Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 10, Oktober 2022
IMPLEMENTASI BAHAN AJAR
BERBASIS MOBILE LEARNING MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Johan Eka Wijaya, Ade Vidianti, Leni Pebriantika
Program Studi
Teknologi Pendidikan, Universitas Baturaja, Sumatera Selatan, Indonesia.
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Paradigma pendidikan dan pembelajaran yang semakin berkembang pada era teknologi menuntut dosen untuk lebih kreatif dalam menyampikan materi pembelajaran kepada mahasiswa khususnya pada mata kuliah Strategi belajar dan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Dalam pelaksaannya, mata kuliah Strategi belajar dan pembelajaran masih menggunakan bahan ajar cetak dalam pelaksanaan pembelajarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar berbasis mobile learning pada mata Strategi belajar dan pembelajaran. Metode penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian dan pengembangan (Research & Development). Model pengembangan yang diterapkan adalah model Lee Owns (Analisys, Design, Development, Implementation, dan Evaluation).
Kata
kunci: Bahan Ajar; Strategi Belajar dan
Pembelajaran; Mobile Learning.
Abstract
The paradigm of education and learning that is growing
in the technological era requires lecturers to be more creative in delivering
learning materials to students, especially in the subject of learning and
learning strategies. It aims to increase the effectiveness and flexibility of
learning. In its implementation, the learning and learning strategy course
still uses printed teaching materials in the implementation of learning. The
purpose of this research is to develop teaching materials based on mobile
learning in the eyes of learning and learning strategies. The research method
to be carried out is research and development (Research & Development). The
development model applied is the Lee Owns model (Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluation).
Keywords: Teaching materials; Learning Strategies; Mobile Learning.
Pendahuluan
Belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu (Makmun, 2007). Belajar merupakan perubahan tingkah laku, karena belajar bencana berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis yang mana perubahannya harus relatif mantap terjadi melalui latihan atau pengalaman (Purwanto, 2004). Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan, maka inti dari suatu proses belajar adalah adanya perubahan, baik dalam segi aspek mental, spiritual, maupun sosial, sebagai hasil dari pengalaman tertentu yang didapat oleh individu yang terwujud dalam keterampilan sikap, kebiasaan dan pemahaman. Dalam proses pembelajaran tersebut dibutuhkan bahan ajar sebagai alat untuk menyampaikan tujuan pembelajaran kepada mahasiswa.
Alasan dilakukannya pengembangan bahan ajar berbasis mobile learning pada mata kuliah Strategi Belajar dan Pembelajaran adalah rendahnya hasil belajar mahasiswa pada tahun sebelumnya yaitu tahun genap 2020. Ini menunjukkan bahwasannya pembelajaran sebelumnya masih belum bisa dikatakan berhasil, dan dibutuhkan bahan ajar yang dapat membantu mahasiswa untuk lebih aktif belajar dan mandiri. Selama ini bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran mata kuliah Belajar Pembelajaran masih berbentuk cetak. Dengan majunya teknologi maka akan lebih baik jika dalam pembelajaran juga menggunakan bantuan teknologi. Pemanfaatan teknologi menjadi alternatif yang sangat kompetitif dalam pengembangan media pembelajaran mobile yang praktis, menarik dan efektif. Program pengembangan pendidikan yang terpadu, terarah berbasis teknologi tidak akan memberikan multiplier effect dan nurturing effect terhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan, sehingga TIK berfungsi untuk menghapus data penguasaan teknologi mutakhir, khususnya dalam pendidikan dunia (Darmawan, 2016). Salah satu teknologi yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah tersebut adalah dengan mobile learning.
Mobile learning dapat didefinisikan
sebagai suatu fasilitas atau layanan yang memberikan informasi elektronik secara umum kepada
pembelajar dan konten yang edukasional yang membantu pengetahuan tanpa mempermasalahkan lokasi dan waktu (Darmawan, 2012). Pengertian ini senada dengan yang dikemukakan oleh (Kim, Lee, &
Rha, 2017) mobile learning dapat
digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran secara fleksibel dimanapun dan kapanpun. Sementara itu (Cabanban, 2013) mendefinisikan M-Learning adalah jenis pembelajaran
yang menyampaikan konten pendidikan dan materi pendukung pembelajaran melalui perangkat komunikasi nirkabel. Sistem m-learning ini memanfaatkan mobilitas dari perangkat genggam / mobile, seperti
handphone dan PDA, untuk memberikan
suatu fungsi pembelajaran yang dapat dilakukan di mana pun dan kapan
pun. Mobile learning tidak dapat menggantikan kelas konvensional
tetapi dapat digunakan
sebagai pelengkap dalam proses pembelajaran di kelas dan universitas (Sarrab &
Elgamel, 2013). Mobile learning
merupakan pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi seluler sehingga peserta didik dapat belajar dimana
pun tanpa batasan waktu dan tempat (Lai & Hwang,
2014). Mobile learning dapat digunakan dalam segala jenis
pembelajaran yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Dalam kehidupan modern, muncul beberapa perangkat yang dapat mendukung mobile
learning di antaranya adalah
Laptop, Tablet PC, PDA dan smartphone (Lu’mu, 2017). Dari data penelitian yang dilakukan smarphone merupakan peragkat yang paling banyak digunakan dalam mobile learning
(Göksu & Atici, 2013) .
Beberapa kemampuan penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran mobile Learning adalah
adanya kemampuan untuk terkoneksi ke peralatan lain (terutama komputer), kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan komunikasi
bilateral antara pengajar
dan pembelajar (Passey &
Zozimo, 2016). Adanya kondisi nyata, kendala, pemikiran inovasi, dan berbagai terobosan nyata yang dikembangkan oleh praktisi pendidikan dan teknolog dalam bidang teknologi
informasi dan komukasi serta kemudahan-kemudahan dalam melakukan komunikasi dewasa ini melalui telepon
seluler (Hamdani, 2013) (Peters, 2007). Berikut adalah beberapa kondisi nyata yang berhubungan dengan perkembangan telepon seluler yang menjadi latar belakang
operasional kemunculan mobile learning, yaitu: (1). Perkembangan perangkat
mobile learning sangat cepat; (2) Lebih banyak daripada
PC; (3) Lebih
mudah dioperasikan daripada PC (4) Perangkat mobile
learning dapat dipakai sebagai media belajar. Pemikiran dalam mobile learning
ini didasari oleh alasan-alasan pokok, yaitu: (1) Dapat digunakan kapan pun dimanapun (dalam jaringan/luar jaringan)
; (2) Cakupan luas, dapat menggunakan jaringan seluler komersil; (3) Integritas dengan sistem yang lain (Chee, yahya,
Ibrahim, & Hasan, 2017) .
Kehadiran mobile
learning ini ditujukan sebagai pelengkap pembelajaran yang ada. Mobile
learning juga memberikan kesempatan
pada mahasiswa untuk mempelajari kembali materi yang kurang dikuasai dimanapun dan kapanpun (Pebriantika,
Paristiowati, & Mochtar, 2019). Hal ini tentu dapat
memberikan pengalaman yang berbeda dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengembangan (Research & Development). Penelitian pengebangan merupakan penelitian yang menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2019). Pengembangan juga diartikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan produk atau menyempurnakan produk tertentu. Penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang secara sengaja, sistematis bertujuan untuk mencari temukan, merumuskan,memperbaiki, mengembangkan,
menghasilkan, menguji keefektifan produk yang lebih unggul, baru,
efektif, efisien, produktif, dan bermakna (Putra, 2011). Desain model pengembangan yang digunakan menggunakan model Lee Owns (Analisys,
Design, Development, Implementation, dan Evaluation) (Lee & Owns, 2004), tampak seperti gambar berikut:
Gambar 1. Model Pengembangan Lee Owns.
Persentase dari tiap-tiap instrument (Sudijono, 2011) dengan rumus berikut :
Keteranga
p :
angka persentase
f :
frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N :
Number of Cases (jumlah
frekuensi).
Kemudian hasilnya
disesuaikan dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel. 1
Skala
Penilaian (Sudijono, 2011)
Interval
Persentase |
Nilai
ubahan skala empat |
Keterangan |
|
1 – 5 |
E – A |
||
81
– 100 |
5 |
A |
Sangat
Baik |
61
– 80 |
4 |
B |
Baik |
41 – 60 |
3 |
C |
Cukup |
21 – 40 |
2 |
D |
Kurang Baik |
<20 |
1 |
E |
Buruk |
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan tahapan pengembangan model Lee Owns,
maka penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
1. Tahap
Penilaian/Analisis
Tahapan ini dilakukan tahapan diantaranya :
a) Analisis kebutuhan;
Analisis kebutuahan dimulai dengan mengajukan beberapa
pertanyaan pada dosen pengampu mata kuliah. Dari hasil wawancara menunjukkan
bahwa dibutuhkan bahan ajar yang dapat memudahkan mahasiswa mengakses materi
pembelajaran sesuai dengan perkembangan di era teknologi, salah satunya adalah
bahan ajar berbasis mobile learning.
b) Analisis Awal dan Akhir
- Merumuskan
tujuan umum dan tujuan khusus.
- Merumuskan
tujuan dimulai dengan menyusun perangkat pembelajaran.
- Menetukan
analisis konsep.
- Menetukan
media dan peralatan.
2. Tahap
Design
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah memilih format dan melakukan desain awal bahan ajar berbasis mobile leraarning, seperti menyiapkan instrument penilaian, prototipe, stroryboard, dan sebaginya.
3. Tahap
Development
Tahap pengembangan dimulai dengan langkah : a) Memproduksi produk dalam bentuk aplikasi mobile yang dapat diakses oleh mahasiswa melalui link yang telah ditentukan; b) Proses penginputan materi; c) Finishing produk. Beberapa dari tampilan bahan ajar yang berisi materi perkuliahan pada mata Strategi Belajar dan Pembelajaran, tampak sebagai berikut:
Halaman
Login |
Halaman
Utama Utama |
|
|
|
|
Halaman Materi |
Halaman Tugas |
|
|
Gambar 2. Tampilan bahan ajar berbasis mobile
learning
4. Tahap
Implementation
Tahap implementasi adalah tahapan ujicoba produk bahan
ajar berbasis mobile learning yang terdiri dari: a) expert reviews (evaluasi
ahli); b) one-to-one (evaluasi satu-satu); c) small group
(evaluasi kelompok kecil); dan d) field test (evaluasi
lapangan). Penjabaran dari tahap evaluasi adalah sebagai berikut :
a) Uji ahli (expert reviews)
Bahan ajar berbasis mobile learning diujikan kepada 4
orang ahli yakni ahli materi/content, oleh Desi Daniati, M.Pd dengan hasil penilaian sangat baik.
Ahli Bahasa yaitu Feri Afriansyah, M.Pd. dengan kategori penilaian sangat
baik, ahli desain instruksional oleh Septian Mariza, M.Pd. dengan kategori
penilaian sangat baik, dan ahli media oleh Jumdapi Okta, S.T., M.Kom
dengan kategori sangat baik. Validasi ahli dilakukan untuk menguji
tingkat kevalidan bahan ajar berbasis mobile learning yang dikembangkan. Hasil
penilaian ahli tampak seperti pada tabel berikut:
Tabel. 2
Hasil penilaian Ahli/Expert
No |
Ahli/Expert |
Nilai |
Kategori |
1 |
Materi/content |
90% |
Sangat Baik |
2 |
Bahasa |
89% |
Sangat Baik |
3 |
Desain instruksional |
88% |
Sangat Baik |
4 |
Media |
90% |
Sangat Baik |
b) Uji satu – satu (one-to-one)
Tahap ini dilakukan untuk mengukur tingkat
praktikalitas dari bahan ajar berbasis mobile learning yang
dikembangkan. Pada saat pengujian dipilih 3 orang mahasiswa yang mempunyai
tingkat kemampuan yang berbeda (rendah, sedang, dan tinggi). Hasil penilaian didapatkan
hasil sebesar 92% dengan kategori sangat baik.
c) Uji kelompok kecil (small
group)
Sama halnya dengan uji one to one. Uji
kelompok kecil juga dilakukan untuk mengukur tingkat praktikalitas dari bahan
ajar berbasis mobile learning yang dikembangkan namun waktu
pelaksanaannya dilakukan setelahuji one to one. Ujicoba ini
dilakukan dengan memilih 10 orang mahasiswa yang berbeda kemampuan, dari uji
coba tersebut menunjukkan 10 mahasiswa menilai sebesar 92% dengan kategori sangat
baik.
d) Uji lapangan (field test)
Pada tahap uji lapangan dilakukan di kelas yang mengikuti
mata kuliah Strategi Belajar dan Pembelajaran. Uji lapangan ini merupakan tahap
akhir dari uji coba pada bahan ajar berbasis mobile learning untuk
mengetahui efektifitas dari bahan ajar berbasis mobile learning.
Dari uji coba tersebut menunjukkan perolehan nilai mahasiswa sebesar 90% dengan kategori sangat baik.
5. Tahap Evaluation
Pada tahap ini merupakan proses untuk melihat apakah bahan ajar berbasis mobile learning berhasil atau tidak dalam pelaksanaanya.
Dari hasil penelitian yang tealah dilakukan menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis
mobile lerning layak untuk diterapkan pada mata
kuliah Strategi belajar dan
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan beberapa
penellitian yang terkait dengan mobile learning yang menunjukkan bahwa mobile
learning efektif untuk diterapkan pada pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar pada mahasiswa (Pebriantika, Wibawa, & Paristiowati, 2021).
Kesimpulan
Produk yang dihasilkan yaitu Bahan ajar berbasis
mobile lerning yang berisi materi pembelajaran mata kuliah Strategi belajar dan pembelajaran. Dari implementasi
penerapan bahan ajar berbasis
mobile lerning pada mata kuliah Strategi belajar dan pembelajaran, menunjukkan nilai validasi produk dari para ahli dengan kategori sangat baik untuk diteruskan
pada tahapa uji coba. Hasil
uji coba yang dilakukan secara keseluruan menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis mobile
learning memiliki tingkat
kelayakan yang sangat baik
dan efektif untuk diterapkan pada mata kuliah Strategi belajar dan pembelajaran pada program studi Teknologi Pendidikan Universitas Baturaja.
Cabanban, Lynnette Christianne G. (2013). Development
of mobile learning using android platform. International Journal of
Information Technology & Computer Science, 9(1), 98–106.
Retrieved from http://ijitcs.com/volume 9_No_1/Christianne.pdf
Chee, Ken Nee, yahya, Noraffandy, Ibrahim,
Nor Hasniza, & Hasan, Mohamed Noor. (2017). Review of {Mobile} {Learning}
{Trends} 2010-2015: Journal of Educational Technology & Society, 20(2),
113–126. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/90002168
Darmawan, Deni. (2012). Pendidikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Darmawan, Deni. (2016). Mobile Learning
Sebuah Aplikasi Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Göksu, İdris, & Atici, Bünyamin.
(2013). Need for Mobile Learning: Technologies and Opportunities. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 103, 685–694. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.388
Hamdani, Dawood Salim Al. (2013). Mobile
Learning: A Good Practice. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 103,
665–674. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.386
Kim, Hyo Jung, Lee, Jin Myong, & Rha, Jong
Youn. (2017). Understanding the role of user resistance on mobile learning
usage among university students. Computers and Education, 113,
108–118. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2017.05.015
Lai, Chiu Lin, & Hwang, Gwo Jen.
(2014). Effects of mobile learning time on students’ conception of
collaboration, communication, complex problem-solving, meta-cognitive awareness
and creativity. International Journal of Mobile Learning and Organisation,
8(3), 276–291. https://doi.org/10.1504/IJMLO.2014.067029
Lee, William W;, & Owns, Diana L;
(2004). Multimedia-Based Instructional Design. San Francisco: Pfeiffel.
Lu’mu. (2017). Learning Media Of
Applications Design Based Android Mobile Smartphone. International Journal
of Applied Engineering Research, 12(17).
Makmun. (2007). Psikologi Kependidika.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Passey, Don, & Zozimo, Joana. (2016).
Developing mobile learning practices through teacher education Outcomes of the
MLEARN pilot. Emerald Insight, 13(1), 36–51.
https://doi.org/http:dx.doi.org/10.1108/ITSE-01-2016-0002
Pebriantika, Leni, Paristiowati, Maria,
& Mochtar, Hartati. (2019). Students ’ Perceptions of Mobile Technology in
Higher Education : Preparation to Design Mobile Learning Models. Universal
Journal of Educational Research, 7, 180–185.
https://doi.org/10.13189/ujer.2019.071621
Pebriantika, Leni, Wibawa, Basuki, &
Paristiowati, Maria. (2021). Adoption of Mobile Learning: The Influence and
Opportunities for Learning During the Covid-19 Pandemic. International
Journal of Interactive Mobile Technologies, 15(5), 222–230.
https://doi.org/10.3991/ijim.v15i05.21067
Peters, Kristine. (2007). M-Learning :
Positioning educators for a mobile connected future. International Review of
Research in Open and Distance Learning, 8(2), 15.
Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Putra, Nusa. (2011). Reseach &
Development Penelitian dan Pengembanga : Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sarrab, Mohamed, & Elgamel, Laila.
(2013). M Obile L Earning ( M-L Earning ) and. International Journal of
Distributed and Parallel System, 3(4), 31–39.
Sudijono, Anas. (2011). Evaluasi
Pedidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Copyright holder: Johan Eka Wijaya, Ade Vidianti, Leni
Pebriantika (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |