Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No.
10, Oktober 2022
ANALISA
PEMANFAATAN SOLAR CELL PANEL SEBAGAI SUMBER
ENERGI LISTRIK PADA LAMPU NEON DC UNTUK
PENERANGAN DALAM DAN LUAR RUANGAN
Sariman*, Nazzilni Mardhiyati
Jurusan Teknik
Elektro, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Lampu Neon LED DC
merupakan salah satu jenis lampu yang memiliki banyak keunggulan untuk
digunakan sebagai penerangan khususnya untuk ruangan. Pemanfaatan solar cell panel untuk penerangan di dalam dan luar ruangan
bertujuan untuk merencanakan instalasi penerangan di rumah tinggal dan
melakukan pengujian solar cell panel.
Perhitungan instalasi penerangan yang dilakukan untuk ruangan-ruangan dengan
jumlah total titik lampu dibutuhkan adalah 15 armatur
berupa lampu Neon DC 9 Watt dengan lumenansi lampu
1000 lumen dan lampu Neon DC 12 Watt dengan lumenansi
2000 lumen. Total kapasitas beban 200 Watt, 2 unit panel surya 100 Wp dan aki kapasitas 200 Ah. Pengujian solar cell panel dilakukan tujuh hari dari pukul 08.00 hingga
17.00 didapatkan rata-rata tegangan panel surya adalah 16,05 volt arus
rata-rata panel surya 2,03 amper dan daya rata-rata
32,75 watt. Tegangan rata-rata baterai yang dihubungkan dengan solar charge controller adalah
12,63 volt untuk lampu menyala selama 10 jam.
Kata Kunci:
PLTS,
Panel Surya, Instalasi, Penerangan, Lampu LED DC
Abstract
DC Neon Lights is one of
the light that has excess to be used
as lighting especially for room. The utilization
of solar cell panel for lighting indoor
and outdoor purpose to determine
lighting installation in home and do
testing the solar cell
panel. The calculation of this installation for room is
total 15 armature with neon
DC 9 watt luminance 1000 lux
and neon DC 12 watt luminance
2000 lumen. The total load capacity
of installation is 200 Watt by using electrical source is 2 units
solar panel 100 Wp and
solar battery 200 Ah. The testing of
solar cell panel is done for seven
days from 08.00 A.m to 17.00 P.m. It is obtain
the average voltage of solar panel 16,05 volts, the average
current of solar panel is 2.03 amperes, and the average
power is 32,75 watts. The battery charging connected to solar charge controller with average voltage 12,63 volts can supply
the light for 10 hours.
Keywords: PV Plant System (PLTS), Solar Panel, Installation,
Lighting, LED DC Lights
Pendahuluan
Energi listrik merupakan energi yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat di penjuru dunia sebagai kebutuhan sehari-hari di
berbagai aktivitas. Seiring dengan perkembangan zaman, listrik menjadi tonggak utama
dalam kebutuhan masyarakat seperti industri, penerangan, transportasi, sarana
dan prasarana umum, rumah tangga, dan lainnya.
Pembangkit
listrik di Indonesia pada umumnya masih banyak yang menggunakan bahan bakar
utamanya berasal dari fosil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari
seluruh jumlah kapasitas daya pembangkit listrik di Indonesia adalah 66.608 MW.
Tempat pertama diduduki Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan
bahan bakar batu bara memiliki kapasitas daya 34.184 MW. Tempat kedua diduduki
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) menggunakan bahan bakar gas sebanyak
11.525 MW. Pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sebesar 5.639 MW.
Posisi selanjutnya Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) dengan bahan bakar solar sebagai bahan bakar utamanya berjumlah 4.878
MW. [1]
Indonesia sebagai negara
iklim tropis yang dilewati garis khatulistiwa memiliki energi matahari yang
dapat diperoleh melimpah. Indonesia
merupakan negara dengan serapan tenaga matahari terbesar di ASEAN, karena matahari
selalu bersinar setiap hari sepanjang tahunnya. [2] Energi
matahari merupakan jenis energi ter barukan yang mengubah tenaga surya (radiasi
matahari) menjadi energi listrik melalui suatu proses konversi. Pemanfaatan
tenaga surya sebagai sumber energi listrik alternatif diperlukan untuk
menggantikan penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi listrik yang
penyediaan nya semakin menipis.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah jenis
pembangkit mengubah sinar matahari atau energi radiasi matahari yang diserap
melalui panel surya (photovoltaic) untuk mengkonversikan radiasi sinar
foton matahari menjadi energi listrik dalam bentuk listrik searah (DC) menggunakan modul surya. Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) di Indonesia umumnya berbasis teknologi photovoltaic yang
mana dengan menggunakan sel surya, cahaya matahari diubah menjadi energi
listrik melalui suatu proses photovoltaic. Pemanfaatan sumber energi
listrik dengan solar cell panel juga dapat dimanfaatkan sebagai energi
simpanan atau pun sebagai sumber energi utama yang dapat digunakan untuk menggantikan
sumber energi listrik PLN.
Penerangan sangat penting bagi
kehidupan sehari-hari untuk melakukan pekerjaan dan aktivitas. Sistem
penerangan harus memenuhi standar yang ditentukan untuk dalam dan luar ruangan.
Sistem penerangan yang baik dapat mencegah mata menjadi lelah, silau dan dapat
mengurangi risiko kecelakaan.
Lampu LED DC merupakan jenis lampu
berfungsi sebagai penerangan yang di suplai dengan tegangan DC atau searah.
Lampu LED DC memiliki keunggulan antara lain penggunaan daya lebih rendah,
intensitas cahaya lebih terang, usia pakai tahan lama dan memiliki harga yang
ter jangkau.[3]
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif analitis, mengambil data-data ukuran ruangan baik dalam maupun luar
ruangan rumah tinggal. Sedangkan pengambilan data pengujian solar cell
dengan beban lampu Neon DC dilaksanakan
di ruang terbuka.
1. Perhitungan Kebutuhan Penerangan
Perhitungan instalasi
penerangan ini diperlukan dalam perancangan instalasi penerangan pada ruangan
yang akan diberikan pencahayaan. Berikut merupakan persamaan-persamaan yang
digunakan dalam menentukan kebutuhan pencahayaan ruang.
a. Perhitungan
indeks ruangan atau indeks bentuk.
Indeks ruangan merupakan perbandingan antara
ukuran-ukuran ruangan berbentuk bujur sangkar. Dinyatakan dengan:
Di
mana :
k
: Indeks ruangan
p
: panjang ruangan (meter)
l
: lebar ruangan (meter)
heff
: tinggi sumber penerangan dari bidang kerja (meter)
b. Perhitungan
Flux cahaya (ɸg) menjangkau bidang kerja.
Flux
cahaya mempunyai satuan lumen. Flux cahaya ɸg merupakan sejumlah
cahaya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya untuk menjangkau bidang kerja.
Dimana:
E : Intensitas penerangan atau
kuat penerangan (Lux)
A : Luas bidang kerja (m2)
c. Perhitungan Flux cahaya (ɸo)
dari sumber cahaya untuk seluruh ruangan.
Flux cahaya merupakan sejumlah cahaya yang dipancarkan
oleh suatu sumber cahaya untuk dalam ruangan
Di
mana :
d. Perhitungan jumlah Armatur atau titik lampu
Menentukan jumlah titik lampu (n) dinyatakan dengan
persamaan:
Di mana :
ɸ
: Flux cahaya armatur/lampu (lumen)
d
: Faktor depresiasi
Hasil Dan Pembahasan
Perhitungan dari
Intensitas dan jumlah lampu ruangan
Pencahayaan yang
akan dihitung adalah beberapa ruangan di dalam dan luar ruangan rumah
tinggal. Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui jumlah titik lampu
yang akan digunakan, mengetahui kapasitas panel surya yang dibutuhkan, mengetahui kapasitas baterai, dan nilai arus solar
charge controller yang
dibutuhkan.
Perhitungan
Intensitas penerangan
Pada penelitian ini, beberapa ruangan di rumah tinggal
akan dihitung jumlah armature (titik lampu) yang digunakan. Perhitungan
kebutuhan lumen untuk penerangan diperlukan untuk menentukan berapa jumlah
titik lampu yang digunakan pada setiap ruangan. Berikut beberapa ruangan yang
akan dihitung pada penelitian ini:
Tabel
1 Data Ruangan Rumah Tinggal Dan Intensitas Lampu Yang Digunakan
Panjang (cm) |
Lebar (cm) |
Tinggi (cm) |
Intensitas
Lampu 9 Watt (Lux) |
Intensitas
Lampu 12 Watt (Lux) |
|
Kamar Mandi |
170 |
140 |
270 |
1000 |
2000 |
Ruang Tamu |
300 |
300 |
270 |
1000 |
2000 |
Ruang Baca |
300 |
200 |
270 |
1000 |
2000 |
Teras |
300 |
200 |
270 |
1000 |
2000 |
Ruang Tidur |
300 |
300 |
270 |
1000 |
2000 |
Ruang Dapur |
300 |
200 |
270 |
1000 |
2000 |
Garasi |
600 |
300 |
250 |
1000 |
2000 |
Ruang Makan |
300 |
200 |
250 |
1000 |
2000 |
a. Perhitungan
Penerangan Toilet/Kamar Mandi
Kamar
mandi berukuran 11,7 x 1,4 x 2,7 m
Dan
terdapat bidang kerja setinggi 40 cm
Untuk
menghitung jumlah titik lampu, perlu dihitung indeks bentuk atau indeks ruangan
dengan persamaan :
dengan keterangan :
p : panjang ruangan (m)
l : lebar ruangan (m)
h : tinggi sumber cahaya di atas bidang
kerja (m)
Faktor refleksi ditentukan berdasarkan
warna dinding dan langit-langit, namun khusus faktor refleksi pada bidang
pengukuran (rm) ditetapkan 0,1.
Untuk nilai k 0,33 tidak ada pada tabel
efisiensi, yang ada di tabel paling rendah adalah 0,5. Maka untuk k=0,5 dilihat
pada tabel efisiensi adalah 0,23.
Standar penerangan
kamar mandi berdasarkan tabel adalah 250 Lux.
Maka
jumlah titik lampu yang digunakan dapat dihitung dengan persamaan berikut, yang
menggunakan lampu LED DC dengan ɸ = 2000 lumen.
Sehingga
kamar mandi dibutuhkan jumlah lampu sebanyak 1 titik lampu Neon DC 12 Watt.
b. Perhitungan
Penerangan Ruang Tamu
Ruang
Tamu berukuran 3 x 3 x 2,7 m
Dan
terdapat meja tamu sebagai bidang kerja setinggi 40 cm.
Untuk nilai k 0,65 tidak ada pada tabel
efisiensi, yang ada di tabel adalah 0,6 dan 0,8.
Maka efisiensi untuk k 0,65 dihitung
dengan menggunakan persamaan interpolasi sehingga didapatkan efisiensi 0,3. Standar
penerangan untuk Ruang tamu berdasarkan tabel adalah 150 Lux.
Maka jumlah titik lampu yang digunakan
dapat dihitung dengan persamaan berikut, yang menggunakan lampu LED DC dengan ɸ
= 2000 lumen
Sehingga
Ruang Tamu dibutuhkan jumlah lampu sebanyak 2 titik lampu Neon DC 12 Watt.
c. Perhitungan
Penerangan Ruang Baca
Ruang Baca
berukuran 3 x 2 x 2,7 m
Dan
terdapat meja belajar sebagai bidang kerja setinggi 70 cm
Faktor refleksi ditentukan berdasarkan
warna dinding dan langit-langit, namun khusus faktor refleksi pada bidang pengukuran
(rm) ditetapkan 0,1.
Untuk nilai k 0,6 pada tabel efisiensi
0,36
Standar
penerangan untuk Ruang baca berdasarkan tabel adalah 300 Lux
Maka jumlah titik lampu yang digunakan dapat
dihitung dengan persamaan berikut, yang menggunakan lampu LED DC dengan ɸ = 2000
lumen
Sehingga
Ruang Tamu dibutuhkan jumlah lampu sebanyak 3 titik lampu Neon DC 12 Watt.
d.
Perhitungan Penerangan Ruang Teras
Teras
berukuran 3 x 2 x 2,7 m
Dan
terdapat titik pengukuran sebagai objek setinggi 180 cm
Untuk nilai k 1,33 tidak ada pada tabel
efisiensi, yang ada di tabel adalah 1,2 dan 1,5.
Maka efisiensi untuk k 1,33 dihitung
dengan menggunakan persamaan interpolasi sehingga didapatkan efisiensi 0,497
Standar penerangan
untuk Teras berdasarkan tabel adalah 60 Lux
Maka jumlah titik lampu yang digunakan
dapat dihitung dengan persamaan berikut, yang menggunakan lampu LED DC dengan ɸ
= 1000 lumen
Sehingga
Ruang Tamu dibutuhkan jumlah lampu sebanyak 1 titik lampu Neon DC 9 Watt.
e. Perhitungan
Penerangan Ruang Tidur
Ruang
Tamu berukuran 3 x 3 x 2,7
Dan
terdapat meja sebagai bidang kerja setinggi 40 cm
Untuk nilai k 0,65 tidak ada pada tabel
efisiensi, yang ada di tabel adalah 0,6 dan 0,8. Maka efisiensi untuk k 0,65
dihitung dengan menggunakan persamaan interpolasi sehingga didapatkan efisiensi
0,3. Standar penerangan untuk Ruang tidur berdasarkan tabel adalah 250 Lux
Maka jumlah titik lampu yang digunakan
dapat dihitung dengan persamaan berikut, yang menggunakan lampu LED DC dengan ɸ
= 2000 lumen
Sehingga
Ruang Tidur dibutuhkan jumlah lampu sebanyak 4 titik lampu Neon DC 12 Watt.
f. Perhitungan
Penerangan Ruang Dapur
Ruang
Dapur berukuran 3 x 2 x 2,7 m
Dan
terdapat bidang kerja setinggi 70 cm
Untuk nilai k 0,6 pada tabel efisiensi
0,36. Standar penerangan untuk Dapur berdasarkan tabel adalah 250 Lux.
Maka jumlah titik lampu yang digunakan
dapat dihitung dengan persamaan berikut, yang menggunakan lampu LED DC dengan ɸ
= 2000 lumen
Sehingga
Ruang Tamu dibutuhkan jumlah lampu sebanyak 1 titik lampu Neon DC 12 Watt.
g. Perhitungan
Penerangan Garasi
Ruang Baca
berukuran 6 x 3 x 2,5 m
Untuk nilai k 0,8 pada tabel efisiensi
0,36
Standar
penerangan untuk Garasi berdasarkan tabel adalah 60 Lux
Maka jumlah titik lampu yang digunakan
dapat dihitung dengan persamaan berikut, yang menggunakan lampu LED DC dengan ɸ
= 1000 lumen
Sehingga
Garasi dibutuhkan jumlah lampu sebanyak 1 titik lampu Neon DC 9 Watt.
h. Perhitungan
Penerangan Ruang Makan
Ruang Baca
berukuran 3 x 2 x 2,5 m
Dan terdapat meja
sebagai bidang kerja setinggi 70 cm
Untuk nilai k 0,9 tidak ada pada tabel
efisiensi, yang ada di tabel adalah 0,8 dan 0,1. Maka efisiensi untuk k 0,9
dihitung dengan menggunakan persamaan interpolasi sehingga didapatkan efisiensi
0,395. Standar penerangan untuk Ruang makan berdasarkan tabel adalah 250 Lux
Maka jumlah titik lampu yang digunakan dapat
dihitung dengan persamaan berikut, yang menggunakan lampu LED DC dengan ɸ = 2000
lumen
Sehingga
Ruang Makan dibutuhkan jumlah lampu sebanyak 2 titik lampu Neon DC 12 Watt.
Tabel 2. Jumlah Total
Lampu Ruangan Dan Instensitas Penerangan Ruangan
Bagian
Ruangan |
Jumlah lampu (n) |
Intensitas Lampu (lux) |
Kamar
Mandi |
1 |
2000 |
Ruang Tamu |
2 |
2000 |
Ruang Baca |
3 |
2000 |
Teras |
1 |
1000 |
Ruang Tidur |
4 |
2000 |
Ruang Dapur |
1 |
2000 |
Garasi |
1 |
1000 |
Ruang
Makan |
2 |
2000 |
Jumlah |
15 |
- |
Perhitungan
Kapasitas Daya Total
Untuk menghitung kapasitas panel surya yang
dibutuhkan, maka perlu diketahui berapa total beban dari instalasi penerangan
yang telah dihitung. Jumlah titik lampu yang digunakan pada instalasi ini
adalah total 15 buah titik lampu. Lampu yang digunakan adalah lampu neon DC 9
Watt dan 12 Watt dengan tegangan 12 Volt yang akan menyala selama 10 jam. Lampu
Neon 9 Watt berjumlah dua dan lampu Neon 12 Watt 15 buah.
Maka total beban
dari instalasi ini adalah:
Perhitungan
Kapasitas Panel Surya
Untuk mendapatkan daya
sesuai dengan beban, maka dibutuhkan solar cell panel dengan nilai
kapasitas daya yang mampu memenuhi kebutuhan beban per hari. Umumnya insolasi
matahari per hari efektif selama 5 jam. Sehingga untuk mengetahui berapa
kapasitas daya panel surya yang digunakan dihitung secara matematis sebagai
berikut:
Maka
panel surya yang digunakan berspesifikasi 200 Wp.
Perhitungan
Kapasitas Aki/Baterai
Kapasitas baterai digunakan untuk menyimpan energi
listrik agar lampu dapat menyala dengan baik selama waktu 10 jam. Kapasitas
baterai dihitung dengan:
Maka kapasitas baterai yang dibutuhkan dalam
instalasi ini adalah 200 Ah.
Pengujian
Solar Cell Panel
Pengujian solar cell panel dilakukan selama
tujuh hari menggunakan panel surya tipe polycrystalline kapasitas 100 Wp
yang terhubung dengan baterai 20 Ah. Pengukuran dilakukan setiap satu jam dari
jam 08.00 hingga 17.00. Besaran yang diukur adalah tegangan panel surya, arus
panel surya, daya panel surya dan tegangan baterai/aki.
Gambar 2. Pengukuran
besaran-besaran pada pengujian solar cell panel
Data diperoleh merupakan hasil rata-rata perhitungan
tegangan panel, arus panel, serta tegangan baterai yang diperoleh selama tujuh
hari. Nilai rata-rata daya panel surya tertinggi diperoleh sebesar 37,45 Watt
dan daya panel surya rata-rata terendah didapatkan 22,44 Watt. Untuk daya panel
surya tertinggi didapatkan 52,14 pada pukul 12.00 ketika intensitas cahaya
matahari tinggi sedangkan daya terendah didapat 12,7 pada pukul 17.00 ketika
cuaca berawan dan intensitas matahari rendah.
Tabel 3. Hasil pengujian solar cell panel
selama tujuh hari
menggunakan panel
surya polycrsytalline
Tegangan
Panel (Volt) |
Arus
Panel (Amper) |
Daya
Panel |
Tegangan
Baterai (Volt) |
||
Pertama |
17,12 |
2,22 |
37,45 |
13,04 |
|
Kedua |
15,89 |
2,15 |
34,26 |
12,76 |
|
Ketiga |
14,7 |
1,54 |
22,44 |
12,31 |
|
Keempat |
16,52 |
2,14 |
35,29 |
12,35 |
|
Kelima |
15,77 |
2,03 |
32,36 |
12,9 |
|
Keenam |
16,11 |
2,03 |
33,91 |
12,85 |
|
Ketujuh |
16,21 |
2,1 |
33,55 |
12,21 |
|
Max |
17,12 |
2,22 |
37,45 |
13,04 |
|
Min |
14,7 |
1,54 |
22,44 |
12,21 |
|
Rata-Rata |
16,05 |
2,03 |
32,75 |
12,63 |
Kesimpulan
Lampu LED DC yang digunakan pada instalasi ini adalah 15
titik lampu dengan menggunakan lampu Neon DC 9 waat lumenansi 1000 lumen
dan lampu Neon DC 12 waat lumenansi 2000 lumen. Titik lampu yang
dihitung ini berdasarkan ketentuan teknik penerangan untuk ruangan yang sesuai.
Dari hasil pengujian solar cell panel yang dilakukan, rata-rata
besaran-besaran pada panel surya yang terukur selama tujuh hari didapat:
Tegangan rata-rata panel surya adalah 16,05 Volt, Arus rata-rata panel surya
adalah 2,03 Amper, dan Daya rata-rata
panel surya adalah 32,75 Watt. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai tegangan
rata-rata baterai yang terukur selama tujuh hari adalah 12,63 Volt untuk lampu
dapat menyala selama 10 jam.
BIBLIOGRAFI
[1] Badan Pusat Statistik, “Badan Pusat
Statistik.” 2017, [Online]. Available:
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/960.
[2] M. S. Boedoyo, “Potensi Dan Peranan Plts
Sebagai Energi Alternatif Masa Depan Di Indonesia,” J. Sains dan Teknol.
Indones., vol. 14, no. 2, pp. 146–152, 2012, doi: 10.29122/jsti.v14i2.919.
[3] J. H. Saputro and T. Sukmadi,
“Analisa Penggunaan Lampu Led Pada Penerangan Dalam
Rumah Metode.”
[4] H. S. Imron Ridzki, “Analisis Instalasi
Penerangan Dengan Pemakaian Panel Surya Untuk Beban Lampu LED DC,” vol. 15, no.
01, pp. 32–46, 2017.
[5] M. D. RIZKY, “Analisa Penggunaan MPPT
Solar Charge Controller pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk Menyuplai
Energi Listrik Pada Lampu LED DC.” 2021.
[6] R. Sianipar, “Dasar Perencanaan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya,” vol. 11, no. 2, pp. 61–78, 2014.
[7] J. Mangapul,
“PengaturanTeganganPembangkitListrikTenagaSurya(PLTS) 1000 WATT,” J. Kaji.
Tek. Elektro, vol. 1, no. 1, pp. 79–95, 2016.
[8] ABB solutions for photovoltaic
applications Group, “Technical Application Papers No.10. Photovoltaic plants,” Tech.
Appl. Pap., vol. 10, no. 10, p. 107, 2010, [Online]. Available:
http://www04.abb.com/global/seitp/seitp202.nsf/c71c66c1f02e6575c125711f004660e6/d54672ac6e97a439c12577ce003d8d84/$file/vol.10.pdf.
[9] P. Gunoto and S. Sofyan, “Perancangan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya 100 Wp Untuk Penerangan Lampu di Ruang Selasar
Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulauan,” Sigma Tek., vol. 3, no. 2,
pp. 96–106, 2020, [Online]. Available:
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/sigmateknika/article/download/2754/pdf.
[10] C. I. Cahyadi, I. G. Agung, A. Mas, and D.
Kusyadi, “Efisiensi Recharger Baterai Pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” Edu
Elektr. J., vol. 9, no. 2, pp. 61–65, 2020.
[11] R. A. Rezkyanto, “Penentuan Kapasitas Sel
Surya Dan Baterai Terhadap Karakteristik Beban Listrik,” 2019.
[12] S. Saodah and S. R. I. Utami, “Perancangan
Sistem Grid Tie Inverter pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” vol. 7, no. 2,
pp. 339–350, 2019.
[13] T. Majaw, R. Deka, S. Roy, and B. Goswami,
“Solar Charge Controllers using MPPT and PWM: A Review,” ADBU J. Electr.
Electron. Eng., vol. 2, no. 1, pp. 1–4, 2018, [Online]. Available:
https://media.neliti.com/media/publications/287658-solar-charge-controllers-using-mppt-and-66d6c4aa.pdf.
[14] R. Muttaqin, “Analisa Performansi dan
Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Departemen Teknik Fisika
FTI-ITS,” p. 120, 2017, [Online]. Available:
http://repository.its.ac.id/47444/.
[15] B. Swarnakar and A. Datta, “Design and
Implementation of PWM Charge Controller and Solar Tracking System,” Int. J.
Sci. Res., vol. 5, no. 5, pp. 1214–1217, 2015, doi:
10.21275/v5i5.nov163566.
[16] C. Sundaygara, Bahan Ajar Media
Pembelajaran Percobaan Fisika Materi Listrik Magnet. Malang: Media Nusa Creative, 2018.
[17] SNI 03-6575-2201, “Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung,” 2001, Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
[18] Van. Harten, E. Setiawan. 1991. Instalasi
Listrik Arus Kuat Jilid II. Bandung:
Binacipta.
Copyright holder: Sariman*, Nazzilni Mardhiyati (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |