Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 11, November 2022

 

EVALUASI KINERJA DAERAH IRIGASI JEJERUK KABUPATEN MAGETAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PUPR NO 12/PRT/M/2015�

 

Erni Mulyandari1, Suryo Handoyo2, Hanggar Ganara Mawandha3, Lalu Marhayani Kesuma4

1,2Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, Indonesia

3Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

4PSPPI Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4.

 

Abstrak

Bendung Jejeruk berada pada koordinat 7�39'41" LS dan 111�28'37,56" BT, tepatnya terletak di desa Candirejo, Magetan, Magetan, Jawa Timur. Bendung tersebut memiliki fungsi untuk melayani daerah irigasi lintas kabupaten (Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun) seluas 5.064 ha. Pada saat ini, Bendung Jejeruk masih kurang optimal dalam mengalirkan air untuk irigasi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa masalah yang ada di saluran irigasi seperti hilang atau rusaknya beberapa bangunan pengatur atau bangunan pelengkap, rusaknya lining saluran sehingga air tidak bisa secara optimal sampai ke saluran tersier atau kuarter, dan banyaknya sampah yang menumpuk di beberapa titik saluran. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelusuran jaringan irigasi dan untuk selanjutnya dilakukan evaluasi kinerja di DI Jejeruk berdasarkan Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015. Hasil penelusuran jaringan irigasi diperoleh bahwa saluran pembawa utama DI Jejeruk rata-rata berbentuk trapesium dengan material konstruksi pasangan batu. Adapun jumlah saluran yang dimiliki DI Jejeruk yaitu dua saluran primer dan 10 saluran sekunder sedangkan untuk jumlah aset bangunan secara keseluruhan yaitu 55 bangunan pengatur dan 307 bangunan pelengkap. Pada analisis penilaian kinerja DI Jejeruk diperoleh nilai total sebesar 61.33% yang berarti kinerja DI Jejeruk masuk ke dalam kategori kurang dan perlu perhatian.

 

Kata Kunci: di jejeruk; evaluasi; kinerja; permen PUPR NO. 12/PRT/M/2015

 

Abstract

Jejeruk Dam is located at coordinates 7�39'41" South Latitude and 111�28'37.56" East Longitude, precisely located in Candirejo village, Magetan, Magetan, East Java. The dam has the function to serve irrigation areas across districts (Magetan Regency and Madiun Regency) covering an area of ​​5,064 ha. At this time, Jejeruk Weir is still not optimal in draining water for irrigation. This can be seen from several problems that exist in irrigation canals such as the loss or damage of several regulatory structures or complementary buildings, damage to channel linings so that water cannot optimally reach tertiary or quarter channels, and the amount of garbage that accumulates at several points of the channel. Based on these problems, it is necessary to search for irrigation networks and to further evaluate the performance in the Jejeruk Irrigation Area based on the Minister of Public Works and Public Housing No. 12/PRT/M/2015. The results of the irrigation network search show that the main carrier channel in Jejeruk is on average a trapezoidal shape with masonry construction materials. The number of channels owned by the Jejeruk Irrigation Area is two primary channels and ten secondary channels, while the total building assets are 55 regulatory buildings and 307 complementary buildings. In the analysis of the performance assessment of the Jejeruk Irrigation Area, a total value of 61.33% was obtained, which means that the performance of the Jejeruk Irrigation Area falls into the category of less and needs attention.

 

Keywords: jejeruk irrigation area; evaluation; performance; PERMEN PUPR NO. 12/PRT/M/2015

 

Pendahuluan

Bendung merupakan salah satu bangunan air yang memiliki fungsi utama untuk menaikkan muka air. Bendung sendiri umumnya dioperasikan sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di lahan pertanian. Seiring berjalannya waktu, kegiatan operasi bendung harus sejalan dengan kegiatan pemeliharaan bendung. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan evaluasi kinerja di daerah irigasi agar tindak lanjut yang dilakukan oleh dinas terkait dapat tepat sasaran dan sesuai dengan skala prioritas daerah irigasi mana yang harus didahulukan.

 

Gambar 1

Bendung Jejeruk

Sumber: Dokumentasi Pribadi

 

Bendung Jejeruk berada pada koordinat 7�39'41" LS dan 111�28'37,56" BT, tepatnya terletak di desa Candirejo, Magetan, Magetan, Jawa Timur. Bendung Jejeruk merupakan salah satu bendung yang sumber airnya berasal dari Sungai Gandong. Bendung ini dibangun pada tahun 1901 tepatnya pada masa jaman kolonial Belanda. Bendung tersebut memiliki fungsi untuk melayani daerah irigasi lintas kabupaten (Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun) seluas 5.064 ha. Struktur Bendung Jejeruk dibangun dengan material tubuh bendung berupa beton bertulang dan dilengkapi dengan 3 pintu intake ke saluran dan 1 pintu penguras. Bendung Jejeruk memiliki tipe mercu bulat yang dilengkapi dengan kolam olak, kantong lumpur, dan bangunan pengendali banjir/tanggul banjir.

Pada saat ini, Bendung Jejeruk masih kurang optimal dalam mengalirkan air untuk irigasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hilang atau rusaknya beberapa bangunan pengatur atau bangunan pelengkap (Gambar 2a), rusaknya lining saluran sehingga air tidak bisa secara optimal sampai ke saluran tersier atau kuarter (Gambar 2b), dan banyaknya sampah yang menumpuk di beberapa titik saluran (Gambar 2c).

Gambar 2

Permasalahan Jaringan Irigasi Jejeruk

Sumber: Dokumentasi Pribadi

 

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelusuran jaringan irigasi dan untuk selanjutnya dilakukan evaluasi kinerja di DI Jejeruk berdasarkan Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015� terhadap enam hal. Enam hal yang dimaksud adalah prasarana fisik, produktivitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi, dan perkumpulan petani pemakai air (P3A) agar nantinya diketahui bagaimana kinerja secara keseluruhan dari daerah irigasi tersebut.

Penelitian mengenai penilaian kinerja daerah irigasi telah banyak dilakukan di beberapa daerah irigasi diantaranya penilaian indeks kinerja Daerah Irigasi Uwau Pangoan. Metode yang digunakan berdasarkan pada Permen PUPR No.12/PRT/M/2015. Penelitian tersebut bertujuan untuk memperoleh nilai indeks kinerja serta angka kebutuhan nyata operasi pemeliharaan. Penilaian indeks kinerja dalam penelitian tersebut hanya dilakukan pada sistem jaringan irigasi utama. Hasil penelitian menunjukan bahwa indeks kinerja sistem jaringan irigasi utama daerah irigasi Uwai Pangoan Kabupaten Kampar Provinsi Riau adalah 65,8% atau kinerja kurang (Fauzi, M., Sandhiyavitri, A., Sutikno, S., 2017).

Penelitian mengenai penilaian kinerja sarana dan prasarana di DI Desa Muara Jalai Kabupaten Kampar. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengevaluasi kinerja operasi dan pemeiharaan pada sistem irigasi Muara Jalai berdasarkan Permen PUPR No.12/PRT/M/2015. Metode penelitian tersebut mengambil data dari data primer dan sekunder. Hasil penelitian meunjukan bahwa total indeks kinerja sistem irigasi pada Muara Jalai adalah 63,65%, hasi ini tergolong dalam kategori buruk dan perlu perhatian (Astri, Fauzi, & Rinaldi, 2018).

Evaluasi kinerja DI Cikeunsik dilakukan dengan menggunakan petunjuk pelaksanaan gabungan penilaian kinerja sistem irigasi utama dan tersier kementrian PUPR 2017. Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai Kinerja Sistem Irigasi (NKSI) sebesar 64,86% termasuk kategori kinerja irigasi masih kurang (Ananda, Rachman, & Tarigan, 2019).

Penelitian mengenai penilaian kinerja sistem irigasi utama DI Bantimurung Kabupaten Maros dilakukan pada tahun 2019. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mencari besarnya indeks kinerja sistem irigasi utama Bantimurung Kabupaten Maros yang berguna dalam penyusunan program tidak lanjut seperti perbaikan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan irigasi. Metode penelitian dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan dengan melakukan penelusuran jaringan irigasi DI Bantimurung, wawancara, dan analisis data sekunder. Hasil yang diperoleh menunjukan kinerja sistem irigasi utama daerah irigasi Bantimurung ialah sebesar 55,41% atau masuk kedalam kriteria kurang dan perlu perhatian (Fachrie, Samsuar, & Achmad, 2019).

Penilaian indeks kinerja sarana dan prasarana juga telah dilakukan di Daerah Irigasi (DI) Seberang Gunung. Metode yang digunakan berdasarkan 6 parameter penilaian pada Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015. Hasil penelitian diperoleh kinerja sarana dan prasarana jaringan irigasi Seberang Gunung sebesar 65% sehingga termasuk dalam kategori yang kurang dan perlu diperhatikan (Yahdita & Fauzi, 2020).

Berdasarkan literatur dan jurnal-jurnal yang telah diuraikan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa untuk Daerah Irigasi Jejeruk belum pernah digunakan untuk penelitian terkait evaluasi kinerja daerah irigasi sehingga penelitian ini merupakan penelitian pertama dan diharapkan hasilnya dapat dipakai instansi terkait dalam menentukan komponen apa yang harus diperbaiki terlebih dahulu.

 

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 7 tahapan yaitu:

1.    Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan merupakan proses persiapan dalam mengumpukan data di lokasi penelitian dengan mengunjungi lokasi penelitian terlebih dahulu, serta membuat sekaligus menyerahkan surat perizinan pada instansi terkait guna pengambilan data dalam penelitian ini.

2.    Pengumpulan Data

Data yang dimaksud dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder.� Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan obyek secara langsung untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari saluran irigasi di Daerah Irigasi Jejeruk, data yang diambil diantaranya data fisik saluran irigasi serta wawancara terkait kinerja sistem irigasi dan produktivitas tanam. Data sekunder ialah data yang didapatkan secara tidak langsung atau merupakan data yang bersumber dari instansi terkait. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain adalah skema jaringan irigasi, skema bangunan, data daftar sarpas pendukung, data daftar petugas OP dan data daftar organisasi P3A/GP3A.

3.    Penelusuran Jaringan Irigasi

Penelusuran jaringan irigasi dilakukan untuk menentukan nilai kondisi dan fungsi prasarana fisik maupun non fisik di DI Jejeruk secara riil dan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

4.    Analisis Data

Analisis data yang dimaksud yaitu melakukan analisis data yang didapatkan ketika penelusuran jaringan irigasi. Data yang dianalisis berpedoman pada Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

Adapun komponen dan bobot dari enam parameter kinerja sistem irigasi sesuai dengan Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi dapat dilihat seperti pada Tabel 1.

 

Tabel 1

Komponen Dan Bobot Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi

No

Komponen

Bobot (%)

1

Prasarana Fisik

45

2

Produktivitas Tanam

15

3

Sarana Penunjang OP

10

4

Organisasi Personalia

15

5

Dokumentasi

5

6

Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/IP3A)

10

Total

100

����������������� Sumber: Buku Utama Juklak Paksi

 

Langkah selanjutnya yaitu menentukan indikator penilaian kinerja yang akan digunakan untuk enam parameter kinerja sistem irigasi. Penilaian tersebut harus sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Besarnya nilai indikator tersebut akan diambil dari nilai tengah pada masing-masing penilaian kondisi seperti pada Tabel 2.

 

Tabel 2

Penentuan Nilai Kondisi

No

Komponen

Rentang Nilai Kondisi

(%)

Nilai� Tengah Kondisi

(%)

1

Baik Sekali

90 � 100

95

2

Baik

80 � < 90

85

3

Sedang

60 � < 80

70

4

Jelek

0 � < 60

30

���������� Sumber: Buku Utama Juklak Paksi

 

5.    Penilaian Kinerja Sistem Irigasi

Tahap penilaian kinerja sistem irigasi yaitu penilaian yang diolah sesuai dengan format dari Permen PUPR No.12/PRT/M/2015 yang kemudian akan diterjemahkan dalam Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI). Perhitungan dalam tabel tersebut pada akhirnya akan memunculkan nilai total dari semua prasarana fisik maupun non fisik yang telah dinilai. Nilai total tersebut akan menunjukan kondisi dan fungsi sistem irigasi secara keseluruhan.

Hasil penilaian kinerja yang telah dihitung berdasarkan kondisi riil di lapangan dan telah direpresentasikan terhadap nilai kondisi yang sesuai akan menghasilkan Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) sesuai dengan Tabel 3.

 

Tabel 3

Indeks Kinerja Sistem Irigasi

No

Rentang Nilai Kinerja

(%)

Kategori

1

80 � 100

Kinerja Sangat Baik

2

70 � < 80

Kinerja Baik

3

55 � <70

Kinerja Kurang dan Perlu Perhatian

4

< 55

Kinerja Jelek dan Perlu Perhatian

������������������� Sumber: Buku Utama Juklak Paksi

 

6.    Pembahasan Hasil Penilaian Kinerja Sistem Irigasi

Pembahasan hasil penilaian kinerja sistem irigasi yang dimaksud adalah langkah apa yang akan dilakukan setelah adanya hasil penilaian kinerja sisitem irigasi sesuai dengan nilai pembobotan. Melihat dari hasil penilaian tersebut maka akan ditentukan bagaimana cara meningkatkan kinerja sistem irigasi di setiap aspeknya.

7.    Kesimpulan

Pada tahap ini ditarik suatu kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

Hasil dan Pembahasan

1.    Inventarisasi Aset Di Jejeruk

DI Jejeruk memiliki saluran pembawa utama sepanjang 66,02 km, terdiri dari 2 saluran primer sepanjang 4,52 km dan 10 saluran sekunder sepanjang 61,50 km. Hasil inventori menunjukkan bahwa saluran pembawa utama yang ada di daerah irigasi ini rata-rata berbentuk trapesium dengan material konstruksi pasangan batu.

Bangunan pengatur dan bangunan pelengkap yang terdapat di saluran primer dan sekunder D.I Jejeruk adalah bangunan yang dibangun untuk mendukung saluran mengalirkan air ke saluran yang lain yang diatur oleh bangunan pengatur, atau bangunan yang dapat langsung dimanfaatkan ke pengguna air. Hasil inventarisasi dari kegiatan survei mencatat bangunan pengatur dan pelengkap yang ada di D.I Jejeruk meliputi 7 bangunan bagi, 14 bagi sadap, 34 sadap, 132 terjunan, 5 got miring, 17 talang, 25 gorong-gorong, 1 gorong silang, 6 pelimpah samping, 108 jembatan, 8 tangga/tempat cuci, dan 5 tempat mandi hewan.

Bangunan pengatur yang ada di D.I Jejeruk berjumlah 55 bangunan, terdiri dari 7 bangunan bagi, 14 bangunan bagi sadap, dan 34 bangunan sadap. Hasil inventarisasi dan penilaian kondisi menunjukkan hanya 4% dari jumlah keseluruhan bangunan yang berada dalam kondisi baik. Bangunan-bangunan dalam kondisi rusak ringan sebesar 67%, kondisi rusak sedang sebanyak 14%, dan 15% sisanya dalam kondisi rusak berat. Nilai kondisi yang rusak sedang hingga rusak berat disebabkan karena kondisi pintu air yang sudah tidak berfungsi akibat sedimentasi pada saluran sehingga saluran tidak dapat berfungsi dengan baik, juga kondisi tubuh bangunan, baik sayap maupun hilir, dan kondisi stabilitas tanggul yang buruk. Adapun salah satu contoh kondisi bangunan pengatur (bangunan sadap) di DI Jejeruk dapat dilihat seperti pada Gambar 3.

 

Gambar 3

Kondisi Bangunan Sadap di Saluran Sekunder Kalitengah

Sumber: Dokumentasi Pribadi

 

Hasil inventarisasi juga mencatat bahwa D.I Jejeruk memiliki 307 bangunan pelengkap. Hasil penilaian kondisi diperoleh sebesar 76% dari total keseluruhan bangunan pelengkap di daerah irigasi ini dalam keadaan baik, 20% mengalami rusak ringan, 1% mengalami rusak sedang, dan sisanya yaitu 3% mengalami rusak berat. Kerusakan yang terjadi pada bangunan-bangunan pelengkap di daerah irigasi ini meliputi kondisi tubuh bangunan, baik sayap dan tanggul, yang sudah buruk dan juga sedimentasi yang tinggi. Adapun salah satu contoh kondisi bangunan pelengkap (bangunan terjunan) di DI Jejeruk dapat dilihat seperti pada Gambar 4.

 

 

Gambar 4

Kondisi Bangunan Terjunan di Saluran Sekunder Wengkal

Sumber: Dokumentasi Pribadi

 

2.    Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja yang dimaksud adalah hasil dari penilai kinerja 6 parameter yang ada pada Permen PUPR No12/PRT/M/2015 yaitu diantaranya prasarana fisik, produktivitas tanam, sarana penunjang OP, organisasi personalia, dokumentasi, dan kondisi kelembagaan P3A. Adapun hasil penilai kinerja tersebut akan dibahas secara rinci di setiap parameternya.

3.    Prasarana Fisik

Penilaian prasarana fisik menggunakan acuan terhadap Petunjuk Teknis (Juknis) Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) Bangunan Utama dan Petunjuk Teknis (Juknis) Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) Jaringan Utama Fisik. Penilaian prasarana fisik terdiri dari 6 komponen yaitu Bangunan Utama, Saluran Pembawa, Bangunan pada Saluran Pembawa, Saluran Pembuang dan Bangunannya, Jalan Inspeksi, serta Kantor, Perumahan, dan Gudang. Adapun rekapitulasi penilaian kinerja prasarana fisik DI Jejeruk� dapat dilihat pada Tabel 4.

 

Tabel 4

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Prasarana Fisik DI Jejeruk

No

Prasarana Fisik

Nilai� Bobot (%)

Permen PUPR
No12/PRT/M/2015

Hasil Penilaian Kinerja

1.

Bangunan Utama

13

10.15

2.

Saluran Pembawa

10

6.10

3.

Bangunan Pada Saluran Pembawa

9

5.34

4.

Saluran Pembuang dan Bangunannya

4

0.00

5.

Jalan masuk / Inspeksi

4

2.88

6.

Kantor, Perumahan dan Gudang

5

1.50

Total

45

25.97

� Sumber: Analisis Data

Pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa prasarana fisik memiliki bobot yang paling besar yaitu sebesar 45%. Hasil penilaian kinerja prasarana fisik secara keseluruhan hanya 25,97% dari 45% yang berarti kinerjanya hanya 57,72% sehingga masuk ke dalam kategori kurang dan perlu perhatian. Adapun langkah perbaikan salah satunya dengan memperbaiki saluran pembuang atau kantor yang telah ada.

4.    Produktivitas Tanam

Penilaian produktivitas tanam dipengaruhi oleh besarnya pemenuhan kebutuhan air irigasi (faktor k), realisasi luas tanam selama tiga masa tanam, dan besarnya produktivitas padi. Penilaian produktivitas tanam menggunakan tabel kriteria dan bobot penilaian kinerja sistem irigasi jaringan utama non-fisik nomor II.1 sampai II.3 yang terdapat pada Petunjuk Teknis (Juknis) Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) Jaringan Utama Non-Fisik. Penilaian produktivitas tanam dilakukan pada daerah irigasi terkait secara menyeluruh. Adapun rekapitulasi penilaian kinerja produktivitas tanam DI Jejeruk dapat dilihat pada Tabel 5.

 

Tabel 5

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Produktivitas Tanam Di Jejeruk

No

Produktivitas Tanam

Nilai� Bobot (%)

Permen PU
No12/PRT/M/2015

Hasil Penilaian Kinerja

1.

Pemenuhan Kebutuhan Air

9

8.10

2.

Realisasi Luas Tanam

4

1.33

3.

Produktivitas Padi

2

2.00

Total

15

11.43

�Sumber: Analisis Data

 

Pada Tabel 5, dapat diketahui bahwa hasil penilaian produktivitas tanam secara keseluruhan adalah 11,43% dari 15% yang berarti kinerjanya sebesar 76,20% sehingga masuk ke dalam kategori baik. Peningkatan kinerja produktivitas tanam dapat dilakukan dengan memperbaiki realisasi luas tanam.

5.    Sarana Penunjang

Parameter yang dianalisis untuk sarana penunjang meliputi peralatan operasi dan pemeliharaan (OP), transportasi, alat-alat kantor, dan alat komunikasi. Adapun rekapitulasi penilaian kinerja produktivitas tanam DI Jejeruk� dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Sarana

Penunjang OP Di Jejeruk

No

Sarana Penunjang OP

Nilai� Bobot (%)

Permen PU
No12/PRT/M/2015

Hasil Penilaian Kinerja

1.

Peralatan OP

4

3.02

2.

Transportasi

2

0.00

3.

Alat-Alat Kantor Pelaksana OP

2

0.17

4.

Alat Komunikasi

2

0.00

Total

10

3.19

�Sumber: Analisis Data

Pada Tabel 6, dapat diketahui bahwa hasil penilaian sarana penunjang secara keseluruhan hanya 3,19% dari 10% yang berarti kinerjanya sebesar 31.90% sehingga masuk ke dalam kategori jelek dan perlu perhatian. Adapun peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan menambah alat transportasi dan komunikasi di DI Jejeruk.

6.    Organisasi Personalia

Parameter yang dianalisis untuk organisasi personalia meliputi organisasi O&P telah disusun dengan batasan-batasan tanggung jawab dan tugas yang jelas dan petugas O&P yang ada sudah terlatih; dan personalia. Adapun rekapitulasi penilaian kinerja organisasi personalia DI Jejeruk� dapat dilihat pada Tabel 7.

 

Tabel 7

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Organisasi

Personalia DI Jejeruk

No

Organisasi Personalia

Nilai� Bobot (%)

Permen PU
No12/PRT/M/2015

Hasil Penilaian Kinerja

1.

Organisasi OP

5

4.40

2.

Personalia

10

7.80

Total

15

12.20

�Sumber: Analisis Data

Pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa hasil penilaian kinerja organisasi personalia secara keseluruhan adalah 12,20% dari 15% yang berarti kinerjanya sebesar 81.33% sehingga masuk ke dalam kategori sangat baik.

7.    Dokumentasi

Parameter yang dianalisis untuk dokumentasi meliputi 2 hal yaitu buku data DI dan peta-peta dan gambar-gambar terkait. Adapun rekapitulasi penilaian kinerja dokumentasi DI Jejeruk� dapat dilihat pada Tabel 8.

 

Tabel 8

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Dokumentasi DI Jejeruk

No

Prasarana Fisik

Nilai� Bobot (%)

Permen PU
No12/PRT/M/2015

Hasil Penilaian Kinerja

1.

Buku Data DI

2

0.80

2.

Peta dan Gambar-Gambar

3

1.39

Total

5

2.19

�Sumber: Analisis Data

Pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa hasil penilaian kinerja dokumentasi secara keseluruhan adalah 2,19% dari 5% yang berarti kinerjanya hanya sebesar 43.8% sehingga masuk ke dalam kategori jelek dan perlu perhatian. Adapun peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan menambah buku terkait data DI (buku alokasi air, data bendung, dan data bangunan pelengkap) atau menambah peta pemeliharaan serta gambar purna laksana.

8.    Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/IP3A)

Parameter yang digunakan untuk melakukan analisis penilaian kinerja perkumpulan petani pemakai air ada 7 yaitu GP3A/IP3A sudah berbadan hukum, kondisi kelembagaan GP3A/IP3A, rapat Ulu-ulu/GP3A/IP3A dengan Ranting/Pengamat/UPTD, GP3A/IP3A aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan, partisipasi GP3A/IP3A dalam jaringan dan penanganan bencana alam, iuran P3A digunakan untuk perbaikan jaringan, dan partisipasi P3A dalam perencanaan Tata Tanam dan Pengalokasian Air. Adapun rekapitulasi penilaian kinerja perkumpulan petani pemakai air DI Jejeruk� dapat dilihat pada Tabel 9.

 

Tabel 9

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Perkumpulan

Petani Pemakai Air DI Jejeruk

No

Perkumpulan Petani Pemakai Air

Nilai� Bobot (%)

Permen PU
No12/PRT/M/2015

Hasil Penilaian Kinerja

1.

GP3A / IP3A sudah berbadan Hukum

1.50

1.50

2.

Kondisi Kelembagaan GP3A / IP3A

0.50

0.30

3.

Rapat Ulu-ulu/GP3A/IP3A dengan Ranting/Pengamat/UPTD

2.00

0.80

4.

Aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan

1.00

0.60

5.

Partisipasi GP3A/IP3A dalam jaringan dan penanganan bencana alam

2.00

1.20

6.

Iuran GP3A / IP3A digunakan untuk perbaikan jaringan

2.00

1.20

7.

Partisipasi P3A / GP3A / IP3A dalam perencanaan Tata Tanam

1.00

0.75

Total

10

6.35

�Sumber: Analisis Data

Pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa hasil penilaian kinerja perkumpulan petani pemakai air secara keseluruhan adalah 6,35% dari 10% yang berarti kinerjanya hanya sebesar 63.5% sehingga masuk ke dalam kategori kurang dan perlu perhatian. Adapun peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan merutinkan rapat ulu-ulu dari yang semula ada dan tidak teratur bisa menjadi 1 bulan atau � bulan sekali.

9.    Rekapitulasi Penilaian Kinerja

Berdasarkan penilaian kinerja 6 komponen yang telah dibahas, dapat dilihat besarnya nilai pembobotan secara keseluruhan seperti pada Tabel 10.

 

 

 

 

 

Tabel 10

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Di Jejeruk

No

Komponen

Nilai Bobot (%)

Permen PU
No12/PRT/M/2015

Hasil Penilaian Kinerja

1

Prasarana Fisik

45

25.97

2

Produktivitas Tanam

15

11.43

3

Sarana Penunjang OP

10

3.19

4

Organisasi Personalia

15

12.20

5

Dokumentasi

5

2.19

6

Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/IP3A)

10

6.35

Total

100

61.33

Sumber: Analisis Data

Berdasarkan hasil rekapitulasi pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa hasil penilaian kinerja DI Jejeruk adalah 61.33% dari 100% yang berarti kinerjanya masuk ke dalam kategori kurang dan perlu perhatian. Adapun peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan meningkatkan prasarana fisik, sarana penunjang OP, dokumentasi, atau dari sisi P3A di DI Jejeruk.

 

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Hasil penelusuran jaringan irigasi diperoleh bahwa saluran pembawa utama di Jejeruk rata-rata berbentuk trapesium dengan material konstruksi pasangan batu. Adapun jumlah saluran yang dimiliki DI Jejeruk yaitu dua saluran primer (Primer Jejeruk dan Primer Dukuh) dan 10 saluran sekunder (Sekunder Srambah, Sekunder Mojopuro, Sekunder Srambah Utara, Sekunder Kalitengah, Sekunder Dukuh Utara, Sekunder Dukuh Selatan, Sekunder Tambran, Sekunder Bangle, Sekunder Wengkal, dan Sekunder Tanjung Sepreh). Jumlah aset bangunan secara keseluruhan yaitu 55 bangunan pengatur dan 307 bangunan pelengkap. 2) Hasil penilaian kinerja DI Jejeruk adalah 61.33% dari 100% yang berarti kinerjanya masuk ke dalam kategori kurang dan perlu perhatian. Adapun peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan meningkatkan prasarana fisik, sarana penunjang OP, dokumentasi, atau dari sisi P3A di di Jejeruk.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ananda, Kiki Rishki, Rachman, Latief Mahir, & Tarigan, Suria Darma. (2019). Evaluasi Kinerja Daerah Irigasi Cikeusik Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Gabungan Penilaian Kinerja Irigasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tahun 2017. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 21(1), 1�6. Google Scholar

 

Astri, Yulasni, Fauzi, Manyuk, & Rinaldi, Rinaldi. (2018). Penilaian Kinerja Sarana Dan Prasarana Daerah Irigasi (DI) Desa Muara Jalai Kabupaten Kampar. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik Dan Sains, 5, 1�9. Google Scholar

 

Fachrie, Sitti Masyita, Samsuar, Samsuar, & Achmad, Mahmud. (2019). Penilaian kinerja sistem irigasi utama daerah irigasi bantimurung kabupaten maros. Jurnal Agritechno, 66�77. Google Scholar

 

Fauzi, M., Sandhiyavitri, A., Sutikno, S., Suharyanto. (2017). Penilaian Indeks Kinerja Daerah Irigasi Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 12 Tahun 2015 (pp. 127�135). pp. 127�135. Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember: Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur � I. Google Scholar

 

PUPR, Kementrian. (2013). Kriteria Perencanaan Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi KP-01. Jakarta: Kementrian PUPR. Google Scholar

 

PUPR, Kementrian. (2015). Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Jakarta: Kementrian PUPR. Google Scholar

 

PUPR, Kementrian. (2019a). Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI). Jakarta: Kementrian PUPR. Google Scholar

 

PUPR, Kementrian. (2019b). Petunjuk Teknis (JUKNIS) Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) Bangunan Utama. Jakarta: Kementrian PUPR. Google Scholar

 

PUPR, Kementrian. (2019c). Petunjuk Teknis (JUKNIS) Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) Jaringan Utama Fisik. Jakarta: Kementrian PUPR. Google Scholar

 

PUPR, Kementrian. (2019d). Petunjuk Teknis (JUKNIS) Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) Jaringan Utama Non Fisik. Jakarta: Kementrian PUPR. Google Scholar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Yahdita, Kiky, & Fauzi, Manyuk. (2020). Penilaian Indeks Kinerja Sarana dan Prasarana Daerah Irigasi Seberang Gunung. JURNAL TEKNIK, 14(1), 35�44. Google Scholar

 

Copyright holder:

Erni Mulyandari, Suryo Handoyo, Hanggar Ganara Mawandha, Lalu Marhayani Kesuma (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: