan Metode ARIMA (1,1,1)
|
2014 |
2015 |
2016 |
Januari |
134 |
153 |
164 |
Februari |
176 |
148 |
173 |
Maret |
204 |
198 |
224 |
April |
212 |
206 |
191 |
Mei |
197 |
217 |
210 |
Juni |
167 |
196 |
200 |
Juli |
147 |
215 |
200 |
Agustus |
158 |
194 |
201 |
September |
156 |
200 |
216 |
Oktober |
147 |
202 |
200 |
November |
152 |
211 |
206 |
Desember |
184 |
214 |
216 |
Untuk mengetahui selisih
error dari perbandingan metode ARIMA dan aktual dilakukan dengan menggunakan
persamaan Et = Xt – Ft. Dimana Et = Kesalahan atau error, Xt = Nilai Aktual, Ft
= Nilai Peramalan Maka didapatkan hasil error pada kolom error di tabel 4.2. Berikut ini adalah plot hasil peramalan dengan data
faktual:
Gambar 4. 8 Plot Hasil Ramalan dan
Data Faktual
Dari grafik plot gambar 4.8
diatas dapat dilihat hasil peramalan dan data faktual memiliki pola yang hampir
serupa dan data angka yang saling berdekatan.
Peramalan
Nasabah dengan Model Holt Winter
Exponentian Smoothing
Algritma peramalan
menggunakan metode Holt-Winter’s
Exponential Smoothing adalah menganalisis data, apakah mengandung unsur
trend dan musiman dengan melihat pola yang terbentuk, lalu data diramalkan
dengan Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Metode PerkalianMusiman dan
Penambahan Musiman, setelah itu akan dilakukan pembandingan manakah nilai error terkecil diantara metode-metode
yang digunakan. Berikut ini adalah plot untuk data nasabah:
Gambar 9 Plot Data Nasabah
Dari plot 9 menggambarkan
data dipengaruhi oleh pola musiman dengan ditandai pola yang berulang.
Metode
Holt-Winter’s Dengan Model Multiplicative
Tabel 3. Perbandingan Bobot Dengan Multiplicative
Bobo |
MAD |
MAPE |
0,1 |
14,147 |
7,52 % |
0,2 |
13,586 |
7,263 % |
0,3 |
14,742 |
7,855 % |
0,4 |
15,095 |
8,057 % |
0,5 |
15,078 |
8,092 % |
0,6 |
14,823 |
7,964 % |
0,7 |
15,081 |
8,075 % |
0,8 |
15,337 |
8,160 % |
0,9 |
16,016 |
8,457 % |
1 |
17,657 |
9,299 % |
Tabel 3 menunjukkan
perbandingan hasil peramalan Metode Holt-
Winter’s Exponential Smoothing dengan model parkalian musiman. Tampak pada
tabel 3 bahwa nilai MAD dan MAPE terkecil pada model perkalian musiman adalah
hasil peramalan dengan bobot smoothing
weight 0,2 dengan MAD 13,586 dan MAPE 7,263%. Maka bobot yang akan
digunakan pada peramalan menggunakan metode Holt-
Winter’s Exponential Smoothing dengan model parkalian musiman adalah 0,2.
Hasil peramalan dengan metode tersebut dapat kita lihat di tabel 4.4 berikut
ini:
Tabel 4.4 Hasil Peramalan
dengan metode Holt- Winter’s Exponential
Smoothing
Bulan |
Hasil Peramalan |
Data Aktual |
Error Absolut |
Rata-rata Error
Absolute |
Januari |
162,748 |
192 |
-29,25 |
-15,24 |
Februari |
180,18 |
179 |
1,18 |
0,66 |
Maret |
215,318 |
187 |
28,32 |
15,14 |
April |
209,227 |
193 |
16,23 |
8,41 |
Mei |
217,776 |
199 |
18,78 |
9,44 |
Juni |
205,552 |
205 |
0,55 |
0,27 |
Juli |
212,215 |
215 |
-2,79 |
-1,30 |
Agustus |
208,451 |
209 |
-0,55 |
-0,26 |
Septembe r |
212,02 |
210 |
2,02 |
0,96 |
Oktober |
198,043 |
195 |
3,04 |
1,56 |
Novembe r |
205,114 |
209 |
-3,89 |
-1,86 |
Desember |
215,85 |
205 |
10,85 |
5,29 |
|
|
|
MAD |
MAPE |
Jumlah |
44,49 |
23,08 |
||
Nilai |
3,71 |
1,92 |
Gambar 10. Plot Data Hasil Peramalan Holt
Winter
Gambar 10 di atas adalah
tampilan dari plot data hasil peramalan Holt
Winter’s Method Plot untuk Nasabah.
Peramalan
Nasabah dengan Model Fuzzy Time Series
Langkah-langkah untuk
proses Fuzzy Time Series adalah
menyiapkan data yang akan digunakan, menentukan himpunan semesta pembicaraan,
mendefinisikan himpunan fuzzy,
fuzzyfikasi, relasi fuzzy logic, fuzzy logic relationship group, hasil
prediksi hasil MAPE. Berikut adalah langkah-langkah Fuzzy Time Series dalam peramalan jumlah nasabah.
1. Deskripsi data nasabah
Tabel 4.5 Semesta Himpunan
Data Nasabah
Langkah 1 Semesta Himpunan |
|
|
MIN |
|
MAX |
134 |
|
232 |
D1 |
|
D2 |
4 |
|
8 |
MIN1 |
|
MAX1 |
130 |
|
240 |
Jumlah kelas |
7 |
|
Panjang kelas |
15,7 |
|
Pembulatan |
16 |
|
Pada tabel 4.5 di atas
untuk menentukan Fungsi Min, digunakan untuk melihat nilai yang paling rendah
dari data yang ada. Gunakan “=MIN(data)”, diperoleh nilai minimunnya adalah 0.
Fungsi Max, digunakan untuk melihat nilai yang paling tinggi dari data yang
ada. Gunakan “=MAX(data)”, diperoleh nilai maksimumnya adalah 232. Nilai D1 dan
D2. Nilai tersebut ditentukan oleh penulis yang digunakan untuk membulatkan
nilai minimum dan maksimum. Penulis memilih nilai 4 untuk D1 dan 8 untuk D2.
Nilai min1 dan max1. Nil\ai min1 diperoleh dari nilai min dikurangi oleh D1 sedangkan nilai max1 diperoleh dari nilai
max ditambah dengan D,. Lalu nilai min1 dan max1 adalah nilai yang digunakan.
Sehingga, nilai himpunan semesta diperoleh yaitu U = [130;240], Nilai jumlah
kelas ini didapat dari rumus “=ROUND(1+3.322*LOG10(72);0)” Fungsi round digunakan
untuk membulatkan hasil dan 72 adalah jumlah keseluruhan data. Setelah
dihitung, maka diperoleh jumlah kelasnya adalah 7. Nilai panjang kelas ini
didapat dari nilai max1 dikurangi min1 lalu dibagi dengan jumlah kelas.
Sehingga diperoleh panjang kelasnya adalah 15,7.
Kemudian tentukan nilai
batas bawah, batas atas, dan nilai tengah. Karena terdapat 6 kelas, maka
penulis akan mencari nilai batas bawah, batas atas, dan nilai tengah dari
masing-masing kelas seperti tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6
Data Batas Bawah dan Batas Atas Serta Nilai Tengah
KELAS |
BATAS BAWAH |
BATAS ATAS |
NILAI TENGAH |
1 |
134 |
149 |
141,5 |
2 |
150 |
165 |
157,5 |
3 |
166 |
181 |
173,5 |
4 |
182 |
197 |
189,5 |
5 |
198 |
213 |
205,5 |
6 |
214 |
229 |
221,5 |
7 |
230 |
245 |
237,5 |
2.
Mencari Nilai fuzifikasi
Nilai fuzzyfikasi ini
diperoleh dari interval yang sudah ditentukan sebelumnya berikut adalah tabel
fuzzyfikasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 7. Fuzzifikasi
Data |
Fuzzifi kasi |
Data |
Fuzzifi kasi |
Data |
Fuzzifi kasi |
Data |
Fuzzifi kasi |
Data |
Fuzzifi kasi |
Data |
Fuzzifikasi |
134 |
A1 |
152 |
A2 |
202 |
A5 |
201 |
A5 |
201 |
A5 |
194 |
A4 |
176 |
A3 |
184 |
A4 |
211 |
A5 |
216 |
A6 |
219 |
A6 |
212 |
A5 |
204 |
A5 |
153 |
A2 |
214 |
A5 |
200 |
A5 |
218 |
A6 |
196 |
A4 |
212 |
A5 |
148 |
A1 |
164 |
A2 |
216 |
A6 |
192 |
A4 |
202 |
A5 |
197 |
A4 |
198 |
A4 |
173 |
A3 |
145 |
A1 |
193 |
A4 |
192 |
A4 |
167 |
A3 |
206 |
A5 |
224 |
A6 |
187 |
A4 |
200 |
A5 |
197 |
A4 |
147 |
A1 |
196 |
A4 |
191 |
A4 |
232 |
A7 |
134 |
A1 |
216 |
A6 |
158 |
A2 |
215 |
A6 |
210 |
A5 |
197 |
A4 |
168 |
A3 |
192 |
A4 |
156 |
A2 |
194 |
A4 |
200 |
A5 |
208 |
A5 |
196 |
A4 |
179 |
A3 |
147 |
A1 |
200 |
A5 |
200 |
A5 |
194 |
A4 |
198 |
A4 |
187 |
A4 |
193 |
A4 |
199 |
A5 |
205 |
A5 |
215 |
A6 |
209 |
A5 |
210 |
A5 |
195 |
A4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. Proses Fuzzy Logical Relationship (FLR)
Mencari FLR dimulai dari
data kedua karena menggunakan orde 1. Gunakan rumus pada excel
“…&->”&…” berikut adalah hasil FLR bisa kita lihat di tabel 4.8:
Tabel 8. FLR
FLR1 |
LH |
RH |
FLR1 |
LH |
RH |
FLR1 |
LH |
RH |
FLR1 |
LH |
RH |
A1->A3 |
A1 |
A3 |
A2->A4 |
A2 |
A4 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A3->A5 |
A3 |
A5 |
A4->A2 |
A4 |
A2 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A5->A6 |
A5 |
A6 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A2->A1 |
A2 |
A1 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A6->A5 |
A6 |
A5 |
A5->A4 |
A5 |
A4 |
A1->A4 |
A1 |
A4 |
A5->A2 |
A5 |
A2 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A4->A3 |
A4 |
A3 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A2->A3 |
A2 |
A3 |
A5->A6 |
A5 |
A6 |
A3->A1 |
A3 |
A1 |
A5->A6 |
A5 |
A6 |
A3->A6 |
A3 |
A6 |
A6->A1 |
A6 |
A1 |
A1->A2 |
A1 |
A2 |
A6->A4 |
A6 |
A4 |
A6->A4 |
A6 |
A4 |
A1->A4 |
A1 |
A4 |
A2->A2 |
A2 |
A2 |
A4->A6 |
A4 |
A6 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A4->A7 |
A4 |
A7 |
A2->A1 |
A2 |
A1 |
A6->A4 |
A6 |
A4 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A7->A4 |
A7 |
A4 |
A1->A2 |
A1 |
A2 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A6->A6 |
A6 |
A6 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A3->A4 |
A3 |
A4 |
A5->A4 |
A5 |
A4 |
A6->A4 |
A6 |
A4 |
A5->A1 |
A5 |
A1 |
A4->A4 |
A4 |
A4 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A4->A4 |
A4 |
A4 |
A1->A3 |
A1 |
A3 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A5->A6 |
A5 |
A6 |
A5->A4 |
A5 |
A4 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A5->A4 |
A5 |
A4 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A5->A4 |
A5 |
A4 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A4->A3 |
A4 |
A3 |
A5->A4 |
A5 |
A4 |
A4->A4 |
A4 |
A4 |
A5->A6 |
A5 |
A6 |
A3->A4 |
A3 |
A4 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
A4->A6 |
A4 |
A6 |
A6->A5 |
A6 |
A5 |
A4->A4 |
A4 |
A4 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A6->A4 |
A6 |
A4 |
A5->A5 |
A5 |
A5 |
A4->A5 |
A4 |
A5 |
|
|
|
4. FLRG
FLRG
dilakukan dengan cara mengelompokan himpunan fuzzy yang memiliki Current State
sama lalu di kelompokan pada satu grup Next State, Kelompokkan hubungan group
dari fuzzy logic dalam kolom FLRG. Group 1 adalah gabungan dari beberapa kelas
A1 hingga A7. Tabel 4.9 berikut adalah hasil FLRG :
Tabel 9. FLRG
FLRG |
Nilai
Tengah |
Current Stage |
Next
Stage |
Total |
G1 |
141,5 |
A1 |
A2,A3,A5,A6 |
5 |
G2 |
157,5 |
A2 |
A1,A2,A4,A5 |
5 |
G3 |
173,5 |
A3 |
A1.A2.A4 |
5 |
G4 |
189,5 |
A4 |
A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7 |
21 |
G5 |
205,5 |
A5 |
A3,A4,A5,A6 |
25 |
G6 |
221,5 |
A6 |
A3,A4,A5,A6 |
9 |
G7 |
237,5 |
A7 |
A4 |
1 |
5. Pembobotan
Pembobotan
dilakukan berdasarkan proses relasi fuzzy pada keseluruhan data didalam proses
Fuzzyfikasi berikut hasil pembobotan
Tabel 4.10 Pembobotan
Bobot |
A1 |
A2 |
A3 |
A4 |
A5 |
A6 |
A7 |
A1 |
|
2 |
1 |
|
1 |
1 |
|
A2 |
2 |
1 |
|
1 |
1 |
|
|
A3 |
2 |
1 |
|
2 |
|
|
|
A4 |
2 |
1 |
2 |
4 |
6 |
5 |
1 |
A5 |
|
|
1 |
11 |
11 |
2 |
|
A6 |
|
|
1 |
2 |
5 |
1 |
|
A7 |
|
|
|
1 |
|
|
|
6. Menghitung Nilai Prediksi
Nilai
prediksi di peroleh dari nilai rata-rata dari variabel Next State seperti pada tabel 11
berikut ini:
Tabel 11. Prediksi
FLR G |
Nilai Tengah |
Current
Stage |
Next
Stage |
Tota l |
PREDIKS
I |
G1 |
141,5 |
A1 |
A2,A3,A5,A6 |
5 |
192,7 |
G2 |
157,5 |
A2 |
A1,A2,A4,A5 |
5 |
173,5 |
G3 |
173,5 |
A3 |
A1.A2.A4 |
5 |
163 |
G4 |
189,5 |
A4 |
A1,A2,A3,A4,A5,A6,
A7 |
21 |
189,5 |
G5 |
205,5 |
A5 |
A3,A4,A5,A6 |
25 |
197,5 |
G6 |
221,5 |
A6 |
A3,A4,A5,A6 |
9 |
197,5 |
G7 |
237,5 |
A7 |
A4 |
1 |
189,5 |
7. Peramalan dengan metode
cheng
Setelah melakukan proses pembobotan selanjutnya menghitung nilai peramalan dengan model cheng, Berikut hasilnya
terdapat pada tabel 12:
Tabel 12. Prediksi Cheng
FLRG |
Nilai
Tengah |
Current
Stage |
Next
Stage |
Total |
Prediksi |
Prediksicheng |
G1 |
141,5 |
A1 |
A2,A3,A5,A6 |
5 |
192,7 |
183,1 |
G2 |
157,5 |
A2 |
A1,A2,A4,A5 |
5 |
173,5 |
167,1 |
G3 |
173,5 |
A3 |
A1.A2.A4 |
5 |
163 |
163,9 |
G4 |
189,5 |
A4 |
A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7 |
21 |
189,5 |
196,4 |
G5 |
205,5 |
A5 |
A3,A4,A5,A6 |
25 |
197,5 |
198,5 |
G6 |
221,5 |
A6 |
A3,A4,A5,A6 |
9 |
197,5 |
200,2 |
G7 |
237,5 |
A7 |
A4 |
1 |
189,5 |
189,5 |
8. Menghitung Nilai MAPE
Mean
Absolute Percentage Error (MAPE) dihitung dengan menggunakan kesalahan absolut
pada tiap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata untuk periode itu.
Kemudian, merata-rata kesalahan persentase absolut tersebut. Pendekatan ini
berguna ketika ukuran atau besar variabel ramalan itu penting dalam
mengevaluasi ketepatan ramalan. MAPE mengindikasi seberapa besar kesalahan
dalam meramal yang dibandingkan dengan nilai nyata, berikut ini adalah nilai
MAPE pada tabel 13:
Tabel 4.13 Nilai
MAPE
Prediksi Chen |
Nilai Aktual |
MAPE |
183,1 |
192 |
0,04635417 |
167,1 |
179 |
0,06648045 |
163,9 |
187 |
0,12352941 |
196,4 |
193 |
-0,0173945 |
198,5 |
199 |
0,00271357 |
200,2 |
205 |
0,02357724 |
189,5 |
215 |
0,11860465 |
|
|
0,05198071 |
Pemilihan
Metode Peramalan Terbaik
Berdasarkan identifikasi
pola data nasabah PT. AIA FINANCIAL LPG SUNRISE AGENCY maka metode peramalan
timeseries yang sesuai adalah Metode dengan Nilai kesalahan (error) terkecil
digunakan sebagai kriteria untuk membandingkankeakuratan hasil peramalan.
Metode kesalahan (error) terkecil yang digunakan adalah MSE (Mean Squared
Error), MAPE (Mean Absolute Percentage Error) dan MAE (Mean Absolute Deviation)
seperti pada tabel 14 di bawah ini:
Tabel 4.14 Nilai MAD, MAPE dan MSE
METODE |
MAD |
MAPE |
MSE |
ARIMA |
9 |
6,607813 |
404 |
HOLT-WINTER |
3,70783 |
1,92309 |
202,447 |
FUZZY TIME SERIES |
5,19807 |
10,18571 |
205,647 |
Dalam menentukan metode
peramalan terbaik, hal yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya nilai
kesalahan peramalan, yaitu nilai residual atau selisih antara nilai aktual
dengan nilai prediksi. Dari pengamatan selisih nilai aktual pengamatan dengan
nilai estimasi dari peramalan tersebut diketahui bahwa besarnya residual tidak
merata atau terpaut sangat jauh antara residual satu dengan residual yang lain.
Pada situasi seperti itu digunakan MSE sebagai ukuran akurasi untuk menentukan
metode peramalan terbaik untuk empat bulan mendatang. Berdasarkan nilai
kesalahan terkecil MSE, metode Holt Winter Exponential Smoothing merupakan
metode peramalan terbaik karena metode tersebut menghasilkan nilai MSE terkecil
dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu sebesar 202,447. Nilai MSE dipilih
nilai terkecil dikarenakan semakin kecil nilai MSE nilai ramalan (prediksi)
semakin mendekati nilai aktualnya. Jika dilihat dari nilai MAPE metode
peramalan Double Eksponential Smoothing memiliki nilai MAPE 1,9% dan MAD 3,707%
yang berarti memiliki nilai bias sangat kecil dimana semakin rendah nilai MAD,
MAPE dan MSE Maka semakin akurat suatu hasil peramalan.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang
telah diuraikan tentang Peramalan Jumlah Nasabah Menggunakan Metode Box-Jenkins (Arima) , Holt-Winters Exponential Smoothing dan
Fuzzy Time Series (Study Kasus
: PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency)
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Berdasarkan uji pola data
dan uji auto korelasi yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pola data
Nasabah PT. AIA Financial Lpg Sunrise
Agency memiliki pola data musiman dan tren. Karena besarnya residual tidak
merata atau terpaut sangat jauh antara residual satu dengan residual yang lain,
pemilihan metode peramalan terbaik menggunakan nilai MSE yang terkecil. Dari tiga metode yang
diuji, metode peramalan jumlah nasabah terbaik pada Nasabah PT. AIA Financial Lpg Sunrise Agency adalah metode Holt Winters Exponential Smoothing dengan
nilai MSE sebesar 202,44, MAPE 1,9%
dan MAD 3,707% % yang berarti
memiliki nilai bisa sangat kecil dimana semakin rendah nilai MAD, MAPE dan MSE maka semakin akurat suatu hasil peramalan.
BIBLIOGRAFI
Abdullah, J. (2018). Akad-akad di
dalam Asuransi Syariah. TAWAZUN: Journal of Sharia Economic Law, 1(1),
11–23.
Agusti, N. (2017). Sharing of Risk Pada
Asuransi Syariah (Takaful): Pemahaman Konsep Dan Mekanisme Kerja. Jurnal MD,
3(2), 181–197.
Brilliant, M., Lestari, K., & Oktaria,
H. (2022). Peramalan Pola Jumlah Nasabah Menggunakan Metode Arima, Holt-Winters
Exponential Smoothing, Fuzzy Time Series (Study Kasus: Pt. Aia Sunrise Agency).
SEAT: Journal Of Software Engineering and Technology, 2(2), 8–17.
Caraka, R. E., Yasin, H., & Prahutama,
A. (2014). Pemodelan General Regression Neural Network (GRNN) Dengan Peubah
Input Data Return Untuk Peramalan Indeks Hangseng. Seminar Nasional Ilmu
Komputer.
Favourita, L. F., & Heryana, W. (2020).
Coping Strategy Pekerja Kontrak Dalam Memenuhi Kebutuhan Dasar Di PT. Sanbe
Farma Kota Cimahi. Jurnal Ilmiah Perlindungan Dan Pemberdayaan Sosial
(Lindayasos), 2(1).
Munawaroh, A. N. (2010). Peramalan Jumlah
Penumpang pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara
Internasional Adisutjipto Yogyakarta dengan Metode Winter’s Exponential
Smoothing Dan Seasonal ARIMA. UNY. Yogyakarta.
Pratiwi, P. G., Putra, I. K. G. D., &
Putri, D. P. S. (2019). Peramalan jumlah tersangka penyalahgunaan narkoba
menggunakan metode multilayer perceptron. Jurnal Ilmiah Merpati (Menara
Penelitian Akademika Teknologi Informasi), 143–150.
Tumanggor, E. M. (2021). Analisa Dan
Implementasi Data Mining Untuk Memprediksi Jumlah Material Bangunan Menggunakan
Algoritma Autoreggresive Intergrated Moving Average (ARIMA). TIN: Terapan
Informatika Nusantara, 2(6), 373–377.
Copyright holder: Amalyanda Azhari (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |