Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
11, November 2022
STRATEGI
KOMUNIKASI KARTU KREDIT BSI HASANAH CARD PT BANK SYARIAH INDONESIA TBK ERA
KENORMALAN BARU PANDEMI GLOBAL
Rita Nuraini, Fikri Wahyudi RM
Program Pasca Sarjana, Ilmu Komunikasi dan Bisnis LSPR
Kampus Sudirman Park Jl. K.H. Mas mansyur Kav. 35 Jakarta – Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
PT Bank Syariah
Indonesia Tbk (BSI) yang berdiri dimasa pandemi, berupaya dalam memberikan layanan
keuangan berbasis syariah. Produk layanan kartu kredit BSI Hasanah Card
merupakan saah satu jawaban atas tantangan kehidupan kenormalan baru dan
ancaman pandemi global. Bagaimana PT Bank Syariah Indonesia Tbk mampu menarget
sasaran penggunanya untuk mendukung gaya hidup halal melalui program layanan
yang diberikan. Penelitian ini akan membedah pola komunikasi yang terjadi pada
akun Instagram milik PT Bank Syariah Indonesia Tbk dengan menggunakan teori 5 W
yang diciptakan oleh Harold Laswell. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif. Melalui channel media
baru Instagram yang dipercaya PT Bank Syariah Indonesia Tbk, program layanan
ini diharapkan mampu mencapai target sasaran pengguna yang saat ini juga berada
dalam gelombang gaya hidup halal global.
Kata Kunci: Kartu Kredit BSI Hasanah
Card, Gaya Hidup Halal, Teori 5W Harold Laswell, Media Baru.
Abstract
PT Bank Syariah Indonesia Tbk
(BSI), which was established during the pandemic, strives to provide
sharia-based financial services. BSI Hasanah Card credit card service products
are one answer to the challenges of the new normal life and the threat of a
global pandemic. How PT Bank Syariah Indonesia Tbk is able to target its target
users to support the halal lifestyle through the service programs provided. This research
will dissect the communication patterns that occur on the Instagram account
owned by PT Bank Syariah Indonesia Tbk using the 5 W theory created by Harold
Laswell. The research method used is qualitative. Through the new Instagram media channel
trusted by PT Bank Syariah Indonesia Tbk, this service program is expected to
be able to achieve the target user target which is currently also in the wave
of the global halal lifestyle.
Keywords: BSI Hasanah Card Credit Card,
Halal Lifestyle, Harold Laswell 5W Theory, New Media.
Pendahuluan
Di tengah
masa pandemi, terdapat tiga bank Syariah milik anak perusahaan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang melakukan merger atau penggabungan. Ketiga bank tersebut yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRI
Syariah Tbk, yang kemudian
bergabung dan berganti nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Penggabungan ketiga bank tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan potensi
keuangan dan ekonomi syariah Indonesia yang besar (Kertamukti,
2015). Pasalnya Indonesia merupakan negara dengan
mayoritas penduduk muslim. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan
2019 oleh OJK menunjukkan indeks literasi keuangan syariah nasional masih
tergolong rendah, yaitu baru mencapai 8,93 persen. Hal ini yang menjadi salah
satu latar belakang ketigan bank syariah besar di Indonesia itu merger atau
bergabung. K.H. Ma’ruf Amien, Wakil Presiden Republik
Indonesia telah meresmikan berdirinya PT. Bank Syariah Indonesia Tbk pada tanggal 1 Februari 2021 secara legal. Namun,
proses perpindahan operasional perbankan dari rekening nasabah masing-masing
legacy menjadi sistem yang baru, dalam hal ini disebut dengan migrasi, berjalan
secara bertahap hingga 1 November 2021.
Seiring dengan
terjadinya proses merger tiga bank berbasis syariah tersebut, tragedi
wabah global pandemic Covid-19 juga mengalami peningkatan. Dampaknya kesadaran
akan gaya hidup halal di seluruh penjuru dunia pun meningkat. Menurut Sapta
Nirwandar, gaya hidup halal yang mengedepankan kebersihan, kesehatan, dan
keindahan (Sapta Nirwandar, KNEKS, Insight, 2020). Hal ini diamini oleh Prof.
Irwandi Jaswir yang menyatakan bahwa Industri dan gaya hidup halal dapat
mendorong kebangkitan perekonomian nasional pada saat dan paska pandemi
COVID-19 (Kountur,
2008). Bahkan, World Health Organization (WHO) setelah merebaknya pandemi
COVID-19 di dunia merekomendasikan penerapan gaya hidup sehat dan bersih, pola
makan baik, dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit. Salah satu
jaminan konsumen untuk perolehan produk sehat, sehat dan bersih adalah merek
Halal (Insight KNEKS, 2020)
Menjawab peluang tersebut, Bank Syariah
Indonesia memformulasikan salah satu layanan program perbankannya dengan salah
satu layanan produk kartu kredit berbasis syariah, bernama BSI Hasanah Card. BSI
Hasanah Card merupakan kartu yang diterbitkan oleh PT. Bank Syariah Indonesia
Tbk yang digunakan sebagai alat pembayaran untuk transaksi dan berfungsi
sebagai kartu kredit namun berdasarkan prinsip Syariah.
Berdasarkan data diperoleh dari Worlds
Top 10 Credit Card Issues bahwa bank penerbit kartu kredit di Indonesia adalah
BCA sebanyak 4,8 juta, CIMB Niaga menerbitkan 2,5 juta kartu, Mandiri
menerbitkan 2,4 juta kartu, BNI menerbitkan 2,3 juta kartu , BRI menerbitkan
2.1 juta kartu, Mega menerbitkan 1,8 juta kartu, Citibank menerbitkan 1,2 juta
kartu, Permata menerbitkan 0,90 juta kartu, DBS menerbitkan 0,75 juta kartu dan
Maybank menerbitkan 0,75 juta kartu (cnbc.com April 2021).
Di Indonesia sendiri, pertumbuhan kartu
kredit Syariah hanya dilakukan oleh dua pemain yang direkomendasikan oleh
Majelis Ulama Indonesia, yaitu BSI Hasanah Card dan CIMB Niaga MasterCard
Syariah Gold (Kartu Kredit Syariah, Lifepal.co.od, Januari 2021). Jumlah Kartu BSI
Hasanah Card tahun 2020 adalah 351.253 kartu, sementara untuk kartu CIMB Niaga
Mastercard Syariah Gold berjumlah 597.407 kartu. Berdasarkan data tersebut,
potensi penetrasi kartu Kredit Syariah masih cukup tinggi mengingat sebesar
87,2% atau 277 juta penduduk Indonesia adalah mayoritas muslim.
Merujuk pada data diperoleh dari
Laporan Bank Indonesia Juni 2021, jumlah Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
(APMK) berupa penggunaan kartu kredit di dunia periode 2018–2021 mengalami
pertumbuhan sebesar 3%. Namun demikian, di Indonesia, angka penggunaan kartu
kredit mengalami penurunan sebesar -1,38%. Menarik untuk lebih dalam diketahui, dari data tersebut, ternyata
layanan kartu kredit BSI Hasanah Card di periode tahun 2020- 2021 justru
mengalami pertumbuhan positif sebesar 15,19%. Tercatat di tahun 2020 terdapat
321,2 ribu pengguna di tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 429.9 ribu
pengguna kartu kredit BSI Hasanah Card.
Berdasarkan pada data dan kondisi tersebut,
maka penulis mencoba untuk memahami strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Bank Syariah Indonesia yang mampu menawarkan produk perbankan berupa kartu
kredit Syariah kepada khalayak di era pandemic saat ini, dengan peningkatan
jumlah pengguna yang signifikan.
Untuk itu karya
tulis ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian berupa, bagaimana Bank
Syariah Indonesia mengkomunikasikan pesan-layanan produk kartu BSI Hasanah Card?
Sehingga pengguna kartu kredit ini setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah
pengguna. Penelitian dilakukan dengan teori komunikasi persuasi, berdasarkan
Teori Lasswell akan melandasi penelitian komunikasi yang dilakukan oleh PT Bank
Syariah Indonesia, Tbk. Untuk selanjutnya diharapkan komunikasi persuasif ini
juga dapat meningkatkan literasi perbankan berbasis Syariah yang sekaligus
dapat mendukung perkembangan gaya hidup halal di negara mayoritas berpenduduk
muslim.
Kerangka Teori
Media Baru atau New
Media adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi yang berbagi ciri yang
sama dimana selain baru dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediaannya
yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi. Ciri utama media
baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu
sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang
beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana
(McQuail, 2011). Maka, dapat diartikan bahwa media baru merupakan sebuah
perangkat digital berbasis internet yang dapat memudahkan untuk berkomunikasi
antar sesama. Saling menyapa, bertukar pikiran dan pendapat.
Dalam proses
komunikasi media baru, sebagaimana dalam penelitian berjudul Analysis of new
media communication based on Laswell’s “5W” model, yang menguraikan
bagaimana kelima elemen ini berkembang dengan karakteristiknya masing-masing.
Gambar 1. Proses Komunikasi Media Baru
Sumber : Wenxiu, P. (2015). Analysis of new media
communication based on Lasswell’s “5W” model. Journal of Educational and Social
Research, 5(3), 245
Pertama, komunikator
menjadi lebih beragam, organisasi atau individu, siapa pun dapat menjadi
pengirim informasi. Kedua, informasi menjadi masif dan multimedia, teks, gambar,
audio, video, animasi, dll dapat dilihat di mana-mana. Ketiga, media menjadi
lebih interaktif yang merupakan karakteristik terpenting dengan perkembangan
teknologi media baru. Keempat, audiens menjadi lebih personal, menunjukkan
lebih banyak partisipasi dan inisiatif. Selain itu, efek komunikasi disajikan
dengan cepat, dan pada saat yang sama, lebih cerdas untuk mengevaluasinya. Hal
ini membuktikan bagaimana teori Laswell dapat beradaptasi dengan keberadaan
media baru (Wenxiu,
2015).
Salah satu media
baru yang sering digunakan saat ini adalah media sosial. Selain bisa untuk
berkomunikasi satu sama lain, di media sosial pengguna dapat membuat jaringan
pertemanan, serta dapat memproduksi konten sendiri. Sebagaimana yang dikatakan
oleh Rully Nasrullah dalam bukunya bahwa media sosial adalah medium di internet
yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi,
bekerja sama, berbagi berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan
sosial secara virtual (Nasrullah, 2017).
Media sosial
memiliki banyak jenis sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Sebagaimana yang
dikatakan oleh menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial:
1. Proyek kolaborasi
Website
mengizinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten –
konten yang ada di website ini. Contohnya wikipedia.
2. Blog dan
microblog
User
lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun
mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya: Twitter, Blogspot, Tumblr, Path dan
lain-lain.
3. Konten
Para
user dari pengguna website ini saling meng-share konten–konten media,
baik seperti video, ebook, gambar dan lain-lain. Contohnya Youtube.
4. Situs
jejaring social
Aplikasi
yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi
pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa
seperti foto-foto. Contoh: Facebook, Path, Instagram dan lain-lain.
5. Virtual
game world
Dunia
virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D, di mana user bisa muncul dalam
bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain
selayaknya di dunia nyata. Contoh: game online.
6. Virtual
social world.
Dunia
virtual yang di mana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti
virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World
lebih bebas, dan lebih kearah kehidupan. Contoh: second life.
Salah satu media
sosial yang digunakan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk dalam
mengkomunikasikan program dan layanan BSI Hasanah Card untuk medukung gaya
hidup halal yaitu Instagram. Dalam situs resmi media sosial Instagram.com
dikatakan bahwa Instagram adalah sebuah cara yang cepat, indah, dan
menyenangkan untuk berbagi kehidupan Anda dengan teman dan keluarga. Ambil foto
atau video, pilih filter untuk mengubah tampilan dan rasanya, kemudian kirim ke
Instagram — semudah itu. Anda bahkan bisa berbagi ke Facebook, Twitter, Tumblr
dan lainnya. Ini adalah cara baru untuk melihat dunia. Dalam kata lain Instaram
merupakan sebuah platform digital yang dapat digunakan untuk berbagi informasi
melalui konten visual berupa foto, video, dan sebagianya dalam waktu cepat.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif, di mana menurut Bogdan
dan Taylor dalam bukunya menyebutkan bahwa metodologi
kualitatif adalah suatu prosedur
penelitian yang dihasilkan
data deskriptif berupa
kata-kata atau lisan
dari orang-orang atau
perilaku yang diamati (Moleong,
2001). Dalam hal ini peneliti akan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan penerapan pola komunikasi Laswell
dalam strategi komunikasi persuasi BSI terhadap produk BSI Hasanah Card, dengan
data-data yang dikumpulkan. Data tersebut akan peneliti uraikan sesuai dengan
model komunikasi Lasswell dimana proses komunikasi dibagi ke dalam lima bagian.
Bagian-bagian dimaksud tersebut merupakan: who yang menyajikan
siapa yang menjadi komunikator, what merupakan isi atau informasi apa
yang diberikan, melalui pilihan saluran media media yang dapat menarget audiens
tertentu dengan tujuan menghasilkan efek (Rogers,
1994)
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
menggunakan sumber data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kemudian dianalisa.
Data yang digunakan dalam riset pemasaran bersumber dari data sekunder dan data
primer. Data sekunder adalah data yang bersumber dari laporan yang telah dibuat
pihak lain dan masih dapat digunakan untuk penelitian yang lain. Data primer
adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumbernya (Wenxiu,
2015).
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil
analisa, komunikasi persuasi yang dilakukan oleh Bank Syariah Indonesia
menerapkan prinsip teori "Who (says) What (in) Which Channel (to) Whom (with)
What Effect", atau
dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan dalam
satu frasa kalimat “ Siapa bicara apa di channel mana kepada siapa
menghasilkan efek apa (Rogers,
1994).
Dalam hal ini, PT Bank Syariah
Indonesia Tbk yang kemudian disingkat menjadi BSI berlaku sebagai komunikator.
(Hafied,
2011) Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. BSI
bertindak sebagai instansi/perusahaan yang mengirimkan informasi. Maka, dapat
dikatakan bahwa dalam unsur “who (says)” adalah BSI. Dalam
struktur organisasi perusahaan, BSI memiliki satu unit kerja yang bertanggung
jawab atas pengelolaan pesan informasi dan media komunikasi yaitu Unit Corporate
Secretary and Communication Group (Corsec). Dalam hal ini, Corsec memiliki peran
penting terhadap pengelolaan pesan komunikasi yang ingin dikomunikasikan kepada
publik. Komunikator berperan sebagai
pelaku utama dalam proses komunikasi. Untuk itu seorang komunikator harus
terampil dalam berkomunikasi, dan juga kaya akan ide serta penuh daya
kreativitas (Hafied,
2011).
Proses komunikasi berjalan dengan
adanya pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator. Dalam hal ini, BSI
memiliki informasi terhadap produk yang dapat mendukung gaya hidup halal yaitu
BSI Hasanah Card. BSI Hasanah Card merupakan
kartu yang diterbitkan oleh PT Bank Syariah Indonesia, tbk yang digunakan
sebagai alat pembayaran untuk transaksi dan berfungsi seperti kartu kredit
namun berdasarkan prinsip syariah yakni akad Kafalah (penjaminan), Qard
(pemberi pinjaman) & Ijarah (imbal jasa). Perbedaan antara kartu kredit
syariah dengan kartu kredit bank konvensional yaitu: tidak ada sistem bunga,
artinya pengguna kartu hanya bayar sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.
Selanjutnya BSI Hasanah Card tidak mengenakan denda keterlambatan, hanya saja
terdapat biaya pemeliharaan kartu yang dapat dibebankan oleh pengguna di setiap
tahunnya dan biaya tersebut sudah disebutkan diawal sesuai dengan jenis kartu
yang dimiliki oleh pengguna. Selanjutnya, penggunaan BSI Hasanah Card dibatasi
pada merchant-merchant yang halal. Artinya, BSI Hasanah Card tidak dapat
digunakan pada merchant non-halal. Selanjutnya, BSI Hasanah Card
memiliki fitur smart shodaqoh dimana pengguna kartu tetap dapat bersedekah
secara rutin dengan menggunakan BSI Hasanah Card. Dari perbedaan tersebut, BSI
memiliki pesan komunikasi berupa menggunakan BSI Hasanah Card itu aman dan
nyaman. Dalam hal ini, informasi yang disampaikan merupakan penerapan
dari unsur “what (to)” pada pola komunikasi Laswell.
Menurut Belch (2001) beberapa tipe daya
tarik iklan yang dapat dikategorikan sebagai memiliki daya tarik rasional yaitu
iklan-iklan yang menekankan pada aspek: atribut (fokus terhadap sifat atau
kualitas tertentu yang dimiliki suati barang dan jasa), keuntungan kompetitif
(membandingkan baik secara langsung maupun tidak dengan produk pesaingnya), harga
yang menguntungkan (pengumuman promosi penjualan atau penawaran khusus), berita
(menggunakan berita atau pengumuman di media massa), serta popularitas produk
(menggunakan sejumlah tokoh atau ahli yang menggunakan produk). (Morrisan,
2015)
Di tengah penurunan penggunaan kartu
kredit global, BSI secara konsisten menyampaikan pesan keunggulan produk BSI
Hasanah Card melalui channel media sosial Instagram. Saat ini,
BSI memiliki dua akun Instagram resmi yang terverifikasi dengan fungsi sebagai
berikut: @banksyariahindonesia berfungsi sebagai media komunikasi informasi
seputar korporat, dan @lifewithbsi berfungsi sebagai media promosi produk dan
layanan. Dari kedua akun tersebut, BSI lebih aktif untuk memberikan informasi
mengenai produk BSI Hasanah Card pada akun Instagram @lifewithbsi. Agar mudah
dipahami oleh khalayak, BSI mengemas pesan informasi tersebut dengan beberapa
format seperti image statis dan video motion graphics. Berikut adalah contoh
pesan informasi mengenai BSI Hasanah Card yang disampaikan melalui akun media
sosial @lifewithbsi:
Sumber : Instagram akun @lifewithbsi, 07 November
2021
Berdasarkan konten di atas, BSI menyampaikan pesan
informasi mengenai perbedaan antara kartu kredit syariah dengan kartu kredit
konvensional serta informasi cara pembayaran tagihan BSI Hasanah Card. Hal ini
sesuai dalam penerapan pola komunikasi pada unsur “in which channel (media)”
dimana BSI menggunakan media Instagram dalam menyampaikan pesan informasi
menganai BSI Hasanah Card.
Proses komunikasi terjadi jika ada penerima pesan,
dalam hal ini adalah target market dari BSI Hasanah Card itu sendiri.
Sebagaimana yang dikatakan oleh (Kertamukti, 2015) Targetting adalah
persoalan memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar seberapa besar pasar yang
menjadi fokus pemasaran. BSI Hasanah Card memiliki target market berupa
milenial yang sudah memiliki penghasilan tetap seperti ASN, pegawai BUMN,
pegawai swasta, maupun nasabah BSI itu sendiri. Namun, dalam penerapan unsur “to
whom (audience)” pesan informasi yang disampaikan oleh BSI ditujukan untuk
seluruh pengikut (baik itu nasabah maupun non-nasabah) dari akun @lifewithbsi
yang saat ini berjumlah total 190.013 followers (data per tanggal 07
November 2021, pukul 17.16 WIB).
Pada model komunikasi yang dikemukakan oleh Laswell, adanya efek yang dihasilkan
dari proses komunikasi yang dilakukan komunikator dalam menyampaikan pesannya. (Yuniarti,
2015) pengirim pesan penting untuk memperoleh umpan balik sesegera dan
seakurat mungkin karena melalui umpan balik, pengirim dapat menentukan apakah
dan seberapa baik pesan telah diterima. Dalam hal ini, respon dari para
followers akun Instagram @lifewithbsi ini terhadap konten yang menyampaikan
pesan informasi mengenai BSI Hasanah Card merupakan penerapan unsur “with
what effect (effect)”. Berikut adalah kompilasi beberapa respon yang
dihasilkan oleh followers tersebut:
Gambar 2. Respon Followers
Sumber: Instagram akun @lifewithbsi, November 2021
Hal ini menggambarkan bahwa pesan
informasi yang disampaikan dapat diterima dengan positif. Dapat dilihat dari
beberapa komentar dari followers yang bertanya mengenai cara daftar,
ketentuan untuk memiliki BSI Hasanah Card. Hal ini. menunjukkan adanya
ketertarikan dari followers untuk memiliki BSI Hasanah Card. Seperti yang
disampaikan oleh tim Hasanah Card dari BSI bahwa terdapat peningkatan layanan
kartu kredit Bank Syariah, di periode tahun 2020- 2021 mengalami pertumbuhan
positif sebesar 15,19%. Tercatat di tahun 2020 terdapat 321,2 ribu pengguna di
tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 429.9 ribu pengguna BSI Hasanah Card.
Kesimpulan
Berdasarkan riset analisa yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa
penerapan model komunikasi Laswell dalam strategi komunikasi persuasi Bank
Syariah Indonesia untuk menyampaikan pesan mengenai produk BSI Hasanah Card
sebagai bentuk dukungan gaya hidup halal, dinilai efektif karena dari data
respon yang dihasilkan oleh followers akun @lifewithbsi memberikan
dampak positif terhadap komunikasi tersebut. Hal ini juga dibuktikan dengan
adanya peningkatan pengguna BSI Hasanah Card. BSI menyampaikan pesan keunggulan
layanan produk kartu kredit syariah nya di Indonesia di tengah penurunan
pengguna kartu kredit global. Hal ini sejalan dengan sejalan dengan gelombang
gaya hidup halal (Ringkasan Eksekutif, n.d.).
Jika dilihat dari respon followers yang memberikan respon berupa
komentar, diperlukan minformasi lebih mengenai persyaratan, cara pengajuan,
kemudian hal-hal lebih detail lagi mengenai BSI Hasanah Card sehingga followers
bida mendapatkan informasi lengkap di media Instagram @lifewithbsi.
Jika dilihat dalam perspektif global, Meskipun prospek kartu kredit
dunia di masa depan dinilai akan mengalami perubahan. Hal ini terdorong oleh Kondisi
pandemis yang mempercepat shifting pergeseran perilaku konsumen dari
transaksi tradisional menuju transaksi digital. Jual beji yang dilakukan secara
konvensional dengan transaksi tradisional bergeser menjadi jual beli e-commerce,
dimana belanja dapat dilakukan secara on-line dan lintas negara. Dipediksi e-commerce
akan menjadi sektor yang sangat menjanjikan di masa mendatang. Hingga tahun
2023 Indonesia dan India masih mendominasi pembayaran transaksi belanja onine.
Kondisi tersebut menggambarkan dominasi pembayaran di masa depan adalah
perpaduan antara kartu kredit menjadi opsi pembayaran dengan digital wallet,yang
merupakan kombinasi antara pembayaran debet dan pembayaran kredit secara
digital. Masih ada peluang untuk BSI Hasanah Card dalam menjalankan bisnisnya
dan tentunya dengan dibantu pendekatan komunikasi yang tepat kepada audience.
Hafied,
C. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Google Scholar.
Kertamukti, R. (2015). Strategi
kreatif dalam periklanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Google Scholar.
Kountur, R. (2008). Buku_Mengusai
Riset Pemasaran_Cara Mudah & Praktis_Ronny Kountur. Google Scholar.
Moleong, L. J. (2001). Metodologi
Penelitian Kualitatif (p. 113). PT Remaja Rosdakarya. Google Scholar.
Morrisan, M. A. (2015). Periklanan
komunikasi pemasaran terpadu. Kencana. Google Scholar.
Rogers, E. M. (1994). History of
communication study. Free Press New York. Google Scholar.
Wenxiu, P. (2015). Analysis of new
media communication based on Lasswell’s “5W” model. Journal of Educational
and Social Research, 5(3), 245. Google Scholar.
Yuniarti, V. S. (2015). Perilaku
Konsumen: Teori dan Praktik. Google Scholar.
Copyright holder: Rita Nuraini, Fikri
Wahyudi RM (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |