Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
11, November 2022
PENGENDALIAN
MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS HOT ROLLED
SHEET BASE (HRS-BASE) PADA PROYEK
REKONSTRUKSI JALAN PAKET 1 KOTA BANJARMASIN
Suwaji, Khairil Yanuar,
Rezky Anisari, Ria Adriyati, Abdul Hafizh Ihsani, Winda Hafisa
Politeknik Negeri Banjarmasin, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Pengendalian
mutu adalah merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan hasil pelaksanan
pekerjaan konstruksi jalan raya, dengan pengendalian mutu yang baik akan
diperoleh hasil pekerjaan yang memberikan kinerja yang baik dan dapat
memberikan pelayanan sesuai umur rencana. Metode pelaksanaan item
pekerjaan Hot Rolled Sheet Base (HRS-Base) berdasarkan Spesifikasi 2018
Divisi 6. Pekerjaan yang dilakukan yaitu meliputi pengujian di laboratorium
untuk mendapatkan nilai Stability, Density, Rongga terisi aspal (VFB),
Rongga dalam agregat (VMA), Rongga dalam campuran (VIM) , Marshall Quotient, Kelelehan dan Kadar aspal. Hasil
pengujian campuran di Laboratorium (Design
Mix Formula) dengan menggunakan metode marshall, diperoleh sata sebagai
berikut: Stability: 1312 kg dengan
nilai spesifikasi Min. 600 kg, Rongga terisi aspal: 74,30% dengan nilai
spesifikasi Min. 68%, Rongga dalam agregat 18,28% dengan spesifikasi 17%,
Rongga dalam campuran: 4,64% dengan spesifikasi 4,0-6,0%, Kepadatan: 2,232
𝑔𝑟/𝑐𝑚3,
Kelelehan: 3,39 mm dengan spesifikasi Min. 2,0-4,0, Marshall Quotient: 385,50 kn/mm dengan spesifikasi Min. 250.
Sedangkan dari hasil pengujian di Lapangan (Job
Mix Formula), Stability: 890 kg
dengan nilai spesifikasi Min. 600, Rongga terisi aspal: 69,2% dengan nilai
spesifikasi Min. 68, Rongga dalam agregat: 17,30% dengan nilai spesifikasi Min.
17, Rongga dalam campuran: 5,6% dengan nilai spesifikasi Min. 4 – Max. 6,
Kepadatan: 2,260 𝑔𝑟/𝑐𝑚3,
Kelelehan 3,30 mm dengan nilai spesifikasi Min. 3, Marshall Quotient: 278 kn/mm dengan nilai spesifikasi Min. 250.
Kata Kunci: pengendalian
mutu; hrs-base; metode marshall
Abstract
Quality
control is one of the key factors in the success of the results of the
implementation of highway construction work, with good quality control, work
results will be obtained that provide good performance and can provide services
according to the planned age. The method of implementing the Hot Rolled Sheet
Base (HRS-Base) work item based on the 2018 Division 6 Specifications. The work
carried out includes testing in the laboratory to obtain Stability, Density
values, Cavities filled with asphalt (VFB), Cavities in aggregate (VMA),
Internal cavities Mixture (VIM), Marshall Quotient, Melting and Asphalt
Content. The results of the mixed test at the Laboratory (Design Mix Formula)
using the Marshall method, obtained the following sata:
Stability: 1312 kg with a specification value of Min. 600 kg, Cavity filled
with asphalt: 74.30% with a specification value of Min. 68%, Cavities in
aggregate 18.28% with specifications 17%, Cavities in mixture: 4.64% with
specifications 4.0-6.0%, Density: 2.232 /𝑐𝑚3, Melt: 3.39 mm with
Min. 2.0-4.0, Marshall Quotient: 385.50 kn/mm with
Min. 250. Meanwhile, from the test results in the field (Job Mix Formula),
Stability: 890 kg with a specification value of Min. 600, Cavity filled with
asphalt: 69.2% with a specification value of Min. 68, Cavity in aggregate:
17.30% with Min specification value. 17, Cavity in mix: 5.6% with Min
specification value. 4 – Max. 6, Density: 2,260 /𝑐𝑚3, Melt 3.30 mm with
specification value Min. 3, Marshall Quotient: 278 kn/mm
with Min. 250.
Keywords:
quality control; hrs-base; Marshall's method
Pendahuluan
Pengendalian mutu adalah merupakan
salah satu faktor kunci keberhasilan hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi
jalan raya, dengan pengendalian mutu yang baik akan diperoleh hasil pekerjaan
yang memberikan kinerja yang baik dan dapatmemberikan pelayanan sesuai umur
rencana. Namun demikian pengendalian mutu tidak hanya berorientasi pada produk
akhir saja, tapi juga pada setiap tahapan proses pekerjaan yang akan lebih menjamin
tercapainya kualitas yang diinginkan dan menghilangkan resiko kerugian di akhir
produk.
Pemilihan lokasi pengambilan tugas
akhir adalah pada Proyek Rekonstruksi Jalan Paket 1 Banjarmasin Tahun 2021 pada
ruas Jl. Bumi Handayani. Alasan memilih lokasi ini karena lokasi tersebut
berfungsi sebagai sarana transportasi bagi warga sekitarnya yang juga dilewati
berbagai jenis kendaraan, sehingga memerlukan mutu yang baik agar jalan tidak
mudah rusak.
Untuk mengetahui semua ini maka
Pengendalian Mutu Campuran Aspal Panas HRS-Base
ini diangkat sebagai judul dalam tugas akhir ini.
Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi Jl. Bumi Handayani, Kota Banjamasin
Provinsi Kalimantan Selatan.
Gambar
1. Peta
Lokasi
2. Jenis Data
Jenis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder,
data primer didapat melalui pengamatan langsung di lapangan pada saat Praktik
Kerja Lapangan (PKL) pada semester 5 (lima) dan data sekunder didapat dari data
yang dimiliki oleh PT. Pandji Pratama Indonesia dan bahan pustaka lainnya yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Hasil dan Pembahasan
1. Design Mix Formula (DMF)
Design Mix
Formula (DMF) adalah suatu perencanaan campuran aspal untuk
menentukan komposisi campuran aspal untuk menentukan komposisi campuran serta
mengetahui keausan serta berat jenisnya dan menentukan kadar aspal optimum yang
ditentukan dengan menyesuaiakan spesifikasi yang ada. Untuk material aspal HRS-Base dinyatakan oleh Laboratorium Bahan
Konstruksi untuk rencana mutu pada proyek Rekonstruksi Jalan Paket 1 Kota
Banjarmasin Tahun 2021.
2. Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar dan Agregat Halus
Dibawah ini adalah tabel pengujian saringan agregat
kasar dan agregat halus berdasarkan data hasil pengujian di laboratorium.
Tabel 1
Analisa Saringan Batu Pecah ¾”
|
Berat Tertahan (Gr) |
Jumlah berat
tertahan (Gr) |
Kumulatif Persen
(%) |
|
Tertahan (%) |
Lewat (%) |
|||
76,2 (3") |
|
|
|
|
63,5 (2 1/2") |
|
|
|
|
50,8 (2") |
|
|
|
|
36,1 (1 1/2") |
|
|
|
|
25,4 (1") |
|
|
|
|
19,1 (3/4") |
|
|
|
100,00 |
12,7 (1/2") |
1268,0 |
1268,0 |
25,36 |
74,64 |
9,52 (3/8") |
1930,0 |
3198,0 |
63,96 |
36,04 |
No. 4 |
389,0 |
3587,0 |
71,74 |
28,26 |
No. 8 |
312,0 |
3899,0 |
77,98 |
22,02 |
No. 16 |
169,0 |
4068,0 |
81,36 |
18,64 |
No. 30 |
165,0 |
4233,0 |
84,66 |
15,34 |
No. 50 |
358,0 |
4592,0 |
91,82 |
8,18 |
No. 100 |
199,0 |
4790,0 |
95,80 |
4,20 |
No.200 |
205,0 |
4995,0 |
99,90 |
0,10 |
Pan |
5,0 |
5000,0 |
100,00 |
0,00 |
Jumlah |
4,97 |
|
Sumber: Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PU Prov.
Kalsel
Catatan: Persen
Komulatif
% Tertahan = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 × 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
% Lolos = 100 ×
Persen Komulatif Tertahan
Dibawah
ini adalah Tabel hasil Pengujian analisa Saringan Agregat Kasar dan Agregat
Halus berdasarkan data hasil pengujian di laboratorium.
Tabel 2
Analisa Saringan Batu Pecah ½”
Saringan |
Berat Tertahan (Gr) |
Jumlah berat
tertahan (Gr) |
Kumulatif Persen
(%) |
|
Tertahan (%) |
Lewat (%) |
|||
76,2 (3") |
|
|
|
|
63,5 (2 1/2") |
|
|
|
|
50,8 (2") |
|
|
|
|
36,1 (1 1/2") |
|
|
|
|
25,4 (1") |
|
|
|
|
19,1 (3/4") |
|
|
|
|
12,7 (1/2") |
|
|
|
100,00 |
9,52 (3/8") |
1489,0 |
1489,0 |
29,78 |
70,22 |
No. 4 |
1407,0 |
2896,0 |
57,92 |
42,08 |
No. 8 |
971,0 |
3867,0 |
77,34 |
22,66 |
No. 16 |
347,0 |
4214,0 |
84,28 |
15,72 |
No. 30 |
155,0 |
4369,0 |
87,38 |
12,62 |
No. 50 |
527,0 |
4896,0 |
97,92 |
2,08 |
No. 100 |
98,0 |
4994,0 |
99,88 |
0,12 |
No.200 |
3,0 |
4997,0 |
99,94 |
0,06 |
Pan |
3,0 |
5000,0 |
100,00 |
0,00 |
Jumlah |
4,35 |
|
Sumber: Laboratorium
Bahan Konstrruksi Dinas PU
Prov. Kalsel
Catatan:
Persen Komulatif
% Tertahan = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 × 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
% Lolos = 100 × Persen
Komulatif Tertahan
Dibawah ini adalah Tabel
Pengujian Analisa Saringan agregat Kasar dan Agregat Halus berdasarkan hasil
pengujian di laboratorium.
Tabel 3
Analisa
Saringan Pasir
Saringan |
Berat Tertahan (Gr) |
Jumlah berat
tertahan (Gr) |
Kumulatif Persen
(%) |
|
Tertahan (%) |
Lewat (%) |
|||
76,2 (3") |
|
|
|
|
63,5 (2 1/2") |
|
|
|
|
50,8 (2") |
|
|
|
|
36,1 (1 1/2") |
|
|
|
|
25,4 (1") |
|
|
|
|
19,1 (3/4") |
|
|
|
|
12,7 (1/2") |
|
|
|
|
9,52 (3/8") |
|
|
|
100,00 |
No. 4 |
69,5 |
69,5 |
6,95 |
93,05 |
No. 8 |
231,9 |
301,4 |
30,14 |
69,86 |
No. 16 |
29,8 |
331,2 |
33,12 |
66,88 |
No. 30 |
383,3 |
714,5 |
71,45 |
28,55 |
No. 50 |
178,9 |
893,4 |
89,34 |
10,66 |
No. 100 |
101,7 |
995,1 |
99,51 |
0,49 |
No.200 |
3,3 |
998,4 |
99,84 |
0,16 |
Pan |
1,6 |
1000,0 |
100,00 |
0,00 |
Jumlah |
2,31 |
|
Sumber: Laboratorium
Bahan Konstrruksi Dinas PU
Prov. Kalsel
Catatan:
Persen Komulatif
% Tertahan
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 × 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
% Lolos =
100 × Persen Komulatif Tertahan
Dibawah ini adalah tabel
Pengujian Saringan agregat Kasar dan Agregat Halus berdasarkan data hasil di
laboratorium.
Tabel 4
Abu
Batu
Saringan |
Berat Tertahan (Gr) |
Jumlah berat
tertahan (Gr) |
Kumulatif Persen
(%) |
|
Tertahan (%) |
Lewat (%) |
|||
76,2 (3") |
|
|
|
|
63,5 (2 1/2") |
|
|
|
|
50,8 (2") |
|
|
|
|
36,1 (1 1/2") |
|
|
|
|
25,4 (1") |
|
|
|
|
19,1 (3/4") |
|
|
|
|
12,7 (1/2") |
|
|
|
|
9,52 (3/8") |
|
|
|
100,00 |
No. 4 |
162,3 |
162,3 |
16,23 |
83,77 |
No. 8 |
163,1 |
325,4 |
32,54 |
67,46 |
No. 16 |
176,9 |
502,3 |
50,23 |
49,77 |
No. 30 |
121,1 |
623,4 |
62,34 |
37,66 |
No. 50 |
221,9 |
845,3 |
84,53 |
15,47 |
No. 100 |
134,2 |
979,5 |
97,95 |
2,05 |
No.200 |
18,4 |
997,9 |
99,79 |
0,21 |
Pan |
2,1 |
100,00 |
100,00 |
0,00 |
Jumlah |
2,46 |
|
Sumber: Laboratorium
Bahan Konstrruksi Dinas PU
Prov. Kalsel
Catatan:
Persen Komulatif
% Tertahan
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 × 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
%
Lolos = 100 × Persen Komulatif Tertahan
Gambar 1
Grafik Gradasi Agregat Kasar (Batu Pecah ¾”)
Gambar
2
Grafik Gradasi
Agregat Kasar (Batu Pecah ½”)
Gambar
3
Grafik Gradasi
Agregat Halus (Pasir)
Gambar
4
Grafik Gradasi
Agregat Halus (Abu Batu)
3.
Komposisi Campuran
Gradasi agregat gabungan dengan komposisi 10% untuk
batu pecah ukuran ¾”, 38,0% untuk batu pecah ½”, 16,0% untuk pasir dan 36,0% untuk
abu batu yang artinya sudah memenuhi syarat dan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 5
Gradasi Agregat Gabungan Komposisi Campuran Aspal HRS-Base
PERSEN
KOMPOSISI GABUNGAN |
UKURAN
SARINGAN |
||||||
Inci |
3/4" |
1/2" |
3/8" |
# 8 |
# 30 |
# 200 |
|
mm |
19 |
12,5 |
9,5 |
2,36 |
0,6 |
0,075 |
|
Batu Pecah 1/2"
10,0% |
9,80 |
7,31 |
3,53 |
2,16 |
1,50 |
0,00 |
|
Batu Pecah 3/4" 38,0% |
37,24 |
37,24 |
26,15 |
8,44 |
4,70 |
0,02 |
|
Pasir 16,0% |
15,68 |
15,68 |
15,68 |
10,95 |
4,48 |
0,03 |
|
Abu Batu
36,0% |
35,28 |
35,28 |
35,28 |
23,80 |
13,29 |
0,08 |
|
Persen Total Agregat 100,0% |
98,00 |
95,51 |
80,64 |
45,35 |
23,97 |
0,12 |
|
Filler Semen 2,0% |
2,00 |
2,00 |
2,00 |
2,00 |
2,00 |
0,00 |
|
Total Agregat Gabungan |
100,00 |
97,51 |
82,64 |
47,35 |
25,97 |
0,12 |
|
Kurva Fuller |
100,00 |
82,83 |
39,12 |
39,12 |
21,12 |
8,29 |
|
Spesifikasi (semi senjang) |
100,00 |
90-100 |
65-90 |
35-55 |
15-35 |
2 - 9 |
Sumber: Laboratorium Bahan Konstrruksi Dinas PU Prov. Kalsel
Gambar
5
Grafik Gradasi
Gabungan HRS-Base
Keterangan gambar:
Garis spec batas atas
Garis gradasi
gabungan HRS-Base
Garis spec batas bawah
Dari grafik di atas
terlihat gradasi agregat gabungan HRS-Base berada ditengah- tengah batas atas
dan bawah dimana sudah sesuai dengan
Spesifikasi Bina Marga 2018.
4. Pengujian Keausan Agregat Kasar dengan Mesin Los Angeles
Hasil dari pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles
Tabel 6
Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los
Angeles
Gradasi Pemeriksaan |
GRADING (A) Jumlah Putaran = 500 Putaran |
||
Ukuran Saringan |
I |
II |
|
Lolos |
Tertahan |
Berat (a) |
Berat (b) |
76,2 (3") |
63,5 (2 1/2") |
|
|
63,5 (2 1/2") |
50,8 (2") |
|
|
50,8 (2") |
36,1 (1 1/2") |
|
|
36,1 (1 1/2") |
25,4 (1") |
1250,0 |
1250,0 |
25,4 (1") |
19,1 (3/4") |
1250,0 |
1250,0 |
19,1 (3/4") |
12,7 (1/2") |
1250,0 |
1250,0 |
12,7 (1/2") |
9,52 (3/8") |
1250,0 |
1250,0 |
9,52 (3/8") |
6,35 (1/4") |
|
|
6,35 (1/4") |
4,75 (No.4) |
|
|
4,75 (No.4) |
2,36 (No.8) |
|
|
|
|
|
|
Jumlah Berat |
5000,0 |
5000,0 |
|
Berat
tertahan saringan No.12 sesudah percobaan |
3324,00 |
3321,00 |
Original Weight of Sample (gram) |
Final Weight Sample (gram) |
Persen of Wear (gram) |
5000 |
3324 |
33,52 |
5000 |
3321 |
33,58 |
Rata-rata |
33,55 |
Sumber: Laboratorium
Bahan Konstrruksi Dinas PU
Prov. Kalsel
Tabel 7
Hasil Keausan Agregat
Berat benda uji |
5000 gr (A) |
Berat benda uji tertahan saringan No. 12 |
3324,0 |
Berat benda uji lolos
saringan No. 12 |
1676,0 (C) |
Keausan = C/A × 100% |
33,52% |
Sumber: Laboratorium
Bahan Konstrruksi Dinas PU
Prov. KalseL
5. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus
Dilakukan pengujian adalah untuk menentukan berat
jenis (bulk), berat jenis kering
permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu (apparent)
dan penyerapan dari agregat.
Tabel 8
Hasil Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
Kasar Lolos Saringan ¾”
No |
Pegujian |
Notasi |
I |
II |
Satuan |
1 |
Berat benda uji kering oven |
Bk |
4931,0 |
4932,0 |
gram |
2 |
Berat
benda uji kering permukaan Jenuh |
Bj |
5000,0 |
5000,0 |
gram |
3 |
Berat benda uji didalam air |
Ba |
3109,0 |
3107,0 |
gram |
No |
Perhitungan |
Notasi |
I |
II |
Rata
- Rata |
1 |
Berat Jenis (Bulk) |
𝐵𝑘
𝐵𝑗−𝐵𝑎 |
2,608 |
2,605 |
2,607 |
2 |
Berat Jenis Semu (SSD) |
𝐵𝑗
𝐵𝑗−𝐵𝑎 |
2,644 |
2,641 |
2,643 |
3 |
Berat Jenis Semu (Apparent) |
𝐵𝑘
𝐵𝑘−𝐵𝑎 |
2,706 |
2,702 |
2,704 |
4 |
Penyerapan (Absorption) |
𝐵𝑗−𝐵𝑘 ×100% 𝐵𝑘 |
1,399 |
1,379 |
1,389 |
Sumber: Laboratorium Bahan Konstrruksi Dinas PU Prov. Kalsel
Tabel 9
Hasil Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
Kasar Lolos Saringan ½”
No |
Pengujian |
Notasi |
I |
II |
Satuan |
1 |
Berat benda uji kering oven |
Bk |
4928,0 |
4927,0 |
gram |
2 |
Berat
benda uji kering permukaan Jenuh |
Bj |
5000,0 |
5000,0 |
gram |
3 |
Berat benda uji didalam air |
Ba |
3098,0 |
3096,0 |
gram |
No |
Perhitungan |
Notasi |
I |
II |
Rata
- Rata |
1 |
Berat Jenis (Bulk) |
𝐵𝑘
𝐵𝑗−𝐵𝑎 |
2,591 |
2,588 |
2,589 |
2 |
Berat Jenis Semu (SSD) |
𝐵𝑗
𝐵𝑗−𝐵𝑎 |
2,629 |
2,626 |
2,627 |
3 |
Berat Jenis Semu (Apparent) |
𝐵𝑘
𝐵𝑘−𝐵𝑎 |
2,693 |
2,691 |
2,692 |
4 |
Penyerapan (Absorption) |
𝐵𝑗−𝐵𝑘 ×100% 𝐵𝑘 |
1,461 |
1,482 |
1,471 |
Sumber: Laboratorium Bahan Konstrruksi
Dinas PU Prov. Kalsel
Tabel 10
Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Pasir
No |
Pengujian |
Notasi |
I |
II |
Satuan |
1 |
Berat
benda kering permukaan Jenuh
(SSD) |
Bj |
500,0 |
500,0 |
gram |
2 |
Berat benda uji kering oven |
Bk |
493,5 |
493,4 |
gram |
3 |
Berat piknometer diisi air (25°C) |
Ba |
657,3 |
657,3 |
gram |
4 |
Berat pik + Benda
uji (SSD) +
air (25°C) |
Bt |
961,1 |
959,2 |
gram |
No |
Perhitungan |
Notasi |
I |
II |
Rata
- Rata |
1 |
Berat Jenis (Bulk) |
𝐵𝑘
𝐵𝑎+𝐵𝑗+𝐵𝑡 |
2,515 |
2,491 |
2,503 |
2 |
Berat Jenis Semu (SSD) |
𝐵𝑗
𝐵𝑎+𝐵𝑗+𝐵𝑡 |
2,548 |
2,524 |
2,536 |
3 |
Berat Jenis Semu (Apparent) |
𝐵𝑘
𝐵𝑎+𝐵𝑘+𝐵𝑡 |
2,601 |
2,577 |
2,589 |
4 |
Penyerapan (Absorption) |
𝐵𝑗−𝐵𝑘 ×100% 𝐵𝑘 |
1,317 |
1,338 |
1,327 |
Sumber: Laboratorium Bahan Konstrruksi
Dinas PU Prov. Kalsel
Tabel 11
Hasil Uji Berat Jenis dan
Penyerapan Agregat Halus Abu Batu
No |
Pengujian |
Notasi |
I |
II |
Satuan |
1 |
Berat
benda kering permukaan Jenuh
(SSD) |
Bj |
500,0 |
500,0 |
gram |
2 |
Berat benda uji kering oven |
Bk |
492,8 |
492,7 |
gram |
3 |
Berat piknometer diisi air (25°C) |
Ba |
657,3 |
657,3 |
gram |
4 |
Berat pik + Benda
uji (SSD) +
air (25°C) |
Bt |
961,2 |
961,8 |
gram |
No |
Perhitungan |
Notasi |
I |
II |
Rata
- Rata |
1 |
Berat Jenis (Bulk) |
𝐵𝑘
𝐵𝑎+𝐵𝑗+𝐵𝑡 |
2,513 |
2,520 |
2,517 |
2 |
Berat Jenis Semu (SSD) |
𝐵𝑗
𝐵𝑎+𝐵𝑗+𝐵𝑡 |
2,550 |
2,558 |
2,554 |
3 |
Berat Jenis Semu (Apparent) |
𝐵𝑘
𝐵𝑎+𝐵𝑘+𝐵𝑡 |
2,609 |
2,618 |
2,613 |
4 |
Penyerapan (Absorption) |
𝐵𝑗−𝐵𝑘 ×100% 𝐵𝑘 |
1,461 |
1,482 |
1,471 |
Sumber: Laboratorium Bahan Konstrruksi
Dinas PU Prov. Kalsel
Tabel 12
Kombinasi Berat Jenis Agregat Campuran HRS-Base
No |
Bahan |
Komposisi % |
Berat Jenis |
Penyerapan % |
|
Bulk |
App |
||||
1 |
Batu Pecah 3/4" |
10 |
2,607 |
2,704 |
1,389 |
2 |
Batu Pecah 1/2" |
38 |
2,589 |
2,692 |
1,471 |
3 |
Pasir |
16 |
2,503 |
2,589 |
1,327 |
4 |
Abu Batu |
36 |
2,517 |
2,613 |
1,471 |
6 |
Berat jenis kering (Bulk) |
- |
2,550 |
- |
- |
7 |
Berat jenis kering (APP) |
- |
- |
2,648 |
- |
8 |
Penyerapan |
- |
- |
- |
1,438 |
Sumber: Laboratorium Bahan Konstrruksi
Dinas PU Prov. Kalsel
Kesimpulan
Kesimpulan
yang di dapat pada Tugas Akhir ini, yaitu:
1. Setelah
dilakukan pengujian sampel dengan Metode Marshall
diperoleh Kadar Aspal Optimum yaitu 6,28% dengan nilai spesifikasi Min. 5,5.
2. Dari hasil
campuran di laboratorium (Design Mix
Formula) dan dari hasil pengujian campuran aspal di lapangan (Job Mix Campuran) dengan menggunakan
Marshall di peroleh data sebagai berikut:
a) Hasil dari
Laboratorium (Design Mix Formula)
Stabilitas: 1312 kg dengan nilai spesifikasi Min.
600, Rongga terisi aspal: 74,30% dengan nilai spesifikasi Min. 68%, Rongga
dalam agregat:18,28% dengan spesifikasi Min. 17%, Rongga dalam campuran: 4,64%
dengan spesifikasi 4,0 – 6,0%, Kepadatan: 2,232 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 dengan
spesifikasi Min. 2, Kelelehan: 3,39 mm dengan spesifiksi Min. 2,0
– 4,0, Marshall Quotient: 385,50
kn/mm dengan spesifikasi Min. 250.
b) Hasil dari
Lapangan (Job Mix Formula)
Stabilitas: 890 kg dengan nilai spesifikasi Min.
600, Rongga terisi aspal: 69,2% dengan nilai spesifikasi Min. 68, Rongga dalam
agregat: 17,30% dengan nilai spesifikasi Min. 17, Rongga dalam campuran: 5,6%
dengan nilai spesifikasi Min. 4 – Max. 6, Kepadatan: 2,260 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 dengan
spesifikasi Min. 2, Kelelehan: 3,30 mm dengan nilai spesifikasi
Min. 3, Marshall Quotient: 278 kn/ mm
dengan nilai spesifikasi Min. 250.
Annisa, Liana. (2020). Pengendalian Mutu
Campuran Aspal Laston Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC) Pada Proyek
Peningkatan Jalan Paket 4 Tahun 2020. Politeknik Negeri Banjarmasin. Google
Scholar
Hafiza Safarin, Muhammad. (2018). Pengendalian
Mutu Campuran Aspal Panas Hot Rolled Sheet Base (HRS-Base) Pada Proyek
Peningkatan Jalan Kota Rantau-Muara Muning Kabupaten Tapin. Politeknik
Negeri Banjarmasin. Google
Scholar
HRS-Base, Data Design Mix Formula. (2021). Laboratorium
Bahan Konstruksi Dinas PU Prov. Banjarmasin. Google
Scholar
Indonesia, PT. Pandji Pratama. (2021). Data
Job Mix Formula HRS-Base. Banjarmasin.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Direktorat Jendral Bina Marga. (2018). Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2
untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan. Google
Scholar
Sipil.com, Kita. (2017). Mengenal Perbedaan
Lapis Resap Pengika dan Lapis Perekat. Retrieved from kitasipil.com website:
https://www.kitasipil.com/2017/mengenal-perbedaan-lapis-resap.html. Google
Scholar
Copyright holder: Suwaji, Khairil Yanuar, Rezky Anisari, Ria Adriyati, Abdul Hafizh Ihsani, Winda Hafisa (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |